Anda di halaman 1dari 7

Anemia

A. Anemia defisiensi besi

Dewasa
Tanda dan gejala :
Gejala umum :
- Hemoglobin < 8 gr/dl
- Badan lemah dan lesu
- Cepat lelah
- Mata berkunang-kunang
- Telinga mendenging
- Konjungtiva tidak anemis
- Jaringan di bawah kuku pucat
- Pada anak dapat menyebabkan iritabilitas, fungsi kognitif yang buruk dan penurunan
perkembangan psikomotor

Gejala Khas :
- Koilonikia
- Atrofi papil lidah
- Stomatitis angularis
- Disfagia
- Atrofi mukosa gaster
- Pagofagia

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah
- Ditemukan: mikrositik hipokromik, anisositosis poikilositosis, sel pensil, target sel.
- MCV ↓ ,MCH ↓, MCHC ↓
- Apus sumsum tulang : Hiperplasia eritropoesis, dengan kelompok-kelompok normoblast
basofil. Bentuk rubriblast kecil-kecil, sideroblast.
- Retikulosit menurun
Pemeriksaan Khusus
- Kadar besi serum menurun <50 mg/dl, total iron binding capacity (TIBC) meningkat
>350 mg/dl, dan saturasi transferin < 15%.
- Feritin serum < 12 µg/L, Protoporfirin bebas > 100 mg/dl

Anak-anak

Pemeriksaan fisik
- Pucat dan tidak ditemukan organomegali
- Atrofi papil lidah
- Koilonikia (perubahan pada epitel kuku
- Gangguan jantung bila sudah terjadi komplikasi jantung

Pemeriksaan Penunjang
- Hb turun
- MCV dan MCHC dapat normal pada awalnya. Pada tahap lanjut dapt ditemukan
mikrositik hipokrom
- Status besi (ferritin turun, SI turun, TIBC naik, dan saturasi transferrin. Awalnya terjadi
penurunan ferritin (stadium deplesi besi). Pada tahap lanjut (defisiensi besi). Juga dapat
disertai penurunan SI

1. Anemia hemolitik Imun


Tanda dan gejala :
1. AIHA Tipe Hangat
- Ikterik (40%)
- Demam
- Urin warna gelap (karena hemoglobinuria
AIHA idiopatik
- Splenomegali
- Hepatomegaly
- Limfadenopati

2. AIHA Tipe Dingin


- Anemia ringan (Hb 9-12 g/dL)
- Akrosianosis (aglutinasi intravaskuler : ditandai dengan munculnya warna biru keunguan
pada ekstremitas, hidung, dan telinga saat terpapar suhu dingin), dan splenomegali

3. Paroksismal Cold Hemoglobinuria


- Hemolysis paroksismal disertai : menggigil, panas, myalgia, sakit kepala, urtikaria

4. AIHA di induksi obat


- Tanda gejala hemolysis ringan-berat

Pemeriksaan penunjang
1. AIHA Tipe Hangat :
a.Hb <7g dL;
b.Retikulosit 200.000 – 600.000/ μL
c.Apusan darah : sferositosis (+)
d.UJi Coomb direk+ (autoantibodi dari kelompok IgG umumnya bereaksi dengan
antigen RH
2. AIHA Tipe Dingin :
a. Anemia ringan (Hb 9-12g/dL)
b. Akrosianosis (aglutinasi intravascular, ditandai dengan munculnya warna biru
keunguan pada ekstremitas, hidung dan telinga saat terpapar suhu dingin)
c. Splenomegali

3. Paroksikmal Cold hemoglobinuria :


a. Hemoglobinuria
b. Sferositosis
c. Eritrofagositosis
d. Tes coomb (+)
e. Antibodi Donath-Landsteiner terdisosiasi dari sel darah merah
f. Antibodi cold reacting IgG (+) diagnosa pasti

4. AIHA di induksi obat :


a. Anemia
b. Retikulosis
c. MCV tinggi
d. Tes Coomb (+)
e. Leukopenia
f. Trombositopenia
g. Hemoglobinemia
h. Hemoglobinuria

Prognosis :
AIHA Tipe Hangat :
Angka kesintasan (survival) 10 tahun sekitar 70%, dengan angka mortalitas 5-10 tahun sekitar
15-25%
AIHA Tipe Dingin :
Pasien dengan sindrom kronis memiliki survival yang baik dan cukup stabil.

Paroksikmal Cold hemoglobinuria


Umumnya baik, Dengan survival yang panjang

AIHA di Induksi Obat :


Resolusi segera terjadi stelah penggunaan obat yang memicu terjadinya hemolisis di hentikan

2. Anemia Hemolitik Non Imun


Tanda dan gejala :
a. Anemia, seperti lemah, pusing, mudah lelah dan, sesak.
b. Gejala kuning dan urin berwarna kecoklatan

Pemeriksaan fisik :
a. Kulit atau mukosa yang ikterik
b. Splenomegaly
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan darah tepi  hemoglobin turun, retikulosis
B. Morfologi eritrosit  menunjukan hemolisis dan penyebab Contoh : sferosit pada
sferositosis herediter,
Anemia hemolitik autoimun ; Sel target pada thalassemia, hemoglobinopati
Penyakit Hati ; schistosit pada mikroangiopati, prostesis intravaskuler

TIA ( Transient Ischemic Attack)


