Laporan Modul 1-3 Prak. TLP Rezki Amalia
Laporan Modul 1-3 Prak. TLP Rezki Amalia
Disusun Oleh :
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan praktikum ini telah diselesaikan oleh kelompok 5 guna untuk
memenuhi persyaratan mata kuliah praktek Tata Letak Fasilitas Pabrik yang
dilaksanakan pada Laboratorium Perancangan Teknik Industri Politeknik ATI
Makassar.
Menyetujui,
Mengetahui
1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang
Dalam dunia industri, masalah tata letak pabrik maupun tata letak
fasilitas dan peralatan produksi merupakan salah satu faktor yang berperan
penting dalam peningkatan produktivitas perusahaan.
Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Tata letak
secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas-
fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu produksi
(Purnomo,2004). Tujuan perancangan tata letak fasilitas yaitu untuk
menentukan bagaimana koordinasi dari setiap fasilitas produksi diatur
sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian efisiensi
dan efektifitas operasi kegiatan produksi.
Perancangan tata letak diperlukan diantaranya bagi pola aliran
material untuk dapat menghasilkan proses produksi yang berkaitan secara
efisien, menghemat pemakaian ruang bangunan serta dapat memberi
kemudahan, kenyamanan dan keselamatan dalam melaksanakan proses
produksi bagi tenaga kerja. Selain untuk mengetahui proses kerja,
perusahaan juga harus mengidentifikasi efisiensi kebutuhan mesin
berdasarkan urutan mesin yang digunakan selama proses operasi tiap
komponen dengan menggunakan Routing Sheet, serta menggunakan MPPC
untuk menggambarkan langkah-langah proses yang akan dialami oleh
bahan, baik bahan baku maupun bahan tambahan, seperti urutan-urutan
operasi, pemeriksaan dan penyimpanan, serta dalam menggambarkannya
dipisahkan antara Rough Lumber, Fabrikasi dan Assembling. Produksi akan
lebih efisien dan efektif apabila dilakukan secara sistematis. Pendekatan dan
pembelajaran secara sistem akan memungkinkan suatu proses produksi
berjalan dengan baik dan terstruktur.
Tujuan utama dalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah
untuk meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut biaya untuk
konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun untuk fasilitas-
fasilitas lainnya, biaya pemindahan bahan (material handling, costs),biaya
produksi, maintenance, safety, dan biaya penyimpanan produk setengah
jadi.
1.1.2 Tujuan Praktikum
a. Untuk membantu perakitan agar dapat mengetahui secara garis besar
pengertian OPC, APC, Routing Sheet dan MPPC.
b. Untuk memberikan pembelajaran bagi perakitan mengenai cara
pembuatan OPC, APC, Routing Sheet dan MPPC.
c. Untuk memberikan penjelasan tentang analisa penggunaan OPC,
APC, Routing Sheet dan MPPC berdasarkan hasil yang telah di
peroleh.
2) Isi semua disetiap baris dan kolom berdasarkan informasi yang tertera
dari OPC, APC dan Routing Sheet.
Tabel 1.3 Format Pengisian MPPC
1.2.3 RoutingSheet
Routing Sheet yaitu lembar kerja yang digunakan untuk
mengidentifikasi efisiensi kebutuhan mesin berdasarkan urutan mesin yang
digunakan selama proses operasi tiap komponen. Routing Sheet berguna
untuk menghitung jumlah mesinyang dibutuhkan, dan juga untuk
menghitung jumlah part yang harus disiapkan dalam usaha memperoleh
sejumlah produk jadi yang di inginkan.
Pengurutan produksi (Routing Sheet) adalah tabulasi langkah-langkah
yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang
perlu dari hal-hal yang berkaitan. Pengurutan produksi menjadi tulang
punggung kegiatan produksi yang merupakan pengumpulan kembali semua
data yang dikembangkan oleh rekayasawan proses dan alat komunikasi
pokok antara rekayasawan produk dan orang produksi. Routing Sheet ini
sering disebut juga dengan lembar proses atau lembar operasi.
Routing sheet adalah suatu proses penyimpanan langkah-langkah
oprasi yang diprlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi yang
dikehendaki, dimana untuk proses tersbut dibutuhkan informasi-informasi
mengenai proses produksi. Membuat peta proses operasi membutuhkan
sutau dokumen utama yang dikenal dengan namaMaster Route Sheet atau
Routing Sheet. Tahap awal yang harus di!akukan sebelum kegiatan produksi
dimulai adalah mengidentifikasi ataupun menentukan urut-urutan
mesin/peralatan, proses dan operasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
efisiensi.
Digunakan untuk mengetahui jalannya proses produksi dari
komponen-komponen kursi kita dapat menggunakan pola peta proses
produksi. Hasil identifkasi ataupun penentuan ini biasanya disajikan dalarn
bentuk apa yang dinamakan dengan routing sheet. Routing Sheet ini
merupakan hal yang sangat penting bagi pengawasan produksi, karena
merupakan penentuan mutu produk yang akan dibuat, dan berapa lama
waktu yang diperlukan untuk rrrengerjakan setiap kegiatan produk tersebut.
Perhitungan Routing Sheetdilakukan untuk mengetahui jumlah mesin
atau peralatan produksi yang di perlukan dalam memenuhi jumlah produksi
yang di inginkan, dengan memerhatikan persentase scrap, kapasitas mesin
atau peralatan dan efisiensi departemen atau pabrik.
Ada beberapa informasi tambahan berkaitan dengan keperluan data
untuk menghitung nilai pada tabel MPPC dan Routing Sheet. Informasi
tersebut diantaranya adalah waktu produksi dalam satu bulan adalah 4
minggu, waktu produksi dalam 1 minngu adalah 5 hari, waktu produksi
dalam 1 hari adalah 8 jam, produk yang di produksi berdasarkan peramalan
adalah 30 produksi/hari, efisiensi mesin sebesar 95%, reabilitas sistem kerja
sebesar 80%, dan produktifitas kerja per bulan sebesar 600 produk. Data
yang diperlukan dalam pembuatan routing sheet adalah:
a. Kapasitas mesin (waktu standar dalam operasi)
b. Persentase scrap
c. Efisiensi mesin
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat Routing Sheet
adalah sebagai berikut :
1) Bahan/material yang digunakan untuk memproduksi suatu produk.
2) Banyaknya satuan unit produk yang akan dibuat.
3) Urut-urutan kegiatan yang sifatnya tetap.
4) Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
5) Komponen- komponen untuk assembling setelah diproduksi.
Lembaran urutan proses (Routing Sheet) adalah tabulasi langkah-
langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dengan
rincian yang perlu dari hal-hal yang berkaitan. Tujuan dari Routing Sheetini
ialah untuk mengetahui jumlah mesin/peralatan produksi yang diperlukan
dalam memenuhi jumlah produksi yang diinginkan.
Routing Sheet ini dilaksanakan untuk memperlancar dan
mempermudah jalanya produksi yang ada. Tujuan Routing Sheet sebagai
berikut (Petra, 2012):
a) Sebagai patokan alur kerja suatu komponen secara lengkap (dari
persiapan awal produk sampai pengemasaan).
b) Sebagai patokan atau target waktu proses suatu komponen pada setiap
mesin.
c) Mempermudah jalannya proses produksi yang ada.
d) Mendisiplinkan atau membiasakan operator agar dapat bekerja secara
teratur dan cepat sesuai dengan apa yang direncanakan.
e) Pelaksanaan produksi sesuai dengan prioritas dan jumlah produksi.
1.3.2 Pembahasan
1. OPC
Tabel 1.7 Ringkasan OPC
2. APC
Tabel 1.8 Ringkasan APC
3. Routing Sheet
Setelah melakukan perhitungan Routing Sheet pada pembuatan
Tempat ATK ini dengan menggunakan efisiensi mesin 96%, reabilitas
80%, dan jumlah jam kerja 8 jam, dan menggunakan persentase scrap
pada setiap kegiatan maka diperoleh beberapa informasi diantaranya
jumlah setiap mesin aktual yang dibutuhkan untuk merakit setiap
komponen. Papan alas menggunakan meja fabrikasi sebanyak 1, gergaji
sebanyak 1, meja fabrikasi sebanyak 1, dan meja perakitan sebanyak 1.
