Anda di halaman 1dari 523

PERINGATAN :

DILARANG MEMPERBANYAK/MENYEBARKAN
SLIDE/ISI SLIDE INI TANPA IZIN

Undang-Undang Hak Cipta


No. 28 Tahun 2014

Barangsiapa memperbanyak atau mengumumkan


suatu ciptaan tanpa izin pencipta atau pemegang hak
ciptanya dipidana dengan pidana penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).

© PADI, 2020
KEYWORDS

• Perempuan, 19 tahun
• Berperilaku tidak wajar sejak 13 tahun lalu
• Mengikuti kemanapun temannya pergi → teman-
teman terganggu
• Tidak dapat membuat keputusan sendiri
• Mengikuti apapun yang dilakukan teman apapun
konsekuensinya
• Riw. pola asuh → tidak pernah diberikan
kesempatan untuk membuat keputusan

DIAGNOSIS??
JAWABAN

B. Gangguan kepribadian
dependen
PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster A (“Aneh”)
– Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
– Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga
terhadap orang lain
– Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku
yang aneh

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


12/10/2019
PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster B (“Berisik/Berlebihan”)
– Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang
melanggar peraturan
– Ambang/Borderline : impulsivitas serta hubungan
interpersonal dan mood yang intens tapi tidak stabil
– Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
– Narsisistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan
orang lain, mudah iri

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


12/10/2019
PENJELASAN

Gangguan Kepribadian
• Kluster C (“Cemas”)
– Cemas (menghindar/avoidant) : sangat pemalu,
merasa tidak layak
– Dependen : merasa tidak mampu bertanggung
jawab atas diri sendiri, sehingga terlalu
bergantung pada orang lain, apapun
konsekuensinya
– Obsesif-kompulsif (anankastik): preokupasi dengan
keteraturan, perfeksionisme yang berlebihan, terlalu
kaku dalam memandang suatu hal
Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM
12/10/2019
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Gangguan kepribadian skizoid → suka


menyendiri dan menarik diri dari pergaulan (bukan
karena malu/rendah diri, bedakan dengan
CEMAS MENGHINDAR)
C. Gangguan kepribadian skizotipal → memiliki
persepsi dan perilaku aneh, seringkali percaya
hal-hal supranatural, gaib, tidak lazim
D. Gangguan kepribadian narsistik →
menganggap dirinya superior, tidak suka bila
orang lain dipuji atau dianggap melebihi dirinya
E. Gangguan kepribadian ambang → impulsif,
mood tidak stabil, ekspresi emosi berlebihan
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Perempuan, 19 tahun
• Berperilaku tidak wajar sejak 13 tahun lalu
• Mengikuti kemanapun temannya pergi → teman-
teman terganggu
• Tidak dapat membuat keputusan sendiri
• Mengikuti apapun yang dilakukan teman apapun
konsekuensinya
• Riw. pola asuh → tidak pernah diberikan
kesempatan untuk membuat keputusan

Maka, diagnosis yang tepat adalah

B. Gangguan kepribadian
dependen
KEYWORDS

• Laki-laki, 30 tahun, dibawa ke IGD


• Mengamuk sejak 2 jam, memecahkan seluruh
jendela rumah
• Keluhan berulang sejak 8 bulan
• Mendengar ancaman Jin Adallin → Halusinasi
auditorik
• Saat masih bekerja, sering melihat CCTV lalu
menghindari karena yakin akan dibunuh rekan
kerjanya → Waham kejar

DIAGNOSIS??

JAWABAN

D. Skizofrenia paranoid
PENJELASAN

Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala
negatif (afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi
auditorik dimana suara mengkomentari perilaku pasien
terus, atau halusinasi auditorik dimana dua atau lebih
suara berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Sumber: Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III
PENJELASAN

Skizofrenia
• Skizofrenia paranoid → halusinasi dan waham harus
menonjol. Suara-suara yang mengancam/memberi
perintah. → Waham kejar, waham kendali, waham
kebesaran

• Skizofrenia hebefrenik → perilaku aneh (bizzare):


tertawa sendiri, bepergian tanpa busana

• Skizofrenia katatonik → Stupor, fleksibilitas cerea,


rigiditas, negavitisme, “command automatism”

Sumber: PPDGJ III


PENJELASAN

Skizofrenia
• Skizofrenia simpleks → Gejala negatif SAJA: afek
tumpul, acuh tak acuh, menyendiri (BEDAKAN
DENGAN GEJALA DEPRESI: afek depresif, merasa
diri tidak berguna)

• Skizofrenia residual → Gejala negatif setelah DENGAN


RIWAYAT satu episode psikotik di masa lampau (pernah
ada gejala positif namun saat ini tersisa gejala negatif)

Sumber: PPDGJ III


TATALAKSANA

• Antipsikotik adalah tatalaksana pilihan


untuk skizofrenia, dibagi menjadi generasi
1 (tipikal) dan generasi 2 (atipikal)
TATALAKSANA

• Tatalaksana dibagi menjadi 3 fase: fase akut,


fase stabilisasi, fase stabil/rumatan
• Antipsikotik generasi 1 (tipikal): Haloperidol,
Klorpromazin → lebih sering menimbulkan EPS
(akatisia, distonia akut, parkinsonisme, tardive
dyskinesia, hingga sindroma neuroleptik maligna
(SNM)
• Antipsikotik generasi 2 (atipikal): Risperidon,
Aripripazol, Olanzapin, Klozapin, Aripripazol →
umumnya tidak menimbulkan efek samping EPS

Sumber: PPDGJ III


• Haloperidol IM
dapat menjadi
pilihan dalam
mengatasi
kondisi agitasi
akut pasien.
• Haloperidol
mudah diakses
dan efek
sedasinya
memadai.
Sumber: Medscape
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Skizofrenia residual → HARUS ada riwayat


1 episode gejala positif, namun saat ini hanya
gejala negatif
B. Skizofrenia hebefrenik → perilaku aneh
(bizzare): tertawa sendiri, bepergian tanpa
busana
C. Skizofrenia simpleks → sejak awal hanya
gejala negatif, tidak ada riwayat gejala positif
sebelumnya
E. Skizofrenia katatonik →Stupor, fleksibilitas
cerea, rigiditas, negavitisme, command
automatism
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 30 tahun, dibawa ke IGD
• Mengamuk sejak 2 jam, memecahkan seluruh
jendela rumah
• Keluhan berulang sejak 8 bulan
• Mendengar ancaman Jin Adallin → Halusinasi
auditorik
• Saat masih bekerja, sering melihat CCTV lalu
menghindari karena yakin akan dibunuh rekan
kerjanya → Waham kejar

Maka, diagnosis yang tepat adalah

D. Skizofrenia paranoid
KEYWORDS

• An. K, 8 tahun
• Sulit duduk diam di kelas, sulit konsentrasi
di kelas
• Sering dihukum karena memukul teman,
mengganggu teman, membuat keributan
saat jam pelajaran

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA??


JAWABAN

E. Gangguan pemusatan perhatian


dan perilaku, Deksamfetamin
PENJELASAN

Kriteria Diagnosis ADHD


• Pada anak: terdapat 6 atau lebih dari gejala berikut (di slide
berikutnya) yang setidaknya sudah bertahan selama 6 bulan,
inkonsisten terhadap perkembangan intelektual, dan berdampak
negatif terhadap aktivitas sosial/akademis
• Beberapa gejala inatensi atau hiperaktivitas-impulsivitas muncul
sebelum usia 12 tahun (onset sebelum usia 12 tahun)
• Beberapa gejala inatensi atau hiperaktivitas-impulsivitas muncul di
dua atau lebih kondisi (di rumah, sekolah, atau tempat kerja; dengan
teman atau kerabat)
• Gejala menimbulkan gangguan atau mengurangi kualitas hubungan
sosial, akademis, atau fungsi pekerjaan
• Penyakit tidak terjadi akibat skizofrenia atau penyakit psikotik
lainnya

DSM-5
PENJELASAN

• INATENSI
– Sulit memperhatikan detil, sering ceroboh
– Sulit memusatkan perhatian
– Tidak mendengarkan orang yang sedang berbicara
– Tidak mengikuti instruksi dengan baik, tidak
menyelesaikan tugas hingga tuntas
– Memiliki kesulitan mengorganisir kegiatan
– Sering menghindar dan tidak suka diberi tugas (seperti
PR)
– Sering kehilangan barang
– Mudah terdistraksi pada stimulus eksternal
– Mudah lupa
PENJELASAN

HIPERAKTIVITAS/IMPULSIVITAS
• Sering tampak gelisah; kaki tanga bergerak-gerak
• Tidak bisa duduk diam
• Sering berlari-lari, memanjat, atau aktivitas fisik
berlebihan lain di kondisi yang tidak sesuai
• Tidak bisa duduk tenang
• Menjawab pertanyaan sebelum selesai diucapkan
• Sulit mengantri atau bermain bergantian
TATALAKSANA

• Tetapi non-medikamentosa:
– Terapi tingkah laku (behavioural therapy)
– Psikoedukasi
• Terapi medikamentosa :
– Stimulan (metilfenidat, dexamfetamine,
lisdexamfetamin mesilat)
– Non-stimulan (atomoxetine, guanfacine)
TATALAKSANA
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Gangguan spektrum autisme, Metilfenidat →


defisit komunikasi dan interaksi sosial, gejala
autistik (memiliki dunia sendiri)
B. Retardasi mental ringan, Deksamfetamin →
IQ di bawah 70
C. Retardasi mental sedang, Metilfenidat → IQ
di bawah 50
D. ADHD, Difenhidramin → salah, difendihramin
adalah antihistamin
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• An. K, 8 tahun
• Sulit duduk diam di kelas, sulit konsentrasi
di kelas
• Sering dihukum karena memukul teman,
mengganggu teman, membuat keributan
saat jam pelajaran

Maka, diagnosis dan tatalaksana yang


tepat adalah
E. Gangguan pemusatan perhatian
dan perilaku, Deksamfetamin
KEYWORDS

• Laki-laki, 69 tahun
• BAK tidak lampias sejak 1 bulan lalu, setiap BAK harus
mengedan dan hanya menetes sedikit-sedikit
• RT : prostat membesar, konsistensi kenyal

DIAGNOSIS >> PEMBESARAN PROSTAT JINAK

JAWABAN

E. Dutasteride
PENJELASAN

BPH
Diagnosa histologis → proliferasi sel epitel dan
stroma prostat dan gangguan apoptosis sel
sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar
• Normal part of aging process → dependen terhadap
hormon testosterone dan dihidrotestosteron (DHT)
• Paling sering pada zona transisional dan periurethral
• Gejala utama → disfungsi berkemih karena prostat
menekan urethra sehingga menyebabkan bladder
outlet obstruction (BOO) → LUTS
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
- Fungsi ginjal
- Urinalisis
- PSA (N <4ng/mL)
- USG
PENJELASAN

Skoring IPSS berguna


untuk melihat keparahan
gejala dan menentukan
terapi selanjutnya
Skor 1 – 7 → Mild
Skor 8 – 19 → Moderate
Skor 20 – 35 → Severe
TATALAKSANA
PENJELASAN

Komplikasi BPH
TATALAKSANA

• Pasien sering kali datang dengan keluhan utama


retensio urin → segera evakuasi
• Pemasangan kateter urin (foley catheter)
• Pungsi suprapubik
• Sistostomi

Evakuasi urin dengan diaspirasi Pemasangan kateter langsung ke


menggunakan spuit buli melalui lubang kecil dari kulit
yang dibuat di regio suprapubik
TATALAKSANA

• Terapi farmakologis
• Alpha 1-blocker
• Selective → prazosin 2 – 20 mg/hari (short
acting), terazosin 1 – 20 mg/hari (long acting)
• Partially Subtype (uroselective) → tamsulosin
0,4 – 0,8 mg/hari, silodosin 8 mg/hari
• 5-alpha reductase inhibitor
• Dutasteride 0,5 mg/hari
• Finasteride 0,5 mg/hari

• Terapi definitif
• TURP, TUIP, Prostatektomi
TATALAKSANA

Reseptor yang spesifik hanya ada di prostat →


Alpha-1a

• Alpha-1–Receptor Blockade in BPH


• Komponen signifikan LUTS akibat BPH
diakibatkan oleh adanya tegangan pada otot
halus di stroma prostat, uretra, dan leher
vesica → dimediasi alpha-1-adrenergic receptor
• Alpha-adrenergic receptor–blocking agent dapat
menurunkan tegangan di leher vesica, prostat,
dan uretra dengan cara merelaksasi otot halus
dan memperlancar aliran urine
TATALAKSANA

Kelompok penghambat alfa berdasarkan subtipe


selektifitas reseptor dan durasi half-life
• Nonselective alpha-blockers → phenoxybenzamine
• Selective short-acting alpha-1 blockers → prazosin,
alfuzosin, indoramin
• Selective long-acting alpha-1 blockers → terazosin,
doxazosin, slow-release (SR) alfuzosin
• Partially subtype (alpha-1a)–selective agents →
tamsulosin (Harnal®), silodosin
TATALAKSANA

• 5-Alpha Reductase in BPH


• Mengurangi pembentukan dihidrotestosteron
(DHT) dari testosterone
• Dapat memperkecil volume prostat
• Dutasteride memiliki efek supresi lebih hebat dari
finasteride
• Dapat menyebabkan gangguan libido
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Tamsulosin → golongan alfa-bloker, untuk


menurunkan tonus leher buli
B. Ibuprofen → analgetik, tidak digunakan dalam
kasus ini
C. Prednison → steroid, tidak digunakan dalam
kasus ini
D. Prazosin → golongan alfa-bloker, untuk
menurunkan tonus leher buli
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 69 tahun
• BAK tidak lampias sejak 1 bulan lalu, setiap BAK harus
mengedan dan hanya menetes sedikit-sedikit
• RT : prostat membesar, konsistensi kenyal

DIGNOSIS >> PEMBESARAN PROSTAT JINAK

Maka medikamentosa untuk mengurangi volume prostat


pada pasien adalah

E. Dutasteride
KEYWORDS

• Laki-laki, 40 tahun
• Nyeri pinggang kanan sejak 4 hari lalu
• BAK kemerahan dan demam tinggi → pikirkan infeksi
• TD 130/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit, suhu
39,2C, nyeri ketok CVA (+/-)

DIAGNOSIS >> PYELONEFRITIS KOMPLIKATA

JAWABAN

C. Urin pancar tengah


PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih

Anatomis
• Atas → pyelonephritis, renal/perinephric abscess
• Bawah → urethritis, cystitis, prostatits
Klinis
• Non-komplikata → ISK bawah pada wanita
• Komplikata → ISK atas pada wanita, ISK pada
pria dan wanita hamil, ISK dengan gangguan
struktural/neurologis/ imunosupresi
Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital
Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN

Etiologi ISK
Non-komplikata
Komplikata
E. Coli (80%), Proteus,
E.Coli (30%),
Klebsiella, S.
enterococci (20%)
saprophyticus

Urethritis
Catheter-associated C. trachomatis, N.
Yeast (30%), E. coli gonorrhoeae,
(25%) Ureaplasma urealyticum,
T. vaginalis, HSV

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN

Manifestasi Klinis
Sistitis
• Dysuria, urgensi, frekuensi, hematuria, nyeri
suprapubik

Urethritis
• Mirip dengan sistitis dengan urethral discharge

Prostatitis
• Kronik → mirip dengan sistitis dengan gejala obstruksi
(hesitansi, weak stream)
• Akut → nyeri perineal, demam, nyeri tekan prostat
PENJELASAN

Manifestasi Klinis
Pielonefritis
• Demam, menggigil, nyeri pinggang/flank, mual-
muntah, diare

Abses renal
• Mirip dengan pielonefritis dan demam persisten
dengan pengobatan antibiotik yang adekuat

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
• Urinalisis
• Pyuria + bacteriuria ± hematuria ± nitrit
• Kultur urin
• Kultur darah
• Terutama pada pasien dengan demam dan ISK
komplikata
• CT-Scan abdomen
• Kecurigaan abses renal pada pasien dengan
pielonefritis yang tidak membaik dalam 72 jam
pengobatan
• USG renal, voiding cystography
• ISK rekuren pada pria
PENJELASAN

Panel Urinalisis
Angka
Temuan Indikator Infeksi
Normal
Leukosit
- Positif (penanda pyuria)
esterase
Nitrit - Positif (penanda bakteri pereduksi nitrat)
WBC <5 Pyuria; WBC > 10
RBC <5 Pada infeksi sering didapatkan hematuria
Jumlah sel epitel yang tinggi menunjukkan
Epitel <5
adanya kontaminasi flora kulit
pH meningkat pada infeksi bakteri urease
pH 4,5-8
(P. mirabilis, S. aureus, Klebsiella spp.)
PENJELASAN

Kultur Urin
Merupakan pemeriksaan gold standard
untuk mendiagnosis ISK
• Spesimen dapat diambil dari urin pancar tengah
(midstream/clean-catch) atau kateter (pada pasien
yang terpasang kateter)
• Bakteri ≥105 CFU/mL pada wanita
• Bakteri ≥103 CFU/mL pada pria/kateter
• Pada pyuria dan kultur (-) → pyuria steril
• Urethritis, nephritis, renal TB, benda asing

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN

Cara pengambilan sampel urin midstream, yaitu


urin yang keluar pertama dan yang menetes saat
sudah selesai BAK TIDAK diambil sebagai sampel
karena kemungkinan kontaminasi yang tinggi
TATALAKSANA

ISK Tatalaksana
Sistitis - Non-komplikata
- Nitrofurantoin 2 x 100 mg PO untuk 5 hari
- TMP – SMX 2 x 960 mg PO untuk 3 hari
- Komplikata
- Fluorokuinolon untuk 7 – 14 hari
- Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO
- Levofloxacin 1 x 250 mg PO
- TMP – SMX 2 x 960 mg PO untuk 7 – 14 hari
Catheterized Lepas kateter (apabila tidak memungkinkan ganti baru) dan
terapi antibiotik sama seperti sistitis
Uretritis Tatalaksana untuk Neisseria dan Chlamydia
- Neisseria → Ceftriaxone 250 mg IM dan Azitromycin 1 gr
PO (single dose)
- Chlamydia → Doxycyxlin 2 x 100 mg PO untuk 7 hari atau
Azitromycin 1 gr PO (single dose)

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
TATALAKSANA

ISK Tatalaksana
Prostatitis Fluorokuinolon/TMP – SMX PO untuk 14 – 28 hari pada
kasus akut dan 6 – 12 minggu pada kasus kronik
Pielonefritis - Rawat jalan
- Fluorokuinolon PO untuk 7 hari
- TMP – SMX PO untuk 14 hari
- Rawat inap
- Ceftriaxone atau Ampisilin-sulbaktam IV untuk 14 hari,
ganti PO bila klinis membaik dan afebris setelah 24-48
jam
Abses renal Drainase dan terapi antibiotik seperti pielonefritis

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Urin kateter → pada pasien ini tidak terpasang


kateter
B. Urin dari pungsi suprapubik → “do harm”, tidak
ada indikasi
D. Urin pagi hari → betul bahwa timing terbaik
adalah pagi hari, namun perlu diperhatikan prinsip
pengambilan urin adalah midstream / pancar tengah
E. Urin 24 jam → untuk pengukuran kuantitatif
(sedimentasi) suatu zat terlarut, misal protein
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 40 tahun
• Nyeri pinggang kanan sejak 4 hari lalu
• BAK kemerahan dan demam tinggi → pikirkan infeksi
• TD 130/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit, suhu
39,2C, nyeri ketok CVA (+/-)

DIAGNOSIS >> PYELONEFRITIS KOMPLIKATA

Maka pengambilan specimen yang sesuai pada pasien ini


adalah

C. Urin pancar tengah


KEYWORDS

• Laki-laki, 43 tahun
• BAK tidak lampias + lebih sering, sejak 3 hari lalu
• TD 120/70 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit, suhu
38 C
• PF : nyeri tekan suprapubic (+)

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

D. Sistitis komplikata
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih

Anatomis
• Atas → pyelonephritis, renal/perinephric abscess,
prostatitis
• Bawah → urethritis, cystitis

Klinis
• Non-komplikata → ISK bawah pada wanita
• Komplikata → ISK atas pada wanita, ISK pada pria
dan wanita hamil, ISK dengan gangguan
struktural/neurologis/ imunosupresi
Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital
Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN

Etiologi ISK
Non-komplikata
Komplikata
E. Coli (80%), Proteus,
E.Coli (30%),
Klebsiella, S.
enterococci (20%)
saprophyticus

Urethritis
Catheter-associated C. trachomatis, N.
Yeast (30%), E. coli gonorrhoeae,
(25%) Ureaplasma urealyticum,
T. vaginalis, HSV

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN

Manifestasi Klinis
Sistitis
• Dysuria, urgensi, frekuensi, hematuria, nyeri
suprapubik

Urethritis
• Mirip dengan sistitis dengan urethral discharge, nyeri
suprapubic (-)

Prostatitis
• Kronik → mirip dengan sistitis dengan gejala obstruksi
(hesitansi, weak stream)
• Akut → nyeri perineal, demam, nyeri tekan prostat
PENJELASAN

