SKRIPSI
Oleh :
NIM: 06141281722015
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK
USIA (4-5) TAHUN SELAMA PANDEMI COVID-19 DI JALAN
SARJANA OGAN ILIR
SKRIPSI
Oleh :
Ria Dewi Anjani
NIM: 06141281722015
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Mengesahkan:
Pembimbing Skripsi
Mengetahui:
Koordinator Program Studi
i
PERNYATAAN
NIM : 06141281722015
ii
NIM. 06141281722015
PRAKATA
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Sri
Sumarni, M.Pd sebagai pembimbing atas segala bimbingan yang telah diberikan
dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr.
Hartono, M.A., Dekan FKIP Unsri, Dr. Azizah Husin, M.Pd., Ketua Jurusan
Pendidikan, Dra. Syafdaningsih, M.Pd., Koordinator Program Studi Pendidikan
Anak Usia Dini yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan
administrasi selama penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan
kepada ………………………… anggota penguji yang telah memberikan
sejumlah saran untuk perbaikan skripsi ini. Lebih lanjut penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak DIKTI yang telah memberikan beasiswa PPA selama
penulis mengikuti pendidikan.
Penulis,
iii
Ria Dewi Anjani
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Permasalahan Penelitian............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4 Manfaat......................................................................................................3
1.4.1 Manfaat Teoritis.................................................................................3
1.4.2 Manfaat Praktis..................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
2.1 Hakikat Stimulasi......................................................................................5
2.1.1 Pengertian Stimulasi................................................................................5
2.1.2 Stimulasi Anak Usia 4-5 Tahun...............................................................5
2.2 Perkembangan Motorik Anak Usia Dini...................................................9
2.2.1 Pengertian Motorik Halus......................................................................10
2.2.2 Prinsip Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini.........................11
2.2.3 Kemampuan Motorik Halus Anak Usia (4-5) Tahun............................12
2.3 Pengertian Anak Usia Dini......................................................................13
2.4 Masa Pandemi Covid-19.........................................................................14
METODELOGI PENELITIAN..........................................................................16
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................16
3.2 Lokasi Penelitian.....................................................................................16
3.3 Fokus Penelitian......................................................................................16
3.4 Subjek Penelitian.....................................................................................16
3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................17
3.6 Teknik Analisis Data...............................................................................19
3.7 Teknik Keabsahan Data (Validasi Data).................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
v
LAMPIRAN..........................................................................................................24
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada setiap kegiatan anak usia dini (AUD) tidak bisa lepas dari gerak yang
melibatkan seluruh anggota fisik motoriknya, motorik adalah semua gerakan yang
mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh. Fisik motorik ialah hal yang
mencakup motorik kasar dan motorik halus. Menurut (Komaini, 2018:22) motorik
1
halus adalah gerakan yang dilaksanakan oleh kerja dari otot-otot kecil. Artinya
pada anak usia dini motorik halus ialah kemampuan untuk melakukan sesuatu
dengan melibatkan otot-otot kecil, seperti: menempel, menggunting, merobek,
meronce, dan sebagainya. Perkembangan motorik halus sangatlah penting karena
nantinya akan dibutuhkan oleh anak dari segi akademis dan aktivitas sehari-hari,
seperti memakai pakaian, makan sendiri, menulis, menggunting, mewarnai,
melipat, menggambar, dan lain-lain. Agar perkembangan motorik halus anak
dapat berkembang dengan optimal maka perlunya stimulasi yang diberikan
kepada anak. Stimulasi diberikan kepada anak bertujuan agar otot-otot yang
dimiliki oleh anak lebih matang. Hal ini dimaksud agar anak lebih siap memasuki
jenjang pendidikan pada tahap selanjutnya. (Livana et al., 2018), menyatakan
bahwa ada pengaruh stimulasi motorik halus terhadap tahap perkembangan
psikososial anak usia prasekolah hal ini dikarenakan adanya peningkatan sebelum
dan sesudah diberikan stimulasi. Senada dengan (Harahap, 2020), yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran orang tua terhadap
stimulasi tumbuh kembang motorik halus pada usia (4-5) tahun di Desa Pante
Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Tahun 2018. Berdasarkan
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian stimulasi terhadap anak usia
prasekolah (4-5) tahun sangat memengaruhi perkembangan motorik halus anak,
baik stimulasi tersebut dilakukan oleh orang tua, dapat juga melalui media dan
alat permainan edukatif, dan interaksi anak dengan lingkungan sekitar.