Untuk komponen Papan Kiri-kanan Box 1 menggunakan meja fabrikasi
sebanyak 1, gergaji sebanyak 1, meja perakitan sebanyak 1. Papan depan
belakang Box 1 menggunakan meja fabrikasi sebanyak 1, gergaji
sebanyak 1, dan meja perakitan sebanyak 1. Untuk komponen Papan kiri-
kanan Box 2 menggunakan meja fabrikasi sebanyak 1, gergaji sebanyak
1 dan meja perakitan sebanyak 1. Untuk komponen Papan depan Box 2,
menggunakan meja fabrikasi sebanyak 1, gergaji sebanyak 1, dan meja
perakitan sebanyak 1. Untuk komponen Papan kiri-kanan Box 3
menggunakan meja fabrikasi sebanyak 1, gergaji sebanyak 1, dan meja
perakitan sebanyak 1. Untuk komponen Papan depan belakang Box 3
menggunakan meja fabrikasi sebanyak 1, gergaji sebanyak 1, dan meja
perakitan sebanyak 1.
4. MPPC
Setelah melakukan analisa menggunakan MPPC maka diperoleh
beberapa informasi diantaranya bahan baku melalui 7 proses operasi, 6
kali proses perakitan, 8 kali proses pemeriksaan, dan terakhir
penyimpanan. Dimana dalam pembuatan Tempat ATK jumlah mesin
teoritis untuk meja fabrikasi adalah 0,82 atau 1 mesin aktual, untuk
gergaji 0,96 atau 1 mesin aktual, untuk meja fabrikasi jumlah mesin
teoritis 0,89 atau 1 mesin aktual, dan untuk meja perakitan jumlah mesin
teoritis 2,80 atau 3 mesin aktual. Bedanya Routing Sheet dengan MPPC
yaitu pada routing sheet menampilkan jumlah mesin yang dibutuhkan
pada tiap komponen sedangkan MPPC menampilkan kebutuhan mesin
secara keseluruhan untuk tiap proses.
BAB II
LUAS LANTAI PRODUKSI
2.1 PENDAHULUAN
2.1.1 Latar Belakang
Salah satu perencanaan yang harus diperhatikan adalah mengenai
perencanaan tata letak dan penempatan tempat usaha yang bersangkutan.Hal
ini penting, karena suatu perusahaan yang tidak memperhitungkan
bagaimana sebaiknya penataan dan penempatan tempat usaha dan
produksiyang baik maka akan berpengaruh pada kegiatan perusahaan itu
nantinya.
Perencanaan itu dapat meliputi bagaimana sebaiknya susunan
bangunan yang akan digunakan agar sesuai dengan kegiatan perusahaanatau
juga bagaimana sebaiknya pembagian dan penempatan ruang dan mesin
atau peralatan kerja dan produksi. Dengan perencanaan serta perhitungan
yang matang dan benar dalam suatu kegiatan produksi,misalnya dalam
pengaturan mesin dan peralatan yang digunakan makaakan dapat
melancarkan dan memaksimalkan produksi.Penerapan tata letak stasiun
kerja pada lantai produksi merupakansebagian dari penerapan tata letak
pabrik pada perusahaan. Secarakeseluruhan tata letak pabrik ini juga
melibatkan pembagian ruangan-ruangan yang ada dalam perusahaan.
Bagaimana sebaiknya pembagianruangan dan penempatan ruangan-
ruangan tersebut akan berpengaruh besar pada jalannya produksi nantinya.
Hal ini juga melibatkan tingkat dan jenis hubungan antara ruangan yang satu
dengan yang lain. Pentingnya tataletak pabrik tersebut akan lebih terlihat
bila dikaitkan dengan kegiatanyang berlangsung di perusahaan. Salah
satunya adalah pada proses produksi, di mana salah satu yang ada di
dalamnya adalah masalah waktudan kelelahan pekerja.
Dengan adanya penerapan tata letak pabrik yang baik, maka
akandapat menekan waktu yang di butuhkan dalam suatu produksi dan
tenagayang harus dikeluarkan oleh pekerja. Permasalahan yang dihadapi
perusahaan adalah pada aliran bahan yang sedang diproses seringmengalami
langkah backtracking, sehingga mempengaruhi waktu penyelesaian produk.
Hal inilah yang membuat diperlukan adanya penataan ulang untuk mesin
dan fasilitas produksi yang digunakan
Tujuan dari tata letak fasilitas perusahaan adalah mengurangi
perpindahan material, penjadwalan produksi secara lebih efektif dan
segeramungkin memenuhi pesanan lebih tepat waktu dengan jalan
menekandelay/idle time dan menjaga kelancaran aliran proses produksi.
Kelancaranaliran proses produksi tersebut merupakan faktor utama yang
sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan produktifitas produksi
perusahaan.Pengaturan fasilitas-fasilitas produksi yang tepat diharapkan
mampumemanfaatkan luas tempat pemesinan dan fasilitas lainnya
sertamemperlancar gerakan perpindahan material sehingga diperoleh aliran
proses kerja yang lancar, teratur dan aman.
Dengan mengurangi pergerakan aliran material, maka ongkos
penanganan material dapat berkurang dan waktu penyelesaian produk
jugadapat berkurang sehingga menaikan output produksi. Suatu tata letak
yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar dengan
ongkosyang sama atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, dan
mengurangi jam kerja mesin (machine hours). (Wignjosoebroto, 1996 : 69)
Pengaturan tata letak mesin pada lantai produksi merupakan salahsatu
upaya untuk meningkatkan efektifitas kerja, baik lintas produksi,
kerjaoperator ataupun aliran material. Dengan melakukan konstruksi
terhadapfasilitas produksi pada industri manufaktur, dapat diperoleh
alternatifkonfigurasi mesin-mesin yang akan meminimumkan biaya
produksi.
Selain untuk meminimumkan ongkos material handling,
penataanfasilitas bertujuan pula untuk menjamin para pekerja akan aman
dannyaman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Keterangan :
(1),(2),(3),(4) Diketahui
(5) V Silinder = II.R²t ; V balok = p x l x t
(6) Berdasarkan bahan yang disiapkan dari“Routing Sheet”x
jumlah hari kerja/minggu
(7) Kolom (5) x kolom (6)
(8) Diketahui 1 meter
(9) Kolom (7)/ Kolom (8)
(10) Kolom (9) x Allowance 200 %
(11) Kolom (9) + Kolom (10)
2. Gudang Bahan Baku Model Rak
Untuk menghitung gudang bahan baku model rak
diperlukan data-data seperti nomor dan nama komponen,
potongan per-perakitan, tipe material, ukuran kemasan (kardus,
kaleng, kantong), unit yang tersedia isi atau kapasitas dari satu
kemasan material, dan efesiensi bahan.Sedangkan langkah-
langkah perhitungan luas lantai model rak ini yaitu :
1) Menentukan unit per-jam, yaitu kebutuhan kemasan
(material)dalam satu jam produksi.
2) Menentukan material per-satu periode, yaitu jumlah
kemasan (material dalam satu periode produksi).
3) Menentukan volume per-material
4) Menentukan volume kebutuhan, yaitu volume keseluruhan
dari material yang akan disimpan di gudang untuk satu
periode.
5) Menentukan luas lantai, yaitu lahan yang akan diperlukan
berdasarkan kebutuhan hasil peerhitungan setelah disimpan
dalam rak, tinggi maksimum tumpukan yang diizinkan, dan
cara penumpukan yang dilakukan.
6) Menentukan kelonggaran, yaitu kelonggaran yang diberikan
untuk penanganan bahan.
7) Menentukan total luas lantai, yaitu kebutuhan gudang bahan
model rak setelah ditambah kelonggaran.
