Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Literature Review


Setelah pengumpulan junal nasional menggunakan situs google scholar
dengan cara membuat kata kunci “ Hubungan, Stres, Hipertensi, rumah sakit ”
dengan tahun 2012-2021 dan menghasilkan 11.900. Didapatkan 7 jurnal nasional
diidentifikasi dan dilakukan kriteria kelayakan berkaitan dengan masalah penelitian,
dari hasil jurnal terdapat 5 jurnal menggunakan uji chi-square (Afrida, 2016 ; Panahal
dkk, 2017 ; Darwane dkk, 2016 ; Witasari dkk, 2014 ; Elvira dkk, 2019), terdapat 1
jurnal yang menggunakan uji spearmen (Gultom, 2019), terdapat 1 jurnal yang
menggunakan uji statistik (Ramdani dkk, 2017). Pengumpulan jurnal internasional
menggunakan situs google scholar dengan cara membuat kata kunci “relationship,
stress, hypertension, in hospital” dengan tahun terbit rentang 2012-2021 dan
menghasilkan 48.800. Didapatkan 3 jurnal internasional diidentifikasi dan dilakukan
kriteria kelayakan berkaitan dengan masalah penelitian, terdapat 3 jurnal yang
menggunakan uji chi-square (Bhelkar dkk, 2018 ; Kretchy dkk, 2014 ; Agyei dkk,
2014).

Tabel 4.1 Hasil Literature Review


Judul/ Peneliti Tujuan Populasi Metode Hasil
No tahun /sampel Penelitian
1 Faktor Afrida Untuk Populasi Jenis Menderita
Yang menget dalam penelitian Stres :
Berhubun ahui penelitian analitik mayoritas
gan faktor ini adalah dengan 30
Dengan yang semua pendekata responden
Kejadian berhubu pasien n cross (55,6%)
Hipertens ngan yang -sectional
i di dengan menderit Pengumpu Menderita
Rumah kejadian a lan data Hipertensi
Sakit hiperten hipertensi dilakukan : mayoritas
Salewang si di di RSUD oleh 54
an Maros RSUD Salewang peneliti responden
/ Salewa an dengan .
2016. ngan Maros. mengguna Stres dan
Maros. Sampel kan kejadian
didapatka kuesioner, hipertensi
n 54 wawancar : Dari 30
responde a responden
n secara observasi. yang
insidental mengalami
sampling Analisis stres,
dengan uji mayoritas
chi 21 orang
square. (70%)
Telah diuji yang
validitas menderita
dan hipertensi.
reliabilitas.
Hubungan
stres
dengan
kejadian
hipertensi
: bahwa
dari 54
responden/
sampel,
terdapat
30
responden
(55,6%
yang stres,
sebanyak
21
responden
(70%)
menderita
hipertensi .

Hasil uji
statistik
pearson
Chi-
Square
diperoleh
nilai p =
0,007
(p<0,05).
Hal ini
menunjukk
an ada
hubungan
yang
signifikan
antara
stres
dengan
kejadian
hipertensi.

2 Hubunga Ramdan Peneliti Sampel Penelitian Stres :


n Tingkat i dkk an ini yang ini Berdasark
Stres bertujua digunaka merupakan an kriteria
dengan n untuk n adalah penelitian yaitu
Kejadian menget 98 orang deskriptif ringan(20
Hipertens ahui penderita analitik. orang ),
i pada hubung hipertensi sedang
Penderita an . Dengan ( 33
Hipertens tingkat Teknik pendekata orang),
i / 2017 stres pengam n cross- berat ( 45
dengan bilan sectional. orang).
kejadian sampel Mayoritas
hiperten dilakukan Instrumen penderita
si di dengan yang stres yaitu
RS.Wan accidenta digunakan pada
araja. l Untuk penderita
sampling. mengukur stres
tingkat berat 45
stres yaitu orang
dengan (45,9%).
Kuesioner
DASS Hipertensi
(Depressi :
on Berdasark
Anxiety an kriteria
Stress yaitu
Scale), ringan (19
hipertensi orang),
mengguna sedang (37
kan orang),
sphygmo berat (42
manomet orang).
er dan Mayoritas
stetoskop. penderita
hipertensi
Dengan uji yaitu pada
statistik. penderita
hipertensi
berat
sebanyak
42 orang
(42,9%).
Kejadian
hipertensi
dan stres
yaitu
terjadi
pada Stres
Berat
dengan
hipertensi
berat,
terdapat
sebanyak
27 orang
(60%)

