Anda di halaman 1dari 37

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(RK3K)

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN GEDUNG .................................
.......................................................................

CV. ............................................
DAFTAR ISI

A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
a. Identifikasi bahaya, penilaian resiko, skala prioritas, pngendalian resiko K3, dan
penganggung jawab
b. Pemenuhan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
c. Sasarn dan program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kebijakan Sistem Manajemen CV. ............................................
Segenap pemimpin dan karyawan CV. ............................................ bertekad
mencapai visi dan misi serta melaksanakan nilai-nilai utama budaya perusahaan secara
konsisten didalam menerapkan:
1. Sistem manajemen mutu.
2. Sistem manajemen resiko dalam pencapaian hasil usaha
3. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3), untuk mencegah
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
4. Sistem manajemen lingkungan, untuk mencapai proses kerja yang ramah
lingkungan dan mencegah pencemaran.
5. Sistem manajemen perlindungan informasi untuk menjaga kerahasiaan dan
menyediakan informasi yang handal
6. Pedoman tatakelola perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate
Govermance (GCG) dan ketaatan dalam mematuhi peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya yang berlaku.

.................................
CV. ............................................

.................................
Ahli K3
KEBIJAKAN TENTANG ALKOHOL & OBAT TERLARANG

Adalah menjadi kebijakan perusahaan untuk sama sekali tidak mentolerir penggunaan obat-
obatan terlarang dan alcohol sewaktu masa kerja.

Hal-hal berikut ini harus ditaati:

1. Penggunaan alcohol dan obat-obatan meningkatkan resiko terhadap kecelakaan. Oleh


karena itu pemanfaatan atau menggunakan alcohol dan obat-obatan terlarang pada
saat bekerja tidak ditoleransi
2. Obat-obat berdasarkan resep dan obat-obat diperoleh bebas kemungkinan dapat
mempengaruhi kinerja kerja. Beritahu supervisor saudara secepatnya apabila ada obat-
obatan yang digunakan sehingga langkah-langkah keselamatan dapat diambil.
3. Karyawan bertanggung jawab untuk melaporkan penggunaan semua obat resep atau
obat bukan resep sebelum memulai bekerja.
4. Mengkonsumsi alcohol dengan cara yang erlebihan dapat berdampak buruk bagi
kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan menjadi tidak efektif.
Apabila ditemukan seorang karyawan bermasalah yang disebabkan oleh mengkonsumsi
alcohol/minuman keras maka yang bersangkutan akan dihentikan dari perusahaan.
5. Karyawan yang mempunyai masalah dengan obat-obatan dan ingin bantuan dapat
meminta petunjuk pada bagian Human Resources.
6. Perusahaan berhak melakukan pemeriksaan atas penggunaan obat-obatan terhadap
karyawan.

Jajaran Manager, Coordinator dan Pengawasan yang terkait bertanggung jawab


untukmenjamin bahwa kebijakan ini dilaksakan.

.................................
CV. ............................................

.................................
Ahli K3
KEBIJAKAN KESELAMATAN KENDARAAN BERMOTOR

Mengemudi merupakan resiko terbesar yang dihadapi oleh para karyawan. Guna memperkecil
resiko ini dan memastikan bahwa standar di seluruh daerah kerja untuk kualifikasi dan praktek
mengemudi diikuti, Kebijakan mengemudi Perusahaan ini ditetapkan dan berlaku terhadap
seluruh organisasi karyawan perusahaan.

Kualifikasi Pengemudi
Hanya karyawan yang telah disetujui saja yang diperbolehkan untuk mengemudikan kendaraan
atas nama perusahaan, termasuk kendaraan yang dimiliki maupun yang disewa oleh
perusahaan.

Sabuk Pengaman (seat belt)


Sebagai persyaratan hubungan kerja, seluruh karyawan harus mengenakan sabuk pengaman
setiap saat bilamana mengemudikan kendaraan, dan mereka harus memastikan bahwa semua
penumpang dikendaraannya juga mengenakan sabuk pengaman.

Minuman keras dan obat-obat terlarang


Semua karyawan tanpa memandang apakah seorang pengemudi atau pelaksana kerja lainnya
tidak diperkenankan untuk minuman obat-obat terlarang atau meminum minuman yang
beralkohol selama melaksanakan pekerjaan. Apabila ditemukan karyawan melakukan hal
tersebut diatas akan langsung dihentikan dari pekerjaan tanpa peringatan terlebih dahulu.
Keselamtan Mengemudi:
 Tujuan utama perjalanan dengan menggunakan kendaraan adalah untuk keselamatan
setiap orang, baik sebagai pengemudi maupun sebagai penumpang paa kendaraan
yang diikuti. Selamat ketempat tujuan dan selamat pula kembalinya adalah
keinganan bagi setiap pengendara.
 Usahakan agar setiap penumpang dalam perjalanan merasa aman dan sampaikan
kepada para penumpang bahwa peraturan mengharuska setiap penumpang untuk
selalu memakai seat belt dalam perjalanan dengan kendaraan.
 Cari tempat yang aman apabila anda ingin memarkirkan kendaraan.
Keberhasilan program keselamatan kerja adalah merupakan tanggung jawab tipa-tiap karyawan
untuk menerima dan membuat agar pekerjaan yang dilakukannya bebas dari kecelakaan
apakah untuk ereka sendiri maupun karyawan lainnya.

.................................
CV. ............................................

.................................
Ahli K3
B. Oragnisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. TKTD (Tim Keadaan Tanggap Darurat) dan P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan)

Ketua

Wakil
Ketua

Koord. Koord. Koord. Koord.


Oprasional Tim. P3Kl Tim Evakuasi Tim Kebakaran

Koord.
Tim Komunikasi dan
Keamanan

Koord.
Tim Komunikasi dan
Keamanan
Tanggung Jawab Tim Keadaan Tanggap Darurat

1. Ketua TKTD

Ketua TKTD bertanggung jawab langsung untuk membentuk TKTD yang efektif di wilayah
pembangunan Tanggung Jawab Tim Keadaan Tanggung Darurat Wewenang yang dimiliki
oleh ketua TKTD :

a. Memiliki kewenangan tertinggi dalam hal penentuan langkah dan kenijakan untuk
program dan kelengkapan aktivitas kesiapsiagaan tanggap darurat.
b. Merubah struktur dan jumlah organisasi TKTD serta prosedur kesiapsiagaan tanggap
darurat.
c. Memberikan keputusan terakhir mengenai cara penggulangan keadaan darurat yang
terjadi coordinator site TKTD sudah tidak mampu lagi mengulangi keadaan darurat
dan atau semakin meluasnya keadaan darurat tersebut.
d. Memantau seluruh kegiatan panggulangan TKTD bekerja secara maksimal
e. Mencegah mengurangi bencana pada seluruh wilayah kerja
f. Menjalankan kegiatan tindakan perbaikan dan pencegahan secara
berkesinambungan.

2. Wakil Ketua

Tanggung jawab yang dimiliki oleh wakil ketua TKTD adalah:

a. Membantu ketua TKTD dalam melaksanakan tugas-tugasnya.


b. Memegang tugas dan tanggung jawab ketau TKTD dalam al Ketua TKTD berhalangan.
c. Terlibat dalam aktivitas kesiapsiagaan keadaan darurat.

Wewenang yang dimiliki wakil ketua TKTD adalah melaksanakan wewenang Keta TKTD dalam
hal ketua TKTD berhalangan.

