Anda di halaman 1dari 125

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN, SISTEM PAKAR DAN

SISTEM KEAMANAN

Diajukan Oleh:
Kelompok 5
MB-6A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN, SISTEM PAKAR DAN
SISTEM KEAMANAN

Diajukan guna melengkapi persyaratan untuk menyelesaikan tugas


kelompok 5 kelas MB-6A Politeknik Negeri Medan

Diajukan Oleh:
Kelompok 5
MB-6A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Ketua Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan, dengan ini


menyatakan persetujuan atas Hasil Tugas Kelompok 5 secara daring/online bagi
mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Berikut:
Nama Kelompok 5 : Desi Adestora Sinaga ( Ketua )
Andreas Wira ( Anggota )
Shenya Arras ( Anggota )
Nur Rizki ( Anggota )
Kelas : MB – 6A
Judul Pembahasan : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN,
SISTEM PAKAR DAN SISTEM KEAMANAN

Dosen Pembimbing 1

Jenny Sari Br. Tarigan, S.E., M.T.I


NIP 19640609 199103 2 001

Dosen Pembimbing 2

Edi Putra Berutu, S.E., M.Si


NIP 19770630 200912 1 00

Menyetujui

Kepala Jurusan Administrasi Niaga Kepala Program Stdi Manajemen Bisnis

Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si Harris P.Nasution, S.E., M.M


NIP 19720817 200501 1 001 NIP 19750110 200912 1 003
HALAMAN PERSETUJUAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN, SISTEM PAKAR DAN


SISTEM KEAMANAN

Kelompok 5
MB-6A

Telah disetujui untuk melaksanakan Tugas Kelompok

Menyetujui
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Jenny Sari Br. Tarigan, S.E., M.T.I Edi Putra Berutu, S.E., M.Si
NIP 19640609 199103 2 001 NIP 19770630 200912 1 00

Menyetujui

Kepala Jurusan Administrasi Niaga Kepala Program Studi Manajemen Bisnis

Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si Harris P.Nasution, S.E., M.M


NIP 19720817 200501 1 001 NIP 19750110 200912 1 003
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Tim : Kelompok 5
Nama Universitas : Politeknik Negeri Medan
Nama Peserta I : Desi Adestora Sinaga
Nomor Induk Mahasiswa : 1805171009
Nama Peserta II : Andreas
Nomor Induk Mahasiswa : 1805171051
Nama Peserta III : Nur Rizki Wira Medari
Nomor Induk Mahasiswa : 1805171071
Nama Peserta IV : Shenya Arras
Nomor Induk Mahasiswa : 1805171043
Dengan ini menyatakan bahwa karya tullis dengan judul :
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN, SISTEM PAKAR DAN SISTEM
KEAMANAN

Adalah benar – benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari karya
tulis orang lain serta belum pernah dikompetisikan dan/atau dipublikasikan dalam
bentuk apapun. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar maka kami
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Demikian surat
pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan
sebaimana diperlukan.

Mengetahui, Yang Bertanda Tangan


Dosen Pembimbing Ketua Kelompok

Jenny Sari Br. Tarigan, S.E., M.T.I Desi Adestora Sinaga


NIP 19640609 199103 2 001 NIM 1805171009
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas
kemudahan dan karunia-Nya akhirnya tugas kelompok ini bisa diselesaikan
dengan baik. Tugas kelompok ini kami persambahkan kepada:

Kedua orang tua kami tercinta yang telah senantiasa mendoakan, memberi
nasihat, mendidik, mendukung secara moril dan materil, hingga kami bisa sampai
di titik ini. Semoga Ibu dan Ayah selalu diberikan kesehatan dan berada di dalam
lindungan Tuhan.

Terimakasih semangat dan do’anya, semua keluarga besar, sahabat, dan orang
yang menyayangi kami. Semoga Tuhan membalas segala kebaikan yang telah
kalian berikan.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan karena telah melimpahkan
karunia dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok 5
yang berjudul “Sistem pendukung keputusan, Sistem pakar dan Sistem keamanan ”
ini dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan yang berarti.

Penulisan tugas kelompok ini menrima banyak bantuan dari berbagai pihak dan
dalam berbagai bentuk. Atas segala bantuan dan dukungan yang telah diterima,
dengan setulus hati kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si., Kepala Jurusan Administrasi Niaga Politeknik
Negeri Medan.
2. Harris Pinagaran Nasution, S.E., M.M., Kepala Program Studi Manajemen
Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan.
3. Jenni Sari Br Tarigan, S.E., M.TI., Selaku dosen pembimbing 1 terima kasih
atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan
mengarahkan penulis dalam menyusun tugas kelompok ini.
4. Edi P Berutu, S.E., M.Si., Selaku dosen pembimbing 2 terima kasih telah
banyak memberi dukungan, saran, arahan dan semangat kepada penulis dalam
menyusun tugas ini.
5. Semua teman-teman seperjuangan MB-6A, MB-6B dan MB-6C yang juga
menjadi semangat kami dalam menyelesaikan tugas kelompok ini.

Teristimewa kepada Ayah dan Ibu yang paling tersayang serta kakak dan abang
kami, yang selalu memberikan dukungan baik secara materil maupun moril, serta
doa yang tiada henti-hentinya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok
ini.

Tugas kelompok ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu sangat diharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk lebih
sempurnanya tugas kelompok ini. Semoga hasil tugas kelompok ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.

i
Medan, 30 Juni 2021
Ketua Kelompok 5

Desi Adestora Sinaga


1805171009

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 2
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan ....................................................... 4
2.2 Pengertian Sistem Pendukungn Keputusan Menurut Ahli ............................... 5
2.3 Sejarah Sistem Pendukung Keputusan ............................................................ 5
2.4 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan ................................................... 6
2.5 Tujuan dan Fungsi Sistem Pendukung Keputusan........................................... 6
2.6 Manfaat Sistem Pendukung Keputusan........................................................... 8
2.7 Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan ................................................... 8
2.8 Jenis-Jenis Sistem Pendukung Keputusan ....................................................... 9
2.9 Fase Pemecahan Masalah ............................................................................. 11
2.10 Tahapan Sistem Pendukung Keputusan ...................................................... 12
2.11 Komponen Sistem Pendukung Keputusan .................................................. 14
2.12 Membangun Konsep dan Elemen Proses Pemecahan Masalah .................... 15
2.13 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ............................................... 17
2.14 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok .............................. 18
2.15 Tipe Sistem Pendukung Keputusan ............................................................ 20
2.16 Contoh Kasus Sistem Pendukung Keputusan dan Penyelesaiannya ............. 22
2.17 Studi Kasus Menggunakan Sistem Pendukung Keputusan .......................... 26

iii
2.18 Tahapan Dalam Pengambilan Keputusan .................................................... 31
2.19 Jenis-Jenis Masalah .................................................................................... 32
2.20 Langkah-Langkah dalam Menyelesaikan Masalah ...................................... 33
2.21 Model DSS ................................................................................................ 35
2.22 Metode Simple Additive Weighting ........................................................... 47
2.23 Langkah Penyelesaian Metode SAW .......................................................... 49
2.23.1 Analisa Permasalahan ........................................................................... 50
2.23.2 Analisa Sistem...................................................................................... 50
2.23.3 Analisa Hasil dan Pembahasan ............................................................. 52
2.24 Pengertian Sistem Pakar ............................................................................. 61
2.25 Sejarah dan Perkembangan Sistem Pakar.................................................... 62
2.26 Ciri-Ciri Sistem Pakar ................................................................................ 64
2.27 Konsep Sistem Pakar .................................................................................. 64
2.28 Kategori Masalah Sistem Pakar .................................................................. 66
2.29 Elemen Manusia yang Terkait dalam Penggunaan dan Pengembangan Sistem
Pakar ................................................................................................................. 66
2.30 Keuntungan dan Kelebihan Sistem Pakar ................................................... 67
2.31 Kelemahan Sistem Pakar ............................................................................ 69
2.32 Bentuk atau Tipe Sistem Pakar ................................................................... 69
2.33 Karakteristik dan Elemen Sistem Pakar ...................................................... 70
2.34 Komponen atau Bagian Umum Sistem Pakar ............................................. 71
2.35 Metode Sistem Pakar .................................................................................. 73
2.36 Bentu atau Tipe Sistem Pakar ..................................................................... 73
2.37 Struktur Sistem Pakar ................................................................................. 74
2.38 Langkah-Langkah Pembuatan Sistem Pakar ............................................... 76
2.39 Contoh Kasus Sistem Pasar ........................................................................ 77
2.39.1 Contoh Aplikasi Sistem Pakar .............................................................. 78
2.40 Tujuan Sistem Pakar .................................................................................. 79
2.41 Alasan Penggunaan Sistem Pakar ............................................................... 81
2.42 Pengetahuan di Dalam Sistem Pakar ........................................................... 82
2.43 Membuat Sistem Pakar Lebih Mudah Digunakan ....................................... 83
2.44 Kategori Problema Sistem Pakar ................................................................ 83

iv
2.45 Contoh Aplikasi Sistem Pakar .................................................................... 84
2.46 Pengertian Keamanan ................................................................................. 87
2.47 Manfaat Keamanan Sistem Informasi ......................................................... 88
2.48 Jenis Ukuran-Ukuran Keamanan Sistem Informasi ..................................... 88
2.49 Kemanan Untuk Sumber Daya Fisik Non Komputer .................................. 89
2.50 Kemanan Untuk Perangkat Keras Komputer .............................................. 90
2.51 Kemanan Untuk Data dan Informasi........................................................... 91
2.52 Perlindungan Dari Kerugian Atau Perubahan Yang Tidak Diharapkan
Terhadap Data Atau Program ............................................................................. 93
2.53 Pemulihan dan Rekrontruksi Data yang Hilang .......................................... 93
2.54 Kelemahan dalam Keamanan Sistem Informasi .......................................... 94
2.55 Sasaran Utama Dalam Keamanan Sistem Informasi ................................... 94
2.56 Klasifikasi Metode Penyerangan Dalam Keamanan Informasi .................... 95
2.57 Pengamanan Keamanan Sistem Informasi .................................................. 96
2.58 Keamanan Sistem ....................................................................................... 98
2.59 Aspek-Aspek Keamanan Komputer ............................................................ 99
2.60 Tipe Ancaman .......................................................................................... 100
2.61 Petunjuk Prinsip-Prinsip Pengamanan Sistem Komputer .......................... 101
2.62 Otentifikasi Pemakai ................................................................................ 102
2.63 Objek Yang Perlu di Proteksi ................................................................... 103
2.64 Software Keamanan Sistem ...................................................................... 105
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 107
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 107
3.2 Saran.......................................................................................................... 108
Daftar Pustaka

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Bobot dan Kriteria ..................................................................... 25


Tabel 2.2 Nilai Bobot ......................................................................................... 51
Tabel 2.3 Kriteria ............................................................................................... 52
Tabel 2.4 Peningkatan Rangking ........................................................................ 53
Tabel 2.5 Pemograman Visual Basic .................................................................. 53
Tabel 2.6 Rata-Rata Pemograman Java .............................................................. 54
Tabel 2.7 Nilai Rata-Rata Pemograman WEB .................................................... 54
Tabel 2.8 Nilai Rata-Rata Kepribadian ............................................................... 55
Tabel 2.9 Masukan Data Awal Siswa Calon Peserta ........................................... 55
Tabel 2.10 Masukan Data Siswa Calon Peserta .................................................. 56
Tabel 2.11 Bobot Kriteria................................................................................... 53
Tabel 2.12 Perangkingan Siswa Peserta Olimpiade ............................................ 60

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Visual Studio .................................................................................... 9


Gambar 2.2 Fase Pemecahan Sosial ................................................................... 12
Gambar 2.3 Tahapan Sistem Pendukung Keputusan ........................................... 13
Gambar 2.4 Komponen Sistem Pendukung Keputusan ....................................... 14
Gambar 2.5 GDSS ............................................................................................. 18
Gambar 2.6 Online Shop .................................................................................... 22
Gambar 2.7 Tenaga Pengajar ............................................................................. 23
Gambar 2.8 Produk Unggulan Daerah ................................................................ 24
Gambar 2.9 Laptop ............................................................................................ 25
Gambar 2.10 Bilangan Fuzzy Untuk Bobot ........................................................ 51
Gambar 2.11 Sistem Pakar ................................................................................. 62
Gambar 2.12 Konsep Dasar Sistem Pakar .......................................................... 65
Gambar 2.13 Elemen Manusia Dalam Sistem Pakar ........................................... 67
Gambar 2.14 Bagian Utama Sistem Pakar .......................................................... 72
Gambar 2.15 Struktur Sistem Pakar ................................................................... 75
Gambar 2.16 Kemanan Sistem ........................................................................... 99

vii
ABSTRAK

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu sistem yang ditujukan untuk
mendukung manajemen pengambilan keputusan dan sistem yang berbasis
komputer yang mampu memecahkan masalah-masalah baik yang terstruktur
maupun yang tidak terstruktur. Sistem ini digunakan dalam situasi dimana tak
seorangpun tahu pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Sistem Pendukung
Keputusan bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan
prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan
pengambilan keputusan dengan lebih baik. Sistem Pendukung Keputusan
merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah
diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science
hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang
dihadapi harus dilakukan perhitungan literasi secara manual, saat ini computer telah
menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dengan
waktu yang relative singkat. Dalam membuat suatu sistem pendukung keputusan
harus bisa mencapai tujuan dari sistem pendukung keputusan tersebut, yaitu
memberikan prediksi serta mengarahkan agar dapat mengambil keputusan atau
membantu menentukan ataupun memecahkan masalah sehingga diambil keputusan
yang lebih baik.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Sistem Komputer, operation research

viii
ABSTRACT

Decision Support System (DSS) is a system that is intended to support decision-


making management and a computer-based system capable of solving both
structured and unstructured problems. This system is used in situations where no
one knows for sure how a decision should be made. Decision Support System aims
to provide information, guide, predict and direct information users to make better
decisions. Decision Support System is an implementation of decision-making
theories that have been introduced by sciences such as operations research and
management science, the only difference is that in the past, to find solutions to the
problems faced, literacy calculations had to be done manually, now computers have
offered the ability to solve problems. the same problem in a relatively short time. In
making a decision support system, it must be able to achieve the goals of the
decision support system, namely providing predictions and directing so that they
can make decisions or help determine or solve problems so that better decisions
are taken.

Keywords: Decision Support System, Computer System, operation research

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbantuan komputer yang
mendukung pemakai dalam kemudahan akses terhadap data dan model keputusan
dalam upaya membantu proses pengambilan keputusan yang efektif dalam
memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur. Sistem
pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan
informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak
terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam
melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur
dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk
mengotomasikan.

pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang


memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan
menggunakan model-model yang tersedia. Sistem pakar (expert system) adalah
sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar
komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli,
dan sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu
permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli (Kusumadewi, 2003:109).
Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan
tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General Purpose
Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel & Simon (Turban, 1995).

Keamanan sistem informasi pada saat ini telah banyak dibangun oleh para
kelompok analis dan programmer namun pada akhirnya ditinggalkan oleh para
pemakainya. Hal tersebut terjadi karena sistem yang dibangun lebih berorientasi
pada pembuatnya sehingga berakibat sistem yang dipakai sulit untuk digunakan

1
atau kurang user friendly bagi pemakai, sistem kurang interaktif dan kurang
memberi rasa nyaman bagi pemakai, sistem sulit dipahami interface dari sistem
menu dan tata letak kurang memperhatikan kebiasaan perilaku pemakai, sistem
dirasa memaksa bagi pemakai dalam mengikuti prosedur yang dibangun sehingga
sistem terasa kaku dan kurang dinamis, keamanan dari sistem informasi yang
dibangun tidak terjamin. Terdapat banyak cara untuk mengamankan data maupun
informasi pada sebuah sistem. Pengamanan data dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu : penecegahan dan pengobatan. Pencegahan dilakukan supaya data tidak
rusak, hilang dan dicuri, sementara pengobatan dilakukan apabila data sudah
terkena virus, sistem terkena worm, dan lubang keamanan sudah diexploitasi.
Keamanan sebuah informasi merupakan suatu hal yang harus diperbatikan.
Masalah tersebut penting karena jika sebuah informasi dapat di akses oleh orang
yang tidak berhak atau tidak bertanggung jawab, maka keakuratan informasi
tersebut akan diragukan, bahkan akan menjadi sebuah informasi yang menyesatkan.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah pengertian dari sistem pendukung keputusan, sistem pakar dan sistem
keamanan ?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh
informasi dalam makalah ini tentang Sistem pendukung keputusan, Sistem pakar
dan Sistem keamana. Terutama mahasiswa dapat:
1. Mengetahui sejarah dari sistem pendukung keputusan, sistem pakar dan sistem
keamanan.
2. Mengetahui ada faktor apa saja yang memengaruhi sistem pendukung
keputusan, sistem pakar dan sistem keamanan.
3. Dapat juga mengetahui faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemakaian
sistem pendukung keputusan, sistem pakar dan sistem keamanan.
4. Mengetahui konsep-konsep dasar sistem pendukung keputusan, sistem pakar
dan sistem keamanan.