Pemberian stimulasi motorik halus sangatlah penting bagi anak usia (4-5)
tahun di mana pada usia ini anak mulai aktif dalam beraktivitas dan
mengeksplorasi segala hal yang belum ia ketahui. Berdasarkan hasil observasi
awal yang dilakukan pada tanggal 11 februari 2021 terhadap lima orang tua
menyatakan bahwasannya motorik halus anak usia (4-5) tahun penting untuk
distimulasi karena untuk persiapan masuk ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, selain itu jika motorik halus anak tidak distimulasi maka anak akan
cederung kurang aktif. Contoh Stimulasi yang diberikan oleh orang tua dan
lingkungan sekitar sebelum pandemi Covid-19 untuk melatih motorik halus anak
2
yaitu bermain di playground bersama teman-teman, mengajak anak ke tempat
bermain untuk melatih motorik halus anak, membiasakan anak untuk melakukan
aktivitas sehari-hari seperti; memakai baju dan sepatu, dan melakukan kegiatan
menggambar, mewarnai, menempel stiker, dan menulis.
3
menggambar, menggunting, menulis dan menempel bukan memberikan stimulasi
secara langsung.
4
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya
adalah sebagai berikut:
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1.2 Stimulasi Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun
Menstimulasi motorik halus anak sejak dini sangatlah perlu agar anak
dapat lebih kuat dalam memegang barang, lebih mahir ketika makan sendiri,
memakai baju sendiri, dan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kesulitan.
Sebagai orang tua perlulah mengetahui bagaimana cara untuk menstimulasi
anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Menurut (Garina et al., 2017:26)
hal-hal yang dapat dilakukan orang tua pada masa prasekolah atau anak usia
(4-5) tahun untuk mengoptimalkan perkembangan motorik halus anak yaitu
sebagai berikut.
7
Menurut (Darmawan, 2019: 51-57), stimulasi yang dapat dilakukan oleh
orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan motorik halus anak usia (4-5)
tahun yaitu sebagai berikut.
8
ringan ke berat. Bila anak dapat menyusun ketiga benda itu, tambah
jumlahnya menjadi 4 atau lebih.
g. Percobaan Ilmiah
Sediakan 3 gelas isi air. Pada gelas pertama tambahkan satu sendok
teh gula pasir dan bantu anak ketika mengaduk gula tersebut. Pada gelas
kedua masukkan gabus dan pada gelas ketiga masukkan kelereng.
Bicarakan mengenai hasilnya ketika anak melakukan percobaan ini.
h. Berkebun
Ajak anak menanam biji kacang tanah atau kacang hijau di
kaleng/gelas air mineral bekas yang telah diisi tanah. Bantu anak
menyiram tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak memperhatikan
pertumbuhannya dari hari ke hari. Bicarakan mengenai bagaimana
tanaman, binatang, dan anak-anak tumbuh besar.
2. Kemampuan Bersosialisasi Dan Kemandirian
a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan
Stimulasi yang perlu dilanjutkan ialah sebagai berikut: (1) berikan
tugas rutin pada anak dalam kegiatan di rumah, ajak anak membantu di
dapur, dan makan bersama keluarga; (2) buat agar anak bermain dengan
teman sebayanya; (3) ajak anak berbicara tentang apa yang dirasakan
anak selama satu hari ini; (4) ajaklah anak untuk berdiskusi mengenai
rencana jalan-jalan sesering mungkin.
b. Membentuk kemandirian
Beri kesempatan pada anak untuk mengunjungi tetangga dekat,
teman, atau saudara tanpa ditemani anda. Selanjutnya minta anak
bercerita tentang kunjungan nya itu.
c. Membuat “album keluarga”
Bantu anak membuat album keluarga yang ditempeli dengan foto-
foto anggota keluarga. Tulis nama setiap orang dibawahnya.
d. Membuat boneka
Tunjukkan cara membuat “boneka” dari kertas. Gambar bagian
muka dengan spidol. Agar dapat berdiri tegak, pasang lidi sebagai
9
“rangka/badan” boneka. Atau buat “boneka” dari kaos kaki bekas.
