Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PELATIHAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PEMERINTAH KOTA


MAKASSAR

LYDIA NATALIA PURBA


18105067

SEKOLAH TINGGI EKONOMI (STIE) SULTAN AGUNG


PEMATANG SIANTAR
TAHUN 2020
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Adapun desain penelitian yang dipergunakan dalam penulisan


penelitian ini adalah:

3.1.1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan


wawancara dengan pegawai pada kantor Sekretariat Pemerintahan
Kota Makassar

3.1.2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dalam metode ini, penelitian dilakukan langsung dengan cara


membaca, mencari informasi melalui alat elektronik (browsing) dan
mempelajari buku-buku karangan ilmiah, catatan kuliah dan
referensi lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini adalah Pegawai Pemerintahan


Kota Makassar

3.3 Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

3.3.1 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan selama penelitian ini berlangsung dari


penyebaran kuesioner sampai penyusunan laporan, yaitu selama
kurang lebih 2 bulan
Rencana waktu penelitian pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1
Rencana Waktu Penelitian

Bulan
No. Uraian Ja Fe Ma Ap Me Jun Jul Agu
Sep.
n. b. r. r. i . . .
Studi
Pendahuluan,
1
Studi Literatur,
Pra Penelitian
Penyusunan
2 Proposal
Penelitian
Bimbingan
3 Proposal
Penelitian
Seminar
4 Proposal
Penelitian
Pelaksanaan
5
Penelitian
Pengelolaan
6 dan Analisis
Data
Penulisan
7
Laporan Hasil
Bimbingan
8 Laporan Hasil
Penelitian
Seminar Hasil
9
Penelitian
Revisi Seminar
10
Hasil Penelitian
Sidang
11
Komprehensif
Sumber: pengolahan data (2015)

3.3.2 Tempat Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Kantor Sekretariat
Pemerintah Kota Makassar yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani No. 2
Kota Makassar.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel dan pengukurannya yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Variabel Independen

Adapun variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini,


yaitu:

a. Budaya Organisasi (X1)

Definisi operasional dari budaya organisasi (X1), yaitu nilai-nilai yang


merupakan pedoman-pedoman perilaku bagi para Pegawai Sekreariat
Pemerintah Kota Makassar. Adapun indikator untuk mengukurnya,
yaitu:

a) Praktek birokrasi, terdiri dari:

Ketaatan peraturan, yaitu adanya aturan main yang menentukan


promosi berdasarkan prestasi kerja, dan perolehan insentif atas
prestasi kerja yang diperoleh pegawai Sekretariat Pemerintah Kota
Makassar

Kejelasan tujuan, yaitu kemudahan pegawai Sekretariat


Pemerintah Kota Makassar dalam memahami dan mendefinisikan
tujuan organisasi yang ingin dicapai sehingga mudah
diterapkan/ditampakkan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-
hari.

b) Praktek tradisional, terdiri dari:

Pekerjaan adalah milik pribadi, yaitu pemahaman pegawai


Sekretariat Pemerintah Kota Makassar terhadap kepemilikan
pekerjaan yang dilakukannya di kantor sehingga juga menuntut
adanya kerja sama dan batasan yang jelas dalam tindakan
pegawai.
Kriteria evaluasi beradasarkan bukan prestasi, yaitu penegasan
akan adanya kriteria penilaian terhadap pegawai Sekretariat
Pemerintah Kota Makassar berdasarkan bukan prestasi yang
diperolehnya.

Nepotisme, yaitu penilaian pegawai terhadap adanya tindakan


nepotisme atau mementingkan teman dekat/keluarga dalam
Sekretariat Pemerintah Kota Makassar.

b. Upaya Pelatihan (X2)

Definisi operasional dari pelatihan (X2), yaitu pengembangan


potensi pegawai atau peningkatan keterampilan khusus untuk
membantu pegawai memperbaiki kekurangannya dalam kinerja
pada Sekretariat Pemerintah Kota Makassar. Adapun indikator
untuk mengukurnya, antara lain:

1. Peningkatan keahlian kerja

Melalui pelatihan pegawai Sekretariat Pemerintah Kota


Makassar dapat meningkatkan keahlian dalam tugas dan
pekerjaannya.

2. Pengurangan keterlambatan kerja

Pelatihan dapat menimbulkan semangat dan kegairahan kerja


pada pegawai Sekretariat Pemerintah Kota Makassar sehingga
dapat mengatasi keterlambatan kerja.