2
1.4 Tujuan Penelitian
Secara umum sistem pendukung keputusan memiliki tujuan sebagai pembantu
dalam pengambilaan atau pemilihan keputusan yang dimana dapat membnatu
seorang managaer dalam sebuah perusahaan. Dalam hal itu juga sistem pakar juga
dapat membnatu kinerja dari manaje dan karyawan lainnya untuk mencapai tujuan
dan visi dari perusahaan. Sistem keamanan juga digunakan oleh manage dan
karyawan dalam perusahaan untuk mengantisipasi tejadinya penyeludupan
informasi atau data-data penting pada perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Mengetahui Pengertian Sistem Pengambilan Keputusan(DSS), Sistem Pakar,
dan Kemanan Sistem
2. Mengetahui Karakteristik DSS dan Sistem Pakar
3. Mengetahui Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan dan Konsep Sistem Pakar
4 . Mengetahui Cara Pencegahan Kerusakan Pada System

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sistem pendukung keputusan

Menurut Raymond McLeod, Jr. (1998), sistem pendukung keputusan merupakan


sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk penyelesaian masalah dan
komunikasi untuk permasalahan yang bersifat semi-terstruktur. Sedangkan menurut
Wikipedia Sistem pendukung keputusan (Inggris: decision support systems
disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk
sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat
juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi
untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah
sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun
kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan
tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan
dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak
seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban,
2001).

Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai


sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 1993):
Sistem yang berbasis komputer.
1. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan.
2. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan
kalkulasi manual.
3. Melalui cara simulasi yang interaktif.
4. Dimana data dan model analisis sebaai komponen utama.

4
Jadi sistem pendukung keputusan adalah sistem yang dipakai untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah agar masalah yang ada
dapat diselesaikan dengan baik.

2.2 Pengertian Sistem Pendukung keputusan menurut Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian sistem pendukung keputusan menurut para
ahli, terdiri atas:
1. Alter, 2002
Sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan
informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi
tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat.

2. Dadan Umar Daihani (2001:54)


Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan pada awal
tahun 1970-an oleh Michael S.Scott Morton yang menjelaskan bahwa Sistem
Pendukung Keputusan adalah suatu sistem yang berbasis computer yang ditujukan
untuk membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan model
tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.

a) Efraim Turban
Mengemukakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan merupakan sebuah sistem
yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam
situasi keputusan semiterstruktur.

2.3 Sejarah Sistem Pendukung Keputusan


Pada tahun 1950, teori pengambilan keputusan organisasi dikembangkan di
Carnegie Institute of Technology. Tahun 1960, implementasi DSS dalam bentuk
sistem komputer interaktif dilakukan di Massachusetts Institute of Technology.
Tahun 1970, konsep DSS menjadi area riset. Tahun 1980, telah
dikembangkan executive information systems (EIS), group decision support
systems (GDSS), dan organizational decision support systems (ODSS)
untuk single user berbasis model. Tahun 1990, dikembangkan data warehousing

5
dan on-line analytical processing (OLAP). Tahun 2000, dikembangkan aplikasi
analitik berbasis web.

2.4 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan


Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik
antara lain :

a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management


by perception.
b. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang
control proses pengambilan keputusan.
c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur.
d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan
kebutuhan.
e. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item.
f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan
informasi seluruh tingkatan manajemen

2.5 Tujuan dan Fungsi Sistem Pendukung Keputusan


Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan
memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik,
sehingga dapat membantu untuk merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi.
Dengan demikian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu,
tenaga dan biaya. Jadi dapatlah dikatakan secara singkat bahwa tujuan Sistem
Penunjang Keputusan adalah untuk meningkatkan efektivitas (do the right things)
dan efesiensi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun
demikian penekanan dari suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah pada
peningkatan efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.

6
Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut (Turban, 2005):
a. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
b. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di maksudkan
untuk menggantikan fungsi manajer.
c. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada
perbaikan efisiensinya.
d. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan
untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
e. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan,
terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa
mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk
berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan).
Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan
hukum) bisa di tingkatkan. Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan
peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah
bisnis.
f. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang
dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang di akses, makin banyak juga
alernatif yang bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa di lakukan dengan cepat dan
pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh)
bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian
bahkan bisa di ambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode
kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan
simulasi yang kompleks, memeriksa banyak scenario yang memungkinkan, dan
menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas
tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.
g. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan.
Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit.

7
Persaingan di dasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas,
kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus
mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang
proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi
pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan
cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara
cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang.
h. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut
Simon (1977), otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk
memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan
menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan.

2.6 Manfaat Sistem Pendukung Keputusan


a. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data /
informasi bagi pemakainya.
b. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah, terutama
dalam berbagai isu yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
c. SPK dapat menghasilkan solusi yang lebih cepat dan hasil yang lebih dapat
diandalkan.
d. Walaupun suatu SPK mungkin tidak dapat memecahkan masalah yang
dihadapi oleh pengambil keputusan, tapi dia bisa menjadi stimulan bagi para
pengambil keputusan dalam memahami masalah, karena mampu menghadirkan
berbagai solusi alternatif.

2.7 Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan


Walaupun dirancang dengan sangat teliti dan mempertimbangkan seluruh faktor
yang ada, Sistem Pendukung Keputusan (SPK) mempunyai kelemahan atau
keterbatasan diantaranya yaitu:

8
a. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
b. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terbatas untuk memberikan alternatif dari
pengetahuan yang diberikan kepadanya (pengatahuan dasar serta model dasar)
pada waktu perancangan program tersebut.
c. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.
d. Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan dengan
keadaan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut selalu up to date.
e. Bagaimanapun juga harus diingat bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan
mengolah informasi dan data yang diperlukan dan bukan untuk mengambil alih
pengambilan keputusan.

2.8 Jenis – Jenis Sistem Pendukung Keputusan

a. Berdasarkan tingkatan teknologi :


1) Sistem pendukung keputusan spesifik, dengan karakteristik tertentu. Contoh :
SPK untuk penentuan harga satuan barang.
2) Pembangkit SPK, software khusus yang digunakan untuk membangun dan
mengembangkan SPK. Contoh : Memudahkan SPK Spesifik.
3) Perlengkapan SPK, software dan hardware yang mendukung pembangunan SPK
Spesifik dan Pembangkit SPK.Contoh : Microsoft Visual Studio.

Gambar 2.1 Visual Studio


Sumber Gramma tech

9
b. Berdasarkan tingkat dukungannya :
1) Retrieve Information Elements Inilah dukungan terendah yang bisa diberikan
oleh DSS, yakni berupa akses selektif terhadap informasi.
2) Analyze Entire File Dalam tahapan ini, para manajer diberi akses untuk melihat
dan menganalisis file secara lengkap.
3) Prepare Reports from Multiple Files Dukungan seperti ini cenderung
dibutuhkan, mengingat para manajer berhubungan dengan banyak aktivitas
dalam satu momen tertentu.
4) Estimate Decision Consequences Dalam tahapan ini, manajer dimungkinkan
untuk melihat dampak dari setiap keputusan yang mungkin diambil.
5) Propose Decision Dukungan di tahapan ini sedikit lebih maju lagi. Suatu
alternatif keputusan bisa disodorkan ke hadapan manajer untuk
dipertimbangkan.
6) Make Decision Ini adalah jenis dukungan yang sangat diharapkan dari DSS.
Tahapan ini akan memberikan sebuah keputusan yang tinggal menunggu
legitimasi dari manajer untuk dijalankan.

Berikut ini terdapat beberapa sistem pendukung keputusan, terdiri atas:

a) Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yangdilakukan secara berulang-ulang dan
bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit,
interaktif, realtime, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk
pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan
padamanajemen tingkat bawah.

Contoh: Keputusan pemesanan barang dankeputusan penagihan piutang;


menentukankelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada
pelanggan.

b) Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian
keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh

10
pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif,
internal, real time, dan terjadwal.

Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalanproduksi dan pengendalian sediaan,


merancangrencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.

c) Keputusan Tidak Terstruktur


Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak
terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman
dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada
manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal,
dan eksternal.

Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan


perusahaan lain, perekrutan eksekutif.

2.9 Fase Pemecahan masalah

Menurut Simon, orang yang memecahkan masalah terlibat dalam :


a. Aktivitas Intelijen. Mencari di sekitar lingkungan kondisi yang harus
dipecahkan.
b. Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis
tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan.
c. Aktivitas pemilihan. Memilih tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
d. Aktivitas Pengkajian. Memeriksa pilihan-pilihan yang lalu.

11
Gambar 2.2 fase pemecahan masalah
Sumber Repelu

2.10 Tahapan Sistem Pendukung Keputusan

Berikut ini terdapat beberapa tahapan sistem pendukung keputusan, terdiri atas:

a. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian)
lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup
berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang
masalah.Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang),
klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.

b. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan
yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan
menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih
sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan
mengukur hasil akhir.

c. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan
adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen
untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering
tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank
arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain.

12
Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi
alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi
terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model
adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu
alternatif yang telah dipilih.

d. Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah
adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi
implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang
panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi
berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak
memerlukan implementasi suatu sistem komputer.

Gambar 2.3 Tahapan sistem pendukung keputusan

Sumber Blog Bugabagi

13
2.11 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut:
a. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi
dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS).

b. Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model
kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis,
dan manajemen software yang dibutuhkan.

c. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem
ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

d. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Gambar 2.4 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sumber Irpantips

14
2.12 Membangun Konsep dan Elemen Proses Pemecahan Masalah

Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai


permasalahan sistem. Sebagai contoh, perusahaan sebagai suatu sistem tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Atau, terdapat masalah dengan sistem persediaan,
sistem komisi penjualan, dan seterusnya. Solusi masalah sistem adalah solusi yang
membuat sistem tersebut memenuhi tujuannya dengan paling baik, seperti yang
dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar ini menggambarkan situasi yang
diinginkan (desired state) apa yang harus dicapai sistem tersebut. Sebagai
tambahan, manajer tersebut harus memiliki informasi yang menggambarkan
keadaan saat ini (current state) apa yang dicapai sistem tersebut sekarang ini. Jika
dua keadaan ini berbeda, maka ada masalah yang menjadi penyebabnya dan harus
dipecahkan.

Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan disebut dengan
kriteria solusi (solution criterion), atau apa yang harus terjadi agar situasi saat ini
berubah menjadi situasi yang diinginkan. Tentu saja, jika situasi saat ini
menunjukkan tingkat kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan yang
diinginkan, maka tugas yang harus dilakukan bukanlah menyamakan keadaan saat
ini. Melainkan, tugas yang harus dilakukan adalah menjaga agar situasi saat ini tetap
berada pada tingkatan yang lebih tinggi. Jika kinerja tingkat tinggi dapat
dipertahankan, maka situasi yang diinginkan harus ditingkatkan.

Tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasi solusi alternatif, yang selalu ada.
Ini merupakan satu langkah dari proses penyelesaian masalah di mana komputer
tidak terlalu banyak membantu. Manajer biasanya mengandalkan pengalaman
sendiri atau mencari bantuan dari pemroses informasi nonkomputer, seperti input
dari pihak lain baik di dalam maupun di luar perusahaan.

Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan untuk


mengevaluasinya. Evaluasi ini harus mempertimbangkan batasan (constraint) yang
ada, yang dapat berasal baik dari internal maupun lingkungan. Batasan internal
(internal constraint) biasanya berbentuk sumber daya yang terbatas yang ada di
dalam perusahaan. Sebagai contoh, unit TI tidak dapat merancang sistem CRM

15
karena kurangnya keahlian dalam OLAP. Batasan lingkungan (environmental
constraint) berbentuk tekanan dari berbagai elemen lingkungan yang membatasi
aliran sumber daya dari dan keluar perusahaan. Salah satu contoh adalah
peningkatan suku bunga oleh Federal Reserve Board yang meningkatkan biaya
ekspansi pabrik. Membangun berdasarkan konsep :
a. Memilih Solusi yang Terbaik
Pemilihan solusi yang terbaik dapat dicapai dengan berbagai cara. Herry Mintzberg,
seorang ahli teori manajemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan :
1) Analisis
Evaluasi atas pilihan-pilihan secara sistematis, dengan mempertimbangkan
konsekuensi pilihan-pilihan tersebut pada tujuan organisasi. Salah satu contohnya
adalah pertimbangan yang dilakukan oleh para anggota komite pengawas SIM
untuk memutuskan pendekatan mana yang harus diambil dalam
mengimplementasikan sistem informasi eksekutif.

2) Penilaian
Proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer. Sebagai contoh, manajer
produksi menerapkan pengalaman dan intuisi dalam mengevaluasi gambar pabrik
baru yang diusulkan dari model matematika.

3) Penawaran
Negosiasi antara beberapa manajer. Salah satu contoh adalah proses memberi dan
menerima yang berlangsung antara para anggota komite eksekutif mengenai pasar
yang mana yang harus dimasuki selanjutnya. Di sinilah tempat di mana pengaruh
politik dalam perusahaan dapat dilihat dengan jelas.

4) Permasalahan versus Gejala


Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara masalah dan gejala dari suatu
masalah. Jika tidak demikian, kita dapat menghabiskan banyak waktu dan uang
untuk menyelesaikan permasalahan yang salah atau sesuatu yang sesungguhnya
bukanlah suatu masalah. Gejala (symptom) adalah kondisi yang dihasilkan
masalah. Sering kali seorang manajer melihat gejala dan bukan masalah.

16
5) Struktur Permasalahan
Masalah terstruktur terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai elemen yang
semuanya dipahami oleh orang yang memecahkan masalah. Masalah tidak
terstruktur merupakan masalah yang tidak memiliki elemen atau hubungan antar
elemen yang dipahami oleh yang memecahkan masalah. Masalah
semiterstruktur merupakan masalah yang terdiri atas beberapa elemen atau
hubungan yang dipahami oleh si pemecah masalah dan beberapa yang tidak dapat
dipahami.

6) Jenis Keputusan
Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert A.Simon juga
menemukan metode untuk mengklasifikasikan keputusan, yaitu :
a) Keputusan terprogram (programmed decision) bersifat “repetitif dan rutin,
dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan
tersebut tidak perlu dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi.”
b) Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision) bersifat “baru,
tidak terstruktur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti
untuk menangani masalah seperti ini karena masalah tersebut belum pernah
muncul sebelumnya, atau karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan
kompleks, atau karena masalah tersebut demikian penting sehingga memerlukan
penanganan khusus.”

2.13 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Istilah sistem keputusan terstruktur (structured decision system-SDS) digunakan


untuk mendeskripsikan sistem-sistem yang mampu menyelesaikan masalah yang
teridentifikasi. Masalah-masalah di bawah garis menyulitkan pemrosesan
komputer, dan Gorry dan Scott-Morton menggunakan istilah sistem pendukung
pengambilan keputusan (decision support system-DSS) untuk menggambarkan
sistem yang dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan.