3. Koordinator Tim Opersional Kondisi Darurat


a. Bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan pelatihan keadaan darurat
secara keseluruhan.
b. Memastikan bahwa pesan / pemberitahuan disampaikan kepada site manager dan
tim penanggulangan keadaan darurat masng masing area
c. Mendata seluruh personil dan memerintahkan tim P3K (resque dan first aid) bila
terdapat orang yang hilang.
d. Memastikan bahwa prosedur diikuti dan bantuan dapat didatangkan tepat pada
waktunya.
e. Mengkordinir pelaksanaan penanganan kondisi darurat, evakuasi bila dibutuhkan
sesuai dengan arahan koordinator Team Keadaan Tanggap Darurat.
f. Berkoordinasi dengan Koordinator Team Keadaan Tanggap Darurat.
g. Melakukan penggeledahan ke dalam bangunan untuk memastikan tidak ada
orang/karyawan yang terjebak bersama tim evakuasi.

4. Tim Pemadam Kebakaran/ “Fire Fighting” Tergabung dalam “First Responder”


a. Koordintor Lapangan aka menunjukan ketua tim “fire Fighting” yang akan
memberikan arahan kepada personil di bawah tanggung jawabnya. Personil yang
ditunjuk akan mendapatkan pelatihan dan bila memugkinkantelah memiliki
pengalaman dalam hal penanganan keadaan darurat.
b. Kegiatan penanganan dalam hal kebakaran akan dilakukan sesuai dengan prosedur
dimana pelatihan akan diberikan secara berkala.
c. Teknisi listrik/ peralatan akan diikutsertakan dalam tim “fire Fighting” dan memiliki
tanggung jawab atas Pemutus Arus Listrik Utama.

5. Tim Evakuasi
Tanggung jawab yang dimiliki oleh tim evakuasi:
a. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua TKTD untuk meyakinkan bahwa
personil yang ditunjukkan sebagai satgas wilayah TKTD diwilayah tanggung
jawabnya selalu diperbaharui dan memiliki kemampuan.
b. Bertanggung jawab langsung untuk melakukan evakuasi terhadap karyawan,
dokumen penting, dan barang atau material penting yang ada dilokasi
keadaan darurat ke lokasi yang aman.
c. Memandu karyawan menuju titik evakuasi pada saat terjadi keadaan darurat.
d. Meyakinkan seluruh karyawan tidak ada yang tertinggal dilokasi keadaan
darurat.

Wewenang yang dimiliki oleh tim evakuasi:

a. Memeriksa semua area untuk memastikan bahwa semua personil telah


meninggalkan tempat kerjanya secepat mungkin setelah alarm keadaan
Darurat berbunyi. Jika menemukan korban, Tim akan membantu
semampunya dan segera melaporkan kepada Tim P3K/Tim Penolong
Pertama Pada Kecelakaan.
b. Ketua Tim Pencari/Search melakukan pendataan personi di Muster Point
c. Memberikan saran kepada ketua TKTD melalui sekretaris TKTD tentang
system pelaksanaan, personil dan atau kegiatan TKTD, baik diminta maupun
tidak.
d. Mengatur strategi dan memberikan kepuasan mengenai cara
penanggulangan suatu keadaan darurat yang terjadi di wilayah tanggung
jawabnya.

6. Tim P3K (Rescue/First-Aid Team)


Tanggung jawab yang dimiliki oleh koordinator tim P3K adalah:
a. Tim Penolong (Rescue/First-Aid Team) akan sepenuhnya dilatih mengenai
berbagai teknik dan prosedur penanganan korban keadaan darurat.
b. Menyiapkan peralatan P3K saat keadaan darurat.
c. Tim bertanggung jawab memulihkan cidera yang dialmai oleh karyawan dan
membawa mereka ke Poliknik tanpa menimbulkan cidera yang lebih parah.
d. Tim membantu Paramedis/perawat memberikan bantuan medis terhadap
personil yang terluka/cidera. Jika perawat tidak ada ditempat, Ketua Tim
Penolong (Rescue/First-Aid Team) bertanggung jawab memberikan tindakan
P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecalakaan) dan mengirim personil yang
terluka ke rumah sakit terdekat untuk pertolongan selajutnya.

Wewenang yang dimiliki:


a. Memberikan saran kepada koordinator tentang aktivitas TKTD, diminta
maupun tidak diminta.
b. Menyediakan saran pendukung (mobil ambulance, dan rumah sakit)
c. Mencegah timbulnya tindakan atau komunikasi bahaya akibat terjadinya
keadaan darurat.

7. Tim Komunikasi Dan Keamanan


Tanggung jawab dari koord. Keamanan dan komunikasi adalah:
a. Mengkoordinir seluruh satgas dalam wilayah tanggung jawabnya agar
bekerja secara efektif sesuai tugasnya masing-masing dalam menanggulangi
keadaan darurat yang terjadi.
b. Mengumpulkan semua data yang diperlukan yang berhubungan dengan
aktivitas TKTD.
c. Bertanggung jawab langsung kepada koord. TKTD sebagai informan, baik
kepada pihak external (dalam hal meminta bantuan) maupun kepada pihak
internal TKTD serta meminta bantuan dari luar.
Wewenang dari koord. Keamanan dan Komunikasi adalah:
a. Memberi saran kepada coordinator tentang aktivitas TKTD, baik diminta
maupun tidak diminta.
b. Diminta disediakannya sarana pendukung.
c. Memberikan data sehubungan terjadinya keadaan darurat kepada
coordinator area.

8. Semua Karyawan
a. Semua personil harus mengetahui lokasi semua jalur evakuasi dan / atau lokasi
master (Master Point) yang telah ditentukan.
b. Mengikuti Instruksi dari Tim PPKD, Proses evakuasi.

b. Penitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

Struktur Organisasi P2K3

Ketua P2K3
Site Manager

Sekretaris
Petugas i K3

Anggota Anggota Anggota


Peran, Tanggung Jawab dan Wewenang P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja)

Peran Wewenang

Ketua: 1. Memimpin semua rapat pleno P2K3 ataupun menunjuk anggota untuk
memimpin rapat pleno.
2. Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya demi tercapainya
pelaksanaan program-program P2K3.
3. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan P2K3 di Perusahaan ke Disnakertrans
Kabupaten/Kota setempat melalui pimpinanperusahaan.
4.Mempertanggung jawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaankepada
direksi.
5. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaanna program-program K3 di
perusahaan.

Sekretaris: 1. Membuat undangan rapat dan notulen


2. Mengelola administrasi surat-surat P2K3
3. Mencatat data-data yang erhubungan dengan K3
4. Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi
Demi suksesnyaprogram-program K3
5. Membuat laporan ke Disnakertrans setempat maupun instansi lain
Yang bersangkutan dengan tindakan kondisi dan tindakan bahaya
di tempat kerja

Anggota: 1. Melaksanakn program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan seksi


masing-masing.
2. Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

Jumlah dan susunan P2K3 adalah antara lain sebagai berikut:


Perusahaan yang memiliki tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih, maka jumlah
anggotaSekurang-kurangnya ialah 12 (dua belas) orang yang terdiri dari 6 (enam) orang
mewakilipengusaha/pimpinan perusahaan dan 6 (enam) mewakili tenaga kerja.
Perusahaan yang memiliki tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai dengan 100
(seratus)orang, maka jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang yang terdiri dari 3
(tiga) orang
mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.

Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh) orang dengan tingkat resiko
bahaya sangat besar, maka jumlah anggota sesuai dengan ketentuan nomor 2 (dua) diatas.

Kelompok Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang 50 (lima puluh) orang untuk anggota
kelompok, maka jumlah anggota sesuai dengan ketentuan nomor 2 (dua) diatas dimana
masing-masing anggota mewakili perusahaannya.

Langkah-langkah pembentukan P2K3 di perusahaan ialah pertama-tama perusahaan wajib


menyatakan kebijakan K3 dan dituangkan secara tertulis, kemudian pimpinan perusahaan
menginventarisasi daftra angggota P2K3 serta memberikan pengarahan singkat terhadap daftar
anggota mengenai kebijakan K3 perusahaan.