Tabel 2.2 Format Perhitungan Luas Lantai Bahan Baku
Model Rak
Keterangan :
(1),(2),(3),(4),(5) Diketahui
(6) Produk per minggu
= 30 x hari kerja/minggu x V.pemakaian
(7) Kolom (6) / Kolom (5)
(8) Kolom (7) x Jumlah minggu kerja / bulan
(9) Hasil perkalian kolom (4)
(7) Kolom (8) x Kolom (9)
(8) Kolom (10) / tinggi max model rak = 2 Meter
(9) Kolom (11) x Allowance 200 %
(10) Kolom (11) + Kolom (12)
b. Luas Lantai Mesin (Fabrikasi dan Perakitan)
Data yang diperlukan untuk menghitung luas lantai mesin
adalah nama mesin atau peralatan, jumlah mesin atau peralatan,
dan ukuran mesin atau peralatan. Penentuan kebutuhan luas lantai
bermula dari stasiun-stasiun kerja. Prosedur untuk menghitung
kebutuhan luas lantai yaitu :
a. Masing-masin mesin atau stasiun kerja diukur panjang dan
lebarnya, hal ini dilakukan untuk menentukan luas seluruh
mesin, yaitu kebutuhan lahan untuk meletakkan sejumlah mesin
yang sejenis.
b. Menentukan toleransi bahan, yaitu kelonggaran yang diberikan
untuk penyimpanan sementara bahan yang akan diproses.
c. Panjang dan lebar mesin, masing-masing diberi kelonggaran
untuk memberikan ruang bagi barang setengah jadi atau work in
process (WIP), operator atau mungkin tempat peralatan.
d. Menghitung kelonggaran, kelonggaran yang diberikan untuk
ruang gerak bagi perpindahan barang, pekerja, dan peralatan.
Tabel 2.3 Format Perhitungan Luas Lantai Mesin
Keterangan :
(1),(2),(3),(4) Diketahui
(5) Hasil perkalian kolom (4)
(6) Kolom (3) x Kolom (5)
(7) Kolom (6) x Toleransi bahan (100%)
(8) Kolom (6) x Allowance 200%
(9) Kolom (6) + Kolom (7) + Kolom (8)
Keterangan :
(1),(2) Diketahui
(3) Hasil perkalian kolom (2)
(4) Dari kapasitas peroduksi x Hari kerja /minggu
(5) Kolom (3) x Kolom (4)
(6) Diketahui =1 Meter
(7) Kolom (5) / Kolom (6)
(8)Kolom (7) x Allowance 200%
(9)Kolom (7) + Kolom (8)
2.2.6 Luas Lantai Mesin dan Luas Lantai Gudang Barang Jadi
Perhitungan luas lantai mesin berguna dalam menghitung mesin yang
diperlukan untuk mengetahui luas lantai yang dibutuhkan setiap mesin pada
masing-masing departemen yang ada pada pabrik.Perhitungan yang cermat
untuk lokasi dan lebar gang merupakan salah satu faktor penting dalam
alokasi ruang.
Manfaat yang antara lain sebagai tempat perpindahan bahan baku dan
barang jadi, perjalanan pekerja, jalan masuk pemadam kebakaran, peletakan
ulang dan penggantian peralatan serta sebagai tempat pembuangan scrap.
Luas lantai gudang barang jadi harus diperhitungkan untuk dijadikan tempat
penyimpnan produk yang sudah jadi.Langkah-langkah perhitungan luas
lantai mesin dan gudang barang jadi tertera pada prosedur praktikum.(James
Apple, 1990).