17
2.14 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok

Berbagai komite, tim proyek, dan satuan tugas yang ada di banyak perusahaan
merupakan contoh pendekatan kelompok terhadap pemecahan masalah. Menyadari
fakta ini, para pengembang sistem telah mengadaptasi DSS ke dalam pemecahan
masalah secara kelompok.
a. Konsep GDSS

Sistem pendukung pengambilan keputusan (group decision support system-


GDSS) merupakan sistem berbasis komputer yang mendukung sekelompok orang
yang tergabung didalam satu tugas atau sasaran yang sama dan memiliki satu sarana
tertentu yang berfungsi saling menghubungkan orang-orang yang ada dalam
kelompok tersebut.

Istilah-istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan aplikasi teknologi


informasi ke dalam situasi kelompok. Istilah ini antara lain: sistem pendukung
kelompok (group support system-GSS), kerja sama berbantuan komputer
(computer-supported cooperative work-CSCW), dukungan kerja kolaboratif
terkomputerisasi (computerized collaborative work support), dan sistem pertemuan
elektronik (electronic meeting system-EMS). Perangkat lunak yang digunakan
dalam situasi-situasi ini diberi nama groupware.

Gambar 2.5 GDSS


Sumber ResearchGate

b. Bagaimana GDSS Membantu Pemecahan Masalah

Asumsi yang mendasari GDSS adalah komunikasi yang lebih baik memungkinkan
terbuatnya keputusan yang lebih baik. Komunikasi yang lebih baik dicapai dengan

18
menjaga agar diskusi kelompok tetap berfokus pada masalah yang dibicarakan,
sehingga waktu tidak terbuang sia-sia.

Ekstra waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk mendiskusikan masalah secara
lebih mendetail, sehingga didapatkan defenisi masalah yang lebih baik atau ektra
waktu yangdimiliki dapat diguakan mengindetifikasi alternatif-alternatif yang
sebelumnya tampak tidak mungkin. Evaluasi alternatif yang lebih banyak akan
meningkatkan kesempatan mendapatkan solusi yang terbaik.

c. Rancangan lingkungan GDSS


GDSS berkontribusi terhadap pemecahan masalah dengan cara menyediakan
sebuah rancangan yang kondusif terhadap komunikasi. Letak lingkungan GDSS
sebagai berikut:
1) Ruang keputusan
Ruang keputusan (decision room) adalah tempat sekelompok kecil orang yang
bertemu langsung. Ruangan ini membantu komunikasi melalui kombinasi
perabotan, peralatan, dan tempat. Peralatan mencakup kombinasi komputer,
mikrofon penangkap suara, kamera video, dan layar lebar. Di tengah-tengah
ruangan terletak konsol fasilitator. Fasilitator (Facilitator) adalah seseorang yang
tugas utamanya adalah menjaga diskusi di jalurnya.

Berdasarkan pengaturan yang ditentukan untuk masing-masing sesi, pesan yang


dimasukkan oleh salah seorang anggota kelompok kepada anggota lain dapat
ditampilkan pada layar lebar untuk dilihat seluruh anggota kelompok. Materi lain
yang penting untuk diskusi ini juga dapat ditampilkan dari media seperti gambar
PowerPoint, videotape, slide berwarna, dan transparansi.

Dua buah fitur GDSS yang unik adalah komunikasi paralel dan anonimitas.
Komunikasi paralel (parallel communication) terjadi ketika semua peserta
memasukkan komentar pada saat yang bersamaan, dan anonimitas (anonimity)
adalah ketika tidak ada yang dapat mengetahui siapa yang memberikan komentar
tertentu. Anonimitas memungkinkan para peserta untuk mengatakan apa yang
mereka pikirkan tanpa takut diejek oleh anggota kelompok yang lain. Selain itu,

19
fitur ini memungkinkan masing-masing ide untuk dievaluasi berdasarkan
kelebihannya dan bukan berdasarkan siapa yang memberikannya.

2) Jaringan keputusan wilayah lokal


Jika tidak memungkinkan untuk sekelompok kecil orang untuk bertemu langsung,
maka para anggota dapat berinteraksi melalui LAN. Seorang anggota dapat
memasukkan komentar ke dalam komputer dan melihat komentar yang diberikan
anggota lain di layar.

3) Sesi legislatif
Jika kelompok yang ada terlalu besar untuk suatu ruang keputusan, maka akan
dibutuhkan sesi legislatif. Ukuran yang besar akan membatasi komunikasi.
Kesempatan partisipasi secara rata oleh semua anggota kelompok menjadi
berkurang atau waktu yang tersedia akan berkurang. Salah satu solusi untuk
masalah ini adalah fasilitator memutuskan materi mana yang harus ditampilkan di
layar untuk dilihat seluruh kelompok.

4) Konferensi dengan media komputer


Beberapa aplikasi virtual memungkinkan komunikasi antara kelompok-kelompok
besar yang memiliki anggota yang tersebar di berbagai wilayah geografis. Aplikasi
ini secara kolektif dikenal sebagai aplikasi konferensi jarak jauh, yang mencakup
konferensi komputer, konferensi audio, dan konferensi video.

2.15 Tipe Sistem Pendukung Keputusan

Penting untuk dicatat bahwa DSS tidak memiliki suatu model tertentu yang diterima
atau dipakai di seluruh dunia. Banyak teori DSS yang diimplementasikan, sehingga
terdapat banyak cara untuk mengklasifikasikan DSS.
a. DSS model pasif adalah model DSS yang hanya mengumpulkan data dan
mengorganisirnya dengan efektif, biasanya tidak memberikan suatu keputusan
yang khusus, dan hanya menampilkan datanya. Suatu DSS aktif pada
kenyataannya benar-benar memproses data dan secara eksplisit menunjukkan
beragam solusi berdasarkan pada data tersebut.

20
b. DSS model aktif sebaliknya memproses data dan secara eksplisit menunjukkan
solusi berdasarkan pada data yang diperoleh, walau harus diingat bahwa
intervensi manusia terhadap data tidak dapat dipungkiri lagi. Misalnya, data yang
kotor atau data sampah, pasti akan menghasilkan keluaran yang kotor juga
(garbage in garbage out).
c. Suatu DSS bersifat kooperatif jika data dikumpulkan, dianalisa dan lalu
diberikan kepada manusia yang menolong system untuk merevisi atau
memperbaikinya.
d. Model Driven DSS adalah tipe DSS dimana para pengambil keputusan
menggunakan simulasi statistik atau model-model keuangan untuk
menghasilkan suatu solusi atau strategi tanpa harus intensif mengumpulkan data.
e. Communication Driven DSS adalah suatu tipe DSS yang banyak digabungkan
dengan metode atua aplikasi lain, untuk menghasilkan serangkaian keputusan,
solusi atau strategi.
f. Data Driven DSS menekankan pada pengumpulan data yang kemudian
dimanipulasi agar sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat berupa
data internal atua eksternal dan memiliki beragam format. Sangat penting bahwa
data dikumpulkan serta digolongkan secara sekuensial, contohnya data
penjualan harian, anggaran operasional dari satu periode ke periode lainnya,
inventori pada tahun sebelumnya, dsb.
g. Document Driven DSS menggunakan beragam dokumen dalam bermacam
bentuk seperti dokumen teks, excel, dan rekaman basis data, untuk menghasilkan
keputusan serta strategi dari manipulasi data.
h. Knowledge Driven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan aturan-aturan
tertentu yang disimpan dalam komputer, yang digunakan manusia untuk
menentukan apakah keputusan harus diambil. Misalnya, batasan berhenti pada
perdagangan bursa adalah suatu model knowledge driven DSS.

21
2.16 Contoh Kasus Sistem Pendukung Keputusan dan Penyelesaiannya

a. Pemilihan Olshop yang Terpercaya

Gambar 2.6 Online Shop

Saat sekarang merupakan zaman mobile dimana pekerjaan yang dilakukan serba
berbasis mobile, begitupun juga dengan proses pembelian dan penjualan barang.
Namun karena banyaknya kasus penipuan online, sehingga masyarakat akan
bingung dalam memilih olshop yang terpercaya. Solusi:

Jadi jika terjadi hal seperti ini maka solusi yang pertama dilakukan ialah
menentukan kriteria – kriterianya misalnya :
1) Memiliki komentar produk yang baik dari para pembeli yang telah menerima
barang pesanan.
2) Memiliki banyak followers.
3) Barang yang dijual sesuai dengan gambar yang ditampilkan.
4) Foto bagus dan jernih.
5) Respon penjual
6) Kecepatan pengiriman
Setelah menentukan kriteria – kriteria selanjutnya kriteria tersebut diurutkan mulai
dari yang paling penting hingga tidak terlalu penting. Dari kriteria – kriteria tersebut
dapat diputuskan mana olshop yang bagus dan terpercaya maupun olshop yang
kurang terpercaya bahkan dapat dikategorikan sebagai penipuan.

22
b. Penyeleksian Tenaga Pengajar atau Dosen pada Perguruan Tinggi

Gambar 2.7 Tenaga Pengajar

Semua perguruan tinggi selalu berupaya meningkatkan mutu atau kualitas internal
secara berkelanjutan sebagai strategi institusi untuk dapat bersaing dengan
perguruan tinggi lain. Institusi sendiri menyadari bahwa untuk memperoleh tujuan
pendidikan dan mempertahankan mutu pendidikan serta menghasilkan output yang
baik memerlukan komitmen, strategi dan metode yang tepat dalam proses
pencapaianya. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu dari suatu perguruan
tinggi adalah dengan menyeleksi tenaga pengajar atau dosen, karena kualitas dosen
akan sangat menentukan tinggi rendahnya kualitas suatu perguran tinggi. Solusi :

Jadi hal pertama yang dilakukan ialah mentukan kriteria, misalnya kriteria yang
digunakan untuk proses seleksi adalah IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), Nilai TPA
(Tes Potensi Akademik), Nilai TOEFL (Test Of English as a Foreign Language),
Umur, dan Pengalaman mengajar. Untuk menjalankan proses penilaian dan
meminimumkan kendala tersebut maka diperlukan sistem pendukung keputusan
(SPK) guna meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan serta mengurangi
subyektivitas dalam proses pengambilan keputusan. SPK biasanya dibangun untuk
mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang.

23
c. Penentuan Prioritas Produk Unggulan Daerah

Gambar 2.8 Produk Unggulan Daerah

Produk Unggulan Daerah (PUD) adalah produk unggulan daerah yang memiliki ciri
khas dan keunikan yang tidak dimiliki daerah lain serta berdaya saing handal dan
dapat memberikan peluang kesempatan kerja kepada masyarakat lokal. Produk
unggulan daerah juga berorientasi ramah lingkungan dan berorientasi pada pasar
baik lokal maupun nasional dan regional. Pengembangan produk unggulan dan
pemberdayaan sebagai potensi ekonomi daerah pada era otonomi adalah suatu
pekerjaan yang tidak mudah dilaksanakan, hal tersebut disebabkan karena
pengembangan PUD terkait erat dengan kemauan politik atau kebijakan dari
Pemerintah Daerah.

Solusi : Untuk menetapkan produk unggulan daerah ada kriteria tertentu, sistem
penskala-an terhadap variabel kriteria unggulan. Sistem penskla-an tiap variabel ini
didasarkan pada nilai interval masing-masing kelompok (sub sektor) dengan
kisaran nilai dari 1 sampai 6. Sementara untuk data yang bukan berupa angka,
penskla-an dilakukan dengan sistem strata. Masing-masing kriteria (variabel)
memiliki bobot yang berbeda-beda disesuaikan dengan tingkat sumbangan kriteria
terhadap produk unggulan. Seperti pada pada tabel dibawah :

24
Tabel Nilai dan Bobot Kriteria

Tabel 2.1

d. Pemilihan Laptop

Gambar 2.9 Laptop

Dewasa ini banyak merek laptop dengan beragam spesifikasi yang dijual dipasaran
membuat pengguna menjadi kesulitan dalam menentukan pilihan yang sesuai
dengan keinginan dan anggaran mereka. Sejalan dengan itu juga penggunaan
komputer juga meningkat, salah satunya adalah penggunaan komputer dalam
memberikan keputusan terbaik pada suatu masalah, dalam hal ini adalah masalah
pemilihan laptop.
Solusi :
Menentukan jenis-jenis kriteria pemilihan laptop. Dalam hal ini, kriteria-kriteria
yang dibutuhkan dalam pemilihan laptop adalah harga, ukuran layar, processor,
memori (kapasitas dan type), harddisc, accessories (Bluetooth dan webcam).
Menentukan ranking setiap alternatif pada setiap kriteria dinilai dengan 1 sampai 5.
Sehingga dapat ditentukan keputusan yang tepat.

e. Kelayakan TKI ke Luar Negeri


Indonesia merupakan Negara yang padat penduduk, namun belum memiliki
lapangan pekerjaan yang cukup untuk peningkatan taraf hidup penduduk. Hal ini
mendorong banyak penduduk yang menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Namun tenaga kerja Indonesia yang layak untuk dipekerjakan di luar negeri harus

25
memiliki kriteria khusus, yaitu: usia, pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan
pengalaman kerja. Kriteria-kriteria tersebut menjadi acuan dalam proses
penyeleksian kelayakan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.

Solusi : Dalam permasalahan ini, proses penyeleksian calon TKI ini membutuhkan
beberapa kriteria, terdapat 4 kriteria yang digunakan usia, pendidikan, psikotes, dan
pengalaman kerja. Kriteria-kriteria ini dipilih berdasarkan kriteria yang memang
telah digunakan oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga. Aktor
calon TKI menyerahkan berkas yang dibutuhkan dalam penyeleksian lalu aktor staf
bagian penempatan login agar dapat berinteraksi dengan sistem untuk memasukkan
data calon TKI, nilai kriteria, melakukan penyeleksian, dan membuat laporan hasil
penyeleksian.

2.17 Studi Kasus menggunakan Sistem Pendukung Keputusan

a. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi TPA Sampah


Permasalahan
TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak
menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan
penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat
dicapai dengan baik. Mengingat besarnya potensi dalam menimbulkan gangguan
terhadap lingkungan maka pemilihan lokasi TPA harus dilakukan dengan seksama
dan hati-hati.

Solusi :
Untuk menentukan lokasi TPA haruslah menentukan kriteria kriteria berikut :
1) Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, daerah rawan longsor, rawan
gempa, dll)
2) Bukan daerah rawan hidrogeologis yaitu daerah dengan kondisi kedalaman air
tanah kurang dari 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat dengan
sumber air ]
3) Bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan lebih dari 20%)

26
4) Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di Bandara (jarak minimal
1,5 – 3 km)
5) Bukan daerah/kawasan yang dilindungi. Dari kriteria – kriteria tersebut
diseleksi manakah lokasi yang memenuhi kriteria sehinggi dapat diputuskan
mana lokasi TPA Sampah yang terbaik.

b. Pemilihan Tempat Kost


Permasalahan
Kost merupakan salah satu pilihan rumah tinggal bagi mahasiswa rantau yang
menuntut ilmu di kampus. Faktor kenyamanan merupakan salah satu hal yang
dipertimbangkan dalam memilih kost atau rumah tinggal, seperti yang dialami oleh
mahasiswa Universitas Tadulako. Terkadang mahasiswa yang tidak mengetahui
daerah Kota Palu tentunya akan menemui banyak kesulitan ataupun banyak kendala
dalam memilih tempat kost. Penentuan tempat kost mana yang harus dipilih oleh
mahasiswa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya lokasi, fasilitas, sistem
kontrak dan harga.