Manifestasi Klinis
Pielonefritis
• Demam, menggigil, nyeri pinggang/flank, mual-
muntah, diare

Abses renal
• Mirip dengan pielonefritis dan demam persisten
dengan pengobatan antibiotik yang adekuat

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
• Urinalisis
• Pyuria + bacteriuria ± hematuria ± nitrit
• Kultur urin
• Kultur darah
• Terutama pada pasien denan demam dan ISK
komplikata
• CT-Scan abdomen
• Kecurigaan abses renal pada pasien dengan
pielonefritis yang tidak membaik dalam 72 jam
pengobatan
• USG renal, voiding cystography
• ISK rekuren pada pria
PENJELASAN

Panel Urinalisis
Angka
Temuan Indikator Infeksi
Normal
Leukosit
- Positif (penanda pyuria)
esterase
Nitrit - Positif (penanda bakteri pereduksi nitrat)
WBC <5 Pyuria; WBC > 10
RBC <5 Pada infeksi sering didapatkan hematuria
Jumlah sel epitel yang tinggi menunjukkan
Epitel <5
adanya kontaminasi flora kulit
pH meningkat pada infeksi bakteri urease
pH 4,5-8
(P. mirabilis, S. aureus, Klebsiella spp.)
PENJELASAN

Kultur Urin
Merupakan pemeriksaan gold standard
untuk mendiagnosis ISK
• Spesimen dapat diambil dari urin pancar
tengah (midstream/clean-catch) atau kateter
(pada pasien yang terpasang kateter)
• Bakteri ≥105 CFU/mL pada wanita
• Bakteri ≥103 CFU/mL pada pria/kateter
• Pada pyuria dan kultur (-) → pyuria steril
• Urethritis, nephritis, renal TB, benda asing
Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital
Handbook of Internal Medicine 6th Ed
PENJELASAN

Cara pengambilan sampel urin midstream, yaitu


urin yang keluar pertama dan yang menetes saat
sudah selesai BAK TIDAK diambil sebagai sampel
karena kemungkinan kontaminasi yang tinggi
TATALAKSANA

ISK Tatalaksana
Sistitis - Non-komplikata
- Nitrofurantoin 2 x 100 mg PO untuk 5 hari
- TMP – SMX 2 x 960 mg PO untuk 3 hari
- Komplikata
- Fluorokuinolon untuk 7 – 14 hari
- Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO
- Levofloxacin 1 x 250 mg PO
- TMP – SMX 2 x 960 mg PO untuk 7 – 14 hari
Catheterized Lepas kateter (apabila tidak memungkinkan ganti baru) dan
terapi antibiotik sama seperti sistitis
Uretritis Tatalaksana untuk Neisseria dan Chlamydia
- Neisseria → Ceftriaxone 250 mg IM dan Azitromycin 1 gr
PO (single dose)
- Chlamydia → Doxycyxlin 2 x 100 mg PO untuk 7 hari atau
Azitromycin 1 gr PO (single dose)

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
TATALAKSANA

ISK Tatalaksana
Prostatitis Fluorokuinolon/TMP – SMX PO untuk 14 – 28 hari pada
kasus akut dan 6 – 12 minggu pada kasus kronik
Pielonefritis - Rawat jalan
- Fluorokuinolon PO untuk 7 hari
- TMP – SMX PO untuk 14 hari
- Rawat inap
- Ceftriaxone atau Ampisilin-sulbaktam IV untuk 14 hari,
ganti PO bila klinis membaik dan afebris setelah 24-48
jam
Abses renal Drainase dan terapi antibiotik seperti pielonefritis

Pocket Medicine – The Massachusetts General Hospital


Handbook of Internal Medicine 6th Ed
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Uretritis GO → sekret purulent dari OUE,


riwayat promiskuitas (+), nyeri tekan suprapubik
(-); etiologi berdasarkan pewarnaan gram
B. Sistitis non-komplikata → keluhan serupa
pada kasus, namun pada wanita sehat (tidak
hamil, komorbid, atau imunokompromais)
C. Uretritis non-GO → sekret purulent dari OUE,
riwayat promiskuitas (+), nyeri tekan suprapubik
(-); etiologi berdasarkan pewarnaan gram
E. Pyelonefritis komplikata → nyeri pinggang,
demam tinggi, nyeri ketok CVA (+)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 43 tahun
• BAK tidak lampias + lebih sering, sejak 3 hari lalu
• TD 120/70 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit,
suhu 38 C
• PF : nyeri tekan suprapubic (+)

Maka diagnosis pada pasien adalah

D. Sistitis komplikata
KEYWORDS

• Wanita, 32 tahun
• Berobat ke puskesmas, diberikan obat
untuk rawat jalan
• Bukan peserta asuransi atau BPJS

JAWABAN

C. Out of pocket
PENJELASAN

Sistem Pembiayaan Jasa Kesehatan


• Fee for service/out of pocket : pembayaran
jasa kesehatan berasal dari uang pasien
sendiri sesuai dengan besarnya pelayanan
yang diberikan oleh dokter

• Kapitasi : sistem pembiayaan pelayanan


kesehatan yang dilakukan di muka
berdasarkan jumlah tanggungan kepala per
suatu daerah tertentu dalam kurun waktu
tertentu tanpa melihat frekuensi kunjungan
tiap kepala tersebut.
PENJELASAN

Sistem Pembiayaan Jasa Kesehatan


• Gaji : sang dokter akan menerima penghasilan
tetap di tiap bulannya sebagai balas jasa atas
layanan kesehatan yang telah diberikan tanpa
melihat jenis layanan kesehatan yang diberikan.

• Sistem reimbursement: sistem penggantian


biaya kesehatan oleh pihak perusahaan
berdasar layanan kesehatan yang dikeluarkan
terhadap seorang pasien, tetapi dana
dikeluarkan oleh perusahaan yang menanggung
biaya kesehatan pasien (mis : asuransi)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Non-kapitasi → suatu bentuk klaim yang


dilakukan oleh faskes I pada BPJS pada
kasus khusus
B. INA-CBG → suatu bentuk klaim yang
dilakukan oleh RS pada BPJS berdasarkan
kode diagnosis
D. Reimbursement → biaya kesehatan
diganti/dibayarkan oleh perusahaan yang
menanggung pasien
E. Kapitasi → suatu bentuk klaim yang
dilakukan oleh faskes I pada BPJS
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 32 tahun
• Berobat ke puskesmas, diberikan obat
untuk rawat jalan
• Bukan peserta asuransi atau BPJS

Maka cara pembayaran pasien ini adalah

C. Out of pocket
KEYWORDS

• Laki-laki, 43 tahun
• Pingsan sejak 30 menit lalu, didahului palpitasi
• TD 70/palpasi, HR 168x/menit, RR 24x/menit

DIAGNOSIS >> TAKIARITMIA TIDAK STABIL

JAWABAN

C. VT polimorfik; defibrilasi
PENJELASAN

Takiaritmia
Gangguan irama jantung dengan HR >100
kali/menit

Lihat kompleks QRS-nya


– Narrow QRS → masalah pada supraventrikel
– Wide QRS → masalah pada ventrikel
PENJELASAN

Takiaritmia
PENJELASAN

Narrow QRS
Atrial Fibrilasi :
• Ireguler (jarak R-R)
• Gelombang P
menghilang

Atrial Flutter:
• Reguler (jarak R-R)
• Gambaran gigi gergaji
(saw-tooth)
PENJELASAN

Wide QRS

Ventricular tachycardia (VT)


monomorfik

Torsades de Pointes
Suatu subtipe VT polimorfik

Ventricular fibrillation (VF)


TATALAKSANA

QRS sempit (supraventrikular)


• SVT
• Manuver vagal, adenosin, CCB non dihidropiridine
(Verapamil, Diltiazem), beta blocker
• Atrial fibrilasi dan flutter
• CCB non dihidropiridine (Verapamil, Diltiazem),
beta blocker

QRS lebar (ventricular)


• VT → antiaritmik (Amiodarone 150 mg IV)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ventricular fibrillation; kardioversi 100 J →


seharusnya di defibrilasi
B. Torsades de pointes; maneuver vagal →
seharusnya di defibrilasi
D. Ventrikel ekstrasistol; Sotalol 100 mg IV →
bila VES infrequent dan asimptomatik dapat
diobservasi saja, tatalaksana VES frequent
dapat meliputi terapi ablasi
E. VT monomorfik; Adenosin 6 mg IV bolus
cepat → bila stabil dapat diberikan anti-aritmia,
bila tidak stabil dapat dilakukan kardioversi
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 43 tahun
• Pingsan sejak 30 menit lalu, didahului palpitasi
• TD 70/palpasi, HR 168x/menit, RR 24x/menit

DIAGNOSIS >> TAKIARITMIA TIDAK STABIL

Maka gambaran EKG dan tindakan yang tepatpasien ini


adalah

C. VT polimorfik; defibrilasi
KEYWORDS

• Wanita, 45 tahun
• Tidak sadarkan diri sejak 15 menit lalu
• PF : nadi (-), napas (-)

DIAGNOSIS >> CARDIAC ARREST

JAWABAN

B. Hipoglikemia
PENJELASAN

Cardiac Arrest
4 gambaran EKG yang WAJIB DIINGAT pada kasus Cardiac Arrest

Ventricular Tachycardia (VT)

Ventricular Fibrilation (VF)


PENJELASAN

Cardiac Arrest
Asistol

Pulseless Electrical Activity/PEA

PEA → Semua gambaran EKG TANPA NADI kecuali VT dan VF


PENJELASAN
PENJELASAN
Sejak update ACLS pada
tahun 2010, hipoglikemia
telah dikeluarkan dari H’s
dan T’s penyebab cardiac
arrest pada orang dewasa

Pada algoritma pediatric


cardiac arrest, hipoglikemia
masih disertakan sebagai
penyebab yang reversibel

Pada kenyataannya, hipoglikemia bisa dan seringkali menjadi penyebab


awal munculnya cardiac arrest namun menurut ACLS/AHA hipoglikemia
dianggap tidak berhubungan langsung dengan timbulnya cardiac
arrest

Selain itu, penegakkan diagnosis hipoglikemia pada cardiac arrest


menuntut kita untuk masuk ke dalam penanganan hipoglikemia, yaitu
dengan memberikan dextrose, yang ternyata meningkatkan mortalitas
atau perburukan kondisi neurologis pada pasien cardiac arrest
PENJELASAN

Monofasik : aliran listrik


berjalan hanya ke 1
arah sehingga
membutuhkan energi
tinggi

Bifasik : aliran listrik


berjalan bolak-balik (2x)
sehingga energi yang
dibutuhkan lebih kecil

120-200 J 360 J

Prinsip defibrilasi → memberikan kejutan/energi listrik dengan kekuatan


tertentu untuk terminasi gelombang abnormal (VT/VF) dengan harapan
munculnya gelombang sinus yang normal
PENJELASAN
PENJELASAN

Defibrilasi vs Kardioversi
• Kardioversi = synchronized cardioversion
– Synchronized → energi akan dialirkan pada suatu
titik tertentu, biasanya setelah puncak dari
gelombang QRS (otomatis karena ada sensor)
– Hal ini untuk menghindari gelombang T → bila
energi dialirkan pada saat gelombang T, justru akan
memicu munculnya VT/VF
– Menggunakan energi yang lebih kecil (low energy ;
50-200 J)
PENJELASAN

Defibrilasi vs Kardioversi
• Defibrilasi = unsynchronized cardiovertion
– Unsynchronized → energi akan dialirkan saat itu
juga ketika tombol ditekan
– Tidak perlu sinkronisasi lagi antara hantaran energi
dengan momen siklus jantung
– Menggunakan energi besar (high energy ; > 200 J)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Hipovolemia → termasuk
C. Hiperkalemia → termasuk
D. Asidosis → termasuk
E. Hipotermia → termasuk
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 45 tahun
• Tidak sadarkan diri sejak 15 menit lalu
• PF : nadi (-), napas (-)

DIAGNOSIS >> CARDIAC ARREST


Maka yang bukan etiologi kondisi pasien adalah

B. Hipoglikemia
KEYWORDS

• Wanita, 33 tahun
• Nyeri dada sejak 4 jam yang lalu, selama 45
menit, tidak membaik dengan istirahat
• EKG: gelombang T inversi pada lead II, III, aVF
• Kadar troponin T tidak meningkat

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

C. Unstable angina
pectoris
PENJELASAN

Acute Coronary Syndrome


Disebabkan karena menurunnya
perfusi darah ke jantung secara
mendadak → iskemik miokard →
infark miokard

Kriteria diagnostik (2/3)


– Gejala iskemik → nyeri khas
angina, durasi >1 jam
– Perubahan EKG
– Kenaikan enzim jantung
(troponin, CKMB)

TATALAKSANA AWAL ➔ MONACO


(Morfin – Oksigen – Nitrat – Aspirin – Clopidogrel)
PENJELASAN
PENJELASAN

Menentukan lokasi sumbatan


1. Cari kompleks lead yang mengalami perubahan
pada EKG
2. Tentukan area sesuai dengan kompleks lead
Inferior → II, III, aVF
Anterior → V1 – V4
Lateral → I, aVL, V5 – V6
Anterior ekstensif → anterior + lateral

3. Tentukan pembuluh darah yang terlibat


PENJELASAN

LCA = circumflex + LAD

Memutar ke samping
(lateral)

Menuju ke depan (left


anterior descending)

Menuju ke bawah (inferior)


PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Angina pektoris stabil → nyeri dada <15


menit, membaik dengan istirahat, EKG
dan enzim normal
B. Angina prinzmetal → dapat terjadi pada
usia muda, vasospasme arteri koroner
D. STEMI → ST elevasi, peningkatan
enzim marker jantung
E. NSTEMI → peningkatan marker jantung
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 33 tahun
• Nyeri dada sejak 4 jam yang lalu, selama 45
menit, tidak membaik dengan istirahat
• EKG: gelombang T inversi pada lead II, III,
aVF
• Kadar troponin T tidak meningkat

Maka diagnosis yang tepat adalah


C. Unstable angina
pectoris
KEYWORDS

• Wanita, 45 tahun
• Saat ini tidak ada keluhan
• TTV: TD 140/90 mmHg, HR 90x/mnt, RR
18x/mnt, suhu afebris
• Didapatkan hasil TTV yang serupa pada 2
kunjungan sebelumnya

• DIAGNOSIS JNC VII ??


JAWABAN

C. Hipertensi stage I
PENJELASAN

Hipertensi
Penegakan diagnosis dilakukan dengan 2 kali pengukuran
tekanan darah pada 2 kunjungan yang berbeda
PENJELASAN
TATALAKSANA
TATALAKSANA

Diuretic HCT, Furosemide


BB Bisoprolol, Carvedilol
ACEI Captopril, Ramipril, Lisinopril
ARB Valsartan, Candesartan
CCB Dihydropyridine Amlodipin, Nifedipine
Non- Verapamil, Diltiazem
dihydropyridine
Aldo-ANT Spironolactone
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Normal
B. Krisis hipertensi → SBP >180 atau DBP
>120
D. Hipertensi stage 2
E. Prehipertensi

Pilihan jawaban lain dapat dilihat di slide


sebelumnya
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 45 tahun
• Saat ini tidak ada keluhan
• TTV: TD 140/90 mmHg, HR 90x/mnt, RR
18x/mnt, suhu afebris
• Didapatkan hasil TTV yang serupa pada 2
kunjungan sebelumnya

Maka diagnosis berdasarkan JNC VII yang


tepat adalah
C. Hipertensi stage I
KEYWORDS

• Pria, 54 tahun
• Pengobatan OAT bulan kedua → BTA masih
positif
• Uji resistensi → M. tuberculosis resisten
isoniazid dan pirazinamid

• DIAGNOSIS ??
JAWABAN

B. TB poliresisten
PENJELASAN

Alur
diagnosa TB
PENJELASAN

Klasifikasi TB

Pedoman TB nasional 2014


PENJELASAN

Klasifikasi TB

Pedoman TB nasional 2014


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. TB monoresisten → Resisten satu saja


antara H/Z/E
C. TB resisten rifampisin → R
D. TB MDR → (R + H) + Z + E
E. TB XDR → TB MDR + 1 FQ + 1 OAT
2nd line injeksi (i.e. Amikasin, Kanamisin)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Pria, 54 tahun
• Pengobatan OAT bulan kedua → BTA masih
positif
• Uji resistensi → M. tuberculosis resisten
isoniazid dan pirazinamid

Maka diagnosis yang tepat adalah

B. TB poliresisten
KEYWORDS
• Pria, 29 tahun
• Nyeri dada kiri dengan sesak napas memberat 1 jam
yang lalu
• Riwayat merokok dan penyakit paru disangkal
• TD 130/70 mmHg, HR 98x/min, RR 32x/min, suhu afebris
• TB 185 cm, BB 55 cm
• PF: gerakan dada kiri tertinggal, perkusi dada kiri
hipersonor, suara napas kiri vesikular menurun

• DIAGNOSIS ??

JAWABAN

A. Pneumothorax primer
PENJELASAN

Pneumothorax/kolaps paru
Terjadi akibat
penumpukan udara/gas
di dalam kavum pleura
→ menghambat ekspansi
paru-paru
PENJELASAN

Pleural line

Area hiperlusen avaskular


PENJELASAN

Klasifikasi berdasarkan etiologi


• Pneumotoraks spontan
– Primer: pasien tidak punya penyakit paru.
Misal bleb atau bulla yang pecah (sering pada
pria berpostur tinggi kurus usia 20-40 tahun)
– Sekunder: komplikasi penyakit paru, misal PPOK,
asma, TB, dll

• Pneumotoraks traumatik
– Akibat cedera traumatik pada dada (tajam dan
tumpul) atau akibat tindakan medis (iatrogenik)
PENJELASAN

Closed pneumotoraks Open pneumotoraks


pleura visceral robek → dinding dada dan pleura parietal
udara inspirasi masuk ke robek → terdapat hubungan
antara kavum pleura dengan
kavum pleura udara luar
– Apabila lubang >2/3 diameter
trakea, udara cenderung lewat
Udara menumpuk dalam lubang dibanding traktus
rongga pleura respiratorius yang seharusnya
– Inspirasi : tekanan rongga
dada turun, udara masuk
Mendorong organ sekitar ke kavum pleura lewat lubang →
arah kontralateral (mis : kolaps paru ipsilateral
trakea) – Ekspirasi: tekanan rongga
dada meningkat, udara dari
kavum pleura keluar lewat
Tension pneumotoraks lubang
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Pneumothorax sekunder → ada


penyakit paru yang mendasari
C. Pneumothorax katamenial → berkaitan
dengan siklus menstruasi
D. Pneumothorax ventil → tension
pneumothorax, TTV tidak stabil, deviasi
mediastinum, trakea
E. Pneumothorax iatrogenik → akibat
prosedur medis
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Pria, 29 tahun
• Nyeri dada kiri dengan sesak napas memberat 1
jam yang lalu
• Riwayat merokok dan penyakit paru disangkal
• TD 130/70 mmHg, HR 98x/min, RR 32x/min, suhu
afebris
• TB 185 cm, BB 55 cm
• PF: gerakan dada kiri tertinggal, perkusi dada kiri
hipersonor, suara napas kiri vesikular menurun

Maka diagnosis yang tepat adalah

A. Pneumothorax primer
KEYWORDS

• Pria, 45 tahun
• Sesak sejak 1 jam yang lalu
• Kesadaran compos mentis, berbicara kata demi kata
• TTV TD 130/80 mmHg, HR 130x/min, RR 32x/min,
suhu 37,6°C
• PF: retraksi suprasternal, mengi pada fase
ekspirasi dan inspirasi

• DIAGNOSIS ??
JAWABAN

C. Asma eksaserbasi berat


PENJELASAN
Derajat serangan asma
PENJELASAN

Klasifikasi
Asma
Dewasa
PENJELASAN
Klasifikasi Asma Anak (2004)
PENJELASAN
Klasifikasi Asma Anak (2016)
TATALAKSANA

• Pada serangan akut :


– Oksigen via nasal kanul
– Bronkodilator
• Nebu beta-2 agonis, mis : Salbutamol
• Injeksi beta-2 agonis, mis : Terbutalin 0,5 ml SC
• Adrenalin (1:1000) 0,3 ml SC
– Kortikosteroid sistemik, bila :
• Serangan asma berat
• Tidak respon dengan bronkodilator

Sumber : PDPI Asma


TATALAKSANA

• Maintenance (obat rumah) → terbagi menjadi 2 jenis


obat, yaitu pengontrol (controller) dan pelega
(reliever)
– Controller → mempertahankan kondisi asma
dalam keadaan stabil/terkontrol, dikonsumsi setiap
hari
– Reliever → digunakan bila mengalami serangan
akut/eksaserbasi, bertujuan untuk relaksasi otot
polos (bronkodilasi)

Sumber : PDPI Asma


TATALAKSANA

• Controller :
– Kortikosteroid (inhalasi, sistemik)*
– Metilsantin → Teofilin, Aminofilin
– Beta-2 agonis kerja lama (LABA) → Salmeterol
– Leukotrien modifiers → Montelukast, Zafirlukast
• Reliever
– Beta-2 agonis kerja singkat (SABA) → Salbutamol,
Terbutalin
– Kortikosteroid sistemik (dicoba beta-2 dulu)
– Aminofilin
– Adrenalin
TATALAKSANA

Ekuipotensi kortikosteroid
TATALAKSANA

• Intermiten → tidak perlu controller


• Persisten ringan → glukokortikoid inhalasi low dose
• Persisten sedang → Budesonid medium dose + beta-
2 agonis kerja lama
• Persisten berat → Budesonid high dose + beta-2
agonis kerja lama + salah satu dari teofilin, LTRA,
steroid oral

Sumber : PDPI Asma


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Asma eksaserbasi ringan


B. Asma eksaserbasi sedang
D. Asma serangan mengancam nyawa
E. Asma persisten

Pilihan lain dapat dilihat di slide


sebelumnya
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Pria, 45 tahun
• Sesak sejak 1 jam yang lalu
• Kesadaran compos mentis, berbicara kata demi
kata
• TTV TD 130/80 mmHg, HR 130x/min, RR
32x/min, suhu 37,6°C
• PF: retraksi suprasternal, mengi pada fase
ekspirasi dan inspirasi

Maka diagnosis yang tepat adalah

C. Asma eksaserbasi berat


KEYWORDS

• Laki-laki, 30 tahun → penurunan kesadaran.


