Disusun Oleh :
AKADEMI KEPERAWATAN
GIRI SATRIA HUSADA WONOGIRI
2021
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
Pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
2
1. LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
APRILIA TRI UTAMI
19039
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Direktur Akper GSH Wonogiri
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal karya tulis
ilmiah yang berjudul “UPAYA PENANGANAN DEPRESI POST PARTUM
MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL DI
WILAYAH WONOGIRI” Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian
ini,diantaranya:
Wonogiri, Februari
2021
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Studi Kasus
D. Manfaat Studi Kasus
E. Ruang Lingkup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan dan teori konsep
B. Kerangka teori
C. Kerangka konsep
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Desain
B. Tempat dan waktu
C. Subjek / partisipan
D. Metode pengumpulan data dan instrumen Studi Kasus
E. Metode Uji Keabsahan Data
F. Metode Analisis Data (Domain Analisis)
G. Etika Studi Kasus
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
6
seperti pinggul membesar, flek hitam dibagian perut (Stretc mark),
payudara membengkak, kaki bengkak, Varises, kenaikan berat badan.
Sehingga upaya perawat maupun keluarga sangat diperlukan, untuk
kemampuan ibu beradaptasi dalam perubahan fisik saat pasca melahirkan.
Dan juga perubahan psikologi antara lain kecemasan meningkat, perasaan
murung, ingin menyakiti diri sendiri dan bayi, tidak mampu merawat bayi,
tidak mampu menyusui dan juga stress. Beberapa ibu yang tidak mampu
menyesuaikan perubahan psikologi dapat mengalami stress yang
signifikan dan berkembang menjadi baby blues.(Ratulangi, 2019)
7
Medan mencapai 48,4% , Jatinegara dan Jakarta mencapai 76%
(Kusumastuti, 2019).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
Bagaimana upaya penanganan depresi post partum melalui pendidikan
kesehatan pada ibu di wilayah wonogiri?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
8
b. Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan
depresi postpartum setelah diberikan penkes.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan psikiatri tentang perbedaan tingkat depresi
postpartum pada primipara usia muda, usia ideal, dan usia tua.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai masukan untuk ibu hamil dan melahirkan dalam rangka
menekan angka kejadian depresi postpartum.
b. Sebagai masukan untuk pertimbangan perlunya diadakan
penyuluhan tentang depresi postpartum.
c. Agar dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan pengaruh usia primipara terhadap depresi
postpartum.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk kedalam ruang lingkup penelitian
keperawatan maternitas. Penelitian ini tentang pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap upaya penanganan depresi post partum yang dilakukan
pada bulan februari – maret 2021 yang menjadi sujek dalam penelitian ini
adalah 3 orang responden yang telah menandatangani informed consent
dengan usia 22-30 tahun. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu hamil di
wilayah Wonogiri
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Teori Medis
a) Konsep post partum
Definisi
10
seluruh dunia dengan sebagian besar kasus dimulai dalam 3
bulan pertama periode setelah melahirkan, depresi post partum
diduga berasal dari perubahan neuroendokrin seperti stress
karena kehamilan, kecenderungan kepribadian, serta kombinasi
banyak faktor sosial budaya seperti harga diri, pengalaman
rnelahirkan, dukungan, dan pelayanan.(Deni Maryani, 2015)
1. Etiologi
11
hal yang diduga menjadi etiologi depresi postpartum antara
lain:
a. Neurologipostpartum
b. Gangguan Autoimun
12
ibu menjadi kelelahan atau fatigue sehingga bias memicu
terjadinya depresi. Kurangnya waktu tidur menyebabkan hormon
tidur yang dihasilkan dikelenjar pineal otak menjadi berkurang.
Hormon tersebut adalah hormone melatonin. Terganggunya
produksi hormon tersebut merupakan kontributor terhadap depresi
postpartum.
2. Patofisiologi
Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu masa nifas
terjadi karena beberapa hal yaitu pengalaman selama melahirkan,
tanggung jawab peran sebagai ibu, adanya ang- gota keluarga baru
(bayi) serta peran baru sebagai seorang ibu. Jenis persalinan
berpengaruh terhadap risiko depresi postpartum hal ini dikarenakan
oleh pengalaman ibu pada saat melahirkan, trauma fisik yang
didapatkan pada saat persalinan akan mempengaruhi psikologis
ibu(Ariyanti et al., 2016).