Solusi
Dari permasalahan di atas, maka dibuatlah Sistem Pendukung Keputusan yang
dapat memudahkan para mahasiswa dalam menentukan tempat kost mereka.
Dimana dalam penentuannya ditentukan kriteria-kriteria yaitu :

1) Lokasi Model lokasi dimaksudkan untuk menentukan kenyamanan tempat


tinggal yang akan di ditempati oleh mahasiswa, seperti dekat kampus, dekat dengan
tempat ibadah, tempat makan, dsb.
2) Fasilitas Model fasilitas dimaksudkan untuk menentukan fasilitas yang
didapatkan di tempat kost, seperti kamar tidur, dapur, kamar mandi, dsb.
3) Sistem Kontrak Model sistem kontrak dimaksudkan untuk menentukan sistem
pembayaran tempat tinggal, seperti tahunan atau bulanan.
4) Harga Model harga dimaksudkan untuk menentukan harga dari tempat tinggal.
Sama halnya dengan sistem kontrak, untuk harganya juga terdiri dari kriteria
bulanan ataupun tahunan. Dari penentuan kriteria-kriteria di atas, beragamnya
tempat kost yang ada didaerah Kota Palu diharapkan dapat membantu mahasiswa

27
dalam menentukan tempat kost yang layak sesuai dengan keinginan dari mahasiswa
tersebut.

c. Seleksi Calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik


Pemilihan ketua BEM adalah sebuah kegiatan rutin tiap tahun dalam aktivitas
kemahasiswaan diberbagai perguruan tinggi demikian halnya dengan Universitas
Tadulako. Dalam proses pemilihan ketua BEM Universitas Tadulako, ada proses
seleksi administrasi dan seleksi calon ketua BEM terlebih dahulu dimana
mahasiswa yang telah mendaftar akan melewati seleksi administrasi. Kemudian
pendaftar yang telah lulus seleksi administrasi akan dipilih oleh panitia sebagai
kandidat dengan cara voting. Pendaftar yang memiliki suara terbanyak akan lulus
menjadi calon ketua BEM. Proses penyeleksian calon ketua BEM Universitas
Tadulako saat ini masih kurang objektif karena tidak menerapkan sistem prioritas
dari kriteria yang telah ditentukan.

Solusi :
Dalam permasalahan ini, proses penyeleksian calon ketua BEM ini membutuhkan
beberapa kriteria. Dalam penelitian ini kriteria penilaian yang digunakan ada 5
yaitu:
1) Frekuensi mengikuti LDK.
Setiap semester BEM mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan. Mahasiswa yang
mengikuti ini akan mendapatkan sertifikat.
2) Prestasi (IPK)
Prestasi yang dimaksud disini adalah prestasi akademik yang dapat ditunjukan
dengan cara mengumpulkan transkrip nilai.
3) Visi dan Misi
Setiap mahasiswa yang mendaftar harus memiliki visi dan misi yang jelas yang
nantinya akan dipresentasikan didepan dosen untuk dinilai.
4) Prestasi Non Akademik
Prestasi non akademik ini berupa sertifikat Latihan Keterampilan Manajemen
Mahasiswa (LKMM) dan sertifikat dari organisasi yang pernah diikuti.
5) Dukungan Awal

28
Setiap mahasiswa yang mendaftar diwajibkan memiliki dukungan dari mahasiswa
lain dengan cara fotocopy KTM dan melampirkan tanda tangan.

d. Sistem Pendukung Keputusan Lokasi Pembangunan Tower BTS (Base


transceiver system)
Permasalahan :
Infrastruktur telekomunikasi memiliki peran penting terhadap perkembangan
ekonomi nasional. Menurut data Dirjen Pos dan Telekomunikasi pengguna seluler
mengalami pertumbuhan rata-rata 31,9% pertahun dalam periode 2006- 2010.
Upaya untuk meningkatan layanan telekomunikasi memiliki masalah karena
terdapat keberadaan menara yang mengganggu kenyamanan masyarakat
sekitarnya, lokasi yang melanggar aturan dan tower BTS yang tidak memiliki ijin.
Perspektif pemilihan lokasi dari pemerintah dan operator memiliki perbedaan,
sedangkan infrastruktur tersebut harus berada di lokasi yang strategis untuk
mendapatkan hasil yang optimal.

Solusi
Dari permasalahan di atas, penentuan lokasi pembangunan lokasi tower BTS
dapat ditentukan berdasarkan factor-faktor berikut :
1) Range : jarak terhadap pasar (konsumen)
2) Treshold : jumlah penduduk yang dilayani
3) Luas jangkauan pelayanan
4) Kualitas layanan
5) Banyaknya permintaan
6) Pertumbuhan penduduk
7) Perilaku pelanggan
8) Sikap masyarakat
9) Banyaknya gedung tinggi
10) Ketersediaan lahan
11) Ruang udara
12) Estetika lingkungan
13) Berada dalam wilayah jangkauan sel
14) Jarak dengan kegiatan sekitar

29
15) Sesuai dengan perencaan tata ruang
16) Biaya pajak
17) Proses perijinan
18) Terdapat akses jalan
19) Biaya investasi
20) Ketersediaan energi listrik
Setelah menentukan factor factor selanjutnya factor tersebut diurutkan mulai dari
yang paling penting hingga tidak terlalu penting. Dari factor faktor tersebut dapat
diputuskan mana lokasi bts yang terbaik untuk dilakukan pembagunan.

e. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa di Universitas


Tadulako
Permasalahan
Beasiswa merupakan bentuk bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan
yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh.
Universitas Tadulako merupakan sebuah instansi yang bergerak di bidang
pendidikan. Tiap tahun banyak tawaran beasiswa yang disediakan untuk mahasiswa
Universitas Tadulako dari berbagai instansi seperti Beasiswa Bantuan Mahasiswa
(BBM) dan Beasiswa Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Djarum dan lainlain.
Setiap tahun jumlah pendaftar beasiswa pada Universitas Tadulako semakin
meningkat dan pihak pengelola harus melakukan proses seleksi yang masih
menggunakan metode intuisi, yaitu pengelola beasiswa membandingkan data-data
pelamar beasiswa kemudian memilih calon penerima, sehingga membutuhkan
waktu yang cukup lama.

Solusi
Dengan pertimbangan tersebut maka diperlukan suatu sistem yang dapat
mempermudah dan mempercepat proses seleksi dengan berdasarkan pada sistem
pendukung keputusan. Dalam pengambilan keputusan terdapat beberapa kriteria
berikut yaitu :
C1 : IPK
C2 : Beban orang tua

30
C3 : Prestasi non akademik
C4 : Total gaji kedua orang tua
C5 : Biaya PLN/bulan
C6 : Semester
C7 : Keikutsertaan organisasi
Dari kriteria yang ada kemudian diolah dan diurutkan berdasarkan bobot dari tiap
kriteria yang ada sehingga akan mendapatkan hasil.

2.18 Tahapan Dalam Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternat ive
tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan pendekatan sistemat is terhadap
permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta
ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipert imbangkan dalam
pengambilan keputusan.
Menurut Herbert A. Simon, tahapan dalam pengambilan
keputusan sebagai berikut :
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problemat ika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses dan diuji dalam rangka mengident ifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )

Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternat if


tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi
kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses
validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam
menelit i masalah yang ada.

3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )


Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternat if
solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar dit entukan /
dengan memperhat ikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan
dicapai.

31
4. Tahap Impelementasi ( Implementat ion Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah
dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternat if t indakan
yang telah dipilih pada tahap pemilihan.Keputusan – keputusan yang
dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 jenis, antara lain ( Herbert
A. Simo n ) :
1. Keputusan Terprogram
Keputusan ini bersifat berulang dan rut in, sedemikian hingga suatu
prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut
tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) t iap kali
terjadi.
2. Keputusan Tak Terprogram
Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen.
Tidak ada metode yang past i untuk menangani masalah ini karena belum
ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau
rumit atau karena begitu pent ing nya sehingga memerlukan perlakuan
yang sangat khusus.

2.19 Jenis-jenis Masalah


Masalah ada dalam berbagai bentuk dan jenis. Setiap manusia, setiap riset dan hal
lain memiliki masalah masing-masing yang harus diselesaikan dengan metode
berbeda-beda pula. Secara umum, masalah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu masalah sederhana dan masalah rumit/kompleks.
a. Masalah Sederhana
Masalah sederhana memiliki skala yang kecil, tidak terpaut dengan masalah
lainnya, tidak memiliki konsekuensi yang besar, pemecahannya tidak terlalu rumit,
dan dapat dipecahkan oleh individu. Jangkauan masalah ini hanya sebatas pada
individu saja dan dapat diselesaikan oleh individu pula.
b. Masalah Rumit/Kompleks
Masalah rumit/kompleks memiliki cakupan skala yang lebih besar, dapat terkait
dengan berbagai masalah lainnya, memiliki konsekuensi yang sangat besar, dan
penyelesaiannya membutuhkan kerja sama kelompok serta analisis yang
mendalam.

32
Jangkauan masalah ini berkaitan dengan banyak individu dan hanya dapat
diselesaikan oleh banyak individu pula.

Metode Penyelesaian Masalah


Metode pemecahan masalah (Problem Solving) biasanya digunakan dalam
pembelajaran yang membutuhkan jawaban atau pemecahan masalah. Metode
pemecahan (Problem Solving) masalah menurut Sudirman, dkk. (1991 : 146)
adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik
tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan
atau jawaban. Metode pemecahan masalah (Problem Solving) ini sering dinamakan
atau disebut juga dengan eksperimen method, reflective thinking method, atau
scientific method (Sudirman, dkk., 1991 : 146).

Dengan demikian, metode pemecahan masalah (Problem Solving) adalah sebuah


metode pembelajaran yang berupaya membahas permasalahan untuk mencari
pemecahan atau jawabannya.Terlepas dari itu ada beberapa langkah yang harus
dilakukan sebelum menentukan metode penyelesaian masalah. Cara ini ampuh
untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah.

2.20 Adapun langkah yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan masalah


a. Identifikasi Masalah
Sebelum menyelesaikannya, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah
mengenali, mengidentifikasi dan menentukan masalahnya. Caranya menggunakan
penyimpangan yang muncul dari standar, perbedaan kesenjangan antara kondisi
yang diinginkan dan kondisi aktual, dan kealpaan yang ditemukan dari kebutuhan
pelanggan.
b. Uraikan Masalah
Setelah berhasil mengidentifikasi masalah, langkah berikutnya yang dapat
dilakukan adalah mulai menguraikan masalah tersebut menjadi lebih rinci dan
spesifik.
Jangan lupa, saat menguraikan masalah, tetap harus melihat dan melakukannya
secara langsung, agar bisa lebih mempelajari dan menganalisis input dan output

33
yang berbeda dari proses sehingga bisa lebih memprioritaskan upaya yang akan
dilakukan.
c. Tentukan Target
Komitmen dan fokus menjadi dua poin penting, karena akan berpengaruh terhadap
proses yang sedang dilakukan. Perusahaan harus menetapkan target yang
menantang, tapi jangan melewati batas yang akan membebani organisasi dan
menghambat proses perbaikan.
d. Analisis Akar Masalah
Ketika Anda memecahkan masalah, anda harus menganalisis sumber atau akar
masalah itu sendiri. Dengan demikian masalah akan lebih mudah diselesaikan
sampai ke akarnya.
e. Kembangkan Solusi
Informasi hasil analisis akar masalah selanjutnya menjadi pedoman dan pendukung
untuk mengembangkan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Solusi yang
ada haruslah sebanyak mungkin dan berasal dari pemikiran semua anggota tim,
karena satu solusi dari satu pemikiran saja tidak akan menjadi pemecah masalah
terbaik.
f. Implementasi Solusi
Untuk dapat mengimplementasikan solusi yang telah disepakati dalam proses
pemecahan masalah, komunikasi menjadi penentu utama, karena ide-ide dan
inovasi dari semua anggota tim masih akan dibutuhkan.
g. Pantau Proses dan Hasilnya
Nah, di atas telah dijelaskan akan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam solusi
pemecahan masalah. Untuk mengantisipasi hal itu, sebaiknya tinjau dan modifikasi
solusi tadi agar memberikan hasil sesuai yang diinginkan. Dari sistem tersebut
dapat juga diidentifikasi apakah solusi yang digunakan berasal dari hasil analisis
ataukah hanya ide saja.
h. Standarisasi dan Saling Berbagi Kesuksesan
Jika solusi dan semua proses tadi berhasil memecahkan masalah, maka standar baru
di organisasi, individu maupun perusahaan akan muncul. Tidak sampai sini saja,
evaluasi secara flashback semua proses dan hal yang didapat, dan terapkan kembali
untuk masalah yang akan dihadapi di masa mendatang.

34
2.21 Model DSS
Ketika DSS untuk pertama kalinya dirancang, model ini menghasilkan laporan
khusus dan berkala serta output dari model matematika. Laporan khusus ini
berisikan respons terhadap permintaan ke basis data. Setelah DSS diterapkan
dengan baik, kemampuan yang memungkinkan para pemecah masalah untuk
bekerja sama dalam kelompok ditambahkan ke dalam model tersebut. Penambahan
peranti lunak groupware memungkinkan sistem tersebut untuk berfungsi sebagai
sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support
system-GDSS). Yang terbaru, kemampuan kecerdasan buatan juga telah
ditambahkan beserta kemampuan untuk terlibat dalam OLAP.
a. Pemodelan Matematika
Model adalah abstraksi dari sesuatu. Model mewakili suatu objek atau aktivitas,
yang disebut entitas (entity). Manajer menggunakan model untuk mewakili
permasalahan yang harus diselesaikan. Objek atau aktivitas yang menyebabkan
masalah disebut dengan entitas.
b. Jenis Model

Terdapat empat jenis dasar model, yaitu :

1) Model Fisik (Physical model)


Merupakan gambaran tiga dimensi entitasnya. Model fisik yang digunakan di dunia
bisnis mencakup model skala untuk pusat perbelanjaan dan prototipe mobil baru.
Model fisik dibuat untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh benda
sesungguhnya. Sebagai contoh, model fisik memungkinkan desainer untuk
mengevaluasi desain objek, seperti pesawat terbang, dan membuat perubahan-
perubahan sebelum konstruksi sesungguhnya. Ini akan menghemat waktu dan uang.
2) Model Naratif

Salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari adalah model
naratif (narrative model) yang menggambarkan entitas dengan kata-kata yang
terucap atau tertulis. Pendengar atau pembaca dapat memahami entitas tersebut dari
naratifnya. Semua komunikasi bisnis adalah model naratif, sehingga membuat
model naratif jenis model yang paling populer.

35
3) Model Grafis
Jenis model lain yang terus digunakan adalah model grafis. Model grafis (graphic
model) menggambarkan entitasnya dengan abstraksi garis, simbol, atau bentuk.
Jumlah pemesanan ekonomis (economic order quantity-EOQ) adalah jumlah
optimum penambahan stok yang harus dipesan dari pemasok. EOQ
menyeimbangkan biaya pembelian stok dan biaya untuk menyimpannya hingga
stok tersebut digunakan atau dijual. Model grafis juga digunakan dalam desain
sistem informasi. Kebanyakan perangkat yang digunakan oleh pengembang sistem
bersifat grafis. Diagram relasi entitas, diagram kelas, dan diagram aliran data
merupakan beberapa contoh.

4) Model Matematis
Setiap rumus atau persamaan matematika adalah model matematis (mathematical
model). Kebanyakan model matematika yang digunakan manajer bisnis sama
kompleksnya dengan yang digunakan untuk menghitung EOQ. Biaya penyimpanan
mencakup semua biaya yang terjadi dalam penyimpanan barang, seperti asuransi,
kerusakan, dan kehilangan karena pencurian. Beberapa model matematika
menggunakan ratusan atau bahkan ribuan persamaan. Sebagai contoh, model
perencanaan keuangan yang dirancang Sun Oil Company pada tahun-tahun pertama
penggunaan SIM-nya menggunakan sekitar 2.000 persamaan. Model besar seperti
ini cenderung lamban dan sulit untuk digunakan. Tren yang berlangsung saat ini
adalah penggunaan model yang lebih kecil.