Hubungan
stres
dengan
kejadian
hipertensi
: mayoritas
proporsi
tingkat
stres berat
dengan
hipertensi
berat
sebanyak
27 orang
(60%).

Hasil Uji
Statistik p-
value=0,0
01. Karena
p-value <
∝(0,005),
maka
dapat
disimpulka
n terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
tingkat
stres
dengan
kejadian
hipertensi.
3 Stres dan Gultom Untuk Sampel Jenis Rata-rata
Tekanan AB mengan 36 penelitian (50%)
Darah alisis responde ini adalah tidak
Pada hubung n pasien kuantitatif mengalam
Pasien an stres hipertensi dengan i stres,
Hipertens dengan . desain dikarenaka
i / 2019 tekanan korelasi. n sebagian
darah responden
pada Stres mengalami
pasien diukur stres yang
hiperten dengan belum
si. Perceived lama
Stress dengan
Scale. (skor
Hipertensi maxium
mengguna 25 dan
kan minimum
Sphygmo 13. Mean
manomete 19,61, SD
r dan = 2,78).
stetoskop.
Pasien
Dengan uji hipertensi
Uji memiliki :
Spearmen -TD
Sistolik
cukup
tinggi
(maximum
=202
mmHg,
mean=172
,1 mmHg,
SD= 16,84
mmHg).
-TD
Diastolik
max 116
mmHg
mean &
SD= 7,57)

Dari hasil
penelitian
menunjukk
an skor
min TD
Sistolik=
140
mmHg,
max=202
mmHg,
mean
=172,13
mmHg.
Dari hasil
ini
menunjukk
an pasien
hipertensi
rata-rata
memiliki
tekanan
darah
sistolik
cukup
tinggi.

Tekanan
darah
diastolik,
hasil skor
minimum=
90
mmHg,ma
ximum=
116 mmHg
dan
mean=
100,19
mmHg.
Dari hasil
rata-rata
TD Sistolik
& Diastolik
menunjukk
an
cenderung
responden
berada
pada
hipertensi
tahap 2.

Berdasark
an uji
spearmen,
mengenai
hubungan
stres
dengan TD
Sistolik
didapat p
value=
0,000
dengan
r=0,763
bersifat
positif
terdapat
hubungan
stres
dengan TD
Sistolik.
Adanya
hubungan
stres
dengan TD
Diastolik
dengan
P=0,014
dengan
r=0,405
bersifat
positif.
Hubungan
Stres
dengan TD
Sistolik
pada
pasien
hipertensi
dengan
keeratan
tergolong
kuat. Stres
dengan TD
Diastolik
pada
pasien
hipertensi
dengan
keeratan
tergolong
sedang.
4 Hubunga Panahal Untuk Sampel: Jenis Dari 84
n Antara dkk menget 84 orang penelitian responden
Aktifitas ahui ini adalah didapat :
Fisik, hubung 42 orang Analitik
Perilaku an kasus dengan Penderita
Merokok, antara hipertensi Desain Hipertensi
dan Stres aktifitas 42 orang Case 42 orang
dengan fisik, untuk Control (50%)
Kejadian perilaku kontrol Study
Hipertens meroko (bukan Penderita
i di k, dan hipertensi Pengumpu stres
Rumah stres ) lan data sebanyak
Sakit dengan dilakukan 13 orang
Bhayang kejadian dengan (15,4%)
kara TK hiperten Wawancar
III si di a Stres dan
Manado / Rumah mengguna Hipertensi
2017 Sakit kan :
Bhayan kuesioner. Tidak
gkara terdapat
TK III Analisis hubungan
Manado dengan uji antara
. Chi stres
Square. dengan
kejadian
hipertensi

