Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lia Rodiana Safitri

Nim : 18040051

Kelas : 18A Farmasi

Praktikum Biofarmasetika

Pembahasan

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian absorpsi secara in vitro dengan
menggunakan usus halus pada tikus. Pada pengujian ini bertujuan agar dapat melihat
pengaruh Ph terhadap obsorpsi saluran pencernaan secara in vitro. Pada percobaan ini
menggunakan hewan coba pada tikus jantan. Tikus ini biasanya digunakan pada uji
percobaan dilaboratorium dikarenakan tikus mudah dikembangkan dan perwatanya sehingga
mudah untuk di uji cobakan.

Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% sehingga asam salisilat dikenal
juga dengan asam 2-hidroksi benzoat atau asam-ortohidrobenzoat yang mempunya pH 1,84
hal ini mengartikan bahwa asam salisilat bersifat asam. Pada pemberian oral, sebagian
salisilat diabsorpsi dengan daya absorpsi 70% dalam bentuk utuh dalam lambung, tetapi
sebagian besar absorpsi terjadi dalam usus halus bagian atas. Sebagian asam salisilat
dihidrolisis kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh dan segera menyebar ke seluruh tubuh
dan cairan transeluler setelah diabsorpsi. Kecepatan absorpsi tergantung dari kecepatan
disintegrasi dan disolusi tablet, pH, permukaan mukosa, dan waktu pengosongan lambung.
Absorpsi obat tergantung dari sifat sifat fisika dan kimia obat yang berbeda – beda tiap
senyawa, dan tempat absorpsi obat yang menentukan pH lingkungan absorpsi seperti
lambung memiliki pH rendah (asam), usus pH tinggi (basa).

Pada percobaan ini tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 20-24 jam dengan tetap
memberi minum agar absorpsi obat secara optimal pada tikus. Lalu tikus dibunuh dan dibuka
perutnya sehingga ususnya dikeluarkan, usus sepanjang kurang lebih 15 cm. Asam pada
lambung yang dihasilkan oleh lambung, sehingga absorbsinya bisa terganggu,sedangkan
pembuangan usus 20 cm di bawah dikarenakan adanya fili dan mikrofili yang menyebabkan
besarnya luas permukaan filifili ini tidak terdapat pada daerah saluran cerna lainnya.

Pada hasil pratikum kali ini obat yang diabsorpsi cukup meningkat pada setiap
menitnya dikarenakan CUB dan CLB mengalami peningkatan terus. Sehingga CLB asam
salisilatnya cukup tinggi dibandingkan dengan CUB. Sehingga pada nilai parameter yang
didapat pada hitungan tersebut yaitu dengan nilai pada kondisi percobaan nilai absorpsi pada
K CUB 41, 879 dan CLB 79, 381, sehingga nilai Pm CUB 8,376x10-3 dan CLB 15,877x10-3
dan nilai lag time CUB -1,927 dan CLB -5,167.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan pada praktikum kali ini asam salisilat dilarutan pada media cairan
saerosal 100mL ph 1,2 dan ph 7,5 sehingga setiap menit yang didapat mengalami
peningkatan dikarenakan CLB memiliki asam yang cukup tinggi dibandingkan dengan CUB
yang memiliki asam yang cukup rendah.

Daftar pustaka

Manto, 2014. Universitas setia budi surakarta. Tugas makalah praktikum biofarmasetika
absorbsi obat secara invitro.
https://www.academia.edu/29713115/tugas_makalah_praktikum_biofarmasetika_absorbsi_se
cara_invitro

Dokumen Indonesia. Modul IV absorbsi obat secara invitro

https://dokumen.tips/reader/f/modul-iv-absorbsi-obat-scr-in-vitro

Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi UGM, Buku Petunjuk Praktikum Biofarmasetika,


Fakultas Farmasi UGM, 2010.

Anda mungkin juga menyukai