Anda di halaman 1dari 15

Kasus 1: Delirium

DD Gangg. Psikotik Akut

● Tn. D, 18 tahun, mahasiswa, diantar kakaknya ke poliklinik.

● (Dikeluhkan oleh kakaknya):


o Sejak 2 hari merasa ketakutan: Merasa melihat makhluk hitam besar akan menerkam
dan membunuhnya
o Ia sering menunjuk2 ke suatu tempat sambil bicara “ Siapa kamu? Mau apa kamu?
Apa salah saya? Apa salah keluarga saya?”
o Malam tak bisa tidur, selalu mengoceh ketakutan
o Keadaan “kacau” ini terjadi hilang timbul dalam sehari (malam gejala memburuk)
o Tn. D sejak 2 minggu ini sakit typhoid. Badannya panas tinggi dan perutnya sakit
serta mual. Sudah ke dokter dan disarankan opname tapi menolak. Ia diberi obat dan
dicoba berobat jalan.

Status Psikiatris:

Kesan Umum: Wajah sesuai usia,


dandanan wajar,
tak terlalu rapi,
tampak gelisah,
cemas, ketakutan,
tak fokus dengan wawancara,
kadang bisa menjawab,
kadang somnolens.
Kontak/ komunikasi: (+), hilang timbul
Kesadaran: Fluktuatif, berkabut (Cloudy consciousness)
Kemauan: Menurun
Afek/ emosi: Cemas, ketakutan (paranoid)
Psikomotor: Menurun
Proses Berpikir:
Bentuk pikiran: Non-realistis
Arus pikiran: Lamban
Isi pikiran: Waham paranoid
Persepsi: Halusinasi visual & auditorik
Intelegensi: Dalam batas normal
Insight (“tilikan”): Buruk

Catatan:
Deskripsi DD:

1. Delirium:
Khas didapatkan :
1. Penyakit/ gangguan fisik yang mendasarinya
2. Kesadaran fluktuatif (malam memburuk) & berkabut (sebentar baik sebentar
“hilang”)
3. Halusinasi visual menonjol (disamping halusinasi lainnya), umumnya isi halusinasi
hal menakutkan
4. Waham paranoid/ kejar
5. Gangguan MAD (memory, Atensi, Disorientasi)

Terapi: 1.MRS
Cari dan diatasi gangguan fisik yang mendasari:
2.Medikamentosa: Atasi agitasi
▪ Haldol injeksi 0,5 – 2,5 mg iv, diulang tiap 4 jam
3. Psikoterapi supotif & manipulasi lingkungan:
- Ruangan tenang dg cahaya memadai
- Reorientasi: Kalender, jam dinding, identitas penderta, benda2 familier,
- Ditunggu orang2 yg dikenal

2. Gangguan Psikotik Akut (“lir” Skizofrenia Paranoid)


1. Tak didapatkan penyakit/ gangguan fisik yang mendasarinya
2. Kesadaran berubah (GCS baik tetapi tak normal/ tak wajar)
3. Halusinasi auditorik menonjol (disamping halusinasi lainnya), umumnya isi
halusinasi bisa apapun
4. Waham bisa jenis apapun
5. Relatif tak didapatkan Gangguan MAD (Memory, Atensi, Disorientasi)

Terapi: 1.Anti psikotik:


▪ Typical: Haloperidol dosis penuh: 2 x 5 mg

▪ Atypical: Risperidone 2 x 2 mg
2.Anti kolinergik: Trihexyphenidyl 2 x 2 mg (mencegah EPS: Extra Pyramidal
Syndrome)
3.Psikoterapi & manipulasi lingkungan

Kasus 2 : GMP (Gangguan Mental dan Perilaku) akibat intoksikasi zat stimulant
DD Skizofrenia Paranoid

● Tn. A, 21, bujang, mahasiswa, suku Sunda, Islam, alamat Jl. Sutami Malang.

● Ke klinik diantar kakaknya.