• Riw. demam 3 minggu + nyeri kepala.
• Px neurologis → kaku kuduk (+), Laseque (+),
dan Kernig (+).
• Lumbal Pungsi : CSF berwarna agak
kekuningan, terdapat limfosit, peningkatan
protein, dan glukosa yang rendah.

DIAGNOSIS??

JAWABAN

B. Meningitis TB
PENJELASAN

Meningitis
• Inflamasi lapisan
meninges (membran
yang melapisi
serebrum dan korda
spinalis) akibat
infeksi berbagai
mikroorganisme
• Termasuk dalam
spektrum infeksi SSP
Sumber : Buku Ajar Neurologi
PENJELASAN

MENINGITIS VS ENCEPHALITIS
PENJELASAN

INFEKSI SSP
Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik

Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari/(-)

Kejang Umum/fok Umum Umum Umum Umum


al
Penurunan Somnolen Apatis Variasi, apatis - CM - Apatis Apatis - Somnolen
kesadaran - sopor sopor
Paresis +/- +/- ++/- - -

Perbaikan Lambat Cepat Lambat Cepat Cepat/Lambat


kesadaran
Etiologi Tidak dpt ++/- TBC/riw. kontak - Ekstra SSP
diidentifik
asi
Terapi Simpt/anti Antibiotik Tuberkulostatik Simpt. Atasi penyakit
viral primer
PENJELASAN

Analisa Cairan Serebrospinal pada Infeksi SSP


Bacterial Viral TBC Encephalitis Encephalopat
meningitis meningitis meningitis Viral hy

Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑

Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih

Lekosit > 1000 10-1000 500-1000 10-500 < 10

PMN (%) +++ + + + +

MN (%) + +++ +++ ++ -

Protein ↑↑ Normal/↑ ↑ Normal Normal

Glukosa ↓↓ Normal ↓↓ Normal Normal

Gram /Rapid Positif Negatif Negatif Negatif Negatif


T.
PENJELASAN

Grading Meningitis TB
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Meningitis bakterial → warna keruh, tapi tidak


kekuningan, dominasi PMN
C. Meningitis virus → glukosa dan protein
normal
D. Meningitis fungal → jarang, kurang spesifik
E. Meningoensefalitis → kurang spesifik
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Penurunan kesadaran.
• Riw. demam 3 minggu + nyeri kepala.
• Px neurologis → kaku kuduk (+), Laseque (+),
dan Kernig (+).
• Lumbal Pungsi : CSF berwarna agak
kekuningan, terdapat limfosit, peningkatan
protein, dan glukosa yang rendah.

Maka, diagnosisnya adalah

B. Meningitis TB
KEYWORDS
• Laki-laki, 55 tahun
• keluhan kelemahan sisi tubuh sebelah kanan
mendadak sejak 1 jam lalu.
• Kelemahan dirasakan lebih berat pada bagian tubuh
atas dibanding bawah.
• sulit untuk berbicara, tetapi mengerti isi
pembicaraan orang lain.
• Kesadaran pasien compos mentis, TD 160 /
90mmHg, HR 95x/mnt.

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

D. Stroke Iskemik e.c


sumbatan arteri serebri media
PENJELASAN

Stroke
• Kelainan neurologis fokal maupun global,
bertahan lebih dari 24 jam karena masalah
serebrovaskular
PENJELASAN

Stroke iskemik vs Stroke hemoragik


• Etiologi : Trombus / • Etiologi : Perdarahan
emboli Intraserebral

• Klinis : • Klinis :
• Defisit neurologis akut • Defisit neurologis akut
• Kesadaran Umumnya • Penurunan Kesadaran
Compos Mentis • Tanda lesi UMN
• Tanda lesi UMN • Hipertensi
(hiperrefleks, refleks
patologis (+)
• CT Scan : Hiperdens
• CT Scan : Hipodens
Updates AHA/ASA Stroke Recommendations
PENJELASAN
ALGORITMA
GADJAH MADA
PENJELASAN
PENJELASAN

Area Perfusi Serebral

Anterior : Bagian eks. Bawah


Media : Bagian eks. Atas
Posterior : Penglihatan
Adams ; Principles of Neurology
PENJELASAN
PENJELASAN

Stroke iskemik vs Stroke hemoragik


• Trombolitik (r-TPA) • Bedah : Evakuasi Perdarahan
→ 3-4,5 jam setelah • Medikamentosa
onset • Antihipertensi
• Aspirin 325 mg • Agen diuretik osmotik
• Clopidogrel 300 mg (misal manitol)
• Cara pemberian manitol
• Aspirin 325 mg + = manitol 20% dengan
dipyridamole 2x200 mg dosis 0, 50 sampai 1
g/KgBB diberikan secara
IV bolus selama 20 menit
dan dapat diulang setiap
4 sampai 6 jam.
• Antivasospasme

Updates AHA/ASA Stroke Recommendations


PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri anterior →
Penurunan Kesadaran
B. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri media →
Penurunan Kesadaran
C. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri anterior → Klinis lebih
berat pada eks. bawah
E. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri posterior → Gangguan
Penglihatan

KONSEP SOAL

Penurunan Kesadaran → Stroke Hemoragik

Pasien Compos Mentis →Stroke Iskemik


KESIMPULAN
Jika menemui pasien dengan
• keluhan kelemahan sisi tubuh sebelah kanan mendadak
• Kelemahan dirasakan lebih berat pada bagian tubuh atas
dibanding bawah.
• sulit untuk berbicara, tetapi mengerti isi pembicaraan
orang lain.
• Kesadaran pasien compos mentis, TD 160 / 90mmHg,
HR 95x/mnt.

Maka, diagnosis yang tepat adalah


D. Stroke Iskemik e.c
sumbatan arteri serebri media
KEYWORDS
• Wanita, 35 tahun
• Nyeri kepala sisi kanan yang terasa
berdenyut, dan hilang timbul sejak 3 bulan
SMRS. ± 30 menit.
• Nyeri kepala akan timbul bila stressor ↑↑
• Saat keluhan muncul, pasien juga melihat
garis-garis hitam putih → AURA

Diagnosis dan terapi abortif yang tepat?


JAWABAN

B. Migraine ; Sumatriptan
PENJELASAN

PRIMARY HEADACHE / Nyeri


kepala primer

Sumber : Konsensus Nyeri Kepala, PERDOSSI


PENJELASAN

TTH → terikat, tertekan, bilateral, berkaitan dengan stress,


disertai ketegangan otot leher, intensitas ringan-sedang.
Migraine → berdenyut, biasanya unilateral, disertai mual,
muntah, fotofobia, fonofobia, dapat disertai aura (classic
migrain) ataupun tidak (common migrain), intensitas
sedang-berat.
Cluster → seperti ditusuk, unilateral, periorbita, dapat
menjalar ke temporal/retroorbita, gejala tambahan:
lakrimasi, diplopia, rinore, kongesti nasal, edema palpebra,
injeksi konjungtiva.
PENJELASAN
PENJELASAN

Migraine
• Kriteria diagnosis
• Nyeri kepala 4 – 72 jam
• Disertai 2 dari gejala berikut
• Diperberat oleh aktivitas
• Nyeri sedang hingga berat
• Pulsatil
• Unilateral
• Salah satu: mual muntah atau
fotofobia/afonofobia
PENJELASAN
PENJELASAN

Prinsip dasar→ melibatkan


sistem trigeminovaskular
PENJELASAN

Vasokonstriksi pemb. darah


intrakranial → aura
Vasodilatasi pemb darah
meninges → nyeri pulsatil
PENJELASAN

COMMON TRIGGERS / PEMICU


PENJELASAN

Tatalaksana nyeri kepala


• Tension headache
– Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan parasetamol
– Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)

• Migraine headache
– hindari pencetus
– terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
– Bila tidak respon → opioid
– Terapi preventif : propanolol, amitriptilin, as valproat.

• Cluster headache
– Akut: oksigen 7-10 lpm
– Preventif: Calcium channel blockers (verapamil), amitriptilin
PENJELASAN

Tatalaksana Abortif Migraine


• Sumatriptan
• 6 mg SC, bisa diulangi dalam 1 jam, dosis maksimal : 12
mg dalam 24 jam
• 25 - 100 mg p.o tiap 2 jam, dosis maksimal : 200 mg per
hari
• Intranasal: 5 - 10 mg (1-2 semprot) pada salah satu
lubang hidung; dosis boleh diulang dalam 2 jam, hingga
dosis maksimal yaitu 40mg/hari.
• Ergotamine = 1 - 2 mg p.o tiap jam, maksimal 3
dosis dalam 24 jam.
• Caffeine plus ergotamine (Cafergot) = 2 tablet
(100 mg caffeine/1 mg ergotamine) saat serangan,
lalu 1 tablet tiap 30 menit sampai 6 tablet per satu
kali serangan.
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. TTH ; Parasetamol → nyeri kepala seperti


diikat (seluruh kepala)-jarang ada aura ; DOC
abortif TTH adalah ibuprofen
• C. TTH ; Ibuprofen → nyeri kepala seperti
diikat (seluruh kepala)-jarang ada aura
• D. Cluster Headache ; Oksigen 100% → nyeri
unilateral dengan gejala tambahan lakrimasi,
diplopia, rinore, kongesti nasal, edema
palpebra, injeksi konjungtiva
• E. Migraine ; Amitriptilin → diagnosis tepat,
tetapi Amitriptilin lebih untuk tatalaksana
preventif bukan abortif
KESIMPULAN
Jika menemui pasien dengan :
• Nyeri kepala sisi kanan yang terasa
berdenyut, dan hilang timbul sejak 3 bulan
SMRS. ± 30 menit.
• Nyeri kepala akan timbul bila stressor ↑↑
• Saat keluhan muncul, pasien juga melihat
garis-garis hitam putih → AURA

Diagnosis dan terapi abortif yang tepat pada


kasus ini adalah…

B. Migraine ; Sumatriptan
KEYWORDS
KEYWORDS

• Perempuan, 25 tahun
• Nyeri lengan kanan setelah jatuh
• Posisi tangan menahan badan
• Foto polos pada slide selanjutnya

DIAGNOSIS DAN PENANGANAN AWAL??


JAWABAN

B. Fraktur Monteggia dan


Pembidaian
PENJELASAN
PENJELASAN

• Montegia • Galeazzi
PENJELASAN

WAYS TO REMEMBER
PENJELASAN

Colles Fracture Smith Fracture


• Fraktur distal radius, • Fraktur distal radius,
Displace posterior , Displace anterior, Angulasi
Angulasi dorsal ventral/ palmar
• Jatuh dengan • Jatuh dengan pergelangan
pergelangan tangan Tangan dalam fleksi
dalam ekstrensi (palmarfleksi)
(dorsofleksi)
PENJELASAN

Terapi Awal : IMOBILISASI → pasca fraktur cukup


dipasang bidai
• Non-Surgical :
– PRINSIP : Jika position (alignment) baik → pasang
cast/gips hingga setinggi bawah siku sampai tulang
union (4-6 MINGGU)
– Jika alignment buruk → re-align : REDUKSI → Tertutup
/ Terbuka (pembedahan) → dilanjutkan dengan
pemasangan splint/cast. Surgical : dengan metal pins,
screw and plate
• Tujuan : mengembalikan fungsi gerak normal
semaksimal mungkin.
• INGAT : selalu nilai terlebih dahulu ada tidaknya
kondisi emergensi berupa gangguan
neurovaskular distal.https://orthoinfo.aaos.org/en
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Fraktur Galleazi dan wrist splinting → fraktur radius


distal + dislokasi distal radio-ulnar joint
C. Fraktur Colles dan arm sling → Fraktur distal radius,
angulasi ke dorsal (dinner fork deformity), arm sling
digunakan pada fraktur klavikula
D. Fraktur Smith dan casting → Fraktur distal radius,
angulasi ke ventral (garden spade deformity)
E. Fraktur Boxer dan ORIF → fraktur metacarpal 4/5 ;
banyak dialami petinju
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 25 tahun
• Nyeri lengan kanan setelah jatuh
• Posisi tangan menahan badan
• Foto polos pada slide selanjutnya

Maka, diagnosis dan penanganan awal


yang tepat adalah
B. Fraktur Monteggia dan
Pembidaian
KEYWORDS

• Perempuan, 38 tahun
• Bengkak ibu jari kaki kiri sejak 3 jam, disertai
nyeri yang diperberat saat berjalan
• Riw. keluhan serupa (+), sedang
pengobatan rutin
• Kebiasaan konsumsi jeroan & emping
• Edema MTP 1, hiperemis, hangat, NT (+)

DIAGNOSIS >> ARTRITIS GOUT


JAWABAN

C. Kristal birefringent
negatif bentuk jarum
PENJELASAN

Artritis Gout
• Gout = crystal – induced arthropathy
• Terbanyak pada laki-laki & usia tua
• Faktor resiko & etiologi = hiperurisemia (asam
urat perempuan >6mg/dL, laki-laki >7mg/dL;
bukan untuk menegakkan diagnosis; pada serangan akut kadar asam
urat bisa normal)

Sumber: Campbell’s operative orthopaedics 5th ed - Buku ajar Ilmu Penyakit dalam FKUI 2015
PENJELASAN

Artritis Gout
• Faktor Risiko:
– Diet (alkohol, daging merah, seafood)
– Obat penyebab hiperurisemia: (thiazide, loop
diuretics, siklosporin, pirazinamid)
– Kelainan overproduksi asam urat (Lesch – Nyhan
syndrome; jarang)
• Patogenesis = katabolisme purin → produksi
asam urat & peningkatan konsentrasi →
resiko pembentukan kristal → deposisi
kristal monosodium urat → respon
inlamasi → gout flare
Sumber:
Campbell’s operative orthopaedics 5th ed
Buku ajar Ilmu Penyakit dalam FKUI 2015
PENJELASAN

Artritis Gout – Tampilan khas


Akut Kronik
• Onset <24 jam • Sendi bengkak/kaku
• Nyeri hebat pada sendi • Tampak deformitas
yang terlibat (nodul subkutan)
• Umumnya monoartikular. akibat deposit kristal
Predileksi: MTP 1(podagra) yang masif → komplikasi:
penekanan syaraf (CTS)
• Nyeri, bengkak, eritema,
• Tidak nyeri
hangat
• Dapat disertai ulkus
• Didahului faktor yang
kulit akibat tekanan
memicu eksaserbasi
dari dalam
PENJELASAN

Artritis Gout

• Diagnosis → klinis.
• Diagnosis definitif: aspirasi cairan sendi → pada
polarized microscopy ditemukan kristal
birefringent negatif berbentuk jarum
PENJELASAN

Gout Attack
• Fase Akut
– Kolkisin
• Untuk akut: dosis awal 1 mg, diikuti 500 mcg tiap 2-3 jam sampai
nyeri hilang/dosis total 10 mg tercapai. Tidak boleh diulang dalam
selang 3 hari (efek lebih lambat dibanding NSAID)
• manfaatnya lebih nyata untuk pencegahan serangan selama
pengobatan dengan alopurinol/urikosurik. Dosis 2-3 x 500 mcg
– NSAID → dipilih setelah 24 jam serangan (cth :
Indometachin)
– Kortikosteroid (PO dosis rendah; triamsinolon 5 – 10 mg
untuk sendi kecil, 20-40 mg untuk sendi besar atau injeksi
intraartikular)
Sumber:
Buku ajar Ilmu Penyakit dalam FKUI 2015
Pusat informasi obat nasional (PIO Nas; pionas.pom.go.id)
PENJELASAN

Gout Attack
• Pencegahan flare (urate-lowering therapy).
Tidak diberikan pada fase akut
– 1st line: xantine oxidase inhibitor (allopurinol →
Dosis awal 100 mg/hari, titrasi bertahap, bisa
hingga 300 – 600 mg untuk kondisi berat)
– 2nd line: agen uricosuric (probenecid → dosis
awal 2 x 250 mg, titrasi bertahap setelah seminggu
hingga 2 x 500 mg sesuai kadar asam urat.
Berikan kolkisin profilaktik)
Sumber:
Buku ajar Ilmu Penyakit dalam FKUI 2015
Pusat informasi obat nasional (PIO Nas; pionas.pom.go.id)
PENJELASAN
PENJELASAN

Diagnosis Banding - Pseudogout


• Disebabkan deposisi kristal kalsium pirofosfat
• Diagnosis definitif: kristal rhomboid
birefringent positif

Pseudogout: kristal rhomboid


Sumber: birefringent positif
Campbell’s operative orthopaedics 5th ed
Buku ajar Ilmu Penyakit dalam FKUI 2015
PENJELASAN

Diagnosis Banding - Pseudogout


Gout Pseudogout

• Lebih banyak pada laki- • Lebih bayak pada


laki dewasa/perempuan wanita lansia
post menopause • Asam urat normal
• Predileksi: MPT, jari • Predileksi: lutut
tangan, pergelangan • Radiologis:
tangan, bursa chondrocalcinosis
olekranon
• Klinis: serangan akut
• Hiperurisemia intermitten menyerupai
• Radiologis: erosi gout
dengan tepi (erosion
with overhanging
edges)
Sumber:
Campbell’s operative orthopaedics 5th ed
Buku ajar Ilmu Penyakit dalam FKUI 2015
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Kristal birefringent negatif berbentuk


rhomboid → tidak ada istilah ini
B. Kristal birefringent positif berbentuk jarum →
tidak ada istilah ini
D. Kristal birefringent positif berbentuk rhomboid
→ pseudogout
E. Kristal birefringent positif berbentuk prisma →
tidak ada istilah ini
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Perempuan, 38 tahun
• Bengkak ibu jari kaki kiri sejak 3 jam, disertai
nyeri yang diperberat saat berjalan
• Riw. keluhan serupa (+), sedang pengobatan
rutin
• Kebiasaan konsumsi jeroan & emping
• Edema MTP 1, hiperemis, hangat, NT (+)

DIAGNOSIS >> ARTRITIS GOUT


Maka, hasil mikroskopik yang tepat adalah

C. Kristal birefringent
negatif bentuk jarum
KEYWORDS

• Laki-laki, 28 tahun
• Nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 minggu
• Riw. KLL 2 minggu lalu → luka terbuka daerah
tungkai tersebut → pengobatan tidak adekuat
• 4 hari lalu → bengkak
• 3 hari lalu → keluar nanah
• TD 100/70, HR 92, RR 23, suhu 39,5
• PF: edema regio cruris dekstra

DIAGNOSIS??

JAWABAN

C. Osteomyelitis akut
PENJELASAN

Osteomyelitis
• Peradangan pada tulang
• Etiologi
• Penjalaran langsung dari infeksi jaringan lunak (pada
dewasa)
• Penyebaran hematogen (pada anak atau IV drug user)
• Patogen
• S. Aureus (tersering)
• Salmonela typhi
• IVDU: Pseudomonas, Staph aureus
• S. Epidermidis (pasien hip replacement)
• S. Aureus, Pseudomonas, enterobacter (luka kronik dan
DM)
PENJELASAN

Manifestasi
Akut Kronik
• Gejala: letargi, nyeri • Gejala: bisa tidak spesifik,
nyeri kronik
akut, eritema • PF: nyeri tekan, gangguan
• PF: edema, eritema, ROM, ulus, sinus tract
nyeri tekan, gangguan (patognomonik pada
osteomyelitis kronik), bone
ROM, nyeri pada tulang exposed

Sinus tract
PENJELASAN

Evaluasi
• Laboratorium
– Peningkatan leukosit,
ESR, kultur
• Radiografi
– Reaksi periosteal, soft
tissue swelling,
sequestrum
involucrum
• MRI Sequestrum adalah nekrosis
• Biopsi & Kultur: gold tulang

standard Involucrum adalah ‘tulang baru’


dengan periosteal baru yang
meliputi sequestrum
PENJELASAN

Imaging – Foto polos


• Osteomyelitis akut → reaksi periosteal
(periostitis), pembengkakan jaringan
lunak
– Setelah 20 hari → sequestrum (subakut)
– Setelah 30 hari → involucrum (subakut)
• Osteomyelitis Kronik → penealan
periosteal, erosi korteks, lesi osteolitik
radiolusen (abses Brodie), sequestrum-
involucrum jelas terlihat
PENJELASAN

Modalitas Radiologi
1. X- Ray → Pemeriksaan Pertama
• Pada keadaan akut hanya bisa melihat
periosteal formation & soft tissue swelling
• Tidak spesifik untuk Osteomielitis
• Pada kronik
– Gambaran Sequestreum & Involucrum
2. MRI → Gold Standard
• Bisa melihat struktur tulang, sumsum, jaringan
3. CT-scan → Pilihan ke2 terbaik setelah MRI
• Lebih superior dari MRI untuk melihat struktur
tulang
• Pada fase kronik lebih baik > MRI
Department of Radiology, Chelsea and Westminster Hospital NHS Foundation Trust ; The imaging of osteomyelitis
TATALAKSANA

Tata Laksana
Prinsip Terapi Indikasi operasi
• Kegagalan terapi
• IV Antibiotik sesuai kultur antibiotik
• Jika tidak bisa kultur mulai • Surgical hardware
dengan AB broad spectrum yang terinfeksi
• Osteomyelitis kronis
• Durasi Terapi AB 4-6 dengan nekrosis
Minggu tulang dan jaringan
lunak

AAFP Diagnosis and Management of Osteomyelitis


PENJELASAN

Tata Laksana
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Osteopenia → penurunan kepadatan


tulang dengan bone mineral density T-
score antara −1.0 hingga −2.5
B. Osteoartritis → krepitasi, penyempitan
celah sendi, osteofit (+)
D. Osteosarkoma → sunburst
appearance, codman triangle (+)
E. Osteomyelitis Kronik → > 1 bulan,
gambaran sequestrum dan involucrum
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 28 tahun
• Nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 minggu
• Riw. KLL 2 minggu lalu → luka terbuka daerah
tungkai tersebut → pengobatan tidak adekuat
• 4 hari lalu → bengkak
• 3 hari lalu → keluar nanah
• TD 100/70, HR 92, RR 23, suhu 39,5
• PF: edema regio cruris dekstra

Maka, diagnosis yang tepat adalah

C. Osteomyelitis akut
KEYWORDS

• Pria, 30 tahun → mata kanan tidak nyaman,


berair, perih, dan mengganjal.
• Px → benda asing pada konjungtiva.
DIAGNOSIS >> BENDA ASING KONJUNGTIVA

Tindakan yang tepat dilakukan oleh dokter jaga


IGD?
JAWABAN

B. Ekstraksi dengan
menggunakan kapas lidi
PENJELASAN

Benda Asing di Konjungtiva


• Dapat menyebabkan iritasi jaringan
• Keluhan : nyeri, mata merah, berair,
adanya sensasi benda asing
• Faktor Resiko : pekerja di bidang
industri (tanpa kacamata proteksi),
tukang ojek (tidak menggunakan
helm)
• Px Objektif : Visus (konjungtiva →
biasanya normal), Inspeksi mata
umum
• Komplikasi : Keratitis, Ulkus Kornea

Dahl AA. Conjunctival Foreign Body Removal. 2017. Dapat diakses pada:
https://emedicine.medscape.com/article/1844102-overview
TATALAKSANA

Pengangkatan Benda Asing


Level Kompetensi : 4A !!
• Posisikan pasien senyaman mungkin
• Berikan tetes mata Tetrakain-HCl / Pantocain
(anestesi local) sebanyak 1-2 tetes pada mata
yang terkena
• Gunakan lup / jika ada slitlamp
• Minta pasien untuk fokus melihat satu
tempat/titik. Stabilisasi gerakan kepala pasien

Paduan Praktek Klinis Bagi Dokter, 2014


TATALAKSANA

Pengangkatan Benda Asing


Level Kompetensi : 4A !!
• Ekstraksi benda asing dengan mengusap
halus lidi kapas (sudah dibasahi normal
saline). Jika gagal, gunakan jarum suntik 23-
25 G
• Arah pengambilan dilakukan dari tengah ke
tepi
• Oleskan lidi kapas dengan Povidon Iodine
pada tempat bekas benda asing
• Profilaksis setelah ekstraksi → antibiotik
topikal spektrum luas
Paduan Praktek Klinis Bagi Dokter, 2014
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Irigasi dengan NaCl 0,9% → tatalaksana


utama untuk trauma kimia pada mata
C. Beri salep tetrasiklin 3x/hari + steroid topical
→ diberikan setelah evakuasi corpal
D. Rujuk ke dokter spesialis mata → bila benda
asing berada di kornea
E. Observasi → kurang tepat
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Mata kanan tidak nyaman, berair, perih, dan
mengganjal.
• Px → benda asing pada konjungtiva.
DIAGNOSIS >> BENDA ASING KONJUNGTIVA

Maka, tindakan yang tepat dilakukan oleh dokter


jaga IGD adalah

B. Ekstraksi dengan
menggunakan kapas lidi
KEYWORDS
• Wanita, 68 tahun
• keluhan pandangan mata kabur sejak 3 tahun
belakangan → tidak disertai mata merah atau
nyeri
• Riwayat DM dan HT disangkal
• Pada pemeriksaan status lokalis, ditemukan visus
ODS 2/60, pinhole tak maju, shadow test (-)
MATA TENANG, VISUS TURUN PERLAHAN

DIAGNOSIS??

JAWABAN

A. Katarak Matur
PENJELASAN

Katarak
• Kekeruhan yang terjadi pada lensa
• Klasifikasi
❖ Acquired Cataract (didapat):
• Katarak senilis (age-related cataract) – seringnya katarak
nuklear
• Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata / bintang
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca
operasi katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain, misalnya
DM sering mengakibatkan katarak subkapsular posterior
❖ Congenital Cataract → intrauterine infections
(RUBELLA), metabolic disorders, and genetically
transmitted syndromes
Bradford, CA, Basic Ophthalmology, ed. 8th, AAO : San Francisco, 2004
PENJELASAN

Katarak Senilis
• 90% dari semua jenis katarak
• Ditemukan pada usia lanjut
• Gejala : distorsi penglihatan secara
perlahan, penglihatan kabur (seperti
berkabut/berasap), kondisi mata tenang
• Berdasarkan morfologi:
• Katarak nuklear
• Katarak kapsular
• Katarak subkapsular
PENJELASAN

Tabel Perbandingan
Stadium Katarak Senilis
TATALAKSANA

Terapi
• Non-Bedah
• Memperbaiki fungsi penglihatan sementara,
memperlambat pertumbuhan katarak
• Bedah (Definitif)
• ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction)
• ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction)
• SICS (Small-incision Cataract Surgery)
• Fakoemulsifikasi
• Femtosecond Laser Assisted Cataract Surgery
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. Katarak Imatur – Shadow Test (+), Visus >


6/60
• C. Katarak Sekunder – Riw. Operasi katarak
(+) → PCO
• D. Katarak Traumatika – lensa berbentuk
bintang, Riw. Trauma (+)
• E. Katarak Hipermatur – Shadow Test Pseudo
(+), Visus <6/60
Imatur Matur Hipermatur/
Morgagni
Kekeruhan Sebagian Seluruh Lensa jatuh
Shadow test Positif Negatif Pseudopositif
Visus > 6/60 < 6/60 <6/60
KESIMPULAN
Jika menemukan pasien dengan :
• Usia tua
• keluhan pandangan mata kabur sejak 3 tahun
belakangan → tidak disertai mata merah atau
nyeri
• Riwayat DM dan HT disangkal
• Pada pemeriksaan status lokalis, ditemukan visus
ODS 2/60, pinhole tak maju, shadow test (-)
MATA TENANG, VISUS TURUN PERLAHAN

Maka, diagnosis yang sesuai adalah

A. Katarak Matur
KEYWORDS
• Anak, 10 tahun → mata kabur untuk melihat.
• Hasil koreksi visus ODS :
• S+1.25 6/9;
• S+1.50 6/6;
• S+1.75 6/6;
• S+2.00 6/6;
• S +2.25 6/7
DIAGNOSIS >> HIPERMETROPIA

Ukuran kacamata yang tepat?

JAWABAN

D. + 2.00
PENJELASAN

Gangguan Refraksi
PENJELASAN

HIPERMETROPIA
• Rabun dekat, titik fokus bayangan
terletak di belakang retina. Koreksi
dengan lensa bikonveks (cembung).
• Dikenal dalam bentuk :
– Hipermetropia manifes :
• hipermetrop yang dapat dikoreksi dengan lensa
positif maksimal yang memberikan tajam
penglihatan normal, tidak ada akomodasi sama
sekali (koreksi yang IDEAL)
– Hipermetropia absolut :
• hipermetrop yang dikoreksi dengan kacamata positif
minimal yang memberikan tajam penglihatan
normal, penderita masih memiliki “cadangan”
kemampuan akomodasi
PENJELASAN

– Hipermetropia fakultatif:
• kelainan hipermetropia yang dapat diimbangi dengan
akomodasi atau dengan lensa positif.
• Penderita yang hanya memiliki hipermetropia fakultatif,
penglihatannya normal walau tidak memakai
kacamata positif, namun apabila diberi kacamata positif,
otot akomodasinya dapat beristirahat.

– Hipermetropia laten:
• hipermetropia yang didapat tanpa siklopegia yang dapat
diimbangi dengan akomodasi

– Hipermetropia total:
• hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah
pemberian siklopegia
PENJELASAN
CONTOH PASIEN
HIPERMETROPIA
• Tajam penglihatan 6/20
– Dikoreksi dengan sferis +3.00 D → 6/6
– Dikoreksi dengan sferis +3.50 D → 6/6
– Diberikan siklopegia, dikoreksi +5.00 D → 6/6
• Maka pasien ini memiliki:
– Hipermetropia absolut sferis +3.00 D
– Hipermetropia manifes sferis +3.50 D
– Hipermetropia fakultatif (manifes- absolut) +3.50 -
(+3.0) = + 0.50 D
– Hipermetropia total sferis +5.00 D
– Hipermetropia laten sferis +5.00 -(+3.50) = +1.50 D

Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas
indonesia, 2004
PENJELASAN

Skema Hipermeteropia
HIPERMETEROPIA TOTAL

HIPERMETEROPIA MANIFES
HIPERMETEROPIA
LATEN
HIPERMETEROPIA HIPERMETEROPIA
ABSOLUT FAKULTATIF

HILANG DENGAN AKOMODASI


HILANG DENGAN KACAMATA

Kelainan Refraksi dan Kacamata, Prof. Sidarta


Ilyas
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. + 1.25
B. + 1.50 → hypermetropia absolut
C. + 1.75
E. + 2.25
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Mata kabur untuk melihat.
• Hasil koreksi visus ODS :
• S+1.25 6/9;
• S+1.50 6/6;
• S+1.75 6/6;
• S+2.00 6/6;
• S +2.25 6/7
DIAGNOSIS >> Hipermetropia

Maka, ukuran kacamata yang tepat diberikan adalah

D. + 2.00
KEYWORDS

• Dokter → penelitian lama penggunaan gadget


dengan ketajaman visus mahasiswa
kedokteran.
• Subjek penelitian : mahasiswa FK →
dikelompokkan berdasarkan tingkatan
angkatan kuliah → pilih secara acak dari tiap
angkatannya.
Metode sampling yang digunakan?
JAWABAN

D. Stratified random
sampling
PENJELASAN

Random Sampling
• Teknik sampling dimana semua sample
memiliki kesempatan - probabilitas yang
sama untuk terpilih.
• Jika elemen populasinya ada 50 dan yang
akan dijadikan sampel adalah 25, maka
setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih
menjadi sampel.
• Mengambil sampel secara acak
dari “sampling frame” (daftar yang
berisikan setiap elemen populasi yang bisa
diambil sebagai sampel)
• Make sure : sample chosen randomly →
tidak bias dan dapat merepresentasikan
populasi secara general
PENJELASAN

Metode Sampling
Probability – berdasarkan peluang
• Simple Random
• Systematic Random
• Stratified Random
• Cluster Random
• Multistage Random
Non Probabel – tidak berdasarkan peluang
• Convenient / Accidental
• Consecutive
• Purposive
• Snowball
PENJELASAN

Probability Sampling
PENJELASAN

Probability Sampling
• Simple Random Sampling: pengambilan sampel secara
acak sederhana → populasi homogen yang kerangka
sampelnya jelas
• Stratified Random Sampling: dikelompokkan, lalu
diambil beberapa bagian dari kelompok itu (sesuai
persentase) → Cocok untuk populasi heterogen →
dibagi jadi sub-populasi/strata
• Cluster Random Sampling: populasi terbagi menjadi
cluster dan dipilih cluster secara acak. Terpilih beberapa
cluster dari seluruh cluster yang ada. Cluster dianalisis
secara utuh.
• Multi Stage/Phase Random Sampling: sampling bertahap
(bentuk kompleks dari cluster) → using smaller and
smaller sampling units at each stage
• Systematic Random Sampling: pengambilan acak dengan
metode tertentu (cth : nomor urut kelipatan 4)
PILIHAN JAWABAN LAIN
• A. Simple random Sampling → populasi
homogen (Misal, dengan dadu/koin)
• B. Cluster random Sampling → dibagi menjadi
beberapa cluster, cluster diteliti secara utuh
(karena Jawa Barat luas, dibagi jadi
gugus/cluster Kabupaten untuk nantinya
dipilih acak beberapa kabupaten jadi
perwakilan provinsi)
• C. Systematic random Sampling → dengan
metode tertentu (Misal, urutan genap,
kelipatan 5)
• E. Snowball Sampling → cocok untuk kasus
langka (bagian dari non-probability sampling)
KESIMPULAN

• Dokter → penelitian lama penggunaan gadget dengan


ketajaman visus mahasiswa kedokteran.
• Subjek penelitian : mahasiswa FK → dikelompokkan
berdasarkan tingkatan angkatan kuliah → pilih
secara acak dari tiap angkatannya.

Maka, metode sampling yang digunakan adalah

D. Stratified random
sampling
KEYWORDS

• Hasil penelitian uji widal dalam diagnosa


demam tfoid:
Kultur + Kultur -

Widal (+) 60 40

Widal (-) 5 95

Nilai spesifisitas ?

JAWABAN

A. 95 / 135
PENJELASAN

Karakteristik Uji Diagnostik


• Sensitivitas :
– Jika seseorang mengidap suatu penyakit,
seberapa sering pemeriksaan tersebut
menunjukkan hasil positif? (true positive rate)
– Tes dengan sensitivitas tinggi → bila hasilnya (-) ,
hampir dapat dipastikan orang tersebut benar-
benar tidak mempunyai penyakit tsb (cocok untuk
screening)
PENJELASAN

Karakteristik Uji Diagnostik


• Spesifisitas :
– Jika seseorang tidak mengidap suatu penyakit,
seberapa sering pemeriksaan tersebut
menunjukkan hasil negatif? (true negative rate)
– Tes dengan spesifisitas tinggi → bila hasilnya
(+), hampir dapat dipastikan orang tersebut
benar-benar memiliki penyakit tsb (cocok untuk
penegakan Dx)
PENJELASAN
PENJELASAN
Kurva ROC / Receiver Operating Characteristic
→ hubungan antara uji sensitivitas dan spesifisitas

• Hasil uji tersebut


akan semakin
baik apabila luas
area dibawah
kurva (Area
Under Curve)
semakin besar
• Hasil uji akan
jelek apabila
kurva yang
dihasilkan
mendekati garis
baseline atau
garis yang
melintang dari titik
0,0.
PENJELASAN

Analisis Soal
GOLD GOLD
STANDAR STANDAR
(Biopsi +) (Biopsi -)
A
UJI BARU (+) 60 (A) 40 (B) PPV = A + B
UJI BARU (-) 5 (C) 95 (D) D
NPV =
Total 65 135 C+D

SENSITIVITAS SPESIFISITAS
A D 𝟗𝟓
x 100%
𝟏𝟑𝟓
A+C B+ D
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. 60 / 65
C. 60 / 100
D. 95 / 100
E. 60 / 135
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Hasil penelitian uji widal dalam diagnosa
demam tfoid:
Kultur (+) Kultur (-)

Widal (+) 60 40

Widal (-) 5 95

Nilai spesifisitas ?

A. 95 / 135
KEYWORDS
• Tn. Timor, usia 35 tahun dibawa ke IGD
• Mengalami KLL dan kehilangan banyak darah
sehingga harus segera dilakukan transfusi darah.
• Tetapi keluarga pasien menolak karena alasan
bertentangan dengan kepercayaan aliran agama
mereka.
• Dokter tetap melakukan tindakan transfusi agar
pasien selamat.
Apakah prinsip bioetika yang menjadi dilema
pada kasus di atas?
JAWABAN

C. Non Maleficence -
Autonomy
PENJELASAN

Kaidah Dasar Bioetik


Beuchamp & Childress (2001)

Beneficence

• Dokter mengupayakan yang ‘terbaik’ untuk pasien.


• Sering dalam kondisi dokter memiliki banyak waktu dan
banyak pilihan untuk memilih yang terbaik.
• Contoh: memberikan obat generic, menyempatkan edukasi
ke pasien, membuat rujukan yang dianggap perlu

Non-maleficence

• First do no harm.
• Sering dalam keadaan CITO.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis

Beuchamp TL, Childress JF. The principle of biomedical ethics, ed. 3rd. New York : Oxford University Press; 2001.
Kaidah Dasar Bioetik
Beuchamp & Childress (2001)

Autonomi

• Dokter menghormati hak/ keputusan pasien (yang


kompeten).
• Contoh: menjaga rahasia medis pasien, melakukan
informed consent

Justice

• Dokter memegang prinsip sama rata.


• Menghormati hak masyarakat/ kepentingan bersama.
• Prinsip keadilan.
• Contoh: dokter memberikan pelayanan medis yang sama
dengan pasien yang berbeda suku maupun agama.
Beuchamp TL, Childress JF. The principle of biomedical ethics, ed. 3rd. New York : Oxford University Press; 2001.
PENJELASAN

Analisis Soal
• Kondisi gawat darurat → KLL dan bleeding
massif
• Perlu tindakan Transfusi (CITO)
• Keluarga pasien menolak (pemegang autonomi
pasien) karena tidak sesuai dengan kepercayaan
• Dokter tetap melakukan demi menyelamatkan
pasien (kalau tidak dilakukan akan lebih
mencelakakan pasien (do no harm) →
kemungkinan pasien meninggal karena shock
hemoragik)
→ Autonomy vs Non-Maleficence
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Beneficence - Autonomy
B. Autonomy - Justice
D. Non Maleficence - Beneficence
E. Justice - Non Maleficence

• Pilihan lain kurang tepat. Penjelasan sesuai


slide sebelumnya
KESIMPULAN
• Tn. Timor, usia 35 tahun dibawa ke IGD
• Mengalami KLL dan kehilangan banyak darah
sehingga harus segera dilakukan transfusi darah.
• Tetapi keluarga pasien menolak karena alasan
bertentangan dengan kepercayaan aliran agama
mereka.
• Dokter tetap melakukan tindakan transfusi agar
pasien selamat.

Maka, prinsip bioetika yang menjadi dilemma


adalah
C. Non Maleficence -
Autonomy
KEYWORDS

• Wanita, 55 tahun
• Perut terasa kembung
• Tidak kentut maupun BAB sejak 4 hari lalu → pikirkan
ileus
• Distensi abdomen +, darm contour +, darm
steifung +, bising usus meningkat, suara metalik +
• BNO: herring bone & step ladder

DIAGNOSIS >> ILEUS OBSTRUKTIF

JAWABAN

C. Pasang NGT
PENJELASAN

Ileus
• Keadaan dimana usus tidak dapat meneruskan
isi lumen ke tempat yang lebih distal
• Terdiri atas 2 jenis
• Obstruktif → terdapat sumbatan pada lumen usus,
otot peristaltik bekerja
• Paralitik → tidak ada sumbatan, otot peristaltik
tidak bekerja
PENJELASAN

Ileus

Ileus Obstruktif Ileus Paralitik


Biasanya jarang,
Muntah Sering kecuali sudah sangat
lama
Nyeri perut Ada Tidak ada
Bising usus Meningkat Menurun
Dilatasi usus proksimal, Dilatasi usus proksimal
Dilatasi usus
distal tidak ada udara + distal
Gambaran step ladder, Gambaran air-fluid level
BNO
herring bone yang panjang
PENJELASAN

Ileus Obstruktif
• Manifestasi klinis
• Nyeri perut akut → biasanya periumbilikus, bersifat
hilang timbul
• Mual muntah
• Tanda dehidrasi
• Distensi abdomen → hipertimpani pada perkusi
• Darm contour (+), darm steifung (+)
PENJELASAN

Ileus Obstruktif
• Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium
• Darah rutin → mencari etiologi infeksi, autoimun
• Elektrolit → dd/ ileus paralitik dapat disebabkan oleh
hipokalemia
• Pencitraan
• Foto BNO 3 posisi → untuk konfirmasi diagnosis, hasil
menunjukkan herring bone sign, dan gambaran step
ladder
• CT Scan → untuk karakterisasi penyebab dan derajat
keparahan
PENJELASAN

Ileus Obstruktif
• Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium
• Darah rutin → mencari etiologi infeksi, autoimun
• Elektrolit → dd/ ileus paralitik dapat disebabkan oleh
hipokalemia
• Pencitraan
• Foto BNO 3 posisi → untuk konfirmasi diagnosis, hasil
menunjukkan herring bone sign, dan gambaran step
ladder
• CT Scan → untuk karakterisasi penyebab dan derajat
keparahan
PENJELASAN

Ileus Obstruktif

Gambaran step-ladder Gambaran Herring bone


PENJELASAN

Ileus Paralitik

Gambaran distensi gas


uniform dan menyeluruh
TATALAKSANA

Ileus Obstruktif
• Tata laksana
• Dekompresi dengan NGT → tata laksana awal
• Pemasangan kateter urin → pantau derajat dan
koreksi dehidrasi
• Rehidrasi dengan IV line
• Pembedahan → tata laksana definitif
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Laparotomi → tata laksana definitif


B. Infus cairan kristaloid → bukan tata laksana
awal, dapat diberikan untuk koreksi dehidrasi
D. Nasal canul O2 3 lpm → tidak dibutuhkan bila
tidak ada tanda hipoksia/sesak
E. Pasang kateter urin → bukan tata laksana
awal, dapat diberikan untuk pemantauan
rehidrasi
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 55 tahun
• Perut terasa kembung
• Tidak kentut maupun BAB sejak 4 hari lalu → pikirkan
ileus
• Distensi abdomen +, darm contour +, darm
steifung +, bising usus meningkat, suara metalik +
• BNO: herring bone & step ladder

DIAGNOSIS >> ILEUS OBSTRUKTIF


Maka tata laksana awal yang tepat pada kasus ini adalah

C. Pasang NGT
KEYWORDS

• Wanita, 25 tahun
• Nyeri dada terbakar tembus punggung → pyrosis
• Sesak napas
• Rasa pahit di mulut
• Sering konsumsi kopi dan coklat

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

A. Penyakit refluks
gastroesofagus
PENJELASAN

GERD
• Singkatan dari Gastroesophageal Reflux
Disease
• Definisi: Naiknya asam lambung ke esofagus
melebihi batas normal sehingga
menimbulkan gejala
• Etiologi: gangguan tonus lower esophageal
sphincter (LES)
• Transient LES relaxation (TLESR)
• Hipotensi LES
PENJELASAN

GERD
Faktor risiko:
• Makanan pedas
• Makanan asam
• Coklat
• Minuman beralkohol
• Fast food
Diadaptasi dari medcomics.com
• Merokok

Patofisiologi GERD:
1. Motilitas esofagus 
2. Disfungsi LES
3. Delayed gastric emptying
PENJELASAN

GERD
• Manifestasi Klinis
• Tipikal
• Pyrosis / heartburn: rasa terbakar di dada
• Regurgitasi: asam lambung naik, jika mencapai mulut
terdapat rasa asam
• Disfagia: nyeri menelan

• Atipikal
• Nyeri dada non-kardio Gejala alarm!!
• Disfagia → sulit menelan
• Suara serak • Odynophagia → nyeri saat
• Batuk menelan
• Perdarahan GI
• Weight loss
• Nyeri dada
PENJELASAN

GERD
• Pemeriksaan Penunjang:
• Monitor pH esofagus 24 jam: pemeriksaan penunjang
terbaik dan paling sensitif untuk GERD, namun sangat sulit
dikerjakan. Harus dilakukan pada kasus refrakter PPI.

• Esophagogastroduodenoscopy: Endoskopi untuk menilai


esophagitis, striktur, maupun Barrett esophagus (dibahas di
slide komplikasi)
• Tidak diperlukan pada pasien dengan gejala tipikal
• Dilakukan pada pasien dengan gejala alarm!! dan kecurigaan
komplikasi

• Manometri esofagus: dilakukan untuk evaluasi pre-operatif,


tidak bermakna untuk diagnosis
Disadur dari American College of Gastroenterology Guidelines 2013:
Diagnosis and Management of Gastroesophageal Reflux Disease
PENJELASAN

GERD
• Komplikasi
• Esofagitis erosiva → dinilai dengan endoskopi
• Striktur esofagus → penyempitan esofagus, dinilai dengan
endoskopi
• Barrett esofagus → metaplasia epitel skuamosa berlapis
esophagus menjadi epitel kolumnar selapis
• Adenokarsinoma esofagus

Barrett Esofagus +
GERD Barrett Esofagus Adenokarsinoma
displasia
PENJELASAN

Komplikasi GERD

Esofagitis Erosiva Striktur esofagus


PENJELASAN

Komplikasi GERD

Barret’s Esophagus Barret’s Esophagus +


Adenocarcinoma
TATALAKSANA

GERD
• Terapi gaya hidup
• Penurunan berat badan
• Hindari makan 2-3 jam sebelum tidur
• Elevasi kepala saat tidur
• Hilangkan sumber makanan pencetus refluks (coklat, kopi,
alkohol, makanan asam/pedas)

• Terapi farmakologi
• Proton pump inhibitor (PPI, -prazole) selama 8 minggu 30-
60 menit ante coenam → mulai dari 1x/hari jika tidak
merespon dapat dinaikkan hingga 2x/hari
• H2 receptor antagonist (mis. Ranitidine) boleh digunakan
sebagai tambahan

PPI aman untuk pasien hamil!


TATALAKSANA

GERD
Proton-pump inhibitor Dosis Dewasa

Omeprazole 20-40 mg/hari

Lansoprazole 15-30 mg/hari

Pantoprazole 20-40 mg/hari

Esomeprazole 20-40 mg/hari

Rabeprazole 20 mg/hari

Dexlansoprazole 30-60 mg/hari

PPI aman untuk pasien hamil!


PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Ulkus gaster → terdapat nyeri perut pada ulu hati


terutama segera setelah makan, dapat disertai
hematemesis, dibuktikan dengan endoskopi
C. Ulkus duodenum → terdapat nyeri perut terutama
beberapa jam setelah makan, dapat disertai
hematemesis, dibuktikan dengan endoskopi
D. Sindrom dispepsia → ditandai dengan rasa mual,
kembung, tidak nyaman pada abdomen
E. Penyakit jantung koroner → ditandai dengan rasa
nyeri dada, abnormalitas pada EKG/enzim jantung
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 25 tahun
• Nyeri dada terbakar tembus punggung → pyrosis
• Sesak napas
• Rasa pahit di mulut
• Sering konsumsi kopi dan coklat

Maka diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah

A. Penyakit refluks
gastroesofagus
KEYWORDS

• Pria 23 tahun
• Benjolan hilang timbul pada selangkangan
• Latihan angkat beban (meningkatkan tekanan intra
abdominal)
• Benjolan teraba saat pasien mengejan
• Mual muntah dan nyeri disangkal (mengekslusi
gangguan pasase berarti bukan inkarserata dan tidak
nyeri → bukan strangulata)

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

A. Hernia inguinalis
lateralis sinistra reponibilis
PENJELASAN

Hernia
Definisi
• merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu
rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan
Letak Pria Wanita

Inguinal 97% 50%

Femoral 2% 34%

umbilicalis 1% 16%
PENJELASAN

Etiologi Hernia
Tekanan Meningkat pada Dinding Abdomen
• Mengangkat beban berat
• Batuk – PPOK, Pertusis (pada anak)
• Tahanan saat miksi – BPH atau karsinoma
• Tahanan saat defekasi – konstipasi atau obstruksi usus besar
• Distensi abdomen – yang mungkin mengindikasikan adanya gangguan
intraabdomen
• Perubahan isi abdomen, misalnya : adanya asites, tumor jinak atau ganas,
kehamilan, lemak tubuh.

Kelemahan Dinding Abdomen


• Umur yang semakin bertambah
• Malnutrisi–baik makronutrien (protein, kalori) atau mikronutrien (misalnya: Vit. C)
• Kerusakan atau paralisis dari saraf motorik
• Abnormal metabolisme kolagen.
• Struktur kongenital yang tak menutup
Buku Ajar Ilmu Bedah
PENJELASAN

Hernia Inguinalis Lateralis VS Hernia


Inguinalis Medialis

HIL HIM
PENJELASAN

Hernia Inguinalis Lateralis


PENJELASAN

Pemeriksaan
Hernia

Zieman’s technique Finger Test


• Jari telunjuk diletakkan pada annulus
inguinalis internus
• Jari tengah pada anulus inguinalis Pasien diminta mengejan →
eksternus bila terasa ada sesuatu yang
• Jari manis pada area canalis femoralis menekan di ujung jari
telunjuk → HIL
Petunjuk
• Pasien diminta mengejan Bila ada yang menekan
• Bila terasa pada jari telunjuk → HIL bagian medial jari telunjuk →
• Jari tengah → HIM HIM
• Jari manis → Hernia femoralis
TATALAKSANA

Konservatif
• Tangani faktor Pencentus
• Hernia Belt
Operatif
• Herniotomi (pada anak-anak)
• Kantung hernia dipotong dan dikeluarkan
• Herniorafi (Herniotomi + repair of the posterior wall)
• Bassini Repair
• Mengikat leher hernia dan menggantungkan ke conjoint tendon
• Hernioplasty
• Herniotomi dilanjutkan dengan repair dinding posterior
menggunakan mesh sintetis sebagai penahan
PILIHAN JAWABAN LAIN

• B. Hernia inguinalis medialis sinistra reponibilis


• Medialis tidak masuk skrotum
• C. Hernia inguinalis lateralis sinistra
irreponibilis
• Hanya teraba saat mengejan berarti bukan
irreponibilis
• D. Hernia inguinalis medialis sinistra
irreponibilis
• Medialis tidak masuk skrotum
• E. Hernia skrotalis ireponibilis
• Hanya teraba saat mengejan berarti bukan
irreponibilis
KESIMPULAN

• Pria 23 tahun
• Benjolan hilang timbul pada selangkangan
• Latihan angkat beban (meningkatkan tekanan intra
abdominal)
• Benjolan teraba saat pasien mengejan
• Mual muntah dan nyeri disangkal (mengekslusi
gangguan pasase berarti bukan inkarserata dan tidak
nyeri → bukan strangulata)

Maka, diagnosis yang tepat adalah

A. Hernia inguinalis
lateralis sinistra reponibilis
KEYWORDS

• Pria, 21 tahun
• Lemas beberapa hari terakhir
• Pusing, mual, dan penurunan nafsu makan
• Konjunctiva pucat
• Hb: 8 g/dL (anemia), MCV 110 fL (meningkat →
makrositik) MCH 45 pg (normal 27-33 → meningkat)
• Apusan darah tepi → poikilositosis, makroovalosit,
dan hipersegmentasi neutrofil

Apakah tata laksana yang sesuai?


JAWABAN

D. Pemberian suplemen Vitamin


B12 dan Asam Folat
PENJELASAN

Anemia
• Anemia: Kekurangan Hb
• Disebut anemia (menurut WHO) bila:
• Laki-laki Hb<13 g/dL
• Perempuan Hb<12 g/dL
• Gejala
• 4L
• Lemah
• Letih
• Lesu
• Lunglai
• Pucat
PENJELASAN

Anemia
• Pembagian Anemia
• Anemia mikrositik hipokromik
• Anemia normositik normokromik
• Anemia makrostik
• Megaloblastik
• Non megaloblastik
PENJELASAN

Anemia
Mikro Hipo Normo Normo Makro

• MCV < 80 fL • MCV 80-100 fL • MCV>100 fL


• Anemia • Anemia • Megaloblastik
defisiensi besi perdarahan • Defisiensi
• Thallasemia • Anemia B12
• Anemia hemolitik • Defisiensi
Penyakit • Anemia folat
Kronis aplastik • Non-
• Anemia megaloblastik
Sideroblasitk • Penyakit liver
• Alkohol
PENJELASAN

Anemia Makrositik

PAPDI
Toronto Notes 2015
PENJELASAN

Anemia Defisiensi B12


Patofisiologi

• Vitamin B12 (Cobalamin) → dibutuhkan untuk


pembentukan RBC
• Diserap di ileum
• Agar stabil Vit. B12 membutuhkan faktor intrinsik
(yang disekresikan oleh sel parietal)
• Pada kasus adanya autoantibodi pada sel parietl
atau gastrektomi → faktor intrinsik berkurang →
penyerapan vitamin B12 terganggu (disebut
sebagai anemia pernisiosa)
PENJELASAN

Anemia Defisiensi B12


Manifestasi klinis

• Melibatkan simptom neurologis (tidak


ada pada defisiensi folat)
• Cerebral: confusion, delirium,
demensia
• Mata:atrofi optik (jarang)
• Gangguan propriosepsi
• Neuropati perifer: kesemutan
PENJELASAN

Anemia Defisiensi B12

Pemeriksaan laboratorium
• MCV>100 fL
• Kadar serum B12 rendah
• Apusan darah: oval makrosit dan
hypersegmented neutrophils.
• Schilling test (membedakan anemia
pernisiosa dan anemia defisiensi B12
karena etiologi lain)
PENJELASAN

Anemia Defisiensi B12

Hypersegmented
Oval Makrosit Neutrophil
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Pemberian tablet besi → terapi ADB


• B. Transfusi PRC → diberikan bila Hb<7 g/dL
• C. Pemberian Prednison → terapi AIHA tipe
warm
• E. Pemberian Eritropoietin → terapi anemia
pada penyakit ginjal
KESIMPULAN
• Pria, 21 tahun
• Lemas beberapa hari terakhir
• Pusing, mual, dan penurunan nafsu makan
• Konjunctiva pucat
• Hb: 8 g/dL (anemia), MCV 110 fL (meningkat →
makrositik) MCH 45 pg (normal 27-33 →
meningkat)
• Apusan darah tepi → poikilositosis, makroovalosit,
dan hipersegmentasi neutrofil

Maka, tatalaksana yang sesuai adalah

D. Pemberian suplemen Vitamin


B12 dan Asam Folat
KEYWORDS

• Laki-laki, 65 tahun
• Benjolan leher sejak 8 bulan, progresif membesar dan
bertambah banyak
• Penurunan BB, badan meriang, keringat malam
hari
• PF : massa multipel a/r regio colli, kenyal, mobile, NT
(-)
• FNAB → gambaran owl’s eye (Reed-Stenberg cell)

DIAGNOSIS??
JAWABAN

D. Limfoma Hodgkin
PENJELASAN

Limfoma
• Definisi: keganasan yang menyerang
jaringan limfoid (limfonodus, timus, lien)
• Klasifikasi
– Hodgkin lymphoma
• Klasik
• Nodular lymphocyte predominant
– Non-hodgkin lymphoma
• Sel B
• Sel T
PENJELASAN

Limfoma Hodgkin vs Non-Hodgkin


Hodgkin Non-Hodgkin
Sel Sel Reed-Sternberg,
85% sel B, 15% sel T
Neoplastik sel B germinal
Usia Biasanya <40 tahun Biasanya >60 tahun
Dimana saja, sering
Upper body (leher lokasi mulai dari lokasi yang
Lokasi
tersering) tidak terlihat (mis.
Intraabdomen)
Unisentris (dimulai dari 1 Multisentris (dimulai >1
Jumlah
KGB) KGB)
Kontinu, mudah
Penyebaran Tidak ada pola yang jelas
diprediksi
Gejala
Sering Jarang
sistemik
PENJELASAN

Limfoma Hodgkin
• Faktor risiko
– Infeksi Virus Epstein-Barr (EBV)
– Obesitas
– Merokok
– Imunosupresi
– Penyakit autoimun
– Aspirin → faktor protektif
PENJELASAN

Limfoma Hodgkin
• Manifestasi klinis
– Limfadenopati
• 60-80% di servikal/supraklavikula
• Biasanya dimulai dari 1 limfonodus kemudian
menyebar secara limfogen ke limfonodi sekitarnya
– Gejala konstitusional
• Demam
• Keringat malam
• Penurunan BB
– Gejala pada massa mediastinum
• Batuk
• Sesak nafas
• Nyeri dada retrosternal
Lokasi limfonodus dimana
Limfoma Hodgkin dimulai
PENJELASAN

Limfoma Hodgkin
• Pemeriksaan Penunjang
– Laboratorium
• Peningkatan LED
– Pencitraan
• Xray paru → massa mediastinum sering ditemukan
secara tidak sengaja pada ro. Paru rutin
• PET/CT scan → massa keganasan akan
menguptake radioisotop gula
– Biopsi Jaringan → penunjang terbaik
• Core needle
• FNAB
PENJELASAN

Biopsi
• Ditemukan sel Reed Sternberg bercampur dengan
infiltrat inflamasi lainnya (mis. Limfosit, eosinofil,
neutrofil, makrofag, dll)

• Sel Reed Sternberg → sel dengan 2 nukleolus pada


lobus nukleus yang terpisah sehingga memiliki
gambaran owl’s eyes,

• Varian sel reed sternberg (RS)


– Hodgkin cell → sel RS mononukleus
– Lacunar cell → nukleus multilobus dan sitoplasma pucat
membentuk ruang kosong (lakuna)
– Sel mumi → nukleus piknotik dengan kromatin yang rusak
PENJELASAN

Sel Reed Sternberg Klasik


2 nukleolus pada lobus nukleus yang terpisah, gambaran owl’s eyes
PENJELASAN

Varian Sel RS

Sel Hodgkin Sel Lakunar Sel Mumi


TATALAKSANA

Limfoma Hodgkin
• Kemoterapi
• Radioterapi
• Pembedahan

• Terapi tergantung pada tipe limfoma,


lokasi limfoma dan stadium limfoma
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Limfangitis → peradangan pada saluran limfe,


biasanya membentuk alur yang hiperemis
pada kulit
B. Limfadenopati akut → kurang spesifik, dapat
merupakan suatu respon imunologis biasa
terhadap infeksi
C. Limfadenopati tuberkulosis → terdapat
demam, penurunan BB, dan ditemukan kuman
BTA (+)
E. Limfoma Non-Hodgkin → penyebaran benjolan
tidak terprediksi, dapat muncul di beberapa
bagian tubuh sekaligus (multisentris)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 65 tahun
• Benjolan leher sejak 8 bulan, progresif membesar
dan bertambah banyak
• Penurunan BB, badan meriang, keringat malam
hari
• PF : massa multipel a/r regio colli, kenyal, mobile,
NT (-)
• FNAB → gambaran owl’s eye (Reed-Stenberg
cell)

Maka, diagnosis yang tepat adalah


D. Limfoma Hodgkin
KEYWORDS

• Wanita 30 tahun
• Keluhan demam diawali menggigil diakhiri keringat
(khas malaria) sejak 3 hari
• KKN di manokwari 2 bulan (faktor risiko)
• Suhu 38 C (demam)
• Hepar 4 jari bawah arkus costae (hepatomegali)
DIAGNOSIS >> MALARIA FALCIPARUM

Apa tata laksana yang sesuai?


JAWABAN

E. Dihidroartemisinin+Piperakuin
+ Primakuin
PENJELASAN

Malaria
Definisi

• Penyakit oleh infeksi parasit plasmodium

Macam-macam plasmodium

• P. Falciparum
• P. Vivax
• P. Ovale
• P. Malariae

Vektor

• Nyamuk Anopheles sp. (betina)


PAPDI
CDC
Buku Saku Penatalaksanaan Malaria
PENJELASAN

Malaria
Manifestasi klinis
• Menggigil (1-2 jam)→ demam tinggi → diaforesis
(berkeringat) → temperatur turun
• Lelah, malaise, nyeri sendi, nyeri otot, mual,
muntah
Pemeriksaan Penunjang
• Apusan Darah Tipis → mengetahui jenis parasit
• Apusan Darah Tebal → Mengetahui jumlah parasit
• RDT → Rapid Diagnostic Test
PENJELASAN

Malaria
PENJELASAN

Malaria
TATALAKSANA

ACT 3 + PQ
1st line
SD
Falciparum
Kina 7 + Doxy
2nd line
7 + PQ SD

ACT 3 + PQ
1st line
14
Malaria tanpa Vivax & ovale
komplikasi Kina 7 + PQ
2nd line
14

Seperti vivax,
Relaps vivax
dosis PQ naik Keterangan
• ACT: (artemisinain –
Malariae ACT 3 hari combination
therapy)atermisinin-
amodiakuin
• PQ: primakuin
TATALAKSANA

IV:
artesunate
Malaria Antimalaria
berat injeksi
IM:
artemether

Kina
Trimester 1
(oral/im/iv)
Hamil
Trimester ACT atau
2/3 artesunate iv

• CATATAN: Guideline Pedoman


tatalaksana Malaria terbaru:
Trimester satu ACT
• Untuk referensi UKMPPD buku
saku ibu → masih menggunakan
Kina
TATALAKSANA

Kemoprofilaksis

Sensitif Klorokuin
• Klorokuin 2 tab/minggu (1 minggu sebelum pergi, selama pergi,
dan 4 minggu setelah kembali)
• Indonesia resisten klorokuin, sehingga pilihan pertama →
doksisiklin
Resisten Klorokuin
• Doksisiklin 1x100 mg tab/hari (1-2 hari sebelum pergi, selama,
dan 4 minggu setelah kembali) → kontraindikasi ibu hamil
• Mefloquine 250 mg 1 tab/minggu (2 minggu sebelum, selama,
dan 4 minggu setelah pulang) →lini pertama ibu hamil
• Atovaquon 250 mg dan Proguanil 100 mg 1 tab per hari (1-2
hari sebelum pergi hingga 7 hari setelah pulang)
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Dihidroartemisinin + Piperakuin
• Kurang primakuin
• B. Kina + tetrasiklin + primakuin
• Bukan pilihan utama
• C. Kina + klindamisin
• menurut pedoman dahulu dan pedoman buku saku
pelayanan ibu di RS → terapi malaria pada ibu
hamil trimester satu
• D. Artesunat + Amodiakuin
• Kurang primakuin
KESIMPULAN

• Wanita 30 tahun
• Keluhan demam diawali menggigil diakhiri keringat
(khas malaria) sejak 3 hari
• KKN di manokwari 2 bulan (faktor risiko)
• Suhu 38 C (demam)
• Hepar 4 jari bawah arkus costae (hepatomegali)
DIAGNOSIS >> MALARIA FALCIPARUM

Maka, tatalaksana yang sesuai adalah

E. Dihidroartemisinin + Piperakuin
+ Primakuin
KEYWORDS

Wanita hamil 17 minggu :


• Keluar darah dari jalan lahir
• Ostium uteri eksternum tertutup
• Uterus sebesar telur ayam → TFU
lebih kecil dari Usia kehamilan

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

C. Abortus Komplit
PENJELASAN
KEYWORDS

Abortus → ancaman atau pengeluaran hasil


konsepsi pada usia kehamilan < 22 minggu (WHO)
atau berat janin < 500 gram

Diagnosis :
• Perdarahan pervagina (dengan atau tanpa
pengeluaran janin)
• Perut nyeri dan kaku
• Serviks terbuka atau tertutup
→ Diagnosis Tegak dengan USG

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu. Kementerian Kesehatan Indonesia


PENJELASAN
KEYWORDS

MACAM-MACAM ABORTUS
PENJELASAN
KEYWORDS
PENJELASAN
KEYWORDS

JENIS TERAPI
ABORTUS

Abortus - Pertahankan kehamilan


iminens - Batasi aktivitas
- Kontrol rutin
Abortus UK < 16 minggu : evakuasi hasil konsepsi
insipien Bila tidak bisa segera : ergometrin 0.2 Mg IM → evakuasi
Dan
Abortus UK > 16 minggu : tunggu pengeluaran konsepsi spontan, bila
inkomplit perlu infus oksitosin 40 IU dalam 1L NaCL 0.9%
Abortus - Tidak perlu evakuasi lagi → observasi kondisi ibu
komplit - Apabila anemia : Tab sulfas ferosus 600 mg/hari
selama 2 minggu
Missed UK < 12 minggu : evakuasi hasil konsepsi
abortion UK 12-16 minggu : pastikan serviks terbuka (atau
pematangan serviks) → dilatasi dan kuretase
UK 16-22 minggu : pematangan serviks (oksitosin 20 Unit
dalam 500 ml NaCl 90%) sampai dengan ekspulsi hasil
konsepsi
PENJELASAN
KEYWORDS

Terapi lanjutan :

AKDR Pasca keguguran :


Sebaiknya direkomendasikan untuk pasien setelah aborsi
spontan atau diinduksi, sebelum kesuburan kembali
(sekitar 14 hari setelah keguguran)
KI : infeksi pelvis, abortus septik
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Abortus imminens → serviks tertutup, TFU


sesuai usia kehamilan
B.Abortus insipien → serviks terbuka, TFU
sesuai usia kehamilan
D.Abortus inkomplit → serviks terbuka, TFU
sesuai usia kehamilan, sudah ada sebagian
jaringan yang keluar
E.Missed abortion → perdarahan (-) serviks
tertutup, TFU lebih kecil dari usia kehamilan
KESIMPULAN

Jadi pada pasien dengan :

• Wanita hamil 17 minggu :


• Keluar darah dari jalan lahir
• Ostium uteri eksternum tertutup
• Uterus sebesar telur ayam →TFU lebih
kecil dari Usia kehamilan

Maka diagnosisnya adalah

C. Abortus Komplit
KEYWORDS

Wanita hamil 29 minggu :


• Penurunan kesadaran
• Sebelumnya kejang, panas di dada, kepala berat
• TD 160/100
• Pemeriksaan refleks normal, tidak ada tanda
perdarahan serebral
DIAGNOSIS >> EKLAMPSIA

Terapi yang sesuai?


JAWABAN

C. Nifedipine dan Magnesium


sulfat
PENJELASAN
KEYWORDS

EKLAMPSIA

• Kejang umum dan atau koma


• Ada tanda dan gejala preeklampsia , yaitu :
• Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada UK >20 minggu
• DAN
• Tes celup urin proteinuria positif / pemeriksaan protein
kuantitatif > 300 mg/24 jam
• ATAU
• Ada keterlibatan organ lain : trombositopenia ,
peningkatan enzim hepar, sakit kepala, gangguan
pertumbuhan janin, oligohidramnion, edema paru, gagal
jantung, oliguria
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (epilepsy,
perdarahan suaraknoid, dan meningitis)

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu. Kementerian Kesehatan


Indonesia
PENJELASAN
KEYWORDS
PENJELASAN
PREEKLAMPSIA PEB Superimposed HT Gestasional HT kronis
RINGAN PE

TD ≥ 140/90 TD ≥ 160/110 HT sebelum UK TD ≥ 140/90 TD ≥ 140/90


setelah UK 20 setelah UK 20 20 minggu setelah UK 20 sebelum
minggu minggu minggu kehamilan

Dan Dan Dan Tanpa Atau


Proteinuria ≥300 Proteinuria ≥2 Onset baru Proteinuria TD tinggi
mg/24 jam atau gr/24 jam atau proteinuria 300 sebelum UK 20
≥1+ pada urin ≥2+ mg/24 jam pada minggu (tidak
tampung 24 jam kehamilan dengan penyakit
trofoblastik
gestasionsal)

Atau Atau
Terganggu HT dan (TD kembali (TD persisten
fungsi organ proteinuria sejak normal < 12 sampai >12
(ginjal, paru, UK <20 minggu minggu minggu
neuorologis, postpartum) postpartum)
janin)
TATA LAKSANA
KEYWORDS

TATALAKSANA UMUM
- Perhatikan ABC
- MgSO4 IV → untuk eklampsia (tatalaksana kejang) dan
Preeklampsia berat (pencegahan kejang)
- Antihipertensi → untuk ibu dengan hipertensi berat selama
kehamilan
PENJELASAN
KEYWORDS
PENJELASAN
KEYWORDS

TATALAKSANA KHUSUS

Hipertensi kronis :
- Sebelumnya sudah diterapi → lanjutkan antihipertensi dan dijaga
TD terkontrol baik
- Berdasarkan rekomendasi PNPK POGI 2016 : TD ≥ 110 diastol
atau ≥ 160 sistol → berikan antihipertensi
- Suplementasi kalsium 1.5-2 g/hari + Apirin 75 mg/hari (sejak UK
20 minggu)

Hipertensi gestasional:
- Bila TD meningkat → tangani sebagai Preeklampsia ringan
- Pantau tekanan darah, urin, dan kondisi janin

Sumber : PNPK Preeklampsia POGI 2016


PENJELASAN
KEYWORDS

Preeklampsia ringan :
- Prevensi dengan aspirin (75
mg/hari) dan suplemen
kalsium (minimal 1 g/hari)
- Bila <37 minggu dan gejala
tidak memburuk →
Manajemen EKSPEKTATIF
(pertahankan kehamilan
sampai aterM)
- Bila ≥37 minggu kehamilan
pertahankan sampai onset
partus
PENJELASAN
KEYWORDS

Preeklampsia Berat :
- Bila <34 minggu +
ibu dan janin stabil
→ ekspektatif
- 1st line : MGSO4
- Pemberian
antihipertensi
direkomendasikan
ooleh POGI 2016
pada pasien
dengan TD ≥ 110
diastol atau ≥ 160
sistol
PENJELASAN
KEYWORDS

EKLAMPSIA
- Pemberian MgSO4 dan antihipertensi
- Terdapi definitif : terminasi kehamilan

→ dimana kondisi eklampsia adalah KI untuk


manajemen ekspektatif
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Magnesium sulfat dan valium → valium adalah


diazepam, bukan sebagai DOC untuk terapi
antikejang pada kehamilan
B.Captopril dan magnesium sulfat → captopril :
antihipertensi kontraindikasi untuk kehamilan
karena teratogenik terutama pada ginjal janin
D.Nifedipine dan furosemide → keduanya
adalah antihipertensi, perlu diberikan antikejang
(MgSO4)
E.Magnesium sulfat dan digoxin → digoxin
adalah antiaritmia
KESIMPULAN

Jadi pada pasien dengan :


• Wanita hamil 29 minggu
• Penurunan kesadaran
• Sebelumnya kejang, panas di dada, kepala berat
• TD 160/100
• Pemeriksaan refleks normal, tidak ada tanda
perdarahan serebral
DIAGNOSIS >> EKLAMPSIA

Maka terapinya yang sesuai adalah

C. Nifedipine dan Magnesium


sulfat
KEYWORDS

• Wanita, 21 tahun
• Nyeri perut bagian bawah sejak 2 hari lalu
• Keputihan dari jalan lahir → fluor albus
• Suhu 39,1oC → pikirkan infeksi/inflamasi
• Nyeri tekan adneksa + → gangguan tubo-ovarium
• Beta-hCG (-) → rule out kehamilan ektopik

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

E. PID
PENJELASAN

Pelvic Inflammatory Disease


• Definisi → Infeksi pada rongga panggul
• Etiologi
• IMS → 85%
• Neisseria gonorrhoeae
• Chlamydia trachomatis
• Non-IMS → 15%
• E. coli
• Bacteroides fragilis
• Campylobacter spp.
• Dll

Disadur dari: Berek & Novak Gynecology


PENJELASAN

Pelvic Inflammatory Disease


• Faktor risiko
• Usia <25 tahun
• Multiple partner
• Riwayat IMS / PID sebelumnya
• Instrumentasi serviks → aborsi, pemasangan IUD

• Patogenesis → Infeksi dan kolonisasi


ascending dari endoserviks dengan fokus
infeksi
• Uterus → endometritis
• Tuba fallopi → salpingitis
• Peritoneum → peritonitis
PENJELASAN

Salpingitis Akut
• Bagian dari PID dimana bagian yang
terserang adalah tuba fallopi

• Faktor risiko
• IMS
• Hubungan seks multiple partner
• Penggunaan IUD
PENJELASAN

Salpingitis Akut
• Manifestasi Klinis
• Sekret vagina kuning dan berbau busuk
• Dyspareunia
• Dysmenorrhea
• Chandelier sign → nyeri goyang porsio
• Nyeri pelvis
• Poliuria
PENJELASAN

Salpingitis Akut
• Pemeriksaan penunjang
• Kultur urin → salpingitis sering disertai ISK
• Pemeriksaan swab vagina → deteksi patogen
penyebab
• USG
• HSG → identifikasi patensi tuba
• Laparoskopi
TATALAKSANA

Salpingitis Akut
• Antibiotik
• Regimen 1
• Clindamycin 900 mg IV setiap 8 jam DAN
• Gentamisin 2 mg/kg IV atau IM loading dose → diikuti rumatan
1,5 mg/kg setiap 8 jam
• Regimen 2
• Cefotetan 2 g IV setiap 12 jam DAN
• Doksisiklin 100 mg PO atau IV setiap 12 jam

• Operasi laparoskopik → pada komplikasi abses,


adhesi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Appendisitis → sekret vagina pada kasus


mengarahkan lebih ke gangguan organ
reproduksi
B. Ruptur kista ovarium → terjadi gangguan
hemodinamik, tidak menyebabkan keputihan
C. Torsio ovarium → nyeri hebat mendadak,
biasanya unilateral, tidak menyebabkan
keputihan
D. Kehamilan ektopik → telah dirule out
berdasarkan pemeriksaan beta-hCG
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 21 tahun
• Nyeri perut bagian bawah sejak 2 hari lalu
• Keputihan dari jalan lahir → fluor albus
• Suhu 39,1oC → pikirkan infeksi/inflamasi
• Nyeri tekan adneksa + → gangguan tubo-ovarium
• Beta-hCG (-) → rule out kehamilan ektopik

Maka diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah

E. PID
KEYWORDS

Wanita , G1P0A0, usia kehamilan 31 minggu

• Nyeri perut dan keluar darah merah gelap


dari vagina
• Sebelumnya jatuh di kamar mandi
• DJJ 100 x/menit

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

E. Abruptio Plasenta
PENJELASAN
KEYWORDS

Perdarahan antepartum
→ Perdarahan pada UK >22 minggu namun sebelum
ada onset peraslinan

→ Dikategorikan berat jika:


- Darah yang hilang >1000 cc
- Nadi >120x/menit
- TD sistolik <100 mmHg
- Kesadaran pasien terganggun
- Perfusi ke perifer menurun

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu. Kementerian Kesehatan


Indonesia
PENJELASAN
KEYWORDS

TATALAKSANA UMUM
- Perhatikan dan stabilisasi ABC (jaga jalan napas,
pemberikan oksigen adekuat, dan resusitasi
cairan)
- Mencari penyebab dari perdarahan melalui
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang →
dilanjutkan dengan terapi sesuai penyebab
- Pilihan terapi ekspektatif atau aktif disesuaikan
dengan usia kehamilan, kondisi ibu dan janin
PENJELASAN
KEYWORDS

JENIS JENIS ANTERPARTUM HEMORAGIA


DIAGNOSIS GEJALA TATALAKSANA KHUSUS

Solusio / - Perdarahan → RUJUK


Abruptio warna merah - Ibu stabil → terapi sesuai kondisi janin:
plasenta kehitaman 1. DJJ normal → SC
- Nyeri intermiten 2. DJJ abnormal → pervaginam segera /
atau menetap SC
- Gawat janin 3. DJJ (-) → pervaginam
- Uteru tegang dan - Ibu tidak stabil → SC
nyeri

Plasenta - Perdarahan warna Janin <37 minggu (ibu dan janin stabil) →
previa merah segar terapi konservatif (berikan tokoliti dan steroid
- Tanpa nyeri untuk pematangan paru)
- Bagian terendah
janin belum masuk Janin >37 minggu / janin dan atau ibu kondisi
PAP tidak stabil → terapi aktif / Lahirkan
PENJELASAN
KEYWORDS

DIANGOSIS GEJALA TATALAKSANA KHUSUS


Vasa previa - Perdarahan - Persalinan cepat (terutama pada
minimal / sedang, janin yang tidak stabil)
bewarna
kemerahan
- Tidak dengan
nyeri / nyeri
minimal
- Janin : bradikardi
relatif

Ruptur uterus - Perdarahan Persalinan cepat (terutama pada janin


segera yang tidak stabil)
- Nyeri perut hebat
- Kontraksi hilang
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Plasenta Previa → APH pada usia kehamilan


> 22 minggu darah merah segar, tanpa nyeri
B.Vasa Previa → APH pada usia kehamilan > 22
minggu darah merah segar, bradikardi relatif
pada janin, tanpa nyeri
C.Abortus insipien → perdarahan sebelum usia
kehamilan 22 minggu, dilatasi serviks (+)
D.Mola Hidatidosa → perdarahan sebelum usia
kehamilan 22 minggu, mual muntah hebat,
HCG>>>, USG : honey comb appearance
KESIMPULAN

Jadi pada pasien dengan :


• Wanita , G1P0A0, usia kehamilan 31 minggu
• Nyeri perut dan keluar darah merah gelap
dari vagina
• Sebelumnya jatuh di kamar mandi
• DJJ 100 x/menit

Maka diagnosisnya adalah

E. Abruptio Plasenta
KEYWORDS

• Wanita, 26 tahun, G1P0A0, UK 10 minggu


• ANC Rutin
• Belum pernah menerima vaksinasi
• Dokter memberikan vaksin TT pertama

JAWABAN

B. 4 minggu dari sekarang


PENJELASAN

Vaksinasi Tetanus pada


kehamilan
• Tujuan: mencegah infeksi tetanus neonatorum
• Dosis: 0,5 mL IM di lengan atas
PENJELASAN

Imunisasi Pertama / Status


Imunisasi tidak diketahui
• Tujuan: mencegah infeksi tetanus neonatorum
• Dosis: 0,5 mL IM di lengan atas
PENJELASAN

Pernah diimunisasi

Disadur dari: Buku saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. 1 minggu dari sekarang → 4 minggu dari TT


pertama
C. 6 minggu dari sekarang → 4 minggu dari TT
pertama
D. 6 bulan dari sekarang → 4 minggu dari TT
pertama
E. 1 tahun setelah melahirkan → 4 minggu dari
TT pertama
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 26 tahun, G1P0A0, UK 10 minggu
• ANC Rutin
• Belum pernah menerima vaksinasi
• Dokter memberikan vaksin TT pertama

Maka jadwal imunisasi TT berikutnya adalah

B. 4 minggu dari sekarang


KEYWORDS

• Wanita, 23 tahun, G1P0A0, UK 15 minggu


• IgG dan IgM Toksoplasma reaktif
• Memelihara 3 kucing

DIAGNOSIS >> TOXOPLASMOSIS PADA


KEHAMILAN

JAWABAN

D. Spiramisin
PENJELASAN

Toksoplasmosis pada kehamilan

• Etiologi: Toxoplasma gondii


• Vektor: kucing, babi, kambing
• Transmisi
• Kontak dengan tinja hewan terinfeksi
• Konsumsi makanan/minuman yang terkontaminasi
atau mentah
• Kontak dengan tanah yang terkontaminasi kotoran
hewan terinfeksi
PENJELASAN

Siklus Hidup
• Fase Infektif
• Kista pada
daging yang
tidak matang
• Ookista pada
kotoran
hewan

• Fase
diagnostik →
takizoit dalam
darah
PENJELASAN

Imunologi Toksoplasmosis

• IgM
• Muncul 2 minggu setelah infeksi
• Bertahan bertahun-tahun
• IgM (+) → BELUM TENTU INFEKSI AKUT

• IgG
• Muncul 6-8 minggu setelah infeksi
• Bertahan selama bertahun-tahun
• IgG (+) → BELUM TENTU INFEKSI KRONIK
PENJELASAN

Toksoplasmosis pada kehamilan

• Manifestasi Klinis
• 80% tidak memiliki gejala
• Limfadenopati bilateral, simetris, biasanya di
servikal
• Chorioretinitis

Mayoritas toksoplasmosis didiagnosis


berdasarkan hasil screening TORCH
• Toksoplasma
• Rubella
• Cytomegalovirus
• Herpes
PENJELASAN

Toksoplasmosis pada kehamilan

• Pemeriksaan penunjang
• ELISA → Deteksi IgM dan IgG Toksoplasma
1. IgM non reaktif, IgG non reaktif → tidak ada infeksi
toksoplasma
2. IgM (+), IgG non reaktif → sugestif infeksi akut
3. IgM (+). IgG (+) → mungkin akut maupun kronik
4. IgM non reaktif, IgG (+) → sugestif reaktivasi

• Tes aviditas IgG


• Aviditas tinggi → infeksi kronik (>4 bulan)
• Aviditas rendah → tidak berguna secara diagnostik
(aviditas rendah juga bisa ditemukan pada infeksi kronik)
PENJELASAN

Toksoplasmosis pada kehamilan

• Pemeriksaan penunjang
• Histopatologi → spesimen dapat diambil dari darah,
sputum, cairan amnion, CSF
• Takizoit pada infeksi akut
• Kista pada infeksi laten atau reaktivasi

• PCR Cairan amnion → merupakan pemeriksaan


penunjang yang memprediksi toksoplasomosis
kongenital
• PCR (+) → risiko tinggi (biasanya pada infeksi akut)
• PCR (-) → risiko rendah (biasanya pada infeksi kronik)
PENJELASAN

Pemeriksaan Serologi
PENJELASAN

Komplikasi pada Janin


• Tetrad Sabin
1. Hidrosefalus
2. Kalsifikasi
intrakranial
3. Korioretinitis
4. Gangguan
psikomotor
TATALAKSANA

Toksoplasmosis pada Kehamilan


• Tata laksana tergantung usia kehamilan
• UK <18 minggu
• Spiramisin
• Lakukan PCR cairan amnion
• PCR positif → pirimetamin-sulfadiazin + asam folinat hingga
persalinan
• PCR negatif → teruskan spiramisin hingga persalinan

• UK ≥18 minggu
• Pirimetamin-Sulfadiazin + asam folinat
• Lakukan PCR cairan amnion
• PCR positif → pirimetamin-sulfadiazin + asam folinat hingga
persalinan
• PCR negatif → ganti spiramisin / teruskan pengobatan
pirimetamin-sulfadiazin + asam folinat hingga persalinan
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Pirimetamin
B. Cotrimoxazole
C. Ceftriaxone
E. Sulfadiazine

Jawaban lain tidak sesuai, penjelasan di slide ☺


KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 23 tahun, G1P0A0, UK 15 minggu
• IgG dan IgM Toksoplasma reaktif
• Memelihara 3 kucing

DIAGNOSIS >> TOXOPLASMOSIS PADA


KEHAMILAN

Maka tata laksana yang tepat pada kasus ini adalah

D. Spiramisin
KEYWORDS

• An. T, laki-laki, 13 tahun


• Cepat haus, nafsu makan meningkat,
peningkatan frekuensi BAK terutama malam
hari (trias klasik DM → polifagia, polidipsia,
poliuria)
• BB turun 3 kg dalam 1 bulan
• GDS 330 mg/dl

DIAGNOSIS >> DM TIPE I DD/ TIPE II


JAWABAN

B. C-Peptida
PENJELASAN
KEYWORDS

DIABETES MELITUS TIPE 1

• Kerusakan sel ß pankreas oleh autoimun atau


idiopatik
• Puncak insidens pada anak usia 5-6 tahun dan 11 tahun

• Keyword DM tipe 1: anak dengan enuresis


nocturnal atau anak dengan dehidrasi sedang-
berat tetapi masih ditemukan diuresis (poliuria),
nafas Kussmaul, bau keton (+) / fruity odor →
tanda telah terjadi KAD (Emergensi)
Sumber : KONSENSUS DM TIPE 1 IDAI 2015
PENJELASAN
KEYWORDS

DIABETES MELITUS TIPE 1


Pemeriksaan penunjang :
• GDS > 200 mg/dl, GDP > 126 mg/dl, G2PP > 200
mg/dl
• C-peptida untuk melihat fungsi sel beta residu
• HbA1c
• Glukosuria (tidak spesifik)

• Penanda autoantibodi : glutamicacid decarboxylase


65 autoantibodies (GAD); tyrosine phosphataselike
insulinoma antigen 2 (IA2); insulin autoantibodies (IAA);
dan β cellspecific zinc transporter 8 autoantibodies
(ZnT8)
Sumber : KONSENSUS DM TIPE 1 IDAI 2015
PENJELASAN
KEYWORDS

DIABETES MELITUS TIPE 1

• C-Peptida diproduksi dalam jumlah yang seimbang


dengan insulin dan dapat digunakan untuk mengukur
kadar insulin pada pasien DM. Dalam praktik klinis,
pengukuran sekresi C-Peptida dapat membantu
menentukan tipe (tipe 1 dan tipe 2) dan tatalaksana
pada pasien diabetes.

• Kadar normal : 0,8 – 3,1 ng/mL

• Spesimen diambil dari serum pasien puasa

Sumber : JonesAG, Hattersley AT, 2013, The clinical utility of C-peptide measurement in the care of
patients with diabetes, Diabet. Med. 30, 803–17
PENJELASAN
KEYWORDS

DIABETES MELITUS TIPE 1

Sumber : PPM IDAI


TATALAKSANA
KEYWORDS

DIABETES MELITUS TIPE 1

Tatalaksana (seumur hidup) :

- Pemberian insulin (dosis anak : 0.7-1 U/kg/hari),


- Pengaturan makan
- Olahraga
- Edukasi
- Home monitoring (pemantauan mandiri)

Sumber : KONSENSUS DM TIPE 1 IDAI 2015


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. HbA1c → tidak dapat membedakan DM tipe 1


dan 2
C. Kadar insulin dalam darah → kurang tepat
karena insulin mengalami first pass metabolism
D. GDP → tidak dapat membedakan DM tipe 1 dan
2
E. Hormon kortisol → tidak sesuai
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• An. T, laki-laki, 13 tahun
• Cepat haus, nafsu makan meningkat,
peningkatan frekuensi BAK terutama malam
hari (trias klasik DM → polifagia, polidipsia,
poliuria)
• BB turun 3 kg dalam 1 bulan
• GDS 330 mg/dl

DIAGNOSIS >> DM TIPE I DD/ TIPE II


Maka, pemeriksaan selanjutnya yang tepat
adalah
B. C-Peptida
KEYWORDS
• Laki-laki, 48 tahun
• Bentuk wajah berubah, kepala membesar, jari-
jari tangan & kaki membesar
• Sakit kepala pagi hari saat bangun tidur
• Sering tersandung → gangguan penglihatan
• TD 130/95
• Hemianopsia bitemporal, frontal bossing (+),
macrognathia, macroglossia, tangan dan kaki
membesar

DIAGNOSIS DAN ETIOLOGI??


JAWABAN

D. Akromegali e.c. kelebihan


GH e.c. adenoma pituitari
PENJELASAN
AKROMEGALI
• Kondisis yang umumnya disebabkan oleh
adenoma hipofisis (>95%) menyebabkan
sekresi growth hormone berlebihan
– Sebab lain yang jauh lebih jarang: tumor
neuroendokrin, sindrom paraneoplastik
• Pada orang dewasa, setelah lempeng epifisis
menutup, penyakit ini menimbulkan
manifestasi berupa tangan & kaki
bertambah besar, coarse facies, dan
pertumbuhan patologis organ internal
• Jika terjadi pada anak, sebelum penutupan
lempeng epifisis, disebut gigantisme
PENJELASAN
AKROMEGALI
• Patofisiologi
– Overproduksi GH → serum IGF-1 tinggi →
overstimulasi pertumbuhan & proliferasi
sel
– Symptoms of mass effect → penekanan
kiasma optikum
– Gangguan sekresi hormon pituitari lain
(terutama gonadotropin → penurunan
estrogen & testosteron)
PENJELASAN
AKROMEGALI
• Gejala → Pembesaran tulang & jaringan lunak akut
1. Tumor mass effect: nyeri kepala, hemianopsia
bitemporal, paresis nervus kranial, oligomenorrhea,
disfungsi ereksi
2. Soft tissue effects: makroglossia, hiperhidrosis,
suara semakin berat, OSA
3. Skeletal effect: Tangan & kaki besar, frontal
bossing, macrognathia, lingkar kepala bertambah
4. Cardiovascular disease: hipertensi, LVH,
kardiomipati
• PF:
– Hipertensi diastolik
– Diabetes mellitus (akibat properti glukoneogenik
growth hormone)
PENJELASAN
AKROMEGALI
• Evaluasi Diagnostik
– Insulin growth-like factor 1 (serum IGF-1)
meningkat
– MRI/CT → pelebaran sella turcica
– Lab: hiperglikemi
• Tata Laksana: Transphenoidal surgery &
radiation; ocreotide (analog somatostatin
(untuk tumor refrakter)
AKROMEGALI – clinical
features
PENJELASAN

GIGANTISME
• Terjadi sebelum lempeng epifisis menutup
• Sering disebabkan adenoma pituitari, genetik.
• Bisa berkaitan dengan sindrom lain, seperti
McCune Albright Syndrome, neurofibromatosis,
dll.
• Manifestasi:
– Pertumbuhan lebih dari normal/ sebaya. Ada
penambahan tinggi
– Delay puberty.
– Serupa dengan akromegali namun terjadi pada anak
atau remaja dan pertumbuhan cenderung simetris/
proporsional dibanding akromegali.

http://emedicine.medscape.com/article/1157189-clinical#showall
www.niddk.nih.gov/health-information/health-topics/endocrine/acromegaly/Pages/fact-sheet.aspx
PENJELASAN
GIGANTISME
PENJELASAN

GIGANTISME VS AKROMEGALI

GIGANTISME AKROMEGALI
Overproduksi Saat lempeng Saat epifisis sudah
GH Epifisis masih tertutup
terbuka
Waktu Pada anak/remaja Pada dewasa
Pertumbuhan Simetris Tidak simetris
(tangan-kaki lebih
besar, makroglosia,
makrognatia/ rahang
dan gusi lebih besar)
PENJELASAN

GIGANTISME & AKROMEGALI


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Gigantisme akibat kelebihan GH setelah


lempeng epifisis menutup → pada anak, ada
pertambahan tinggi, terjadi sebelum lempeng
epifisis menutup
B. Gigantisme akibat kelebihan GH sebelum
lempeng epifisis menutup → pada anak, ada
pertambahan tinggi, terjadi sebelum lempeng
epifisis menutup
C. Gigantisme akibat tumor intrakranial → pada
anak, ada pertambahan tinggi, terjadi sebelum
lempeng epifisis menutup
E. Akromegali akibat kelebihan GH sebelum
lempeng epifisis menutup → akromegali terjadi
setelah lempeng epifisis menutup
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 48 tahun
• Bentuk wajah berubah, kepala membesar, jari-jari
tangan & kaki membesar
• Sakit kepala pagi hari saat bangun tidur
• Sering tersandung → gangguan penglihatan
• TD 130/95
• Hemianopsia bitemporal, frontal bossing (+),
macrognathia, macroglossia, tangan dan kaki
membesar

Maka, diagnosis dan etiologi yang tepat adalah


D. Akromegali e.c. kelebihan
GH e.c. adenoma pituitari
KEYWORDS

• Laki-laki, 35 tahun
• Rambut rontok sangat banyak setiap
menyisir rambut sejak 1 bulan
• Beban kerja tinggi
• PF : rambut tipis difus, hair pull test (+)

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

D. Telogen effluvium
Sumber : FITZPATRICK Ed 8
PENJELASAN
KEYWORDS

TELOGEN EFFLUVIUM

• Karakterisik: rambut rontok difus.


• Umumnya sembuh spontan dalam 3-6 bulan, bahkan
12 bulan.
• Penurunan jumlah persentasi anagen phase dibanding
telogen phase
PENJELASAN
KEYWORDS

TELOGEN EFFLUVIUM

Penyebab:
• Hipo/hipertiroidisme, postpartum
• Defisiensi nutrisi : besi, zinc
• Rapid weight loss, caloric or protein deprivation, ADB
kronis
• Stress : demam, penyakit katabolik (keganasan, infeksi
kronis)
• Stress psikologis ; ansietas, depresi, bipolar
• Idiopatik
Anagen elfuvium : kerontokan akibat gangguan fase
anagen sehingga terjadi distrofi folikel rambut (disebabkan
oleh kemoterapi, intoksikasi merkuri, malnutrisi berat)
TATALAKSANA
KEYWORDS

TATALAKSANA

• Dapat sembuh spontan, penanganan terutama


pada reassurance
• Terapi untuk penyebab reversible seperti poor diet,
defisiensi besi, gangguan hormon tiroid, dan
lainnya
• Penggunaan minoxidil tidak terbukti memberikan
perbaikan pada kasus effluvium telogen
PENJELASAN
KEYWORDS DIAGNOSIS BANDING
Factor Androgenic Alopecia Telogen Alopecia Areata
Effluvium
Hair loss Men : Hamilton- Generalized Usually patchy, but
distribution Norwood can be generalized
Women : Ludwig
Course Gradual onset with Onset abrupt, Onset abrupt, often
progression trigger factor waxes and wanes
with relapses
Appearance Thining with or without Thinning with no Thining with abrupt
bare patches. Bare bare patches bare patches
patches are gradual, not
abrupt

Shedding Minimal Prominent Prominent


Age of onset Puberty or Oder Any age Any age

Pull Test Negative Positive Positive


PENJELASAN
KEYWORDS

Hair pull test


• Normal : 1-2 rambut
rontok setiap 30
rambut
• Positif = 3 rambut
• Alopesia
Androgenik: dapat
positif 3-6 rambut
• Telogen effluvium :
selalu positif ≥6
rambut
PENJELASAN
KEYWORDS

ALOPESIA ANDROGENIK

• Alopesia terpola akibat faktor hormon androgen dan genetik


• Menyebabkan konversi rambut terminal menjadi rambut velus
• Klinis :
• Pada pria penipisan rambut di temporal, frontal/parietal,
verteks, oksipital
• Pada wanita penipisan rambut difus terutama di daerah
frontal/parietal
PENJELASAN
KEYWORDS

POLA KEBOTAKAN ALOPESIA


ANDROGENIK
PENJELASAN
KEYWORDS

ALOPESIA AREATA
• Penyakit autoimun kronis akibat reaktivitas sel T yang
memengaruhi folikel rambut
• Gambaran klinis:
• Sepetak kulit kepala yang botak, bisa multiple maupun single
• Kulit kepala tampak normal
• Rambut bagian distal lebih lebar dibandingkan yang
proksimal “exclamation mark” hair
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Anagen effluvium → salah, karena efluvium


anagen manifestasinya lebih berat, rambut
rontok lebih banyak dan sering berkaitan
dengan pasien kemoterapi
B. Alopesia areata → salah, karena kebotakan
terlokalisir/ pitak area tertentu
C. Alopesia androgenik → salah, karena hal ini
berkaitan dengan penuaan dan rontok dengan
pola tertentu, bukan difus.
E. Dermatitis seboroik → salah, predileksi area
sebasea,krusta kuning berminyak
KESIMPULAN

• Jadi jika menemukan kasus laki-laki, 35


tahun, dengan
• Rambut rontok sangat banyak
setiap menyisir rambut sejak 1
bulan
• Beban kerja tinggi
• PF : rambut tipis difus, hair pull test
(+)
Maka, DIAGNOSIS yang tepat adalah
D. Telogen effluvium
Sumber : FITZPATRICK Ed 8
KEYWORDS

• Laki-laki, 30 tahun
• Gatal dan kemerahan di kulit perut
• Gatal 1 minggu
• UKK : macula eritem dengan papul di tepi, 2 buah,
berbatas tegas dan tepi meninggi disertai skuama
halus di atasnya

DIAGNOSIS >> TINEA CORPORIS

JAWABAN

C. Swab kulit dengan KOH 20%,


hifa panjang bersekat
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, PPK 2014
PENJELASAN
KEYWORDS

TINEA
GEJALA KLINIS
• Gatal saat berkeringat
• Lesi KHAS : berbatas tegas, tepi aktif (tanda
radang lebih jelas, polimorfik : terdiri atas
eritem, skuama, dan kadang papul vesikel di
tepi, normal di tengah (central healing)

Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI


PENJELASAN
KEYWORDS
TINEA

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kulit tidak berambut : Kerokan / swab kulit
dari bagian tepi sampai sedikit bagian luar
kelainan sisik kulit
• Kulit berambut : rambut dicabut pada kulit
yang mengalami kelainan, kulit di derah
tersebut dikerok
• Kuku : dari kuku yang sakit dan dipotong
sampai mengenai seluruh tebal kuku
• Bahan : KOH 10% → rambut,
KOH 20% kuku dan kulit
Zat warna tambahan : tinta Parker
• Tampakan : hifa panjang / sejati (bersekat /
bercabang) + atrospora (spora berderet)

Sumber : PERDOSKI 2017, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Lampu wood, warna merah → eritrasma


B. Swab kulit dengan KOH 10%, hifa panjang dan atrospora →
tinea, untuk rambut
D. Kerokan kulit dengan KOH, hifa pendek dan blastospora →
kandida
E. Lampu wood, kuning keemasan → PVC

PVC

Pseudohifa +
blastospora

Eritrasma
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan Laki-laki, 30 tahun


• Gatal dan kemerahan di kulit perut
• Gatal 1 minggu
• UKK : macula eritem dengan papul di tepi, 2 buah,
berbatas tegas dan tepi meninggi disertai skuama
halus di atasnya
DIAGNOSIS >> TINEA CORPORIS

Maka pemeriksaan penunjang yang tepat adalah

C. Swab kulit dengan KOH 20%,


hifa panjang bersekat
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, PPK 2014
KEYWORDS

• Anak laki-laki, 13 tahun


• Kemerahan di tangan dan kaki
• Bintil-bintil disertai gatal di sela-sela jari
• Gatal (+), terutama malam
• Sering bermain dan menginap di rumah temannya
• PF : papul kemerahan multipel, kanalikuli di
telapak tangan dan kaki

DIAGNOSIS >> SKABIES


JAWABAN

A. Permetrin 5% selama 8 jam,


diulang 1 pekan kemudian
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
PENJELASAN
Skabies
• Sinonim: gudik, budukan, gatal agogo
• Etiologi: Sarcoptes scabiei
• Gejala klinis → 2 dari 4 tanda kardinal:
• Pruritus nocturna
• Menyerang sekelompok orang
• Ditemukan terowongan/ kunikuli
• Ditemukan tungau
• Pemeriksaan penunjang:
• Congkel papul di ujung terowongan → taruh di kaca objek
→ lihat dengan mikroskop
• Menyikat kulit → tamping di kertas putih → lihat dengan kaca
pembesar
• Biopsi irisan → lihat dengan mikroskop
• Biopsi eksisional → periksa dengan pewarnaan HE
• Burrow ink test → melihat kanalikuli
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
PENJELASAN Tatalaksana
1. Permetrin 5% (dapat membunuh seluruh stadium tungau)
• dioleskan : 8 jam → dicuci bersih.
• Bila belum sembuh, diulang 1 minggu kemudian.
• Kontraindikasi: anak kurang dr 2 bulan
2. Sulfur presipitatum 5-10%
• dioleskan 3x24 jam;
• tidak efektif untuk stadium telur sehingga harus
digunakan >3 hari (3 malam berturut-turut)
3. Emulsi benzil benzoas 10-20%:
• efektif untuk semua stadium,
• diberikan malam hari selama 3 hari selama 24 jam
penuh
• sulit ditemukan
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
PENJELASAN Tatalaksana
4. Gameksan (Lindane) 1%:
• efektif untuk semua stadium,
• Kontraindikasi: anak <6 tahun dan wanita hamil,
efek neurotoksik dan teratogenik.
• Oles selama 8 jam. Cukup sekali pemakaian, dapat
diulang 1 pekan setelahnya jika belum sembuh
5. Krim krotamiton 10% dioleskan selama 8 jam pada
hari ke-1,2,3, dan 8.

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Permetrin 10% selama 8 jam, diulang 1


pekan kemudian → dosis permethrin 5%
C. Lindane 5% selama 8 jam, bisa diulang 1
pekan kemudian → lindane 1%
D. Emulsi benzil benzoat 10% selama 8 jam,
diulang 1 pekan kemudian → dipakai 3 hari
dioleskan 24 jam
E. Sulfur presipitatum 25% minimal 3 malam
berturut-turut → sulfur 5-10%
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan Anak laki-laki, 13 tahun


dengan
• Kemerahan di tangan dan kaki
• Bintil-bintil disertai gatal di sela-sela jari
• Gatal (+), terutama malam
• Sering bermain dan menginap di rumah temannya
• PF : papul kemerahan multipel, kanalikuli di
telapak tangan dan kaki
DIAGNOSIS >> SKABIES

Maka tatalaksananya adalah

A. Permetrin 5% selama 8 jam,


diulang 1 pekan kemudian
Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8
KEYWORDS

• Anak laki – laki, 3 tahun


• Lenting di lubang hidung dan mulut
• Riw batuk pilek (+)
• PF: eritema dengan vesikel, beberapa
pecah dan terlihat adanya krusta tebal
berwarna kuning seperti madu

DIAGNOSIS dan ETIOLOGI tersering ?

JAWABAN

E. Impetigo non-bulosa,
Streptococcus beta hemolitikus
Sumber : PERDOSKI 2017, IKK FKUI
PENJELASAN
KEYWORDS

PIODERMA

• Penyakit kulit yang disebabkan oleh


Staphylococcus (paling sering pada superficial
pyoderma), Streptococcus, atau infeksi keduanya
• Faktor predisposisi : kebersihan diri buruk,
penurunan daya tahan tubuh (gizi kurang, anemia,
penyakit kronis, keganasan, diabetes)

Sumber : PERDOSKI 2017


PENJELASAN
KEYWORDS

PIODERMA

Sumber : PERDOSKI 2017


PENJELASAN
KEYWORDS

IMPETIGO NON-BULOSA/KRUSTOSA

• Salah satu pioderma yang paling sering


disebabkan Streptococcus beta hemolitikus
• Predileksi : Wajah terutama sekitar nares dan
mulut

• Lesi awal berupa makula atau papul eritematosa


yang secara cepat berkembang menjadi vesikel
atau pustul yang kemudian pecah membentuk
krusta kuning madu (honey colour) dikelilingi
eritema
• Rasa gatal dan tidak nyaman dapat terjadi
PENJELASAN
KEYWORDS

IMPETIGO NON-BULOSA/KRUSTOSA
PENJELASAN
KEYWORDS

IMPETIGO BULOSA
• Paling sering : S.aureus, bisa juga
oleh Strepotococcus grup A beta
hemolitikus
• Predileksi: daerah intertriginosa
(aksila, inguinal, gluteal), dada dan
punggung.
• UKK : Vesikel-bula kendur,dapat
timbul bula hipopion.
• Tanda Nikolsky negatif.
• KHAS : Bula pecah meninggalkan
skuama anular dengan bagian tengah
eritematosa (kolaret) dan cepat
mengering
TATALAKSANA
KEYWORDS

TATALAKSANA PIODERMA
SECARA UMUM

• Ringan: sabun antibakteri, jaga higienitas.

1. Topikal
• Bila banyak pus atau krusta : Kompres terbuka dengan
permanganas kalikus 1/5000, asam salisilat 0,1%, rivanol
1‰, larutan povidon iodine 1%; dilakukan 3 kali sehari
masing-masing ½-1 jam selama keadaan akut.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta : Salep/krim asam
fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari,
selama 7-10 hari.
TATALAKSANA
PENJELASAN
KEYWORDS

TATALAKSANA PIODERMA
SECARA UMUM

2. Sistemik : minimal selama 7 hari (dipilih jika ada


selulitis atau demam)
• Lini pertama:
a. Kloksasilin/dikloksasilin : dewasa 4x250-500
mg/hari per oral; anak-anak 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis
b. Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa 3x250-
500 mg/hari; anak-anak 25 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 3 dosis
c. Sefaleksin: dewasa 4 x 250 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis.
TATALAKSANA
PENJELASAN
KEYWORDS

TATALAKSANA PIODERMA
SECARA UMUM

2. Sistemik : minimal selama 7 hari (dipilih jika ada


selulitis atau demam)
• Lini kedua:
a. Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1), dilanjutkan 1x250
mg (hari 2-5)
b. Klindamisin : dewasa 3x300 mg (15 mg/kgBB/hari
terbagi 3 dosis).
c. Eritromisin : dewasa 4x250-500 mg/hari; anak-anak
20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Folikulitis, Staphylococcus aureus → infeksi


pada folikel rambut berupa pustul dome-shaped,
mudah pecah
B. Impetigo ulseratif, Streptococcus beta
hemolitikus → ektima / ulkus superfisialis Ulkus
dangkal tertutup krusta tebal, berwarna kuning
keabuan, bentuk punched out
C. Furunkel, Staphylococcus aureus → infeksi
pada folikel rambut dan sekitarnya
D. Impetigo krustosa, Staphylococcus aureus →
penyebab tersering oleh Streptococcus beta
hemolitikus
KESIMPULAN

• Jadi jika menemukan kasus anak laki – laki, 3


tahun, dengan
• Lenting di lubang hidung dan mulut
• Riw batuk pilek (+)
• PF: eritema dengan vesikel, beberapa
pecah dan terlihat adanya krusta tebal
berwarna kuning seperti madu

Maka, diagnosis dan etiologi yang sesuai


adalah
E. Impetigo non-bulosa,
Streptococcus beta hemolitikus
Sumber : PERDOSKI 2017, IKK FKUI
KEYWORDS

• Anak, 3 tahun
• Rewel dan demam (suhu 38,5°C) sejak 3 hari
• Disertai batuk pilek, disertai sering menarik
telinga kanannya
• Otoskopi: membran timpani hiperemis

DIAGNOSIS dan TATALAKSANA ?

JAWABAN

B. Otitis media akut fase


presupurasi – antibiotik dan
analgetik Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7 th ed.
PENJELASAN
KEYWORDS

OTITIS MEDIA AKUT

• Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga


tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid
• Umumnya pada anak, karena bentuk tuba yang lebih
pendek dan mendatar
• Etiologi: S. pneumnia, H. influenza, Respiratory
syncytial virus
• Predisposisi: ISPA
• OMA vs OME
• OMA: lebih akut, tanda inflamasi dominan
• OME: umumnya asimptomatik, dominan gejala gangguan
pendengaran
PENJELASAN
KEYWORDS

OMA : Tanda dan Gejala

• Demam, iritabel, anak


rewel, nyeri telinga
(otalgia), ear tugging,
muntah, rhinitis, tidak
mau makan
• PF: membran timpani
eritema/bulging/jika
terjadi otorrhea
mungkin didapatkan
perforasi, refleks
cahaya (-)
PENJELASAN
KEYWORDS

Stadium OMA
Oklusi

• Gambaran retraksi membran timpani, membran timpani


kadang berwarna keruh pucat

Hiperemis/Pre-Supurasi
• Pembuluh darah melebar di membran timpani/membran
timpani hiperemis

Supurasi

• Edema hebat pada mukosa telinga tengah


• Eksudat purulen di kavum timpani → membuat membran
timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga
• Sangat nyeri, suhu dan nadi meningkat
Membran timpani perforasi
PENJELASAN
KEYWORDS

Stadium OMA
Perforasi

• Ruptur membran timpani


• Nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang
telinga
• Anak menjadi tenang dan dapat tidur nyenyak
• Suhu dan nadi turun

Resolusi

• Bila membran timpani tetap utuh: membran timpani


perlahan kembali normal
• Bila membran timpani ruptur: sekret berkurang sampai
kering, kemudian membran timpani kembali terbentuk
TATALAKSANA

STADIUM TATALAKSANA
OKLUSI • Anak :
< 12 tahun: obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam
NaCl
> 12 tahun: obat tetes hidung HCl 1% dalam NaCl
• Antibiotik sesuai indikasi

PRESUPURASI • Antibiotik:
1) Ampisilin 50-100 mg/kg BB/4 dosis/hari
2) amoksisilin 25-50 mg/kg BB/3 dosis/hari
3) eritromisin 40 mg/kg BB/4 dosis/hari
• Obat tetes hidung (sama dengan oklusi)
• Analgetik

SUPURASI Miringotomi + Antibiotik


PERFORASI Cuci telinga H2O2 3% 3 x 4 tetes (3-5 hari) + Antibiotik
(ofloxacin 2x/hari 5-10 tetes (maks 2 minggu)
RESOLUSI Antibiotik dilanjutkan hingga 3 minggu jika sekret masih aktif
TATALAKSANA

MIRINGOTOMI
• Adalah tindakan
insisi pada pars
tensa membran
timpani, agar terjadi
drainase sekret dari
telinga tengah
• Dilakukan secara a-
vue, lokasi di
postero-inferior
PENJELASAN
KEYWORDS

OMA : KOMPLIKASI
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Otitis media akut fase oklusi – tetes hidung


efedrin 0,5% → membran timpani retraksi
C. Otitis media akut fase supurasi – miringotomi
→membran timpani menonjol (bulging)
D. Otitis media akut fase presupurasi – tetes
hidung efedrin 0,5% → tatalaksana untuk fase
oklusi
E. Otitis media akut fase supurasi – cuci telinga
dengan H2O2 3%→ membran timpani
menonjol (bulging), tatalaksana untuk fase
perforasi
KESIMPULAN

• Jadi jika menemukan kasus anak, 3 tahun,


dengan
• Rewel dan demam (suhu 38,5°C) sejak 3 hari
• Disertai batuk pilek, disertai sering menarik
telinga kanannya
• Otoskopi: membran timpani hiperemis

Maka, DIAGNOSIS dan TATALAKSANA yang


tepat adalah

B. Otitis media akut fase


presupurasi – antibiotik dan
analgetik Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7 th ed.
KEYWORDS

• Laki-laki, 50 tahun
• Mimisan sejak 30 menit lalu saat bekerja
• Tidak ada riw trauma
• Riw hipertensi tidak terkontrol : TD 150/90
(faktor risiko)
• Laringoskopi : Darah menetes ke orofaring tidak
tampak lokasi sumber perdarahan (curiga
posterior)
DIAGNOSIS >> EPISTAKSIS POSTERIOR
SUMBER PERDARAHAN ?
JAWABAN

E. A. Sfenopalatina
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed., bailey’s 5th ed 2014
PENJELASAN
KEYWORDS

EPISTAKSIS

• Kegawatan THT
• Berdasarkan sumber perdarahan, dibagi
menjadi:
• Epistaksis anterior → biasanya ringan, dari
pleksus Kisselbach atau a. etmoidalis anterior
• Epistaksis posterior → biasanya lebih hebat,
jarang berhenti sendiri, dari a.etmoidalis
posterior atau a. sfenopalatina
• Sering terjadi pada pasien dengan hipertensi,
arteriosklerosis, atau penyakit kardiovaskular
PENJELASAN
PENJELASAN
KEYWORDS

TATALAKSANA EPISTAKSIS

• Epistaksis anterior pada anak: tersering


karena digital trauma dari jari (perdaraan
dari plexus Kiesselbach)
• Epistaksis rekuren pada remaja laki-laki,
disertai gejala obstruksi nasal → curigai
Juvenile Angiofibroma → nasoendoskopi
• Epistaksis posterior → workup kelainan
sistemik (hipertensi, gangguan koagulasi,
konsumsi antiplatelet dsb)
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Tentukan sumber perdarahan (tampon adrenalin,


lalu identifikasi sumber perdarahan)
• Anterior → biasanya berhenti sendiri
• Tekan hidung dari luar 10-15 menit
• Kaustik AgNO3 25-30% lanjut krim antibiotik
• Tampon anterior dari kassa dan vaselin/salep
antibiotik (2-4 buah) selama 2 x 24 jam
• Posterior → tampon Bellocq selama 2-3 hari
• Rawat inap karena resiko hipoventilasi &
desaturasi
TATALAKSANA

Menghentikan Perdarahan
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. A. Palatina mayor: termasuk bagian dari


pleksus Kisselbach
B. A. Labialis superior: termasuk bagian dari
pleksus Kisselbach
C. A. Etmoidalis anterior: termasuk bagian dari
pleksus Kisselbach
D. A. Faringeal ascendens : arteri yang
memperdarahi faring, akan terlihat sumber
perdarahan saat laringoskopi
KESIMPULAN

• Jadi jika menemukan kasus laki-laki, 50 tahun, dengan


• Mimisan sejak 30 menit lalu saat bekerja
• Tidak ada riw trauma
• Riw hipertensi tidak terkontrol : TD 150/90
(faktor risiko)
• Laringoskopi : Darah menetes ke orofaring tidak
tampak lokasi sumber perdarahan (curiga
posterior)
DIAGNOSIS >> EPISTAKSIS POSTERIOR
Maka, SUMBER PERDARAHAN yang tepat adalah

E. A. Sfenopalatina
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed., bailey’s 5th ed 2014
KEYWORDS

Perempuan, 20 tahun
• Pusing berputar memberat sejak 1 hari
• Tidak dipengaruhi posisi
• Tinitius + penurunan pendengaran kiri
• Riw batuk pilek (+) sembuh dengan sendirinya
• PF: TTV normal, otoskopi : membran timpani
intak, kolesteatoma (-), defisit neurologis (-)
DIAGNOSIS ??
JAWABAN

D. Labirinitis
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed
PENJELASAN
KEYWORDS
PENJELASAN
KEYWORDS

LABIRINITIS

• Inflamasi telinga dalam (labirin).


• Etiologi: bakteri, virus, atau autoimun.
• Labirinitis supuratif: invasi bakteri secara direk.
• Labirinitis serosa: mediator inflamasi atau toksin
bakteri yg berperan.
• MRI dengan kontras: pilihan utama.
• Terapi: tergantung etiologi
• Virus: bedrest dan hidrasi adekuat, rawat jalan,
simptomatik, steroid jangka pendek.
• Bakterial: antibiotik
• Bila terdapat efusi → miringotomi, mastoiditis, kolesteatoma
→ operasi
PENJELASAN
KEYWORDS

GANGGUAN VESTIBULAR
PENJELASAN
KEYWORDS
PENJELASAN
KEYWORDS
PENJELASAN
KEYWORDS

MENIERE
• Peningkatan tekanan dalam sistem endolimfatik telinga dalam
• Sifatnya Kronis Episodik
• Gejala dan tanda : Trias Gangguan pendengaran, Vertigo,
Tinitus
• Tatalaksana : diuretik, betahistine, diazepam
(vestibulosupresan), surgery
LABIRINITIS
Komplikasi meningitis atau otitis media
• Gangguan keseimbangan dan gangguan pendengaran
• MRI dengan kontras (baku emas)
NEURITIS VESTIBULARIS
Serangan vertigo mendadak tanpa pencetus, pendengaran
normal.
• Tatalaksana = Prednison
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Neuritis vestibular → tidak tepat, karena pada


neuritis tidak disertai gangguan pendengaran
B. Otitis media supuratif kronis → tidak tepat,
diagnosis bukan otitis media (membran timpani
intak, kolesteatoma (-), OMSK bisa jadi sebagai
pencetus labirinitis pada kasus
C. Penyakit meniere → tidak tepat, penyakit
meniere sifatnya kronis dan berulang
E. Vertigo sentral → tidak tepat, karena vertigo
sentral ada defisit neurologis dan tanda sentral
lain
KESIMPULAN

• Jadi jika menemukan kasus perempuan, 20 tahun,


dengan
• Pusing berputar memberat sejak 1 hari
• Tidak dipengaruhi posisi
• Tinitius + penurunan pendengaran kiri
• Riw batuk pilek (+) sembuh dengan sendirinya
• PF: TTV normal, otoskopi : membran timpani
intak, kolesteatoma (-), defisit neurologis (-)
Maka, DIAGNOSIS yang sesuai adalah

D. Labirinitis
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th ed
KEYWORDS

• Perempuan, 20 tahun
• Ke IGD dengan nyeri perut kanan bawah
• Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter
mendiagnosis appendisitis akut dan akan
merujuk pasien ke dokter spesialis bedah
(Alih Rawat)

JENIS RUJUKAN ?
JAWABAN

C. Cross referral
PENJELASAN
KEYWORDS

RUJUKAN

• Upaya melimpahkan wewenang dan tanggung


jawab penanganan kasus penyakit yang sedang
ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain
yang sesuai
PENJELASAN
KEYWORDS

RUJUKAN UPAYA KESEHATAN


PERORANGAN

• Rujukan kasus/pasien → pasiennya dirujuk untuk


diperiksa di tempat rujukan
• Rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya
→ hanya spesimen yang dikirim, spesimen diambil
di faskes asal
• Rujukan pengetahuan → mendatangkan atau
mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli
untuk melakukan tindakan atau pelayanan
• misalnya: pengiriman dokter ahli terutama ahli bedah,
kebidanan dan kandungan, penyakit dalam dan dokter
anak dari RSU Provinsi ke RSU Kabupaten
PENJELASAN
KEYWORDS

RUJUKAN UPAYA KESEHATAN


MASYARAKAT

• Rujukan sarana : berupa bantuan laboratorium,


peralatan fogging, teknologi kesehatan
• Rujukan tenaga : dukungan ahli untuk KLB,
bencana, gangguan kamtibmas
• Rujukan operasional : bantuan obat, vaksin,
pangan saat bencana, keracunan masal
PENJELASAN

Jenis Rujukan (antar-instansi)

HORIZONTAL →
rujukan antar fasilitas
VERTIKAL → rujukan setingkat
antar fasilitas beda
tingkat fasilitas
PENJELASAN

Rujukan Antar-Dokter > Interval

Penyerahan wewenang dalam jangka waktu tertentu, perujuk tidak campur


tangan, contoh : dirujuk untuk kasus bedah mayor, major medical illness.
PENJELASAN

Rujukan Antar-Dokter > Collateral

Dirujuk untuk 1 atau beberapa permasalahan spesifik , bisa longterm misal


chronic glaucoma, atau short term seperti konseling masalah psikososial
PENJELASAN

Rujukan Antar-Dokter > Split


PENJELASAN

Rujukan Antar-Dokter > Cross


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Split referral → dirujuk ke beberapa


dokter lain
B. Collateral referral → dirujuk ke 1 dokter
untuk masalah tertentu, masalah lain
masih diatasi dokter yang merujuk
D. Interval referral → dirujuk sampai
jangka waktu tertentu, lalu pasien
dikembalikan ke dokter yang merujuk
E. Rehabilitasi → bukan tipe rujukan
KESIMPULAN

• Jadi jika menemukan kasus perempuan, 20


tahun, dengan
• Ke IGD dengan nyeri perut kanan bawah
• Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter
mendiagnosis appendisitis akut dan akan
merujuk pasien ke dokter spesialis
bedah (Alih Rawat)

Maka, JENIS RUJUKAN yang dilakukan


adalah
C. Cross referral
KEYWORDS

• Dokter Andan → dokter Puskesmas


• Mempersiapkan program imunisasi BCG
• Dokter menghitung target sasaran balita
• Melakukan koordinasi logistic vaksin

• Five-star doctor?

JAWABAN

B. Manager
Sumber: http://www.who.int/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf
PENJELASAN

Five-Star Doctors
• Care provider → memberikan pelayanan pasien
secara fisik, mental, dan sosial
• Communicator → memberikan komunikasi yang
baik untuk membujuk perubahan gaya hidup pada
individu, keluarga, dan komunitas serta menjadi
mitra upaya hidup sehat
• Community leader → melakukan aktivitas kesehatan
komunitas yang berdampak pada orang banyak
• Decision-maker → menentukan pilihan berdasarkan
efektivitas dan biaya
• Manager → dapat bekerja multidisiplin/lintas sector
(pada soal ini terkait program nasional)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Care provider → memberikan pelayanan


C. Communicator → komunikasi yang baik antar
individu
D. Decision maker → cost benefit effectiveness
E. Community Leader → menginspirasi
komunitas disekitarnya untuk Bersama-sama
mengatasi masalah kesehatan atas keinginan
mandiri
KESIMPULAN

• Jadi, bila Dokter Andan → dokter Puskesmas


• Mempersiapkan program imunisasi BCG
• Dokter menghitung target sasaran balita
• Melakukan koordinasi logistic vaksin

Maka prinsip five-star doctornya adalah

B. Manager
KEYWORDS

• Jasad perempuan muda ditemukan di laut


• Mulut dan hidung korban berbuih
• Cadaveric spasm berupa tangan seperti
menggenggam, washer woman hand
• Lebam mayat daerah wajah dan dada
• Uji diatom positif (mati tenggelam)
DIAGNOSIS >> TENGGELAM DI AIR ASIN
MEKANISME ?

JAWABAN

E. Edema paru
Sumber: Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
PENJELASAN
KEYWORDS

Tenggelam: Penyebab Kematian

• Obstruksi jalan napas dan hilangnya surfaktan


alveolus
• Tenggelam: fase menahan napas → inspirasi
involunter → gasping untuk mencari udara →
penurunan kesadaran → hipoksia otak →
kerusakan otak
PENJELASAN
KEYWORDS

Tenggelam: Penyebab Kematian

• Air hipotonik dan hiponatremik (air tawar) → air


berpindah dari alveoli ke pembuluh darah, natrium
berpindah dari pembuluh darah ke alveoli →
hemodilusi, hipervolemia, hiponatremia,
hiperkalemia, hemolisis → fibrilasi ventrikel

• Air hipertonik (air laut) → cairan berpindah dari


pembuluh darah ke alveoli, elektrolit berpindah dari
alveoli ke pembuluh darah → edema paru,
hemokonsentrasi, hipovolemia, hipernatremia
PENJELASAN
KEYWORDS

Tenggelam: Autopsi

• Temuan asfiksia
• Berbusa di mulut dan hidung, terkadang juga di
saluran napas
• Massa paru bisa lebih berat atau normal jika terjadi
refleks cardiac arrest atau refleks vasovagal
• Permukaan paru seberti marbel dengan area
merah gelap karena alveoli kolaps
• Dapat ditemukan luka-luka postmortem karena
benturan setelah tenggelam terjadi
PENJELASAN
KEYWORDS

Tenggelam: Autopsi

• Benda asing di saluran napas, paru, lambung, dan


duodenum → rumput, pasir, kerang, dll
• Maserasi kulit
• Washer woman’s skin → kulit berkeriput dan
pucat di ujung jari, telapak tangan, punggung
tangan, dan tumit
• Glove and stoking fashion → pelepasan lapisan
keratin di tangan dan kaki
• Kuku dan rambut mudah terlepas setelah
beberapa hari
• Cutis anserine
PENJELASAN
KEYWORDS

Tenggelam: Pemeriksaan Penunjang

• Histopatologi organ → melihat tanda hipoksia →


kongesti dan pembengkakan endotel
• Pemeriksaan elektrolit: membandingkan darah
ventrikel kanan dengan kiri → kurang spesifik
untuk tenggelam
• Toksikologi → menentukan apakah ada
kandungan obat atau alkohol yang digunakan
sebelum tenggelam
• Diatom (ganggang) → terkandung dalam air
yang masuk saat tenggelam, dapat diperiksa
kuantitatif
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Fibrilasi ventrikel → pada tenggelam di air


tawar
B. Hemodilusi darah → pada tenggelam di air
tawar
C. Spasme laring → kurang spesifik untuk air
tawar, dapat juga terjadi pada tenggelam air laut
dan dry drowning
D. Tenggelam → penyebab kematian
KESIMPULAN

• Jadi jika menemukan kasus jasad perempuan


muda ditemukan di laut
• Mulut dan hidung korban berbuih
• Cadaveric spasm berupa tangan seperti
menggenggam, washer woman hand
• Lebam mayat daerah wajah dan dada
• Uji diatom positif (mati tenggelam)
DIAGNOSIS >> TENGGELAM DI AIR ASIN

Maka, MEKANISME yang tepat adalah

E. Edema paru
Sumber: Ilmu Kedokteran Forensik FKUI

Anda mungkin juga menyukai