Siti Fatimah - Resume Seks Education + Vineland
Siti Fatimah - Resume Seks Education + Vineland
Secara garis besar, pendidikan seks diberikan sejak usia dini (dan pada usia remaja) dengan tujuan
menurut (Michael Reiss: 2006), sebagai berikut:
a. Membantu anak mengetahui topik-topik biologis seperti pertumbuhan, masa pubertas, dan
kehamilan.
b. Mencegah anak-anak dari tindak kekerasan
c. Mengurangi rasa bersalah,rasamalu, dan kecemasan akibat tindakan seksual
d. Mencegah remaja perempuan dibawah umur dari kehamilan
e. Mendoronghubungan yang baik
f. Mencegah remaja di bawah umurterlibat dalam hubungan seksual (sexualintercourse)
g. Mengurangi kasus infeksi melalui seks
h. Membantu anakmuda yang bertanya tentang peran laki-laki dan perempuan dimasyarakat.
4. Seks education sesuai perkembangan usia
a. Balita
tujuannya adalah untuk memperkenalkan organ seks yang dimiliki, seperti
menjelaskan anggota tubuh lainnya, termasuk menjelaskan fungsi serta
cara melindunginya.
b. usia sekolah mulai 6-10 tahun
bertujuan memahami perbedaan jenis kelamin (laki-laki dan perernpuan),
menginformasikan asal-usul manusia, membersihkan alat genital dengan
benar agar terhindar dari kuman dan penyakit. Sedangkan usia menjelang
remaja, pendidikan seks bertujuan untuk menerangkan masa pubertas
dan karakteristiknya, serta menerima perubahan dari bentuk tubuh.
c. Usia menjelang remaja
bertujuan untuk menerangkan masa Pubertas dan karakteristiknya, serta
menerima perubahan dari bentuk tubuh.
d. Usia pranikah
Bertujuan untuk membekali pasangan yang ingin menikah tentang
hubungan seks yang sehat dan tepat.
e. Usia setelah menikah
Bertujuan memelihara pernikahan melalui hubungan seks yang berkualitas
dan berguna untuk melepaskan ketegangan dan stress.
5. Landasan seks education
Secara filosofis, pendidikan seks sebagaimana dikemukakan Murtada Mutahhari (1982: 62),
bahwa seksualitas merupakan takdir kawni yang Mengacu pada dorongan seks yang telah
diletakan pada watak alami manusia. Landasan yuridis pendidikan seks mengacu pada
beberapa hal yaitu:
1) UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 dan ayat 2 menyatakan bahwa: setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan.
2) Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 11 Ayat (1)
menyatakan bahwa: Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga
negara tanpa diskriminasi.
3) Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3
menyatakan bahwa: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta Peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Vineland Social Maturityscale (VSMS) adalah Suatu skala pengukuran yang baik untuk
perkembangan sosial. Alat ukur ini dikembangkan oleh Edgar Arnold Doll pada tahun 1935.
Menurut Doll (1965), bahwa VSMS (Vineland Social Matutty Scale) adalah skala yang
menggambarkan beberapa aspek khusus terhadap kemampuan yang memiliki kebutuhan
yang berguna. Vineland Social Maturityscale (VSMS) terdiri dari daftar pertanyaan yang
masing-masing Terdiri dari sejumlah indikator yang menggambarkan tentang perkembangan
sosial individu. Pada tes ini diperlukan jawaban atau informasi yang
Dapat dipercaya dari orang tua anak, mengenai perkembangan anaknya mulai dari tahun-
tahun pertama sampai pada saat tes dilakukan. Alat tes ini mengkategorikan kemampuan
motorik perkembangan sosial anak dari lahir sampai dewasa. Kualitas hasil pemeriksaan
tergantung pada kemampuan si penguji dan ayah atau ibu yang memberikan jawaban.
Kegunaan sekala ini adalah tes psikologi anak yang mengalami deviasi dalam
perkembangannya.
2. Cara melakukan vineland tes
Pelaksanaan vineland test ini bisa dilakukan dengan cara mengukur suatu skala
perkembangan pada anak, vineland test ini adalah tes yang dipercayai orang tua untuk
mengetahui perkembangan anaknya mulai dari umur 0-dewasa. Vineland test ini adalah
salah satu pemeriksaan kemampuan motorik dan perkembangan sosial anak.
3. Aspek-aspek vineland rest
Ada beberapa aspek yang berperan terhadap kesiapan seorang anak berkebutuhan
khusus dalam memasuki bangku sekolah seperti yang dikemukakan oleh
Doll (1965) yaitu kematangan sosial mencakup beberapa aspek :
a. Self -help general (SHG) : eating and ressing oneself (Mampu menolong dirinya
sendiri : makan dan berpakaian sendiri)
b. Self -help eating (SHE) : the child can feed himself (Mampu makan sendiri)
c. Self -held dressing (SHD) : the child can dress himself (Mampu berpakaian
sendiri)
d. Self-direction (SD) : the child can spend money and assume responsibilities
(Mampu memimpin dirinya sendiri : misalnya mengatur keuangannya dan
memikul tanggung jawab sendiri)
e. Occupation (O) : the child does things for himself, cus things, use a pencil, and
transfer objects (Mampu melakukan pekerjaan untuk dirinya, menggunting,
menggunakan pensil, memindahkan benda-benda)
f. Communication ( C ) : the child talks, laughs, and reads (Mampu berkomunikasi
seperti berbicara, tertawa, dan membaca)
g. Locomotion (L) : the child can move about where he wants to go (Gerakan
motorik : anak mampu bergerak kemanapun ia inginkan)
h. Socialization (S) : the child seeks the company of others, engages in play, and
competes (Mampu bersosialisasi : berteman, terlibat dalam permainan dan
berkompetisi)
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Sosial
Menurut Gunarsa (1991:90) ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya
perbedaan antara keterampilan dan kematangan sosial seseorang anak dengan
lainnya, yaitu :
a. Perkembangan dan kematangan khususnya kematangan intelektual, sosial,dan
emosi.
b. Faktor biologis, pengalaman belajar, kondisioning frustasi dan konflik
c. Keadaan lingkungan, terutama dalm hal ini adalah lingkungan rumah dan
keluarga.
d. Faktor kebudayaan, adat istiadat dan agama.
e. Keadaan fisik dan faktor keturunan, konstitusi fisik meliputi sistem syaraf,
kelenjar otot-otot serta kesehatan dan penyakit.
5. Mengapa harus dilakukan vineland rest ?
U dapat mengetahui perkembangan pada anak. Vineland test ini juga bertujuan untuk
mengukur perbedaan individual, mengukur penyimpangan yang dapat dilakukan untuk
mendeteksi masalah kelemahan mental, kenakalan anak – anak dan mengetahui
kemampuan bersosialisasi pada satu tahun pertama tersebut adalah : mendekati orang-
orang yang dikenal dan minta diperhatikan sedangkan kemampuan berkomunikasi adalah :
mendekat atau tertawa, berbicara atau meniru suara – suara dan mengikuti petunjuk atau
perintah yang sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, dkk.( 2014). Konsep Dasar Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka
Ulwan, Abdullah Nasih 2011. Ada Apa dengan Seks?: Cara Mudah dan Benar Mengenal
Seks, Alih Bahasa Imam Ghazali Masykur. Jakarta: Gema Insani Press.
Baraja, Abu Bakar. (2008). Psikologi Perkembangan : Tahap dan Aspek-Aspeknya, mulai
Dari 0 Tahun sampai Akil Baligh. Jakarta : Studia Press.
Doll, E. A. (1965). Vineland social maturity scale. Manual of Directors Minessota:
American Duidance Service, Inc.