Pengurangan timbulnya kecelakaan dalam bekerja


Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar pemeliharaan
terhadap alat-alat kerja dapat ditingkatkan yang pada gilirannya
dapat mengurangi timbulnya kecelakaan bekerja pegawai
Sekretariat Pemerintah Kota Makassar.

3. Peningkatan produktivitas kerja

Peningkatan produktivitas kerja pegawai Sekretariat Pemerintah


Kota Makassar melalui penyelenggaraan pelatihan.

4. Peningkatan kecakapan kerja

Pelatihan dapat mengurangi segala kesulitan yang pernah


pegawai Sekretariat Pemerintah Kota Makassar temukan saat
bekerja.

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai (Y).


Definisi operasional kinerja pegawai, yaitu suatu hasil kerja yang
dapat dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, kesungguhan serta waktu pada Sekretariat Pemerintah
Kota Makassar. Adapun indikator untuk mengukurnya, yaitu:

a. Kuantitas kerja

Perbandingan banyaknya pekerjaan yang diperoleh pegawai yang


satu dengan pegawai lainnya pada Sekretariat Pemerintah Kota
Makassar.

b. Kualitas kerja

Perbandingan kualitas pekerjaan yang dilakukan pegawai yang


satu dengan pegawai lainnya pada Sekretariat Pemerintah Kota
Makassar.
c. Efisiensi

Efisiensi adalah perbandingan tingkat efisiensi kerja yang dirasakan


oleh pegawai yang satu dengan pegawai lainnya pada Kantor
Sekretariat Pemerintah Kota Makassar

d. Standar kualitas

Perbandingan standar kualitas pegawai yang digunakan oleh


sekretariat Pemerintah Kota Makassar dengan standar resmi yang
ada. Standar kualitas dalam hal ini terkait sikap pegawai terhadap
standar kualitas pegawai yang diterapkan oleh Sekretariat
Pemerintah Kota Makassar.

e. Kesetiaan

Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan pegawai Sekretariat


Pemerintah Kota Makassar dalam menaati, melaksanakan dan
mengamalkan tugas dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab
sesuai bidang kerjanya masing-masing. Kesetiaan akan
berdampak pada karyawan berusaha dengan lebih keras dari yang
seharusnya.

f. Kemampuan

Kecakapan, keterampilan, dan pengalaman pegawai

Sekretariat Pemerintah Kota Makassar dalam melaksanakan tugas


dan fungsinya. Kemampuan pegawai dalam hal ini terkait dengan
penilaian akan dirinya sendiri.

g. Kedisiplinan

Sejauh mana pegawai Sekretariat Pemerintah Kota Makassar


dapat mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melaksanakan
intruksi yang diberikan kepadanya.
h. Kreatifitas

Merupakan kemampuan pegawai Sekretariat Pemerintah Kota


Makassar dalam mengembangkan kreatifitas dan mengeluarkan
potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga
bekerja lebih berdaya guna dan berhasil

i. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan pegawai terkait pekerjaaan yang


dilakukannya di Sekretariat Pemerintah Kota Makassar.

j. Tanggung jawab

Kesanggupan pegawai Sekretariat Pemerintah Kota Makassar


dalam menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya
dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya

Tabel 3.2 Indikator dan pengukuran dari setiap variabel


Juml Skala Sumber
No. Variabel Indikator ah
Referensi
Item
Ketaatan peraturan 4 Kuesioner hasil
pengembangan
Kejelasan tujuan 3
oleh Al-Aiban,
1 Budaya Organisasi
(X1) Pekerjaan adalah milik pribadi 5 Likert Khalid M dan Jone

Kriteria evaluasi berdasarkan 5 L. Pearce (Mas’ud,


bukan prestasi 2004)
Nepotisme 4
Peningkatan keahlian kerja 1
Pengurangan Keterlambatan 1
kerja
Sastrohardiwiryo
2 Pelatihan (X2) Pengurangan timbulnya 1 (2002)
kecelakaan kerja Likert
Peningkatan produktifitas kerja 1

Peningkatan kecakapan kerja 1


Peningkatan rasa tanggung 1
jawab
Kuantitas kerja 1
Kualitas kerja 1
Efisiensi 1 Kuesioner
buatan
Standar kualitas 1 Likert
3 Kinerja Karyawan (Y) Mas’ud (2004)
Kesetiaan 1
Kemampuan 1
Kedisiplinan 1
Pengetahuan 1
Kreatifitas 1
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditet.apkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 61). Populasinya adalah seluruh
pegawai yang bekerja di Kantor Sekretariat Pemerintah Kota
Makassar berjumlah sebanyak 433 orang (BPS Kota Makassar,
2016: 47).