● Keluhan (dikeluhkan oleh ayah penderita)


Tn. A tak mau masuk kuliah 1 bulan, cenderung menyendiri, sering tampak
ketakutan. Sering lampu2 dimatikan, korden2 ditutup, bahkan kaca di kamarnya ditutup
dengan koran dan diisolasi. Malam hari sering sulit tidur. Ia juga selalu membawa bawa
pisau didalam tasnya. Kadang ia tampak berbisik2 sendiri: “Saya nggak salah, kenapa saya
diincar..”, “.. Banyak teman2 saya yang lain, mereka banyak terlibat, jangan saya..”
Belakangan ini ia menolak makan, hanya mau makan hasil masak dia sendiri.
Penampilannya kurang rapi, mandi dan merawat diri cenderung kurang diperhatikan.
Ia anak tunggal, cenderung ramah, dan banyak berteman, pergaulannya luas mulai anak
kuliahan hingga diluar kampus. Sebelum mulai gangguan ia sering diajak teman2nya jalan
bersama hingga larut malam. Selama 1 bulan ini dia tak mau lagi berkumpul teman2nya. Ia
sering merasa curiga salah satu temannya adalah intel polisi yang akan menangkapnya.
Keluarganya termasuk jenis “broken home” & tak ada riwayat keturunan gangguan
jiwa. Ia juga tak mengalami sakit badan serius sebelumnya.

Panduan:

Status Psikiatris:

Kesan Umum: Wajah sesuai usia,


dandanan wajar,
tak terlalu rapi,
tampak gelisah,
cemas,
ketakutan,
selama anamnesis sering tidak menjawab karena cenderung menengok
kanan kiri seperti
berwaspada, memastikan tak ada yang mengawasinya.
Kontak/ komunikasi: (+), terputus2
Kesadaran: Berubah
Kemauan: Menurun
Afek/ emosi: Cemas, ketakutan (paranoid)
Psikomotor: Meningkat
Proses Berpikir:
Bentuk pikiran: Non-realistis
Arus pikiran: Terputus2
Isi pikiran: Waham paranoid (persecutory delusions)
Persepsi: Halusinasi auditorik dan visual
Intelegensi: Dalam batas normal
Insight (“tilikan”): Buruk
/ Daya nilai realitas

Catatan:
Deskripsi DD:

1. GMP Akibat intoksikasi Zat (stimulant):


Khas didapatkan :
6. Perilaku penyalahguna zat:
1. Sering keluar malam
2. Kebutuhan uang berlebihan (minta2 uang, memaksa, mencuri, menjual
barang)
3. Teman2 penampilan “funky” (tatoo, piercing, rambut dicat, aksesoris
“metal”, merokok)
4. Sering menyendiri di kamar (karena sedang “memakai”, atau fase depresi krn
withdrawal, atau fase paranoid)

7. Gejala berfluktuatif sesuai kapan ia intoksikasi (euphor serta perilaku menyerupai


mania atau paranoid saat intoksikasi zat, dan normal atau depresi saat withdrawal)
8. Bisa terdapat halusinasi visual maupun auditorik, umumnya isi halusinasi hal
paranoid spt merasa akan ditangkap polisi, dikhianati teman, dianiaya, atau dibunuh
9. Waham paranoid/ kejar (persecutory delusions)
10. Riwayat keluarga seringkali tak didapatkan skizofrenia

11. Pemeriksaa fisik didapatkan gejala intoksikasi:


Tekanan darah meningkat, nadi meningkat, suhu meningkat, pupil midriasis
12. Pemeriksaan lab toksikologi urin/darah: didapatkan amfetamin positif

Terapi: 1.MRS
1. Life saving procedures: ABC..:
▪ Waspada kesadaran menurun (umumnya karena dehidrasi, kejang,
hiperpireksia, stroke, gagal ginjal, aritmia jantung, DIC):
▪ Terapi simptomatik (atasi panas, kejang, hipertensi, takikardi, stroke)
3.Medikamentosa:
- Antidotum: asidifikasi urin: Ammonium klorida 6-8 x 500 mg
- Atasi waham, halusinasi dan agitasi
▪ Haldol 2 x 5 mg, atau Risperidone 2 x 2 mg, atau Clozapine 2
x 50 mg
▪ Anti kolinergik: Trihexyphenidyl 2 x 2 mg (mencegah EPS:
Extra Pyramidal Syndrome)
▪ Bila sangat gelisah tambahkan Lorazepam 2 x 1-2 mg atau
Alprazolam 2 x 0,5–1 mg