b Model Rak
Tabel 2.6 Luas Lantai Model Rak
2.3.2 Pembahasan
a. Model Tumpukan
Setelah melakukan perhitungan luas lantai model tumpukan, maka
Tempat ATK diperoleh hasil seperti pada tabel hasil percobaan luas
lantai model tumpukan. Dimana masing-masing komponen, tipe yang
digunakan untuk membuat Tempat ATK adalah papan. Ukuran tiap
komponen diperoleh dari ukuran bahan yang belum dirakit yang terdapat
pada OPC, sedangkan volume tiap komponen diperoleh dari hasil
perkalian semua ukuran tiap komponen. Untuk bahan/minggu diperoleh
dari perkalian antara bahan yang disiapkan yang ada pada routing sheet
dengan jumlah hari kerja/minggu (diketahui 5 hari), volume total
diperoleh dari perkalian antara volume dan bahan/minggu, tinggi
tumpukan tiap komponen ditetapkan 1 meter, luas lantai diperoleh dari
volume total dibagi dengan tinggi tumpukan, sedangkan allowance
diperoleh dari perkalian antara luas lantai dengan allowance yang telah
ditetapkan yaitu 200%, dan total luas diperoleh dengan menambah
allowance dengan luas lantai.
Jadi, dari perhitugan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa untuk membuat Tempat ATK diperlukan luas lantai
model tumpukan dengan total luas lantai adalah 65,94 m 2.
b. Model Rak
Setelah melakukan perhitungan luas lantai model rak, maka
diperoleh hasil seperti pada tabel yang ada di hasil percobaan. Dimana
komponen yang terdapat pada luas lantai model rak adalah paku.
Dimana volume pemakaian tiap komponen dapat dilihat pada OPC
atau APC, dan ukuran tiap komponen diperoleh dari ukuran tiap
komponen yang telah ditetapkan, unit tersedia diperoleh dari berapa
jumlah unit yang telah disiapkan untuk pembuatan Tempat ATK, produk
per minggu diperoleh dari produk per minggu (ditetapkan 30
produk/minggu) dikali dengan hari kerja/minggu (ditetapkan 5 hari)
dikali dengan volume pemakaian (v. Assy), sedangkan unit/minggu
diperoleh dari produk/minggu dibagi dengan unit tersedia, untuk unit/4
minggu diperoleh dari unit/minggu dikali jumlah minggu kerja/bulan
(ditetapkan 4 minggu), volume material diperoleh dari perkalian tiap
ukuran material (panjang, tinggi, tebal, diameter), volume unit diperoleh
dari perkalian antara unit/4 minggu dengan volume material, luas lantai
diperoleh dari volume unit dibagi tinggi maksimal model rak (ditatapkan
2 meter), allowance diperoleh dari luas lantai dikali dengan allowance
(200%), dan total luas diperoleh dari luas lantai ditambah dengan
Allowance.
Jadi, dari perhitugan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa untuk membuat Tempat ATK diperlukan luas lantai
model rak dengan total luas lantai adalah 0,027 m2
c. Luas Lantai Mesin
Setelah melakukan perhitungan luas lantai mesin, maka diperoleh
hasil seperti pada tabel yang ada di hasil percobaan. Dimana mesin yang
digunakan dalam pembuatan Tempat ATK adalah meja fabrikasi, gergaji,
dan meja perakitan. Jumlah mesin diperoleh dari jumlah aktual pada
MPPC, ukuran tiap mesin diperoleh dari ukuran sebenarnya, luas mesin
diperoleh dari perkalian setiap ukuran mesin, luas seluruh mesin
diperoleh dari jumlah mesin dikali dengan luas mesin, toleransi bahan
diperoleh dari luas seluruh mesin dikali dengan jumlah toleransi bahan
(ditetapkan 100%), allowance diperoleh dari luas seluruh mesin dikali
allowance (ditetapkan 200%), dan total luas departemen diperoleh dari
penjumlahan antara luas seluruh mesin, toleransi bahan, dan allowance.
Jadi, dari perhitugan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa untuk membuat Tempat ATK diperlukan luas lantai
mesin dengan total luas lantai adalah 10,40 m2.
d. Luas Lantai Gudang Barang Jadi
Setelah melakukan perhitungan luas lantai gudang barang jadi,
maka diperoleh hasil seperti pada tabel yang ada di hasil percobaan.
Dimana produk yang dibuat adalah Tempat ATK dengan tinggi 0,47 m,
lebar 0,12 m, dan panjang 0,14 m, dengan volume 0,007896 m3, produk
jadi/minggu 175 produk/minggu, dengan total volume 1.38m3, tinggi
tumpukan 1 m, luas lantai 1,38 m 2, allowance 2,76 dan total luas lantai
yaitu 4,15 m2.
Jadi, dari perhitugan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa untuk menyimpan produk Tempat ATK diperlukan
luas lantai gudang adalah 4,15 m2.
e. Rangkuman
Setelah melakukan perhitungan luas lantai produksi, maka
diperoleh total luas lantai bahan baku model tumpukan 65,94 m 2, model
rak 0,027 m 2, luas lantai mesin yaitu 19,40 m2, dan luas lantai gudang
barang jadi 4,15 m 2.
Jadi, total luas lantai produksi dalam pembuatan produk Kalender
Box adalah 89,52 m2.
BAB III
ONGKOS MATERIAL HANDLING
3.1 PENDAHULUAN
3.1.1 Latar Belakang
Sistem penanganan bahan baku memegang peranan yang sangat
penting dalam perencanaan suatu pabrik. Pada sebagian besar
manufacturing, orang beranggapan bahwa lebih baik bahan yang bergerak
atau berpindah dari pada orang atau mesinnya. Untuk beberapa kasus
tertentu kadang-kadang akan lebih baik manusia atau mesin (ataupun
keduanya) yang dipindakan. Perencanaan tata letak pabrik tidaklah bisa
mengabaikan signifikasi dari aktivitas pemindahan bahannya, demikian juga
sebaliknya.
Pemindahan bahan atau material adalah suatu aktivitas yang sangat
penting dalam kegiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan
perencanaan tata letak fasilitas produksi. Aktivitas ini merupakan aktivitas
“non produktif” sebab tidak memberikan nilai perubahan apa-apa terhadap
material atau bahan yang dipindahkan, tidak akan terjadi perubahan bentuk,
dimensi, maupun sifat-sifat fisik atau kimiawi dari material yang berpindah.
Kegiatan pemindahan bahan/material tersebut akan menambah biaya (cost).
Dengan demikian sebisa mungkin aktivitas pemindahan bahan
tersebut diminimalisir atau paling tepat untuk menekan biaya pemindahan
bahan tersebut adalah memindahkan bahan pada jarak yang sependek-
pendeknya dengan mengatur tata letak fasilitas produksi atau departmen
yang ada.
Material handling adalah aliran bahan yang harus direncanakan
secermat-cermatnya sehingga material (bahan) akan bisa dipindahkan pada
saat dan menuju lokasi yang tepat. Biaya material handling dengan mudah
akan dapat dihitung. Biasanya biaya material handling akan proporsional
dengan jarak pemindahan material dan pengukuran jarak akan bisa
dilaksanakan dengan sederhana bilamana layout dari fasilitas produksi
tersebut bisa digambarkan. Biaya material handling seringkali akan sangat
dipengaruhi oleh desain layout itu sendiri. Karena biaya material handling
proporsional dengan jarak perpindahan material, maka pemilihan tipe layout
itu sendiri sudah akan memberi pengaruh terhadap jumlah biaya material
handling.
Peralatan produksi yang canggih dan mahal harganya akan tidak
berartiapa-apa akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja. Karena
aktivitasproduksi suatu industri secara normal harus berlangsung dalam
jangka waktu yangpanjang dengan tata letak yang tidak berubah-rubah,
maka kekeliruan yang dibuatdalam perencanaan tata letak ini akan
menyebabkan kerugian yang tidak kecil.Perencanaan fasilitas merupakan
rancangan dari fasilitas-fasilitas industri yangakan didirikan atau dibangun.
Di dunia industri, perencanaan fasilitasmdimaksudkan sebagai rencana
dalam penanganan material (material handling)dan untuk menentukan
peralatan dalam proses produksi, juga digunakan dalamperencanaan fasilitas
secara keseluruhan (Anthara, 2011)
Material handling mempunyai tujuan umum yaitu meminimumkan
biaya. Karena pengaruh yang nyata dalam material handling, penting sekali
untuk mendesain layout dan sistem material handling secara simultan atau
paling tidak terjadi back tracking yang signifikan.