Decision Support Systems (DSS) Keharusan dari DSS :

a) Membantu manajer dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah


semi terstruktur

b) Mendukung penilaian manajer

c) Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer dari hanya sekedar


efisiensi Perlu di ingat, bahwa: ”DSS TIDAK MENGGANTIKAN MANAJER”

36
Model DSS
Terdapat Database, yang isinya digunakan oleh:
a) Perangkat Lunak Penulisan Laporan menghasilkan laporan periodik maupun
khusus
b) Model Matematika menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi yang
melibatkan satu atau beberapa komponen

Perangkat Lunak GDSS


Perangkat Lunak Penulisan Laporan : Laporan periodik = disiapkan sesuai jadwal
Laporan khusus = disiapkan ketika sesuatu yang luar biasa terjadi Menyatukan
Management by Exception ke dalam laporan.
a. Perangkat Lunak Penulisan Laporan
Menyatukan Management by Exception ke dalam laporan konsep yang
memungkinkan manajer hanya memperhatikan aktifitas yang layak mendapatkan
perhatian manajemen
Dapat disatukan dalam satu laporan melalui 4 cara :
1) Menyiapkan laporan hanya jika terjadi perkecualian
2) Menggunakan urutan laporan untuk menyoroti perkecualian
3) Mengelompokkan perkecualian bersama-sama
4) Menunjukkan varians dari normal

b. Perangkat Lunak GDSS (group DSS)


Memungkinkan beberapa pemecah masalah bekerja bersama- sama sebagai satu
kelompok untuk mencapai solusi. Pemecah masalah dapat mewakili sebuah
komite atau tim proyek, para anggota kelompok dapat berkomunikasi secara
langsung atau melalui GDSS.
c. GDSS
Suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok- kelompok orang
yang terlibat dalam satu tugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan interfase
bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama.
Proses yang terjadi pada GDSS :
1) Mengorganisasi pendapat yang muncul dalam kelompok
2) Mengumpulkan informasi

37
3) Mengurutkan berdasar prioritas
4) Mengumpulkan aspek-aspek pendukung

Otomasi Perkantoran (Office Automation)


Definisi otomasi perkantoran atau office automation mencakup semua sistem
informasi formal dan informal, terutama yang berkaitan dengan cara
berkomunikasi dan penyebaran informasi ke dan dari orang-orang dalam maupun
diluar organisasi (perusahaan).

Siapa yang menggunakan OA


Kelompok Pemakai OA
a. Manajer = Pekerja Terdidik (knowledge workers)
b. Profesional = Pekerja Terdidik (knowledge workers)
c. Sekretaris
d. Pegawai administrasi

Tujuan OA
a. Mengurangi biaya administratif
b. Pemecahan masalah
c. Pelengkap dan bukan pengganti

Contoh Aplikasi OA
a. Pengolahan kata
b. E-mail
c. Voice mail
d. FAX
5) Kalender elektronik
6) Konferensi audio/video
7) Konferensi komputer
8) Imaging
9) Dekstop publishing

38
Pengolah Kata (Word Processing): Penggunaan alat elektronik yang secara
otomatis melaksanakan banyak tugas yang berkaitandengan penyiapan dokumen
yang tercetak. Electronic Mail (E-mail):Penggunaan jaringan komputer yang
memungkinkan para pemakai mengirim, menyimpan dan menerima pesan-pesan
dengan menggunakan terminak komputer dan alat penyimpanan.Voice Mail:
Pengiriman pesan dengan mengucapkan ke dalam telepon, dan pesan yang telah
terkirim, oleh penerima dapat diambil melalui telepon juga.

Kalender Elektronik: Penggunaan jaringan komputer untuk membuat, menyimpan


dan mengambil agenda pertemuan (jadwal kerja). Facsimile Transmision (FAX):
Penggunaan peralatan komunikasi khusus yang dapat membaca document pada
satu ujung saluran komnukasi dan membuat salinannya di ujung yang lain.
Konferensi Audio: Penggunaan peralatan komunikasi suara untuk membuat suatu
hubungan audio diantara orang-orang yang tersebar secara geografis dengan
tujuan melaksanakan konferensi. Daya tarik konferensi audio :
a. Biaya relatif murah bagi perusahaan
b. Orang-orang merasa nyaman berbicara
c. Butuh beberapa menit saja untuk menyiapkan peralatan Ke-efisiensi-
an sebuah konferensi audio :
d. Di tunjuk moderator (orang yang mengkoordininasi jalannya konferensi)
e. Jumlah peserta dibatasi
f. Ada hasil dari pembicaraan yang dibagikan keseluruh peserta (rekaman
konferensi harus disimpan)
g. Setiap peserta yang akan bicara harus meng-identifikasi dirinya. Penggunaan
peralatan komunikasi suara dan gambar untuk
h. membuat suatu hubungan audio-video diantaraorang-orang yang
tersebar secara geografis dengan tujuan melaksanakan konferensi. Terdapat 3
konfigurasi :
1) Video satu arah dan audio satu arah
2) Video satu arah dan audio dua arah
3) Video dan audio dua arah

39
Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System)
“Orang kaya bukanlah sekedar orang miskin dengan uang yang lebih banyak”.
Seorang pakar EIS Pierre Martineau menyatakan bahwa "Eksekutif bukanlah
sekedar manager tingkat rendah dengan pangkat yang lebih tinggi”.
EKSEKUTIF, Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi manager pada tingkat
atas, hal ini terlihat bahwa pada level ini terjadi perencanaan strategis dan
penetapan kebijakan perusahaan.

Penelitian Jones dan McLeod menjelaskan bahwa EIS berarti:


a. Berapa banyak informasi yang dapat sampai ke fihak eksekutif
b. Berapa nilai dari informasi tersebut
c. Dari mana sumber informasi tersebut diperoleh
d. Apa media yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi
e. Apa kegunaan informasi
Penelitian Rockart dan Treacy, mengemukakan bahwa Sistemdalam EIS
mengandung maksud:
a. Tujuan Sentral
b. Inti Data Bersama
c. Dua Metode Penggunaan Utama
d. Organisasi Pendukung Meningkatkan komponen
non komputer
e. Mencatat transaksi informasi yang masuk
f. Merangsang sumber bernilai tinggi
g. Memanfaatkan peluang
h. Menyesuaikan sistem pada perseorangan
i. Memanfaatkan teknologi

Model EIS
Merupakan program pemberi nasihat atau program konsultasi yang berisi
pengetahuan dan pengalaman yang dimasukkan oleh satu atau banyak pakar untuk
dapat dimanfaatkan dalam memecahkan berbagai masalah. Merupakan bagian
dari Artificial Intelegent (AI) atau kecerdasan buatan. Berbeda dengan SPK,

40
Sistem pakar berbasis pengetahuan (knowledge base), terdiri dari :
a. User Interface
b. Knowledge Base
c. Inferensi Engine
d. Development Engine

User Interface
a. Bagaimana cara terbaik komputer untuk dapat berkomunikasi dengan pemakai
b. Penggunaan input & output multimedia saat ini mendapat perhatian dari
pengembang sistem.
c. Memungkinkan pemakai untuk berinteraksi dengan sistem pakar dengan jalan
memasukkan intruksi dan informasi serta menerima informasi dari sistem pakar
itu sendiri

Knowledge Base
a. Data pengetahuan yang menyimpan kepakaran.
b. Menggunakan aturan-aturan untuk mengekspresikan logika masalah dalam
pencapaian pemecahan
c. Menyimpan akumulasi pengetahuan dari masalah tertentu yang akan
diselesaikan, memuat fakta-fakta yang menjelaskan masalah

Inferensi Engine
a. Menggunakan daya pikir dengan penalaran yang serupa dengan manusia
dalam mengelolah knowledge base.
b. Menyediakan kemampuan penalaran yang menafsirkan isi dariknowledge
base berdasar pada urutan tertentu

Development Engine
Penciptaan Sistem Pakar

Pembahasan
System Life Cycle (SLC)
Merupakan konsep pengembangan system informasi yang mengambil analogi

41
siklus kehidupan manusia (lahir, tumbuh berkembang dan wafat).

Tahap Perencanaan
Merencanakan apa akan dibuat saat akan melakukan pengembangan sistem,
langkah :
a. Identifikasi masalah
1) Membuat studi kelayakan mempersiapkan usulan
2) Menyetujui/ menolak
3) Menetapkan pengendalian
b. Definisi masalah
1) Merumuskan masalah
b. Bemberikan batasan-batasan masalah
c. Menentukan tujuan yang akan dicapai

Tahap Analisis
Melakukan analisis untuk menentukan apakah akan merancang sistem yang baru
atau hanya memperbarui sistem yang sudah ada, langkah :
1) Mengumumkan penelitian sistem
2) Mengorganisasi tim proyek
3) Mendefinisikan kebutuhan informasi
4) Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
5) Menyiapkan usulan rancangan
6) Konfirmasi rancangan

Tahap Perancangan
Penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem, langkah :
a. Menyiapkan rancangan sistem secara detail
b. Mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem
c. Mengevaluasi alternatif
d. Memilih konfigurasi yang terbaik
e. Menyiapkan usulan penerapan
f. Menyetujui atau menolak sistem

42
Tahap Penerapan
Merupakan kegiatan untuk memperoleh dan mengintegrasikan sistem sumber
daya fisik dan konseptual untuk menghasilkan suatu sistem yang bekerja dengan
baik, langkah-langkah :
a. Merencanakan penerapan
b. Mengumumkan penerapan
c. Mendapatkan sumber daya perangkat keras
d. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak

Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap penerapan


a. Menyiapkan database
b. Menyiapkan fasilitas fisik
c. Mendidik peserta atau pemakai
d. Masuk ke sistem baru
e. Percontohan
g. Serentak
h. Bertahap
i. Paralel

Tahap Penggunaan
Terdapat 3 langkah penting :
a. Menggunakan sistem
b. Audit sistem
c. Memelihara sistem
d. Memperbaiki kesalahan
e. Menjaga kemuktahiran sistem
f. Meningkatkan kinerja sistem

Contoh Jasa Sistem Informasi Rawat Inap Rumah Sakit Data-data:


a. Data kamar
b. Data obat
c. Data kategori

43
d. Data penyakit
e. Data dari petugas medis

Proses :
1) Data-data tersebut masuk ke pemeliharaan file induk.
2) File-file tersebut didaftarkan ke pendaftaran pasien.
3) Data pasien tersebut masuk kebagian pembayaran dan melakukan transaksi
administrasi, dan bukti pembayaran tersebut dibawa oleh pasien.
4) Data persediaan obat dan daftar persedian obat obat masuk kedalam file
Apotek dan dibawa ke file Perawatan paisen. Data kamar masuk ke dalam data
perawatan pasien dan ditangani oleh petugas medis dan petugas medis
mendata keluhan pasien dan diagnosa pasien dan petugas medis lalu masuk ke
dalam data transaksi.
e. Dari data-data petugas medis, data kamar, data perawatan dan pelayanan, data
pindah kamar yang dicatat oleh petugas medis seperti data pilih kamar pasien,
data kamar pasien, data pelayanan & pelayanan pasien, data pindah kamar
pasien, data keluhan pasien dan data diagnosa pasien dimasukkan ke data
perawatan pasien lalu,
f. Data-data tersebut dibuatkan laporan data transaksi pasien, laporan data pasien,
laporan keuangan pasien, laporan penyakit pasien, laporan persediaan obat
pasien dan laporan kematian pasien masuk ke dalam file pembuatan laporan.
g. Di pembuatan laporan, laporan data pasien dibawa ke Kabag rawat inap
menghasilkan laporan penyakit, laporan kematian, laporan keuangan, dan
laporan persediaan obat.

Informasi yang dihasilkan


1. Informasi tentang penyakit pasien
2. Informasi tentang keuangan pasien
3. Informasi tentang persediaan obat pasien
4. Informasi tentang kematian pasien

44
Manajemen Sumber Daya Informasi Kondisi
1) Kesadaran bahwa kompetitrif dapat dicapai melalui sumber daya informasi
2) Kesadaran bahwa jasa informasi misalnya suatu area fungsional
3) Kesadaran bahwa CIO adalah eksekutif puncak
4) Perhatian pada Sumber Daya Manusia perusahaan saat membuat
perencanaan strategis
5) Rencana strategis formula untuk Sumber Daya Informasi
6) Mendorong dan Mengelola End User

Komponen IRM :
a. Lingkungan perusahaan
b. Eksekutif perusahaan misalnya manajer, anggota dan sebagainya
c. Bidang Fungsional misalnya End User
d. Sumber-Daya Informasi
e. Pemakai

TPS (Transaction Processing System) Tahun 1950 - 1960


a. Permintaan barang pelanggan proses system transaksi yg berlangsung
b. Pencatatan absensi perusahaan terus menerus
Data diolah lalu disimpan didatabase dan diproses dalam perangkat lunak
pengolah data dan hasilnya informasi tugas pihak manajemen dan lingkungan
diluar TPS.
Data Proses Report Database :
Data Internal Absensi karyawan, Pengiriman, dan Permintaan barang
Data Eksternal Faktor-faktor produsen, Data pesanan barang dan jasa

Proses Hybrid
Cara kerja sistem ini data dimasukkan langsung pada saat transaksi terjadi.
Aplikasi sistem ini banyak digunakan pada perusahaan yang bekerja online
sepenuhnya,misalnya perbankan, perusahaan travel dan sebagainya.
Perkembangan perusahaan menggunakan TPS
a. Basis data yang ada dapat digabungkan
b. Digunakan untuk membuat laporan-laporan bagi manusia disemua level

45
(maksudnya disemua kalangan)

c. Sistem fungsional melibatkan SIPEM, SIA, SIPRO, SISDM, SIKEV, dan


lain-lain.

Management Information System (MIS)


Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan pengembangan dari TPS.
Informasi ini sangat diperlukan untuk para manajer fungsional, antara lain bagian
marketing, finance, production, dan human resourse development. Data berasal
dari Environment. Database ini mempunyai dua tipe yaitu report writing software
dan berupa mathematical model.
a. Report Writing Software
Menghasilkan laporan khusus dan laporan periodik. Laporan periodik dikodekan
pada sebuah perangakat lunak dan disiapkan untuk membuat pembuatan
penjadwalan. Laporan khusu atau special report sering disebut juga dengan ad hoc
report yang berfungsi untuk menangani informasi-informasi yang tidak dapat
ditangani.
b. Mathematical Model
Menghasilkan informasi secara matematik untuk kegiatan sebuah perusahaan.
Dengan model matematik ini akan diperoleh suatu model yang membuat semua
tugas dan pekerjaan sebuahperusahaan dapat menjadi lebih mudah dan cepat.

Mc, Leod mengatakan bahwa jenis SIM yang kedua adalah berbentuk model
matematis. Ada 3 model matematis yang ditawarkan, antara lain :
1. Model statis dan Dinamis
2. Model Probabilistik atau Deterministik
3. Model Optimasi atau Suboptimasi.

Keuntungan Pemakaian model ini :


1. Proses pembelajaran terjadi terhadap system yang sedang berjalan.
2. Penggunaan model dapat mempercepat proses.
3. Dapat memprediksi kejadian dan proses di masa depan

4. Proses coba-coba atau trial-error dapat dihindari.

46
Kerugian Pemakaian model ini :
1. Tidak semua pemakai mudah untuk memahami sebuah modelyang dibuat.
2. Untuk membuat sebuah model, diperlukan tingkat pengetahuan matematika
yang cukup tinggi.

Menurut Sirkha L. Jarvenpaa, output model ini mempunyai beberapa keuntungan


yaitu :
1. Mencari ikhtisar data dapat mudah dilakukan.
2. Dapat diperkirakan trend atau kecenderunangan sistem untuk waktu yang akan
datang.
3. Jika grafik menampilkan beberapa variable, maka dapat membandingkan
beberapa variabel tersebut.
4. Berdasarkan data pada grafik tersebut, dapat dilakuakn peramalan atau
forecasting.

2.22 Metode Simple Additive Weighting


Metode Simple Additive Weighting (SAW), adalah salah satu metode untuk
menghadapi situasi Multi Attribute Decision Making (MADM) yang di gunakan
untuk pengambilan keputusan. Menurut Fishburn 1967, dan MacCimmon 1968
metode Simple Additive Weighting sering juga di kenal dengan istilah metode
penjumlahan berbobot. Konsep dasar metode Simple Additive Weighting adalah
dengan mencari jumlah yang berbobot yang di dapat dari rating kinerja pada setiap
alternatif pada semua atribut.