Setelah itu perusahaan mengonsultasikan engenai pembentukan P2K3 kepada Disnakertrans


setempat untuk dikaji dan disahkan melalui surat keputusan pengesahan P2K3. Kepala
Disnakertrans setempat melaksanakan pelantikan anggota P2K3 secara resmi. Selanjutnya
perusahaan melaporkan mengenai pelaksanaan program-program P2K3 ke Disnakertrans
setempat secara rutin.

b.Pemenuhan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya

Daftar peraturanperundang-undangan dan persyaratan K3 yang digunakan sesuai acuan dalam


melaksanakan SMK3 konstruksi bidang PU antar lain sebagai berikut:

1. Undang-undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja


2. Peraturan pemerintah no.50 tahun 2012 tentang penetapan SMK3
3. Undang-undang Republik Indonesia no.13 tahun 2013 tentang ketenagakerjaan
4. Permenakertrans RI no.1 tahun 1980 tentang keselamatan kerja pada konstruksi
bangunan
5. Peraturan mentri pekerjaan umum no.05/PRT/M/2014 tentang SMK3 konstruksi bidang
pekerjaan umum
6. Pemenakertrans RI no.4 tahun 1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemiliharaan alat pemadam api ringan
7. Permenakertrans RI no.1 tahun 1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja
8. Permenakertrans RI no.1 tahun 1982 tentang bejana tekan
9. Permenakertrans RI no.2 tahun 1982 tentang kualifikasi juru las
10. Permenakertrans RI no.3 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan tenaga kerja
11. Permenaker RI no.2 tahun 1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis
12. Permenaker RI no.5 tahun 1985 tentang pesawat angkat dan angkut
13. Permenaker RI no.5 tahun 1996 tentang sistem menejemen kesehatan dan keselamatan
kerja
14. Permenaker RI no.3 tahun 1998 tentang tata cara pelaporan dan pemeriksaan
kecelakaan
15. Keputusan bersama Mentri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan Umum RI no.174 tahun
1986 no.104/KPTS/1986 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat
kegiatan konstruksi
16. Kepmenaker RI no.51 tahun 1999 tentang ambang batas faktor fisika ditempat kerja
17. Kepmenaker RI no.186 tahun 1999 tentang unit penanggulangan kebakaran ditempat
kerja
18. Kepemnaker RI no.197 tahun 1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya
19. Kepmenakertrans RI no.75 tahun 2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia (SNI) no.SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
(PUIL 2000) ditempat kerja
20. Peratiran Menaker 33 tahun 2015 perubahan atas peraturan Mentri Ketenagakerjaan
no.12 tahun 2015 tentang keselamatan dan kesehatan kerja listrik ditempat kerja
21. Peraturan Menaker 32 tahun 2015 perubahan atas peraturan Mentri Tenaga Kerja
no.Per.03/men/1999 tentang syarat-syarat keselamatan dan kesehatan lift untuk
pengankutan orang dan barang
22. Peraturan Menaker no.31 tahun 2015 perubahan atas peraturan Mentri Tenaga Kerja
no.Per.02/men/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir
23. Permenaker no.9 tahun 2016 tentang K3 dalam pekerjaan ketinggian
24. Undang-undang RI no.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
25. Undang-undang RI no.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup
26. PP. RI no.18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
27. PP. RI no.27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan hidup
28. PP. RI no.85 tahun 1999 tentang perubahan atas pemerintah no.18/1999 tentang
pengolahan limbah berbahaya dan beracun
29. Kep Men LH no.35 tahun 1993 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan
bermotor
c.Sasaran dan program K3

 Sasaran Umum
Nihil kecelakaan kerja (Zero Accident)
 Sasaran Khusus
Jenis/type Identifikasi Jenis Pengendalian
No
Pekerjaan Bahaya dan Resiko K3 Resiko k3
1 2 3 4

1. Mengemudikan Jenis bahaya : Pengendalian resiko K3:


kendaraan roda
Kecelakaan lalu lintas - Memastikan kondisi
empat
kendaraan roda empat
Resiko : Luka ringan, Luka layak pakai
sedang dan Luka - Memakai Safety Belt
berat/Meninggal - Memastikan kondisi
pengemudi dalam
keadaan prima (tidak
dalam keadaan sakit atau
kelelahan berlebih)

2. Mengemudikan Jenis bahaya : Pengendalian resiko K3:


kendaraan roda
Kecelakaan lalu lintas - Memastikan kondisi
dua
kendaraan roda dua layak
Resiko : Luka ringan, Luka pakai
sedang dan Luka - Memastikan kondisi
berat/Meninggal pengemudi dalam
keadaan prima (tidak
dalam keadaan sakit atau
kelelahan berlebih)
- Memakai helm standar
SNI

3. Penanganan Jenis bahaya : Pengendalian resiko K3.


terhadap ancaman
Bahaya bencana badai, - Pelatihan evakuasi dan
bencana alam
mitigasi individual dan
dalm survey bahaya bencana gempa, kelompok menghadapi
lapangan bahaya bencana tsunami. bencana alam
- Pelatihan evakuasi dan
Resiko : Luka Ringan, Luka mitigasi individual dan
Sedang dan Luka kelompok pasca bencana
berat/Meninggal alam
- Pelatihan pertolongan
pertama pada kecelakaan
D.PENGENDALIAN OPERASIONAL

a. Struktur organisasi penanggung jawab kegiatan SMK3

Site Manager

Petugas K3

Safety Man 1 Safety Man 1

b. Prosedur keadaan darurat


Apabila terjadi keadaan darurat (kerbakaran dan bencan alam/gempa bumi) hal-hal yang
harus dilakukan adalah :
1. Tetap tenang dan jangan panik ikuti arah evakuasi
2. Berjalan cepat tapi jangan berlari
3. Lepaskan sepatu hak tinggi karena akan menyulitkan jika berlari dan jangan
membawa barang yang besar dan berat
4. Beri tahu orang lain atau tamu yang berada diruangan lain
5. Bila terjadi kebakaran dan pandangan tertutup asap berjalanlah dengan merayap
dan bernafas pendek-pendek
6. Bila terjadi gempa bumi dan jalan keluar tertutup reruntuhan, tetap teneng dan
berlindung pada tempat yang kokoh
7. Jangan berbalik arah karena akan menyebabkan tabrakan dengan orang
ldibelakang
8. Segeralah menuju titik kumpul dan melapor diri kepada petugas
9. Apabila terluka segera melapor kepada petugas pertolongan pertama
10. Selanjutnya ikuti arahan ketua tim tanggap darurat
c. Program K3
a. Safety Induction
Safety Induction adalah sebuah latihan tenteng keselamatan dan kesehatan kerja
yang diberikan kepada pekerja baru, kotraktor baru ataupun para tamu yang baru
pertama kali datang dilokasi perusahaan tersebut. Tujuan dari safety induction ini
adalah untuk mengkomunikasikan bahaya-bahaya keselamatan dan kesehatan kerja
umum yang terdapat selama pekerjaan/kunjungan mereka sehingga mereka sadar
serta bisa melakukan tindakan pengendalian terhadap bahaya tersebut.
Setiap karyawan atau pekerja baru atau tamu yang akan memasuki tempat kerja
wajib di induction oleh petugas K3 dan mengisisi lembaran keselamatan yang telah
disediakan.

b. Safety Patrol
Safety Patrol adalah salah satu alat untuk mengontrol/pengawasan untuk
memastikan apakah standar yang sudah ada telah dilaksanakan atau belum,
biasanya team patroli datang kelapangan untuk mengecek kinerja safety man atau
helper dilapangan, team patrol mencatat, mendokumentasikan beberapa temuan.
Hasil temuan dalam safety patrol akan buatkan perbaikan yang harus dilakukan dan
dikomunikasikan kepada petugas K3 dilapangan.

c. Izin Kerja Berbahaya


Izin kerja diperlukan khusus untuk pekerjaan non-rutin yang mengandung
bahaya/resiko K3 tinggi. Tujuan dari izin kerja ialah untuk memantau seluruh potensi
bahaya dari area/situasi/aktivitas operasional ditempat kerja serta untuk
memastikan segala area/situasi/aktivitas pekerjaan berbahya/beresiko tinggi sudah
terdapat pengendlian sehinga aman untuk dilangsungkan pekerjaan bersangkutan.
Pengurusan izin kerja dilaksanakan oleh petugas/pengawas K3 serta
Kepala/manager Area bersangkutan. Dalam pengurusan izin kerja harus
dilapirkanJob Safety Analysis (JSA), lembaran izin kerja dan validasi, dokumentasi
pekerjaan dan petugas K3 pada pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang termasuk diatur
dalam izin kerja antara lain:
1. Izin Kerja Pekerjaan Panas (las, gerinda, dsb)
2. Izin Kerja Pekerjaan Listrik
3. Izin Kerja Pekerjaan dengan Alat Berat (Excavator, Backhoe, , dll)

d. Inspeksi
Kegiatan inspeksi merupakan salah satu upaya yang bersifat “proactive” bertujuan
untuk memastikan apakah fasilitas yang ada dilapangan telah dikeloala dengan baik
(well-managed). Dengan inspeksi, kit akan memperoleh umpan-balik yang sangat
berharga bagi menejemen dalam merencanakan tindakan perbaikan. Setiap alat
berat atau peralatan yang memiliki potensial bahaya tinggi wajib dilakukan inspeksi
sebelum dioperasikan.
Tujuan inspeksi:
1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin terjadi
2. Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada peralatan
3. Mengidentifikasi tindakan yang tidak standar/tidak aman yang dilakukan pekerja
4. Mengidentifikasi dampak dari perubahan/pergantian suatau proses/material
5. Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam suatu perbaikan
6. Menunjukkan komitmen menejemen terhadap K3
Namun pada prinsipnya, tujuan inspeksi K3 adalah:
1. Identifikasi kondisi tidak aman
2. Identifikasi Tindakan Tidak Aman
3. Menemukan Penyebab Dasar Terjadinya Kondisi/Tindakan Tidak Aman

e. Senam
Kegiatan senam dilakukan setiap bulannya. Tujuan dari senam ini adalah untuk
meningkatkan kebugaran pekerjaan ataupun keryawan. Bekerja secara kontinui
dalam jangka waktu yang relative lama dapat menimbulkan kejenuhan.
f. General Cleanning
General Cleanning merupakan kegiatan pembersihan secara menyeluruh yang
dilakukan oleh semua anggota (Pekerja, Pelaksana lapangan, subkontraktor dan
petugas K3) dalam suatu tempat kerja.

g. Meeting
Safety meeting merupakan suatu pertemuan yang harus dihadiri oleh semu pekerja,
supervisor, engineer, foreman, HSE dan wakil management. Ada beberapa safety
meeting yang biasa dilakukan yaitu internal meeting, monthly meeting, toolbox
meeting.
Toolbox meeting merupakan pertemuan untuk membahas apa saja kegiatan yang
akan dilakukan pada pagi hari sebelum dimulainya pekerjaan untuk membahas apa
saja yang akan dilakukan hari ini kemudian review pekerjaan yang telah dilakukan
kemarin, lalu pembagian tugas/job desc dari supervisor kepada masing-masing
pekerja sehingga tidak ada lagi missed saat telah bekerja dilapangan serta yang
paling penting dari toolbox meeting ialah mengingatkan kembali kepada seluruh
pekerja mengenai keselamtan, kesehatan kerja serta lingkunga (aspek K3L) (dalam
arti lain penyegaran mengenai safety behavior).

h. On Job Training
On job trainin merupakan pelatihan yang dilakukan kepada pekerja upaya
pencegahan terhadap kecelakaan kerja, misalnya cara penggunaan APAR yang
benar, cara menggunakan safety body harness, yang memakai bar bender dan bar
cutter, dan first aid
i. HSE Performance Bord
HSE Performace board merupakan informasi menegnai keselamatan kerja dan
kesehatan kerja proyek. HSE Performance board diperbarui setiap hari. Informasi
yang ada pada HSE Performance board yaitu tanggal, jumlah karyawan, data jumlah
kecelakaan kerja, data jumlah jam kerja aman dan lainnya.

j. Safety Plan
Safety plan adalah perencanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh petugas K3
dalam jangka waktu tertentu dan biasanya bersifat rutin.

k. Peraturan Umum HSE


Setiap tamu, kontraktor dan personil yang memasuki area proyek Pembangunan
Rumah Khusus Sumatera Barat V WAJIB untuk:
1. Mendapatkan Safety Induction
2. Menggunakan ID-Card
3. Menggunakan APD
4. Mematuhi segala peraturan yang berlaku di area Proyek Pembangunan Rumah
Khusus Sumatera Barat V
5. Menandatangani Komitmen Penaatan Norma dan Syarat K3
6. Dialrang berkelahi, bercanda, mabuk-mabukan, berjudi dan pengguna
NARKOTIKA didalam area kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
7. Wajib menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah
sembarangan.
d. Sistem pertolongan pertama kecelakaan kerja
Apabila terjadi kecelakaan kerja, hal-hal yang harus dilakukan adalah:
 Lihat kondisi korban kecelakaan kerja
 Apabila kondisi darurat langsung dibaah ke rumah sakit terdekat
 Apabila kecelakaan ringan segera laporkan kepada petugas K3
 Petugas K3 memberi pertolongan pertama pada korban
 Apabila dibutuhkan tindakan lebih lanjut, petugas membawa ke rumah
sakit/tempat pengobatan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
( K3 )

Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berkaitan dengan penyusunan Safety Plan,
Pengamanan Proyek (Security Plan), dan Pengelolaan ketertiban serta kebersihan Proyek
(House Keeping) dengan target “ Zerro Accident” (tidak ada kecelakaan Kerja).

a. Safety Plan
Safety Plan dibuat dengan mengikuti ketentuan – ketentuan maupun arahan yang dikeluarkan
oleh Depnaker selaku instansi yang melakukan kontrol terhadap hal ini. Safety Plan mencakup
antara lain perencanaan Sefety Managemen, Identifikasi bahaya kerja dan penanggulannya,
Rencana penempatan alat alat pengaman seperti pagar, jaring / net (bila perlu) pada tangga
dan tepi bangunan, railing serta rambu rambu K3 serta rencana penempatan alat alat pemadam
kebakaran (tabung pemadam api), dan lain lain.

b. Security Plan
Security Plan mencakup prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu,
Identifikasi daerah rawan diwilayah sekitar proyek dan Prosedur komunikasi di proyek.

c. Ketertiban dan Kebersihan Proyek (House Keeping)


Pengelolaan kebersihan proyek adalah meliputi penempatan cerobong dan bak sampah, lokasi
dan penempatan toilet pekerja, pengaturan kantor lapangan, barak pekerja, los kerja, gudang
dan lain lain.

Tolak ukur keberhasilan K3 ini ditandai dengan produktifitas dan efektivitas serta tidak
terjadinya kecelakaan kerja.Kontraktor wajib menguraikan secara lebih lengkap tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam pelaksanaan pekerjaan.
Oleh karena itu penerapan prinsip K3 di proyek sangat memerlukan perhatian kontraktor, ada
beberapa hal yang harus diketahui oleh kontraktor dalam rangka menerapkan prinsip prinsip
kerja sesuai dengan ketentuan K3 dilingkungan Proyek antara lain :

1. Memenuhi Kelengkapan administrasi K3


2. Penyusunan Safety Plan (rencana K3) untuk proyek
3. Melaksanakan kegiatan K3 di Lapangan
4. Melengkapi perlengkapan dan Peralatan program K3
5. Penataan Lingkungan Proyek.