Hasil uji
chi-square
p-value=
0,763 >∝
0,05
5 Hubunga Untuk Jumlah Jenis Menderita
n Stres Darwan menget Populasi penelitian stres:
dengan e dkk ahui 116. ini adalah mayoritas
Kenaikan hubung penelitian sebanyak
Tekanan an Sampel analitik. 45 orang
Darah stresde didapatka (50,6%).
Pasien ngan n 89 dengan Yang tidak
Rawat kenaika responde desain menderita
Jalan / n n. cross stres
2016. tekanan sectional. sebanyak
darah 44 orang
pasien Pengumpu (49,4%).
rawat lan data
jalan dengan Kenaikan
yang wawancar Tekanan
telah a darah:
lama mengguna mayoritas
menderi kan responden
ta kuesioner. berusia
hiperten lanjut
si di Dengan uji sebanyak
Poliklini chi 68 0rang
k square. (76,4%).
Penyaki
t Dalam Kejadian
RSUD stres &
Dr.H. kenaikan
Abdul Tekanan
Moeloek Darah :
Provinsi Dari 45
Lampun orang
g. responden
yang
mengalami
stres,
terdapat
40 orang
(40%)
mengalami
kenaikan
tekanan
darah.

Maka
hasil uji
Chi
Square
didapat p
value
(0,00) <∝
(0,05)
terdapat
hubungan
antara
stres
dengan
kenaikan
tekanan
darah.
6 Hubunga Witasari Untuk Jumlah Penelitian Penderita
n antara dkk menget Populasi ini stres:
Stres dan ahui sebanyak mengguna mayoritas
Pola hubung 68 kan sebanyak
Makan an stres responde metode 21 orang
dengan dan n. deskriptif (58,3%)
Kejadian pola retrospekt dan tidak
Hipertens makan Sampel if . stres ada
i pada dengan sebanyak 15 orang
Pasien di kejadian 36 dengan (41,7%).
Rumah hiperten responde desain
Sakit si. n. cross Hipertensi
Banua sectional mayoritas
Mamase study berjenis
Kabupate kelamin
n Dengan uji perempua
Mamasa / Chi n
2014. Square. sebanyak
25 orang
(69,4%) ,
tidak
hipertensi
ada 11
orang
( 30,6%).

Berdasark
an stres
Dan
Kejadian
Hipertensi
: Dari 21
orang yang
menderita
stres
terdapat
19 orang
yang
menderita
hipertensi..

hasil uji chi


square
diperoleh
nilai
p=0,002<∝
=0,05

Sehingga
Ho ditolak
dan Ha
diterima,ja
di ada
hubungan
antara
stres
dengan
kejadian
hipertensi.
7 Faktor Elvira Untuk Sampel Jenis Stres :
yang dkk menget sebanyak penelitian mayoritas
Berhubun ahui 100 ini adalah penderita
gan faktor- responde deskriftif stres tinggi
dengan faktor n. analitik. sebanyak
Kejadian yang 51
Hipertens berhubu Dengan responden
i / 2019 ngan desain (51,0%).
dengan cross
kejadian sectional. Penderita
hiperten hipertensi
si di Pengumpu mayoritas
Poliklini lan data sebanyak
k mengguna 75 orang .
Penyaki kan
t Dalam kuesioner . Stres dan
RSUD. hipertensi :
Dr.Ach Dengan uji Dari 51
mad Chi responden
Mochtar Square. yang
Bukit memiliki
Tinggi. stres tinggi
terdapat
sebagian
besar
responden
yang
menderita
hipertensi
sebanyak
43 orang
(83,3%).