Def ; Penurunan aliran darah yang berlangsung sepintas ( tidak menetap atau tidak permanen) ke
area tertentu dari otak  mengakibatkan disfungsi neurologis yang berlangsung singkat (<
24jam)
Keluhan :
1. Disfungsi neurologis fokal yang seringditemukan :
a. Kelemahan / kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan dan tungkai (hemiparesis,
hemiplegi)
b. Ggg. Sensorik pada salahsatu sisi wajah, lengan dan tungkai (hemi-hipestesi,
hemi-anesthesi)
c. Ggg. bicara (diastria)
d. Ggg. Berbahasa (afasia)
e. Gejala neurologi lainnya :
 Jalan sempoyongan (ataksia)
 Rasa berputar (vertigo)
 Kesulitan menelan (disfagia)
 Melihat ganda (diplopia)
 Penyempitan lapangan pandang (hemianopsia, kwadran-anopsia)
2. Ggg. tersebut terjadinya mendadak, biasa berlangsung dlm waktu singkat (beberapa
menit), jarang sampai lebih 1-2jam, diikuti kesembuhan total)

Faktor risiko :
Non Modifiable Modifiable, well-documented Potentially modifiable, less
well documented
Umur Hipertensi Migren dengan aura
Jenis Kelamin Merokok Sindroma metabolic
Berat badan lahir rendah Diabetes Alcohol
Ras Dislipidemia Salah guna obat
Riw. Keluarga stroke/TIA Fibrilasi atrial Ggg. nafas (sleep-disordered
breathing)
Stenosis karotis asimptomatik Hiperhomosisteinemia
Penyakit sel sickle Hiperlipoproptein-a Lp(a)
Terapi hormone pasca Hiperkoagulabilitas
menopause
Kontrasepsi oral Inflamasi dan infeksi
Diet/nutrisi
Inaktivitas fisik
Obesitas
Penyakit KV (PJK, pembuluh
darah tepi

Hasil Pemeriksaan :
1. Fisik :
Umum  tekanan darah, frekuensi nadi & nafas, jantung bising karotis/subklavia
Neurologis  tanda defisit neurologis : status mental, motorik, sensorik sederhana, dan
kortikal luhur, fungsi sereberal, dan otonomik
2. PP :
a. Ct-scan kepala (MRI)
b. EKG
c. Kadar gula darah
d. Elektrolit serum
e. Tes Faal ginjal
f. Farah lengkap
g. Faal hemostasis
h. Foto toraks
i. Tes faal hati
j. Ekokardiografi (jika diduga emboli kardiogenik)
k. TCD (transcranial doppler)
l. EEG (electro-ensefalografi)
Tatalaksana :
1. Syarat : skor ABCD2 ≥ 5 segera perawatan pasien stroke iskemik akut
2. TD tinggi, peny. Jantung, DM dan ggg. darah harus segera terapi
3. Pencegahan TIA dan serangan stroke  diberikan anti platelet. Co/ asetosal, clopidrogel,
dipyridamole, cilostazole.
4. Stenosis karotis  tindakan carotit endarterectomi/carotid angioplasty
5. Fibrilasi atrial  antikoagulan oral. Co/ warfarin, rifaroxaban, dabigatran, apixaban
A ge (umur) ≥60 tahun 1
B P (tekanan darah) ≥140/90 1
C linical feature (gambaran klinis)
1. Kelemahan unilateral 2
2. Ggg. bahasa tanpa kelemahan motorik 1
D uration (lama berlangsungnya TIA)
1. 60 menit 2
2. 10-59 menit 1
D iabetes 1

Myasthenia Gravis
• Keluhan :
1. Ptosis bilateral
2. Disatria dan disfagia
3. Wajah tanpa ekspresi / sulit senyum
4. Dropped head syndrome
5. Kelemahan ekstremitas, terutama proksimal
6. Kelemahan otot pernapasan
• Diagnosis :
1. Edrophonium chloride test : injeksi dengan edrophonium 1cc
2. Elektrodiagnostik
3. Ocular cooling / ice pack  letakkan ice pack di mata yang ptosis selama ± 2
menit, ptosis akan membaik
4. Antibodi antiMuSK dan antibody AchR-ab
• Tatalaksana :
1. Rujuk ke Spesialis Neurologi
2. Antikolinesterase  lini pertama MG
3. Piridostigmin 1x60mg
4. Neostigmin
5. Edrofonium  lebih sering untuk diagnostik awal krn waktu paruhnya pendek
6. Imunomodulator jangka panjang (glukokortikoid dan obat imunosupresif lainnya)
7. Prednison  mulai dari 5mg/hari dpt ditingkatkan hingga 50mg/hari
8. Azatioprin atau siklosporin
9. Immunomodulasi (plasmapheresis dan intravenous immune globulin
10. Bedah (thymectomy)
• Myasthenic crisis  kegagalan pernafasan akibat kelemahan MG
• Cholinergic crisis  kegagalan pernapasan aibat overdosis antikolinesterase
• Tatalaksana :
1. Rawat ICU
2. Observasi tanda-tanda gagal nafas
3. Pasang O2 masker
4. lakukan intubasi trakea sesegera mungkin bila negative inspiratory force <
-20cmH2O, volume tidal <4-5cc/kgBB , kapasitas pernapasan maksimal < 3x
volume tidal, kapasitas vital paksa < 15 cc/kgBB
5. Cek posisi ETT dengan radiografi
6. Bersihkan secret trakea secara berkala

Anda mungkin juga menyukai