Anda di halaman 1dari 46

RESUME UJIAN

Nn. K DENGAN DIAGNOSA DISMENORE


DI JL SENDANG UTARA III NO. 29 GEMAH
SEMARANG TIMUR

SANTI WIDIYANTI RAMADANI S.Kep


2008076

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI NERS
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2020
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
a. Identitas klien
Nama : Nn. K
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl Sendang Utara III No. 29 Gemah Pedurungan

b. Identitas penannggung jawab


Nama : Ny. D
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 Guru PAUD
Pekerjaan : Guru PAUD
Alamat : Jl Sendang Utara III No. 29 Gemah Pedurungan
Hub dgn klien : Ibu kandung

2. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan utama:
Pasien mengatakan nyeri haid 3 hari yang lalu sejak datang bulan hari pertama
2. Riwayat kesehatan sekarang:
Pasien mengeluh nyeri abdomen bagian bawah pada saat menstruasi hari
pertama sampai ketiga, pasien mengeluh lemas dan tidak bisa melakukan
aktivitas sehari-hari.
3. Riwayat kesehatan masa lalu:
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat seperti ini sebelumnya
4. Riwayat kesehatan keluarga:
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti sekarang

5. Riwayat reproduksi:
a. Riwayat haid:
Menarche: umur 13 tahun
sikus haid: teratur
Durasi haid: 7 hari
keluhan haid: nyeri dibagian bawah abdomen
. Riwayat Obsetri

AnakKe Kehamilan Persalinan Ana


No Tahun Umur k
Penyulit Jenis Penolong Penyulit Jenis BB PJ

Kehamilan Klmn

6.Riwayat Keluarga Berencana

7. Pengkajian Pola Fungsional Gordon


a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:

Pasien mengatakan bahwa ia sering merasakan nyeri pada saat haid hari1-3.
Pasien belum mengetahui kenapa dia bisa mengalami nyeri saat haid.

Sesudah sakit:

Setelah sakit pasien mengatakan cara dia memelihara kesehatannya dengan


cara mengikuti semua intruksi yang telah diberikan oleh dokter untuk
mencapai kesembuhan
b. Pola nutrisi
a. Pola makan sebelum sakit
Pasien mengatakan makan sebanyak 3x/hari.
Sesudah sakit : pasien mengatakan makan sebanyak 1x/hari.
b. Sebelum sakit :Pasien mengatakan tidak mengetahui makanan apa yang
mempengaruhi keadaan sakit saat ini.
c. Sesudah sakit: Pasien mengatakan mengetahui makan apa saja yang
mempengaruhi keadaan saat sakit.
d. Sebelum sakit :Pasien mengatakan suka makanan yang pedas
e. Sesudah sakit :Pasien hanya mengkomsumsi makanan yang rendah garam
dan buah buahan
f. Sebelom sakit : Pasien mengatakan tidak melakukan diet.
Sesudah Sakit : Pasien mengatakan sudah melakukan diet.
g. Sebelum sakit : pasien tidak mengkomsumsi obat warung dan jamu
Sesudah sakit :Pasien mengatakan mengkomsumsi obat warung dan jamu
h. Sebelum sakit : Pasien tidak mengalami masalah dalam gangguan
menelan.
Sesudah sakit : pasien mengatakan tidak ada gangguan menelan
i. Pengkajian IMT-BB ideal
BB: 56 kg
TB: 163 cm
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit: pasien mengatakan sehari sekali bab
Sesudah sakit: Pasien mengatakan belum BAB
d. Pola aktifitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan: pasien biasanya menjalani kuliah daring dikamar
Waktu bekerja: 1-2 jam
Olahraga: ( ya)
Jenisnya: senam, yoga
Frekuensi: 2-3x seminggu
Kegiatan waktu luang: -
Keluhan dalam aktifitas: -
e. Pola persepsi dan kognitif
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan penyakit apapun.
Selama sakit:
Saat pengkajian pasien nmengatakan sudah mengetahu penyakit yang
dideritanya dan pasien belum mengetahui cara mengatasi rasa nyeri.
f. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan dapat tertidur lelap selama kurang ebih6-8jam dalam
sehari Pasien memiliki kebiasaan tidur siang
Selama sakit:
Saat pengkajian pasien mengatakan pada malam hari sulit tidur karena
merasakan nyeri. Pasien hanya tidur 5 jam.
g. Pola persepsi diri dan kognitif
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan dirinya terliha sehat
Selama sakit:
Saat pengkajian pasien mengatakanakan melakukan pemeliharaan agar
penyakitnya tidak kambuh lagi
h. Pola hubungan sosial
Sebelum sakit:
Pasien mampu bersosialisasi dengan baik dilingkungan rumahnya maupun
dilingkungan sekolahnya
Selama sakit:
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada kendala untuk bersosialisasi
walaupun berada dirumah sakit
i. Pola seksual dan reproduksi
Sebelum sakit:
Pasien belum pernah melakukan pola seksual dan reproduksi
Selama sakit:
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak pernah melakukan pola seksual dan
reproduksi
j. Persepsi diri dan konsep diri
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan dirinya terlihat sehat
Selama sakit:
Saat pengkajian pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan dapat melakukan
aktivitas sehari-hari tanpa merasakan keluhan saat beraktivitas
k. Pola Mekanisme Koping
Ibu pasien mengatakan pasien selalu terbuka dan komunikatif saat merasakan
keluhan yang pasien rasakan.
l. Pola nilai dan kepercayaan/agama
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan selalu melaksanakan ibadah
Selama sakit:

Saat pengkajian pasien mengatakan tetap ibadah walaupun nyeri di rasakan


sewaktu-waktu.

8. Pemeriksaan fisik
a.Kesadaran

Pengkajian GCS : E4, M5, V6

Tingkat kesadaran: Compos Mentis

b. Tekanan Darah :120/90mmhg


c. Nadi :88x/menit
d. Pernafasan : 22x/menit
e. Suhutubuh : 36,6oC
f. BB : 56 kg
TB :163 cm
g. Kepala
 Bentuk : bulat
 Rambut: hitam
 Warna: Hitam
 Kebersihan: Bersih
 Rontok : sedikit rontok
 Ketombe: Tidak ada ketombe
h. .Mata
 Kemampuan penglihatan : minus 2,5 kanan kiri
 Alat bantu: pasien menggunakan alat bantu kacamata
i. Hidung
Bersih, tidak terdapat secret, tidak ada perdarahan(epitaskisis), tidak ada
polip dan tidak terpasang oksigen
j. Telinga
Mulut Simetris, pendengaranya normal, tidak menggunakan alat bantu
dengar, pendengaranya normal, dan tidak nampak serumen
k. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
l. Dada
Jantung
Inspeksi: Simetris, ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Tidak teraba nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung Lup Dup
Paru paru
Inspeksi: Bentuk dada simetris
Palpasi:Tidak teraba nyeri tekan
Perkusi: Sonor
Auskultasi: Vesikuler
m. Perut
Inspeksi: Simetri
Auskultasi: Bising usus 14x/menit
Perkusi: Tympani
Palpasi: Terdapat nyeri tekan
n. Genitalia
Bersih, tidak terdapat luka dan tanda infeksi, tidak terpasang kateter
o. Ekstrimitas
Kulit bersih, warna kulit putih, turgor kulit baik, tidak terdapat edema,

tidak terpasang infus, Capilarry refill normal tidak menggunakan alat

bantu jalan kekuatan otot 5/5

p. Kulit
Warna kulit putih bersih, tidak terdapat luka
q. Data Penungjang :-
r. Program Therapi
Hanya membeli obat di warung dan meminum jamu
s. Diit :-

B. ANALISADATA

TGL/JAM Data Fokus Problem Etiologi TTD


11-03- DS:Pasien Nyeri akut Agen pencedera fisik
2021 mengatakan nyeri (SDKI :D0077) santi
dibagian perut
P : pasien
mengatakan nyeri
disebabkan karena
disminore
Q : nyeri seperti
tertimpa beban
berat
R : nyeri di bagian
perut
S : skala nyeri 5
T : Pasien
memegang perut
untuk mengurangi
nyeri.
DO: Pasien
tampak gelisah
TD:120/90mmhg
N:88 x/menit
S : 36,60C
RR:22x/menit
11-03- DS: Pasien Ansietas Kurangnya
2021 mengatakan (SDKI :D.0080) terpaparnya
bingung dengan informasi
penyebab penyakit santi
yang dirasakannya
DO: Pasien
tampak gelisah

C. DIAGNOSAKEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya terpaparnya informasi

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/jam Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Planning TTD
Keperawatan
11-03-2021 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
berhubungan tindakan keperawatan -Observasi ttv
dengan agen selama 3x 24 jam - lokasi,
pencedera fisik diharapkan nyeri dapat karakteristik durasi
berkurang dengan KH: frekuensi kualitas,
1. TTV dalam normal skala dan
2. Mengetahui faktor intensitas.
penyebab nyeri -Memberikan
3. Mampu Kompres Hangat
menggunakan - mengajari cara
terapi kompres membuat rebusan santi
hangat minuman jahe serai
4. Mengonsumsi
rebusan kunyit
asam
11-03-2021 Ansietas Setelah dilakukan -Jelaskan penyebab
Berhubungan tindakan keperawatan ansietas
dengan selama 3x 24 jam -Berikan
kurangnya diharapkan Ansietas penyuluhan tentang
terpaparnya berhubungan dengan ansietas
informasi terpaparnya informasi -Ajarkan teknik santi
dapat berkurang dengan non-farmakologis
KH: (relaksasi nafas
1.Dapat menyebutkan dalam)
tanda dan gejalaansietas
2. Mampu menggunakan
teknik non-
farmakologis(relaksasi
nafas dalam)

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/ Jam Diagnosa Implementasi Respon TTD


Keperawatan
11-03- Nyeri akut -Mengobservasi TTV DS: Pasien mengatakan
2021 bersedia
DO: TD: 120/90 mmhg santi
N: 88x/menit
RR:22x/menit
S: 36,60C
-Mengkaji Skala Nyeri DS: Pasien mengatkan
nyeri dibagian Perut
P: Nyeri diakibatkan
karena dismenore santi
Q: Nyeri seperti
ditimpa beban berat
R: nyeri dikepala
S: skala nyeri 5
T: pasien memegangi
perut untuk mengurangi
nyeri
Do: Pasien tampak
meringis menahan
nyeri.

- memberikan rebusan DS: pasien mengatakan


minuman jahe serai bersedia
Do: pasien tampak
kooperatif
11-03- Ansietas Mengajarkan teknik Ds: Pasien mengatakan
2021 berhubungan relaksasi nafas dalam bersedia
dengan Do: Pasien mampu
terpaparnya mengikuti relaksasi
informasi nafas dalam

F. EVALUASI

Tgl / jam Diagnosa kep Evaluasi TTD


11-03- Nyeri akut b/d S: pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
2021 agen p: Nyeri diakibatkan karena haid
pencedara fisik Q: Nyeri seperti ditimpa beban berat
R: nyeri diperut
S: skala nyeri 5 santi
T: pasien memegan perut untuk mengurangi nyeri
O: pasien tampak meringis menahan nyeri
Td: 120/90 mmhg
N: 88x/menit
RR: 22x/menit
S:36,6 C
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-mengkaji ulang ttv
-memberikan rebusan jahe serai
-Mengajarkan kompres hangat

Ansietas S: pasien mengatakan bingung penyebab nyeri


berhuungan O:pasien tampak gelisah
dengan A: masalah belum teratasi santi
terpaparnya P: Lanjutkan intervensi
informasi -mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
-memberikan penkes/menjelaskan tentang ansietas
DOKUMENTASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Masalah : Nyeri/ dismenore pada saat haid


Sub Pokok Bahasan : Dismenore
Sasaran : Nn. K
Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 11 Maret 2021
Waktu : 10 menit
Penyuluh : Santi Widiyanti Ramadani
Tempat : Rumah Keluarga Nn. K

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan penyuluhan tentang Diharapkan remaja mampu
mengenal dan memahami tentang dismenore dan dapat melakukan perawatan terhdap
dirinya yang mengalami dismenore.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 10 menit Nn. R mampu
menjelaskan:

 Menyebutkan arti dari Dismenore.


 Menyebutkan Penyebab
 Memahami pengobatan tradisioanl untuk mengatasi dismenore
B. Materi Penyuluhan
 Pengertian dari dismenore
 Penyebab dismenore
 Bagaimana cara pengobatan tradisional untuk dismenore
C. Kegiatan Pembelajaran
1. Metode : Ceramah dan tanya jawab
2. Strategi Proses Belajar Mengajar
Penyuluh Nn. K waktu

Pembukaan 3 menit
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam serta
2. Memperkenalkan diri menyambut dengan baik
3. Menjelaskan maksud dan tujuan 2. Memperhatikan
3. Menyimak penjelasan
dengan baik
Kegiatan inti 5 menit
1. Mengkaji pengetahuan Nn. K 1. Nn. K menjawab beberapa
tentang materi yang akan pertanyaan
disampaikan 2. Menyimak penjelasan
2. Menjelaskan tentang Dismenore materi yang disampaikan
3. Memberikan kesempatan bagi penyuluh
Nn. K untuk bertanya 3. Mengajukan beberapa
4. Menjawab pernyataan dengan pertanyaan
cukup spesifik 4. Mendengarkan jawaban

1. Memberikan pertanyaan dan 2. Menjawab pertanyaan menit


reinforcement positif.

Penutup 2 menit
1. Bersama-sama Nn. K 1. Menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil pembahasan pembahasan bersama
2. Memotivasi Nn. K untuk penyuluh
mengontrol nyeri dengan 2. Nn. K termotivasi untuk
pemberian minuman kunyit asam melakukan pemberian
3. Salam penutup kunyit asam saat klien
merasa nyeri pada saat haid
3. Menjawab salam

D. Media
1. Media : bahan – bahan langsung
2. Sumber : Dewi Pujiana, 2019. “Efektifitas Konsumsi Air Rebusan Jahe
Merah Terhadap Intensitas Disminorea Primer Pada Mahasiswi”.
E. Evaluasi
1. Prosedur : Post test
2. Bentuk : Lian
3. Butir Soal :
a. Peserta mengerti apa pengertian dismenore
b. Peserta dapat memehami penyebab
c. Peserta dapat memahami obat tradisional saat dismenore yaitu minuman jahe
serai
LAMPIRAN

MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Dismenore
Dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai dapat mengganggu aktifitas
sehari – hari. Dismenore atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang
paling sering menyebabkan wanita - wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi
dan pengobatan. Karena gangguan ini sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya .

2. Tanda dan Gejala Dismenore


a. Dismenore primer
 Usia lebih muda
 Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
 Sering pada nulipara
 Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
 Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama,kedua
haid
 Tidak dijumpai keadaan patalogik pelvik
 Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
b. Dismenore sekunder
 Usia lebih tua
 Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur
 Nyeri terus7menerus dan tumpul
 Tidak berhubungan dengan adanya o*ulasi
 Terdapat kelainan pelvik
3. Obat tradisional Dismenore

a. jahe segar 65 gr
b. 3 batang serai segar ( memarkan )
c. 3 sendok makan gula pasir
d. 60 gr gula merah ( disisir halus )
e. air secukupnya

4. Cara pengolahannya

a. Kupas kulit jahe lalu dicuci dengan air sampai bersih tiriskan
b. Setelah jahe sudah bersih kemudian dimemarkan dengan cara digeprek
c. Rebus air sampai mendidih diatas api sedang lalu masukkan jahe dan sereh
yang sudah dimemarkan
d. Tunggu beberapa menit sambil sedikit diaduk hingga tercium aroma harum
e. Tambahkan gula pasir dan gula merah sambil terus diaduk sampai gula larut
f. Masak lagi sebentar lalu matikan apinya dan diamkan sampai hangat
g. Tuang rebusan jahe sereh kedalam gelas saji sambil disaring
h. Wedang jahe sereh hangat siap dinikmati

5. Peraturan minum
a. Untuk wanita dewasa yang sedang datang bulan 1x sehari 1 gelas tidak
boleh lebih dari satu minggu

b. Untuk menjaga kesehatan diminum 1 minggu sekali 1 gelas


6. Khasiat jamu wedang jahe sereh
a. Jahe dapat menurunkan kadar kolesterol
b. Jahe mengandung zat dapat membantu mencegah kanker
c. Jahe dapat meringankan nyeri haid
d. Jahe bermanfaat untuk redakan flu dan demam.
7. Peringatan
a. Bagi yang mempunyai penyakit kandung kemih dilarang minum jamu ini
b. Balita tidak disarankan meminumnya dikarenakan jamu ini termasuk jamu
keras
c. Meminumnya juga tidak boleh berlebihan
LAMPIRAN JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN JAHE MERAH TERHADAP PERUBAHAN


NYERI DISMINORHEA

Diah Andriani kusumastutia,


Dewi Hartinahb,
Dhita Wulan Prabandaric
a
diahandriani@umkudus.ac.id
b
dewihartinah@umkudus.ac.id
c
dhitaw2405@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang : Salah satu tanda pubertas untuk seorang wanita adalah terjadinya
menstruasi yang biasanya terjadi pada usia 10 - 17 tahun. Saat menjelang menstruasi
kebanyakan perempuan akan erasakan nyeri di perutnya. Disminore dapat diatasi dengan
terapi farmakologis dan non farmakologis, salah satunya dengan pemberian jahe merah.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jahe merah
terhadap perubahan nyeri disminore pada santri di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus
Tahun 2016. Metodologi Penelitian : Penelitian ini menggunakan quasy eksperimen
Pretest- posttest Non Equivalent Control Group Design terhadap 32 santri di Pondok
Pesantren Al-Istiqomah Kudus Tahun 2016 yang mengalami disminore berat sampai
ringan. Analisa penelitian ini menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil : Dari analisa perubahan
nyeri disminore sebelum dan sesudah diberian jahe merah didapatkan hasil p = 0,000 (p <
0,05 ). Kesimpulan : Pemberian jahe merah berpengaruh untuk menurunkan nyeri
disminore pada santri di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus Tahun 2016.

