Prosedur Penerimaan Barang Di Industri Farmasi
Prosedur Penerimaan Barang Di Industri Farmasi
2. Barang diterima bagian gudang, lalu disimpan sementara di area karantina, diberi
label karantina (label kuning), dicek fisik secara visual sesuai dengan surat pesanan
barang yang meliputi kebenaran label bahan, nomer batch/lot, keutuhan kemasan
(wadah, label, segel, bruto, asal negara, tanggal pembuatan, tanggal kedaluarsa),
3. Apabila sudah selesai, maka dibuatkan bukti titipan barang sementara (BTBS).
BTBS dibuat tiga rangkap, lembar asli untuk supplier, copy 1 untuk arsip gudang,
4. Barang diterima oleh supervisor penyimpanan bahan baku dan disetujui oleh asisten
5. QC akan melakukan sampling terhadap bahan baku yang datang, barang diterima
6. Setelah bahan baku diluluskan, bagian penyimpanan akan membuat bukti penerimaan
bahan baku (BPBB). Bahan baku akan disimpan dalam gudang sesuai dengan stabilitas
bahan baku. Bahan baku yang diluluskan diberi label hijau dengan tulisan diluluskan
7. Jika bahan baku ditolak, maka gudang akan membuat surat pemberitahuan kepada
bagian pembelian bahwa barang yang dikirim oleh pemasok tidak memenuhi syarat
barang ke supplier dan pemasok (retur). Bahan baku yang ditolak diberi label merah
8. Bahan baku akan diperiksa ulang 1 tahun sekali maksimal 12 hari sebelum jatuh
9. Untuk bahan baku maupun bahan jadi yang diimpor dari manufacturing asing
langsung dilakukan pemeriksaan QC. Jika bahan baku ditolak, maka barang bisa
1) Penerimaan
a) Alur penerimaan bahan baku, bahan jadi dan bahan ekspedisi
1. Barang yang diperoleh dari supplier
2. Barang diterima lalu disimpan sementara di area karantina diberi label kuning, kemudian dicek
fisik secara visual sesuai dengan pesanan barang meliputi kebenaran label (nama bahan, no.
Batch/ lot), keutuhan kemasan orisinil (wadah, segel, bruto), asal negara, tanggal pembuatan,
tanggal kadaluarsa, jumlah dan CoA (Certificate of Analysis).
3. Apabila sudah sesuai maka dibuatkan Bukti Titipan Barang Sementara (BTBS). BTBS dibuat 3
rangkap, lembar asli diserahkan kepada supplier, copy 1 untuk arsip gudang dan copy 2 sebagai
surat permohonan pemeriksaan kepada QC (pengawasan mutu).
4. Barang diterima oleh supervisor penyimpanan bahan baku dan disetujui oleh asisten manajer
penyimpanan. Kemudian, dilakukan pemeriksaan laboratorium QC. Selama masa pemeriksaan,
QC memberi label karantina berwarna kuning pada barang tersebut.
5. QC akan melakukan sampling terhadap bahan baku yang datang. Barang diterima atau ditolak
berdasarkan Hasil Pemeriksaan Laboratorium (HPL).
6. Setelah bahan baku diluluskan, maka bagian penyimpanan akan membuat Bukti Penerimaan
Bahan Baku (BPBB). Kemudian bahan baku akan disimpan ke dalam gudang sesuai dengan
stabilitas bahan baku itu sendiri. Bahan baku yang diluluskan diberi label hijau dengan tulisan
“DILULUSKAN” dan ditempelkan di atas label karantina.
7. Jika bahan baku ditolak, maka gudang akan membuat surat pemberitahuan kepada bagian
pembelian bahwa barang yang dikirim oleh pemasok tidak memenuhi syarat dengan
melampirkan HPL dan surat pengembalian barang ke pemasok. Bahan baku yang ditolak diberi
label berwarna merah dan ditempelkan di atas label karantina.
8. Bahan baku akan diperiksa ulang 1 tahun sekali. Maksimal 12 hari sebelum jatuh tempo, bagian
penyimpanan bahan baku harus mengajukan surat permohonan pemeriksaan ke laboratorium.
Selama pemeriksaan ulang berlangsung, status bahan baku adalah karantina dan diberi label
kuning.
9. Untuk bahan baku maupun bahan jadi yang diimport dari manufacturer asing, langsung
dilakukan pemeriksaan laboratorium oleh QC. Namun, jika bahan baku ditolak, maka barang
bisa dikembalikan ataupun dimusnahkan tergantung negosiasi manager import di Kantor Pusat
Kimia Farma dengan manufakturer tersebut.