Hasil uji
statistik
diperoleh
nilai
p=0,050<∝
(0,05)

Dapat
disimpulka
n ada
hubungan
yang
signifikan
antara
stres
dengan
kejadian
hipertensi.
8 Associati Bhelkar Untuk Populasi Jenis kejadian
on dkk mempel : Pasien penelitian hipertensi :
Between ajari Hipertens ini adalah adalah 102
Stress hubung i. Analitik. orang .
and an
Hyperten antara Ukuran Dengan Stres :
sion hiperten Sampel : desain A Ringan = 1
Among si dan 102 = Case- orang
Adults stres Kasus control (0,9%)
More diantara (Pasien Sedang =
Than 30 penderit Hipertens Mengukur 8 orang
Years : A a i) tekan (7,9%)
Case hiperten & darah Berat = 93
Control si diatas 102 = dengan (91,2%) ,
Study / 30 Kontrol sphygmom mayoritas
2018. Tahun . (Pasien anometer, stres berat
normoten dan untuk 93 orang
Hubunga sif) mengukur (91,2%).
n Stres stress
dan adalah Stres &
Hipertens Perceived Hipertensi
i Pada Stress =Dari 102
Orang Scale orang
Dewasa pasien
Lebih dari Dengan uji hipertensi
30 Tahun chi terdapat
: Studi square. 93 orang
Kasus ( 91,2%)
Kontrol / yang
2018. menderita
stres berat.

Hubungan
stres
dengan
hipertensi:
Kasus(Pas
ien
Hipertensi
) memiliki
2,52 kali
kemungkin
an
hipertensi
lebih
tinggi.Stres
ditemukan
menjadi
faktor
risiko
hipertensi (
P= 0,035)

Disimpulka
n ada
hubungan
stres
dengan
hipertensi.

9 Mental Kretchy Untuk 400 Jenis Stres:


health in dkk mengisii pasien penelitian Dalam
hypertens kesenja rawat ini adalah penelitian
ion : ngan jalan Deskriptif ini stres
assessin pengeta hipertensi Analitik (20%)
g huan ini, dikategorik
symptom penelitia Dengan an Normal
s of n ini desain : =259
anxiety, berusah Cross (64,75)
depressio a untuk sectional Ringan =
n and memasti study 59 (14,75)
stress on kan (potong Sedang =
anti- prevale lintang) 52 (13,00)
hypertens nsi dan Berat = 26
ive peran Mengukur (6,50)
medicatio emosi stres Sangat
n negatif dengan parah = 4
adherenc ini pada mengguna (1,00)
e / 2014. kepatuh kan Mayoritas
an :Depressi stres
Kesehata minum on Normal.
n mental obat Anxiety
pada antihipe Stress Penderita
hipertensi rtensi Scale( DA Hipertensi
; menilai dengan SS). ada
gejala memper sebanyak
kecemas timbang Dengan uji 400
an , kan chi responden.
depresi keyakin square
dan stres an Hubungan
pada pasien . stres
kepatuha dengan
n minum hipertensi :
obat anti Dari 400
hipertensi pasien
/ 2014. hipertensi
diperoleh
hasil yang
mana 82
pasien
stress
yang
signifikan
berpengar
uh
terhadap
hipertensi (
Dimana
pasien
dengan
kategori
stres
sedang 52
orang,
stres berat
26 orang,
stres
sangat
parah 4
orang .