Metode Simple Additive Weighting disarankan untuk menyelesaikan masalah


penyeleksian dalam sistem pengambilan keputusan multi proses. Metode Simple
Additive Weighting merupakan metode yang banyak digunakan dalam pengambilan
keputusan yang memiliki banyak atribut. Metode Simple Additive Weighting
membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (x) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Formula untuk
melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut:

47
𝑿𝑖𝑗
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗 𝑎𝑡𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡)
𝑴𝒂𝒙 𝑿𝑖𝑗
𝒓𝑖𝑗 =
𝑴𝒊𝒏 𝑿𝑖𝑗
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗 𝑎𝑡𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑐𝑜𝑠𝑡)
{ 𝑿 𝑖𝑗
Keterangan:
Max 𝑋𝑖𝑗 = Nilai terbesar dari setiap kriteria i.
Min 𝑋𝑖𝑗 = Nilai terkecil dari setiap kriteria i.
𝑋𝑖𝑗 = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.
Benefit = Jika nilai terbesar adalah yang terbaik.
Cost = Jika nilai terkecil adalah yang terbaik.

Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cij
i=1,2,…,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i) di berikan sebagai:

𝑉1 = ∑ 𝑊𝑗 𝑅𝑖𝑗
𝑗=1
Keterangan:
Vi = Rangking untuk setiap alternatif.
Wj = Nilai bobot rangking (dari setiap kriteria).
rij = Nilai rating kinerja ternormalisasi.
Nilai Vi yang lebih besar mengidentifikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif (Ai) lebih terpilih.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan menggunakan metode SAW:
a. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan, yaitu Ci.
b. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
c. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (C1), kemudian melakukan
normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis
atribut sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

48
d. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian
matriks ternormalisasi R dengan bobot vektor sehingga diperoleh nilai terbesar
yang dipilih sebagai alternatif terbaik (A1) sebagai solusi.

2.23 Langkah Penyelesaian Metode SAW


Dalam penelitian ini menggunakan FMDAM metode SAW. Langkah-langkah
pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam menentukan
pengambilan keputusan Cj.
2. Memberikan nilai setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah
ditentukan, dimana nilai i=1,2,……n.
3. Menentukan rating kecocokan setiap alternatifpada setiap kriteria kemudian
memodelkannya ke dalam bilangan fuzzy setelah itu dikonversikan kebilangan
crisp.
4. Memberikan nilai bobot (W) yang juga didapatkan berdasarkan nilai crisp.
5. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja
ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada atribut Cj berdasarkan persamaan yang
disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan/benefit = MAXIMUM atau
atribut biaya/cost = MINIMUM). Apabila berupa atribut keuntungan maka crisp
(Xi j) dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp MAX (MAX Xi j) dari
setiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp MIN (MIN Xi j) dari
setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp (Xij) setiap kolom.
6. Melakukan proses perangkingan untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara
mengalikan nilai (Wi) dengan nilai rating kinerja ternormalisasi (rij).
7. Menentukan nilai prefensi untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara
menjumlahkan hasil kali antara matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot
(W). Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih
Nurdin (dalam Dicky, 2012:13).

49
2.23.1 Analisa Permasalahan

Dalam menentukan kadidat untuk disertakan dalam lomba kompetensi siswa bisa
digunakan sistem yang dapat membantu dalam menentukan keputusan yang
optimal. Untuk mempermudah dan mempercepat kinerja guru dan staf yang
bertugas, terlebih lagi untuk panitia dari sekolah yang harus menentukan calon
perseta yang pantas untuk mengikuti lomba kompetensi siswa. Untuk mendapatkan
calon peserta lomba kompetensi tersebut maka harus di tentukan krikteria-
krikterianya terlebih dahulu. Krikteria yang diterapkan dalam studi kasus ini adalah
Peringkat Rangking, Nilai Rata-rata Pemerograman Visual Basic, Nilai Rata-rata
Pemerograman Java, Nilai Rata-rata Pemerograman WEB, dan nilai Rata-rata
Kepribadian. Dalam penentuan peserta lomba kopetensi dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighting dibutuhkan krikteria-kerikteria dan bobot agar
dapat di perhitungkan, shingga didapatkanya calon peserta yang bagus.

2.23.2 Analisis Sistem

Dalam menentukan penilaian bobot peserta lomba, di butuhkan krikteria – krikteria


yang akan di gunakan untuk meniali peserta yang nantinya akan dibuatkan
alternative peserta lomba, masing-masing kriteria memiliki subkriteria yang
ditentukan berdasarkan rentang nilai penetapan, akan memberikan tingkat
pembatasan data, sehingga penilaian akan lebih ketat dan tepat. Pemberian bobot
nilai dari pendistribusian total 100% terhadap masing-masing kriteria didasarkan
pada skala prioritas, sehingga hasil seleksi data akan lebih tepat dan sesuai dengan
ketentuan. Hasil keputusan akan ditetapkan 5 rangking terdepan dari hasil
rekomendai seluruh data peserta lomba.

Dalam proses penilaian tersebut digunakan metode Simple Additive Weighting.


Bobot krikteria yang akan di gunakan terdiri dari lima bilangan Simple Additive
Weighting, yaitu sangat rendah (SR), Sedang (R), Cukup (C), Tinggi (T), dan
Sangat Tinggi (ST) seperti gambar di bawah ini

50
Gambar 2.10 Bilangan Fuzzy Untuk Bobot

Keterangan :
SR = Sangat Rendah;
R = Rendah;
C = Cukup;
T = Tinggi;
ST = Sangat Tinggi.
Dari gambar 1 diatas, bilangan–bilangan fuzzy dapat dikonversikan kebilangan
crisp untuk lebih jelas data bobot dibentuk dalam tabel dibawah ini:

Tabel Nilai Bobot

Bobot Nilai Fuzzy

Sangat Rendah 0,00

Rendah 0,25

Cukup 0,5

Tinggi 0,75

Sangat Tinggi 1,00

Tabel 2.2

Berdasarkan setiap data yang akan diperhitungkan, yang memiliki nilai kriteria
dengan bobot yang berbeda berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan. Sehingga
data-data tersebut akan mudah diperhitungkan dengan perhitungan SAW, dengan
begitu bisa ditentukan hasil dari nilai masing masing data, kriteria dan ranting

51
kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria yang telah ditentukan, selanjutnya
dilakukan penjabaran bobot setiap kriteria yang telah dikonversikan dengan
bilangan Simple Additive Weighting. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai
terbesar dari urutan 1 sampai dengan 5 yang merupakan hasil keputusan akhir
peserta lomba.

2.23.3 Analisis Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan langkah-langkah untuk memecahkan masalah dengan mengunakan
metode SAW yang telah dijelaskan sebelumnya, pada subbab ini akan dibahas
tentang proses perhitungan dan keluaran yang diharapkan pada penelitian ini.

1. Untuk menentukan kriteria - kriteria yang akan dijadikan acuan dalam


pengambilan keputusan, yaitu. Dalam metode penelitian ini ada bobot dan kriteria
yang dibutuhkan untuk menentukan siapa yang akan terpilih sebagai peserta
lomba. Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah:

Tabel Kriteria

Kode Kriteria

C1 Peringkat Rangking

C2 Nilai Rata-rata Pemerograman Visual Basic

C3 Nilai Rata-rata Pemerograman Java

C4 Nilai Rata-rata Pemerograman WEB

C5 Nilai Rata-rata Kepribadian

Tabel 2.3

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.


a. Variabel Peringkat Rangking dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.

52
Tabel Peningkatan Rangking

Peringkat Rangking (C1) Keterangan Bobot

C1 = 1 – 2 Sangat Tinggi (ST) 1,00

C1 = 3 – 4 Tinggi (T) 0,75

C1 = 5 – 6 Cukup (C) 0,5

C1 = 7 – 8 Rendah (R) 0,25

C1 = 9 – 10 Sangat Rendah (SR) 0,00

Tabel 2.4

b. Variabel Nilai Rata-rata Pemerograman Visual Basic dikonversikan dengan


bilangan fuzzy dibawah ini.
Nilai Rata-rata Pemerograman Visual Basic

Nilai Rata-rata
Pemerograman Visual Keterangan Bobot
Basic (C2)

C2 = 76 – 100 Sangat Tinggi (ST) 1,00

C2 = 66 – 75 Tinggi (T) 0,75

C2 = 56 – 65 Cukup (C) 0,5

C2 = 46 – 55 Rendah (R) 0,25

C2 = 0 – 45 Sangat Rendah (SR) 0,00

Tabel 2.5

c. Variabel Nilai Rata-rata Pemerograman Java dikonversikan dengan bilangan


fuzzy dibawah ini.

53
Tabel Nilai Rata-rata Pemerograman Java

Nilai Rata-rata
Keterangan Bobot
Pemerograman Java (C3)

C3 = 76 – 100 Sangat Tinggi (ST) 1,00

C3 = 66 – 75 Tinggi (T) 0,75

C3 = 56 – 65 Cukup (C) 0,5

C3 = 46 – 55 Rendah (R) 0,25

C3 = 0 – 45 Sangat Rendah (SR) 0,00


Tabel 2.6
Nilai Rata-rata Pemerograman Java

d. Variabel Nilai Rata-rata Pemerograman WEB dikonversikan dengan bilangan


fuzzy dibawah ini.

Tabel Nilai Rata-rata Pemerograman WEB

Nilai Rata-rata
Keterangan Bobot
Pemerograman WEB (C4)

C4 = 76 – 100 Sangat Tinggi (ST) 1,00

C4 = 66 – 75 Tinggi (T) 0,75

C4 = 56 – 65 Cukup (C) 0,5

C4 = 46 – 55 Rendah (R) 0,25

C4 = 0 – 45 Sangat Rendah (SR) 0,00


Tabel 2.7

e. Variabel Nilai Rata-rata Kepribadian dikonversikan dengan bilangan fuzzy


dibawah ini.

54
Tabel Nilai Rata-rata Kepribadian

Tabel 2.8
Nilai Rata-rata Kepribadian
Selanjutnya adalah membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), dan
melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan
jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks
ternormalisasi R.

Contoh hasil pendataan dari calon peserta lomba. Dimana data-data yang
dimasukan sesuai dengan data yang sebenarnya dan sesuai dengan kriteria yang
sudah ditentukan melalui proses perhitungan.

Tabel Masukan Data Awal Siswa Calon Peserta

Nama
NISN (C21) (C2) (C3) (C4) (C5)
Siswa
8273 Maulana 1 95 93 97 98

1402 Nana 2 93 90 95 74

3689 Fatimah 3 90 70 98 97

8837 Nurhayati 4 90 89 94 94

55
7383 Leha 5 75 87 92 91

Tabel 2.9

Tabel Masukan Data Siswa Calon Peserta

Nama
NISN (C21) (C2) (C3) (C4) (C5)
Siswa
8273 Maulana 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
1402 Nana 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75
3689 Fatimah 0,75 1,00 0,75 1,00 1,00
8837 Nurhayati 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00
7383 Leha 0,5 0,75 1,00 1,00 1,00

Tabel 2.10

Berdasarkan pada tabel 3.8 diatas, dapat dibentuk matriks keputusan X dengan
data tersebut:
1 1 1 1 1
1 1 1 1 0,75
𝑅 = 0,75 1 0,75 1 1
0,75 1 1 1 1
( 0,5 0,75 1 1 1 )

Keterangan :
Max Xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria i.
Min Xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria i.
Xij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.
Benefit = Jika nilai terbesar adalah yang terbaik.
Cost = Jika nilai terkecil adalah yang terbaik.

56
rij = Nilai rating kinerja ternormalisasi

a. Peringkat Rangking (C1)


1 1
R11 = = =1
max(1; 1; 0,75; 0,75; 0,5) 1
1 1
R12 = = =1
max(1; 1; 1; 1; 0,75) 1
1 1
R13 = = =1
max(1; 1; 0,75; 1; 1) 1
1 1
R14 = = =1
max(1; 1; 1; 1; 1) 1
1 1
R15 = = =1
max(1; 0,75; 1; 1; 1) 1
b. Nilai Rata-rata Pemerograman Visual Basic (C2)
1 1
R21 = = =1
max(1; 1; 0,75; 0,75; 0,5) 1
1 1
R22 = = =1
max(1; 1; 1; 1; 0,75) 1
1 1
R23 = = =1
max(1; 1; 0,75; 1; 1) 1
1 1
R24 = = =1
max(1; 1; 1; 1; 1) 1
0,75 0,75
R25 = = = 0,75
max(1; 0,75; 1; 1; 1) 1

c. Nilai Rata-rata Pemerograman Java (C3)


0,75 0,75
R31 = = = 0,75
max(1; 1; 0,75; 0,75; 0,5) 1
1 1
R32 = = =1
max(1; 1; 1; 1; 0,75) 1

57
0,75 0,75
R33 = = = 0,75
max(1; 1; 0,75; 1; 1) 1
1 1
R34 = = =1
max(1; 1; 1; 1; 1) 1
1 1
R35 = = =1
max(1; 0,75; 1; 1; 1) 1
d. Nilai Rata-rata Pemerograman WEB (C4)
0,75 0,75
R41 = = = 0,75
max(1; 1; 0,75; 0,75; 0,5) 1
1 1
R42 = = =1
max(1; 1; 1; 1; 0,75) 1
1 1
R43 = = =1
max(1; 1; 0,75; 1; 1) 1
1 1
R44 = = =1
max(1; 1; 1; 1; 1) 1
1 1
R45 = = =1
max(1; 0,75; 1; 1; 1) 1

e. Nilai Rata-rata Kepribadian (C5)


0,5 0,5
R51 = = = 0,5
max(1; 1; 0,75; 0,75; 0,5) 1
0,75 0,75
R52 = = = 0,75
max(1; 1; 1; 1; 0,75) 1
1 1
R53 = = =1
max(1; 1; 0,75; 1; 1) 1
1 1
R54 = = =1
max(1; 1; 1; 1; 1) 1
1 1
R55 = = =1
max(1; 0,75; 1; 1; 1) 1

58
Hasil Normalisasi:
1 1 1 1 1
1 1 1 1 0,75
𝑅 = 0,75 1 0,75 1 1
0,75 1 1 1 1
( 0,5 0,75 1 1 1 )

3. Untuk mencari nilai prefensi dari setiap alternatif adalah dengan cara
menjumlahkan hasil kali antara matriks ternormalisasi dengan nilai bobot.
Berikut ini merupakan persamaan untuk mencari nilai preferensi dari setiap
alternatif yang telah ditentukan.

Keterangan:
Vi = Rangking untuk setiap alternatif.
Wj = Nilai bobot rangking (dari setiap kriteria).
rij = Nilai ratingkinerja ternormalisasi.

Berikut ini merupakan perhitungan nilai preferensi dari setiap alternatif yang telah
ditentukan. Proses perangkingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan
oleh pengambil keputusan:

Table Bobot Keikteria

Bobot Kriteria

Peringkat Rangking 0,75

Nilai Rata-rata Pemerograman Visual Basic 0,5

Nilai Rata-rata Pemerograman Java 0,5

59
Nilai Rata-rata Pemerograman WEB 0,5

Nilai Rata-rata Kepribadian 0,25


Tabel 2.11

Maka:
W= [ 0,75 0,5 0,5 0,5 0,25 ]
Hasil yang diperoleh sebagai berikut:
V1 = (0.75 * 1) + (0.5 * 1) + (0.5 * 1) + (0.5 * 1) + (0.25 * 1)
= (0.75 + 0.5 + 0.5 + 0.5 + 0.25)
= 2.5
V2 = (0.75 * 1) + (0.5 * 1) + (0.5 * 1) + (0.5 * 1) + (0.25 * 0.75)
= (0.75 + 0.5 + 0.5 + 0.5 + 0.1875)
= 2.4375
V3 = (0.75 * 0.75) + (0.5 * 1) + (0.5 * 0,75) + (0.5 * 1) + (0.25 * 1)
= (0.5625 + 0.5 + 0,375 + 0.5 + 0.25)
= 2,1875
V4 = (0.75 * 0.75) + (0.5 * 1) + (0.5 * 1) + (0.5 * 1) + (0.25 * 1)
= (0.5625 + 0.5 + 0.5 + 0.5 + 0.25)
= 2,3125
V5 = (0.75 * 0.5) + (0.5 * 0,75) + (0.5 * 1) + (0.5 * 1) + (0.25 * 1)
= (0.375 + 0,375 + 0.5 + 0.5 + 0.25)
= 1,5
Sehingga dapat dilihat hasil perangkingan setiap siswa dibawah ini:

Tabel Perankingan Siswa Peserta Olimpiade

NISN Alternatif Nama Siswa Akhir

8273 V1 Maulana 2,5

1402 V2 Nana 2,4375

3689 V3 Fatimah 2,1875

8837 V4 Nurhayati 2,3125

60
7383 V5 Leha 1,5

Tabel 2.12

Dari perhitungan diatas didapat V1 (Maulana) dan alternatif V2 (Nana) merupakan


nilai terbesar sehingga diperoleh sebagai alternatif terbaik.