13
lemah, menurunnya konsentrasi, dan adanya keinginan bunuh diri.
Ibu juga sering merasakan insomnia meskipun bayinya telah
tertidur. Gejala-gejala tersebut harus ada sepanjang hari dan terjadi
seminimalnya selama dua minggu(Sari, 2020).
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Postpartum terjadi pada ibu yang baru saja melahirkan
dengan gejala-gejala seperti nyeri, mudah merasa lesu, capek,
malas, kurang tidur, disertai perasaan khawatir, cemas, dan tegang.
Sebagian masyarakat beranggapan bahwa gejala postpartum
merupakan hal yang wajar terjadi pasca melahirka. Gejala tersebut
harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya depresi
postpartum. Beberapa penelitian mengungkap faktor faktor yang
menyebabkan terjadinya postpartum. Seperti pada Amalia
menyatakan bahwa kerentanan biologis, psikologis, kondisi
stressful, kurangnya dukungan sosial, merupakan faktor yang
berkontribusi menyebabkan terjadinya postpartum(Tyarini &
Resmi, 2020).
5. Akibat
Dampak negatif dari depresi postpartum tidak hanya
dialami oleh ibu, namun dapat berdampak pada anak dan
keluarganya juga. Ibu yang mengalami depresi tersebut, minat dan
ketertarikan terhadap bayinya dapat berkurang. Ibu menjadi kurang
merespon dengan positif seperti pada saat bayinya menangis,
tatapan matanya, ataupun gerakan tubuh. Akhirnya ibu yang
mengalami depresi postpartum tidak mampu merawat bayinya
secara optimal termasuk menjadi malas memberikan ASI secara
langsung(Sari, 2020).
6. Penatalaksanaan
Dalam menatalaksana ibu dengan depresi postpartum,
butuh penanganan secara luas baik dengan diberikannya terrapin
non-farmakologis dan farmakologis. Melalui terapi
14
nonfarmakologis, yaitu terapi psikologis, ibu dapat menemukan
cara tepat untuk menghadapi gejala depresi tersebut, mengatasi
gangguan yang muncul, atau berpikir positif ketika situasi sedang
tertekan. Tatalaksana dalam perawatan depresi postpartum
bervariasi tergantung dengan tingkat keparahan dari gejalanya,
termasuk kemampuannya untuk merawat dan berinteraksi dengan
bayu yang baru lahir. Jika baru terjadi gejala ringan atau sedang
maka dapat dikelola dalam perawatan primer terdekat namun lebih
baik jika langsung dirujuk ke bagian psikiatrik untuk mencegah
komplikasi yang lebih parah, terutama ketika ibu sudah memiliki
pikiran untuk mencelakai atau membahayakan diri sendiri dan
orang lain. Namun dalam melakukan perawatan depresi postpartum
dapat terjadi beberapa kendala bagi sebagian orang, seperti
masalah keuangan, transportasi, dan penitipan anak. Untuk wanita
dengan gejala ringan, intervensi psikososial yang dapat diberikan
contohnya ialah meningkatkan dukungan, seperti dukungan dari
teman sebaya dan konseling yang dilakukan oleh praktisi kesehatan
yang professional. Intervensi tersebut merupakan lini pertama
dalam perawatan depresi postpartum(Sari, 2020).
15
dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai (Induniasih &
Ratna, 2019).
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah
perilaku individu atau masyarakat di bidang
kesehatan.Namun,perilaku mencakup hal yang luas sehingga
perilaku perlu dikategorikan secara mendasar sehingga rumusan
tujuan pendidikan kesehatan dapat dirinci menjadi beberapa
hal.Tujuan Pendidikan Kehatan ada tiga,yaitu:
1. Menjadikan kesehahatan sebagai sesuatu yang bernilai di
masyarakat.Oleh karena itu,pendidik kesehatan harus bertanggung
jawab mengarahkan cara-cara hidup sehat sehingga menjadi
kebiasaan hidup masyarakat sehari-hari.
2. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang telah ada.Kadang kala pemanfaatan
sarana pelayanan yang sudah ada dilakukan secara berlebihan dan
bahkan justru sebaliknya,seperti saat kondisi sakit tetatpi tidak
menggunakan sarana kesehatan yang ada denngan semestinya
(Induniasih & Ratna, 2019).
16
hal,yaitu aspek kesehatan,tatanan atau tempat pelaksanaan,dan
tingkat pelayanan.Berikut adalah penjelasan lebih lanjut untuk
topik ruang lingkup pendidikan kesehatan (Induniasih & Ratna,
2019).
d. Berdasarkan Aspek Kesehatan
17
Ruang lingkup berdasarkan tatanan atau tempat
pelaksanaan dibagi menjadi lima yaitu tatanan
keluarga,sekolah,tempat kerja,tempat umum,fasilitas pelayanan
kesehatan.Di tatanan keluarga,sasaran utamanya adalah orang
tua.Tatanan sekolah menjadikan guru sebagai sasaran
utama.Ditatanan tempat kerja,pemilik pemimpin,atau manajer
menjadi sasaran pendidikan kesehatan.Di tatanan tempat
umum,para pengelola tempay umum menjadi sasaran
utamanya.Terakhir,di fasilitas pelayanan kesehatan,sasaran
utamanya adalah pimpinan fasilitas kesehatan
18
terhadap adanya pelayanan kesehatan,fasilitas kesehatan,dan
kegiatan imunisasi.Kegiatan di tahap ini tidaklah dimaksudkan
untuk meningkatkan pengetahuan dan tidak mengarah pada
perubahan sikap serta tidak atau belum bermaksud untuk
mengubah perilaku tertentu.Kegiatan di tahap ini hanya sebatas
pemberian informasi tertentu untuk merangsang masyarakat
terhadap perilaku kesehatan dan bentuk kegiatanya adalah radio
spot,poster,selebaran,dan lain-lain.
2. Tahap kedua atau tahap publisitas
Tahap ini menjadi kelanjutan dari tahap sensitasi yang
memiliki tjuan untuk menjelaskan lebih lanjut tentang jenis
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti di
puskesmas, posyandu, polindes, dan pustu.
3. Tahap ketiga atau tahap edukasi
19
Perencanaan progam adalah kegiatan utama dalam usaha
kesehatan masyarakat. Pendidikan kesahatan menjadi cara yang
tepat membantu masyarakat mempelajari apa yang harus mereka
kerjakan sendiri dan bagaimana mengerjakanya untuk mencapai
derajat kesehatan yang lebih baik. Berikut adalah langkah-langkah
perencanaan yang dapat di terapkan oleh para pendidik kesehatan.
20
kemampuan tinggi misalnya menganalisis,mensintesis,dan
mengevaluasi.Domain psikomotor contohnya antara lain
kemampuan meniru,melakukan suatu gerak,memanipulasi
gerak,merangkai berbagai gerakan,dan mendemonstrasikan.
Ada beberapa factor yang harus di perhatikan dalam
merumuskan tujuan umum.Pertama,berorientasi dan menunjang
tujuan pendidikan.Kedua,berdasarkan karakteristik tujuan khusus
sasaran,yang artinya harus sesuai dengan kemampuan.Ketiga,
mengembangkan kemampuan, ketarampilan, dan sikap
sasaran.Keempat,menggambarkan perilaku yang harus di
tampilkan.Kelima,harus didorong pokok bahasan dan pokok bahan
yang akan dikuasai sasaran.
Berikutnya adalah tujuan khusus.Tujuan khusus ini harus
dibuat sehingga dapat menggambarkan tinggah laku sasaran yang
dapat diamati dan dapat diukur oleh pemberi materi.Selain
itu,dapat berguna pula untuk membantu dan mempermudah
pemberi materi menentukan tercapai atau tidaknya tujuan.Tujuan
khusus juga harus jelas rumusanya,konkret,dapat diamati,dan dapat
diukur.Tujuan khusus harus di rumuskan dan memenuhi beberapa
syarat berikut.
a. Tujuan khusus harus menggunakan istilah atau kata kerja
operasional,seperti di bawah ini:
1) Menyebutkan,mengucapkan,mengatakan;
2) Menjelaskan,memilih,dan mengubah;
3) Membedakan,menulis,dan membaca;
4) Membandingkan;
5) Menganalisis,memperkirakan,dan mengevaluasi;
6) Mengganti,memperbaiki,memasang,dan menjalankan;
7) Membuat grafik dan membuat pola;
8) Mengerjakan;
9) Mengatur dan menyusun.