Gambar mata, hidung, dan mulut. Gerakkan jari-jari tangan anda seolah-
olah boneka itu dapat berbicara. Buat agar anak mau bermain dengan
temannya selain bermain sendiri.
e. Menggambar orang
Tunjukkan pada anak cara menggambar orang pada selembar kertas.
Jelaskan ketika anda menggambar mata, hidung, bibir, dan baju.
f. Mengikuti aturan permainan/petunjuk
Ajak anak bermain sekaligus belajar mengikuti aturan/petunjuk
permainan. Pada awal permainan, beri perintah kepada anak, misalnya
“berjalan 3 langkah jinjit”. Setiap kali akan menjalankan perintah itu,
minta anak mengatakan “Bolehkah saya memulainya?”. Setelah anak
bisa memainkan permainan ini, bergantian anak yang memberikan
perintah dan anda yang mengatakan “Bolehkan saya memulainya?”
g. Bermain kreatif dengan teman-temannya
Undang ke rumah 2-3 anak yang sebaya. Ajari anak-anak permainan
dengan bernyanyi, membuat boneka dari kertas/kaos kaki bekas dan
kemudian memainkannya. Minta anak mau menirukan tingkah laku
binatang seperti yang dilihatnya di kebun binatang.
h. Bermain “berjualan dan berbelanja di toko”
Kumpulkan benda-benda yang ada di rumah seperti sepatu, sendal,
buku, mainan, majalah, dan sebagainya untuk bermain “ belanja di
toko”. Tulis harga setiap benda pada secarik kertas kecil. Buat “uang
kertas” dari potongan kertas dan “uang logam” dari kancing/tutup botol.
Kemudian minta anak berperan sebagai pemiliki toko, anda dan anak
yang lain pura-pura membeli benda-benda itu dengan “uang kertas” dan
“uang logam”. Selanjutnya secara bergantian anak-anak menjadi
pembeli dan pemilik toko.
10
Selanjutnya menurut (Kusumo, 2016: 13-18) contoh Apparatus Montessori
yang digunakan oleh guru ataupun orang tua dalam menstimulasi motorik halus
anak usia (4-5) tahun yaitu: knobbed cylinders, pink tower, brown strais,
knobless cylinders, red rods, color tablet, constructive triangles, geometric
solid, sandpaper globe, number rods, spindle box, sandpaper numbers, golden
bead material, metal insets, sandpaper letters, moveable alphabet, transfer tray,
tray menyendok, tray menuang, dressing frame, world puzzle, flag stand, dan
land and water form.
Adapun stimulasi motorik halus anak usia dini menurut (Montessori, 2020:
29-34) yang dapat diterapkan oleh orang tua yaitu sebagai berikut.
1. Membiasakan anak melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi,
menggosok gigi, memakai pakaian, menggunakan sepatu, kaos kaki, dan
sebagainya.
2. Kemampuan merawat lingkungan sekitar seperti mencuci piring, menata
meja makan, membersihkan rumah, menyiram tanaman, dan melakukan
kegiatan memasak bersama.
11
2.2 Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Perkembangan motorik merupakan proses perubahan yang terus menerus
seiring bertambahnya usia, gerakan individu meningkat dari keterampilan
motorik yang sederhana, tidak terkoordinasi, dan tidak terampil menjadi
keterampilan motorik yang kompleks dan terorganisir dengan baik. Hal
tersebut senada dengan (Komaini, 2018:21) yang menyatakan bahwa
perkembangan motorik yaitu perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.