2.24 Pengertian Sistem Pakar


Sistem pakar atau Expert System adalah program yang berisi pengetahuan manusia
atau bertingkah laku seperti manusia expert (manusia pakar) yang pada aplikasinya
membantu menyelesaikan masalah – masalah didunia nyata. Metode yang
digunakan adalah dengan menggunakan sekumpulan rule atau kaidah yang didapat
dari pakar, lalu dijadikan pertanyaan – pertanyaan untuk mendapat solusi atau
kesimpulan. Berikut ini beberapa pengertian sistem pakar menurut beberapa orang
ahli:
a. Menurut William Stubblefield dan George F. Lugger (1993), menjelaskan bahwa
sistem pakar adalah suatu program yang dapat menirukan seorang pakar.
b. Menurut E. Fraim Turban (1992), menjelaskan bahwa sistem pakar adalah
sebuah program yang mengkomputerisasikan laporan yang mencoba untuk
menirukan proses pemikiran dan pengetahuan dari pakar – pakar dalam
menyelesaikan masalah.
c. Menurut Garratano dan Riley (1989), menjelaskan bahwa sistem pakar adalah
suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pakar adalah
suatu aplikasi dari kecerdasan tiruan yang dapat menyelesaikan masalah dalam
bidang tertentu dan dapat bertindak sebagai penasehat seperti seorang pakar dimana
solusi atau jalan keluar yang dihasilkan sistem pakar berkualitas seperti seorang
pakar. Jadi sistem pakar : kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber
kepakaran yang lain) ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam
komputer, dan pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu
nasehat, lalu komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi,
dan lain-lain) seperti layaknya seorang pakar, kemudian menjelaskannya ke

61
pengguna tersebut, bila perlu dengan alasan-alasannya. Sistem Pakar terkadang
lebih baik unjuk kerjanya dari pada seorang pakar manusia. Dengan sistem pakar,
orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya
hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar
juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.
Sistem pakar dikembangkan pertama kali oleh komunitas AI (Artificial
Intelligence) tahun 1960-an. Sistem pakar yang pertama adalah General Purpose
Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel Simon.

Gambar 2.11 Sistem Pakar

Sumber Fairuszelsaid

2.25 Sejarah dan Perkembangan Sistem Pakar

Expert System atau sistem pakar dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an
oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian artificial intelligence ini
didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabungkan dengan komputer
canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau manusia super. Suatu usaha kearah
ini adalah General Purpose Problem-Solver (GPS). GPS yang berupa sebuah
prosedur yang dikembangkan Allen Newell, John Cliff Show dan Herbert
Alexander Simon dari Logic Theorist, merupakan sebuah percobaan untuk
menciptakan mesin yang cerdas. GPS sendiri merupakan sebuah Predecessor
menuju Expert System (ES). GPS berusaha untuk menyusun langkah – langkah
yang dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.

62
Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa yang
biasa dikenal bernama General-purpose ke program yang spesialis yang bernama
Special-purpose dengan dikembangkannya DENDRAL oleh E.Feigenbaum dari
Universitas Stanford dan kemudian diikuti oleh MYCIN. Problem yang kompleks
membutuhkan pengetahuan yang banyak sekali tentang area problem. Pada
tertengan tahun 1970-an, beberapa sistem pakar mulai muncul, sebuah pengetahuan
kunci yang dipelajari saat itu adalah kekuatan dari sistem pakar berasal dari
pengetahuan spesifik yang dimilikinya bukan dari formalism khusus dan pola
penarikan kesimpulan yang digunakan. Awal 1980-an teknologi Sistem pakar yang
mula – mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi
komersial, khususnya XCON, XSEL yang dikembangkan dari R-1 oleh Digital
Equipment Corp dan CATS-1 yang dikembangkan oleh General Electric. Sistem
Pakar untuk untuk melakukan diagnosis pertama dibuat oleh Bruce Buchanan dan
Edward Shortliffe di Stanford University. Sistem ini diberinama MYCIN. MYCIN
merupakan program interaktif yang melakukan diagnosis penyakit miningitis dan
infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN
mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba,
dia mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang spesialis. Meskipun MYCIN
tidak pernah digunakan secara rutin oleh dokter, MYCIN merupakan referensi yang
bagus dalam penelitian kecerdasan buatan yang lain.

Sistem Pakar dapat digunakan oleh :

1. Orang awam yang bukan pakar untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
memecahkan masalah.
2. Pakar sebagai asisten yang berpengetahuan.
3. Memperbanyak atau menyebarkan sumber pengetahuan yang semakin langka.

Sistem pakar merupakan program yang dapat menggantikan keberadaan seorang


pakar. Alasan mendasar mengenai Sistem pakar dikembangkan untuk
menggantikan seorang pakar :

1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi.


2. Secara otomatis mengerjakan tugas – tugas rutin yang membutuhkan seorang
pakar.

63
3. Seorang pakar akan pensiun atau pergi.
4. Menghadirkan / menggunakan jasa seorang pakar memerlukan biaya yang
mahal.
5. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat (hostile
environtment)

2.26 Ciri-Ciri Sistem Pakar


Ciri – ciri dari Sistem Pakar adalah sebagai berikut :
a. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
b. Dapat memberikan penalaran pada data – data yang tak pasti.
c. Dapat mengemukakan rangkaian alasan – alasan yang diberikannya dengan cara
yang dapat dipahami.
d. Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu.
e. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
f. Keluarannya bersifat anjuran.

Bentuk SP :
1) Berdiri sendiri. Sistem bentuk ini merupakan s/w yang berdiri sendiri tidak
tergabung dengan s/w lain.
2) Tergabung. Sitem ini merupakan bagian program yang terkandung di dalam
suatu algoritma (konvesional)
3) Menghubungkan ke s/w lain. Bentuk ini biasanya merupakan SP yang
menghubungkan ke suatu paket program tertentu .
4) Sistem mengabdi. Sistem ini merupakan bagian dari komputer khusus yang
digabungkan dengan suatu fungsi tertentu

2.27 Konsep Sistem Pakar


1. Keahlian
Keahlian bersifat luas dan merupakan penguasaan pengetahuan dalam bidang
khusus yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.
a) Teori, fakta, aturan-aturan pada lingkup permasalahan tertentu.
b) Strategi global untuk menyelesaikan masalah.

64
2. Ahli / Pakar
Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan,
mempelajari hal-hal baru seputar topic permasalahan, menyusun kembali
pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan masalah dengan cepat dan tepat.
3. Pengalihan Keahlian
Tujuan dari sistem pakar adalah untuk mentransfer keahlian dari seorang pakar ke
dalam komputer kemudian ke masyarakat. Proses ini meliputi 4 kegiatan, yaitu
perolehan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya), representasi
pengetahuan ke komputer, kesimpulan dari pengetahuan dan pengalihan
pengetahuan ke pengguna.
4. Mengambil Keputusan
Hal yang unik dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menjelaskan dimana
keahlian tersimpan dalam basis pengetahuan. Kemampuan komputer untuk
mengambil kesimpulan dilakukan oleh komponen yang dikenal dengan mesin
inferensi yaitu meliputi prosedur tentang pemecahan masalah.
5. Aturan
Sistem pakar yang dibuat merupakan sistem yang berdasarkan pada aturan-aturan
dimana program disimpan dalam bentuk aturan-aturan sebagai prosedur pemecahan
masalah. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF – THEN.

Gambar 2.12 Konsep dasar sistem pakar

Sumber Fairuzelsaid

65
2.28 Kategori Masalah Sistem Pakar
Masalah – masalah yang dapat diselesaikan dengan sistem pakar, diantaranya:
1. Interpretasi – membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data
mentah.
2. Prediksi – memproyeksikan akibat – akibat yang dimungkinkan dari situasi –
situasi tertentu.
3. Diagnosis – menentukan penyebab malfungsi dalam situasi kompleks yang
didasarkan pada gejala – gejala yang teramati.
4. Desain – menentukan konfigurasi komponen – komponen sistem yang cocok
dengan tujuan – tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala – kendala
tertentu.
5. Perencanaan – merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai
sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu.
6. Debugging dan Repair – menentukan dan menginterpretasikan cara – cara untuk
mengatasi malfungsi.
7. Intruksi – mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain
subyek.
8. Pengendalian – mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks.
9. Selection – mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list)
kemungkinan.
10. Simulation – permodelan interaksi antara komponen – komponen sistem.
11. Monitoring – membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang
diharapkan.

2.29 Elemen Manusia yang Terkait dalam Penggunaan dan Pengembangan


Sistem Pakar
1) Pakar
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman dan
metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut guna
menyelesaikan masalah.
2) Perekayasa Pengetahuan

66
Perekayasa pengetahuan adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun area
permasalahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban
pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan counter
example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.
3) Pemakai
a) Pemakai Awam. Dalam hal ini sistem pakar bertindak sebagai konsultan untuk
memberikan saran dan solusi kepada pemakai.
b) Pelajar yang ingin belajar. Sistem pakar bertindak sebagai instruktur.
c) Pembuat sistem pakar. Sistem pakar sebagai partner dalam pengembangan
basis pengetahuan.
d) Pakar. Sistem pakar bertindak sebagai mitra kerja/asisten.

Gambar 2.13 Elemen manusia dalam sistem pakar


Sumber SlidePlayer

2.30 Keuntungan Sistem Pakar

a. Keuntungan Sistem Pakar :


1) Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
2) Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
3) Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang
termasuk keahlian langka).

67
4) Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
5) Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan
mengandung ketidakpastian. Pengguna bisa merespon dengan jawaban ‘tidak
tahu’ atau ‘tidak yakin’ pada satu atau lebih pertanyaan selama konsultasi dan
sistem pakar tetap akan memberikan jawaban.

b. Kelemahan Sistem Pakar :


1) Biaya yang diperlukan untuk membuat, memelihara dan memeliharanya sangat
mahal.
2) Sulit dikembangkan, hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di
bidangnya dan kepakaran sangat sulit diekstrak dari manusia karena sangat sulit
bagi seorang pakar untuk menjelaskan langkah mereka dalam menangani
masalah.
3) Sistem pakar tidak 100% benar karena seseorang yang terlibat dalam
pembuatan sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang
secara teliti sebelum digunakan.
4) Pendekatan oleh setiap pakar untuk suatu situasi atau problem bisa berbeda-
beda, meskipun sama-sama benar.
5) Transfer pengetahuan dapat bersifat subjektif dan bias.

c. Keuntungan Sistem Pakar Bagi Perusahaan


1. Kinerja Lebih baik dari tim manajemen
2. Mempertahankan sumber daya pengetahuan perusahaan
Dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan, beberapa manfaat yang
dapat diberikan oleh sistem pakar kepada manajer perusahaan antara lain :
a. Solusi
Aternatif solusi yang dihasilkan melalui sistem pakar umumnya lebih banyak, lebih
beralasan dengan beberapa pertimbangan teknis, penyajiannya lebih sistematis dan
terkadang dilengkapi fitur-fitur tambahan seperti grafik, diagram dan alat-alat
penunjang lainnya sehingga lebih merepresentasikan keadaan sebenarnya. Hal ini
sangat diperlukan oleh seorang manajer mengingat keputusan yang diambil
berbasis multi-kriteria.

68
b. Logika
Penerapan logika pada kode-kode program dimungkinkan dalam tingkatan yang
cukup rumit sekalipun. Hal serupa apabila dibebankan kepada manusia, maka akan
membutuhkan waktu yang lama dengan kemungkinan kesalahan analisa dan faktor-
faktor kelemahan manusiawi lainnya yang cenderung tinggi. Sistem pakar
memberikan hasil dalam waktu yang cepat melalui penalaran yang terstruktur.
c. Waktu
Cepatnya hasil analisa dikeluarkan oleh suatu aplikasi sistem cerdas membuat para
pengambil keputusan memiliki waktu yang banyak untuk mengevaluasi hasil
keluaran sistem tersebut. Hal ini tentunya cukup membantu mempercepat kerja
manajer khusunya dan perusahaan umumnya.
d. Konsisten.
Keputusan yang dihasilkan akan lebih konsisten dan terarah, mengingat bahwa
algoritma yang digunakan dalam pengeksekusian data adalah tetap dan konsisten.

2.31 Kelemahan SP
1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal
2. Sulit dikembangkan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dalam
bidangnya. Sistem pakar hanya dapat menangani pengetahuan yang konsisten.
Sistem pakar dirancang dengan aturan-aturan yang hasilnya sudah pasti dan
konsisten sesuai dengan alur di diagram pohonnya. Untuk pengetahuan yang cepat
berubah-rubah dari waktu ke waktu, maka knowledge base di sistem pakar harus
selalu diubah, yang tentu cukup merepotkan.
3. System pakar tidak 100% bernilai benar. Sistem pakar tidak dapat menangani hal
yang bersifat judgement (Pertimbangan atau intuisi). Sistem pakar memberikan
hasil yang pasti, sehingga keputusan akhir pengambilan keputusan jika melibatkan
kebijaksaaan dan institusi masih tetap di tangan manajemen.

2.32. Bentuk atau Tipe Sistem Pakar


a) Mandiri.
Sistem pakar yang murni berdiri sendiri, tidak digabung dengan software lain,
bisa dijalankan pada komputer pribadi, mainframe.

69
b) Terkait / Tergabung.
Dalam bentuk ini sistem pakar hanya merupakan bagian dari program yang lebih
besar. Program tersebut biasanya menggunakan teknik algoritma konvensional tapi
bisa mengakses sistem pakar yang ditempatkan sebagai subrutin, yang bisa
dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan.
c) Terhubung.
Merupakan sistem pakar yang berhubungan dengan software lain, misalnya :
spreadsheet, DBMS, program grafik. Pada saat proses inferensi, sistem pakar bisa
mengakses data dalam spreadsheet atau DBMS atau program grafik bisa dipanggil
untuk menayangkan output visual.
d) Sistem Mengabdi.
Merupakan bagian dari komputer khusus yang diabdikan kepada fungsi tunggal.
Sistem tersebut bisa membantu analisa data radar dalam pesawat tempur atau
membuat keputusan intelejen tentang bagaimana memodifikasi pembangunan
kimiawi, dan lain-lain.

2.33 Karakteristik & Elemen Sistem Pakar


Sistem pakar dibuat dengan tujuan tertentu dan pastinya tujuan tersebut bersifat
untuk membantu para pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Berikut adalah
karakteristik yang harus dimiliki oleh sebuah sistem pakar :
a. High Performance. Sistem harus mampu memberikan respon berupa saran
(advice) dengan tingkat kualitas yang sama dengan seorang pakar atau
melebihinya.
b. Adequate response time. Sistem juga harus mampu bekerja dalam waktu yang
sama baiknya (reasonable) atau lebih cepat dibandingkan dengan seorang
pakar dalam menghasilkan keputusan. Hal ini sangat penting terutama pada
sistem waktu nyata (real-time).
c. Good reliability. Sistem harus dapat diandalkan dan tidak mudah rusak / crash.
d. Understanable. Sistem harus mampu menjelaskan langkah-langkah penalaran
yang dilakukannya seperti seorang pakar.
e. Flexibility.