21
b. Tujuan khusus harus dalam bentuk hasil belajar.
c. Tujuan khusus berbentuk tingkah laku sasaran.
d. Tujuan khusus meliputi satu jenis kemampuan.
22
kelamin?”,”Apakah mudah dimengerti?”,”Apakah informasi yang
disampaikan tepat dan valid?”,dan”Apakah memuat iklan?”.
23
pendidik kesehatan.Sumber belajar dapat diperoleh dari wawancara
dengan ahli ataupun dari literature- literature terkait.
8. Menentukan evaluasi
Tahap terakhir ini terkadang terlupakan.Evaluasi atau penilaian ini
adalah kegiatan yang berupa pengecekan atau upaya mengontrol
sehingga tujuan tercapai.Hal-hal yang dievaluasi adalah semua
proses mulai dari prosedur (selama sebelum atau setelah
pembelajaran),jenis(tertulis atau lisan),hingga bentuk(esai tertutup
atau terbuka,pilihan ganda,dan sebab akibat).Rumusan evaluasi
dibuat dalam bentuk butir pertanyaan dan jumlah minimalnya sama
dengan rumusan tujuan khusus.
B. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien
(Prof. Dr. Nursalam, n.d.)
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Sari, 2020) Suatu diagnosis keperawatan adalah evaluasi
wanita dengan kemungkinan depresi postpartum membutuhkan
anamnesis yang cermat untuk memastikan diagnosis,
mengidentifikasi apakah ada gangguan lainnya, dan mengelola
masalah medis dan psikososial yang terkontribusi didalamnya.
Sekitar 70% dari ibu yang baru melahirkan memiliki gejala
depresi ringan yang umumnya akan memuncak pada rentang 2
hinggan 5 hari setelah melahirkan. Gejala tersebut biasanya mulai
mereda secara spontan dalam waktu 2 minggu, namun jika tidak
terdeteksi dengan cepat dan terlambat ditangani, dapat berkembang
menjadi depresi yang disebut depresi postpartum.
24
Diagnosa Keperawatan yang di peroleh untuk post partum normal
menurut Nanda,2015-2017 adalah :
a) Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah
melahirkan.
b) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan
prosespersalinan.
c) Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang
pengetahuan cara perawatan payudara bagi ibu menyusui.
d) Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolitberhubungan
dengan kehilangan darah dan intake ke oral.
e) Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon
hormonalpsikologis,proses persalinan dan proses melelahkan.
f) Defisiensi pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayiberhubungan
dengan kurang sumber informasi
3. Intervensi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi, kimia,
fisik,psikologis), kerusakan jaringanTujuan dan kriteria hasil
Noc : tingkatan nyeri , control nyeri, tingkat kenyamanan setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam pasien tidak
mengalami nyeri, dengan kriteria hasil :Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), Tanda vital dalam
batas normal, Tidak mengalami gangguan tidur. Nic : lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor prespitasi, Observasi reaksi
nonverbal dari ketidaknyamanan, Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan, Kurangi faktor prespitasi nyeri, Ajarkan teknik non
farmakologi ( napas dalam, relaksasi distraksi, kompres
25
hangat/dingin ),Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri dan Monitor
vital sign
b. Resiko infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang cara
perawatan vulva.
Noc : status imun, pengetahuan tentang kontrol infeksi dan kontrol
resiko, Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam
pasien tidak mengalai infeksi dengan kriteria hasil :Klien bebas dari
tanda gejala infeksi, Menunjukan kemampuan untuk mencegah
timbulnya gejala infeksi,Menunjukan perilaku hidup sehat. Rencana
tindakan yang akan di lakukan berdasarkan Nic : pertahankan aseptif
batasi pengunjung bila perluCuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan,Gunakan alat pelindung diri, Berikan terapi antibiotik,
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal,Monitor adanya
lukaAjarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi.
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan darah dan intake ke oral
Noc : - keseimbangan cairan, hidrasi, Status gizi : intake makanan dan
cairan Kriteria hasil : Mempertahankan urin output dengan usia dan BB,
tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan. Rencana tindakan berdadarkan Nic:
timbang popok/ pembalut bila di perlukan, Monitor status dehidrasi,
Monitor tanda vital, Monitor status cairan yang masuk dan keluar,
Pemberian cairan IV monitor adanya tanda gejala kelebihan volume
cairan.
d. Gangguan polatidur berhubungan dengan respon hormonal
psikologis,proses persalinan dan proses melelahkan
Noc : tingkatkan kenyamanan, tingkatkan pola istirahat dan tidur
kriteriahasil yang akan di capai : Jumlah jam tidur dalam batas normal,
Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat, Mengidentifikasikan hal-hal
yang meningkatkan tidur. Rencana tindakan berdasarkan Nic :
26
menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat, Ciptakan lingkungan yang
nyaman, Kolaborasikan pemberian obat tidur, Diskusikan dengan
pasien dan keluarga teknik tidur pasien, Monitor atau catat kebutuhan
tidur pasien setiap hari dan jam.
e. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang
pengetahuan cara perawatan payudara bagi ibu menyusui
Noc : pola pernapasan tidak efektif dan Menyusui terganggu dengan
Kriteria hasil :Kemantapan pemberian ASI bayi : perlekatan bayi yang
sesuai dan proses menghisap dari payudara ibu, Kemantapan pemberian
ASI ibu : kemantapan ibu untuk membuat bayi melekat dengan tepat
pada saat menyusui, Pengetahuan pemberian ASI : tingkat pemahaman
yang tunjukan untuk mengenal laktasi dan pemberian makan bayi
melalui proses pemberian ASI. Rencana tindakan berdasarkan Nic :
mengevaluasi pola menhisap/ menelan bayi, Tentukan keinginan dan
motivasi ibu untuk menyusui, Evaluasi pemahaman ibu tentang isyarat
menyusui, Kaji kemampuan bayi menghisap secara refleks, Pantau
ketrampilan ibu dalam menempelkan bayi ke putting
f. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan
dengan kurang mengenai sumber informasi
Noc :pengetahuan proses penyakit, Pengetahuan perilaku kesehatan
dengan kriteria hasil :Pasien dan keluarga menyatakan pemehaman
tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan, Pasien
dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang di jelaskan secara
benar, Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang di
jelaskan secara benar. Rencana tindakan berdasarkan Nic :kaji tingkat
pengetahuan pasien dan keluarga, Gambarkan tanda dan gejala yang
biasa muncul pada penyakit dengan cara yang tepat, Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan yang tepat.
4. Implementasi keperawatan
27
Implementasi dapat disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses
keperawatandimana perawat menilai kembali keefektifan dan
keberhasilan atas tindakan yang telah di berikan kepada pasien
2. Keaslian penelitian
a. Pada penelitian oleh (Ariguna Dira & Wahyuni, 2016) ini
menggunakan rancangan penelitian deskriftif cross – sectional non -
eksperimental, dengan pengambilan data melalui wawancara secara
langsung dengan menggunakan sarana kuesioner. Penelitian ini
dilakukan di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar, Puskesmas
Pembantu Dauh Puri dan bidan praktek swasta di kota Denpasar selama
kurun waktu 2 bulan. Pada penelitian ini menggunakan 44 orang
sampel melebihi 1 orang dari total minimal sampel. Kriteria inklusi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di di
Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar, UPT Puskesmas Denpasar
Selatan/BKIA Pekambingan dan bidan praktek swasta di kota
Denpasar, yang mampu berkomunikasi secara verbal dan bersedia
menjadi responden. Tahap pertama dimulai dengan pengambilan data
ibu yang pernah melahirkan di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar,
Puskesmas Pembantu Dauh Puri dan bidan praktek swasta di kota
Denpasar. Tahap kedua melakukan kunjungan rumah ke ibu yang
melahirkan di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar, Puskesmas
Pembantu Dauh Puri dan bidan praktek swasta di kota Denpasar yang
datanya sudah diperoleh sebelumnya. Diakhiri dengan tahap analisis
data yang telah diperoleh
b. (Wijaya, 2017) melakukan penelitian tentang hubungan dukungan
keluarga dengan tingkat depresi pada ibu post partum di Poliklinik
obsgyn RSUD DR. MOEWARDI Surakarta. Desain penelitian yang
28
digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan Cross
Sectional teknik sampling yang digunakan adalah Quota sampling. Dan
didapatkan 57 responden dengan kriteria yang ditentukan.teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data yang
digunakan adalah uji koreksi rank spearman. Hasil penelitian
didapatkan bahwa dimana semakin tinggi usia ibu maka tingkat
depresinya cenderung semakin meningkat.
29
30
31
ETIOLOGI DEPRESI
C. Kerangka Teori POSTPARTUM
PERUBAHAN
PSIKOLOGIS
NAFSU MAKAN
BERKURANG DEFISIT MASUKNYA
PERAWATAN KUMAN
DIRI
MENARIK DIRI
INTAKE BERKURANG
RESTI
INFEKSI
ISOLASI SOSIAL -PENURUNAN BB PENURUNAN ASI
-KULIT KASAR
KETIDAKEFEKTIFAN
MENYUSUI
NUTRISI KURANG DARI
32
KEBUTUHAN
D. Kerangka Konsep
Pendidikan Kesehatan
Pencegahan depresi post
partum
33
Depresi post partum
34
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Variabel penelitian
Variabel adalah objek penelitian yang dijadikan sasaran penelitian. Variabel dibagi
menjadi variable bebas dan variabel terikat (Donsu, 2016).
1. Variabel independen (Variabel bebas)
Variabel bebas adalah veriabel yang menjadi penyebab terjadi variabel terikat
(Donsu, 2016). Variabel independen pada penelitian ini adalah efektifitas penkes
tentang resiko tinggi kehamilan.
2. Variabel dependen (Variabel terikat)
Variabel terikat, atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebes (variabel independent) (Donsu, 2016). Variabel dependen pada penelitian
ini adalah tingkat pengetahuan tentang resiko tinggi kehamilan.
36
D. Tempat danWaktu Studi Kasus
Dijelaskantentangtempat Studi Kasus dan waktu pengambilan data. Dalam bentuk
jadual studi kasus (mulai dari penyusunan proposal sampai pembuatan laporan hasil studi
kasus).
1. Lokasi
Penelitian akan mengambil lokasi di desa giriwono Wonogiri
2. Waktu
Waktu pengambilan data studi kasus ini adalah bulan maret sampai mei 2021.
37
2) Usia diatas 65 tahun..
3) Tidak kooperatif/ tidak bersedia menjadi responden.
38
dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan
evaluasi (Lusiana, 2019).
2. Instrumen studi kasus
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner yang digunakan
untuk mengetahui pengetahuan ibu adalah kuesioner tertutup. Kuesioner ini bersifat
tertutup karena responden hanya menyentang jawaban yang diangap benar atau salah sesuai
dengan pendapatnya. Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil sari sumber
teori tentang kehamilan beresiko. Pernyataan terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan
pernyataan negatif (unfovarable) dengan pilihan benar dan salah. Pernyataan positif
(favorable) jika benar mendapat skor 1 dan jika salah mendapat skor 0. Sedangkan
pernyataan negatif (unfovarable) jika benar mendapat skor 0 dan 37 jika salah mendapat
skor 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang
dianggap benar.
Instrumenstudikasus atau alat yang didutuhkan dalam penelitian ini :
a. Materi penyuluhan kesehatan tentang resiko tinggi kehamilan pada ibu hamil.
b. Lembar satuan acara penelitian.
c. Leaflet tentang resiko tinggi kehamilan.
d. Pedoman wawancara.
e. Kuisioner tingkat pengetahuan resiko tinggi kehamilan.
39
Seberapa mampu suatu hasil penelitian kualitatif dapat diaplikasikan dan dialihkan
pada keadaan atau konteks lain atau kelompok atau partisipan lainnya merupakan
pertanyaan untuk menilai kualitas tingkat keteralihan atau transferabilitas. Penilaian
keteralihan suatu hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh para pembaca. Istilah
transferabilitas dipakai pada penelitian kualitatif untuk menggantikan konsep generalisasi
yang digunakan pada penelitian kuantitatif.
3. Dependabilitas (Ketergantungan)
Dependabilitas memertanyakan tentang konsistensi dan reliabilitas suatu instrumen
yang digunakan lebih dari sekali penggunaan. Masalah yang ada pada studi kualitatif
adalah instrumen penelitian dan peneliti sendiri sebagai manusia yang memiliki sifat-sifat
tidak dapat konsisten dan dapat diulang. Antara peneliti satu dengan peneliti lainnya
memiliki fokus-fokus penekanan yang berbeda dalam menginterpretasikan dan
menyimpulkan hasil temuannya, sekalipun menggunakan sampel dan lokasi yang sama.
4. Konfirmabilitas
Konfirmabilitas menggantikan aspek objektivitas, pada penelitian kuantitatif, namun
tidak persis sama arti dari keduannya, yaitu kesediaan peneliti untuk mengungkap secara
terbuka proses dan elemen-elemen penelitiannya. Cara peneliti mengintepretasikan,
mengimplikasikan, dan menyimpulkan konfirmabilitas temuannya dapat melalui audit trial
dan menggunakan teknik pengambilan sampel yang ideal. Peneliti mengenali
pengalamannya dan pengaruh subjektif dari interpretasi yang telah dibuatnya, sehingga
pembaca mengetahui proses refleksivitas yang dibuat peneliti. Selanjutnya, untuk
memperoleh hasil penelitian kualitatif yang objektif, peneliti perlu menggunakan teknik
pengambilan sampel dengan cara memaksimalkan variasi sampelnya, cara ini dapat
mengurangi bias hasil penelitian (Lusiana, 2019).
40
oleh peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi
dalam intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah :
1. Pengumpulan data
Dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dokementasi. Hasil ditulis dalam
bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam brntuk transkip. Data yang dikumpulkan
terkait dengan data pengkajian, dignosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
2. Mereduksi data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan satu
dalam bentuk transkip. Data yang terkumpul kemudian dibuat koding yang dibuat oleh
peneliti dan mempunyai arti tertentu sesuai dengan topik penelitian yang diterapkan. Data
obyektif dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai
normal.
3. Penyajian data
Penyajian data yang disajikan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks naratif.
Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari responden.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-hasil
penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan
dilakukan dengan metode induksi(Sutianingsih, 2019).
41
DAFTAR PUSTAKA
Ariguna Dira, I., & Wahyuni, A. (2016). Prevalensi Dan Faktor Risiko Depresi Postpartum Di Kota Denpasar
Menggunakan Edinburgh Postnatal Depression Scale. E-Jurnal Medika Udayana, 5(7), 5–9.
Ariyanti, R., Nurdiati, D. ., & Astuti, D. . (2016). Depresi Postpartum Pada Ibu Nifas. Kebidanan Dan
Keperawatan, 12(2), 123–128.
https://ejournal.unisayogya.ac.id/ejournal/index.php/jkk/article/download/304/150
Deni Maryani. (2015). LATIHAN FISIK UNTUK MENCEGAH DEPRESI POST PARTUM.pdf. In Proceding Book (Vol.
2, Issue 2).
Donsu, jenita doli tine. (2016). metodologi penelitian keperawatan (1st ed.). pustaka baru press.
42
Induniasih, & Ratna, W. (2019). Promosi Kesehatan : Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. In Promosi
Kesehatan (1st ed.). PUSTAKA BARU PRESS.
Kusumastuti. (2019). Efektivitas Massage Terapi Effleurage Guna Mencegah Kejadian Depresi Postpartum Pada
Ibu Nifas. Jurnal Ilmiah Kesehatan, XII(I), 451–457.
Lusiana, N. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Iskemik Pada Ny. D Dan Tn. K Dengan Masalah
Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun2019.
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER.
Organization, W. H. (2018). WHO recommendations for the prevention of postpartum haemorrhage. Geneva,
Switzerland: Author, 10, 1–6. http://scholar.google.com/scholar?
hl=en&btnG=Search&q=intitle:WHO+Recommendations+for+the+Prevention+of+Postpartum+Haemorrha
ge#0
Prof. Dr. Nursalam, M. N. (n.d.). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Salemba
Medika.
Rahayu1, Febri Tri, P. F. (2020). Hubungan Kepribadian dengan Tingkat Depresi Ibu Postpartum di Puskesmas
Trauma Center Samarinda. 2(1), 256–261.
Ratulangi, U. S. (2019). Dukungan Suami Dengan Kejadian Depresi Pasca Melahirkan. Jurnal Keperawatan, 7(2).
Sari, R. A. (2020). Literature Review: Depresi Postpartum. Jurnal Kesehatan, 11(1), 167.
https://doi.org/10.26630/jk.v11i1.1586
Satriyandari, Y., & Hariyati, N. R. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Perdarahan Postpartum.
Journal of Health Studies, 1(2), 49–64. https://doi.org/10.31101/jhes.185
Sukma, F., & Revinel, R. (2020). Masalah Menyusui sebagai Determinan Terjadinya Risiko Depresi Postpartum
pada Ibu Nifas Normal. Jurnal Bidan Cerdas, 2(3), 121–131. https://doi.org/10.33860/jbc.v2i3.69
Sutianingsih. (2019). Asuhan keperawatan pada klien cerebrovaskuler accident ( cva ) bleeding / stroke
hemoragik dengan masalah keperawatan kerusakan integritas kulit di ruang hcu melati rsud bangil
pasuruan. PROGRAM STSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG.
Tyarini, I. A., & Resmi, D. C. (2020). Jurnal Ilmiah Kesehatan 2020 Jurnal Ilmiah Kesehatan 2020. 48–55.
43
44
Lampiran 1
PERMOHONAN
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Akademi Keperawatan Giri Satria Husada
Wonogiri:
NIM : 19039
Bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul ” Upaya Penanganan Depresi Post Partum
Melalui Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Di Wilayah Wonogiri ”.
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini saya meminta kesediaan saudari untuk menjadi
responden dengan mengisi formulir yang diberikan dengan benar dan sukarela. Identitas dan jawaban
saudari akan saya jaga kerahasiaannya.
Hormat Saya,
(...................................)
Lampiran 2
45
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
(Informed Consent)
(...........................)
Keterangan :
*)Coret yang tidak perlu
46
Lampiran 3
47
Lampiran 4
KUESIONER
Mohon dijawab pada kolom yang tersedia dengan cara memberi tanda (√) pada kotak jawaban yang
Anda pilih
A. Data Umum
No Responden:
Umur :
1. Pendidikan terakhir
Tidak sekolah
SD
SMP/MTS
SMA/MA
2. Pekerjaan
PNS
Wiraswasta
Petani/buruh
Tidak bekerja
Lain-lain
48
Lampiran 5
Petunjuk kuesioner
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama dan jawab dengan kondisi anda saat ini dengan
memberi tanda silang (X).
No Pernyataan S KK SJ TP
4 Saya tertarik dan tidak cemas terhadap sesuatu untuk alasan yang
tepat
7 Saya merasa tidak bahagia sehingga membuat saya sulit untuk tidur
49
10 Saya merasakan sesuatu kegagalan atau kerugian
Lampiran 6
Petunjuk Kuesioner
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama dan jawab dengan kondisi anda saat ini dengan
memberi tanda silang (X).
3. Kode pilihan SS=Sangat Sering , S= Sering, TS= Tidak Sering, STS= Sangat Tidak Sering
No Pernyataan SS S TS STS
1 Suami saya memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa
yang sedang saya ceritakan
2 Suami menegur bila saya salah dalam mengurus anak
3 Suami membantu mempersiapkan peralatan mandi anak
4 Ketika saya curhat keadaan saya, suami tidak pernah
memberikan nasehat kepada saya
5 Suami kurang memberikan perhatian kepada saya
6 Suami mendorong saya untuk merealisasikan ide-ide saya
7 Suami tidak pernah membantu saya saat merawat bayi
8 Suami saya membelikan buku-buku cara merawat bayi
9 Suami saya meluangkan waktu untuk mendengarkan masalah
saya
51