Kolerasi Kadar Glukosa Darah Menggunakan Folin Wu Dan Glukometer PDF PDF Free
Kolerasi Kadar Glukosa Darah Menggunakan Folin Wu Dan Glukometer PDF PDF Free
Anggota:
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
Kolerasi Kadar Glukosa Darah Menggunakan Glukometer dan Folin-Wu
1. Tujuan
2. Dasar Teori
2.1.1. Pengertian
2
2.2. Metode Folin - Wu
2.2.1. Pengertian
3
Prinsip kerja dari natrium tungstate adalah sebagai katalis
untuk epoksidasi alkena dan oksidasi alkohol menjadi aldehida atau
keton. Dalam percobaan folin wu, Na-tungstat berfungsi dalam
mengendapkan protein dalam darah terutama protein yang terlarut
dalam air (H2O).
Prinsip kerja H2SO4 pada percobaan folin wu adalah untuk
mempercepat reaksi pengendapan protein oleh Na-tungstat sekaligus
menciptakan suasana asam.
Larutan (ml) 1 2 3 4 5
Blanko Standar Standar 2 Uji 1 Uji 2
1
Filtrat bebas - - - 2,0 2,0
protein
P
e Standar - 2,0 2,0 - -
n glukosa
g Akuades 2,0 - - - -
4
c. Pengujian terhadap filtrat dengan cara sebanyak 2 mL filtrat
bebas protein dicampurkan dengan 2 mL pereaksi tembaga
alkalis.
AU−AB
Kadar glukosa = AS−AB 𝑥 0,2 𝑥 100 0,2 mg/100mL
Keterangan :
Au = Absorban Uji
AB = Absorban Blanko
AS = Absorban Standar
3. Prinsip Kerja
4. Bahan dan Pereaksi
4.1 Pemeriksaan Glukometer
1. Smart Check Blood Glucose Meter
2. Spuit 3cc
5
3. Tourniquet, plaster
4. Lancet
5. alcohol swab
6. Blood Glucose Test Strip
4.2 Metode Follin-Wu
1.Bahan yang akan diperiksa
2.Akuades
3.Larutan natrium tungstat 10%
4.Larutan asam sulfat (H2SO4) 2/3 N
5. Cara Kerja
5.1 Pemeriksaan Glukometer
1. Siapkan peralatan yang Anda butuhkan, yaitu: Smart Check Blood Glucose
Meter, spuit 3cc, tourniquet, plaster, alcohol swab, lancet dan Blood
Glucose Test Strip
2. Cuci tangan dan astikan pastikan kedua tangan kering
3. Masukkan jarum penusuk (lancet) ke lancing device. Pastikan bahwa
jarum yang Anda pakai masih baru dan steril. Jarum penusuk hanya
digunakan untuk sekali pakai.
4. Letakkan ujung jari Anda yang akan ditusuk.
5. Gunakan kapas beralkohol untuk membersihkan ujung jari yang akan
ditusuk agar tidak infeksi.
6. Tusukkan jarum ke ujung jari Anda. Lap darah pertama yang keluar
dengan kapas dan biarkan bulatan kecil darah terbentuk di ujung jari.
7. Tempelkan ujung test strip ke bulatan darah sampai terbasahi merata
bagian untuk sampelnya. Bila sampel darah sudah memadai maka alat
akan mulai mengukur (waktu pengukuran terlihat di display dalam
hitungan mundur).
8. Tempelkan kasa atau kapas beralkohol ke ujung jari yang tertusuk untuk
menghentikan perdarahan.
6
5.2 Metode Folin-Wu
7
6. Hasil
8
6.2 Deskripsi Kadar Glukosa Darah Menggunakan Alat Spektrofotometer
9
Kadar glukosa
(mg/dl)
200
180
160
140
120
100 Glukometer
80 Spektrofotometer
60
40
20
0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
Berdasarkan hasil pada tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata kadar glukosa
darah yang diukur dengan alat glukometer lebih tinggi daripada alat
spektrofotometer
10
6.4 Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikan 0.932 > 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
Sedangkan pada output independent sampel test, SPSS menampilkan dua uji T
dengan asumsi varian kedua kelompok sama dan uji T dengan asumsi varian
pada kedua kelompok berbeda. Untuk memilih uji yang dipakai, dilihat dari
uji Levene’s. Pada tabel diatas diperoleh nilai P pada uji Levene’s adalah
0.120. Nilai ini lebih besar dari 0.05, artinya varian pada kedua kelompok
diatas sama. Sehingga,didapat nilai p= 0.179 dan disimpulkan bahwa pada α
5% tidak ada perbedaan yang signifikan antara glukometer (GCU) dan
spektrofotometer.
7. Pembahasan
Kadar glukosa darah akan mejadi lebih tinggi daripada vena karena darah
lengkap dari kapiler merupakan pertemuan antara arteri dan vena yang
mengandung berbagai macam molekul baik karbondioksida, oksigen,
hormone, vitamin, mineral dan zat kimia lain yang dapat menyulitkan dalam
11
pemeriksaan glukosa darah sehingga menyebabkan kadar glukosa darah
menjadi tinggi. Jika menggunakan darah vena, sampel plasma yang digunakan
merupakan bagian cair dari darah yang mengandung molekul-molekul kimia
yang menunjukkan metabolisme tubuh manusia.
12
berwarna merah muda. Senyawa ini dapat diukur dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 420 nm. Intesitas warna yang terbentuk tersebut
setara dengan kadar glukosa darah yang terdapat dalam sampel. Sedangkan,
glukometer menggunakan strip test, saat darah diteteskan pada zona reaksi tes
strip, katalisator glukosa akan mereduksi glukosa dalam darah. Intesitas yang
terbentuk dari elektron dalam strip setara dengan konsentrasi glukosa darah.
8. Kesimpulan
9. Daftar Pustaka
Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA.
2014. Biokimia Harper Edisi 29. Manurung LR, Mandera LI, penerjemah.
Jakarta(ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Harper’s
Illustrated Biochemistry, 29th Ed
13
Lampiran
Unstandardized
Residual
N 4
a
Normal Parameters Mean .0000000
Positive .270
Negative -.209
Kolmogorov-Smirnov Z .541
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikan 0.932 > 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
T-Test
Group Statistics
Berdasarkan output diatas (group statistik) terlihat bahwa rata-rata kadar glukosa
alat spektrofotometer yaitu 46.49 mg/dl berbeda dengan rata-rata kadar glukosa
pada alat glukometer (GCU) yaitu 82.00 mg/dl
14
Independent Samples Test
Differenc Difference
Sedangkan pada output independent sampel test, SPSS menampilkan dua uji T dengan asumsi varian kedua kelompok sama dan uji T dengan asumsi
varian pada kedua kelompok berbeda. Untuk memilih uji yang dipakai, dilihat dari uji Levene’s. Pada tabel diatas diperoleh nilai P pada uji Levene’s
adalah 0.120. Nilai ini lebih besar dari 0.05, artinya varian pada kedua kelompok diatas sama. Sehingga,didapat nilai p= 0.179 dan disimpulkan bahwa
pada α 5% tidak ada perbedaan yang signifikan antara glukometer (GCU) dan spektrofotometer