Hasil uji
chi square:
p-value=
0,035

10 Relations Agyei Untuk Sampel Penelitian Penderita


hip dkk menilai sebanyak ini adalah stres
between hubung 212 Analitik. sebanyak
psychoso an responde 77 orang
cial antara n Dengan (34,8%)
stress psikoso Desain :
and sial Cross Penderita
hypertens stres sectional hipertensi
ion dan study mayoritas
among hiperten (potong 116
Ghanaian si di lintang). sebanyak
s in antara (54,7).
Amsterda orang- Data
m, the orang diperoleh Didapatka
Netherlan GHANA dari n hasil p-
ds – the . wawancar value
GHAIA a dan sistolic
study/ pemeriksa 0,73. Dan
2014. an p-value
kesehatan. distolic
Hubunga dengan
n antara Dengan uji stres
stres chi adalah
psikososi square 0,59
al dan
Hipertens Tidak
i di antara menemuk
orang an bukti
GHANA untuk
di hubungan
Amsterda antara
m, stres
Belanda- psikososial
studi dan
GHAIA / hipertensi
2014. migran
SSA baru-
baru ini.
Lebih
banyak
upaya
diperlukan
untuk
mengungk
apkan
faktor-
faktor
potensial
lain yang
mungkin
mendasari
tingginya
prevalensi
hipertensi
di antara
populasi
ini.

