Anda di halaman 1dari 41

KURIKULUM

SEKOLAH KEJAR PAKET B/ SETARA SMP


SEKOLAH KEJAR PAKET C/SETARA SMA
“PKBM MULYA ABADI”
TAHUN PELAJARAN 2020-2021

ALAMAT : JL. JAKSA AGUNG SUPRAPTO NO. 5 A


NPWP : 02.714.198-5-612.000
E-MAIL : pkbm.mulyaabadigresik@gmail.com
WEBSITE : www.mulya-abadi.sch.id

1
KURIKULUM
SEKOLAH KEJAR
PAKET B/ SETARA SMP

“PKBM MULYA ABADI”


TAHUN PELAJARAN 2020-2021

ALAMAT : JL. JAKSA AGUNG SUPRAPTO NO. 5 A


NPWP : 02.714.198-5-612.000
E-MAIL : pkbm.mulyaabadigresik@gmail.com
WEBSITE : www.mulya-abadi.sch.id
2
KURIKULUM PAKET B PKBM ”MULYA ABADI”
KECAMATAN GRESIK KABUPATEN GRESIK
PROPINSI JAWA TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang dasar
Negara republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
pembentukan watak serta peradaban yang yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa,berhakhlak
mulia,sehat,berilmu.cakap.kreatif,mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercamtum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan
Nasional yang selanjutnya akan disingkat sebagai UU Sisdiknas 20/2003.
Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan,peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen
pendidikan,Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib
belajar 9 tahun,Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kwalitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui,olahhati,olah pikir,olahrasa,olahraga,dan
olahkarya agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.Peningkatan
relevansi pendidikan dimaksud untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
tuntunan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
Indonesia.Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis masyarakat dan otonomi perguruan tinggi serta pembaharuan
pengelolaan pendidikan secara terencana,terarah,transeparan,demokratis dan
berksinambungan.
Berdasarkan penjelasan Pasal 17 dan pasal 18 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistim Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan yang sederajat
denganSD/MI adalah program seperti Paket A dan yang sederajat dengan SMP/MTs
adalah program seperti Paket B,sedangkan pendidikan yang sedrrajat dengan SMA/MA
adalah program seperti PAKET B.
Setiap peserta didik yang lulus ujian program Paket A,B atau C mempunyai hak
ekigibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah SD/MI,SMP/MTs,dan
3
SMA/MA untuk dapat mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi.Status
kelulusan PAKET B mempunyai hak eligibilitas yang sama dengan lulusan pendidikan
formal dalam memasuki lapangan kerja.
Dalam dokumen ini membahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Standar isi ini
memuat:
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan acuan dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat pendidikan,
2. Beban belajar bagi peserta didik pada program Paket A,Paket B,dan PAKET B;
3. Kurikulum program Paket A Paket B dan PAKET B dikembangkan berdasrkan
panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tak terpisahkan dari standar isi;dan
4. Kelender Pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada program Paket
A,Paket B dan PAKET B.

B. TUJUAN
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasrar dan menengah berpedoman
pada panduan yang disusun oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP).Sekolah dan
komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan
silabusbusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kopetensi lulusan
dibawah supervisi dan dinas pendidikan dan Departemen Agama yang bertanggung
jawab bidang pendidikan Luar Sekolah (PLS).

C. VISI PKBM ” MULYA ABADI ”


TERWUJUDNYA MASYARAKAT GRESIK YANG CERDAS DAN TERAMPIL
SEBAGAI BAROMETER KEMAJUAN PENDIDIKAN YANG AGAMIS, DIMANIS,
KREATIF DAN DEMOKRATIS DI KECAMATAN GRESIK

D. MISI
1. Meningkatkan ketaqwaan dan prilaku yang kreatif, efektif dan berakhlaqul karimah
2. Memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan dengan prinsip cepat, tepat dan
tuntas dengan didasari rasa ihklas
3. Mengusahakan proses pembelajaran menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
4. Melaksanakan dan menuntaskan wajib belajar 12 tahun dan mencetak warga belajar
yang berkualitas dan beriman
5. Mengembangkan pendidikan keterampilan yang berbasis pada kerajinan daerah
6. Mewujudkan masyarakat sekolah yang sehat jasmani dan rohani serta menciptakan
lingkungan bidup yang sehat

4
7. Mengembangkan sikap toleransi, kerjasama dan setia kawan untuk mewujudkan
semangat kebangsaan yang kuat

PKBM ”MULYA ABADI” yang belokasi di Desa Sidokumpul Kecamatan Gresik,


tepatnya di Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 5 A, Gresik diresmikan dengan Akta notaris
No 12 tanggal 02 Pebruari Tahun 2016
PKBM ”MULYA ABADI” dipimpin oleh satu orang Pengelola, dibantu oleh satu orang
Sekretaris dan satu orang Bendahara.
Keadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ”MULYA ABADI”
1. Sarana Prasarana
a. Luas Lokasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ”MULYA ABADI” 10 m2
b. Jumlah ruang kelas : 3 ruangan
c. Ruang sekretariat : 1 ruangan
d. Ruang Keterampilan : 1 ruangan

2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan


Tenaga Pendidik dan Kependidikan dengan spesifikasi pendidikan sebagai berikut :
a. Tenaga Pendidik
Strata 1 : Laki 5 orang Perempuan 10 orang
Strata 2 : Laki 1 orang Perempuan 0 orang
Jumlah : 11 orang
b. Tenaga Kependidikan :
Laki 1 orang Perempuan 1 orang jumlah 2 orang
3. Peserta Didik
Jumlah Warga Belajar berdasarkan kelompok belajar meliputi :
1. PAKET B Kelas X : 1 kelompok belajar, terdiri dari
a. Laki – laki : 5 orang
b. Perempuan : 3 orang
Jumlah : 8 orang
2. PAKET B Kelas XI : 1 kelompok belajar, terdiri dari
a. Laki – laki : 11 orang
b. Perempuan : 5 orang
Jumlah : 16 orang
3. PAKET B Kelas XII : 1 kelompok belajar, terdiri dari
a. Laki – laki : 29 orang
b. Perempuan : 13 orang
Jumlah : 42 orang

5
D. LANDASAN YURIDIS
1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum
Pendidikan Nasional. Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok/satuan pendidikan kabupaten/kota
dan departemen agama kabupaten/kota yang membidangi pendidikan untuk
pendidikan dasar dan Propinsi untuk untuk pendidikan menengah.
2. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional.
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah berpedoman
pada panduan yang disusun oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP).
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan dibawah supervisi dinas pendidikan/kota dan Departemen
Agama yang bertanggung jawab bidang pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006 tentang standar isi untuk
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup lingup materi minimal
untuk mencapai kompetensi.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 tahun 2006 tentang standar
kompetensi kelulusan (SKL), standar kompetensi minimal satuan pendidikan dasar
dan menenga kelompok mata pelajaran, mata pelajaran yang bermuara pada
kompetensi dasar (KD)
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 tahun 2006 peraturan ini mengatur
tentang pelaksanaan Permendiknas No.22 tahun 2006 dan Permendiknas No.23
tahun 2006.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.13 tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007 tentang standar tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.20 tahun 2007 tentang Penilaian.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 tentang sarana prasarana.
10. Peraturan Menteri Pendidkan Nasional No.4 tahun 2007 tentang standar proses.
11. Undang-undang RI No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam undang-
undang no.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah member ruang bagi otonomi
luas termasuk otonomi pendidikan.

E. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu
pada undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional pasal 35
tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai

6
acuan pengembangan kurikulum, standar isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
kependidikan. Tujuan penyususnan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat
digunakan sebagai acuan oleh satuan PKBM MULYA ABADI sebagai pengembangan
kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yaitu : Tingkatan 5
dengan derajat kopentensi mahir 1 setara dengan kelas X SMA/MA diarahkan pada
pencapaian dasar dasar kopentensi akademik dan menerapkannya untuk menghasilkan
karya sehingga peserta didik mampu mengkomunikasikan konsep-konsep secara lebih
ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja mandiri dan
mengembangkan kepribadian propesional. Tingkat 6 dengan derajat kopetensi Mahir 2
setara dengan kelas XII SMA/MAdiarahkan untuk pencapaian kemampuan akedemik
dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri
atau berwirausaha, bersikap propesional, berpartisipasi aktip dan produktif dalam
kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Kedalaman Muatan Kurikulum


Kedalaman muatan kurikulum pada program PAKET B dituangkan dalam kopetensi
yang terdiri atas Standar Kompotensi (SK) dan Kopetensi Dasar (KD) tiap mata
pelajaran pada setiap tingkatan dan /atau semester. SK dan KD mata pelajaran pada
program PAKET B mengacu kepada Standar Kopetensi Lulusan (SKL) yang dijabarkan
ke dalam SK dan KD masing –masing mata pelajaran Pada pendidikan umum. SK dan
KD tiap mata pelajaran pada setiap tingkatan dan derajat menggambarkan bobot Mata
pelajaran, dan disajikan pada lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
ini yakni terdiri atas :
Lampiran SK dan KD Program PAKET B.
Perpindahan Jalur Pendidikan
UU Sisdiknas 20/2003 Pasal12 ayat (!) butir (e) menegaskan hak peserta didik untuk
Untuk pindah dari jalur pendidikan, sistim ini memungkinkan peserta didik pindah dari
Jalur pendidikan informal dan pendidikan formal ke jalur Pendidikan nonformal atau
seJAWA TIMURknya. Kurikulum program PAKET B memungkinkan peserta didik dari
pendidikan informal dan Pendidikan formal pindah ke program PAKET B melalui
proses alih kredit dengan Kredit Kopetensi (SKK) yang telah dicapai oleh peserta
didik. Persyaratan alih mempertimbangkan daftar riwayat hidup, capaian hasil belajar
berupa transkrip, daftar nilai, raport, fotofolio dan sejenisnya. Apabila persyaratan
belum memenuhi perlu mengikuti tes penempatan yang memberikan pengakuan
terhadap pembelajaran yang diperoleh secara mandiri dari pengalaman, pelatihan dan
profesi. Ketentuan untuk alih kredit ini diatur dalam panduan yang ditetapkan
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional.

7
Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum proram PAKET B merupakan pola susunan mata pelajaran dan
beban beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran meliputi mata pelajaran,dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK).
Susunan mata pelajaran program PAKET B, terdiri atas mata pelajaran untuk
mengembangkan kemampuan Olah Hati, Olah Pikir, Olah Rasa, Olahraga dan Olah
Karya, termasuk Muatan Lokal, ketrampilan fungsional, dan pengembangan kepribadian
profesional. Beban belajar program PAKET B dinyatakan dalam satuan kredit
kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek
ketrampilan, dan atau kegiatan mandiri.
SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar
peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap
mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan
pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih
kredit yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan
kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui
pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi
secara proporsioanal dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu
jam pembelajaran, yaitu sama dengan 45 menit untuk PAKET B.
Struktur Kurikulum Program PAKET B dimaksudkan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan sesuai dengan Permen Diknas 23/2006, dengan orientasi
pengembangan olahkarya untuk mencapai ketrampilan fungsional yang menjadi
kekhasan program PAKET B, yaitu: memiliki ketrampilan berwirausaha.
Pencapaian kompetensi ketrampilan fungsioanal dikembangkan melalui mata pelajaran
ketrampilan fungsional yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan secara
terintegrasi dan / atau dalam bentuk mata pelajaran tersendiri. Muatan Lokal merupakan
kajian yang diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran atau secara tersendiri,
sebagai pelajaran pilihan.
Pengembangan Kepribadian Profesional merupakan kemampuan mengembangkan diri
untuk meningkatkan kwalitas hidup dengan mengelola potensi, bakat, minat, prakarsa,
kemandirian, tindakan, dan waktu secara propesional sesuai tujuan dan kebutuhan, yang
dapat dilakukan antara lain melalui pelayanan konseling.
Kemampuan olahhati dan olahrasa termasuk estetika dikembangkan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, ketrampilan, dan muatan lokal yang relevan.

8
F. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan Terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman peserta didik, kondisi daerah,jenjang serta jenis pendidikan tanpa
membedakan agama, suku, budaya, ekonomi, status sosial, adat istiadat gender.
c. Tanggap terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum ini dikembangkan dengan kesadaran bahwa perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi dan seni berlangsung secara dinamis.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
untuk menjamin relevansi pendidikan.
e. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi.
f. Belajar sepanjang hayat
Pendidikan berlangsung sepanjang hayat yang tidak memandang usia.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Dalam pengembangan kurikulum memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

G. PRINSIP – PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM


Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta
didik harus harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara sehat, bebas, diamis
dan menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakan kelima pilar belajar yaitu:
a. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. belajar untuk memahami dan menghayati
c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
d. belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain
e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

9
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi tahap
perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
kesosialan dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai,akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip Tut
Wuri Handayani, Ing madia mangan karsa, ing ngarsa sung tulada (Di belakang
memberikan daya dan kekuatan di tengah membangun semangat dan prakarsa,
didepan memberikan contoh dan teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan prinsip alam tak kambang jadi
guru (Semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan)
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya
serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh badan
kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang
pendidikan.

H. PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU RI No.20 tahun 2003)
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum oprasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik,
kondisi, potensi daerah, sekolah dan peserta didik.
Kurikulum PKBM ”MULYA ABADI” adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh Tutor/guru, dan Pengelola serta seluruh stackholder yang sesuai
karakteristik, kondisi, potensi daerah, sekolah dan Peserta Didik..

10
BAB II

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM

A. Kerangka Dasr
1. Kelompok Mata Pelajaran
Kurikulum program Paket A, Paket B, dan PAKET B meliputi :
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d) Kelompok mata pelajaran estetika;
e) Kelompok mata pelajaran jasmani,olah raga dan kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada tabel 1

Tabel 1
Cakupan Kelompk Mata Pelajaran
No Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
1 Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Mulia dimaksud untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta beraklak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika,budi pekerti,attau moral sebagai perujudan dari
pedidikan agama
2 Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
Kepribadian kepribadian dimaksud untuk meningkatkan kesadaran dan
wawasan peserta didik akan status,hak,dan kewajiban
dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan
bernegara,serta peningkatan kwalitas dirinya sebagai
manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan,jiwa dan patriotisme bela negara,penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia,kemajemukan
bangsa,pelestarian lingkungan
hidup,gerder,demokrasi,tanggung jawab sosial, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta prilaku anti
korupsi,kolusi,dan nepotisme.
3 Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

11
Tehnologi tehnologi pada paket A setara SD/MI dimaksud untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasikan ilmu
pengetahuan dan tehnologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berprilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan
mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknolgi
pada PAKET B setara SMA/MA dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.
4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresisi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individu sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
5 Pendidikan Jasmani, Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olahraga
Olahraga dan Kesehatan dan kesehatan pada paket A setara SD/Mi dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportifitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olahraga
dan kesehatan pada paket B setara SMP/Mts dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportifitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olahraga
dan kesehatan pada paket B setara SMP/Mts dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sikap sportif,disiplin,kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap,dan
prilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang
bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari
prilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS,
demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.

12
BAB III
KESETARAAN TINGKAT DAN DERAJAT KOPETENSI

A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum PAKET B dilaksanakan dalam sistem tingkatan dan derajat yang
setara dengan sistem kelas pada pendidikan formal dengan kompetensi sebagai berikut :

Program PAKET B meliputi :


Tingkatan 5 dengan derajat kompetensi Mahir 1 setara dengan kelas X SMA/MA,
diarahkan pada pencapaian dasar-dasar kompetensi akademik dan menerapkannya
untuk menghasilkan karya sehingga peseta didik mampu mengkomunikasikan konsep-
konsep secara lebih ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja
mandiri dan mengembangkan kepribadian profesional.

Tingkatan 6 dengan derajat kompetensi Mahir 2 setara kelas XII SMA/MA, diarahkan
untuk pencapaian akademik dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta
didik dapat bekerja mandiri atau berwirauaha, bersifat profesional, berpartisipasi aktif
dan produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.

B. Kedalaman Muatan Kurikulum


Kedalaman muatan kurikulum pada program PAKET B dituangkan dalam kompetensi
yang terdiri atas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tiap mata
pelajaran pada setiap tingkatan dan/atau semester.
SK dan KD mata pelajaran pada program PAKET B mengacu kepada Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang dijabarkan ke dalam SK dan KD masing-masing mata
pelajaran umum.
SK dan KD tiap mata pelajaran pada setiap tingkatan dan derajat mengambarkan bobot
mata pelajaran, dan disajikan pada Lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional ini yang terdiri atas : Lampiran 3 SK dan KD program PAKET B.

C. Perpindahan Jalur Pendidikan


UU Sisdiknas 20/2003 Pasal 12 ayat (1) butir (e) manegaskan hak peserta didik untuk
pindah antar jalur endidikan. Sistem ini memungkinkan peserta didik pindah dari jalur
pendidikan informal ke jalur pendidikan formal ke jalur pendidikan nonformal atau
seJAWA TIMURknya.

13
Kurikulum program PAKET B memungkinkan peserta didik dari pendidikan informal
dan pendidikan formal pindah ke program PAKET B melalui proses alih kredit dengan
menghitung Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang telah dicapai oleh peserta didk.
Persyaratan alih kredit mempertimbangkan riwayat hidup, capaian hasil belajar berupa
transkrip, daftar nilai, raport, portofolio dan sejenisnya. Apabila persyaratan belum
memenuhi perlu mengikuti tes penempatan yang memberikan pengakuan terhadap
pembelajaran yang diperoleh secara mandiri dari pengalaman, pelatihan dan profesi.
Ketentuan untuk alih kredit ini diatur dalam Panduan yang dietapkan Direktorat Jendral
Pendidikan Luar Sekolah,Departemen Pendidikan Nasional.

D. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum PAKET B merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban
belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meliputi
mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK).

Susunan mata pelajaran program PAKET B terdiri atas berbagai mata pelajaran untuk
mengembangkan kemampuan olahhati, olahpikir, olahrasa, olahraga, olahkarya,
termasuk muatan lokal, keterampilan fungsional, dan pengembangan kepribadian
profesional.

Beban belajar program PAKET B dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK)
yang menunjukan bobot kompetensi yang harus dicpai oleh peserta didik dalam
mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan
atau keinginan mandiri.

SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar


peserta didk dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap
mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan
pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih
kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus,
keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai
melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau
kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud
adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 45 menit untuk PAKET B.

Struktur kurikulum PAKET B dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi


lulusan sesuai dengan Permen Diknas 23/2006 dengan orientasi pengembangan

14
olahkarya untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program
PAKET B yaitu PAKET B : memiliki keterampilan berwirausaha

Pencapaian kompetensi keterampilan fungsional dikembangkan melalui mata pelajaran


keterampilan fungsional yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan secara
terintegrasi dan/atau dalam bentuk mata pelajaran tersendiri.

Muatan lokal merupakan kajian yang diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran
atau secara tersendiri sebagai mata pelajaran pilihan.

Pengembangan kepribadian profesional merupakan kemampuan mengembangkan diri


untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengelola potensi, bakat, minat, prakarsa,
kemandirian, tindakan dan waktu secara profesional sesuai tujuan dan kebutuhan, yang
dapat dilakukan antara lain melalui pelayanan konseling.

Kemampuan olahhati dan olahrasa termasuk estetika dikembangkan melalui muatan


dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan dan muatan lokal yang
relevan.

Adapun struktur sebaran matapelajaran Program aket C sebagaimana tersaji pada tabel
berikut.

Struktur kurikulum PAKET B ( Program IPS )PKBM “MULYA ABADI”disajikan pada


tabel-tabel berikut.