Abstract

Background : One sign of puberty for women is menstruation which ussually


occours at 10-17 years old. Before menstruation happend many women will feel the pain
in her stomach. Dysmenorrhea can reduce with pharmacological therapy and non
pharmacological therapy, one of them is giving red ginger.Objective : This research
purpose to determine the effect of red ginger to changes pain of dysmenorrhea of the
students on Al-Istiqomah Boarding School Kudus 2016.Methodology : This research uses
quasy experimental pretest-posttest control group design non equivalent to 32 students at
Al- Istiqomah Boarding School 2016 who experienced severe to mild. Analysis of this
research using the wilcoxon test. Result : From the analysis of changes pain of
dysmenorrhea before and after given red ginger show p=0,000 (p<0,005) Conclusion :
Giving of red ginger can reduce dysmenorrhea effect on the students at Al-Istiqomah
Boarding School Kudus 2016

PENDAHULUAN Dari 388 wanita keturunan Cina di


Amerika Serikat, yang berusia antara
Pertumbuhan dan perkembangan 20-34 tahun, dimana seluruhnya baru
pada masa remaja sangat pesat, baik saja menikah atau berniat hamil.
fisik maupun psikologis. Pada usia 11- Mereka semua diminta untuk
16 tahun pada laki- laki dan 10-15 mempunyai buku harian selama 12
tahun pada perempuan (Proverawati & bulan atau sampai mereka hamil.
Misaroh, 2009). Buku harian akan mencatat tingkat
Masa remaja bermula pada stress yang dialami, baik stress di
perubahan fisik yang cepat, kantor maupun stress pribadi dan juga
pertambahan berat dan tinggi badan, setiap rasa nyeri yang mereka alami
perubahan bentuk tubuh, dan saat menstruasi tiba. Hasilnya
perkembangan karakteristik seksual menunjukan bahwa, disminore
seperti pembesaran buah dada, mempunyai insidensi tertinggi pada
perkembangan pinggang dan kumis, wanita yang mempunyai tingkat stress
dan dalamnya suara (Wikipedia, yang tinggi dibanding dengan wanita
2014). dengan stress yang rendah. Disminore
Salah satu tanda pubertas untuk terjadi pada wanita dengan tingkat
seorang wanita adalah terjadinya stress yang rendah sebesar 22%
menstruasi yang biasanya terjadi pada dengan tingkat stress sedang 29% dan
usia 10 - 17 tahun. (Laila, Buku Pintar dengan tingkat stress yang tinggi
Menstruasi, 2011) sebesar 44%. Tetapi resiko mengalami
Proses menstruasi terjadi rata-rata disminore meningkat 10x pada wanita
sekitar yang mempunyai riwayat disminore
2 – 8 hari. Darah yang keluar dengan stress tinggi sebelumnya
umumnya sebanyak 10 hingga 80ml dibanding dengan yang tidak
per hari (Laila, Buku Pintar mempunyai riwayat tersebut
Menstruasi, 2011) . (Proverawati & Misaroh, 2009)
Hampir seluruh perempuan pasti Menurut penelitian yang dilakukan
pernah merasakan nyeri menstruasi Ernawati tahun 2010, dalam suatu
dengan tingkatan yang berbeda, penelitian pada 50 orang mahasiswi
mulai dari sekedar pegal di panggul Semarang ditemukan kejadian disminore
dari sisi dalam rasa nyeri yang luar ringan sebanyak 18%, disminore sedang
biasa sakitnya. Umumnya nyeri sebanyak 62% dan disminore berat 20%.
yang biasa terjadi terasa dibawah Rasa ketidaknyamanan dari diminore akan
perut itu terjadi pada hari pertama mempengaruhi secara emosional dan fisik
dan kedua menstruasi. Rasa nyeri secara individu sehingga diperlukan
akan berkurang setelah keluar darah tindakan atau pengobatan untuk mengatasi
yang cukup banyak (Proverawati & rasa sakit saat menstruasi ini. (Zhu X,
Misaroh, 2009). 2009).
Permasalahan disminore menjadi hal individu sehingga mendesak untuk segera
yang paling sering dikeluhkan oleh mengambil tindakan secara farmakologis atau
perempuan. Disminore umumnya tidak non farmakologis. Terapi farmakologis seperti
membahayakan tetapi sering pemberian obat-obatan analgesik untuk
mengganggu aktivitas orang yang
meredakan nyeri dengan cara memblok
mengalaminya, karena beberapa
prostaglandin. Terapi non faramakologis yang
mengaku bahwa disminore sering
mengganggu aktivits sehari-hari. bisa digunakan yaitu dengan pengobatan herbal,
Disminore juga mengakibatkan gejala relaksasi, dan akupuntur. Beberapa tanaman
seperti pusing, keringat dingin bahka yang dpat digunakan yaitu jahe (ginger), kayu
sampai pingsan. Jika hal ini tidak segera manis, kunyit (Anurogo & Wulandari, 2011).
ditangani dapat mempengaruhi tingkat
kesadaran pasien sehingga Jahe merah merupakan salah satu
mempengaruhi irama jantung varian jahe yang memiliki kandungan
(Proverawati & Misaroh, 2009). minyak astiri lebih tinggi dibanding
Menurut pedoman dari Nur Najmi dengan varian jahe lainnya. Minyak
Laila, bahwa banyak cara untuk astiri yang terkandung dalam jahe
meringankan nyeri disminore. Beberapa merah mengandung kandungan kimia
cara yang paling sederhana seperti gingerol yang memberikan efek yang
mengompres, relaksasi, istirahat, kuat dalam menghambat biosintesis
mengkonsumsi obat hingga minum- prostaglandin (Kuichi, 1982 dalam
minuman herbal (Laila, Buku Pintar (Achmad & dkk, 2008)).
Menstruasi, 2011). Berdasarkan survei awal yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal
Nyeri haid jika tidak segera diatasi 14 Desember 2015 terhadap 8 orang
akan mempengaruhi fungsi mental santri Pondok Pesantren Al- Istiqomah
dan fisik Kudus didapatkan hasil orang yang
mengalami disminore ringan sebanyak
3 orang atau 37,5%, 3 orang
mengalami disminore sedang atau
37,5% dan 2 orang mengalami
disminore berat atau 25% yang
menganggu aktifitas sehari-hari dan
memerlukan terapi istirahat yang lebih
untuk menghilangkan nyeri yang
dialami.
Berdasarkan data yang sudah
dikaji, peneliti ingin meneliti lebih
lanjut mengenai “Pengaruh Pemberian
Jahe Merah Terhadap Perubahan
Nyeri Disminore Pada Santri di
Pondok Pesantren Al-Istiqomah
Kudus”.
METODE
Penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian eksperimen
dengan desain studi quasy eksperimen
Pretest-posttest Non Equivalent
Control Group Design yaitu
penelitian yang mendekati 8
eksperimen atau eksperimen semu. 6 Kelompok
Bentuk penelitian ini digunakan 4 Intervensi
untuk mencari sebab dan akibat 2 Kelompok
dengan memberikan perlakuan atau 0
Kontrol
suatu teknik perawatan dengan 1213141516
teknik tertentu dibandingkan dengan
teknik yang biasa digunakan. Berdasarkan diagram diatas sebagian
besar umur responden pada kelompok
Rancangan Pretest-Posttest with Non intervensi adalah 13 tahun yaitu
Equivalent Control Group Design sebanyak 7 orang (21,9%) dan
merupakan rancangan desain yang kelompok kontrol sebagian besar umur
terdapat pretest sebelum diberi responden adalah 14 tahun dan
perlakuan dan setelah 15 menit
diberikan perlakuan. Dengan demikian 15 tahun yaitu sebanyak 5 orang
hasil perlakuan dapat lebih akurat responden (15,6%).
karena sebelum dan sesudah diberi Distribusi Frekuensi Berdasarkan
perlakuan (Sugiyono D. , 2010) Pendidikan Responden di Pondok
Populasi dalam penelitian ini Pesantren Al-Istiqomah Kudus
adalah seluruh santri di pondok
pesantren Al- Istiqomah Kudus yang
masih melanjutkan studinya. PENDIDIKAN
Populasinya yaitu 46 orang santri yang
mengalami nyeri disminore. Teknik
penentuan sample menggunakan 50
teknik purposive sampling. Tehnik
0
Purposive Sampling, yaitu mengambil
SMA SMP
sampel pada sebagian dari populasi
yang ada sesuai kriteria dan keinginan
peneliti (Saryono & Setiawan, 2010). Berdasarkan diagram diatas
Analisis penelitian ini terdiri dari diketahui bahwa terdapat 3 orang
analisis univariat dan bivariat. Analisis responden berpendidikan SMA, dan
univariat digunakan untuk mengetahui 29 orang reponden (90,6%)
distribusi frekuensi umur, nyeri berpendidikan SMP.
sebelum diberikan jahe merah dan Distribusi Frekuensi Berdasarkan
setelah diberika jahe merah. Analisa Mean, Median, dan Modus Nyeri
bivariat untuk mengetahui adanya Disminore di Pondok Pesantren
terapi komplementer jahe terhadap Al-Istiqomah Kudus
perubahan nyeri disminore Variabe Mea Med Mo Std. Mi Ma
(Riwidikdo, 2008). l n d Devia n x
Analisa statistik menggunakan uji si
wilcoxon test. Kel 4,03 4,00 4,0 1,5217 1,5 7,0
Interven 1 0
si
HASIL PENELITIAN Kel 3,37 3,50 1,5a 1,4663 1,0 5,5
Kontrol 5 0
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berdasarkan tabel diatas skala nyeri
Umur Responden di Pondok disminore pada kelompok intervensi
Pesantren Al – Istiqomah Kudus sebelum diberikan jahe merah
memiliki nilai mean 4,031, nilai
median 4,000, nilai modus 4 dengan memiliki nilai mean 3,375, nilai
jumlah 5 orang responden, standart median
deviasi 1,5217 serta nilai minimun 3,500, nilai modus 1,5 dengan
1,5 dan nilai maksimum 7,0. jumlah 3 orang respoden, standart
Sedangkan pada kelompok kontrol deviasi 1,4663 serta nilai minimum
sebelum diberikan jahe merah 1,0 dan nilai maksimum 5,5.
Distribusi Frekuensi Nyeri (68,8%). Sedangkan skala nyeri
Disminore Sebelum disminore pada kelompok kontrol
Pemberian Jahe Merah dan sebelum diberikan air putih sebagian
Air Putih di Pondok besar responden mengalami nyeri
Pesantren Al-Istiqomah sedang yaitu sebanyak 10 orang
Kudus
(62,5%).
Variabel Nyeri Kategori Nyeri Disminore
Disminore Ringan
F %
Kel Intervensi 4 25,0
Kel Kontrol 6 37,5

Berdasarkan tabel diatas


menunjukkan bahwa skala nyeri
disminore pada kelompok intervensi
sebelum pemberian jahe merah
sebagian besar responden mengalami
nyeri sedang yaitu sebanyak 11 orang
responden
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Mean, Median dan Modus Nyeri Disminore
Setelah Pemberian Jahe Merah dan Air Putih di Pondok Pesantren Al-
Istiqomah Kudus
Variabel Nyeri Mean Med Mod Std. Deviasi Min Max
Disminore
Kel Intervensi 2,438 3,000 1,0 1,2093 1,0 4,0
Kel Kontrol 3,313 3,250 3,0a 1,2764 1,0 5,0
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Berdasarkan tabel diatas bahwa serta nilai minimum 1,0 dan nilai
skala nyeri disminore disminore pada maksimum 4,0. Sedangakan pada
kelompok intervensi setelah diberikan kelompok kontrol setelah diberikan
jahe merah memiliki nilai mean 2,438, air putih memiliki nilai mean 3,313,
nilai median 3,000, nilai modus 1,0 nilai median 3,250, nilai modus 3,0
dengan jumlah 6 orang responden, dengan jumlah 3 orang responden
standart deviasi 1,2093 serta nilai minimum 1,0 dan
maksimum 5,0.
Distribusi Frekuensi Nyeri Disminore Setelah Pemberian Jahe Merah dan Air
Putih di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus
Variabel Nyeri Kategori Nyeri Disminore Total
Disminore Ringan Sedang Berat
F % F % F % N %
Kelompok Intervensi 11 68,8 5 31,8 0 0 16 100
Kelompok Kontrol 8 50 8 50 0 0 16 100

Berdasarkan tabel diatas


menunjukkan bahwa skala nyeri Perbedaan Skala Nyeri Pada
disminore pada kelompok intervensi Kelmpok Intervensi Sebelum dan
setelah pemberian jahe merah sebagian Setelah Pemberian Jahe Merah
besar mengalami nyeri ringan yaitu dan Skala Nyeri Setelah
sebanyak 11 orang (68,8%). Pemberian Air Putih di Pondok
Sedangkan skala nyeri disminore pada AL-Istiqomah Kudus
kelompok kontrol setelah pemberian Test Statisticsa
air putih hasilnya terdapat masing-
masing 8 orang responden (50%) yang Intervensi Setelah - Kontrol Setelah -
mengalami nyeri ringan dan nyeri . Intervensi Sebelum Kontrol Sebelum
Z -3,568b -,632b
Analisa Bivariat Asymp.
Sig. (2- ,000 ,527
Hasil Uji Normalitas tailed)
Variabel Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig. a. Wilcoxon Signed Ranks Test
Diff Kontrol ,236 16 ,17 b. Based on positive ranks.
Diff Intervensi ,292 16 ,001
a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa hasil uji
Berdasarkan tabel diatas Wilcoxon Test variabel sebelum dan
menunjukkan bahwa data tidak normal setelah pemberian jahe merah pada
karena nilai p value kelompok intervensi dengan nilai p
< 0,05 yaitu 0,017 pada kelompok value < 0,05 yaitu 0,000. Hal
kontrol dan 0,001 pada kelompok menunjukkan bahwa Ha diterima dan
intervensi. Ho ditolak, jadi terdapat pengaruh
pemberian jahe merah terhadap
perubahan skala nyeri disminore pada
santri di Pondok Pesantren Al-
Istiqomah Kudus. Sedangkan untuk
variabel
Diah Andriani k., Dewi H., Dhita Wulan P. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.1 (2021) 171-178 | 175

sebelum dan setelah pemberian air putih Setelah diukur skala nyeri yang dialami
pada kelompok kontrol dengan nilai p value oleh responden saat mengalami disminore
< 0,05 yaitu 0,527. Hal ini menunjukan masing-masing responden diberikan jahe
bahwa Ha ditolak dan Ho diterima, jadi tidak merah kemudian setelah itu akan diukur lagi
terdapat pengaruh pemberian air putih skala nyeri yang dialami oleh responden.
terhadap perubahan skala nyeri disminore Maka dalam penelitian ini peneliti
pada santri di Pondok Pesantren Al- menggunakan jahe merah untuk mengetahui
Istiqomah. efek farmakologisnya terhadap nyeri
disminore.
PEMBAHASAN
Skala Nyeri Disminore Setelah
Analisa Univariat Pemberian Jahe Merah di Pondok
Pesantren Al-Istiqomah Kudus
Skala nyeri disminore sebelum Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian jahe merah di Pondok skala nyeri disminore pada kelompok
Pesantren Al-Istiqomah Kudus Tahun intervensi setelah pemberian jahe merah
2016 sebagian besar mengalami nyeri ringan yaitu
Skala nyeri disminore sebelum pemberian 6 orang responden (37,5%), nyeri sedang
jahe merah di Pondok Pesantren Al- yaitu 10 orang responden (62,5%) dan tidak
Istiqomah Kudus Tahun 2016. Menurut ada responden yang mengalami nyeri berat.
Laila (2011) banyak faktor yang Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat
mempengaruhi terjadinya disminore seperti bahwa pemberian jahe merah mempunyai
faktor kejiwaan, faktor konstitusi, faktor pengaruh yang signifikan terhadap perubahan
endokrin atau hormon, dan faktor alergi. skala nyeri pada kelompok intervensi.
Beberapa faktor ini dapat mempengaruhi Penelitian mengenai efek farmakologi
terjadinya disminore primer yang terjadi pada jahe merah meliputi senyawa-senyawa fenol,
remaja. (Laila, Buku Pintar Menstruasi, seperti turunan gingerol, shogaol, dan
2011). gingerdion. Penelitian terhadap gingerol
Dismenore dapat menyebabkan keluhan yang berasal pada rimpang jahe merah
fisik seperti sakit perut bagian bawah, sakit menunjukkan bahwa senyawa-senyawa ini
kepala, sakit punggung, paha, panggul, memberikan efek kuat dalam menghambat
mual, muntah dan masalah kulit lainnya biosintesis prostaglandin (Kiuchi, 1982
seperti munculnya jerawat. (Laila, Buku dalam (Achmad & dkk, 2008)).
Pintar Menstruasi, 2011) Jahe merah juga mengandung minyak
Nyeri haid atau disminore jika tidak astiri yang kemudian dilakukan percobaan
segera diatasi akan mempengaruhi fungsi klinik yang menunjukkan bahwa larutan 5%
mental dan fisik individu sehingga mendesak minyak astiri jahe bersifat anestesi yang
untuk segera mengambil tindakan. (Anurogo cukup efektif mencegah gangguan mual dan
& Wulandari, 2011). muntah (Geiger, 2005 dalam (Achmad & dkk,
Cara mengatasi disminore ada bermacam- 2008)).
macam dari yang paling sederhana seperti Sifat antihepatotoksik senyawa-senyawa
istirahat, mengkompres dengan air hangat, gingerol dan shogaol telah dipelajari pula
melakukan hobby, minum-minuman herbal dan telah dilakukan percoban pada tikus yang
(teh jahe, kayu manis yang diseduh), pijat, menunjukkan bahwa gingerol dan shogaol
hingga pemberian obat-obat pereda nyeri. memperlihatkan efek anti piretik dan
(Laila, Buku Pintar Menstruasi, 2011) . analgesik (Tang, 1992 dalam (Achmad &
Pada penelitian ini peneliti mengukur dkk, 2008)).
berapa skala nyeri yang dialami oleh masing- Setelah dilakukan penelitian mengenai
masing responden saat mengalami disminore. pengaruh pemberian jahe merah terhadap
Hasil pengukuran ini dilakukan peneliti perubahan skala nyeri pada santri di Pondok
selama hari pertama dan hari kedua Pesantren Al-Istiqomah Kudus, menunjukkan
menstruasi karena kebanyakan dari bahwa terdapat penurunan skala nyeri
responden mengalami disminore pada hari- disminore dan responden juga terlihat
hari tersebut. lebih
175
176 | Diah Andriani k., Dewi H., Dhita Wulan P. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.1 (2021) 171-178
orang responden (62,5%) mengalami
rileks dan tenang selama mengalami
disminore. Penelitian ini dapat menjadi salah
satu cara mengurangi disminore dengan
terapi non farmakologis.
Analisa Bivariat
Pengaruh Pemberian Jahe Merah
Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Disminore Pada Santri di Pondok
Pesantren Al-Istiqomah Kudus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh pemberian jahe merah
terhadap perubahan skala nyeri pada santri di
Pondok Pesantren Al-Istiqomah Kudus.
Pemberian jahe merah merupakan salah satu
metode non farmakologis yang digunakan
untuk meredakan disminore (Arfiana, 2014).
Kandungan jahe merah seperti ; gingerol,
gingerdion memberikan efek yang kuat
dalam menghambat biosintesis prostaglandin
(Kiuchi, 1982 dalam (Achmad & dkk, 2008)).
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh pemberian jahe
merah terhadap perubahan skala nyeri
pada santri di Pondok Pesantren Al-
Istiqomah dibuktikan dengan hasil uji
Wilcoxon Signed Rank-Test dengan hasil
p value kelompok intervensi 0,000 atau <
0,005.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
3. skala nyeri disminore pada kelompok
intervensi sebelum pemberian jahe
merah adalah terdapat 4 orang
responden (25,0%) mengalami nyeri
ringan, 11 orang responden (68,8%)
mengalami nyeri sedang dan 1 orang
responden (6,3%) mengalami nyeri
berat.
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
skala nyeri disminore pada kelompok
intervensi setelah pemberian jahe merah
adalah terdapat 11 orang responden
(68,8%) mengalami nyeri ringan, 5 orang
responden (31,3%) mengalami nyeri
sedang.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
skala nyeri disminore pada kelompok
kontrol sebelum pemberian air putih
adalah terdapat 6 orang responden
(37,5%) mengalami nyeri ringan dan 10
176 | Diah Andriani k., Dewi H., Dhita Wulan P. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.1 (2021) 171-178
nyeri sedang. Sedangkan pada
kelompok kontrol setelah pemberian
air putih adalah terdapat 8 orang
responden (50%) mengalami nyeri
ringan dan 8 orang responden (50%)
mengalami nyeri sedang.
Saran
Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat


menjadi masukan kepada institusi supaya
lebih menambah sumber-sumber
mengenai manfaat jahe merah yang dapat
meredakan nyeri termasuk nyeri
disminore supaya peneliti tidak kesulitan
memperoleh bahan yang digunakan
dalam proses penyusunan skripsi.
Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi masukan
bagi tenaga kesehatan untuk melakukan
penyuluhan atau sosialisasi mengenai
cara- cara yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri disminore.
Bagi Masyarakat (Remaja Putri)
Penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada remaja putri apabila
mengalami disminore dapat memberikan
minuman dari tanaman-tanaman obat
seperti jahe merah sebagai pereda nyeri.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
mengembangkan kembali dengan
variabel- variabel yang lebih luas
DAFTAR PUSTAKA
(t.thn.). Dipetik January 21, 2016, dari
www.statistikian.com:
http://www.statistikian.com/2014/08
/wil coxon-signed-rank-test.html
Kesehatan : Yang Terjadi Selama Siklus
Menstruasi. (2005). Dipetik 1 3,
2016, dari