Perkembangan tersebut memerlukan usaha yang aktif dari anak dan dukungan
dari lingkungan sekitar anak sehingga dapat mengembangkan motorik halus
anak. Selanjutnya (Rohendi & Seba, 2019: 21) mengemukakan bahwa
perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerak tubuh dan
unsur-unsur kematangan yang berkaitan erat dengan perkembangan pusat
motorik di otak. Lebih lanjut (Khadijah & Amelia, 2020:13) perkembangan
motorik adalah perkembangan tubuh yang melahirkan suatu gerakan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
motorik adalah perkembangan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan
pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi yang berkaitan erat
dengan perkembangan pusat motorik di otak. Artinya perkembangan motorik
pada anak usia dini memerlukan usaha yang aktif dari anak dan didukung
oleh lingkungan sekitarnya agar perkembangan motoriknya dapat
berkembang secara optimal.
12
anggota tubuh tertentu. Senada dengan (Asiah, 2018: 67) yang menyatakan
bahwa motorik halus adalah gerakan yang melibatkan otot-otot ujung jari
serta koordinasi mata dan tangan. Selanjutnya menurut (Slavin, 2018: 88)
motorik halus adalah gerakan yang memerlukan ketepatan dan kecekatan
dengan melibatkan otot-otot halus.
13
Menurut (Rudiyanto, 2016: 41) menyatakan bahwa ada 8 prinsip
perkembangan motorik halus anak yang peril diperhatikan yaitu sebagai
berikut: (1) berorientasi pada kebutuhan anak yang disesuaikan dengan
karakteristik dan tahapan perkembangan anak; (2) belajar sambil bermain,
hendaknya dalam mestimulasi motorik halus anak dilakukan dengan cara
yang menyenangkan bagi anak agar anak dapat melakukan setiap kegiatan
dengan senang dan nyaman; (3) kreatif dan inovatif, orang tua dan guru dapat
memberikan kegiatan kepada anak dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang
unik sehingga dapat merangsang keingin tahuan anak; (4) lingkungan yang
kondusif, buatlah lingkungan disekitar anak menjadi nyaman agar anak dapat
melakukan kegiatan dan mengeksplorasi apa yang ingin ia ketahui; (5) tema,
dalam kegiatan yang dilakukan hendaknya disesuaikan dengan hal-hal yang
paling dekat dengan anak agar anak mampu mengenali berbagai konsep
secara mudah dan jelas; (6) mengembangkan keterampilan hidup yaitu
memiliki kemampuan untuk menolong diri sendiri (self help), berinteraksi
dengan lingkungan sekitar, dan mempunyai bekal keterampilan dasar agar
dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya; (7) menggunakan
kegiatan terpadu ialah kegiatan pembelajaran terstruktur dengan tujuan untuk
memberikan pengalaman bermakna kepada anak, dengan memperhatikan
karakteristik perkembangan motorik anak; (8) kegiatan berorientasi pada
prinsip-prinsip perkembangan anak, kegiatan yang dilakukan dalam melatih
motorik halus anak tidak lepas dari prinsip-prinsip perkembangan anak usia
dini dengan memperhatikan karakteristik anak dan tahapan perkembangan
anak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
mengembangkan motorik halus anak perlu memerhatikan prinsip-prinsip
perkembangan motorik halus diantaranya yaitu kematangan saraf, urutan,
motivasi atau lingkungan yang kondusif, pengalaman, praktik dengan
menggunakan kegiatan terpadu, kreatif dan inovatif, serta berorientasi pada
prinsip-prinsip perkembangan anak.
14
2.2.3 Kemampuan Motorik Halus Anak Usia (4-5) Tahun
Perkembangan motorik halus anak sangat penting dikembangkan dan
distimulasi karena gerakan-gerakan motorik halus inilah yang nantinya akan
mempermudah setiap aktivitas yang dilakukan oleh anak. Kemampuan
motorik halus anak meliputi melepas dan mengancingkan baju, mencoret-
coret, menyusun balok, menggosok gigi, menggunting, mewarnai, serta
makan sendiri dengan menggunakan sendok. Menurut (Santrock, 2018:15)
koordinasi motorik halus usia (4-5) tahun telah meningkat secara substansial
dan lebih tepat, seperti: menggambar bentuk yang mendekati gambar
lingkaran, menggunting kertas, menempel menggunakan jari telunjuk,
membangun jembatan (3-5) balok, membangun menara delapan balok,
menggambar 0 dan +, mengenakan dan membuka baju boneka, menuangkan
air dari teko tanpa tumpah, menuangkan air dari berbagai wadah, memasang
dan mengaitkan tali sepatu, menggunting mengikuti garis, memasang 10
manik-manik, menyalin bentuk X, membuka dan memasang penjepit baju
dengan satu tangan, dan menulis nama pertama.
Adapun kemampuan motorik halus pada anak usia (4-5) tahun menurut
Zorc yang dikutip oleh (Garina et al., 2017:19) meliputi anak telah
mengetahui beberapa angka dan huruf dengan cara anak dapat
mengkoordinasikan antara gerakan tangan dengan bentuk huruf dan lambang
bilangan, anak telah mampu menggambar kotak dan menggambar orang
dengan 6 bagian tubuh, anak telah dapat menulis nama depannya, dan anak
telah dapat menghitung 10 benda dengan menggunakan jari jemarinya. Lebih
lanjut dalam (Permendikbud No. 137 Tahun 2014), kemampuan motorik
halus anak usia (4-5) tahun yaitu anak dapat membuat garis vertikal,
horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran, menjiplak
bentuk, mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang
rumit, mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot halus (menjumput,
mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
kemampuan motorik halus anak usia (4-5) tahun yakni membuat garis
15
vertikal, horizontal, lengkung, miring, dan lingkaran, anak dapat melepas dan
mengancingkan baju, anak dapat mencoret-coret, menggambar, mewarnai,
menyusun balok, menuangkan air dari teko tanpa tumpah, menuangkan air
dari berbagai wadah, memasang dan mengaitkan tali sepatu, menggunting
mengikuti garis, memasang 10 manik-manik, anak telah mampu menggambar
kotak dan menggambar orang dengan 6 bagian tubuh, anak telah dapat
menulis nama depannya, anak telah dapat menghitung 10 benda dengan
menggunakan jari jemarinya.
2.4 Covid-19
Wabah penyakit virus Covid-19 menurut World Health Organization
(WHO) yang merupakan salah satu organisasi kesehatan dunia ini pada tanggal
16
11 Maret 2020 telah menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global.
Status pandemi global ini dinyatakan karena kasus positif virus Covid-19 di
luar negara China semakin meningkat. WHO (2020) mengemukakan bahwa
belum ada pandemi yang dipacu oleh virus corona pada saat yang bersamaan
atau belum pernah ada pandemi yang dapat dikendalikan. Dengan adanya virus
Covid-19 ini seluruh dunia mendapatkan dampak yang sangat besar di berbagai
sektor kehidupan. Dikarenakan hal tersebut, maka WHO meminta setiap
negara untuk mengambil tindakan yang mendesak dan agresif untuk mencegah
dan mengatasi penyebaran virus Covid-19.
17
sensitifitas, anak menjadi manja, dan perubahan tingkah laku, hal itu muncul
disaat mereka terlalu lama tinggal dirumah.
Banyaknya dampak dari pandemi Covid-19 ini membuat peran orang tua
dan pola asuh orang tua dalam mengasuh, merawat, dan mendampingi
pendidikan anak menjadi hal yang sangat penting. Karena keluarga merupakan
unit terkecil dan tempat utama bagi kehidupan anak. Menurut (Ismaniar &
Utoyo, 2020) keluarga merupakan penanggung jawab utama bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Pemberian stimulasi dan pemenuhan kebutuhan yang
berbeda pada setiap anak, khususnya anak usia dini adalah tugas dan kewajiban
orang tua. Terjadinya perkembangan anak secara optimal, baik secara fisik
maupun psikis sangat tergantung sekali pada perhatian dan dukungan dari
keluarga dalam hal ini terutama orang tua. Masih terbatasnya kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki anak usia dini dalam memenuhi kebutuhannya,
menyebabkan tingkat ketergantungan anak sangat tinggi pada orang tua dan
orang dewasa yang ada di sekitarnya.
Sebagai orang tua di masa pandemi ini perlu menciptakan lingkungan yang
nyaman untuk anak dan pemberian stimulasi yang tepat. Menurut (Tanjung,
2020) penataan lingkungan fisik, lingkungan sosial seperti pemilihan teman
sebaya, pengenalan beberapa hal (bahasa, suku, dan ras), dan lingkungan
pendidikan (seperti memberikan tauladan kepada anak dalam mencari ilmu)
sangat perlu diterapkan oleh orang tua selama pandemi Covid-19. Seperti
penataan buku bacaan yang diletakkan di setiap sudut rumah, meletakkan
barang–barang anak pada tempatnya yang mudah dijangkau anak. Seperti
peletakan keperluan mandi anak, peralatan belajar, dan beberapa mainan. Hal
tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melatih anak menjadi pribadi mandiri
dan bertanggung jawab. Selain itu, anak juga secara tidak langsung terstimulasi
dengan adanya pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua.
Pemberian stimulasi juga perlu dilakukan oleh orang tua selama pandemi
Covid-19 agar anak dapat berkembang secara optimal walau hanya dirumah
18
saja. Orang tua juga dituntut untuk aktif dalam memberikan kegiatan yang
dapat merangsang enam aspek perkembangan anak usia dini. Betikut ini contoh
stimulasi yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam merangsang salah satu
aspek perkembangan anak usai dini yaitu perkembangan motorik halus, orang
tua dapat mengajak anak untuk melakukan kegiatan seperti menggambar,
melipat origami, mewarnai, menempel, memompa, menggunting, menyusun
lego, belajar menulis, bermain warna, lubang bola, dan banyak lagi contoh
stimulasi perkembangan motorik halus anak usia dini yang dapat dilakukan
oleh orang tua selama pandemi Covid-19.
19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
20
3.4 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah lima orang tua yang memiliki anak usia
(4-5) tahun di Jalan Sarjana Ogan Ilir yaitu DW, EM, ES, M, dan FQ.
Rambu-rambu Observasi:
21
3) Untuk Mengetahui Stimulasi Motorik Halus Anak Usai 4-5 Tahun
Yang Didapatkan Anak Dari Lingkungan Sekitar Selama Masa
Pandemi Covid-19.
Hari/Tanggal Observasi :
Waktu Observasi :
Lokasi Observasi :
Subjek :
Observer :
Catatan :
2) Wawancara
Alamat :
Usia Anak :
22
4. Apakah ada perbedaan dalam menstimulasi perkembangan motorik
halus anak sebelum pandemi Covid-19 dan setelah pandemi Covid-
19? Jika ada, apa saja perbedaannya?
5. Apakah ada jadwal tertentu untuk menstimulasi perkembangan
motorik halus anak selama masa pandemi Covid-19? Jika ada,
seperti apa jadwal yang diberikan kepada anak untuk menstimulasi
perkembangan motorik halusnya dan bagaimana mengatur jadwal
dalam menstimulasi perkembangan motorik halus anak selama masa
pandemi Covid-19?
6. Apakah ada tindakan khusus yang dilakukan oleh orang tua dalam
menstimulasi perkembangan motorik halus anak selama masa
pandemi Covid-19? Jika iya, bagaimana contoh stimulasi
perkembangan motorik halus anak selama masa pandemi Covid-19
yang dilakukan oleh orang tua?
7. Apakah orang tua menggunakan media atau alat permainan edukatif
dalam menstimulasi perkembangan motorik halus anak selama masa
pandemi Covid-19? Jika iya, media atau alat permainan edukatif apa
yang digunakan oleh orang tua dalam menstimulasi perkembangan
motorik halus anak selama masa pandemi Covid-19?
8. Apakah anak mendapatkan stimulasi motorik halus dari lingkungan
di sekitar (teman sebaya atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan
oleh anak seperti: menyapu, memakai baju sendiri, bermain balok
sendiri, dll) selama masa pandemi Covid-19? Jika iya, Stimulasi
motorik halus seperti apa yang didapatkan anak dari lingkungan di
sekitar selama masa pandemi Covid-19?
9. Apakah motorik halus anak terstimulasi dengan adanya stimulasi
yang telah diberikan oleh ibu/bapak, dan lingkungan sekitar anak
selama masa pandemi Covid-19?
3) Dokumentasi
23
Penelitian ini akan mencantumkan semua data yang berkaitan dengan
dokumentasi terkait dengan subjek penelitian secara langsung. Dokumen
yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang berkaitan dengan subjek
penelitian yang didapatkan secara langsung, sehingga memperoleh data
yang diperlukan.
1) Pengumpulan Data
Dalam hal ini peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya
sesuai dengan kondisi dari hasil observasi, wawancara serta dokumentasi yang
diperoleh ketika melakukan penelitian di lapangan.
2) Reduksi Data
Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data-data
yang telah direduksi, memberikan gambaran yang lebih tajam mengenai
stimulasi motorik halus anak usia 4-5 tahun selama pandemi Covid-19 di Jalan
Sarjana Ogan Ilir. Kemudian data tersebut dibuat dalam bentuk ringkasan
yang dirasa penting dalam penelitian.
3) Penyajian Data
24
Penyajian data dalam penelitian ini ialah deskripsi naratif mengenai stimulasi
motorik halus anak usia 4-5 tahun selama pandemi Covid-19 di Jalan Sarjana
Ogan Ilir agar data dapat mudah dipahami. Kemudian data itu disusun secara
sistematis, sehingga menggambarkan secara mendetail mengenai penelitian
ini.
4) Penarikan Kesimpulan
25
BAB IV
Subjek dalam penelitian ini ialah lima Orang tua yang memiliki anak usia (4-
5) tahun di Jalan Sarjana Ogan Ilir. Berikut ini deskripsi subjek penelitian yang
diteliti:
1. Narasumber 1 DR
DR adalah ibu dari anak yang berinisial MHN yang berusia 4,5 tahun. DR
dan suami berprofesi sebagai Guru. Kepribadian DR yang ramah dan terbuka
membuat peneliti tidak mengalami kesulitan untuk mewawancarai DR. DR hanya
mempunyai satu anak yaitu MHN, kepribadian MHN sedikit pemalu dan tertutup
terhadap orang yang baru dikenalnya. Untuk tempat tinggal, DR dan keluarga
sudah mempunyai tempat tinggal sendiri yang cukup besar. Keadaan rumah DR
juga sangat asri dan MHN juga memiliki tempat khusus atau ruangan khusus
untuk bermain yang dilengkapi media poster peraga di dinding ruangannya.
2. Narasumber 2 EM
EM adalah seorang ibu dari anak yang berinisial MAWK yang berusia 5
tahun. EM merupakan ibu rumah tangga sedangkan, suami EM berprofesi
sebagai Polisi. Kepribadian EM yang ramah dan terbuka membuat peneliti tidak
mengalami kesulitan untuk mewawancarai EM. EM mempunyai tiga orang anak
yaitu satu anak perempuan dan dua anak laki-laki, termasuk MAWK sebagai
anak bungsu. MAWK merupakan anak yang tidak pemalu. Untuk tempat
tinggal, EM dan keluarga sudah mempunyai tempat tinggal sendiri. Keadaan
rumah EM juga cukup luas dan MAWK juga memiliki tempat khusus untuk
bermain.
26
3. Narasumber 3 ES
ES adalah seorang ibu dari anak yang berinisial SA yang berusia 5 tahun. ES
berprofesi sebagai Bidan sedangkan, suami ES berprofesi sebagai Kepala
Puskesmas. Kepribadian ES yang terbuka membuat peneliti tidak mengalami
kesulitan untuk mewawancarai ES. ES mempunyai dua orang anak yaitu dua
anak perempuan, termasuk SA sebagai anak bungsu. Kepribadian SA sedikit
pemalu dan tertutup terhadap orang yang baru dikenalnya. Untuk tempat tinggal,
ES dan keluarga sudah mempunyai tempat tinggal sendiri. Keadaan rumah ES
juga cukup luas dan asri.
4. Narasumber 4 M
M adalah seorang ibu dari anak yang berinisial MRR yang berusia 4,8 tahun.
M merupakan ibu rumah tangga sedangkan, suami M berprofesi sebagai Penjaga
Sekolah. Kepribadian M yang supel dan terbuka membuat peneliti tidak
mengalami kesulitan untuk mewawancarai M. M mempunyai dua orang anak
yaitu satu anak perempuan dan satu anak laki-laki, termasuk MRR sebagai anak
bungsu. MRR merupakan anak yang tidak pemalu dan berani. Untuk tempat
tinggal, M dan keluarga sudah mempunyai tempat tinggal sendiri. Keadaan
rumah EM juga cukup luas dan MRR juga memiliki tempat khusus untuk
bermain.
5. Narasumber 5 FQ
FQ adalah seorang ibu dari anak yang berinisial FRA yang berusia 4 tahun.
FQ dan suami berprofesi sebagai Dokter. Kepribadian FQ yang humble dan
terbuka membuat peneliti tidak mengalami kesulitan untuk mewawancarai FQ.
FQ mempunyai dua orang anak yaitu dua anak laki-laki, termasuk FRA sebagai
anak pertama. FRA merupakan anak yang berani dan tidak pemalu. Untuk tempat
tinggal, FQ dan keluarga sudah mempunyai tempat tinggal sendiri. Keadaan
rumah FQ juga luas dan asri, FRA juga memiliki tempat khusus atau ruangan
27
khusus untuk bermain dengan dilengkapi perpustakaan kecil di dalam ruangan
tersebut.
4.2 Stimulasi Perkembangan Motorik Halus Anak Usia (4-5) Tahun Dari
Orang Tua Selama Pandemi Covid-19
4.3 Stimulasi Perkembangan Motorik Halus Anak Usia (4-5) Tahun Dari
Lingkungan Selama Pandemi Covid-19
Asiah, S. N. (2018). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini di Zaman Now.
CV Kaaffah Learning Center.
28
Chaturvedi, K., Vishwakarma, D. K., & Singh, N. (2021). Covid-19 and Its
Impact On Education, Social Life and Mental Health of Students: A survey.
Journal Children and Youth Services Review, 121.
Garina, L. A., Wangi, N., & Kharisma, Y. (2017). Serba-serbi Tumbuh Kembang
Anak Panduan Perawatan dan Pengasuhan Buah Hati Usia 0-5 Tahun. PT
Lontar Digital Asia.
Khadijah, & Amelia, N. (2020). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini.
Kencana.
29
Kusumo, E. L. (2016). Montessori di Rumah 55 Kegiatan Keterampilan Hidup.
Erlangga.
Livana, Armitasari, D., & Susanti, Y. (2018). Pengaruh Stimulasi Motorik Halus
Terhadap Tahap Perkembangan Psikososial Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal
Pendidikan Keperawatan Indonesia, 4(1), 30.
Rizki, C. R. (2020). Peran orang tua dalam mengembangkan motorik halus anak
saat pembelajaran jarak jauh. Skripsi.
Rohendi, A., & Seba, L. (2019). Perkembangan Motorik Pengantar Teori dan
Implikasinya dalam Belajar. Alfabeta.
30
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif (S. T. Suryandari (ed.)). Alfabeta.
Susanto, A. (2017). Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori). PT Bumi
Aksara.
Suyadi. (2017). Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains.
PT Remaja Rosdakarya.
Tabi’in, A. (2020). Problematika Stay At Home Pada Anak Usia Dini Di Tengah
Pandemi Covid 19. Jurnal Golden Age, 4(1), 190–200.
Tanjung, R. (2020). Peran Orangtua dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Masa
Pandemi Covid-19. 1(2), 64–73.
31
LAMPIRAN
32