Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

LANDASAN DAN TUJUAN PENGUNDANGAN

DOSEN PENGAMPU: BURHANUDDIN, S,HI., MH

MATA KULIAH : ILMU PERUNDANG-UNDANGAN

KELOMPOK 6 :

ARIS MUNANDA

M. FIKRI MUFTI AKBAR

PURWANTO

LOKAL IV HES C

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA

BATANGHARI
PENDAHULUAN
Suatu peraturan perundang-undangan yang sudah disahkan atau ditetapkan baru dapat
berlaku mengikat umum apabila peraturan perundang-undangan tersebut diundangkan
dalam Lembaran Negara atau diumumkan dalam suatu Berita Negara.

PEMBAHASAN
Landasan bagi perlunya suatu pengundangan adalah: een ieder wordt geacth de wet te
kennen (setiap orang dianggap mengetahui undang-undang) atau ignoratia iuris neminen
excusat/ignorance of the low (ketidaktahuan seseorang terhadap undang-undang tidak
dimaafkan), ialah karena undang-undang dibentuk oleh wakil-wakil rakyat, maka rakyat
dianggap mengetahui undang-undang. Pengundangan ialah pemberitahuan secara formal
suatu peraturan Negara denagn penempatannya dalam suatu penerbitan resmi yang khusus
untuk maksud itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan pengundangan peraturan
Negara itu telah memenuhi prinsip pemberitahuan formal, peraturan Negara itu telah
memenuhi ketentuan ketentuan sebagai peraturan Negara, prosedur pembentukan yang
disyaratkan bagi peraturan Negara itu dicukupi, dan peraturan Negara itu sudah dapat
dikenali, sehingga dengan demikian peraturan Negara tersebut mempunya kekuatan
mangikat. Tujuan pengundangan adalah agar secara formal setiap orang dapat dianggal
mengenali peraturan Negara, agar tidak seorang pun berdalih tidak mengetahuinya, dan
agar ketidaktahuan seseorang akan peraturan hukum tersebut tidak memaafkannya.
Pengumuman adalah pemberitahuan secara material suatu peraturan Negara kepada
khalayak ramai dengan tujuan utama mempermaklumkan isi peraturan tersebut seluas-
luasnya. Tujuan pengumuman adalah agar secara material sebnyak mungkin khalayak ramai
mengetahui peraturan Negara tersebut dan memahami isi serta maksud yang terkandung di
dalamnya. Peraturan Negara akan mengikat jika pengundangan dilakukan dengan baik.
Apabila Negara dengan pengundangan peraturan-peraturannya dapat mengikat rakyatnya,
maka sudah sewajarnya apabila apabila Negara juga berkawajiban memberitahukan secara
material peraturan-peraturannya kepada rakyatnya dengan pengumumannya. Prinsip
Negara yang bedasarkan atas hukum yang modern menentukan bahwa Negara berkewajiba
mengurusi kepantingan ekonomi rakyat, dan mengurusi kepentingan budaya serta
sosialnya.

Jenis-jenis perundang-undangan Republik Indonesia ini adalah:


Jenis-jenis yang ditentukan oleh UUD 45:
undang-undang (UU) berdasarkan pasal 5 ayat (1) dan pasal 20 ayat (1);
peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu) berdasarkan pasal 22;
peraturan pemerintah (Perpem) berdasarkan pasal 5 ayat (2).
Peraturan pelaksanaan yang terdapat dalam praktek:
keputusan presiden (Keppres);
instruksi presiden (Inpres);
peraturan menteri (Permen);
keputusan menteri (Kepmen);
instruksi menteri;
peraturan kepala lembaga pemerintah non departemen;
peraturan badan Negara lainnya.
Peraturan-peraturan tingkat daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah:
peraturan daerah tingkat I (Perda Tingkat I);
keputusan kepala daerah tingkat I (Kep. KDH Tk I);
peraturan daerah tingkat II (Perda Tingkat II);
keputusan kepala daerah tingkat II (Kep. KDH Tk II).

Dalam empat Pengundangan dan Jenis Peraturan yang DiundangkanPeraturan Pemerintah


No 1 Th. 1945 tentang Pengumuman dan Mulai Berlakunya Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah ditetapkan bahwa pengumuman suatu Undang Undang dan Peraturan Presiden
dilakukan dengan menempelkannya di papan pengumuman di muka gedung Komite
Nasional Pusat. Selain itu, jikalau diperlukan supaya penduduk selekas mungkin
mengetahuinya, maka pengumuman itu disiarkan dengan perantara surat kabar atau media
informasi lainnya.
Sementara itu, dalam Undang-Undang Darurat No 2 Th 1950 tetang Penerbitan Lembaran
Negara Republik Indonesia Serikat dan Berita Negara Republik Indonesia Berlakunya
Undang-Undang federal dan Peraturan Pemerintah, serta penetapan Undang-Undang
sebagai Undang-Undang Federal (Lembaran Negara Th. 1950 No 23) menetapkan bahwa
Undang-Undang Federal serta Peraturan Pemerintah dimuat dalam Lembaran Negara,
sedangkan peraturan mengenai hal-hal yang dengan Undang-Undang Federal atau dengan
Peraturan Pemerintah diserahkan kapada alat kelangkapan Republik Indonesia Serikat lain,
dan juga surat surat lain yang harus atau pun dianggal perlu atau berguna disiarkan dalam
Berita Negara.
Pengundangan Bedasarkan Ketentuan Dalam Undang-Undang No 10 Th 2004 Masalah
pengundangan peraturan perundang-undangan diatur dalam Undang-Undang No.10 Th
2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, khususnya bab IX tentang
Pengundangan dan Penyebarluasan. Dalam pasal 45 Undang-Undang No. 10 Th 2004
dinyatakan bahwa, agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Perundang-Undangan
harus diundangkan dengan menempatkannya dalam:
Lembaran Negara Republik Indonesia
Berita Negara Republik Indonesia
Lembaran Daerah
Berita Daerah.
Mengenai jenis peraturan perundang-undanganyanga harus diundangkan, pasal 46 Undang-
Undang No. 10 Th 2004 menetapkan bahwa:
Peraturan Perundang-Undangan yang diundangkan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia, meliputi:
Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Peraturan Peresiden meliputi:
Pengesahan perjanjian antara Negara Indonesia dan Negara lain atau badan hukum
international
Pernyataan keadaan budaya.
Peraturan penundang-undang lain menurut Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku
harus diundangkan dalam Lembaga Negara Republik Indonesia;
Peraturan Perundang-Undangan lain yang menurut peraturan Peraturan yang berlaku harus
diundangkan yang harus diundangkan dalam Berita Republik Indonesia.
Hubungan Antara Pengundangan dan Daya Ikat
Dengan adanya pengundangan bagi suatu Peraturan perundang-undangan, yaitu dengan
penempatanya di dalam Lampiran Negara Republik Indonesia, maka peraturan perundang
undangan tersebut dianggap mempunyai daya laku serta daya ikat bagi setiap orang.
Sehubungan dengan itu daya ikat ada 3 macam:
Berlaku pada tanggal diundangkan Apabila di dalam suatu peraturan dinyatakan berlaku
pada tanggal diundangkan, maka dalam hal ini peraturan tersebut mempunyai daya ikat
pada tanggal yang sama dengan tanggal pengundangannya.
Berlaku beberapa waktu setelah diundangkan
Apabila di dalam suatu peraturan dinyatakan berlaku beberapa waktu setelah diundangkan,
maka hal ini peraturan tersebut mempunyai waktu daya laku pada tanggal yang telah
ditentukan tersebut.
Berlaku pada tanggal diundangkan dan berlaku surut sampai tanggal yang tertantu Apabila
suatu peraturan ditentukan demikian, maka hal ini berarti bahwa peraturan tersebut
mempunyai daya laku sejak tanggal diundangkan, akan tetapi dalam hal-hal tertentu ia
mempunyai daya ikat yang berlaku surut sampai tanggal yang ditetapkan tadi. Apabila suatu
peraturan tersebut dinyatakan berlaku surut, maka ketentuan saat/waktu berlaku surutnya
peraturan tersebut harus dinyatakan secara tepat/pasti.
Pengundangan Bedasarkan Peratran Presiden No. 1 Tahun 2007 Bedasarkan Peraturan
Presiden No. 1 Th 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan
Perundang-Undangan, proses pengundangan peraturan perundang-
undangan secara ringkas adalah sebagai berikut:
Naskah Undang-Undang yang telah disahkan Presiden disampaikan oleh Menteri Sekretasir
Negara kepada Menteri untuk diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
Naskah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan naskah Peraturan Pemerintah
yang telah ditetapkan oleh Presiden disampaikan Menteri Sekretaris Negara kepada 
Menteri untuk diundangkan dalam  Lembaran  Negara  Republik 
Indonesia.
Naskah Peraturan Presiden yang telah ditatapkan Presiden disampaikan oleh Sekretaris
Kabinet kepada Menteri untuk diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
Naskah Peratuaran Perundang-undangan lainnya yang telah ditetapkan oleh Pimpinan
Lembaga (Pasal 46 ayat 1 Undang-Undang No 10 Th 2004)
disampaikan kepada Menteri untuk  diundangkan  dalam  Lembaran  Negara
Republik Indonesia.
Menteri kemudian akan membubuhkan tanda tangan pada naskah Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan
Presiden, serta Peraturan Lembaga tersebut, dan menempatkanya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia dengan membubuhkan nomor dan tahunya,  serat  menempatkan
Penjelasannya  serta  nomor  dalam Tambahan
Lembaran Negara
Naskah Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departeman dan
Perundang-Undangan lainnya yang telah ditetapkan diberi nomor dan tahunya disampaikan
kepada Menteri, untuk selanjutnya diundangkan dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai