Materi 1-Analisis Kualitatif Zat Anorganik-Kisi2 Soal
Materi 1-Analisis Kualitatif Zat Anorganik-Kisi2 Soal
vÝÊ*ÀÊ*Ê `ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan buku berjudul
“Analisis Kuntitatif Zat Anorganik”.
Sebagai seorang manusia tentu saja penulis tak luput dari kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam buku ini,
dan tentu saja demi kebaikan kita bersama.Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak ynag telah membantu dalam penulisan dan
penerbitan buku ini.
Tim Penulis
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
Kata Pengantar
BAB 2
BAB 3
Evaluasi Pemahaman 84
Daftar Pustaka 94
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
Analisis kualitatif atau disebut juga analisis jenis adalah suatu cara yang dilakukan
untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisis.
Untuk senyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik. Tujuan analisis kualitatif
adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur
serta ion-ionnya dalam larutan.
Analisis kualitatif anorganik dapat dilakukan pada skala makro, semi mikro, atau
mikro. Pada analisis makro, jumlah zat yang dianalisis adalah 0,5 – 1 gram dengan volume
larutan sekitar 20 ml. Pada analisis semimikro, jumlah zat yang dianalisis adalah 0,1 – 0,05
dengan volume larutan sekitar 1 ml. Sedangkan untuk analisis mikro, kuantitas zat yang
dikerjakan adalah ≤ 0,01 dan lume 0,1 ml
Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk
mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana
yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung
seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi
awal yang berguna untuk analisis selanjutnya
meliputi
contoh
menentukan sifat
Ion NH4+, CO32-, CH3COO-, ClO-, S2-
Asam
Perubahan warna
Mengamati rupa &
bentuk Basa
Melumer
yang diamati
Pemanasan
Menyublim
Uji nyala
Terbentuk uap / gas
Tes redukasi
arang kayu Fosfat
Borak
jenisnya
Uji manik s
i
Natrium karbonat
Warna
Biru : Cu(II), Co
Merah : Pb3O2, As2S2, HgO, HgI2, HgS, Sb2S3. CrO3, Cu2O. K3[Fe(CN)6], bikromat
Harus diinggat bahwa warna tidak dapat diambil suatu kesimpulan yang pasti,
misalnya suatu larutan berwarna kuning tidak selalu mengandung Fe3+ dan lain-lain.
Bila zat dilarutkan dalam air atau dalam asam encer, warna larutan harus
diperhatikan karena mungkin memberikan keterangan yang berharga. Di bawah ini
beberapa contoh warna ion yang terdapat dalam larutan encer.
Biru : Tembaga(II)
Hijau : Nikel, besi(II), kromium(III)
Kuning : Kromat, heksasianoferat(II)
Merah jingga : Dikromat
Ungu : Permanganat
Merah jambu : Kobalt
Gambar 1.1 Warna Larutan
Beberapa contoh cairan tak berwana yaitu: H2O, alkohol, aseton, eter, asam asetat, ester,
amonia, asam sulfat dan asam klorida.
Beberapa contoh zat yang memberikan bau khas yaitu: alkohol, ester, asam asetat dan
amonia.
Sifat Higroskopis
xxHHiHigroskopi
Bau
Sedikit zat dicampur dengan air dan hasilnya diamati dengan sepotong kertas lakmus.
Larutan yang bersifat asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan
larutan yang bersifat basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. Bila
ada pengukuran keasaman dapat pula menggunakan indikator universal atau pH meter.
2. Pemanasan
Gambar 1.2 sebuah tabung reaksi yang terbuat dari pipa kaca lunak,
Pemanasan dengan dan dipanasi dalam sebuah nyala bunsen. Mula-mula
tabung reaksi
Sumber:
dengan nyala kecil kemudian dengan nyala yang lebih
http://www.google.co.id/ima
kuat. Tabung reaksi kecil, 60-70 mm x 7-8mm, yang
ges/nav_logo107.png
mudah diperoleh dan murah dapat juga dipakai.
Pengamatan Kesimpulan
Pengamatan Kesimpulan
Pengamatan Kesimpulan
Keluar air; uji dengan kertas lakmus Garam ammonium, garam asam, asam-
oksi, hidroksida
Asap coklat tua atau kemerahan Nitrat atau nitrit dari logam berat
Keluar CO2 (mengeruhkan air kapur) CO3, H2CO3, C2O4, dan senyawa-senyawa
organic
Keluar SO2 (bau belerang yg terbakar) Sulfit, Sulfat-sulfat tertentu, dan tiosulfat
Gambar 1.4
Beberapa warna
nyala
Sumber :
http://catatankimia.com
/catatan/uji-warna-
nyala.html
Warna nyala dapat diamati secara langsung atau melalui kaca kobalt yang
berfungsi sebagai alat bantu untuk menyerap polutan cahaya.
Mengapa dalam uji nyala digunakan kawat nikrom dan asam klorida?
Jawab :
Cs Cesium Biru
Fe Besi Emas
K Kalium Lembayung
Li Lithium Magenta
Na Natrium Kuning
Pb Timbal Biru
Rb Rubidium Ungu-merah
Jawab :
Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai
menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap.
Kemudian, atom-atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap
sejumlah energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi,
atom logam tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah kembali ke
keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energi yang
diserapnya dalam bentuk cahaya. Besarnya energi yang diserap atau yang
dipancarkan oleh setiap atom unsur logam bersifat khas. Hal ini dapat
ditujukkan dari wrna nyala atom-atom logam yang mampu meneyerap
radiasi cahaya didaerah sinar tampak.
Analisis Kualitatif Zat Anorganik 12
.
Tes manik, kadang-kadang disebut manik boraks atau tes blister, merupakan
metode analisis yang digunakan untuk menguji keberadaan logam tertentu. Tujuan dari
tes ini adalah bahwa oksida logam ini menghasilkan warna yang khas bila terkena api
bunsen. Tes ini kadang-kadang digunakan untuk mengidentifikasi logam dalam mineral
yaitu dengan cara dipanaskan dalam nyala api dan didinginkan untuk mengamati warna
yang khas
Tes ini menggunakan boraks Na2B4O7.H2O yang bila dipanaskan akan kehilangan
air hablur dan berubah menjadi B2O3. Mutiara-mutiara yang berwarna khas dapat
dihasilkan dari garam-garam yang mengandung besi, kromium, mangan, kobal, dan nikel.
Hijau ketika panas, biru Tak berwarna ketika panas, merah tak Cu
ketika dingin tembus cahaya ketika dingin
Biru, ketika panas dan dingin Biru, ketika panas dan dingin Co
Cara pengujiannya serupa dengan manik boraks, hanya saja dalam uji ini yang
digunakan adalah garam mikrokosmik, natrium ammonium hirogen fosfat tetrahidrat
Na(NH2)HPO4.4H2O. Manik tembus cahaya tak berwarna mengandung natrium metafosfat
Ini bereaksi dengan oksida logam untuk membentuk ortofosfat, yang seringkali berwarna.
Jadi manik fosfat biru diperoleh dengan garam kobalt :
Pada umumnya, manik boraks lebih kental dibandingkan manik fosfat. Oleh
karena itu manik boraks melekat dengan baik pada kawat nikrom atau platinum sehingga
menyebabkan warna-warna fosfat yang umumnya mirip warna-warna manik boraks
biasanya lebih kuat.
Manik natrium karbonat dibuat dengan cara melumerkan sedikit natrium karbonat
dalam kawat platinum dalam nyala Bunsen. Manik natrium karbonat berwarna putih dan
buram.
K,Na,Ba,Sr,Ca,Mg.Al,Mn,Zn,Cd,Fe,Co,Ni,Sn,Pb,Cu,As,Bi,Sb,Hg,Ag
Pengamatan Kesimpulan
Zat melebur dan diserap oleh arang, atau Garam-garam alkali dan beberapa garam
membentuk manik cair alkali tanah
Zat tak dapat melebur dan berpijar atau Campurkan dengan Na2CO3 anhidrat
membentuk kerak diatas arang
Pengamatan Kesimpulan
Putih tak dapat lebur, berpijar ketika panas BaO, SrO, CaO, MgO, Al2O3, ZnO, SiO2
Kerak tanpa logam:
- Putih, kuning ketika panas ZnO
- Putih, bau bawang putih As2O3
- Coklat CdO
Di sini dapat dipakai asam sulfat encer (1 M) dan asam sulfat pekat. Karena asam
sulfat adalah asam kuat, maka sebagai hasil dari reaksi ini, asam lemah akan terdesak
keluar. Sebagai contoh :
H2CO3 H2O + CO
OAc- + H+ HOAc
H2SO4,,,mnjk
ENCER
Sedikit zat dicampur dengan ± ½ ml H2SO4 1 M, jika perlu campuran ini dapat
dipanaskan.
