Anda di halaman 1dari 4

NILAI-NILAI ISLAM SEBAGAI KURIKULUM KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN

BERNEGARA

Shirat Nur Wandi


Cabang IMM Kota Pontianak

Dewasa ini di Indonesia fenomena sosial sangat mengkhawatirkan, yang ditandai


dengan berbagai degradasi kehidupan etika moral terjadi dalam lingkup yang bervariasi. Doni
kesuma menyebut beberapa fenomena, yakni kebangkrutan moral bangsa, maraknya tindak
kekerasan, inkoherensi politisi atas retorika politik, dan perilaku keseharian. Dilihat dari
pendekatan moral sosial, berbagai fenomena sosial yang muncul akhir-akhir ini cukup
mengkhawatirkan. Fenomena kekerasan dalam menyelesaikan masalah menjadi hal yang
umum. Pemaksaan kebijakan terjadi hampir pada setiap level intitusi. Manipulasi informasi
menjadi hal yang lumrah. Penekanan dan pemaksaan kehendak satu kelompok terhadap
kelompok lain dianggap biasa. Hukum begitu teliti pada kesalahan, tetapi buta pada keadilan.
Sepertinya karakter masyarakat indonesia yang santun dalam berprilaku, musyawarah
mufakat dalam menyelesaikan masalah, local wisdom yang kaya dengan pluralitas, toleransi
dan gotong royong, telah berubah wujud menjadi hegemoni kelompok-kelompok baru yang
saling mengalahkan bahkan dalam sepuluh tahun terakhir kasus kekerasan dan kerusakan
meningkat tajam. Baik dari sisi kuantitas jumlah kasus maupun kualitas intensitas kasus yang
terjadi. Kasus kekerasan terjadi dalam berbagai dimensi, ada yang bermatras politik, ekonomi,
agama dan masih banyak lagi . Kasus kekerasan yang menonjol dalam tahun-tahun terakhir
diantaranya kasus kekerasan pada anak dan perempuan, kasus kekerasan sosial serta kasus
kekerasan bermatras agama.
Seperti yang kita ketahui Islam merupakan agama yang komprehensif dan universal.
Ajarannya mengatur berbagai aspek kehidupan masyrakat. Nilai-nilai Islam dapat dipakai
untuk mencapai kemajuan dan kedamaian, bukan hanya oleh muslim tetapi juga oleh non-
muslim. Islam bukan menjadi acaman bagi golongan tertentu, tetapi islam adalah sumber
keadilan yang melindungi masyarakat dari tindakan kezaliman, serta membangun
keharmonisan antarumat beragama dalam bernegara. Sementara itu didalam Al-Quran juga
telah menerangkan sejumlah ayat yang mengandug petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara. Salah satunya Etika bernegara dalam islam jelas
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mengutamakan prinsip musyawarah tentu hal
ini sejalan dengan sistem demokrasi yang dianut bangsa Indonesia, sebagaimana firman Allah
SWT: “Bermusyawarah untuk berbagai urusan.” (QS. Ali Imran: 159).
Sejatinya misi Islam adalah untuk memakmurkan dan menciptakan kesejahteraan di
muka Bumi. Misi islam ini sinambung dan berkelanjutan sejak risalah pertama Nabi Adam AS
hingga Nabi Muhammad SAW. Allah menginginkan agar umat manusia makmur di muka bumi
dengan nilai-nilai mulia yaitu dengan ; 1). Tauhid/mengesakan Allah; 2). Menegakkan Nilai-
nilai Ibadah yang bermuara pada pengabdian total kepada Allah; 3). Mengimplementasikan
nilai-nilai akhlaq sebagai tujuan utama diturunkan risallah; 4). Memakmurkan bumi melalui
nilai-nilai tauhid, ibadah, dan akhlaq.
Pertama Perlu kita ketahui bahwasannya tauhid memiliki keistimewaan dan keutamaan
yang luar biasa. Hal ini menunjukan tingginya kedudukan tauhid dalam agama yang mulia ini.
Tauhid berasal dari bahasa Arab dan diambil dari kata Wahhada-Yuwahhidu-Tauhidan yang
berarti menjadikan sesuatu satu saja. Jadi, tauhid bermakna menjadikan Allah SWT sebagai
satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya. Adapun keistimewaan
tauhid Di antaranya akan dihapuskan segala dosa-dosa, mendapatkan petunjuk dan rasa aman,
serta dihilangkan segala kesedihan dan kesulitan. Sehingga hal tersebut dapat membuat
manusia menjadi pribadi yang beriman teguh dengan Tauhid/mengesakan Allah.
Selanjutnya menegakkan nilai-nilai ibadah yang bermuara pada pengabdian total
kepada Allah, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah muamalah atau ibadah ghairu mahdhah.
Ibadah mahdhah adalah bentuk ibadah yang merupakan wujud penghambaan murni seorang
hamba kepada Tuhannya. Dalam ibadah mahdhah, seorang hamba seakan terhubung langsung
dengan Tuhannya melalui serangkaian ritual ibadah sesuai dengan yang disyariatkan. Bentuk
ibadah mahdhah tidak bisa dilakukan sesuka hati, namun harus sesuai dengan prinsip yang
sudah ditetapkan. Ada empat prinsip yang perlu diperhatikan dan wajib dipenuhi dalam
menjalankan ibadah mahdhah ini, yaitu: 1).Keberadaannya sesuai dengan dalil/perintah dari
Allah, 2).Tata cara pelaksanaannya harus sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah
SAW, 3).Sifatnya supra rasional atau di luar kemampuan akal manusia, 4).Dilaksanakan dengan
azas ketaatan. Kemudian untuk ibadah muamalah atau ibadah ghairu mahdhah Sesuai dengan
namanya, ibadah muamalah adalah ibadah yang dilakukan dalam bentuk menjaga hubungan
sesama manusia yang tidak menyalahi aturan Allah seperti : Bersikap santun pada orang lain,
suka menolong, sangat concern terhadap masalah-masalah ummat, memperhatikan dan
menghargai hak sesama; mampu berpikir berdasarkan perspektif orang lain, mampu
berempati, artinya mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan seterusnya.
Kemudian Mengimplementasikan nilai-nilai Akhlaq sebagai tujuan utama diturunkan
Risallah yaitu dengan beramal shaleh, beramal shaleh disini tidak hanya tentang keshalehan
individual tetapi juga keshalehan sosial. Maksudnya adalah keshalehan individual merupakan
ritual yang dilakukan oleh seseorang dengan tuhannya atas kepentingan diri sendiri.
Sedangkan keshalehan sosial menunjuk pada perilaku orang-orang yang sangat peduli dengan
nilai-nilai Islami, yang bersifat sosial. Kesalehan sosial dengan demikian adalah suatu bentuk
kesalehan yang tak cuma ditandai oleh rukuk dan sujud, puasa, haji melainkan juga ditandai
oleh seberapa besar seseorang memiliki kepekaan sosial dan berbuat kebaikan untuk orang-
orang di sekitarnya. Sehingga orang merasa nyaman, damai, dan tentram berinteraksi dan
bekerjasama dan bergaul dengannya.
Dalam sebuah hadis dikisahkan, bahwa suatu ketika Nabi Muhammad SAW mendengar
berita tentang seorang yang rajin shalat di malam hari dan puasa di siang hari, tetapi lidahnya
menyakiti tetangganya. Apa komentar nabi tentang dia, singkat saja, “Ia di neraka.” Kata nabi.
Hadis ini memperlihatkan kepada kita bahwa ibadah ritual saja belum cukup. Ibadah ritual
mesti dibarengi dengan kesalehan sosial. Karena itu, kriteria kesalehan seseorang tidak hanya
diukur dari seperti ibadah ritualnya shalat dan puasanyanya, tetapi juga dilihat dari output
sosialnya/nilai-nilai dan perilaku sosialnya: berupa kasih sayang pada sesama, sikap
demokratis, menghargai hak orang lain, cinta kasih, penuh kesantunan, harmonis dengan
orang lain, memberi dan membantu sesama.
Dan terakhir dengan Memakmurkan bumi melalui nilai-nilai Tauhid, Ibadah, dan
Akhlaq. Dengan demikian Islam bukan agama individual, ajaran islam yang dibawa Nabi
Muhammad adalah agama yang dimaksudkan sebagai Rahmat bagi semesta alam (Rahmatan lil
alamin). Agama yang tidak hanya untuk kepentingan penyembahan dan pengabdian diri pada
Allah semata tetapi juga menjadi rahmat bagi semesta alam. Karena itu, dalam Al-Quran kita
jumpai fungsi manusia itu bersifat ganda, bukan hanya sebagai abdi Allah tetapi juga sebagai
Khalifatullah. Khalifatullah berarti memegang amanah untuk memelihara, memanfaatkan,
melestarikan dan memakmurkan alam semesta ini, karena itu mengandung makna Hablum
Minan Nas Wa Hablum Minal Alam.

Daftar Bacaan
Rahmat, Aulia. "Reaktualisasi Nilai Islam dalam Budaya Minangkabau melalui Kebijakan
Desentralisasi." El-Harakah, vol. 13, no. 1, 2011.
Hariyanto, “Prinsip Keadilan dan Musyawarah dalam Hukum Islam Serta Implementasinya
dalam Negara Hukum Indonesia.” Supremasi Hukum, vol. 1,juni 2015.
Moh Dahlan, “HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA DI INDONESIA.” ANALISIS: Jurnal Studi
Keislaman, Vol. 14, No. 1, Juni 2014
https://www.kompasiana.com/rikihendrihidayat/5cdc4e9e95760e0df52cd3f4/degradasi-
moral-generasi-muda?page=1
https://news.detik.com/kolom/d-4685352/dahulukan-kemanusiaan-di-atas-keberagamaan
https://analisadaily.com/berita/arsip/2014/12/4/87375/visi-dan-misi-hidup-
muslim/#:~:text=Dapat%20dirumuskan%20lebih%20kurang%20visi,memeraih%2
0kebahagian%20dunia%20dan%20akhirat.&text=Visi%20seorang%20Muslim%20ja
ngka%20panjang%20adalah%20ingin%20menggapai%20bahagia%20dunia%20dan
%20akhirat.
https://www.researchgate.net/publication/330278111_Aktualisasi_Diri_Moral_Bangsa_Indo
nesia_Melalui_Pengimplementasian_Nilai-Nilai_Pancasila
https://aceh.tribunnews.com/2015/11/13/etika-bernegara-dalam-islam
https://www.republika.id/posts/7693/menguatkan-peran-agama-dalam-kehidupan-
berbangsa
https://www.republika.co.id/berita/o7m8o617/aktualisasi-agama-dan-pancasila
https://umma.id/post/merumuskan-visi-dan-misi-islam-664795?lang=id
https://uin-suska.ac.id/2015/08/19/meyakini-shalat-sebagai-obat-muhammad-syafei-
hasan/
https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/ibadah-mahdhah-dan-muamalah/
https://www.idntimes.com/life/inspiration/diana-ekawati/jenis-dan-keutamaan-
tauhid/5/full/4

Anda mungkin juga menyukai