Alodokter:

http://www.alodokter.com/yang-
terjadi- selama-siklus-menstruasi
Cara Membuat Wedang Jahe Merah.
(2015, Juli 23). Dipetik Januari 12,
2016, dari manfaatjahemerah.com:
http://manfaatjahemerah.com/cara-
membuat-wedang-jahe-merah/
Diah Andriani k., Dewi H., Dhita Wulan P. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.1 (2021) 171-178 | 177
Anurogo, D., & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu
Nyeri Otot Setelah Berlatih? Atasi dengan
Mengatasi Nyeri Haid. Jogjakarta: Penerbit
Jahe! (2015, 2 17). Nyeri Otot Setelah
Andi.
Berlatih? Atasi dengan Jahe!
Arfiana, I. (2014). Pengaruh Minuman Jahe
Achmad, S. A., & dkk. (2008). Tumbuh- Merah (Zingiber Officinale Roscoe).
Tumbuhan Obat Indonesia. Bandung:
Penerbit ITB.

Andrews, G. (2010). Buku Ajar Kesehatan


Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit EGC.

Anurogo, D., & Wulandari, A. (2011). Cara


Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Jogjakarta:
Penerbit Andi.

Arfiana, I. (2014). Pengaruh Minuman Jahe


Merah (Zingiber Officinale Roscoe).
Pengaruh Minuman Jahe Merah
(Zingiber Officinale Roscoe) Terhadap
Penurunan IntensitasNyeri Pada
Mahasiswa DIV Kebidanan Stikes Ngudi
Waluyo, 1-8.

(t.thn.). Dipetik January 21, 2016, dari


www.statistikian.com:
http://www.statistikian.com/2014/08/wil
coxon-signed-rank-test.html
Kesehatan : Yang Terjadi Selama Siklus
Menstruasi. (2005). Dipetik 1 3, 2016,
dari Alodokter:

http://www.alodokter.com/yang-terjadi-
selama-siklus-menstruasi
Cara Membuat Wedang Jahe Merah. (2015,
Juli 23). Dipetik Januari 12, 2016, dari
manfaatjahemerah.com:
http://manfaatjahemerah.com/cara-
membuat-wedang-jahe-merah/
Nyeri Otot Setelah Berlatih? Atasi dengan
Jahe! (2015, 2 17). Nyeri Otot Setelah
Berlatih? Atasi dengan Jahe!

Achmad, S. A., & dkk. (2008). Tumbuh-


Tumbuhan Obat Indonesia. Bandung:
Penerbit ITB.

Andrews, G. (2010). Buku Ajar Kesehatan


Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit EGC.
Diah Andriani k., Dewi H., Dhita Wulan P. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.1 (2021) 171-178 | 177
Martini, N. C., & dkk. (t.thn.). Perbandingan
Pengaruh Minuman Jahe Merah
Efek Analgesik Perasan Rimpang Jahe
(Zingiber Officinale Roscoe) Terhadap
Merah Zingiber officinale var. rubrum
Penurunan IntensitasNyeri Pada
Thelaide) Dengan Aspirin Dosis Terapi
Mahasiswa DIV Kebidanan Stikes
Pada Mencit (Mus musculus), 518 - 524.
Ngudi Waluyo, 1-8.
Murray, R. K., & dkk. (2009). Biokimia
Bangun, A. (2012). Ensiklopedia Tanaman
Harper. Jakarta: EGC.
Obat Indonesia. Bandung: Indonesia
Publishing House. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Dharma, K. K. (2011). Metodologi
Cipta.
Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans
Info Media .

Hastono, S. P. (2007). Analisa Data 177

Kesehatan. Depok.

Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Konsep


Dasar Keperawatan. Surabaya:
Salemba Medika.

Judha, M., Fauziah, A., & Sudarti. (2012).


Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri
Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kasdu, D. (2005). Solusi Problem Wanita


Dewasa Cetakan I. Jakarta: Puspa
Swara.

Kurniawati, N. (2010). Sehat & Cantik


Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur.
Bandung: Qanita.

Laila, N. N. (2011). Buku Pintar Menstruasi.

Jogjakarta: Buku Biru.


Leppert, P. (2004). Primary care for
women 2nd edition. Lippicontt-
William & Wilkins.

Manuaba, I. (2009). Ilmu Kebidanan,


Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC.

Manuaba, I. G. (2006). Kapita Selekta


Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Genikologi dan KB. Jakarta: EGC.
178 | Diah Andriani k., Dewi H., Dhita Wulan P. / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.1 (2021) 171-178

Prawirohardjo, S. (2007). Ilmu Kebidanan.


Kedungwungu Kecamatan Tegowanu
Jakarta: EGC. Kabupaten Grobogan , 29-39.
Proverawati, A., & Misaroh, S. (2009). Saryono, & Sejati, W. (2009). Sindrom
Menarche Menstruasi Pertama Penuh Premenstruasi. Yogyakarta: Nuha Offset.
Makna. Jogjakarta: Nuha Medika.
Saryono, & Setiawan. (2010). Metodologi
Purwanto, B. (2013). Herbal an Keperawatan Penelitian Kebidanan D III, D IV, S I dan S
Komplementer. II. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sugiyono, D. (2010). Metode Penelitian
Rahayu, D. (2014, 9 7). Proposal Pengaruh Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Konsumsi Jahe Asam terhadap Penurunan
Dismenore). Dipetik 12 11, Universitas Sumatera Utara. (t.thn.). Dipetik

2015, dari scribd: 1 4, 2016, dari Universitas Sumatera


https://www.scribd.com/doc/238986878/ Utara:
Proposal-Pengaruh-Konsumsi-Jahe- http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234
Asam-terhadap-Penurunan-Dismenore 56789/43244/4/Chapter%20II.pdf
Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian Wikipedia. (2014, Agustus). Wikipedia
untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Remaja. Dipetik 12 11, 2015, dari
Wikipedia Bahasa Indonesia,
Pemula. Bandung: Alfabeta. Ensiklopedia Bebas:
https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja
Riwidikdo, H. (2008). Statistik Kesehatan.
Wiknjosastro. (2007). Ilmu Kandungan Edisi
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
2. Jakarta: EGC.
Rusnoto, Cholifah, N., & Retnosari, I. (2015).
Pemberian Kompres Hangat Memakai Zhu X, e. (2009). Chinese Herbal Medicine
Jahe Untuk Meringankan Skala Nyeri Pada For Primary Dysmanorrhoea (review).
Pasien Asam Urat di Desa Cochrane Library.
EFEKTIFITAS KONSUMSI AIR REBUSAN JAHE MERAH TERHADAP
INTENSITAS DISMINOREA PRIMER PADA MAHASISWI

Dewi Pujiana1, Dyah Haryani2 Puji Setya Rini3


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang
Email: dewipujiana9@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Dismenorea merupakan nyeri saat menstruasi. Hampir semua


perempuan yang mengalami rasa tidak nyaman selama haid seperti rasa tidak enak
di perut bagian bawah dan biasanya juga disertai mual, pusing bahkan pingsan .
Data dari berbagai negara mengemukakan bahwa angka kejadian dismenorea
didunia cukup tinggi. Diperkirakan sekitar 50% menderita akibat dismenorea
dalam sebuah siklus menstruasi. Tingginya resiko remaja yang terkena
dismneorea disebabkan karena faktor kejiwaan, endokrin atau hormonal. Tindakan
pengobatan dismenorea terdiri dari terapi farmakologis dan terapi non-
farmakologis. Terapi non farmakologis yang dapat dilakukan yaitu konsumsi air
rebusan jahe merah. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui adanya pengaruh
konsumsi air rebusan jahe merah terhadap intensitas dismenorea Pada Mahasiswi.
Metode Penelitian : penelitian ini adalah pre-eksperimen secara kuantitatif
dengan rancangan studi one group pretest-postest design. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah Quota sampling dengan sampel sebesar 76
responden, sedangkan uji statistic yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian : ini didapatkan perbedaan nilai
rata-rata sebelum diberikan intervensi air rebusan jahe merah adalah 7,00 dan
setelah diberikan intervensi air rebusan jahe merah didapatkan 4,00 artinya adanya
perbedaan antara intensitas pada mahasiswi sebelum dan sesudah diberikan air
rebusan jahe merah. Kesimpulan : Terdapat pengaruh konsumsi air rebusan jahe
merah terhadap intensitas dismenorea primer pada mahasiswi

Kata Kunci : Remaja, Dismenorea Primer, Terapi non-farmakologis, Jahe


Merah (Zingiber Offoconale Roscoe Varietas Rubrum).

ABSTRACT

Background: Dysmenorrhea is a pain suffered during menstruastion. Almost all


women experience discomfort during menstruation, such as discomfort in the
lower abdomen and usually also accompanied by nausea, dizziness and even
fainting. Data from many countries show that the incidience rate of dysmenorrheal
in the world is quite high. It is istimated that about 50% of women suffer from
dymenorrhea is caused by psychological, endocrine or hormonal factors. The
treatment of dysmenorrhea includes a pharmacological therapy and a non-
pharmacological therapy. A non-pharmacological therapy that can be done is by
consumption red ginger stew. The aim of research : is to know that there is an
influence of consumption red ginger stew to dysmenorrhea Intensity. Research
Methods: The design of this study is pre-experimental using quantitative
296
approach with study design using a one group pretest-posttest design. Sampling
technique used is Qouta sampling with 76 respondents and statistics test used in
this research is Wilcoxon test. The result : of this study

297
showed the there was a difference in mean values before and after the intervention
of giving red ginger stew. Before the intervention, the mean value was 7.00 and
after the intervention, the mean value was 4.00. It means that there was a different
dysmenorrhea intensity before and after consumption red ginger stew.
Conclusion: There is an influence of consumption red ginger stew to primary
dysmenorrhea intensity

Key Words : Female Adolescents, Dysmenorrhea, Non-pharmacologycal


Therapy, Red Ginger Stew (Zingiber officnale roscoe varietas rubrum).

PENDAHULUAN kontraksi distritmik miometrium yang


menampilkan satu gejala atau lebih,
Menstruasi adalah masa mulai dari ringan sampai dismenorea
perdarahan yang terjadi pada berat diperut bagian bawah, bokong
perempuan secara rutin setiap bulan
selama masa suburnya. Pada saat
menstruasi, darah yang keluar
merupakan darah akibat peluruhan
dinding rahim (endometrium). Darah
menstruasi tersebut mengalir dari
rahim menuju leher rahim, untuk
kemuadian keluar melalui vagina.2
Dismenorea atau nyeri haid
merupakan nyeri saat menstruas.
Salah satu keluhan ginekologi yang
paling umum pada perempuan muda
yan datang ke klinik atau kedokter.
Hampir semua perempuan
mengalami rasa tidak nyaman selama
haid seperti rasa tidak enak di perut
bagian bawah dan biasanya juga
disertai mual, pusing, bahkan
pingsan.1
Dismenore primer paling sering
terjadi pada remaja putri (primary
dysmenorrrhea). Sekitar 50% wanita
usia reproduksi mengalami
dismenore dan 60-80% pada remaja
dan 67% pada umur dewasa yang
mengakibatkan aktifitas belajar di
sekolah terganggu .6
Dismenore primer adalah suatu
gejala atau rasa sakit saat menstruasi
yang tidak disertai dengan kelainan
patologi pada organ reproduksi
wanita.5
Saat mentruasi secara umum
dismenorea muncul karena akibat
dan nyeri spasmodic disisi bagian
bawah paha sehingga
menyebabkan dismenorea.1
Ada banyak cara yang dapat
dilakukan untuk mengobati nyeri
haid. Berikut adalah beberapa
pengobatan yang dapat anda pilih :
kayu manis, kedelai, cengkeh,
kunyit, jahe, oso dresie, herbal
cina. Salah satu ramuan herbal
untuk mengatasi nyeri haid yaitu
mengkonsumsi air jahe merah,
yang mudah didapat, murah dan
terjangkau. 1
Tanaman Jahe (Zingiber
officinale Roscoe.) termasuk dalam
keluarga tumbuhan berbunga (temu-
temuan).Diantara jenis rimpang jahe,
ada 2 jenis jahe yang telah dikenal
secara umum, yaitu jahe merah
(ZingiberOfficinale Varietas.Rubrum)
dan jahe putih (Zingiber officinale
varietas.amarum) (Gholib, 2008).

Jahe merah (Zingiber Officinale


Roscoe Varietas.Rubrum) adalah
varian jahe yang sangat cocok untuk
herbal dengan kandungan minyak
atsiri dan oleoresin yang lebih tinggi
dibandingkan varian jahe lainya,
karena itu biasanya jahe merah
(Zingiber Officinale Roscoe
Varietas.Rubrum) bisa digunakan
untuk pengobatan tradisional dan
yang paling banyak diberikan adalah
dalam bentuk minuman jahe.jahe
merah (Zingiber Officinale Roscoe
Varietas.Rubrum)

memiliki kandungan minyak atsiri


yang cukup tinggi. (Ramadhan, 2013).
Kandungan kimia gingerol dalam
jahe merah mampu memblokir Berdasarkan tabel 1.1 bahwa dari 39
prostaglandin sehingga dapat respoden umur 18 sebanyak 22 orang
menurunkan nyeri pada saat responden dengan persentase 55.0%
menstruasi. 4 dan umur 19 sebanyak 17 orang
reponden dengan persentase 42.5%.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini kuantitatif dengan Tabel 1.2
desain penelitian Pre eksperimen, Distribusi frekuensi berdasarkan
dengan rancangan one-group pretest tingkat reponden pada mahasiswi
dan posttest design. Sample penelitian dengan dismenorea.
sebanyak 39 responden.

Instrument yang digunakan No Tingkat Freku Persenta


dalam penelitian ini adalah kuesioner ensi se
1 Tk. 1 22 55.0
data demografi dan skala pengukuran
2 Tk. 2 17 42,5
intensitas nyeri Numeric Raiting Total 39 100%
Scale (NRS) dengan menggunakan
uji T test. Berdasarkan Tabel 1.2 Bahwa dari
39 responden Tingkat I sebanyak 22
HASIL DAN PEMBAHASAN orang responden dengan
Hasil penelitian ini disajikan dalam persentase 55.0%. dan tingkat II
bentuk tabel dan teks, yaitu sebagai sebanyak 17 orang responden dengan
berikut : persentase 42,5%.
Tabel 1.1

Distribusi frekuensi berdasarkan


umur responden pada mahasiswi
dengan dismenorea.

No. Umur Freku Persent

ensi ase
1. 18 22 55.0
2. 19 17 42,5
Total 39 100%

Tabel 1.3

Perbedaan Intensitas Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Pemberian Air Rebusan Jahe Merah
No Variabel Median Min-max SD ρ Value

1 Intensitas dismenorea sebelum 7,00 5-8 .934


dilakukan pemberian air rebusan
jahe merah
0,000
2 Intensitas dismenorea sesudah 4.00 2-6 1.178
dilakukan pemberian air rebusan
jahe merah
didapatkan rata-rata perbedaan
Dari tabel 1.3 didapatkan rata-rata intensitas 4.00 dengan standar
perbedaan intensitas dismenorea 1.178 dengan selisih penurunan
sebelum diberikan intervensi adalah intensitas nyeri dismenorea sebelum
7.00 dengan standar deviasi .934. dan sesudah diberikan air rebusan
sesudah diberikan intervensi jahe merah adalah 3,00. Hasil uji
statistic nilai ρ 0,000 (ρ ≤ 0,05 ) merupakan efek dari ekstrak jahe yang
artinya Ha diterima yaitu ada mengenai bagian yang terasa nyeri
pengaruh pemberian air rebusan jahe yaitu perut bagian bawah.
merah terhadap intensitas nyeri
dismenorea.

PEMBAHASAN

Intensitas dismenorea sebelum dan


sesudah diberikan air rebusan jahe
merah

Berdasarkan hasil penelitian


perbedaan intensitas sebelum dan
sesudah dilakukan pemberian air
rebusan jahe merah didapatkan rata-
rata intensitas dismenorea sebelum
dilakukan pemberian air rebusan jahe
merah adalah 7,00. Jika
dibandingkan sesudah dilakukan
pemberian air rebusan jahe merah
selama 30 menit skala nyeri pada
mahasiswi dengan dismenorea 4,00.
Hal ini berarti selisih 3,00 antara
sebelum dan sesudah dilakukan
pemberian air rebusan jahe merah.
Dismenorea merupakan nyeri
saat menstruasi. Dismenorea
merupakan salah satu keluhan
ginekologi yang paling umum pada
perempuan muda yang datang ke
klinik atau dokter. Hampir semua
perempuan mengalami rasa tidak
nyaman selama hiad seperti rasa
tidak nyaman di perut bagian bawah
dan biasanya juga disertai mual,
pusing bahkan pingsan.1
Salah satu penyebab dismenorea
dikarenakan oleh rendahnya kadar
progesterone pada akhir fase luteum.
Hormone progesterone menghambat
atau mencegah kontraktilitas uterus
(Anugoro & Wulandari, 2011).
Penurunan intesitas dismenore
yang dialami responden dikarenakan
adanya impuls rasa hangat yang
Rasa hangat dari jahe direspon 7,00 diartikan bahwa nyeri yang
oleh ujung syaraf yang berada di dialami oleh responden sebelum
dalam kulit dan sensitif terhadap intervensi pada skala nyeri hebat.
suhu. Stimulasi ini mengirimkan
impuls dari saraf tepi ke otak besar
sehingga timbul kesadaran
terhadap suhu lokal dan memicu
reaksi tubuh untuk
mempertahankan suhu normal
tubuh. 3
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Kusumastuti (2016)
tentang pengaruh pemberian jahe
merah terhadap perubahan nyeri
dismenroea didapatkan hasil
bahwa pengaruh pemberian jahe
merah dapat secara signifikan
dapat menurunkan intensitas
dismenorea.
Penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Arviana (2012) tentang
pengaruh pemberian jahe merah
terhadap perubahan nyeri
didapatkan hasil bahwa pengaruh
pemberian jahe merah dapat
meunurunkan perubahan terhadap
nyeri.
Berdasarkan hasil
penelitian dan uraian diatas
peneliti berpendapat bahwa
konsumsi air rebusan jahe merah
yang diberikan secara teratur
selama dismenorea dapat
menurunkan intensitas yng
signifikan pada mahasiswi
dismenorea, karena jahe merah
banyak mengandung zat gingerol,
oleoresin, dan minyak atsiri yang
tinggi sehingga mampu
menurunkan intensitas dismenorea.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan simpulan sebagai
berikut
1. Rata-rata intensitas dismenorea
pada mahasiswi sebelum
diberikan intervensi dengan nilai
2. Rata-rata intesitas dismenorea 5. Sogi DH, Harliyanti. Faktor- faktor
pada mahasiswi dengan yangberhubungan dengan siklus
dismenorea sesudah diberikan menstruasi pada mahasiswa Akbid
intervensi dengan nilai 4,00 pada Sari Mulia Banjarmasin.2011.
skala nyeri sedang diartikan bahwa 6. Woo.P,Mc.Eneaney.M.J.2013.N ew
yang dirasakan responden setelah Strategies To Treat Primary
intervensi mengalami penurunan Dysmenorrhoae The Clinical
skala menjadi berkurang yaitu 3,00 Advisor
3. Berdasarkan uji statistic
menunjukan ρ value 0.000 (ρ value
˂ 0,005). Maka didapatkan ada
perbedaan yang signifikan antara
intensitas sebelum dan sesudah
diberikan air rebusan jahe merah,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsumsi air rebusan jahe merah
yang dilakukan baik dan benar
dapat menurunkan intensitas
dismenorea.

SARAN
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
untuk menggunakan terapi non-
farmakologis minuman air rebusan di
kombinasikan dengan pengobatan
herbal yang bisa menurunkan
intensitas dismenorea lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anugoro & Wulandari. 2011 Cara
Jitu Mengatasi Nyeri Haid.
Yogyakarta: C.V Andi Offset
2. Laila. 2011. Buku Pintar
Mesntruasi. Jogjakarta : BUKU BIRU
3. Potter,P.A and
Perry,A.G.2005.Buku

Ajar Fundamental Keperawatan


Konsep dan Praktik.Edisi
4.EGC:Jakarta
4. Ozgoli, G., M. Moattar F. 2009.
Comprison of Effeck of Ginger,
Mefenamic, Acid, and Ibuprofin
on pain in woment with primary
dysmenorrheal. Retrievied
Oktober, 2013
EFEKTIFITAS PEMBERIAN EKSTRAK JAHE
TERHADAP INTENSITAS DISMENORE PADA
PENDAHULUA
MAHASISWI AKADEMI KEBIDANAN N
SAKINAH PASURUN
Remaja atau adolescence
Kurnia Dini Rahayu, S.ST.,M.PH (Akademi (Inggris) berasala dari bahasa latin
Kebidanan Sakinah Pasuruan) “adolescere” yang berarti tumbuh
kearah kematangan (Nadliroh,2013).
Lailatul Nujulah,S.ST.,M.Kes (Akademi
Batasan usia remaja menurut WHO
Kebidanan Sakinah Pasuruan)
adalah 12-24 tahun. Menurut Depkes
RI antara usia 10-19 tahun dan
ABSTRAK belum menikah, sedangkan menurut
BKKBN adalah usia 10-19 tahun
Dismenore merupakan gejala yang paling sering
(Widyastuti.,dkk, 2009).
terjadi pada remaja putri, sehingga berdampak
pada penurunan kualitas hidup. Dismenore Menstruasi atau datang bulan
terjadi karena adanya kontraksi otot rahim akibat merupakan salah satu ciri
peningkatan prostaglandin sehingga kematangan yang terjadi pada
menyebabkan vasospasme dari arteri uteri yang
menyebabkan iskemia dan kram pada abdomen
perempuan. Menstruasi biasanya
bagian diawali pada usia remaja 9-12 tahun,
bawahyangakan
merangsang rasa nyeripadasaat kejadian
namun ada sebagian kecil yang
menstruasi. Angka (prevalensi) 45-95% di mengalami keterlambatan yaitu pada
dismenore berkisar kalangan usia 13-15 tahun. Perempuan akan
wanita usia produktif. Angka kejadian dimenore
tipe primer di Indonesia adalah sekitar 54,89%
mengalami menstruasi setiap bulan
sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe hingga mencapai usia 45-55 tahun
sekunder. atau yang biasa disebut menopouse.
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi Waktu rata-rata perempuan
eksperimental dengan desain penelitian one-
group pretest-postest. Data
menstruasi antara 3-8 hari dengan
penelitiandikumpulkandengan menggunakan siklus haid bervariasi rata-rata 28
lembar observasi intensitas nyeri sebelum dan hari (Anurogo, 2011).
sesudah pemberian ekstrak jahe. Sampel dalam Pada saat menstruasi sebagian
penelitian ini adalah mahasiswi tingkat II
Akademii Kebidanan Sakinah Pasuruan yang besar masalah yang dialami adalah
mengalami dismenore yaitu sebanyak 26 rasa nyeri atau tidak rasa tidak
mahasisiwi. nyaman di daerah abdomen yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas disebut dismenore dan sering terjadi
nyeri sebelum intervensi hampir seluruhnya
responden berada pada skala nyeri sedang (81 %) pada usia produktif. Pada remaja
dan sesudah intervensi hampir seluruhnya putri yang mengalami dismenore
berada pada skala nyeri ringan (73%). Hasil uji terdapat kadar prostaglandin 10 kali
paired t-test didapatkan ada perbedaan yang lipat dibandingkan yang tidak
bermakna rata rata intensitas nyeri sebelum dan
sesudah intervensi (p value 0,000). mengalami dismenore (Guyton and
Pemberian intervensi ekstrak jahe efektif dalam Hall, 2007).
menurunkan intensitas nyeri dismenore sehingga Lebih dari 50% perempuan di
ekstrak jahe dapat dijadikan salah satu pilihan setiap negara mengalami dismenore.
pengobatan non farmakologi (herbal) untuk
mengurangi nyeri dismenore. Sementara di Indonesia diperkirakan
55% perempuan usia produktif
mengalami dismenore pada saat
menstruasi. Sedangkan di tempat
Kata Kunci: Dismenore,Ekstrak jahe, Remaja
Putri
penelitian hampir 50% mahasiswi
mengalami dismenore pada saat
mentruasi terutama pada hari
pertama dan kedua. Intensitas nyeri
Efektifitas Pemberian Ekstrak . . . 69
setiap perempuan berbeda tergantung
dari persepsi tentang nyeri itu sendiri
dan pengalaman nyeri (Tracey,
2007).
Dismenore yang paling sering
terjadi pada remaja putri adalah
dismenore primer (primary
dysmenorrrhea). Dismenore primer
paling sering terjadi sekitar 50%
wanita umur reproduksi dan 60-80%
pada remaja dan 67% pada umur
dewasa yang mengakibatkan banyak
absensi pada sekolah, kuliah maupun
kerja (Woo and Eneaney, 2013).
Dismenore primer merupakan nyeri
menstruasi yang bukan karena
adanya gangguan fisik akan tetapi
karena jumlah kadar postaglandin
yang berlebihan sehingga
menyebabkan hiperaktivitas uterus
(Tambayong, 2000).
Banyak cara untuk
menghilangkan atau menurunkan
dismenore baik secara farmakologis
maupun non farmakologis. Sebagian
besar remaja putri menggunakan

Efektifitas Pemberian Ekstrak . . . 70


obat obat analgesik untuk mengatasi memenuhi criteria penelitian yang ditentukan
dismenore. Tetapi obat obatan peneliti yaitu: 1) mahasiswa yang mengalami
tersebut memiliki efek samping yang dismenorea pada hari ke 1-3 menstruasi, 2)
merugikan (Harel, 2006). Terapi lain mahasiswa yang bersedia menjadi responden dalam
yang dapat digunakan adalah dengan penelitian ini. Teknik pengambilan sampel dalam
terapi herbal dengan obat obat penelitian ini adalah purposive sampling.
tradisional yang berasal dari bahan Analisis bivariat digunakan untuk menguji
bahan tanaman. Beberapa tanaman pengaruh pemberian ekstrak jahe terhadap
yang dipercaya dapat mengurangi dismneore, dalam menganalsisi data secara
rasa nyeri adalah kunyit, asam jawa, bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji
kayu manis, cengkeh, jahe (Anurogo, statisik uji t-paired I digunakan untuk
2011). membandingkan disminore sebelum atau sesudah
Salah satu ramuan atau terapi perlakuan. Tingkat kemaknaan α = 0,05
herbal yang dapat digunakan adalah
dengan mengkonsumsi air jahe, yang HASIL
mudah didapat, murah dan
terjangkau. Jahe sama efektifnya
dengan obat analgetik asam
mefenamat dan ibuprofen (Anurogo,
20011). Jahe menjadi pilihan karena
tingginya kandungan

oleororesin.Oleoresin merupakan
komponen biokatif yang terdiri dari
gingerol dan shogaol yang berfungsi
sebagai antiinflamasi yang dapat
memblokir prostaglandin sehingga
dapat menurunkan intensitas
dismenore atau nyeri menstruasi
(Ozgoli.,et all, 2009).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian quasy
eksperimen dengan desain penelitian
one group pretest- posttestdimana
dalam pelaksanaannya diberikan
intervensi dengan memberikan
ekstrak jahe. Ekstrak jahe diberikan
pada hari ke tiga sebelum menstruasi
sampai dengan hari pertama
menstruasi. Pengukuran intensitas
dismenore diukur sebelum diberikan
intervensi dan sesudah diberikan
intervensi. Sampel dalam penelitian
ini adalah 26 mahasiswi Tingkat II
Akademi Kebidanan Sakinah yang
mengalami disminorea yang
intervensi dapat dilihat Kompres air hangat 3 12
Minum air putih 7 26
pada tabel dibawah ini Pengalihan perhatian 8 31
: Tabel 2 menunujukkan bahwa
Tabel 1 Hasil Analisis hampir sebagian
Statsitik Deskriptif responden
terhadap Umur, Lama melakukan penanganan
Menstruasi terhadap dismenore dengan minum
Variabel Umur Lama
Menstruasi air putih sebesar 26 % dan
Nilai Maksimum 21 11 pengalihan perhatian seperti
Nilai Minimum 18 3 tidur,istirahat, mengobrol dengan
Mean 19,08 6,6
Median 19 7 teman yaitu sebesar 31%.
Range 2 5
Tabel 1 dapat dilihat Tabel 3 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri
bahwa umur rata rata Menstruasi Sebelum dan Sesudah Intervensi
responden yang Intensitas Sebelum Intensitas Sesudah
Nyeri f % Nyeri f %
mengalami dismenore Ringan 1 4 Ringan 19 73
adalah 19 tahun, Sedang 21 81 Sedang 5 19
kemudian rata rata Berat 4 15 Berat 2 8
Jumlah 26 100 Jumlah 26 100
lama menstruasi
responden yang Tabel 3 disimpulkan bahwa
mengalami dismenore presentase terbesar intensitas nyeri
adalah 7 hari. sebelum dilakukan intervensi adalah
responden yang mengalami nyeri
Tabel 2 sedang yaitu sebesar 81 %.
Distribusi Frekuensi Sedangkan presentase terbesar
Penatalaksanaan intensitas nyeri sesudah dilakukan
Dismenore intervensi adalah nyeri ringan
Jenis Penanganan f % sebesar 73%.
Minum obat 3 12
Minum jamu 2 7 Tabel 4 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum
Distraksi 3 12 dan Sesudah Intervensi
Hasil analisis statsitik deskriptif Intensitas N Mean±SD
Koefi Perbeda P
Nyeri sien an Rerata
berdasarkan umur, lama menstruasi, Berdasarkan tabel 5 diatas
Koreldapat
(IK 95%)
riwayat dismenore dan nyeri sebelum diketahui bahwa nilai asirata-rata
(r)
diberikan Sebelum
intensitas
26 2.12±.431
nyeri sebelum .584
diberikan
Sesudah 26 1.35±.629 .561-.977 .000
intervensi ekstrak jahe
yaitu sebesar 2,12 dan sesudah dari sekolah atau kuliah sehingga keadaan tersebut
diberikan intervensi ekstrak jahe menyebabkan menurunnya kualitas hidup wanita
adalah sebesar 1,35. Penurunan nilai (Prawirohardjo,2010). Sebagian besar wanita
rata-rata intensitas nyeri pada menggunakan obat-obatan analgesik untuk
responden sebelum dan sesudah mengatasi masalah dismenore (Dawood,2006).
sebesar 0,77, sehingga dapat Penanganan awal untuk dismenore tanpa kelainan
disimpulkan bahwa terjadi organ reproduksi (dismenore primer) dalah dengan
penurunan intensitas nyeri sebelum pemberian obat analgesik dan sekitar 80%
dan sesudah diberikan intervensi penderita mengalami penurunan rasa nyeri setelah
ekstrak jahe. Hasil uji statistik meminum obat antiprostaglandin yaitu ibuprofen,
menunjukkan nilai koefisien korelasi asam mefenamat, dan aspirin , akan tetapi obat-
(r) yang menunjukkan besarnya obatan tersebut memiliki efek samping gangguan
hubungan antara sebelum dan pada saluaran pencernaan seperti mual, muntah,
sesudah intervensi sebesar 0,584. dan rasa penuh di lambung (Harel, 2006).
Hasil analisis statistik didapatkan Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah
nilai p value sebesar 0,000 (p<0,05) tanama yang dipercaya dapat menurunkan rasa
sehingga dapat disimpulkan bahwa nyeri menstruasi. Jahe bersifat mengahangatkan
terdapat perbedaan rerata intensitas tubuh, antirematik, antiinflamasi dan analgesik.
nyeri yang signifikan antara sebelum Senyawa shogaol dan gingerol merupakan senyawa
dan sesudah diberikan intervensi
ekstrak jahe.

PEMBAHASAN
Nyeri merupakan reaksi
penting bagi tubuh terhadap
provokasi saraf saraf sensorik nyeri
yang dapat menimbulkan reaksi
ketidakyamanan (Guyton,2007).
Nyeri menstruasi atau dismenore
terjadi akibat keluarnya hormon
prostaglandin dari sel-sel dinding
endometrium yang mengalami
deskuamasi karena penurunan
hormon estrogen progesteron
sehingga menyebabkan
iskemia
jaringan
(Prawirohardjo,2010). Ovarium
merupakan organ yang terlibat dalam
produksi prostaglandin didalam
uterus. Produksi prostaglandin dalam
jumlah yang besar akibat dari
tingginya kadar estrogen pada saat
fase lutheal (Lumsden,2005).
Dismenore dapat menimbulkan
dampak pada aktivitas atau kegiatan
wanita khususnya remaja.
Dismenore membuat remaja absensi
yang terdapat pada dengan 2,5 tahun tanpa efek samping
jahe yang dapat (Rahnama,.et.al,2012).
mengurangi rasa nyeri. Penurunan intesitas nyeri haid
Jahe sebagai yang dialami responden dikarenakan
antinflamasi adanya impuls rasa hangat yang
mempunyai cara kerja merupakan efek dari ekstrak jahe
adaalh dengan yang mengenai bagian yang terasa
menghambat kerja nyeri yaitu perut bagian bawah. Rasa
enzim siklus hangat dari jahe direspon oleh ujung
cyklooksigenase syaraf yang berada di dalam kulit
(COX) sehingga dapat dan sensitif terhadap suhu. Stimulasi
menghambat ini mengrimkan impuls dari perifer
pelepasan enzim ke hipotalamus sehingga timbul
tersebut menuju kesadaran terhadap suhu lokal dan
prostaglandin yang memicu respon adaptif untuk
menyebabkan mempertahankan suhu normal tubuh
terjadinya inflamasi. (Potter and Perry,2005).
Hal ini akan
menyebabkan SIMPULAN
terjadinya penurunan Presentase terbesar intensitas
prostaglandin dan nyeri sebelum dilakukan intervensi
leukotrien yang adalah nyeri sedang (81%), dan
merupakan mediator presentase terbesar intensitas nyeri
radang sehingga jahe sesudah dilakukan intervensi adalah
direkomendasikan nyeri ringan (73%). Berdasarkan uji
untuk remaja atau statsitik disimpulkan bahwa terdapat
wanita yangmenderita dismenore perbedaan bermakna penurunan
(Ozgoli.,et.al,2009). intensitas nyeri sebelum dan sesudah
Hasil penelitian diberikan intervensi ekstrak jahe (p
menyatakan bahwa value 0,000). Sehingga ekstrak jahe
terdapat perbedaan dapat dijadikan salah satu pilihan
bermakna penurunan pengobatan non farmakologi (herbal)
intensitas nyeri untuk mengurangi nyeri dismenore.
sebelum dan sesudah
diberikan intervensi SARAN
ekstrak jahe. Hal ini Sebagai bahan pertimbangan
ini diperkuat dengan atau masukkan dalam bidang
penelitian yang kesehatan terutama promotif dan
menyatakan bahwa preventif sehingga dapat
jahe memiliki meningkatkan derajat kesehatan dan
efektifitas menurukan kualitas hidup masyarakat terutama
rasa nyeri sama
dengan asam
mefenamat dan ibuprofen
(Black.,et.al,2010).
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan
sebelumnya bahwa
jahe dapat digunakan
selama 3 bulan sampai
mahasiswi Akademi Kebidanan
Sakinah Pasuruan. Hasil penelitian Nadliroh.2013.Kecemasan Remaja Putri Dalam Menghadapi Nyeri
dapat dimanfaatkan oleh mahasiswi Haid (Disminorhea) Pada Siswi Kelas VIII di SMPN 1 Mojoanyar
Kabupaten Mojokerto.e-Journalp2m Poltekkes Majapahit
Akbid Sakinah Pasuruan untuk
mengatasi dismenore secara non
farmakologis. Potter,P.A and Perry,A.G.2005.Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep dan Praktik.Edisi 4.EGC:Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo.S.2007. Ilmu Kebidanan.YBP- SP:Jakarta.
Anurogo, W. Cara Jitu Mengatasi Nyeri
Haid.Yogyakarta:C.V Andi Offset.2011

Black C.D,Herring M.P,Hurley D.J,O’Connor


P.J.2010.Ginger (Zinger Officinale) Reduces
Muscle Pain Caused By Eccetric Exercise.The
Journal of Pain

Dawood.M.Y. Primary

Dysmenorrhoea:Advances In
Pathogenesis and Management.2006.Vol
108.Clinical Expert Series:American College
of Obstretrician and Gynecologis

Giti Ogoli,Marjan Goli,Fabiroz Moattar.2009.


Comparison with Primary
Dymesnorrhoea of Ginger, Mefenamic Acid
and Ibuprofen On Pain In women With
Primary Dysmenorrhoea.Journal Of Alternatif
and Complementary Medicine Vol 15

Guyton A.C and Hall J.E.2007.Buku


Ajar Fisiologi Kedokteran,11 th
ed.Jakarta
Harel.Z.2006.Dysmenorrhoae In Adolescent and
Young Adults:Etiology and
Management.North American Society for
Pediatric and Adolescent
Gynecology:Published Elsiever

Kelly Tracey.2007.5 Rahasia Alami Meringankan


Sindrom
Pramenstruasi.Jakarta:Erlangga

Lumsden.M.A.2005.Dysmenorrhoea.Women ’s
Heath Medicine
Rahnama P, Montazeri
A,Huseini H.,Kianbakht S,
M.Naseri. 2012.Effect of
Zingeiber Officinale R
Rhizomes (Ginger) On
Pain Relie In Primary
Dymenorrhoea: A Placebo
Randomzied
Trial.Department of
Midwifery,Herbal
Research Center,Shahed
University:Tehran,Iran

Widyastuti, yani,
dkk.2009.Kesehatan
Reproduksi.Fitramaya.Yog
yakarta.

Woo.P,

Mc.Eneaney.M.J.2013.Ne
w Strategies To Treat
Primary
Dysmenorrhoae.The
Clinical Advisor

Anda mungkin juga menyukai