HOAc : kertas lakmus biru menjadi merah dan bau cuka Asetat
b. Gas berwarna
ada nitrit
ada hipobromit
Sedikit zat dicampurkan dengan ½ ml H2SO4 pekat jika perlu campuran ini dapat
dipanaskan. Dapat terjadi
garam-garam klorida
oksalat
b. Gas berwarna
HBr dan Br2 : bau merangsang, warna coklat, membirukan kertas KI + kanji
garam-garam bromide
garam-garam nitrat
garam-garan iodide
Analisis Kualitatif Zat Anorganik 21
Cl2 : gas kuning, bau merangsang, memutihkan kertas lakmus,
a. NH3+ : Sedikit zat asal ditambah larutan NaOH lalu dipanaskan. Adanya
ammonia dapat dibuktikan dari baunya, perubahan warna kertas
lakmus merah menjadi biru, pereaksi Nessler menjadi coklat
b. CO32- : Zat asal diasamkan dengan HCl encer, gas yang timbul diperiksa
dengan air kapur atau air barit. Kekeruhan menandakan adanya ion
karbonat
c. CH3COO- : Zat asal digerus dengan KHSO4. Adanya asetat diketahui dari baunya
d. ClO- : Zat asal di ekstrak, ekstrakanya diasamkan dengan asam asetat lalu
diendapkan dengan Pb2+
e. S2- : Zat asal diasamkan dengan HCl, gas yang timbul diperiksa dengan
kertas Pb-asetat. Adanya warna hitam pada kertas menandakan adanya
S2-
2. Sebutkan metode analisis kualitatif bahan secara fisis untuk sampel cairan !
3. Sebutkan metode analisis kualitatif bahan secara fisis untuk sampel padatan !
6. Mengapa tes uji nyala warna nyala Natrium menggunakan kaca kobalt tidak
7. Jelasakan apa yang terjadi dan bagaimana reaksinya pemeriksaan garam nikel
8. Tuslikan reaksi pada pemeriksaan kation dan anion yang senyawanya mudah
menguap di bawah ini dan jelaskan bagaimana mengamati adanya kation atau
anion tersebut:
a. NH4+
b. CO3-
c. S2-
Pokok Pembahasan
A. Skema H2S Kata Kunci
B. Golongan I Endapan Pengendapan
C. Golongan II Cara H2S Pemisahan
D. Golongan III Ion pengganggu Reaksi Identifikasi
E. Golongan IV Kation
F. Golongan V
Suatu skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang
berbeda telah disusun. Skema analisis tersebut terus dikembangkan sehingga sekarang
orang dapat memilih skema yang sesuai dengan kondisi yang ada dilaboratorium
masing-masing. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memodifikasi dan
mengembangkan sendiri skema tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan kelompok
kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif standar.
Larutan analit
Larutan analit
Larutan analit
Larutan analit
Larutan analit
Larutan analit
2 Cu2+, Cd2+, Bi3+, Hg2+, Sn4+, Sb3+ H2S 0,1 M pada pH 0,5
4 Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na+, K+, NH4+ Tidak ada pereaksi pengendap
golongan
Reaksi golongan : endapan putih timbal klorida (PbCl 2), Merkurium(I) klorida
(Hg2Cl2), dan perak klorida (AgCl)
Pada Percobaan ini diuji 10 ml sampel yang akan diduga mengandung golongan I
yaitu Pb2+, Hg+, dan Ag+. Terhadap sampel ini akan dilakukan pemisahan dan identifikasi
agar diperoleh kation-kation golongan.
Gambar Keterangan
(Sumber : http://dika96.wordpress.com/2010/11/14/pemisahan-dan-identifikasi-kation-golongani/)
Jawab:
1. Pb2+, hal ini karena Pb2+ larut dalam air panas dan membentuk endapan
kuning dengan K2CrO4
2. Ag+, karena Ag+ larut dengan NH3 dengan reaksi sebagai berikut:
AgCl + 2NH3 [Ag(NH2)2]+ + Cl-
Kation yang tidak ada:
Hg22+, karena jika ada Hg+ maka endapan tidak akan larut seluruhnya dengan
penambahan amoniak
a. Analisis golongan II A
Endapan HgS sukar larut dalam larutan HNO3 encer, maka HgS dapant dilarutkan
dengan menggunakan campuran larutan NaOCl-HCl yang akan membentuk HgCl2 yang
tak terdisosiasi dengan reaksi
Kemudian dari setiap kation yang dihasilkan tadi direaksikan dengan larutan asam
sulfat sehingga akan muncul endapan yang berciri khusus sesuai dengan kation-kation
yang trerkandung dalam endapan yang terbentuk. Endapan yang terbentuk dari reaksi
antara kation Pb2+ dengan larutan asam sulfatakan membentuk endapan berwarna putih.
Kation Bi3+ yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna hitam. Kation Cu 2+
yang
bereaksi akan membentuk endapan berwarna biru. Kation Cd2+ yang bereaksi akan
membentuk endapan berwarna kuning cerah. Dan kation dari Hg 2+ yang bereaksi
membentuk endapan berwarna hitam.
Endapan yang telah didapat sebelumnya diencerkan terlebih dahulu dengan cara
yang sama seperti cara asam sulfat. Setelah didapat kation-kationnya maka direaksikan
dengan natrium hidroksida, sehingga akan muncul endapan baru yang mencirikan sifat
dari masing-masing kation. Kation Pb2+ yang bereaksi membentuk endapan berwarna
kuning. Kation Bi3+ yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna hitam. Kation Cu 2+
yang bereaksi akan membentuk endapan berwarna biru pekat. Kation Cd2+ yang bereaksi
akan membentuk endapan berwarna kuning. Dan kation dari Hg 2+ yang bereaksi
membentuk endapan berwarna hitam.
b. Analisis golongan II B
PbS dan CuS dapat larut dan mengoksidasi ion S2-. Kemudian untuk
Prosedur 3
meningkatkan kelarutan HgS, maka harus direaksikan dengan
penambahan konsentrasi asam dan akan membentuk kompleks
[HgCl4]2-.
Ion borat dapat dihilangkan dengan cara menguapkan secara terus-menerus dan
dilakukan berulangkali sampai filtrat menjadi kering. Kemudian simpan residu diatas
penangas dengan suatu campuran metanol dan larutan HCl pekat. Borat secara perlahan
akan mengalami penguapan sebagai metil borat (CH3)BO3.
Selain cara tersebut dapat pula dilakukan dengan cara direaksikan dengan
sentrat. Pertama filtrate diasamkan dengan HCl pekat. Kemudian diteteskan pada kertas
kurkuma. Kertas yang ditetesi larutan tersebut dikeringkan secara hati-hati. Setelah
kering teteskan dengan larutan NaOH pekat. Penambahan NaOH akan
mengidentifikasikan bahwa filrtart mengandung borat. Maka tambahkan Na2CO3 dan
diamkan sampai borat habis menguap dalam lemari asam.
Dalam menghilangkan ion oksalat cukup diupkan saja filtarat yang mengandung
ion tersebut. Sebelum diuapkan filtrate harus direaksikan dengan HNO3 pekat secara
Gambar 2.
CoS dan NiS yang tidak larut dalam HCl 12 M akan larut jika
Prosedur 2
ditambahkan dengan larutan HNO3 karena ion sulifida teroksidasi
menjadi unsure belerang, sehingga akan muncul residu Co2+ dan Ni2+.
MnO2 dan Co(OH)2 yang sulit larut dalam asam nitrat ditambahkan
Prosedur 3
hydrogen peroksida untuk meningkatkan kelarutannya. Oksidasi
MnO2 oleh ClO3- dalam suasana asam cukup memberikan indikasi
adanya mangan sampel. Mangan(IV) oksida kembali dilarutkan dalam
suasana asam hanya sebagai komsekuensi reduksi oleh nitrit. Oksidasi
akan menghasilkan MnO4- yang merpakan berwarna ungu merupakan
reaksi khusus untuk indikasi ion mangan.
Prosedur 5 Ion Ni2+ tidak mengganggu dalam proses pembentukan warna biru
dari [Co(NCS)4]2- atau endapan kuning K3[Co(NO2)4]. Flourida
digunakan untuk menarik Fe3+ sebagai kompleks [FeF6]3- agar
pembentukan [Fe(NCS)]2+ dapat dipindahkan. DMG hanya
Prosedur 6
memberikan warna coklat dengan Co2+ sehingga Ni2+ tetap terdeteksi
walaupun ada ion Co2+. Penambahan HCl untuk menetralkan
kompleks hidrokso dari Al3+, Zn2+, dan mengubah CrO42- menjadi
Cr2O72-.
Al3+ bereaksi dengan OH- dan Zn2+ bereaksi dengan NH3, membentuk
Prosedur 7
larutan bersuasana basa akan menybabkan perubahan Cr2O72-
menjadi CrO42-.
Cr2O72- + 2OH- CrO42- + H2O
Pembentukan endapan merah dari reaksi antara Al3+ dengan
alumunium. Warna barium kromat yang kurang tajam dibandingkan
Timbal(II) kromat menyebabkan kesulitan tersendiri. Endapan kuning
yang larut dalam asam adalah barium kromat. Pembentekan warna
biru dari proksokromat dilakukan dengan penambahan peroksida
berlebih sambil dipanaskan. Munculnya warna biru menandakan
adanya kandugan kromium. Sedangkan seng sulfida adalah endapan
putih yang tidak larut dalam air dan larut asam klorida.
Reagensia golongan
Gambar 2. Warna NH4CO3
IV terbentuk endapan putih,
endapan untuk Ca2+
dan memiliki beberapa sifat
seperti: tidak berwarna dan memperlihatkan reaksi
Beberapa contoh reaksi :
basa, terurai oleh asam-asam (terbentuk gas CO2), dan
harus dipkai pada suasana netral atau sedikit basa. Ca2+(aq) + CO32-(aq) CaCO3(s) (Putih)
Reaksi golongan sendiri terbentuk endapan putih. Sr2+(aq) + CO32- (aq) SrCO3(s) (Putih)
2+ 2-
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Ba (aq) + CO3 (aq) CaCO3(s) (putih)
Asam asetat, asam yang agak kuat, digunakan untuk memberi buffer
Prosedur 3
pada pH optimal dalam langkah berikutnya.
Langkah ini penting untuk memisahkan Ca2+ dari ion CrO42- yang
Prosedur 6
digunakan pada prosedur 4
(CH3COOH)9.9H2O)
Unsur magnesium merupakan salah satu anggota unsur golongan alkali tanah,
sehingga sifat ion Mg2+ ynag tidak berwarna memiloki kemiripan dengan Ca2+, Ba2+.
Magnesium sulfat dan magnesium kromat larut baik dalam air, tetapi hidroksidanya
sedikit larut, kecuali adanya ion amonium, demikian pula dengan karbonatnya. Garam
rangkap magnesium amonium fosfat heksahidrat memiliki kelarutan yang bebas air.
Dalam larutan jenuh konsentrasi kesetimbangan Mg2+ turun dengan urutan MgC2O4 >
MgCO3 > MgF2 > MgHPO4 > Mg(OH)2 > MgNH4PO4.6H2O reaksi pembeda dari ion Mg2+
adalah bentuk warna biru dari Mg(OH)2 dikenal p-nitrobenzenazorcinol ynag dikenal
sebagai magneson atau pereaksi S dan O (suitzu dan Okuma).
Ion amonium, NH4 mimiliki jari-jari yang kira-kira sama dengan K+ (0,143 nm) dan
membentuk senyawa yang memiliki struktur kristal dan kelarutan yang hampir sama.
Oleh sebab itu, menghilangkan NH4+ sebelum ion K+ diidentifikasi merupakan hal yang
penting.
Amoniak yang dibebaskan dideteksi dari baunya (hati-hati beracun), dengan kertas
lakmus merah yang berubah jadi biru atau menggunakan pereaksi Nessler [larutan basa
dan kalium tetraiodomerkurat(II)]
Uji konfirmasi :
Beberapa contoh reaksi:
NH4+ OH- NH3(g) H2O(g)
-
Mg2+(aq) + OH (aq) MgOH2(s)
Mg2+ NH4+ PO43- 6H2O MgNH4PO4.6H2O(s)
(Putih)
Na2+(aq) + Zn Uranil Asetat (aq) MgNH4PO4.6H2O(s) 2H+ Mg2+ NH4+ H2PO4-
NaZn (UO2)3 (CH3COOH) 9 . H2O (s) 6H2O
Kuning)
Mg2+ Magneson I larutan biru
+ 3-
K (aq) + Co(NO2)6 (aq)
Kristal putih MgNH4PO4. 6H2O ynag lebih sulit larut dalam pelarut
Prosedur 3
etanol dibandingkan air. Kadang-kadang terbentuk larutan lewat jenuh
yang dapat dicegah dengan menggoyangkan tempat reaksi atau
memasukkan batang pengaduk ke dalamnya.
Prosedur 7 Tak ada ion lain yang membentuk endapan pada prosedur ini. Uji nyala
untuk ion K+ dapat digunakan sebagai konfirmasi.
Golongan I (Pb2+, Hg+, Ag+) adalah ion-ion yang garam kloridanya tidak larut dalam
larutan asam. Pereaksi yang digunakan adalah HCl, sehingga golongan I disebut
juga golongan asam klorida.
Golongan II (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Kation golongan II dibagi menjadi dua sub bab berdasarkan kelarutan endapan
tersebut dalam amonium polisulfida yaitu, sub golongan tembaga (golongan II A)
dan sub golongan arsenik (golongan II B)
Kation golongan tembaga (ion Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+) tidak larut dalam
amonium polisulfida.
Kation golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn4+, Sn2+) larut membentuk garam-
garam tio. Bersifat amfoter
Semua sulfida dari golongan II B larut dalam air (NH4)S tidak berwarna kecuali SnS
Golongan III ( Co2+, Ni2+, Fe2+, Zn2+, Mn2+, Cr3+, Al3+) membentuk endapan dengan
amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal
Ion pengganggu ( fosfat, oksalat, borat, soilikat, florida, dan anion-anion organik)
adalah ion-ion yang mengakibatkan logam-logam gagal untuk mengendap dengan
reagensia golongan yang biasa.
Hg2+
Bi3+
Fe2+
Al3+
Ni2+ DMG
Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam dua proses
sebagai berikut.
Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer : karbonat,
hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan
sianat.
Anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat
Ini meliputi zat-zat dari gas a dan zat berikut : fluorida, heksaflurosilikat, klorida,
bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat, heksasianoferat
(II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan asam
sulfat pekat seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Reaksi sampel garam dengan asam sulfat pekat dingin
*Anion lain tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin,
tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat
memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Garam-garam yang larut dalam air yang mengandung kation basa kuat bila
bergabung dengan anion dari asam lemah menghasilkan larutan yang bersifat basa.
Misalnya anion S2-, PO43-, dan CO32- adalah basa Bronsted-Lowry yang kuat. Garam yang
berasal dari anion ini dengan kation seperti K+ bereaksi dengan air dan menghasilkan
larutan yang bersifat basa. Misalnya:
Empat anion lain yaitu SO32-, CrO42-, NO22-, dan SO42- merupakan basa yang relatif
lemah seperti yang ditunjukkan oleh nilai Kb-nya. Garam anion ini dengan kation yang
bersifat asam lemah akan menghasilkan larutan garam yang bersifat basa yang lebih
lemah dibandingkan garam dari anion S2-, PO43-, dan CO32-.
Anion Kb Anion Kb
Tiga anion yaitu SO32-, CO32-, dan NO2- dalam kondisi asam tidak stabil secara
termal. Bila dilakukan pemanasan terdekomposisi menghasilkan gas. Proses dekomposisi
dalam suasana asam dapat digambarkan dengan persamaan reaksi berikut:
2. Sifat Redoks
Sifat oksidator dari ion SO42- tergantung pada kondisi. Dalam larutan encer ion ini
tidak menunjukkan sifat-sifat sebagai oksidator. Akan tetapi, dalam suasana asam pekat,
SO42- yang sebagian besar ada dalam bentuk HSO4- menunjukkan sifat oksidator yang agak
kuat. Ion nitrit NO2- dapat bersifat sebagai oksidator kuat, maupun reduktor yang lemah
bila ada dalam suasana asam. Hanya oksidator kuat seperti ion permanganat, MnO4- atau
klor, Cl2 yang mampu mengoksidasi ion nitrit dalam suasana asam.
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisi anion.
Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba2+ yang digunakan sebagai uji spesifik dari
anion tertentu didasarkan pada nilai kelarutannya. Demikian pula dengan reaksi
pengendapan anion dengan menggunakan ion Ag+ merupakan bagian penting dari uji
pendahuluan dari analisis anion.
Garam Ksp
BaSO3 1,0x10-8
BaCO3 2,0x10-9
BaSO4 1,7x10-10
BaCrO4 8,5x10-11
Ba3(PO4)2 1,0x10-8
Asam Konjugasi Ka
HSO3- 5,0x10-8
HCO3- 4,8x10-11
HCrO4- 3,2x10-7
HPO42- 1,0x10-12
Dalam keadaan larutan netral semua anion kecuali NO3- menghasilkan endapan
dengan kation Ag+. Semua garam perak kecuali Ag2S, AgI, AgBr, larut dalam larutan asam
kuat seperti HClO4. Dalam larutan HClO4, anion-anion CO32-, NO2-, SO32- mengalami
penguaraian atau membentuk asam konjugasinya, sehingga hasilkali ion-ion larutnya
lebih kecil dari Ksp.
Asam konjugasi ion sulfida dalam bentuk HS- dan H2S merupakan asam lemah.
Dalam suasana asam hanya sebagian kecil Ag2S yang larut (Ksp = 7,1x10-50), sehingga
tidakcukup untuk menghasilkan S2-. Perak sulfida hanya larut apabila S2- mengalami
oksidasi, seperti yang digambarkan dalam reaksi berikut.
AgCl merupakan satu-satunya garam perak halida yang larut dalam larutan amoniak,
seperti yang dituliskan dalam reaksi berikut.
Analisis Kualitatif Zat Anorganik 70
AgCl(s) + 2NH3(aq) [Ag(NH3)2]+ + Cl-
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat (HNO3) dan ditambahkan
perak nitrat (AgNO3), maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai
garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag 2S (hitam).
Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan diatas kemungkinan
mengandung anion golongan nitrat.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan
analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda.
Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation
yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada
dalam larutan sampel.
Terjadinya warna merah-coklat sampai hitam bila beberapa tetes larutan sampel
atau analit ditambahkan ke dalam larutan Mangan (II) klorida, MnCl 2 dalam larutan HCl
Timbulnya suspensi atau endapan biru gelap bila larutan sampel ditambahkan ke
dalam larutan yang mengandung FeCl3, K3[Fe(CN)6] dan HCl encer menunjukkan adanya
ion-ion pereduksi, seperti S2-, SO32-, I- atau NO2. Endapan biru timbul, karena terbentuknya
KFe[Fe(CN)6] sebagai hasil reduksinya. KFe[Fe(CN)6] merupakan senyawa kompleks yang
di dalamnya terdapat besi (II) dan besi (III). Sebagai contohnya dengan ion I- dapat
dituliskan sebagai berikut:
Anion pengoksidasi dan pereduksi yang umum dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Karakteristik asam-basa dan reaksi kesetimbangan dalam larutan dari anion yang
mengikuti klasifikasi dalam empat kelompok didasarkan pada sifat-sifatnya terhadap
asam perklorat dan ion perak. Pengamatan reaksinya terhadap perklorat dan ion perak
dari tiap-tiap kelompok anion secara ringkas dicantumkan pada
TOKOH PENTING
Tabel 3.5 pada Gambar 3.1.
Sumber:
bacabiografi.blogspot.
Seperti yang sudah disebutkan pada sub bab sebelumnya
com
mengenai golongan-golongan anion, anion juga diklasifikasikan ke
“The father of modern
chemistry” ini adalah dalam 4 golongan yang dirancang hanya untuk memberikan
penemu asam klorida,
asam nitrat, asam sitrat, informasi awal tentang ada tidaknya ion-ion itu sendiri. Klasifikasi
asam asetat, tehnik
distilasi dan tehnik ini tidak dirancang untuk proses pemisahan. Pengujian untuk
kristalisasi. Dia juga
yang menemukan keempat golongan ini dapat dikerjakan dengan langkah berikut.
larutan aqua regia
(dengan
menggabungkan asam 1. Tambahkan larutan HClO4 6M ke dalam sampel.
klorida dan asam nitrat)
untuk melarutkan Catat ada tidaknya gas yang dihasilkan.
emas.
Subhanallah ya.. 2. Dinginkan larutan bersuasana asam dari langkah 1.
Tambahkan larutan perak nitrat AgNO3. Catat warna endapan
yang terbentuk. Pisahkan endapan (hasil langkah 2) dari
larutannya. Buat larutan menjadi bersuasana basa dengan
menambahkan larutan NH4OH 6M. Tambahkan lebih banyak
larutan perak nitrat jika perlu. Catat warna endapan yang
terbentuk.
Pengelompokkan anion ke dalam 4 golongan ini penting, sehingga ion-ion dalam
satu kelompok tidak terinterferensi oleh anion dari kelompok lain. Misalnya, ion karbonat
akan mengendap dalam golongan III sebagai garam perak karbonat, jika pada langkah
Golongan II Golongan IV
Anion yang stabil dalam HClO4 encer dan Anion yang stabil dalam HClO4 encer,
mengendap sebagai garam perak tetapi menghasilkan garam perak yang
2-
S Ag2S (hitam) larut dalam suasana asam atau netral
-
I AgI (kuning pucat) NO3-
Br- AgBr (kuning-coklat) Ag2SO4 sebagai endapan
-
Cl AgCl (putih)
Penggunaan larutan asam sulfat pekat (18M) dalam analisis anion tergantung
pada kemampuan anion sebagai bahan pengoksidasi dan sifat keasamannya. Tabel 3.6
menunjukkan hasil pengamatan yang dibuat dari penambahan H 2SO4 pada sampel anion
yang diuji. Uji dengan H2SO4 harus dilakukan pada sampel yang diuji dalam bentuk
padatan.
Jika sampel yang diuji adalah campuran dari garam, maka hasil dari uji tidak selalu
mudah untuk diinterpretasi, karena gas yang terbentuk mungkin terperangkap. Demikian
pula dengan garam yang sulit larut (seperti perak halida) dan garam yang mengandung
karakter kovalen (misal CdI2 dan HgCl2) yang hanya bereaksi lambat dengan asam.
Interpretasi
Jawab:
Pengamatan:
a. CrO42- tidak mungkin ada dalam sampel, karena warnanya tidak putih.
b. S2-, SO32-, CO32-, NO2-, I-, Br-, Cl- tidak mungkin ada dalam sampel, karena
perlakuan dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan gas.
Kemungkinan sampel mengandung anion PO43-, NO3-, SO42-.
c. Tidak dapat memfilter kemungkinan anion yang ada.
d. NO3-, sebagai anion pengoksidasi, akan berubah warna bila ditetesi
MnCl2.
Kesimpulan: Anion yang mungkin ada dalam sampel adalah PO43- atau SO42-.
Tes khusus untuk beberapa anion dilakukan setelah dideteksi tiap kelompok
telah dilakukan. Prosedur tes khusus secara ringkas dicantumkan pada Tabel
kromat (CrO42-) Jika larutan dalam suasana basa berwarna kuning, maka anion
kromat ada. Tambahkan Pb nitrat pada filtrat, jika terbentuk
endapan kuning maka kromat ada.
nitrat (NO3-) Ambil 1 ml sampel, tambahkan 2 ml asam sulfat pekat. Miringkan
tabung uji sehingga membentuk sudut 30oC, kemudian
tambahkan beberapa tetes ferosulfat melalui dinding tabung
perlahan-lahan. Jika terbentuk cincin coklat maka nitrat ada.
asetat (CH3COO-) Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau
yang terbentuk, jika tercium bau buah, maka asetat ada.
Cl- Filtrat atau sampel dalam bentuk larutan ditambahkan oleh perak
nitrat (AgNO3), bila terbentuk endapan putih (AgCl) maka Cl- ada.
sulfida (S2-) Larutan sampel ditambahi HCl encer, maka gas H2S terbebaskan.
Cek dengan kertas Pb-asetat Pb(CH3COO)2, jika menghasilkan
warna hitam (PbS) maka sulfida ada.
karbonat (CO32-) Sampel dalam bentuk larutan diuapkan terlebih dahulu hingga
kering. Sisa pemanasan atau sampel padatnya diuji dengan
sejumlah kecil seng, H2O2 encer dan H2SO4 encer. Gas yang keluar
dilewatkan dalam larutan barium hidroksida. Jika endapan putih
terbentuk (BaCO3), maka karbonat ada.
Borat Sampel dalam bentuk larutan dimasuki oleh kertas kurkuma. Jika
kertas tersebut berubah dari warna kuning menjadi kecoklatan,
maka borat ada.
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam
sampel.
Analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti
analisis kation.
Sifat-sifat anion ada 3 (tiga), yaitu sifat-sifat asam-basa, sifat redoks, dan
kesetimbangan larutan.
Identifikasi anion dibagi menjadi beberapa tahap, diawali dengan uji pendahuluan
untuk mengetahui adanya ion pereduksi, pengoksidasi, deteksi dari kelompok
anion dan sifat anion terhadap asam sulfat pekat. Kemudian tes khusus anion
berdasarkan perubahan-perubahannya pada senyawa-senyawa tertentu.
Fungsi larutan ekstrak soda ada 2 (dua) yaitu mengendapkan kation logam berat
dan mempertinggi kelarutan anion
3. Suatu sampel membebaskan gas tak berwarna dan berbau seperti telur busuk
saat direaksikan dengan HClO4 encer. Kemudian ditambahkan larutan AgNO3 dan
Masing-masing 3 (tiga).
1. Di bawah ini gas yang tidak berwarna dan tidak berbau adalah…
a. CO2
b. NO2
c. H2S
d. NH3
2. Garam logam alkali tanah yang biasa digunakan untuk pemisahan satu sama lain
adalah ...
a. Fosfat, oksalat, bo-
rat
b. Oksalatdansulfat
c. Kromatdankarbonat
d. b dan c benar
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
b. merahtua – ungu
c. merahbata – hijaumuda
d. merahbata – merahtua
5. Kation yang termasuk golongan I dan II adalah ...
a. Pb2+
b. Hg2+
c. Sn2+
d. Zn2+
7. Untuk mendapatkan endapan golongan IV, filtrat penyaringan golongan III maka
ditambahkan dengan…
a. NH4Cl
b. NH4OH
c. (NH4)2S tidak berwarna
d. Semua benar
8. Salah satu cara analisis kualitatif anorganik dengan menggunakan senyawa NaB4
O7.10H2O dan memperhatikan perubahan warna yang terjadi dikenal dengan uji...
a. Mutiara fosfat
b. Mutiara boraks
c. Mutiara karbonat
d. Nyala
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀi ÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
9. Suatu anion bila ditambah larutan AgNO3 membentuk endapan kuning yang sukar
larut dalam amonia encer, larut dalam amonia pekat tetapi tidak larut dalam
asam nitrat encer. Anion tersebut adalah ...
a. Cl-
b. I-
c. Br-
d. CN-
11. AgCl dan PbCl2 adalah zat yang diketahui ada dalam sampel. Pereaksi yang dapat
menunjukan kation yang ada dalam sampel tersebut ...
a. Larutan amoniak dan KI
b. Larutan amoniak dan air panas
c. Larutan KI dan air panas
d. Larutan kalium kromat dan air panas
12. Apakah warna endapan yang akan muncul apabila ion Cr3+ bereaksi dengan
NaOH...
a. Merah
b. Kuning
c. Biru
d. Hijau
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
13. Jika senyawa Mn(OH)2 direaksikan dengan senyawa NaBiO3 akan menghasilkan
endapan yang berwarna ...
a. Biru
b. Ungu
c. Merah
d. Putih
Al3+(aq) +OH-(aq) Al(OH)3, fasa dan warna endapan yang terbentuk adalah ...
a. gel, putih
b. gel, abu-abu
c. kristal, putih
d. kristal, abu-abu
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
17. Pada analisis kualitatif anorganik, terkadang digunakan uji reaksi kering. Skala
yang sering diterapkan pada uji reaksi kering tersebut adalah ...
a. Makro
b. Semimikro
c. Mikro
d. Semimakro
19. Pada uji nyala, perubahan warna yang terjadi, kecuali ... a.
Na : kuning
b. K : lembayung
c. Ca : merah bata
d. Ba : hijau kebiruan
20. Apa warna endapan yang dihasilkan ketika Ag+ bereaksi dengan ion Cl- ...
a. Ungu
b. Putih
c. Kuning
d. Merah delima
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
c. Ca2+ , Sr2+ , Ba2+
d. Mg2+ , Na+ , K+
22. Dibawah ini manakah yang termasuk salah satu logam berat esen-
sial beracun ...
a. Zn
b. Au
c. Cu
d. Ba
23. Uji Marsh dilakukan khusus untuk zat dan dilakukan dalam keadaan…
a. Uji barium, dilakukan dalam suasana basa
b. Uji kalium, dilakukan dalam suasana basa
c. Uji arsen, dilakukan dalam keadaan asam
d. Uji zink, dilakukan dalam keadaan asam
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
25. Dalam kation golongan II terdapat kation :
Hg2+, Pb2+, Bi3+,Cu2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+ ,Sn2+, Sn4+
Manakah yang termasuk kation yang dapat larut dalam ammonium
polisulfida dan apa sebutan nama golongan tersebut ...
a. Cu2+, Cd2+, As3+, As5+ golongan arsenik
b. Hg2+, Pb2+, Bi3+,Cu2+, Cd2+ golongan tembaga
c. As3+, As5+, Sb3+, Sb5+ ,Sn2+, Sn4+ golongan arsenik
d. As3+, As5+, Sb3+, Sb5+ ,Sn2+, Sn4+ golongan tembaga
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
29. Berikut ini adalah salah satu tahapan penting dalam analisis kuantitatif
dimana cuplikan atau sampel haruslah bersifat representatif, artinya
cuplikan harus dapat mewakili keseluruhan materi yang akan di analisa.
Tahapan yang dimaksud adalah ...
a. Pengukuran
b. Sampling
c. Perhitungan dan intrerpretasi data
d. Perubahan keadaan cuplikan
30. Analisis kation golongan I dan II dengan cara H2S pertama-tama dilakukan
dengan memberikan/menambahkan HCl encer. Hasil yang diperoleh
menunjukan ...
a. Kation golongan I akan mengendap setelah diberi HCl encer
b. Kation golongan I akan larut setelah diberi HCl encer
c. Kation golongan II akan mengendap setelah diberi HCl encer
d. Kation golongan II akan larut bila ditambah HCl 2N
e. Tidak menunjukkan perubahan
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
5. Pelajari bagaimana cara mengatur fakta diatas ke dalam diagram alir,
termasuk endapan dan pemisahan kation-kation tertentu!
6. BaSO4 dan BaSO3 keduanya tak larut dalam air. Ketika ditambahkan
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
Kunci jawaban
1. C 16. A
2. D 17. B
3. B 18. B
4. D 19. D
5. A 20. B
6. C 21. B
7. B 22. A
8. B 23. C
9. C 24. D
10. A 25. C
11. B 26. D
12. D 27. D
13. B 28. A
14. A 29. B
15. D 30. A
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀi ÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L. (1989). Qulitatif Analysis, 5th edition, New
Delhi: Prentice-Hall, Inc.
Tim Kimia Analitik UPI. (2000). Dasar-dasar Kimia Analitik. Bandung: UPI
Press.
Arini Fadilah, lahir di Tasikmalaya pada tanggal 3 agustus 1993. Lulus dari SMP
3 Tasikmalaya pada tahun 2008. Kemudian selama tiga tahun bersekolah di
SMA 1 Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2011. Karena kecintaannya dengan
kimia dan pendidikan, tahun 2011 melanjutkan ke Universitas Pendidikan
Indonesia dengan mengambil jurusan pendidikan kimia.
Ilham Muzakki, lahir di Serang pada 17 september 1992. Lulus dari SMP 1 Kota
Serang pada tahun 2008. Kemudian selama tiga tahun bersekolah di SMA 2
Kota Serang. Karena kecintaannya dengan kimia dan pendidikan, tahun 2011
melanjutkan ke Universitas Pendidikan Indonesia dengan mengambil jurusan
pendidikan kimia.
Rendita Khotimah, lahir di Bandung pada 14 Juli 1988. Lulus dari SMP Santa
Maria pada tahun 2003. Kemudian selama tiga tahun bersekolah di SMA 14
Bandung dan lulus pada tahun 2006. Karena kecintaannya dengan Kimia,
tahun 2006 melanjutkan ke Politeknik Negeri Bandung jurusan Teknik Kimia
dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2011 melanjutkan ke Universitas
Pendidikan Indonesia dengan mengambil jurusan pendidikan kimia.
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì
`Ìi`ÊÜÌ
ÊÌ
iÊ`iÊÛiÀÃÊvÊ
vÝÊ*ÀÊ*Ê
`ÌÀÊ
/ÊÀiÛiÊÌ
ÃÊÌVi]ÊÛÃÌ\Ê
ÜÜÜ°Vi°VÉÕV°
Ì