4. Psikoterapi supotif & manipulasi lingkungan:

2. Skizofrenia Paranoid
13. Dari anamnesis:
1. Tak didapatkan perilaku penyalahguna zat (keluar malam, penggunaan
uang berlebih dsb)
2. Gejala menetap (konstan): isi gejala: murni paranoid (tak ada fluktuasi
dengan depresi atau menyerupai mania)
3. Riwayat keluarga seringkali didapatkan skizofrenia (meski tak harus/
sering diingkari keluarga)
4. Halusinasi auditorik menonjol (disamping kemungkinan kecil terdapat
halusinasi lainnya), umumnya isi halusinasi sama: persecutory (paranoid)
5. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan peningkatan tensi, nadi, suhu, dan
RR.
6. Pupil tidak midriasis.
7. Pada pemeriksaan toksikologi urin: didapatkan amfetamin negatif

Terapi: 1.Anti psikotik:


▪ Typical: Haloperidol dosis penuh: 2 x 5 mg

▪ Atypical: Risperidone 2 x 2 mg
2.Anti kolinergik: Trihexyphenidyl 2 x 2 mg (mencegah EPS: Extra Pyramidal
Syndrome)
3.Psikoterapi & manipulasi lingkungan

Kasus 3 : Gangguan Afektif Bipolar Episoda kini Depresi (dengan keluhan somatik) DD
Gangguan Afektif Depresi DD Skizofrenia Simpleks

● Ny. A, 36 tahun, S1 Psikologi, staf administrasi Unibraw, domisili Malang, diantar adiknya
dengan keluhan tak mau masuk kantor, bermalas2 di kamar.
● Hal ini terjadi sejak 1 bulan yang lalu.

● Ia tak bergairah pergi bekerja, merasa tak ada gunanya bekerja, katanya toh masa
depannya tidak jelas.
● Ia mengatakan bahwa ia sudah “kehabisan tenaga”. Dipaksa pun ia hanya bertahan sebentar
di kantor lalu minta izin pulang karena merasa kelelahan.
● Belakangan ini ia tak mau lagi shopping, padahal dulu suka sekali menghabiskan
waktu di mall.
● Ia juga beberapa kali menyatakan merasa bersalah terhadap kondisi ekonomi keluarga.

● Belakangan ia sering mengeluh perutnya panas, sering kembung, sehingga nafsu makannya
berkurang.
● Tidur malam cukup, tapi perlu waktu lama untuk mulai bisa terlelap. Seringkali baru jam 12
malam ia bisa terlelap dan malam hari sering terbangun2.

● Sekitar 9 bulan yang lalu pola hidupnya justru sebaliknya. Ia waktu itu begitu periang
dan optimis. Keluarga sangat senang karena ia tampak sangat bergairah dalam hidup. Tapi
makin lama kok rasa senangnya tampak berlebihan. Demikian juga perasaan optimisnya
begitu melambung. Semua orang diceritakan tentang kesuksesannya, harapan2nya. Dia
waktu itu begitu banyak ide, banyak bercerita. Begitu yakin tentang cerahnya masa
depannya.

Sayangnya keadan menggembirakan ini tak berlangsung lama, hanya kira2 5 bulan, lalu ia
menjadi normal sesaat dan 1 bulan terakhir ini menjadi seperti sekarang ini.

Panduan:

Status Psikiatris:

Kesan Umum: Dandanan tak terlalu rapi,


tampak murung,
tak antusias dengan wawancara,
menjawab dengan lamban dan bersuara lirih.
Kontak/ komunikasi: (+), lamban
Kesadaran: N
Kemauan: Menurun
Afek/ emosi: Depresif (murung, sedih)
Psikomotor: Menurun
Proses Berpikir:
Bentuk pikiran: Realistis
Arus pikiran: Lamban
Isi pikiran: Preokupasi rasa bersalah, rasa tak berguna
Persepsi: N
Intelegensi: N
Insight (“tilikan”): Baik
/ Daya nilai realitas

Catatan:
Deskripsi DD:

1. Gangguan Afektif Bipolar Episoda kini Depresi:


Khas didapatkan periode mania beberapa bulan sebelumnya (kondisi kebalikan
dari episode depresi)
Terapi: 1.Antidepresan:
▪ SSRI: Fluoxetine 1 x 20 mg, Sertraline 1 x 50 mg

▪ Triksiklik: Amitriptilyne 2 x 25 mg, Imimpramine 2 x 25 mg


2.Mood stabilizer:
▪ Carbamazepine: 2-3 x 200 mg

▪ Lithium Carbonate: 2-3 x 250 mg


3. Psikoterapi & manipulasi lingkungan
2. Gangguan afektif depresi:
Hanya depresi “monopolar” (single) saja, tanpa ada riwayat mania
Terapi: 1.Antidepresan:
▪ SSRI: Fluoxetine 1 x 20 mg, Sertraline 1 x 50 mg

▪ Triksiklik: Amitriptilyne 2 x 25 mg, Imimpramine 2 x 25 mg


2.Psikoterapi & manipulasi lingkungan

3. Skizofrenia Simpleks:
Kesan Umum: Dandanan tak terlalu rapi,
tampak tak antusias dengan wawancara,
menjawab dengan lamban dan kadang acuh pada pemeriksa
Kontak/ komunikasi: (+), lamban dan kadang bloking
Kesadaran: Berubah
Kemauan: Menurun
Afek/ emosi: Dangkal
Psikomotor: Menurun
Proses Berpikir:
Bentuk pikiran: Non-Realistis, autistis
Arus pikiran: Lamban, bloking
Isi pikiran: Poverty of ideas (kemiskinan ide)
Persepsi: Sulit dievaluasi (kemungkinan halusinasi +)
Intelegensi: Dalam batas normal
Insight (“tilikan”): Buruk
/ Daya nilai realitas

Terapi:
1.Antipsikotik:
1. Risperidone 2 x 2 mg
2. Clozapine 2 x 25 - 50 mg
3. Haloperidol 2 x 5 mg
4. Trifluoperazine 2 x 5 mg
2. Anti kolinergik: Trihexyphenidyl 2 x 2 mg (mencegah/ mengatasi EPS: Extra
Pyramidal Syndrome)

3.Psikoterapi & manipulasi lingkungan

Kasus 4 : Gangguan Afektif Bipolar Episoda kini Mania (dengan Psikotik) DD Skizofrenia
Hebefrenik

● Tn. A, 43 tahun, diantar keluarganya dengan keluhan sejak 1 bulan sulit tidur malam.
● Sering pergi ke rumah teman2nya, ngajak ngobrol hingga larut malam, bahkan kadang2
pulang pagi. Kalau bicara selalu dg riang dan bicaranya cepat, mudah berganti2 ide.
Teman2nya sering mengeluh terganggu karena jadi sulit istirahat, meskipun mereka
mengakui terkadang suka juga karena penderita sangat royal membelikan banyak
makanan dan tak jarang memberi uang cukup banyak (hingga ratusan ribu).
● Di rumahpun penderita tak tidur seharian, betah bercerita tentang usahanya yang sukses
serta pandangan2 hidupnya yang sangat positif dan penuh percaya diri.
● Dia bahkan belakangan ini cenderung berbohong, meyakinkan semua orang bahwa uangnya
banyak sekali di BCA.
Hal ini terjadi sejak satu bulan yang lalu.

● Sekitar satu tahun yang lalu ia pernah berkelakuan seperti ini, dimana setelah 6 bulan
sembuh sendiri, tapi lalu satu bulan berikutnya berubah sikap menjadi penyendiri, malas
keluar rumah, merasa bersalah terhadap menurunnya ekonomi keluarga, merasa sedih
dan tak berguna dalam keluarga, dan sempat 1 bulan tak mau kerja dengan alasan lemas
tak bertenaga.
● Belum pernah diobatkan ke dokter karena keluarga merasa tingkah-lakunya dibuat2 untuk
mencari perhatian saja.

Panduan:

Status Psikiatris:

Kesan Umum: Bersih,


sangat rapi,
bahkan berdandan berlebihan.
Penderita penuh semangat menceritakan ide2nya,
bahkan cenderung mendominasi pembicaraan.
Raut mukanya tampak riang dan optimis.
Kontak/ komunikasi: (+), sangat aktif/ berlebihan, verbal, relevan,
Kesadaran: Berubah
Kemauan: Meningkat
Afek/ emosi: Euphor, bahkan elasi
Psikomotor: Meningkat
Proses Berpikir:
Bentuk pikiran: Non- realistis
Arus pikiran: Logorhoea, flight of ideas, bicara cepat (racing
speech/thought)
Isi pikiran: Waham kebesaran (megalomanic delusion)
Persepsi: Halusinasi auditorik ttg kebesaran
Intelegensi: Dalam batas normal
Insight (“tilikan”): Buruk
/ Daya nilai realitas

Catatan:
Deskripsi DD: (Yang dibahas hanya perbedaan gejala gambaran klinis. Diluar yg dibawah ini tak
dibahas karena sama pada kedua DD)

Mania:
1. Kesan Umum: Bersih, sangat rapi, berdandan berlebihan. Penuh semangat
menceritakan ide2nya, bahkan mendominasi pembicaraan. Raut
mukanya riang dan optimis.
2. Kontak/ komunikasi: +, sangat aktif, berlebihan, verbal, relevan,
3. Kemauan: Meningkat
4. Afek/ emosi: Euphor, bahkan elasi
5. Psikomotor: Meningkat
6. Proses Berpikir:
Arus pikiran: Logorhoea, flight of ideas, bicara cepat (racing speech/thought)
Isi pikiran: Waham kebesaran (megalomanic delusion)

Terapi:
1. Bila sangat agitasi/ membahayakan/ menghambur2kan uang: MRS
2. Anti psikotik:
▪ Typical: Haloperidol dosis penuh: 2 x 5 mg

▪ Atypical: Risperidone 2 x 2 mg
3. Anti kolinergik: Trihexyphenidyl 2 x 2 mg (mencegah/ mengatasi EPS: Extra
Pyramidal Syndrome)
4. Mood stabilizer:
▪ Carbamazepine: 2-3 x 200 mg

▪ Lithium Carbonate: 2-3 x 250 mg


5. Psikoterapi & manipulasi lingkungan

Skizofrenia Hebefrenik:
1. Kesan Umum: Kotor,
bahkan bau,
bisa komat-kamit atau senyum2/ tertawa2 sendiri,
bersikap meremehkan atau menggoda pemeriksa.
2. Kontak/ komunikasi: relevan/ irrelevan/ bloking/ bisa bicara sendiri
3. Kemauan: Menurun (tak mandi, tak melakukan tugas sehari2 dg baik)
4. Afek/ emosi: Bisa inadekuat, bisa tampak silly (bodoh)
5. Psikomotor: meningkat/ menurun
6. Proses Berpikir:
Arus pikiran: Bisa assosiasi longgar, inkoherensi, bloking, atau clang
association (bicara bersajak, misal: “ saya suka sepatu, seperti
punya ibu, tentu berwarna biru, beli di pasar baru”)
Isi pikiran: Waham bizar (misal: “Saya titisan nabi”, atau “Saya berhak dapat
hadiah nobel”, atau “Anjing kencing miring berarti isteri saya
selingkuh”)
Terapi:
1. Bila sangat agitasi/ membahayakan: MRS
2. Anti psikotik:
▪ Typical: Haloperidol dosis penuh: 2 x 5 mg

▪ Atypical: Risperidone 2 x 2 mg
3. Anti kolinergik: Trihexyphenidyl 2 x 2 mg (mencegah/ mengatasi EPS: Extra
Pyramidal Syndrome)
4. Psikoterapi & manipulasi lingkungan

Kasus 5 : Gangguan Panik DD Gangguan Cemas Menyeluruh

Nn. S, 21 tahun, mengeluh 2 bulan ini ia menjadi penakut. Ia selalu takut dan khawatir
akan terjadi hal2 yang mengganggu kesehatan bahkan menyebabkan kematiannya. Ia khawatir
jika ketika di keramaian dimana tak ada orang yang dikenal akan mendadak “terserang” kejadian
seperti sebelum2nya, yaitu tiba2 jantungnya berdebar sangat kencang, banyak keringat dingin,
dan nafasnya tiba2 terasa sesak dan berat. Ia waktu itu begitu ketakutan, merasa ajal akan datang.

Sejak kejadian itu ia selalu menghindari keramaian. Begitu takutnya sampai ia memilih
sehari2 tak keluar rumah kecuali ada keperluan yang amat sangat. Ia sangat khawatir kalau ia
keluar rumah tiba2 serangan datang dan tak ada yang bisa menolongnya. Ia mau keluar
rumah asalkan benar2 ada keperluan mendesak dan ada yang menemani.

“ Saya jadi tak suka keluar rumah dok, bahkan belakangan ini kuliahpun saya tinggalkan”
“Pandangan mata mendadak berkunang2 dan menjadi makin gelap, dada berdebar keras, dan
nafas saya jadi pendek, tersenggal2 dan sesak. Banyak berkeringat dingin di sekujur tubuh”
“ Saya yakin saat itu ajal akan datang”

Lalu apa yang terjadi?


“ Saya jatuh dan hampir tak sadar. Lalu dibawa teman2 ke IRD”
“Dokter sempat menduga serangan jantung, tapi ternyata semua hasil normal”

“ Sejak itu saya sangat takut terulang kembali serangan seperti itu. Makanya sekarang saya
sedapat mungkin menghindari keluar rumah.

Panduan:

Status Psikiatris:

Kesan Umum: Bersih, rapi.


Penderita tampak semangat menceritakan apa yang dialaminya,
tapi dengan raut muka sedih, cemas dan khawatir.
Kontak/ komunikasi: (+), verbal, relevan, lancar
Kesadaran: N
Kemauan: Menurun
Afek/ emosi: Cemas, depresif
Psikomotor: N
Proses Berpikir:
Bentuk pikiran: Realistis
Arus pikiran: N
Isi pikiran: Preokupasi serangan panik ulangan
Persepsi: N
Intelegensi: N
Insight (“tilikan”): Baik
/ Daya nilai realitas

Catatan:
Deskripsi DD:
Gangguan panik:
- Penderita sangat khawatir pada symptom fisiknya (berdebar2, sesak, nyeri dada,
rasa tercekik), sehingga selalu menduga terkena gangguan jantung atau gangguan
fisik serius lain, bahkan menduganya sebagai gejala kematian atau merasa “akan
menjadi gila”
- Serangan panik muncul hampir serupa dengan gangguan cemas tetapi jauh lebih
“kuat” dan symptom fisiknya sangat menonjol serta menakutkan.
- Munculnya serangan hanya sekali2 dalam sebulan atau lebih jarang dan durasinya
hanya sebentar, umumnya 10 menit.
- Diluar serangan penderita sangat preokupasi (pikirannya terpaku, selalu khawatir)
munculnya serangan ulangan (antisipatoric anxiety)
- Terjadi agorafobia: penderita takut ke tempat2 dimana tak ada/sulit jalan keluar.
- Penderita menjadi “house bound”: ingin selalu di rumah, khawatir kalau di luar
rumah sendirian muncul serangan dan tak ada yang bisa menolong. Jadi penderita
hanya mau keluar rumah kalau ada yang menemani.
- Kualitas hidup penderita menjadi sangat menurun: penderita tak mau
bersosialisasi, bahkan tak mampu bekerja. Tak jarang terjadi perceraian.

Terapi:
1. Benzodiazepine (didahulukan sebelum Antidepresan & tappering off setelah 2 minggu –
1 bulan)
- Alprazolam 2 x 0,5-1 mg
- Clobazam 2 x 5-10 mg
2. Antidepresan:
▪ SSRI: Fluoxetine 1 x 20-40 mg, Sertraline 1 x 50-100 mg

▪ Triksiklik: Amitriptilyne 2 x 25 mg, Imimpramine 2 x 25 mg


3. Psikoterapi CBT & manipulasi lingkungan
Gangguan Cemas Menyeluruh:
- Penderita khawatir terhadap symptom psikisnya (perasaan cemas, khawatir, was2
berlebihan terhadap hal2 yang disadarinya tak perlu dicemaskan)
- Symptom yang dominan psikis ini tak se”keras” serangan panik, dan symptom
fisiknya (berdebar, keringat dingin, tremor) tak terlalu menonjol seperti serangan
panik.
- Munculnya serangan hampir sepanjang hari, kekuatan gejala jauh lebih ringan
dibanding gangguan panik, tetapi berlangsung sepanjang hari dan menahun.
- Tak terjadi agorafobia maupun house bound.
- Kualitas hidup penderita juga menurun tetapi tidak seburuk gangguan panik
karena penderita masih bisa beraktifitas dan bekerja meski tak sesempurna keadaan
sehat.

Terapi:
1. Antidepresan (didahulukan sebelum benzodiazepine)
▪ SSRI: Fluoxetine 1 x 20 mg, Sertraline 1 x 50 mg

▪ Triksiklik: Amitriptilyne 2 x 25 mg, Imimpramine 2 x 25 mg


2. Benzodiazepine (hanya bila perlu/ dosis kecil dan segera tappering off setelah 1-2
minggu)
- Alprazolam 2 x 0,5-1 mg
- Clobazam 2 x 5-10 mg
3. Psikoterapi CBT & manipulasi lingkungan

Kasus 6 : Gangguan Obsesi Kompulsi ( relatif tak ada DD karena gambaran klinis khas)

“mudah lupa”.
Misalnya apakah sudah minum obat vitamin C rutinnya padahal baru saja diminumnya, atau
apakah mesin mobilnya sudah dipanaskan pagi hari padahal sudah dia lakukan sebelum dia
mandi pagi.
Sehingga ia harus melakukan lagi hal2 yang ia anggap dilupakan tadi untuk meyakinkannya.
Kalau tak dilakukan ia begitu tersiksa dan tak nyaman memikirkan hal itu

Panduan:

Status Psikiatris:

Kesan Umum: Bersih,


rapi,
berdandan normal.
Penderita tampak lelah dan menderita.
Raut mukanya tampak sedih serta cemas.
Ia dengan bersemangat menceritakan perasaan tak nyamannya
Kontak/ komunikasi: (+) , lancar, verbal, relevan
Kesadaran: N
Kemauan: N
Afek/ emosi: Cemas, depresif
Psikomotor: Kompulsif
Proses Berpikir:
Bentuk pikiran: Realistis
Arus pikiran: Lancar, relevan
Isi pikiran: Obsesif.
Preokupasi kelelahan dan menghabiskan waktu akibat
obsesi kompulsinya.
Persepsi: N
Intelegensi: N
Insight (“tilikan”): Baik
/ Daya nilai realitas

DD: Tak ada, krn gejala sangat khas:


1. Pikiran, impuls, gambaran yang mendesak dan berulang2
2. Bersifat egodystonic (isi pikiran tsb tak menyenangkan buat penderita)
3. Berusaha dihilangkan atau ditekan atau dialihkan tapi tidak bisa
4. Menghabiskan waktu (time consuming)
5. Menyebabkan distres dan hendaya fungsi sosial

Terapi:
1. Antidepresan dosis relative besar (didahulukan sebelum benzodiazepine)
▪ SSRI: Fluoxetine 1 x 20-60 mg, Sertraline 1 x 50-150 mg

▪ Triksiklik: Amitriptilyne 2 x 25-75 mg, Imimpramine 2 x 25-75 mg


2. Benzodiazepine (hanya bila perlu/ dosis kecil dan segera tappering off setelah 1-2
minggu)
- Alprazolam 2 x 0,5-1 mg
- Clobazam 2 x 5-10 mg
3. Bila perlu: kombinasi neuroleptikadosis kecil:
- Risperidone 2 x 1-1,5 mg
- Haloperidol 2 x 2-4 mg
4. Psikoterapi CBT & manipulasi lingkungan

Kasus 7 : Gangguan Cemas Menyeluruh DD Gangguan Campuran Cemas Depresi DD


Gangguan Penyesuaian

Ny. T, 40 tahun, mengeluh sering merasa was2. Ia selalu saja mengeluhkan perasaannya yang tak
nyaman karena seringkali mengkhawatirkan hal2 yang tak seharusnya. Saat suaminya terlambat
pulang kantor ia khawatir “Jangan2 terserang stroke di jalan”. Saat adiknya telpon agak malam ia
sudah menduga “Jangan2 adiknya terkena serangan jantung”. Demikian juga saat2 lain seperti
anaknya terlambat pulang sekolah “Jangan2 kecelakaan“. Atau saat ada ambulance melintas ia
sudah khawatir jangan2 yg sakit atau meninggal adalah anggota keluarganya.
Lebih tak nyaman lagi, saat bangun pagi ia berdebar2, banyak keringat dingin, kadang2 muncul
tremor pada kedua tangannya.
Ia sangat sedih dan tersiksa dengan keadaan ini, melelahkan dan terasa hidupnya tidak
berkwalitas.
Hal ini sudah lama terjadi, lebih kurang 5 tahun.

Panduan:

Status Psikiatris:

Kesan Umum: Bersih, rapi, berdandan secukupnya. Penderita tampak lelah dan
menderita. Raut mukanya tampak cemas dan sedih. Ia dengan antusias dan
panjang lebar menceritakan perasaan cemasnya
Kontak/ komunikasi: +, lancar, verbal, relevan
Kesadaran: Dalam batas normal
Kemauan: Dalam batas normal
Afek/ emosi: Cemas, depresif
Psikomotor: Dalam batas normal
Proses Berpikir:
Bentuk pikiran: Realistis
Arus pikiran: Lancar, relevan
Isi pikiran: Preokupasi (pikiran terpaku) cemas, kekhawatiran
Persepsi: Dalam batas normal
Intelegensi: Dalam batas normal
Insight (“tilikan”): Baik
/ Daya nilai realitas

Catatan:
Deskripsi DD
- Gangguan Cemas Menyeluruh:
Penderita mengalami symptom2 cemas spt diatas hampir setiap hari dalam waktu yg sangat
lama bahkan seumur hidup
- Gangguan Campuran Cemas – Depresi:
Penderita mengalami symptom2 cemas spt diatas, bersamaan dengan munculnya symptom
depresi dalam derajat yang sama.
- Gangguan Penyesuaian:
Penderita mengalami symptom2 cemas spt diatas, atau bisa depresi, atau insomnia atau gejala
psikiatris neurotik lain tapi didahului oleh peristiwa2 stressful berat antara 1 – 6 bulan
sebelumnya.

Terapi:
1. Antidepresan (didahulukan sebelum benzodiazepine)
▪ SSRI: Fluoxetine 1 x 20 mg, Sertraline 1 x 50 mg

▪ Triksiklik: Amitriptilyne 2 x 25 mg, Imimpramine 2 x 25 mg


2. Benzodiazepine (hanya bila perlu/ dosis kecil dan segera tappering off setelah 1-2
minggu)
- Alprazolam 2 x 0,5-1 mg
- Clobazam 2 x 5-10 mg
3. Psikoterapi CBT & manipulasi lingkungan

Anda mungkin juga menyukai