3.5.2 Sampel
Sugiyono (2010: 116) mengemukakan bahwa sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Untuk menentukan ukuran sampel penelitian dari populasi
tersebut dapat menggunakan rumus Slovin (Riduwan, 2004: 65)
yaitu :

𝑁 =
𝑛= 433 =207,92 = 208
1+ 𝑁𝑒2 1+433 (0,05)²

Dimana :

n = Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Nilai Kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen


kelonggoran karena ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel populasi), yaitu 5%

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan


Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2010: 47), purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel secara bertujuan.
Artinya, penentuan responden dalam penelitian dilakukan dengan
kriteria-kriteria tertentu.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini, antara lain:


a. Sampel merupakan pegawai Sekretariat Pemerintah Kota
Makassar yang telah berstatus PNS dan honorer (belum
terangkat status PNS- nya).
b. Adapun PNS dan honorer yang dimaksud adalah minimal 1
tahun telah bekerja di Sekretariat Pemerintah Kota Makassar
minimal 1 tahun lamanya.
c. Pemilihan responden penelutuan ini difokuskan pada Asisten
Bidang Administrasi Umum Sekretariat Pemerintah Kota
Makassar yang terdiri dari Bagan Umum dan Kepegawaian,
Bagian Protokol dan Bagian Hubungan Masyarakat (Humas).

Pengumpulan data melalui kuisioner dilakukan dengan skala


Likert. Menurut Sugiyono (2010: 132) skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dam persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Sehingga untuk
mengetahui pengukuran jawaban responden pada penelitian ini
yang mana menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner,
penulis menggunakan metode skala Likert (Likert’s Summated
Ratings).

Terkait pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner


pengaruh implementasi budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan diukur dengan menggunakan skala Likert. Cara
pemberian skor yang dilakukan adalah untuk SS (Sangat
Setuju)=5, S (Setuju)=4, N (Netral)=3, TS (Tidak Setuju)=2 dan STS
(Sangat Tidak Setuju)=1.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatau penelitian ilmiah, metode pengumpulan data


dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat
dan terpercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti dengan menggunakan kuesioner, yaitu metode pengumpulan
data yang dilakuakan dengan cara menberikan pernyataan-
pernyataan kepada responden dengan panduan kuesioner.

3.7 Jenis Data


a. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh penulis berupa informasi
tertulis maupun lisan serta data-data lainya yang bersumber dari
Pemerintah Kota Makassar.
b. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka. Dalam hal ini data -
data berupa laporan tahunan yang menunjukkan pencapaian
kinerja Pegawai Pemerintah Kota Makassar.
3.8 Sumber Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh penulis langsung dari
responden. Pada penelitian ini data primer diperoleh dari hasil
pengisian kuesioner oleh pegawai Pemerintah Kota Makassar.
b. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh penulis dari
beberapa sumber yang dinilai mempunyai relevansi dengan
penelitian ini. Dalam penelitian ini data sekunder berupa Makassar
Dalam Angka 2015.
3.9 Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatau penelitian ilmiah, metode pengumpulan data


dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat
dan terpercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti dengan menggunakan kuesioner, yaitu metode pengumpulan
data yang dilakuakan dengan cara menberikan pernyataan-
pernyataan kepada responden dengan panduan kuesioner.

3.10 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan penulis adalah berupa buku


catatan, alat tulis, kuesioner, jaringan internet, handphone dan laptop.
Hasil data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis secara
deskriptif yaitu dengan cara pemberian nilai (score) pada setiap
pertanyaan.

3.11 Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen terdiri dari uji validitas dan uji reabilitas terhadap alat
ukur yang digunakan dalam penelitian ini.

3.11.1 Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat


ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure if it
successfully measure the phenomenon) (Siregar, 2013: 46). Uji
validitas digunakan untuk menghitung korelasi antara masing-masing
pernyataan dengan skor total dengan rumus korelasi product moment.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dihitung dengan membandingkan
nilai r hitung (correlated item- total correlations) dengan nilai r tabel.
Jika r hitung > dari r tabel (pada taraf signifikasi 5%) maka pertanyaan
tersebut dinyatakan valid. Cara melihat tabel ialah dengan melihat
baris N-2.

3.11.2 Uji Realibilitas

Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana


hasil suatu pengukuran dapat dipercaya .Suatu kuesioner dinyatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang
menyangkut kekonsistenan jawaban jika diujikan berulang pada
sampel yang berbeda

Anda mungkin juga menyukai