B. Pembahasan
Hipertensi merupakan suatu kondisi yang mana terjadi peningkatan tekanan
darah tinggi atau diatas batas normal(WHO, 2019). Hipertensi di klasifikasikan 4
kategori yaitu Normal (<120/<80 mmHg), Pra-hipertensi atau Ringan (120-139
mmHg / 80-89 mmHg), Hipertensi Stage 1 atau Sedang (140-159 mmHg / 90-99
mmHg), Hipertensi Stage 2 atau Berat (160 atau >160 mmHg / 100 atau >100
mmHg) (Pusdatin, 2014).Seseorang dikatakan menderita hipertensi bila memiliki
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg,
pada pemeriksaan yang berulang-ulang (Hastuti, 2020).
Dari 10 artikel yang dilakukan Literature Review terdapat bahwa semuanya
mengalami hipertensi sesuai teori (Afrida, 2016 ; Ramdani dkk, 2017 ; Gultom,
2019 ; Panahal dkk, 2017 ; Darwane dkk, 2016 ; Witasari dkk, 2014 ; Elvira dkk,
2019 ; Bhelkar dkk, 2018 ; Kretchy dkk, 2014 ; Agyei dkk, 2014).Dari 10 artikel yang
telah di Literature Review didapat 9 artikel sesuai Literature Review dalam bentuk
kategori sesuai teori yaitu (Afrida, 2016 ; Ramdani dkk, 2017 ; Panahal dkk, 2017 ;
Darwane dkk, 2016 ; Witasari dkk, 2014 ; Elvira dkk, 2019 ; Bhelkar dkk, 2018 ;
Kretchy dkk, 2014 ; Agyei dkk, 2014 ), sedangkan 1 artikel dalam bentuk ukuran
numerik atau skor yaitu (Gultom, 2019).Dari 9 artikel kategori terdapat 1 artikel
mayoritas hipertensi berat sebanyak 42 orang (42,9%) sesuai teori (Ramdani dkk,
2017), sedangkan 8 artikel memiliki kategori hipertensi menderita atau tidak
menderita yang mana seseorang memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang-ulang
(Hastuti, 2020)yaitu (Afrida, 2016 ; Panahal dkk, 2017 ; Darwane dkk, 2016 ;
Witasari dkk, 2014 ; Elvira dkk, 2019 ; Bhelkar dkk, 2018 ; Kretchy dkk, 2014 ; Agyei
dkk, 2014 ).
Stres merupakan tanggapan reaksi fisiologi, psikologi, dan perilaku
seseorang, stres dapat menyebabkan tingkatan darah, stres timbul disebabkan
adanya perubahan mendadak pada aktivitas seseorang yang menyebabkan
perubahan fisik maupun emosional (Padila, 2012). Adapun tingkatan stres yaitu
dengan kategori stres ringan, sedang, dan berat (Priyoto, 2014).Orang yang
dikatakan menderita stres dapat dilihat secara fisik individu dapat mengalami jantung
berdebar, keringat dingin, sakit kepala, mengalami ketegangan otot, kram atau sakit
perut, nafsu menurun atau meningkat, insomnia/gangguan tidur.Secara psikis
individu dapat mengalami kecemasan, khawatir berlebih, gampang tersinggung, dan
sulit untuk berkonsentrasi.(Paula, 2021)
Dari 10 artikel yang telah dilakukan Literature Review terdapat 9 artikel
dengan ukuran kategori yaitu (Afrida, 2016 ; Ramdani dkk, 2017 ; Elvira dkk, 2019 ;
Panahal dkk, 2017 ; Darwane dkk, 2016 ; Witasari dkk, 2014 ; Bhelkar dkk, 2018 ;
Kretchy, 2014 ; Agyei dkk, 2014) dan 1 artikel dengan ukuran numerik atau skor
yaitu (Gultom, 2019). Dari 9 artikel dengan ukuran kategoriterdapat 4 artikel yaitu
(Ramdani dkk, 2017 ; Elvira dkk, 2019 ; Bhelkar dkk, 2018 ; Kretchy, 2014)dengan
kategori stres ringan, sedang, dan berat, 5 artikel yaitu (Afrida, 2016 ; Panahal dkk,
2017 ; Darwane dkk, 2016 ; Witasari dkk, 2014 ; Agyei dkk, 2014) dengan kategori
menderita atau tidak mederita.Dari 4 artikel ukuran kategori stres
ringan,sedang,beratterdapat mayoritas stres berat sebanyak 215 orang (53,75%).
Sedangkan 5 artikel dengan ukuran kategori menderita atau tidak menderita stres
semuanya menderita stres. Kemudian 5 artikel yang menyatakan menderita stres,
artikel pertama menyatakan menderita stres adalah mengalami sejumlah gangguan
fisik seperti mudah masuk angin, mudah pening, kram, dan bisa menderita penyakit
yang lebih serius seperti kardiovaskular yang mana bila dikaitkan dengan kategori
stres termasuk kategori stres berat. Artikel kedua menyatakan menderita stres
adalah bila terjadinya gangguan seperti pening dan mengalami kenaikan tekanan
darah yang mana bila dikaitkan dengan kategori stres termasuk kategori stres berat.
Artikel ketiga menyatakan menderita stres adalah ketidak mampuan menghindari
realitas kehidupan setiap hari dan mempengaruhi sistem kardiovaskular, khusus
hipertensi yang mana bila dikaitkan dengan kategori stres termasuk kategori stres
berat. Artikel keempat menyatakan menderita stres adalah jika mengalami reaksi
akibat stressor yang mana mengakibatkan peningkatan tekanan darah yang mana
bila dikaitkan dengan kategori stres termasuk kategori stres berat. Artikel kelima
menyatakan menderita stres adalah mengalami kondisi dimana tuntutan dukungan
melebihi adaptif kapasitas suatu organisme, yang mana mengakibatkan psikologis