A. MEMENUHI KELENGKAPAN ADMINISTRASI K3

1. Memenuhi Kelengkapan Administrasi K3


Sebelum melakukan aktivitas pekerjaan dilapangan, pihak kontraktor pelaksana wajib
melapor dan mendaftar ke Depnaker setempat, karena Depnaker adalah instansi
Pemerintah yang berwenang dan bertanggung jawab menangani masalah K3, sebagai
bukti dari kegiatan ini berupa Surat Pendaftaran Proyek ke Depnaker setempat dan Sudah
ada penerimaan / komfirmasi dari Depnaker setempat.

2. Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi Tenaga Kerja ( ASTEK )


Sesuai dengan ketentuan pemerintah, Kontraktor pelaksana yang memperkerjakan tenaga
kerja lebih dari 10 Orang wajib melindungi tenaga kerjanya melalui ASTEK, Sebagai bukti
pelaksanaannya adanya Polis dari ASTEK untuk proyek tersebut berikut dengan kwitansi
pembayaran preminya.
3. Kenderaan Laik Pakai
Keterangan Laik Pakai untuk kenderaan berat dan ringan memerlukan rekomendasi dari
instansi yang berwenang, Kenderaan yang dimaksud adalah kenderaan yang menyangkut
keselamatan umum (orang banyak) pada saat pengoprasian dan umumnya harus dipantau
pemakaiannya oleh instansi pemerintah yang berwenang.
Kenderaan yang dimaksud adalah : Mobil Pick Up, Truck, dan kenderaan lain, sebagai
bukti pelaksanaannya adalah : Adanya surat keterangan laik pakai dari instansi yang
berwenang, selain itu adanya label laik pakai yang menempel pada kenderaan yang
bersangkutan.

4. Pemberitahuan kepada Pemerintah dan Lingkungan Setempat.


Pemerintah setempat / Muspida yang dimaksud terdiri dari Camat, Polsek, Koramil, dan
Wali Nagari setempat serta unsur unsur masyarakat ( Tokoh Masyarakat dan Wali Jorong)
yang ada di lingkungan sekitar proyek.
Ketiga Unsur Muspida ( Camat, Koramil, Polsek) adalah instansi aparat negara yang
mengendalikan mekanisme pemerintahan serta bertanggung jawab terhadap keamanan
dan ketertiban umum. Muspida setempat harus diberi laporan tentang keberadaan /
adanya kegiatan proyek.Karena menyangkut banyak tenaga kerja yang umumnya para
pendatang, banyaknya kenderaan keluar masuk membawa material, adanya kegiatan
kegiatan di luar kegiatan rutin yang terkadang dapat mengganggu kelancaran / ketenangan
kegiatan masyarakat yang sudah ada.
Sebagai bukti dari pelaksanaan ini adalah : Adanya Surat Pemberitahuan ke Pemerintah di
Lingkungan setempat dan sudah ada informasinya.
B. PENYUSUNAN SAFETY PLAN (Rencana K3) Untuk Proyek
Tujuan Safety Plan adalah agar proyek dalam pelaksanaannya nanti aman dari
kecelakaan dan penyakit sehingga menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi.
Safety plan berisi antara lain :

1. Pembukaan
a. Gambaran Proyek.
b. Pokok pokok perhatian untuk K3
2. Resiko kecelakaan dan pencegahannya (Resiko yang mungkin terjadi di
proyek tersebut)
3. Tata cara pengoprasian Perlatan
4. Alamat Instansi terkait.
a. Rumah sakit atau Puskesmas setempat
b. Camat
c. Polisi
d. Koramil
e. Disnaker
f. Pemadam Kebakaran
g. Dinas Perhubungan.

Yang dimaksud dengan kecelakaan K3 BUKAN hanya yang akan mengakibatkan cidera
atau sakitnya tenaga kerja, TAPI juga menyangkut rusak atau kurangnya produktivitas
peralatan dan bahan jadi penangan K3 yang TIDAK BAIK akan berakibat pada turunya
produktivitas. Sebagai bukti adanya Safety Plan adalah adanya Safety Plan yang sudah
disahkan oleh Manager Proyek.
C. KEGIATAN K3 DI LAPANGAN
Kegiatan K3 di lapangan merupakan pelaksanaan Safety Plan yang harus dilaksanakan
kontraktor pelaksana dalam menyelenggarakan kegiatan proyek yang menyangkut
beberapa hal :
1. Kerja sama dengan instansi yang terkait dengan K3
Kerjasama dengan instansi yang terkait dengan K3 sangat penting, Instansi yang
dimaksud adalah : Disnaker, Dishub, Dinas Pemadam Kebakaran, Camat, Koramil,
Polsek, dan Rumah Sakit atau Puskesmas Setempat. Hubungan awal yang dimulai
dengan pendaftaran proyek ke disnaker dan pemberitahuan tentang pelaksanaan
proyek kepada Muspida ( Camat, Koramil, Polsek ) diharapkan dapat menjalin suatu
kerjasama yang baik dan perlu dipertahankan dengan hubungan informal yang lain
agar apabila ada masalah K3 dapat diselesaikan dan ditangani dengan baik. Dan
untuk terjaminya kesehatan tenaga kerja pihak proyek perlu bekerjasama dengan
Rumah Sakit atau Puskesmas setempat agar setiap ada masalah kesehatan tenaga
kerja dapat di tengani dengan cepat dan tepat.Sebagai bukti pelaksanaanya adalah
: adanya dokumen dokumen atau surat surat serta hubungan kerja sama yang nyata
dengan instansi terkait.

2. Pengawasan Pelaksanaan K3
Pengawasan pelaksanaan K3 meliputi kegiatan :
a. Safety Patrol
b. Safety Supervisor
c. Safety Meeting dan
d. Pelaporan serta penanganan kecelakaan.

a. Yang dimaksud Safety Patrol adalah : Suatu Tim K3 yang terdiri dari 1 atau 2
orang yang melaksanakaan patroli selama kira kira 1 atau 2 jam (tergantung
lingkup proyek), Dalam patroli masing masing anggota safety patrol mencatat hal
hal yang tidak sesuai ketentuan yang memiliki resiko kecelakaan.
Ketentuan dan tolak ukurnya adalah :
a. Safety Plan
b. Panduan Pelaksanaan K3
c. Hal hal yang secara teknis mengandung resiko bahaya.

Periode patroli bisa dilaksanakan 3 hari sekali


Selain itu tugas dari Safety Patrol adalah mengatur lalu lintas kenderaan yang
keluar masuk lokasi proyek.

b. Yang dimaksud dengan Safety Supervisor adalah : Petugas yang ditunjuk oleh
Manager Proyek yang secara terus menerus melaksanakaan pengawasan
terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3. Safety Supervisor
berwenang menegur dan memberikan instruksi kepada Superintndent (Kepala
Pelaksana) bila ada pelaksanaan pekerjaan yang mengandung bahaya terhadap
keselamatan kerja. Selain itu kewajiban Safety Supervisor juga membuat semua
laporan tentang pelaksanaan safety plan.

c. Yang dimaksud dengan Safety Meeting adalah : Rapat dalam pelaksanaan


proyek yang membahas hasil laporan dari safety patrol maupun hasil laporan
yang disusun oleh safety supervisor. Pembahasan yang paling utama dalam
safety meeting adalah :
1. Pembahasan tentang Perbaikan atas pelaksanaan kerja yang tidak
sesuai dengan K3.
2. Pembahasan tentang Perbaikan sistem kerja untuk mencegah
peyimpangan tidak terulang kembali.
3. Pelaporan dan Penanganan Kecelakaan
Pelaporan dari kecelakaan terdiri dari :
a. Pelaporan dan Penanganan kecelakaan ringan
b. Pelaporan dan penaganan kecelakaan berat
c. Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal
d. Pelaporan dan pennaganan kecelakaan peralatan berat

Sebagai bukti pelaksanaan dari kegiatan ini adalah : Adanya catatan yang
mendukung kegiatan kegiatan tersebut dan adanya penanganan yang nyata atas
kegiatan tersebut dilapangan.

D. Perlengkapan dan Perlatan Penunjang Program K3


Perlengkapan dan Peralatan Penunjang Program K3 dalam pelaksanaan proyek meliputi
beberapa hal, antara lain:

1. Promosi Program Kerja


Promosi program K3 terdiri dari:

a. Pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan.


b. Pemasangan Sign Board K3 yang dapat berisi antara lain: Slogan-slogan yang
mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat. Selain itu bisa berisi
gambar-gambar/pamflet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi di
lokasi pekerjaan. Slogan maupun pamflet-pamflet dapat dipasang di kantor
proyek atau lokasi pekerjaan di lapangan.
2. Sarana Peralatan untuk K3
Sarana peralatan untuk K3 terdiri dari:
a) Yang melekat pada orang, yaitu:
 Topi helm
 Sepatu lapangan
 Sabuk pengaman untuk pekerja di tempat yang tinggi
 Sarung tangan untuk pekerja tertentu
 Masker pengaman untuk gas beracun untuk pekerja tertentu
 Kaca mata las goggle
 Obat-obatan untuk P3K
 Pelampung renang (untuk lokasi tertentu)

b) Sarana perlatan lingkungan, yaitu:


 Tabung pemadaman kebakaran pada ruang-ruang antara lain: Kantor
proyek, Gudang bahan bakar, Gudang Material/peralatan, Ruang
genset, Bengkel, Gudang bahan peledak, Mess karyawan, Barak
tenaga kerja. Tiap lantai bangunan proyek (pada saat pekerjaan
bekisting dan finishing).
 Pagar pengaman yang terdiri dari: Pagar/railing yang kuat dan tali
warna kuning sebagai tanda pembatas/peringatan. Pagar ini
diperlukan untuk lokasi antara lain: lubang di lantai, lubang di sumur
galian tanah, tepi bangunan tinggi. Lokasi kerja alat berat ( bia
dianggap perlu).
 Penangkal petir darurat
 Pemelihatan jalan kerja dan jembatan kerja
 Jaring pengaman pada bangunan tinggi
 Pagar pengaman lokasi proyek
c) Rambu-rambu peringatan
Fungsi rambu-rambu peringatan antara lain untuk:
 Peringatan bahaya dari atas
 Peringatan bahaya benturan kepala
 Peringatan bahaya longsoran
 Peringatan bahay api/kebakaran
 Peringatan tersengat listrik
 Penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari dua lantai)
GAMBAR SPANDUK K3 dan GAMBAR BENDERA

Dalam hal ini ada beberapa catatan yang harus dipahami bahwa kalau sudah memenuhi sarana
peralatan K3 berarti sudah memenuhi persyaratan K3, padahal sarana peralatan K3 ini adalah
baru sebagian dari sistem K3. Bekerja dengan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3 (tiga) hal
sebagai berikut :

1. Orangnya ; (pengawas dan tenaga kerja) mempunyai sikap kerja yang benar yaitu :
a. Punya pengetahuan dan keterampilan K3
b. Berprilaku sesuai ketentuan K3
c. Sehat Jasmani dan Rohani

2. Mesin / Alat kerja serta sarana peralatan K3 sesuai ketentuan.


3. Lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan.
Yang dimaksud dengan lingkungan kerja meliputi ;
a. Lay out Planning (Perencanaan Tata Letak
b. House keeping (pemeliharaan alat alat rumah tangga)
c. Penerangan dan ventilasi.

E. PENATAAN LINGKUNGAN
Penataan Lingkungan meliputi perencanaan tata letak fasilitas fasilitas untuk
melaksanakan pekerjaan dan pengelolaan kebersihan lingkungan kerja proyek (House
keeping) antara lain :
1. Perenacaan Tata Letak
Perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang dan alat yang
bekerja tidak saling tertanggu, tapi justru saling mendukung, agar pelaksanaan kerja
dengan pruduktifitas tinggi dan aman dapat dicapai, Faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak adalah ;
a. Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian)
b. Gerakan manusia dan alat
c. Suara (kebisingan)
d. Getaran
e. Cahaya dan sirkulasi

2. House Keeping
Kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syrat K3, Sarana kebersihan dan
kerapian untuk program K3 adalah :
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Penyedian toilet / wc yang bersih
c. Penyediaan tempat sholat yang bersih
d. Penyediaan bak bak sampah
e. Pembuatan saluran pembuangan limbah
f. Pembersihan sampah sampah secara teratur
g. Kerapian penempatan alat alat kerja dilapangan setelah dipakai.

Berikut ini adalah contoh safety plan yang menyangkut tentang hal hal :
 Resiko kecelakaan dan pencegahan
A. TABEL KECELAKAAN DAN PENCEGAHAN

NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA / MASALAH SASARAN K3 PROYEK PENGENDALIAN RISIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA BIAYA (RP)

1 Galian tanah manual Pekerjaan secara manual/tenaga manusia 1 Mencegah cedera 1 Pemasangan pagar dan rambu pada pekerjaan galian minimal 1 Pembangunan Turap kayu 1 Biaya material kayu papan
1 Terjatuh, terperosok bertambah parah 1 m dari lubang galian supaya pekerja tidak terjatuh.` 2 Biaya material kayu balok
2 Tercangkul 2 Mengurangi pendarahan 2 Pemasangan pagar dan rambu peringatan pada pekerjaan 3 Biaya material kayu cerocok
3 Meringankan rasa nyeri bongkaran. 4 Biaya material pendukung
Resiko 3 Pada pekerjaan galian yang cukup dalam, tebing galian wajib 5 Biaya tukang kayu / upah
1 Luka-luka diberi penyangga supaya tidak longsor.
2 Patah tulang 2 Penempatan rambu2 1 Biaya pengadaan rambu2 siap jadi
2 Biaya Pemasangan rambu2

3 Pemberian pagar pelindung 1 Biaya pengadaan pagar pelindung siap jadi


2 Biaya pengadaan pagar (safety line)
3 Biaya Pemasangan pagar

2 Pek. Urugan Pasir Bawah Pondasi Pekerjaan secara manual/tenaga manusia 1 Mencegah maut 1 Pembuatan pagar pelindung pada material dan tanda tanda 1 Pembangunan Turap kayu 1 Biaya material kayu papan
1 Tertimbun material longsor menyebabkan luka luka, 2 Mencegah cedera bertambah 2 Dibuat pagar pelindung 2 Biaya material kayu balok
3 Pek. Urugan tanah bawah lantai patah tulang, meninggal parah 3 Lakukan pekerjaan dengan FOKUS dan hati-hati. 3 Biaya material kayu cerocok
2 Terjepit menyebabkan luka luka, patah tulang, 3 Mengurangi pendarahan 4 Selalu awasi kegiatan yang dilakukan oleh rekan kerja anda. 4 Biaya material pendukung
meninggal 4 Meringankan rasa nyeri 5 Biaya tukang kayu / upah
3 Tergilas menyebabkan luka luka, patah tulang, 5 Menunjang kesembuhan
meninggal 2 Penempatan rambu2 1 Biaya pengadaan rambu2 siap jadi
4 Tertimbun material 2 Biaya Pemasangan rambu2
5 Material longsor
3 Pemberian pagar pelindung 1 Biaya pengadaan pagar pelindung siap jadi
2 Biaya pengadaan pagar (safety line)
3 Biaya Pemasangan pagar

4 Pekerjaan Pondasi Sumuran 1 Tertimpa menyebabkan patah tulang, luka-luka, 1 Mencegah maut 1 Jangan berdiri didekat Cincin Sumuran 1 Penempatan rambu2 1 Biaya pengadaan rambu2 siap jadi
Pondasi Tapak meninggal 2 Mencegah cedera bertambah 2 Beri-beri rambu pekerjaan 2 Biaya Pemasangan rambu2
Pondasi Batu Kali 2 Terjepit menyebabkan patah tulang, luka-luka. parah 3 Gunakan Sepatu Pengaman
3 Terhimpit Cincin Sumuran 3 Mengurangi pendarahan 4 Dibuat pagar pelindung 2 Pemberian pagar pelindung 1 Biaya pengadaan pagar pelindung siap jadi
4 Tertimpa Batu Kali patah tulang & meninggal dunia 4 Meringankan rasa nyeri 5 Penggunaan pakaian, sepatu, helm yang aman 2 Biaya pengadaan pagar (safety line)
5 Tertusuk menyebabkan luka-luka. 5 Menunjang kesembuhan 6 Konsentrasi / fokus saat bekerja 3 Biaya Pemasangan pagar

5 Pekerjaan Pembesian Pekerjaan secara manual/tenaga manusia 1 Mencegah cedera bertambah 1 Jangan memegang material besi tulangan atau kawat pada 1 Penyediaan alat alat safety 1 Biaya pengadaan alat alat safety
1 Tertimpa menyebabkan patah tulang, luka-luka, parah bagian ujungnya yang tajam. 2 Biaya sosialisasi penggunaannya
6 Pekerjaan kusen aluminium meninggal 2 Mengurangi pendarahan 2 Gunakanlah sarung tangan saat melakukan pekerjaan ini.
2 Terjepit menyebabkan patah tulang, luka-luka. 3 Meringankan rasa nyeri 3 Gunakanlah meteran yang sesuai dengan material yang akan 2 Pelatihan pada pekerja 1 Biaya Penyusunan istruksi kerja
3 Tertusuk menyebabkan luka-luka. 4 Mencegah cedera punggung diukur. 2 Biaya Percetakan dokumen pelatihan
4 Tangan terluka saat melakukan pemeriksaan material. 5 Mencegah maut 4 Jangan memegang meteran pada bagian sisinya yang tajam. Biaya Sosialisasi dokumen pelatihan
5 Terkena Alat kerja yang tajam (meteran, mata cutter). 6 Menunjang kesembuhan 5 Jaga posisi tangan saat memegang rebar yang akan dipotong,
6 Tangan tergores/tertusuk kawat pengikat. jangan terlalu dekat dengan mata cutter yang tajam.
7 Tergores ujung potongan besi yang tajam 6 Lakukan pengikatan dengan menggunakan tang atau gegep.
8 Besi yang sedang dibengkokkan melenting. 7 Lakukan pembengkokan dengan posisi tubuh dan kuda-kuda
9 Area kerja yang sempit. yang benar.
10 Ujung kawat pengikat yang tajam. 8 Bersihkan bar bender dari cairan atau material licin lainnya utk
menghin-dari terjadinya slip saat melakukan pembengkokan.
9 Lakukan kerjasama & koordinasi yang baik dengan rekan kerja
saat memindahkan rebar.
10 Selalu FOKUS terhadap pekerjaan dan hati-hati.
11 Lakukan pemasangan besi satu-persatu dengan bantuan
rekan kerja.
12 Lakukan pengangkatan besi dengan posisi tubuh yang benar
untuk meng-hindari terjadinya cidera punggung.
13 Jangan memegang kawat pengikat pada bagian ujungnya
yang tajam.
14 Gunakanlah kaca mata pelindung saat melakukan pekerjaan ini.
7 Pekerjaan kayu Bekisting Pekerjaan secara manual/tenaga manusia
1 Tertimpa menyebabkan patah tulang, luka-luka, 1 Mencegah cedera bertambah 1 Jaga posisi tangan agar jangan terlalu dekat dengan mata 1 Penyediaan alat alat safety 1 Biaya pengadaan alat alat safety
meninggal parah gergaji. 2 Biaya sosialisasi penggunaannya
2 Terjepit menyebabkan patah tulang, luka-luka. 2 Mengurangi pendarahan 2 Lakukan pekerjaan dengan FOKUS dan hati-hati
3 Tertusuk menyebabkan luka-luka. 3 Meringankan rasa nyeri 3 Gunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan ini. 2 Pelatihan pada pekerja 1 Biaya Penyusunan istruksi kerja
4 Terjatuh menyebabkan patah tulang, luka-luka, 4 Mencegah maut 4 Jangan melakukan pekerjaan dengan posisi melawan arah angin. 2 Biaya Percetakan dokumen pelatihan
meninggal 5 Menunjang kesembuhan 5 Gunakan alat pelindung berupa; safety glasses dan dust masker Biaya Sosialisasi dokumen pelatihan
5 Terkena alat pemotong (gergaji) yang tajam. bila diperlukan.
6 Tangan terkena/tertusuk serat kayu. 6 Jaga posisi tangan agar jangan sampai terpukul martil.
7 Serbuk gergaji mengenai mata atau terhirup. 7 Selalu FOKUS terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan.
8 Tangan terjepit balok kayu. 8 Lakukan pekerjaan secara bersama-sama dengan rekan kerja.
9 Tangan terpukul alat kerja (martil). 9 Jalin koordinasi yang baik saat melakukan pekerjaan ini.
11 Awasi keadaan sekeliling saat melakukan pekerjaan.

8 Pekerjaan pengecoran Pekerjaan Pengecoran (manual)


1 Gangguan pendengaran akibat lingkungan kerja yg 1 Mencegah cedera bertambah 1 Lakukan pengangkatan material dengan posisi tubuh yang benar 1 Penyediaan alat alat safety 1 Biaya pengadaan alat alat safety
berisik. parah untuk menghindari resiko terjadinya cidera punggung. 2 Biaya sosialisasi penggunaannya
2 Material yang sedang dipindahkan jatuh atau tumpah. 2 Mengurangi pendarahan 2 Jangan memforsir tubuh untuk mengangkat material, mintalah
3 Pengaturan kerja yang tidak tepat 3 Meringankan rasa nyeri bantuan dari rekan-rekan kerja untuk bersama-sama melakukan 2 Pelatihan pada pekerja 1 Biaya Penyusunan istruksi kerja
4 Gangguan pernafasan akibat debu & semen. 4 Mencegah cedera punggung pengangkatan. 2 Biaya Percetakan dokumen pelatihan
5 Percikan adukan concrete mengenai mata ataupun 5 Mencegah maut 3 Atur jarak kerja yang aman antara rekan kerja. Biaya Sosialisasi dokumen pelatihan
wajah. 6 Menunjang kesembuhan 4 Lakukan pekerjaan dengan FOKUS dan hati-hati.
6 Terjatuh/terpeleset saat mendorong gerobak. 5 Selalu awasi kegiatan yang dilakukan oleh rekan kerja anda.
7 Tertimpa menyebabkan patah tulang, luka-luka, 6 Selalu gunakan ear plug bila melakukan aktifitas di dalam fasilitas
meninggal yang memiliki tingkat kebisingan tinggi ( ≥ 85 desibel ).
8 Terjepit menyebabkan patah tulang, luka-luka. 7 Gunakan sarung tangan untuk mengurangi resiko slip saat
9 Terjatuh menyebabkan patah tulang, luka-luka, pengangkatan.
meninggal 8 Selalu gunakan dust masker untuk melindungi organ pernafasan
dari debu semen yang berbahaya jika sampai terhirup.
9 Selalu gunakan safety glasses agar percikan concrete tidak
sampai me-ngenai mata anda.
10 Gunakan safety rubber boots saat melakukan aktifitas ini.
11 Bersihkan jalan yang akan dilalui oleh gerobak dari benda-benda
yang menghalangi.
12 Pastikan bahwa semua peralatan dan equipment yang digunakan
telah lolos inspeksi (tagged) dan di-color code sesuai periode
berjalan.
Pekerjaan Pengecoran (ready mix)
1 Percikan adukan concrete mengenai mata ataupun 1 Mencegah cedera bertambah 1 Gunakan lembaran papan sebagai landasan pada bagian-bagian 1 Penyediaan alat alat safety 1 Biaya pengadaan alat alat safety
wajah. parah jalan yg mungkin berair atau sulit di lalui. 2 Biaya sosialisasi penggunaannya
2 Alergi 2 Mengurangi pendarahan 2 Selalu gunakan safety glasses dan sarung tangan agar percikan
3 Truck mixer yang sedang mundur bisa mengenai 3 Meringankan rasa nyeri concrete tidak mengenai mata dan tangan. 2 Pelatihan pada pekerja 1 Biaya Penyusunan istruksi kerja
rekan kerja atau talang kayu. 4 Mencegah cedera punggung 3 Tugaskan seorang swamper untuk memandu operator mixer truck 2 Biaya Percetakan dokumen pelatihan
4 Daerah sempit 5 Mencegah gangguan pernafasan saat mundur (mengambil posisi terhadap talang tambahan). Biaya Sosialisasi dokumen pelatihan
5 Tersandung/terjatuh 6 Mencegah alergi pada kulit 4 Jalin koordinasi dan kerja sama yang baik antara operator &
6 Terjatuh ke beton yg masih basah. swamper, gunakan aba-aba dan isyarat yang jelas dan mudah
7 Penopang terpal yang dipasang tumbang. dimengerti.
8 Tertimpa menyebabkan patah tulang, luka-luka, 5 Jangan berdiri di belakang mixer truck yang sedang mundur.
meninggal 6 Gunakanlah safety tambahan berupa sarung tangan karet, dust
9 Terjepit menyebabkan patah tulang, luka-luka. masker, safety glasses dan safety rubber boots.
10 Terjatuh menyebabkan patah tulang, luka-luka, 7 Lakukan pekerjaan dengan FOKUS dan hati-hati.
meninggal 8 Pastikan anda berpijak pada besi tulangan atau formwork.
9 Atur jarak kerja yang aman antar rekan kerja.
10 Selalu awasi dan perhatikan kegiatan yang sedang dilakukan oleh
rekan sekerja.
11 Jalin kerjasama dan koordinasi yang baik antar pekerja.
12 Jangan menginjak cairan beton tanpa memakai oleh safety boots.
13 Perhatikan posisi tangan saat melakukan pekerjaan ini, jangan
sampai tangan terkena achor bolt atau pipa conduit.
14 Gunakanlah alat kerja yang standart dan masih baik kondisinya.
15 Beton dilindungi dengan terpal apabila cuaca hujan, pasang
support/kayu penopang terpal dengan kokoh dan kuat.
16 Perhatikan dan awasi jalan yang akan dilalui, agar jangan sampai
tersandung atau terpeleset.
17 Beton dibasahi dengan air setiap hari apabila cuaca panas,
lakukan penyiraman dengan hati-hati agar jangan sampai
tersandung bekisting atau terjatuh.

9 Pekerjaan pengecatan 1 Lalu lintas Rawan rawan terhadap kemacatan, 1 Mencegah gangguan pernafasan - Penggunaan pakaian, sepatu, helm yang aman 1 Penempatan rambu2 1 Biaya pengadaan rambu2 siap jadi
kecelakaan 2 Mencegah alergi pada kulit - Sedia kotak P3K di lokasi pekerjaan 2 Biaya Pemasangan rambu2
2 Terkena percikan cat - Beri-beri rambu pekerjaan
3 Gangguan pernafasan akibat thinner - Jalin koordinasi yang baik saat melakukan pekerjaan ini. 2 Pemberian pagar pelindung 1 Biaya pengadaan pagar pelindung siap jadi
- Pakai selalu safety yang dipergunakan waktu mengaduk cat dan 2 Biaya pengadaan pagar (safety line)
tiner 3 Biaya Pemasangan pagar
- Lakukan pengecatan dengan benar dan hati-hati dan perlahan.
- Lakukan pengecekan yang dicat betul-betul bersih dari debu dan
tanah.

10 Pekerjaan pasang dinding bata & plesteran 1 Gangguan pernafasan yang disebabkan oleh debu 1 Mencegah maut - Penggunaan pakaian, sepatu, helm yang aman 1 Penempatan rambu2 1 Biaya pengadaan rambu2 siap jadi
2 Tertusuk ujung bata yang tajam 2 Mencegah cedera bertambah parah - Sedia kotak P3K di lokasi pekerjaan 2 Biaya Pemasangan rambu2
3 Tertimpa runtuhan dinding bata yang belu kering 3 Mengurangi pendarahan - Beri-beri rambu pekerjaan
4 Meringankan rasa nyeri - Jalin koordinasi yang baik saat melakukan pekerjaan ini. 2 Pemberian pagar pelindung 1 Biaya pengadaan pagar pelindung siap jadi
5 Menunjang kesembuhan 2 Biaya pengadaan pagar (safety line)
6 Mencegah gangguan pernafasan 3 Biaya Pemasangan pagar
7 Mencegah alergi pada kulit

14 Pekerjaan pasang Granit 1 Gangguan pernafasan yang disebabkan oleh debu 1 Mencegah maut - Penggunaan pakaian, sepatu, helm yang aman 1 Penyediaan alat alat safety 1 Biaya pengadaan alat alat safety
3 Tertusuk ujung Granit yang tajam 2 Mencegah cedera bertambah parah - Sedia kotak P3K di lokasi pekerjaan 2 Biaya sosialisasi penggunaannya
3 Mengurangi pendarahan - Fokus pada pekerjaan
4 Meringankan rasa nyeri - Jalin koordinasi yang baik saat melakukan pekerjaan ini.
5 Menunjang kesembuhan
6 Mencegah gangguan pernafasan
7 Mencegah alergi pada kulit
15 Pekerjaan listrik 1 Kesentrum 1 Mencegah maut - Penggunaan pakaian, sepatu, helm yang aman 1 Penempatan rambu2 1 Biaya pengadaan rambu2 siap jadi
Pekerjaan daya, arus 2 Mencegah cedera bertambah parah - Sedia kotak P3K di lokasi pekerjaan 2 Biaya Pemasangan rambu2
3 Mengurangi pendarahan - Fokus pada pekerjaan
4 Meringankan rasa nyeri - Jalin koordinasi yang baik saat melakukan pekerjaan ini. 2 Pemberian pagar pelindung 1 Biaya pengadaan pagar pelindung siap jadi
5 Menunjang kesembuhan - Pastikan mematikan aliran listrik sebelum memulai pekerjaan listrik 2 Biaya pengadaan pagar (safety line)
3 Biaya Pemasangan pagar

16 Pekerjaan pasang pipa 1 Gangguan pernafasan yang disebabkan oleh debu 1 Mencegah maut - Penggunaan pakaian, sepatu, helm yang aman 1 Penyediaan alat alat safety 1 Biaya pengadaan alat alat safety
2 Tertusuk ujung pipa yang tajam 2 Mencegah cedera bertambah parah - Sedia kotak P3K di lokasi pekerjaan 2 Biaya sosialisasi penggunaannya
3 Mengurangi pendarahan - Fokus pada pekerjaan
4 Meringankan rasa nyeri - Jalin koordinasi yang baik saat melakukan pekerjaan ini.
5 Menunjang kesembuhan
6 Mencegah gangguan pernafasan
7 Mencegah alergi pada kulit

Anda mungkin juga menyukai