Mata Pelajaran Bobot Satuan Kopetensi (SKK)

Tingkatan Tingkatan 6/Mahir Jumlah


5/Mahir 1 Setara 2 Setara Kelas XI-
Kelas X XI

1. Pendidikan Agama 2 4 6

2. Pendidikan 2 4 6
Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 4 8 12

4. Bahasa Inggris 4 8 12

5. Matematika 4 8 12

6. Sejarah 1 3 4

15
Mata Pelajaran Bobot Satuan Kopetensi (SKK)

Tingkatan Tingkatan 6/Mahir Jumlah


5/Mahir 1 Setara 2 Setara Kelas XI-
Kelas X XI

7. Geografi 1 7 8

8. Ekonomi 2 8 10

9. Sosiologi 2 8 10

10. Seni Budaya 2 4 6

11. Pendidikan Jasmani, 2 4 6


Olahraga dan Kesehatan

12. Keterampilan 4 8 12

Muatan Lokal
Bahasa JAWA TIMUR 2*)
2*) 4 *)

Jumlah 32 76 108

1. Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan Kegiatan Kurikulum untuk pengembangan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah
yang materinya sesuai, menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan / atau terlalu
banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh sekolah tidak terbatas pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Ketrampilan tetapi juga mata pelajaran lainnya seperti Bahasa Inggris di SD dan TIK
di SMP , SMA.dn Pendidikan setara, Muatan Lokal merupakan mata pelajaran
sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester atau 2 mata
pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.
Muatan Lokal merupakan Kegiatan Kurikulum untuk mengembangkan kompetensi
peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas daerah.
Jenis muatan lokal yang diajarkan di PKBM ”MULYA ABADI” pada Tahun
Pelajaran 2019 / 2020 adalah Muatan Lokal Wajib dan Muatan Lokal Pilihan, pada
tahun pelajaran berikutnya keputusan ini akan ditinjau kembali.

16
2. Pengaturan Beban Belajar
a. Pengaturan beban belajar pada PKBM “MULYA ABADI” dirinci sebagai berikut:
1. Satu Jam pelajaran = 45 menit
2. Satu Minggu Kls X = 40 jam pelajaran
Kls XI = 41Jam Pelajaran
Kls XII = 41 Jam perminggu
3. Sistem = Paket
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada system paket. Dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun pelajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar
yang tetap.
Satuan Pendidikan dimungkinkan menambah maksimum 4 jam pembelajaran
tambahan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi, disamping dimanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap
penting dan tidak terdapat dalam struktur kurikulum yang tercantum dalam
Standar Isi.
c. Pemanfaatan 4 Jam tambahan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi, disamping dimanfaatkan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat didalam struktur
kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.
d. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam system paket untuk PKBM “MULYA ABADI” 0% - 30%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
e Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur untuk PKBM “MULYA ABADI” menggunakan Sistem
Semester mengikuti aturan sebagai berikut : Satu Semester pada “PKBM
MULYA ABADI” terdiri atas : 1 jam = 45 menit tatap muka, 20 menit
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

3. Ketuntasan Belajar
- Ketuntasan belajar setiap KD berkisar antara 0 – 100%
- Kriteria ketuntasan minimal untuk masing – masing KD 75 %
- Satuan Pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan kompleksitas SK dan KD Tingkat Kemampuan Peserta
Didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran.
- Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara
terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
17
- Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) peserta didik diserahkan kepada satuan
pendidikan dengan memperhatikan rambu-rambu yang disusun oleh direktorat
teknis terkait

KKM Kelas XI

KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal

PPK dan Praktik Sikap

A. MATA PELAJARAN

1. Pendidikan Agama 70 B

2. Pendidikan Kewarganegaraan 65 B

3. Bahasa Indonesia 65 C

4. Bahasa Inggris 65 C

5. Matematika 60 C

6. Sejarah 65 C

7. Geografi 65 C

8. Ekonomi 65 C

9. Sosiologi 65 C

10. Seni Budaya 70 B

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 70 B


Kesehatan

12. Keterampilan
70 B

B. MUATAN LOKAL: Bahasa JAWA B


65
TIMUR

KKM Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kriteria Ketuntasan Minimal

Kelas XI Kelas XII

KOMPONEN
PPK Sikap PPK Sikap
dan dan
Praktik Praktik

18
Kriteria Ketuntasan Minimal

Kelas XI Kelas XII

KOMPONEN
PPK Sikap PPK Sikap
dan dan
Praktik Praktik

A. MATA PELAJARAN

1. Pendidikan Agama 70 B 70 B

2. Pendidikan Kewarganegaraan 65 B 65 B

3. Bahasa Indonesia 65 C 65 C

4. Bahasa Inggris 65 C 65 C

5. Matematika 60 C 60 C

6. Sejarah 65 C 65 C

7. Geografi 65 B 65 B

8. Ekonomi 65 B 60 B

9. Sosiologi 65 B 60 B

10. Seni Budaya 65 B 65 B

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 70 B 70 B


Kesehatan

12. Keterampilan
70 B 70 B
B. MUATAN LOKAL:
65 B 65 B
Bahasa JAWA TIMUR

Semua pendidik bersepakat untuk berupaya meningkatkan KKM secara bertahap dan terus
menerus untuk mencapai ketuntasan ideal.

4. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


Kenaikan kelas dilaksanakan pada Setiap akhir tahun pelajaran.
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila telah tuntas semua mata pelajaran atau
sekurang-kurangnya tidak tuntas 3 mata pelajaran
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas di PKBM ”MULYA ABADI”
a. Peserta didik yang tidak tuntas tiga( 3 ) mata pelajaran dinyatakan tidak naik
kelas.
b. Presentasi ketidak hadiran dalam tatap muka lebih dari 25 % dinyatakan tidak
naik kelas.

19
c. Peserta didik tidak tuntas dua mata pelajaran UN dinyatakan tidak naik kelas

5. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan Kecakapan Hidup, terintegrasi pada semua mata pelajaran. Hasil yang
diharapkan mencakup kecakapan pribadi, sosial, akademik dan kecakapan
vokasional.
- Kecakapan Pribadi : Terbentuknya kepribadian Warga Belajar PKBM
”MULYA ABADI” yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Kecakapan Sosial : Peserta didik dapat menguasai IPTEK yang diberikan
di sekolah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari – hari.
- Kecakapan Akademik : Peserta didik dapat menguasai IPTEK yang mampu
bersaing dijenjang pendidikan lebih tinggi atau di
dunia kerja.
- Kecakapan Vokasional : Berkaitan dengan mata pelajaran ketrampilan.

6. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal


Kurikulum untuk semua Tingkat Satuan Pendidikan dapat memasukan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global. PKBM ”MULYA ABADI" melaksanakan
pendidikan berbasis lokal dan global adalah sebagai berikut :
Pemanfaatan lidi janur untuk membuat anyaman Ingke.

20
BAB IV
PENUTUP

Demikian penyusunan Dokumen I KTSP ini yang akan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan pembelajaran dalam tahun pelajaran 2020/2021 dan akan di
revisi pada tahun pelajaran berikutnya

Ditetapkan di : GRESIK
Pada Tanggal : 20 Juni 2020
Ketua PKBM “MULYA ABADI”

Yayuk Sunjaya, S.Ag

21
KURIKULUM
SEKOLAH KEJAR
PAKET C/ SETARA SMA

“PKBM MULYA ABADI”


TAHUN PELAJARAN 2020-2021

ALAMAT : JL. JAKSA AGUNG SUPRAPTO NO. 5 A


NPWP : 02.714.198-5-612.000
E-MAIL : pkbm.mulyaabadigresik@gmail.com
WEBSITE : www.mulya-abadi.sch.id
22
KURIKULUM PAKET C PKBM ”MULYA ABADI”
KECAMATAN GRESIK KABUPATEN GRESIK
PROPINSI JAWA TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang dasar
Negara republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
pembentukan watak serta peradaban yang yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa,berhakhlak
mulia,sehat,berilmu.cakap.kreatif,mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercamtum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan
Nasional yang selanjutnya akan disingkat sebagai UU Sisdiknas 20/2003.
Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan,peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen
pendidikan,Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib
belajar 9 tahun,Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kwalitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui,olahhati,olah pikir,olahrasa,olahraga,dan
olahkarya agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.Peningkatan
relevansi pendidikan dimaksud untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
tuntunan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
Indonesia.Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis masyarakat dan otonomi perguruan tinggi serta pembaharuan
pengelolaan pendidikan secara terencana,terarah,transeparan,demokratis dan
berksinambungan.
Berdasarkan penjelasan Pasal 17 dan pasal 18 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistim Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan yang sederajat
denganSD/MI adalah program seperti Paket A dan yang sederajat dengan SMP/MTs
adalah program seperti Paket B,sedangkan pendidikan yang sedrrajat dengan SMA/MA
adalah program seperti Paket C.
Setiap peserta didik yang lulus ujian program Paket A,B atau C mempunyai hak
ekigibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah SD/MI,SMP/MTs,dan
SMA/MA untuk dapat mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi.Status
23
kelulusan Paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dengan lulusan pendidikan
formal dalam memasuki lapangan kerja.
Dalam dokumen ini membahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Standar isi ini
memuat:
5. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan acuan dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat pendidikan,
6. Beban belajar bagi peserta didik pada program Paket A,Paket B,dan Paket C;
7. Kurikulum program Paket A Paket B dan Paket C dikembangkan berdasrkan
panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tak terpisahkan dari standar isi;dan
8. Kelender Pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada program Paket
A,Paket B dan Paket C.

B. TUJUAN
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasrar dan menengah berpedoman
pada panduan yang disusun oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP).Sekolah dan
komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan
silabusbusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kopetensi lulusan
dibawah supervisi dan dinas pendidikan dan Departemen Agama yang bertanggung
jawab bidang pendidikan Luar Sekolah (PLS).

C. VISI PKBM ” MULYA ABADI ”


TERWUJUDNYA MASYARAKAT GRESIK YANG CERDAS DAN TERAMPIL
SEBAGAI BAROMETER KEMAJUAN PENDIDIKAN YANG AGAMIS, DIMANIS,
KREATIF DAN DEMOKRATIS DI KECAMATAN GRESIK

D. MISI
8. Meningkatkan ketaqwaan dan prilaku yang kreatif, efektif dan berakhlaqul karimah
9. Memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan dengan prinsip cepat, tepat dan
tuntas dengan didasari rasa ihklas
10. Mengusahakan proses pembelajaran menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
11. Melaksanakan dan menuntaskan wajib belajar 12 tahun dan mencetak warga belajar
yang berkualitas dan beriman
12. Mengembangkan pendidikan keterampilan yang berbasis pada kerajinan daerah
13. Mewujudkan masyarakat sekolah yang sehat jasmani dan rohani serta menciptakan
lingkungan bidup yang sehat

24
14. Mengembangkan sikap toleransi, kerjasama dan setia kawan untuk mewujudkan
semangat kebangsaan yang kuat

PKBM ”MULYA ABADI” yang belokasi di Desa Sidokumpul Kecamatan Gresik,


tepatnya di Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 5 A, Gresik diresmikan dengan Akta notaris
No 12 tanggal 02 Pebruari Tahun 2016
PKBM ”MULYA ABADI” dipimpin oleh satu orang Pengelola, dibantu oleh satu orang
Sekretaris dan satu orang Bendahara.
Keadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ”MULYA ABADI”
1. Sarana Prasarana
a. Luas Lokasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ”MULYA ABADI” 10 m2
b. Jumlah ruang kelas : 4 ruangan
c. Ruang sekretariat : 1 ruangan
d. Ruang Keterampilan : 1 ruangan

2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan


Tenaga Pendidik dan Kependidikan dengan spesifikasi pendidikan sebagai berikut :
a. Tenaga Pendidik
Strata 1 : Laki 2 orang Perempuan 5 orang
Strata 2 : Laki 1 orang Perempuan 0 orang
Jumlah : 8 orang
b. Tenaga Kependidikan :
Laki 1 orang Perempuan 1 orang jumlah 2 orang
3. Peserta Didik
Tingkat Pendidikan L P Total
Kelas C1/Kelas 10 20 12 32
Kelas C3/Kelas 12 12 6 18
Kelas C2/Kelas 11 11 3 14
Total 43 21 64

D. LANDASAN YURIDIS
13. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum
Pendidikan Nasional. Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok/satuan pendidikan kabupaten/kota
dan departemen agama kabupaten/kota yang membidangi pendidikan untuk
pendidikan dasar dan Propinsi untuk untuk pendidikan menengah.
14. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional.
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah berpedoman
pada panduan yang disusun oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP).

25
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan dibawah supervisi dinas pendidikan/kota dan Departemen
Agama yang bertanggung jawab bidang pendidikan.
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006 tentang standar isi untuk
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup lingup materi minimal
untuk mencapai kompetensi.
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 tahun 2006 tentang standar
kompetensi kelulusan (SKL), standar kompetensi minimal satuan pendidikan dasar
dan menenga kelompok mata pelajaran, mata pelajaran yang bermuara pada
kompetensi dasar (KD)
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 tahun 2006 peraturan ini mengatur
tentang pelaksanaan Permendiknas No.22 tahun 2006 dan Permendiknas No.23
tahun 2006.
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.13 tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah.
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007 tentang standar tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan.
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.20 tahun 2007 tentang Penilaian.
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 tentang sarana prasarana.
22. Peraturan Menteri Pendidkan Nasional No.4 tahun 2007 tentang standar proses.
23. Undang-undang RI No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam undang-
undang no.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah member ruang bagi otonomi
luas termasuk otonomi pendidikan.

E. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu
pada undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional pasal 35
tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai
acuan pengembangan kurikulum, standar isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
kependidikan. Tujuan penyususnan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat
digunakan sebagai acuan oleh satuan PKBM MULYA ABADI sebagai pengembangan
kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yaitu : Tingkatan 5
dengan derajat kopentensi mahir 1 setara dengan kelas X SMA/MA diarahkan pada
pencapaian dasar dasar kopentensi akademik dan menerapkannya untuk menghasilkan
karya sehingga peserta didik mampu mengkomunikasikan konsep-konsep secara lebih
ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja mandiri dan

26
mengembangkan kepribadian propesional. Tingkat 6 dengan derajat kopetensi Mahir 2
setara dengan kelas XII SMA/MAdiarahkan untuk pencapaian kemampuan akedemik
dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri
atau berwirausaha, bersikap propesional, berpartisipasi aktip dan produktif dalam
kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Kedalaman Muatan Kurikulum


Kedalaman muatan kurikulum pada program Paket C dituangkan dalam kopetensi yang
terdiri atas Standar Kompotensi (SK) dan Kopetensi Dasar (KD) tiap mata pelajaran
pada setiap tingkatan dan /atau semester. SK dan KD mata pelajaran pada program
Paket C mengacu kepada Standar Kopetensi Lulusan (SKL) yang dijabarkan ke dalam
SK dan KD masing –masing mata pelajaran Pada pendidikan umum. SK dan KD tiap
mata pelajaran pada setiap tingkatan dan derajat menggambarkan bobot Mata pelajaran,
dan disajikan pada lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yakni
terdiri atas :
Lampiran SK dan KD Program Paket C.
Perpindahan Jalur Pendidikan
UU Sisdiknas 20/2003 Pasal12 ayat (!) butir (e) menegaskan hak peserta didik untuk
Untuk pindah dari jalur pendidikan, sistim ini memungkinkan peserta didik pindah dari
Jalur pendidikan informal dan pendidikan formal ke jalur Pendidikan nonformal atau
seJAWA TIMURknya. Kurikulum program Paket C memungkinkan peserta didik dari
pendidikan informal dan Pendidikan formal pindah ke program Paket C melalui proses
alih kredit dengan Kredit Kopetensi (SKK) yang telah dicapai oleh peserta didik.
Persyaratan alih mempertimbangkan daftar riwayat hidup, capaian hasil belajar berupa
transkrip, daftar nilai, raport, fotofolio dan sejenisnya. Apabila persyaratan belum
memenuhi perlu mengikuti tes penempatan yang memberikan pengakuan terhadap
pembelajaran yang diperoleh secara mandiri dari pengalaman, pelatihan dan profesi.
Ketentuan untuk alih kredit ini diatur dalam panduan yang ditetapkan Direktorat
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional.
Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum proram Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban
beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
meliputi mata pelajaran,dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK). Susunan mata
pelajaran program Paket C, terdiri atas mata pelajaran untuk mengembangkan
kemampuan Olah Hati, Olah Pikir, Olah Rasa, Olahraga dan Olah Karya, termasuk
Muatan Lokal, ketrampilan fungsional, dan pengembangan kepribadian profesional.
Beban belajar program Paket C dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang
menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti

27
program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek ketrampilan, dan atau kegiatan
mandiri.
SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar
peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap
mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan
pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih
kredit yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan
kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui
pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi
secara proporsioanal dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu
jam pembelajaran, yaitu sama dengan 45 menit untuk Paket C.
Struktur Kurikulum Program Paket C dimaksudkan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan sesuai dengan Permen Diknas 23/2006, dengan orientasi pengembangan
olahkarya untuk mencapai ketrampilan fungsional yang menjadi kekhasan program
Paket C, yaitu: memiliki ketrampilan berwirausaha.
Pencapaian kompetensi ketrampilan fungsioanal dikembangkan melalui mata pelajaran
ketrampilan fungsional yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan secara
terintegrasi dan / atau dalam bentuk mata pelajaran tersendiri. Muatan Lokal merupakan
kajian yang diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran atau secara tersendiri,
sebagai pelajaran pilihan.
Pengembangan Kepribadian Profesional merupakan kemampuan mengembangkan diri
untuk meningkatkan kwalitas hidup dengan mengelola potensi, bakat, minat, prakarsa,
kemandirian, tindakan, dan waktu secara propesional sesuai tujuan dan kebutuhan, yang
dapat dilakukan antara lain melalui pelayanan konseling.
Kemampuan olahhati dan olahrasa termasuk estetika dikembangkan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, ketrampilan, dan muatan lokal yang relevan.

F. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip – prinsip sebagai berikut:
h. Berpusat pada potensi perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan.
i. Beragam dan Terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman peserta didik, kondisi daerah,jenjang serta jenis pendidikan tanpa
membedakan agama, suku, budaya, ekonomi, status sosial, adat istiadat gender.
j. Tanggap terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

28
Kurikulum ini dikembangkan dengan kesadaran bahwa perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi dan seni berlangsung secara dinamis.
k. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
untuk menjamin relevansi pendidikan.
l. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi.
m. Belajar sepanjang hayat
Pendidikan berlangsung sepanjang hayat yang tidak memandang usia.
n. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Dalam pengembangan kurikulum memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

G. PRINSIP – PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM


Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
h. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta
didik harus harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara sehat, bebas, diamis
dan menyenangkan.
i. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakan kelima pilar belajar yaitu:
a. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. belajar untuk memahami dan menghayati
c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
d. belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain
e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
j. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi tahap
perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
kesosialan dan moral.
k. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai,akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip Tut
Wuri Handayani, Ing madia mangan karsa, ing ngarsa sung tulada (Di belakang
memberikan daya dan kekuatan di tengah membangun semangat dan prakarsa,
didepan memberikan contoh dan teladan).

29
l. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan prinsip alam tak kambang jadi
guru (Semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan)
m. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya
serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh badan
kajian secara optimal.
n. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang
pendidikan.

H. PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU RI No.20 tahun 2003)
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum oprasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik,
kondisi, potensi daerah, sekolah dan peserta didik.
Kurikulum PKBM ”MULYA ABADI” adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh Tutor/guru, dan Pengelola serta seluruh stackholder yang sesuai
karakteristik, kondisi, potensi daerah, sekolah dan Peserta Didik..

30
BAB II

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM

A. Kerangka Dasr
1. Kelompok Mata Pelajaran
Kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C meliputi :
f) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
g) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
h) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
i) Kelompok mata pelajaran estetika;
j) Kelompok mata pelajaran jasmani,olah raga dan kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada tabel 1

Tabel 1
Cakupan Kelompk Mata Pelajaran
No Kelompok Mata
Cakupan
Pelajaran
1 Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
Mulia dimaksud untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta beraklak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika,budi pekerti,attau moral sebagai perujudan dari
pedidikan agama
2 Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
Kepribadian kepribadian dimaksud untuk meningkatkan kesadaran dan
wawasan peserta didik akan status,hak,dan kewajiban
dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan
bernegara,serta peningkatan kwalitas dirinya sebagai
manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan,jiwa dan patriotisme bela negara,penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia,kemajemukan
bangsa,pelestarian lingkungan
hidup,gerder,demokrasi,tanggung jawab sosial, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta prilaku anti
korupsi,kolusi,dan nepotisme.
3 Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

31
Tehnologi tehnologi pada paket A setara SD/MI dimaksud untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasikan ilmu
pengetahuan dan tehnologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berprilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan
mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknolgi
pada paket C setara SMA/MA dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.
4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresisi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individu sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
5 Pendidikan Jasmani, Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olahraga
Olahraga dan Kesehatan dan kesehatan pada paket A setara SD/Mi dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportifitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olahraga
dan kesehatan pada paket B setara SMP/Mts dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportifitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olahraga
dan kesehatan pada paket B setara SMP/Mts dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sikap sportif,disiplin,kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap,dan
prilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang
bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari
prilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS,
demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.

32
BAB III
KESETARAAN TINGKAT DAN DERAJAT KOPETENSI

E. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum paket C dilaksanakan dalam sistem tingkatan dan derajat yang
setara dengan sistem kelas pada pendidikan formal dengan kompetensi sebagai berikut :

Program Paket C meliputi :


Tingkatan 5 dengan derajat kompetensi Mahir 1 setara dengan kelas X SMA/MA,
diarahkan pada pencapaian dasar-dasar kompetensi akademik dan menerapkannya
untuk menghasilkan karya sehingga peseta didik mampu mengkomunikasikan konsep-
konsep secara lebih ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja
mandiri dan mengembangkan kepribadian profesional.

Tingkatan 6 dengan derajat kompetensi Mahir 2 setara kelas XII SMA/MA, diarahkan
untuk pencapaian akademik dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta
didik dapat bekerja mandiri atau berwirauaha, bersifat profesional, berpartisipasi aktif
dan produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.

F. Kedalaman Muatan Kurikulum


Kedalaman muatan kurikulum pada program paket C dituangkan dalam kompetensi
yang terdiri atas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tiap mata
pelajaran pada setiap tingkatan dan/atau semester.
SK dan KD mata pelajaran pada program paket C mengacu kepada Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang dijabarkan ke dalam SK dan KD masing-masing mata
pelajaran umum.
SK dan KD tiap mata pelajaran pada setiap tingkatan dan derajat mengambarkan bobot
mata pelajaran, dan disajikan pada Lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional ini yang terdiri atas : Lampiran 3 SK dan KD program paket C.

G. Perpindahan Jalur Pendidikan


UU Sisdiknas 20/2003 Pasal 12 ayat (1) butir (e) manegaskan hak peserta didik untuk
pindah antar jalur endidikan. Sistem ini memungkinkan peserta didik pindah dari jalur
pendidikan informal ke jalur pendidikan formal ke jalur pendidikan nonformal atau
seJAWA TIMURknya.

33
Kurikulum program Paket C memungkinkan peserta didik dari pendidikan informal
dan pendidikan formal pindah ke program Paket C melalui proses alih kredit dengan
menghitung Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang telah dicapai oleh peserta didk.
Persyaratan alih kredit mempertimbangkan riwayat hidup, capaian hasil belajar berupa
transkrip, daftar nilai, raport, portofolio dan sejenisnya. Apabila persyaratan belum
memenuhi perlu mengikuti tes penempatan yang memberikan pengakuan terhadap
pembelajaran yang diperoleh secara mandiri dari pengalaman, pelatihan dan profesi.
Ketentuan untuk alih kredit ini diatur dalam Panduan yang dietapkan Direktorat Jendral
Pendidikan Luar Sekolah,Departemen Pendidikan Nasional.

H. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban belajar
yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meliputi mata
pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK).

Susunan mata pelajaran program paket C terdiri atas berbagai mata pelajaran untuk
mengembangkan kemampuan olahhati, olahpikir, olahrasa, olahraga, olahkarya,
termasuk muatan lokal, keterampilan fungsional, dan pengembangan kepribadian
profesional.

Beban belajar program paket C dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang
menunjukan bobot kompetensi yang harus dicpai oleh peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan atau
keinginan mandiri.

SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar


peserta didk dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap
mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan
pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih
kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus,
keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai
melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau
kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud
adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 45 menit untuk paket C.

Struktur kurikulum paket C dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan


sesuai dengan Permen Diknas 23/2006 dengan orientasi pengembangan olahkarya

34
untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program paket C yaitu
Paket C : memiliki keterampilan berwirausaha

Pencapaian kompetensi keterampilan fungsional dikembangkan melalui mata pelajaran


keterampilan fungsional yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan secara
terintegrasi dan/atau dalam bentuk mata pelajaran tersendiri.

Muatan lokal merupakan kajian yang diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran
atau secara tersendiri sebagai mata pelajaran pilihan.

Pengembangan kepribadian profesional merupakan kemampuan mengembangkan diri


untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengelola potensi, bakat, minat, prakarsa,
kemandirian, tindakan dan waktu secara profesional sesuai tujuan dan kebutuhan, yang
dapat dilakukan antara lain melalui pelayanan konseling.

Kemampuan olahhati dan olahrasa termasuk estetika dikembangkan melalui muatan


dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan dan muatan lokal yang
relevan.

Adapun struktur sebaran matapelajaran Program aket C sebagaimana tersaji pada tabel
berikut.

Struktur kurikulum Paket C ( Program IPS )PKBM “MULYA ABADI”disajikan pada


tabel-tabel berikut.

Mata Pelajaran Bobot Satuan Kopetensi (SKK)

Tingkatan Tingkatan 6/Mahir Jumlah


5/Mahir 1 Setara 2 Setara Kelas XI-
Kelas X XI

6. Pendidikan Agama 2 4 6

7. Pendidikan 2 4 6
Kewarganegaraan

8. Bahasa Indonesia 4 8 12

9. Bahasa Inggris 4 8 12

10. Matematika 4 8 12

6. Sejarah 1 3 4

35
Mata Pelajaran Bobot Satuan Kopetensi (SKK)

Tingkatan Tingkatan 6/Mahir Jumlah


5/Mahir 1 Setara 2 Setara Kelas XI-
Kelas X XI

7. Geografi 1 7 8

8. Ekonomi 2 8 10

9. Sosiologi 2 8 10

10. Seni Budaya 2 4 6

11. Pendidikan Jasmani, 2 4 6


Olahraga dan Kesehatan

24. Keterampilan 4 8 12

Muatan Lokal
Bahasa JAWA TIMUR 2*)
2*) 4 *)

Jumlah 32 76 108

2. Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan Kegiatan Kurikulum untuk pengembangan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah
yang materinya sesuai, menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan / atau terlalu
banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh sekolah tidak terbatas pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Ketrampilan tetapi juga mata pelajaran lainnya seperti Bahasa Inggris di SD dan TIK
di SMP , SMA.dn Pendidikan setara, Muatan Lokal merupakan mata pelajaran
sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester atau 2 mata
pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.
Muatan Lokal merupakan Kegiatan Kurikulum untuk mengembangkan kompetensi
peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas daerah.
Jenis muatan lokal yang diajarkan di PKBM ”MULYA ABADI” pada Tahun
Pelajaran 2019 / 2020 adalah Muatan Lokal Wajib dan Muatan Lokal Pilihan, pada
tahun pelajaran berikutnya keputusan ini akan ditinjau kembali.

36
2. Pengaturan Beban Belajar
a. Pengaturan beban belajar pada PKBM “MULYA ABADI” dirinci sebagai berikut:
1. Satu Jam pelajaran = 45 menit
2. Satu Minggu Kls X = 40 jam pelajaran
Kls XI = 41Jam Pelajaran
Kls XII = 41 Jam perminggu
3. Sistem = Paket
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada system paket. Dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun pelajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar
yang tetap.
Satuan Pendidikan dimungkinkan menambah maksimum 4 jam pembelajaran
tambahan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi, disamping dimanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap
penting dan tidak terdapat dalam struktur kurikulum yang tercantum dalam
Standar Isi.
c. Pemanfaatan 4 Jam tambahan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi, disamping dimanfaatkan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat didalam struktur
kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.
d. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam system paket untuk PKBM “MULYA ABADI” 0% - 30%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
e Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur untuk PKBM “MULYA ABADI” menggunakan Sistem
Semester mengikuti aturan sebagai berikut : Satu Semester pada “PKBM
MULYA ABADI” terdiri atas : 1 jam = 45 menit tatap muka, 20 menit
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

4. Ketuntasan Belajar
- Ketuntasan belajar setiap KD berkisar antara 0 – 100%
- Kriteria ketuntasan minimal untuk masing – masing KD 75 %
- Satuan Pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan kompleksitas SK dan KD Tingkat Kemampuan Peserta
Didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran.
- Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara
terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
37
- Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) peserta didik diserahkan kepada satuan
pendidikan dengan memperhatikan rambu-rambu yang disusun oleh direktorat
teknis terkait

KKM Kelas XI

KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal

PPK dan Praktik Sikap

A. MATA PELAJARAN

6. Pendidikan Agama 70 B

7. Pendidikan Kewarganegaraan 65 B

8. Bahasa Indonesia 65 C

9. Bahasa Inggris 65 C

10. Matematika 60 C

6. Sejarah 65 C

7. Geografi 65 C

8. Ekonomi 65 C

9. Sosiologi 65 C

10. Seni Budaya 70 B

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 70 B


Kesehatan

12. Keterampilan
70 B

B. MUATAN LOKAL: Bahasa JAWA B


65
TIMUR

KKM Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kriteria Ketuntasan Minimal

Kelas XI Kelas XII

KOMPONEN
PPK Sikap PPK Sikap
dan dan
Praktik Praktik

38
Kriteria Ketuntasan Minimal

Kelas XI Kelas XII

KOMPONEN
PPK Sikap PPK Sikap
dan dan
Praktik Praktik

A. MATA PELAJARAN

1. Pendidikan Agama 70 B 70 B

2. Pendidikan Kewarganegaraan 65 B 65 B

6. Bahasa Indonesia 65 C 65 C

4. Bahasa Inggris 65 C 65 C

5. Matematika 60 C 60 C

6. Sejarah 65 C 65 C

7. Geografi 65 B 65 B

8. Ekonomi 65 B 60 B

9. Sosiologi 65 B 60 B

10. Seni Budaya 65 B 65 B

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 70 B 70 B


Kesehatan

12. Keterampilan
70 B 70 B
B. MUATAN LOKAL:
65 B 65 B
Bahasa JAWA TIMUR

Semua pendidik bersepakat untuk berupaya meningkatkan KKM secara bertahap dan terus
menerus untuk mencapai ketuntasan ideal.

7. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


Kenaikan kelas dilaksanakan pada Setiap akhir tahun pelajaran.
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila telah tuntas semua mata pelajaran atau
sekurang-kurangnya tidak tuntas 3 mata pelajaran
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas di PKBM ”MULYA ABADI”
d. Peserta didik yang tidak tuntas tiga( 3 ) mata pelajaran dinyatakan tidak naik
kelas.
e. Presentasi ketidak hadiran dalam tatap muka lebih dari 25 % dinyatakan tidak
naik kelas.

39
f. Peserta didik tidak tuntas dua mata pelajaran UN dinyatakan tidak naik kelas

8. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan Kecakapan Hidup, terintegrasi pada semua mata pelajaran. Hasil yang
diharapkan mencakup kecakapan pribadi, sosial, akademik dan kecakapan
vokasional.
- Kecakapan Pribadi : Terbentuknya kepribadian Warga Belajar PKBM
”MULYA ABADI” yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Kecakapan Sosial : Peserta didik dapat menguasai IPTEK yang diberikan
di sekolah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari – hari.
- Kecakapan Akademik : Peserta didik dapat menguasai IPTEK yang mampu
bersaing dijenjang pendidikan lebih tinggi atau di
dunia kerja.
- Kecakapan Vokasional : Berkaitan dengan mata pelajaran ketrampilan.

6. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal


Kurikulum untuk semua Tingkat Satuan Pendidikan dapat memasukan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global. PKBM ”MULYA ABADI" melaksanakan
pendidikan berbasis lokal dan global adalah sebagai berikut :
Pemanfaatan lidi janur untuk membuat anyaman Ingke.

40
BAB IV
PENUTUP

Demikian penyusunan Dokumen I KTSP ini yang akan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan pembelajaran dalam tahun pelajaran 2020/2021 dan akan di
revisi pada tahun pelajaran berikutnya

Ditetapkan di : GRESIK
Pada Tanggal : 20 Juni 2020
Ketua PKBM “MULYA ABADI”

Yayuk Sunjaya, S.Ag

41

Anda mungkin juga menyukai