dan perubahan biologis pada risiko penyakit seseorang yang mana bila dikaitkan
dengan kategori stres termasuk kategori stres berat.Dapat disimpulkan bahwa stres
yang dialami pasien adalah mayoritas stres berat. Stres dengan tingkat yang tinggi
(berat) merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi atau kenaikan tekanan darah
(Kozier, et.al.2011).
Adapun pengukuran tingkat stres dilakukan dengan menggunakan 3 alat ukur
yaitu Kessler Psychological Distress Scale,Perceived Stres Scale (PSS-10), (DASS)
Depression Anxiety Stress Scale (Apriyani, 2019). Dari 10 artikel yang telah
dilakukan Literature Review terdapat 2 artikel yang mengukur stres dengan
menggunakan DASS yaitu (Ramdani dkk, 2017 ; Kretchy dkk, 2014), 2 artikel
menggunakan Perceived Stres Scale yaitu (Gultom, 2019 ; Bhelkar dkk, 2018 ), dan
6 artikel dengan menggunakan wawancara berupa kuesioner yaitu (Afrida, 2016 ;
Darwane dkk, 2016 ; Witasari dkk, 2014 ; Elvira dkk, 2019 ; Panahal dkk, 2017 ;
Agyei dkk, 2014).
Kejadian hipertensi sangat berkaitan dengan stres karena aktifitas saraf
simpatis. Stres timbul disebabkan adanya perubahan mendadak pada aktifitas
seseorang yang menyebabkan perubahan fisik, maupun emosional, ada 3 penyebab
stres yang dikategorikan yaitu penyebab organisasional, individual, dan penyebab
lingkungan(Yosep, H. I., & Sutini, T, 2014). Stres merangsang pelepasan hormon
adrenalin yang meningkatkan kerja sistem kardiovaskuler seperti denyut jantung
meningkat, penyempitan pembuluh darah, pernapasan meningkat. Jika sistuasi ini
terjadi terus menerus maka manusia dapat mengalami kenaikan tekanan darah dan
dapat mengidap penyakit darah tinggi dan perlu diwaspadai dampak negaif serta
komplikasi yang mungkin timbul antara lain stroke, kelainan jantung, kelainan ginjal
seperti gagal ginjal. Stres memacu denyut jantung lebih cepat sehingga
menyebabkan tensi naik. Stres dengan tingakat yang tinggi (berat) merupakan
faktor risiko terjadinya hipertensi atau kenaikan tekanan darah Stres yang
berkepanjangan erat hubungannya dengan penyakit kardiovaskuler terutama
hipertensi (Iskandar, 2010). Stres dengan tingkat yang tinggi (berat) merupakan
faktor risiko terjadinya kenaikan tekanan darah atau hipertensi (Kozier, et.al.2011).
Dari 10 artikel yang telah dilakukan Literature Review terdapat 8 artikel yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan stres dengan kejadian hipertensi sesuai teori
yaitu (Afrida, 2016 ; Ramdani dkk, 2017 ; Gultom, 2019 ; Darwane dkk, 2016 ;
Witasari dkk, 2014 ; Elvira dkk, 2019 ; Bhelkar dkk, 2019 ; Kretchy dkk, 2014 ). 2
artikel yang menyatakan tidak menemukan bukti ada hubungan stres dengan
hipertensi yaitu (Panahal dkk, 2017 ; Agyei dkk, 2014) .
Dari hasil Literature Review dapat disimpulkan bahwa stres dapat
menyebabkan kejadian hipertensi, yang mana juga dikatakan tekanan darah tinggi
atau hipertensi diakibatkan oleh stres yang diderita individu sehingga terdapat
hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi sesuai teori (Sukadiyanto, 2010).
Oleh karena terdapat hubungan stres dengan kejadian hipertensi maka diperlukan
upaya untuk mengurangi stres pada pasien hipertensi. Adapun upaya untuk
mengurangi kadar stres yaitu olahraga agar tetap sehat, mendengar musik, jangan
memulai sesuatu dengan kritik pada orang lain tetapi mulailah dengan pujian, kalau
dalam ketegangan tinggalkan dulu pekerjaan itu dan coba berpikir sebentar,
Istirahat, bersikap ramah terhadap orang tanpa kecuali, menjaga nutrisi makanan
yang akan dimakan (Setiawan, 2016).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan Literature Review, maka didapatkanlah beberapa kesimpulan
yaitu :
1. Pasien hipertensi mayoritas menderita hipertensi dengan tekanan darah ≥
140/90 mmHg sebanyak 9 artikel (90%). Yang dikatakan menderita
hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan
darah diastolik ≥90 mmHg, sehingga 9 artikel dengan ukuran kategori
disebut menderita.
2. Pasien menunjukkan mengalami menderita stres sebanyak 9 artikel (90%).
Yang dikatakan menderita stres dapat dilihat secara fisik maupun psikis
yang dialami individu. Sehingga didapatkan mayoritas menderita stres berat.
3. Ada hubungan stres dengan kejadian hipertensi sebanyak 8 artikel (80%).

B. SARAN
1. Untuk institusi pendidikan agar semakin meningkatkan dan
menyebarluaskan informasi tentang penanganan hipertensi dengan upaya
pengendalian stres.
2. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengetahui faktor-faktor lain yang
berkaitan dengan kejadian hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai