Disusun Oleh:
JURUSAN FISIOTERAPI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt atas berkat dan rahmatnya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Penatalaksanaan
Fisioterapi pada Kondisi Keterlambatan Perkembangan Motorik Anak” dan
shalawat serta salam selalu kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
saw. Karya tulis ilmiah ini disusun guna memenuhi tugas kenaikan mata kuliah
Bahasa Indonesia di Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta yang dibina oleh
ibu Sri Hastuti S.S., M.Pd. Tiada gading yang tak retak. Peneliti menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam Karya Tulis Ilmiah ini, oleh sebab itu peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud
tanpa banyak bantuan dari banyak pihak. Oleh sebab itu peneliti mengucapkan
banyak terimakasih kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Sri Hastuti S.S., M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
terwujud.
2. Orang tua dan keluarga yang selalu mendukung dan mencurahkan doa-doa
sehingga peniliti dapat bersemangat ketika mengerjakan karya tulis ilmiah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
2.1 Fisioterapi............................................................................................... 8
iii
3.2 Jenis Penelitian..................................................................................... 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
sampai saat ini tak semuanya telah menjadi penduduk yang maju, penduduk
yang berpendidikan tinggi, juga tak semuanya merupakan penduduk yang
mampu sacara materi.
Pada akhir tahun 2019, muncul penyakit yang disebabkan oleh salah
satu anggota keluarga besar virus corona, yaitu Covid-19 (varian baru virus
corona). Tak disangka virus ini menyebar dengan cepat sehingga menyebabkan
pandemi. Menurut Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor
40 Tahun 2014, pandemi merupakan wabah penyakit menular yang berjangkit
serempak meliput dan melintasi batas wilayah geografis antar beberapa dan
2
banyak negara. Tak hanya menyebar dengan cepat, virus ini juga sangat cepat
mengalami mutase genetik, sehingga gejala penyakit yang diakibatkan pun
kian beragam dan kian tak terduga. Terhitung semenjak ditemukan penyakit
ini, hingga bulan November tahun 2021 penyakit ini sukses membuat 5,13 juta
jiwa meninggal. Orang yang terjangkit penyakit ini dengan gejala ringan dapat
sembuh total ketika dinyatakan sembuh, namun, terdapat beberapa orang yang
mengalami gejala berat ketika terjangkit, tak dapat sembuh total secara
langsung atau merasakan efek jangka panjang akibat penyakit ini (WHO,
2020). Selain menimbulkan masalah kesehatan, virus ini juga menimbulkan
efek negatif terhadap perekonomian negara, dan juga efek negatif terhadap
psikologis kebanyakan orang. Menurut Pitter Abdullah, Direktur Riset Core
Indonesia, jumlah pengangguran dan penduduk miskin meningkat pada
pandemic Covid-19. Dengan begitu, akan semakin banyak anak dan ibu hamil
yang gizinya tak tercukupi, sehingga terjadilah banyak fenomena menyangkut
pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya keterlambatan
perkembangan motorik anak.
3
judul “Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Keterlambatan
Perkembangan Motorik Anak” untuk karya tulis ilmiah ini.
Karena itulah, karya tulis ilmiah ini berisi dengan terlebih dahulu
memaparkan penjelasan mengenai keterlambatan perkembangan motorik pada
anak, lalu pemaparan penjelasan mengenai ciri-ciri anak yang mengalami
4
pertumbuhan dan perkembangan motoriknya normal dari pemaparan tersebut
akan terlihat tanda-tanda anak jika ia mengalami keterlambatan dalam
perekembangan motoriknya, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai
penatalaksanaan seorang fisoterapis pediatri ketika menerapi anak yang
mengalami keterlambatan perkembangan motoriknya, penatalaksanaan yang
akan sedikit banyak membahas bagaimana stimulasi-stimulasi yang akan
diberikan fisioterapis sesuai dengan kebutuhan anak ketika mengalami kondisi
tersebut.
5
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah karya tulis ilmiah ini diantaranya yaitu:
1. Seperti pakah keterlambatan perkembangan motorik pada anak itu?
2. Seperti apakah ciri-ciri anak yang normal perkembangan motoriknya atau
tidak mengalami keterlambatan perkembangan motorik pada anak?
3. Bagaimanakah tahap pemeriksaan fisioterapi pada kasus keterlambatan
motorik pada anak?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan disusunnya karya tulis ilmiah ini ialah:
1. Untuk mengetahui keterlambatan perkembangan motorik pada anak.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri anak yang normal perkembangan motoriknya
atau tidak mengalami keterlambatan perkembangan motorik pada anak.
3. Untuk mengetahui tahap pemeriksaan fisioterapi pada kasus keterlambatan
motorik pada anak.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
A. Instansi, manfaat yang dapat diperoleh instansi yaitu:
a) Memberikan sumbangsih yang tentunya positif terhadap
kemajuan instansi.
b) Dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran pada perkuliahan
di instansi.
6
B. Pembaca, manfaat yang dapat diperoleh pembaca yaitu:
a) Dapat membantu pembaca mengatasi masalah keterlambatan
perkembangan motorik anak dengan jalan menerapkan fisioterapi.
b) Dapat menjadi bahan pembelajaran pembaca jikalau menemukan
kasus keterlambata motorik pada anak.
C. Peneliti Lain, manfaat yang dapat diperoleh peneliti lain yaitu:
a) Dapat menjadi salah satu rujukan sumber pustaka yang dibutuhkan
peneliti lain.
b) Menjadi pijakan dasar peneliti lain untuk melanjutkan atau
memperbaiki karya tulis ilmiah ini.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Fisioterapi
2.1.1 Pengertian Fisioterapi
8
2.1.2 Jenis Fisioterapi
a. Neuromusculoskeletal
b. Kardiovaskular
c. Neurologi
9
kemampuan untuk merasakan sensasi. Contoh penyakitnya yaitu,
cedera tulang belakang, stroke, parkinson, dan multiple sclerosis.
Fisioterapi juga dapat menjaga postur tubuh pasien gangguan
neurologis dan membantu memulihkan keterampilan motorik
dengan terapi mekanis.
d. Respirasi
a. Terapi Manual
b. Terapi Magnetik
10
c. Taping
d. Diathermy
11
pengobatan yang akan diterapkan kepada pasien, sehingga pasien dapat
beraktivitas kembali sebagaimana biasanya.
12
individu. Seperti, pemulihan stroke, gangguan tulang belakang,
pemulihan dari cedera, gangguan jantung dan sirkulasi darah, arthtritis,
dan lain sebagainya. Sedangkan manfaat umumnya ialah fisioterapi
membantu merawat pasien dalam semua fase penyembuhan dari
diagnosis awal hingga tahap pemulihan dan pencegahan pasien
mengalami kambuh, tetapi juga dapat menjadi perawatan pendamping
atau pelengkap dalam pengobatan pasien.
13
dengan perkembangan pusat motorik yang berada pada otak, yang
sejalan dengan kematangan saraf dan otot.
a. Motorik Kasar
14
b. Motorik Halus
15
perkembangan motorik anak sangat bermanfaat dan sangat penting
untuk anak menjalani kehidupannya di kemudian hari.
Pada penelitian yang ditulis di tahun 2013 oleh Anasta Nur Apriyani
dengan judul “Penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi Delay Development
di Yayasan Pendidikan Anak Cacat Surakarta” ini menurut penyusun belum
lengkap dan hanya berdasarkan satu orang saja. Selain itu metode pada
penatalaksanaannya hanya memakai satu metode saja dan belum
menghasilkan hasil yang signifikan. Sedangkan, pada penelitian yang ditulis
di tahun 2015 oleh Surya Mahendra dan Nur Susanti dengan judul
“Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Development Delayed (DD)
16
dengan Metode Play Exercise” ditulis dengan apik dan menarik. Walau juga
hanya dengan satu metode dan satu pasien, penelitian ini dijelaskan secara
rinci lengkap dengan keempat faktor pertumbuhan yang dikontrol. Sehingga
pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang memberikan pengertian
bahwa development delayed (DD) dapat mengakibatkan munculnya
berbagai permasalahan. Lalu pada penelitian yang ditulis di tahun 2018 oleh
Meitantri Nabilaputri dengan judul “Terapi Latihan pada Motor Delayed
Akibat Hormon Hipotiroid” menjabarkan dengan sangat lengkap dan apik.
Dijabarkan secara rinci bagaimana penatalaksanaannya dengan disertai
gambar. Namun, karena penyebab keterlambatan perkembangan motorik
anak pada penelitian ini hanya disebabkan oleh hormon hipotiroid. Pada
karya tulis ilmiah ini hanya akan dibahas bagaimana tahap awal sebelum
melaksanakan fisioterapi pada keterlambatan perkembangan motoric anak
dan bagaimana pelaksanannya. Jadi, untuk penelitian yang telah
dilaksanakan pada tahun 2018 terlalu sempurna dan telah berfokus pada satu
masalah, namun tetap dapat dijadikan sumber sehingga karya tulis ilmiah
ini pun makin lengkap dan makin bagus.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA KONDISI KETERLAMBATAN
PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Tempat
3.1.2 Waktu
a. Timeline Penelitian
1. Pengajuan Judul
2. Wawancara
3. Penyusunan Bab I
4. Penyusunan Bab II
6. Penyusunan Bab IV
7. Penyusunan Bab V
8. Pengumpulan Karya
18
3.2 Jenis Penelitian
Pada karya tulis ilmiah ini jenis penelitian yang digunakan ialah
penelitian deskriptif. Menurut Sujana dan Ibrahim (1989:65) penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang mengusahakan mendeskripsikan
suatu peristiwa, gejala, yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada pemecahan masalah-masalah aktual
sebagaimana yang ada pada saat penelitian dilaksanakan. Pada penelitian
jenis ini peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang membuat
perhatian tertuju padanya kemudian melukiskan sebagaimana adanya,
sehingga pemanfaatan penelitian ini berlaku pada saat itu pula yang belum
tentu relevan jika digunakan untuk waktu yang lama. Karena itulah
penelitian ini tidak memerlukan hipotesis, tidak menuntut adanya perlakuan
atau manipulasi variabel, karena gejala dan peristiwanya telah ada dan
peneliti hanya tinggal mendeskripsikannya. Variabel pada jenis penelitian
ini dapat berupa tunggal, atau dapat lebih dari satu variabel, bahkan juga
dapat mendeskripsikan hubungan beberapa variabel.
Sumber data yang diambil oleh penyusun pada karya tulis ilmiah ini
tedapat sumber data sumber data primer dan sumber data sekunder. Pada
sumber data primer, yang sumber datanya didapatkan langsung dari
lapangan, karya tulis ilmiah ini menggunakan metode wawancara. Menurut
Lexy Moloeng (2005:186) wawancara adalah percakapan yang dilakukan
oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan pewawancara. Wawancara juga
dapat diartikan sebagai percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu.
Sedangkan sumber data sekunder ialah sumber data yang diperoleh
penyusun secara tidak langsung di lapangan. Sumber data ini meliputi
19
jurnal-jurnal penelitian yang telah diterbitkan, buku, dan juga sumber di
internet.
Uji validitas data pada karya tulis ilmiah ini menggunakan uji
validitas menggunakan validitas empiris. Validitas empiris menurut
Arikunto (2008:66) karena mengandung kata empiris yang artinya
pengalaman, maka validitas ini harus berdasarkan pengalaman. Lalu, pada
validitas empiris ini ada dua macam yaitu validitas empiris secara internal,
20
dan validitas secara eksternal. Validitas secara internal menyatakan
seberapa jauh kecocokan yang diamati, diukur, dan dianalisis sesuai realitas
oleh penyusun. Artinya, validitas internal merujuk pada kesesuaian
penelitian dengan realitas. Jadi, validitas internal dapat dicek apakah karya
tulis ilmiah berisi penjelasan mengenai gejala yang diamati mendekati
realitas atau kebenaran, dan derajat kecermatan penjelasan tersebut
menunjukkan validitas internal suatu penelitian. Sedangkan validitas
eksternal ialah validitas yang mengacu pada universalitas dan generalitas
hal yang di teliti. Pertanyaan yang mendasar yang dapat dicek menggunakan
validitas ini adalah seberapa jauh hasil dan konklusi yang dapat
digeneralisasi kepada orang (masyarakat) dan latar (setting) lain. Dengan
perkataan lain, validitas eksternal perlu menjawab masalah, apakah temuan
peneliti itu dapat diterapkan (diaplikasikan) pada situasi lain.
21
BAB IV
4.2 Pembahasan
22
perkembangan. Namun, pada anak yang hanya mengalami
keterlambatan perkembangan motorik, biasanya kondisi ini terjadi
ketika seorang anak terlambat “bisa” melakukan suatu gerakan atau
hal-hal yang berhubungan dengan motorik sesuai dengan usia anak
pada umumnya. Hal ini juga tercermin pada penjelasan Adnan Faris
Naufal pada paragraph sebelumnya.
Penglihatan dan
Usia Motorik Pengucapan
Pendengaran
23
1-1,5 “babbles” kepada Fokus kepada keluarga
Bulan beberapa orang dan orang tua
1,6-2 Saat ditengkurapkan, Mulai fokus terhadap
Bulan berusaha kembali ke satu objek.
posisi terlentang dengan
menggunakan tangannya.
2,1- Mulai belajar untu Dapat Mulai melihat
2,5 miring ke satu sisi mengucapkan dengan warna
Bulan Dapat menggunakan “eee, ahh” Mengamati
elbow (siku tangan) Memainkan lidah pergerakan
sebagai tumpuan saat tangannya sendiri.
di tengkurapkan
Dapat mengangkat
kepala beberapa saat.
3 Saat posisi tengkurap Menggunakan suara Mengikuti ke
Bulan dapat mengontrol vocal (a, i, u, e, o) mana arah
kepala (45°) dan mainannya berada
pertahankan garis hingga
tengah merotasikan
Kontrol otot leher kepala 180°
bilateral Sensitif terhadap
suara yang timbul
5 Dapat memegang Menikmati Dapat melihat
Bulan kepala dengan mantap celotehannya Menyesuaikan
Awal reaksi landau bentuk tangan
Bergerak untuk sebelum
mendapatkan objek mengambil benda
yang diinginkannya
Memasukkan benda
ke mulut
24
Menyentuh lutut
dengan tangan.
6 Memindahkan benda Suku kata ganda, Suara lokal mulai
Bulan dari tangan satu ke terdengar seperti terdengar jelas
tangan lainnya “mumum dan dada” sekitar 45cm di
Dapat duduk tegak samping telinga
dengan penyangga Ketajaman
Meningkatkan reaksi penglhatan sudah
landau seperti orang
Berguling dari dewasa
supinasi ke pronasi Memahami objek
(berbaring ke dari sebuah gambar
telungkup) diarahkan Mewaspadai orang
dan diprakarsai oleh asing
bahu, pinggul, kepala.
7 Merayap Babbles (kombinasi Berekspresi dengan
Bulan Dapat mengambil satu konsonan-vokal) kontak mata
objek di masing-
masing tangan
Menaruh kaki di
mulut dengan tangan
Mulai mencoba untuk
merangkak
Mulai merayap maju
Bermain dalam posisi
duduk lateral.
8 Bisa merayap, namun Berkomunikasi dan Melihat benda
Bulan belum sempurna mengekspresikan jatuh dengan
Reaksi postural landau perasaan dengan seksama
selesai babbles
25
Dari dukungan lateral, Senang bermain
menggapai posisi “ci-luk-ba”
duduk sendiri Menemukan
Dapat memegang tiga mainan
mainan bersamaan tersembunyi
9 Dapat berdiri dari Dapat mengucapkan
Bulan posisi awal berlutut “yaa” sambal
dengan pegangan melambaikan tangan
Merayap dan
merangkak sempurna
10-12 Berdiri tetah Mengoceh 2-3 kata Menggerakkan
Bulan Mengambil beberapa berulang-ulang mainan dan
langkah tanpa mengamati ke
dipegangi mana akan
Berdiri kurang dari 2 bergerak
detik Memahami
perintah sederhana
12-18 Posisi jongkok Mengucapkan Mampu memahami
Bulan Berjalan secara dengan fasih “mama, lagu favorit mereka
autonom baba, dada” dan mencoba untuk
Bergerak dari berdiri menyanyikannya
ke jongkok dan
kembali berdiri tanpa
bantuan apapun
Berjalan mandiri
18-24 Berlari Banyak kata yang
Bulan Berdiri di ujung jari sudah dapat
kaki dan tumit dimengerti
Melompat Menggabungkan
dua sampai tiga
26
Naik dan turun tangga kata dalam satu
dengan pegangan kalimat.
Membuat garis lurus
dan lingkaran
Mengontrol pipis
3 Menyusun kubus Berbicara dengan
Tahun Menaiki tangga kalimat yang
dengan tinggi 30cm panjang
menggunakan satu Suka memberikan
kaki, 60cm pertanyaan
menggunakan dua
kaki setiap
langkahnya.
Menggenggam
dengan posisi tangan
pronasi
(menelungkupkan
tangan)
Berdiri satu kaki
Makan menggunakan
sendok dan garpu.
4 Melompat dengan satu Keingintahuan dan
Tahun kaki banyaknya
Menggunting pertanyaan berada di
Turun tangga satu puncaknya
kaki perlangkah
5 Berjalan di atas balok Berbicara lancer
Tahun kayu panjang dengan fasih
Melompat ke depan kekanak-kanakan
tanpa terjatuh
27
6 Aktivitas otot untuk Fasih berbicara
Tahun berjalan sudah selesai
Mengetahui kanan dan
kiri.
Tabel 4.2.2 Tumbuh Kembang dalam Teori Milestones
A. Identitas Pasien
28
B. Data-Data Medis Rumah Sakit
Pada data-data medis rumah sakit, terdapat catatan klinis
yang berisi medikamentosa yaitu pengobatan atau obat-obatan
yang pernah dikonsumsi pasien atau dilakukan pasien, dan data
pendukung seperti hasil laboratorium dan foto rontgen.
C. Segi Fisioterapi
b. Pemeriksaan Obyektif
29
c. Diagnosis Fisioterapi
e. Prognosis Fisioterapi
f. Pelaksanaan Fisioterapi
g. Evaluasi
30
merupakan pemeriksaan sederhana tanpa alat apapun. Dalam
proses pelaksanaan MMT diberikan persegmen otot, metode ini
tidak dapat menilai hanya untuk satu kekuatan otot saja. Cara
pemeriksaanya ialah dengan meminta pasien untuk
menggerakkan persendiannya dalam satu arah, misalnya pasien
diperintahkan untuk menggerakkan sikunya ke atas dalam posisi
anatomis. Maka, hasil yang didapat adalah kekuatan pada otot
fleksornya. Hasil yang didapat dari tes ini dapat dilihat dengan
niai yang ada pada tabel berikut,
31
Skala XOTR Pengertian
S: 5° - 0° -140°
Keterangan:
32
5° : Menunjukkan luas gerakan yang dapat dilakukan pada
gerakan yang menjauhi tubuh. Pada angka pertama ini diisi
untuk gerakan ekstensi, abduksi, dan eksternal rotasi.
C. Pemeriksaan Spastisitas
Nilai Penjelasan
33
Persendian yang diperiksa mengalami kaku pada saat digerakkan
4
fleksi ataupun ekstensi.
Tabel 4.2.3.3 Penilaian Spastisitas
a. Perilaku Sosial
c. Bahasa (Language)
34
yang dicurigai mengalami gangguan tumbuh kembang, sehingga
akan dilanjutkan dengan evaluasi tahapan yang lebih lengkap
daripada sebelumnya. Alat peraga yang digunakan untuk tes ini
ialah benang wol, manik-manik, sendok, garpu, piring, peralatan
untuk menyikat gigi, permainan kartu, pakaian berkancing, kertas
putih dan kertas bewarna, pensil, dan yang paling penting,
formulir pemeriksaan DDST. Dalam penilaiannya berilah tanda
pada beberapa poin yang telah diamati, apabila lulus (Passed=P),
gagal (Fail=F), dan apabila anak tidak dapat kesempatan untuk
mengerjakan tugas yang diinstruksikan (No Opportunity=NO).
Dimensi Kemampuan
Dimensi A Berbaring dan berguling
Dimensi B Duduk
Dimensi C Merangkak dan berlutut
35
Dimensi D Berdiri
Nilai Penjelasan
36
Gross Motor Function Classification System (GMFCS),
menggunakan sistem lima tingkat yang sesuai dengan tingkat
kemampuan dan impairment limitation. Semakin tinggi angka,
maka semakin parah. Setiap tingkat ditentukan oleh rentang usia
dan serangkaian kegiatan yang dapat dicapai anak. GMFCS
membantu menentuan tindakan operasi, perawatan, terapi, dan
teknologi bantuan yang cenderung menghasilkan hasil terbaik
untuk anak. Sistem ini berguna bagi fisioterapis sebagai pedoman
perkembangan yang mempertimbangkan gangguan
motormotorik. Alat ini menggunakan level kalsifikasi (GMFCS
level 1-5) sehingga orang tua dapat memahami kemampuan
gangguan motoric dari waktu ke waktu, seiring dengan
bertambahnya usia anak.
a) GMFCS Level I
b) GMFCS Level II
37
Berjalan dengan bantuan peralatan adaptif.
Membutuhkan bantuan mobilitas berupa pegangan untuk
berjalan di dalam ruangan dan alat kursi roda untuk di luar
rumah, di sekolah, dan di komunitas.
d) GMFCS Level IV
e) GMFCS Level V
G. Pemeriksaan Sensoris
38
membutuhkan bantuan orang tua, juga diakhir tes orang tua akan
mengisi kolom komentar. Berikut beberapa kategori dalam
penilaian sensoris:
Respons Keterangan
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
40
5.2.2 Penelitian sebaiknya dilakukan dengan eksperimen sehingga hasilnya
lebih akurat dan terbukti metode penatalaksanaan fisioterapis dapat
efektif membantu anak mengejar keterlambatan motoriknya.
41
DAFTAR PUSTAKA
Naufal, Adnan Faris. 2019. Mengenal dan Memahami Fisioterapi Anak. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Badan Pusat Statistik. 2021. Hasil Sensus Penduduk 2020. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Amanati, Suci, Dkk. 2018. Pengaruh Terapi Latihan pada Developmental Delay.
Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang: Jurnal Fisioterapi dan
Rehabilitasi. 02(01). 61-69.
42
Mahendra, Surya dan Susanti, Nur. 2015. Penatalaksanaan Fisioterapi pada
Kondisi Development Delayed (DD) dengan Metode Play Exercise.
Universitas Pekalongan: Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Rahim, Nur Asia, Muhammad Akil Musi, dan Rusmayadi. 2020. Pengaruh
Kegiatan Mozaik Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak pada
Kelompok B Taman Kanak-Kanak Nusa Makassar. Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini. 06(01). 15-20.
43
%20Kependudukan%20(Adminduk,jiwa%20adalah20perempuan%E2%80
%9D%20papar%20Zudan. Diakses pada Sabtu, 6 November 2021.
Nareza, Meva. 2020. Pahami Penyebab Stunting dan Dampaknya pada Kehidupan
Anak. www.alodokter.com/bayi-lahir-stunting-faktor-penyebab-dan-risiko.
Diakses pada Sabtu, 6 November 2021.
44