70
2.34 Komponen atau Bagian Utama Sistem Pakar
Jeffrey D Ullman (1999) membagi komponen atau bagian sistem pakar dalam
beberapa bagiann yaitu:
a. User Interface (Antarmuka Pemakai)
Antarmuka pemakai, memungkinkan pemakai untuk berinteraksi dengan expert
system. User interface digunakan manajer untuk meng-enter instruksi dan informasi
ke dalam sistem pakar dan menerima informasi dari sistem pakar.
a. Input Sistem Pakar
User interface dirancang untuk mempermudah dialog dua arah antara sistem dan
pemakai dengan menmpilkanteknik tanya jawab dan pengisian formulir kemudian
muncul bahasa perintah dan menu elektronik dan sistem manajemen data base.
b. Output Sistem pakar
Sistem pakar dirancang untuk menyarankan pemecahan.
c. Knowledge Base (basis pengetahuan) Knowledge Base berisi pengetahuan-
pengetahuan (pengetahuan gabungan) dalam memahami, merumuskan, dan
penyelesaian masalah. Knowledge Base adalah bagian dari sistem pakar yang berisi
domain pengetahuan. Knowledge base terdiri dari fakta yang menggambarkan area
problem atau problem domain dan juga teknik penyajian yang menggunakan fakta
sesuai logika. Domain pengetahuan seorang pakar pada dasarnya adalah spesifik
terhadap domain masalah.
d. Inference Engine (mesin inferensi) Inference engine bertugas untuk menganalisis
pengetahuan, memberikan kemampuan penalaran dan menarik kesimpulan
berdasarkan knowledge base.
e. Development Engine Komponen yang digunakan untuk mengolah sistem pakar,
terdiri dari bahasa pemrograman. Semua Sistem Pakar terdiri dari sebuah alat
penghubung (input dan output), suatu database, suatu dasar pengetahuan, dan suatu
mekanisme kesimpulan. Lebih dari itu, pengembangan Sistem Pakar pada
umumnya berproses melalui beberapa tahap yang mencakup pemilihan masalah,
didapatnya pengetahuan, penyajian pengetahuan, programming, evaluasi dan
pengujian. Bagian dari Sistem Pakar yang menarik adalah kemampuan perangkat
lunak untuk meninjau ulang suatu konsultasi dan menyediakan suatu penjelasan

71
kepada pemakai bagaimana caranya memperoleh kesimpulan. Fungsi penjelasan
yang sangat utama adalah suatu catatan yang menyangkut proses pemikiran yang
digunakan oleh tenaga ahli untuk memecahkan masalah itu. Sistem Pakar
menyediakan suatu pemahaman yang lebih baik bagaimana kesimpulan dicapai
sehingga kepercayaan pemakai akan lebih besar dalam mengambil kesimpulan
menggunakan Sistem Pakar. Akumulasi fakta akan diperkenalkan ketika suatu
penjelasan diminta. Biasanya penjelasan yang diminta yaitu bagian dari perangkat
lunak atau bagian luar dari pengembangan.

Tools perangkat lunak yang dikembangkan memberikan keleluasaan pada


perekayasa pengetahuan untuk memasukkan himpunan aturan pada basis
pengetahuan, dan diperolehnya suatu solusi berdasarkan basis pengetahuan yang
ada. Sehingga Tools Sistem Pakar yang dibuat dalam penelitian ini dapat digunakan
untuk memecahkan berbagai macam domain permasalahan. Mesin informasi di atas
merupakan mesin yang dapat berpikir dengan cermat dan tepat untuk pencapaian
suatu keputusan yang diambil melalui pengetahuan, yakni komputer. Jadi Sistem
Pakar dapat kita definisikan sebagai suatu sistem perangkat lunak yang
menggunakan ilmu, fakta dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh
tenaga kerja ahli dalam bidang yang bersangkutan. Ahli disini melakukan
pemindahan ilmu pengetahuan (akuisisi ilmu pengetahuan) yang dia miliki kepada
suatu sistem yang di berada pada sebuah perangkat lunak komputer. Sistem Pakar
ini sudah banyak di gunakan untuk membantu manusia dalam bidang manajeri.

Gambar 2.14 Bagian utama sistem pakar


Sumber step by step

72
2.35 Metode Sistem Pakar
Cara kerja sistem pakar :
1. Sistem Pakar mempunyai model dari pengetahuan manusia yang digunakannya
yang mana dimodel dan ditampilkan dalam bentuk yang dapat diproses oleh
komputer, biasa disebut knowledge base. Dua cara untuk memodelkan keahlian dan
pengetahuan seseorang yaitu dengan:
a. Dasar aturan (rule base) : sebuah program intelegensia semua yang mempunyai
pernyataan berbentuk if-then atau aturan yang terhubung dan berulang dalam
jumlah yang besar sebagai dasar pengetahuan dalam sistem
b. Knowledge frames : sebuah metode untuk mengorganisasikan pengetahuan dari
sistem pakar kedalam potongan besar, hubungannya berdasarkan karakteristik yang
diberikan yang ditentukan oleh pengguna
2. Sistem Pakar juga mempunyai lingkup pemrograman yang disebut AI Shell.
3. Sistem pakar juga mempunyai strategi untuk mencari data ke dalam rule
base yang ada biasa disebut Inference engine. Dua strategi yang umum dipakai
yaitu :
a. Forward Chaining : strategi pencarian yang dimulai dari informasi yang
dimasukkan oleh pengguna dan dicari dalam rule base yang ada hingga sampai
pada kesimpulan. Contoh: jika A, jika B, maka C
b. Backward Chaining : Strategi pencarian yang bertindak seperti pemecah masalah
yang dimulai dengan hipotesis, pencarian informasi hingga hipotesis tersebut
terbukti maupun tidak. Contoh: jika c, jika b, maka a

2.36 Bentuk atau Tipe Sistem Pakar


a) Mandiri.
Sistem pakar yang murni berdiri sendiri, tidak digabung dengan software lain, bisa
dijalankan pada komputer pribadi, mainframe.
b) Terkait / Tergabung.
Dalam bentuk ini sistem pakar hanya merupakan bagian dari program yang lebih
besar. Program tersebut biasanya menggunakan teknik algoritma konvensional tapi
bisa mengakses sistem pakar yang ditempatkan sebagai subrutin, yang bisa
dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan.

73
c) Terhubung.
Merupakan sistem pakar yang berhubungan dengan software lain, misalnya :
spreadsheet, DBMS, program grafik. Pada saat proses inferensi, sistem pakar bisa
mengakses data dalam spreadsheet atau DBMS atau program grafik bisa dipanggil
untuk menayangkan output visual.
d) Sistem Mengabdi.
Merupakan bagian dari komputer khusus yang diabdikan kepada fungsi tunggal.
Sistem tersebut bisa membantu analisa data radar dalam pesawat tempur atau
membuat keputusan intelejen tentang bagaimana memodifikasi pembangunan
kimiawi, dan lain-lain.

2.37 Struktur Sistem Pakar


Ada 2 bagian utama sistem pakar :
1. Lingkungan Pengembangan (Development Environment)
Digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem
pakar.
2. Lingkungan Konsultasi (Consultation Environment)
Digunakan oleh pegguna yang bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan
pakar.

Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu: lingkungan pengembangan
(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment).
Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangun sistem pakar baik dari
segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi
digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi (Kusumadewi,
2003:113-115).

74
Gambar 2.15 Struktur sistem pakar

Komponen-komponen yang terdapat dalam arsitektur/struktur sistem pakar pada


gambar di atas dijelaskan sebagai berikut:
a. Antarmuka Pengguna (User Interface)
Antarmuka merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem
pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan
mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu
antarmuka menerima dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat
dimengerti oleh pemakai.
b. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan
penyelesaian masalah.
c. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian dalam
menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer.
Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk
selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari
pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian, dan pengalaman
pemakai.
d. Mesin/Motor Inferensi (Inference Engine)
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan
oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program
komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang

75
ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan
kesimpulan.
e. Workplace/Blackboard
Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory),
digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan
sementara.
f. Fasilitas Penjelasan
Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan
kemampuan sistem pakar, digunakan untuk melacak respon dan memberikan
penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan.
g. Perbaikan Pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta
kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah penting
dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu
menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya dan juga
mengevaluasi apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk
digunakan di masa mendatang.

2.38 Langkah Langkah Pembuatan Sistem Pakar


Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan sistem pakar :
1. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
2. Menentukan problema yang cocok.
3. Mempertimbangkan alternative.
4. Menghitung pengembalian investasi.
5. Memilih alat pengembangan.
6. Merekayasa pengetahuan.
7. Merancang sistem.
8. Melengkapi pengembangan.
9. Menguji dan mencari kesalahan sistem.
10. Memelihara sistem.

76
2.39 Contoh Kasus Sistem Pakar
Sistem pakar :
Digunakan untuk konsultasi.
Sistem pakar selalu tersedia di organisasi, sedang pakar belum tentu selalu berada
di tempat. Misal suatu keputusan harus diambil oleh manajer yang pakar dalam
suatu bidang, karena manajer ini pergi dan tidak berada di kantor, maka keputusan
yang harus diambil tertunda.
Sistem pakar dapat menyimpan dan mengingat pengetahuan yang sangat tidak
terbatas dan tidak kenal lelah. Oleh karena itu pekerjaan dokter akan sangat terbantu
sekali dengan SP yang diisi dengan sejumlah pengetahuan (misal semua jenis obat
dan efeknya) yang pakarnya sendiri belum tentu dapat mengingatnya.
Contoh kasus :
Sistem pakar yang digunakan di dinas sosial negara bagian California, Amerika
Serikat. Sebelum SP digunakan, pemberian tunjangan sosial kurang efektif karena
beragamnya macam tunjangan yang diberikan dan banyaknya aturan yang ada
untuk mendapatkan tunjangan sosial. Lebih dari 3000 aturan dibukukan untuk
tunjangan sosial ini. Pada waktu seseorang melamar untuk meminta tunjangan
sosial, orang ini akan dilayani dengan pekerja sosial dan pekerja sosial harus
mengetahui aturan-aturan yang ada. Jika ada kasus khusus dan pekerja sosial tidak
memahami aturannya tetapi memutuskan hasilnya, maka hasil keputusan dapat
tidak efektif. Menyadari kelemahan-kelemahan ini maka dinas sosial kemudian
menerapkan sistem pakar yang berisi dengan knowledge base berupa ribuan aturan-
aturan ini.
Bedanya : sebelum ada SP, yang pakar adalah pekerja sosialnya dan jika pekerja
sosial kurang pakar maka dapat mengakibatkan kesalahan keputusan. Setelah ada
SP, pekerja sosial tidak harus pakar karena yang pakar adalah sistemnya karena
sistemnya berisi dengan semua aturan, sehingga mengurangi kesalahan
pengambilan keputusan.

2.39.1 Contoh Aplikasi Sistem Pakar


1. Dendral : Mengidentifikasi struktur organik tak dikenal melalui analisa
spektrum massa dan ilmu kimia

77
2. Mycin: Identifikasi bakteri penyebab infeksi dan merekomendasikan antiobiotik
dengan dosis yang disesuaikan dengan berat tubuh pasien. Dirancang oleh Edward
Feigenbaum (Universitas Stanford) th ’70 an.
3. Dipmeter Advisor: Digunakan oleh Schlumberger untuk analisis data dalam
pengeboran minyak.
4. XCON & XSEL : Membantu konfigurasi sistem komputer
besar. Dikembangkan oleh Digital Equipment Corporation (DEC) dan Carnegie
Mellon Universitas (CMU), akhir ’70 an. Untuk sistem komputer DEC VAC 11
1780
5. Sophie : Analisis sirkit elektronik
6. Prospector : Digunakan di dalam geologi untuk membantu mencari dan
menemukan deposit. Didesign oleh Sheffield Research Institute, akhir ‘70an
7. Folio : Menbantu memberikan keutusan bagi seorang manajer dalam hal stok
broker dan investasi.
8. Delta : Pemeliharaan lokomotif listrik disel. Didesign & dikembangkan oleh
General Electric Company.
9. YESMVS : Membantu operator komputer & mengontrol sistem operasi MVS
(multiple virtual storage). Didesign oleh IBM awal th ‘80an
10. ACE : SP troubleshooting pd sistem kabel telpon. Didesign & dikembangkan
oleh AT&T Bell Lab awal th ‘80an

2.40 Tujuan Sistem Pakar


Sistem pakar (expert system) sendiri merupakan paket perangkat lunak atau paket
program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu dalam
memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains,
perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya. Sistem pakar
merupakan merupakan subset dari Artificial Intelegence (Arhami, 2005).

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan


masalah. Beberapa aktivitas pemecahan masalah yang dimaksud seperti (Lestari,
2012):

78
1. Interpretasi. Membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah.
Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk pengenalan ucapan, analisis
citra, interpretasi sinyal, dll.
2. Prediksi. Memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi
tertentu. Contoh: prediksi demografi, prediksi ekonomi, dll.
3. Diagnosis. Menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan
pada gejala-gejala yang teramati diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll.
4. Perancangan (desain). Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem
yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala
tertentu. Contoh: perancangan layout sirkuit, bangunan.
5. Perencanaan. Merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai
sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh: perencanaan keuangan,
militer, dll.
6. Monitoring. Membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan.
Contoh: computer aided monitoring system.
7. Debugging. Menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk mengatasi
malfungsi. Contoh: memberikan resep obat terhadap kegagalan.
8. Instruksi. Mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain
subjek. Contoh: melakukan instruksi untuk diagnosis dan debugging.
9. Kontrol. Mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks. Contoh:
melakukan kontrol terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring
kelakukan sistem.

2.41 ALASAN PENGGUNAAN SISTEM PAKAR


Terdapat beberapa alasan bagi suatu perusahaan untuk mengadopsi sistem pakar :
a. Pakar di suatu perusahaan/instansi bisa pensiun, keluar, atau telah meninggal.
Suatu aplikasi sistem pakar dapat diperbanyak dan disebarluaskan dengan mudah
dan cepat. Hal ini berarti telah memperbanyak jumlah pakar dan memperluas
jangkauan aksesnya.
b. Pengetahuan perlu di dokumentasikan atau di analisis. Penyimpanan data-data
pengetahun ke dalam database dengan lengkap dan terpercaya menyebabkan
informasi yang dibutuhkan bisa diakses dalam jangka waktu yang cukup lama.

79
c. Sistem pakar memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan biaya
lebih rendah. Sehingga seseorang yang berkonsultasi dengan sistem tersebut
seolah-olah berkonsultasi dengan pakar aslinya
d. Sistem Pakar dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi.
Efisiensi waktu, namun sistem atau orang biasa/awam yang terlibat di dalamnya
bekerja layaknya sang pakar.
e. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan
seorang pakar.
f. Seorang Pakar mahal dan langka Efisiensi kerja, karena sistem biaya yang
dikeluarkan untuk perancangan, implementasi dan perawatan (maintenance)
sistem pakar relatif lebih murah dan tidak mengenal sifat lelah/lupa dll. Hal ini
berimbas pada meningkatnya produktivitas dan kinerja perusahaan.
g. Efisiensi waktu, namun sistem atau orang biasa/awam yang terlibat di dalamnya
bekerja layaknya sang pakar.
h. Penyimpanan data-data pengetahun ke dalam database dengan lengkap dan
terpercaya menyebabkan informasi yang dibutuhkan bisa diakses dalam jangka
waktu yang cukup lama. Sehingga seseorang yang berkonsultasi dengan sistem
tersebut seolah-olah berkonsultasi dengan pakar aslinya.
i. Dimungkinkan terjadinya penyatuan kemampuan sistem pakar yang satu dengan
yang lainnya, sehingga membuat kualitas hasil lebih meningkat sehingga seolah-
olah seorang user berkonsultasi dengan banyak pakar.
j. Efisiensi kerja, karena sistem biaya yang dikeluarkan untuk perancangan,
implementasi dan perawatan (maintenance) sistem pakar relatif lebih murah dan
tidak mengenal sifat lelah/lupa dll. Hal ini berimbas pada meningkatnya
produktivitas dan kinerja perusahaan.

Suatu aplikasi sistem pakar dapat diperbanyak dan disebarluaskan dengan mudah
dan cepat. Hal ini berarti telah memperbanyak jumlah pakar dan memperluas
jangkauan aksesnya. Perbandingan Seorang Ahli (Human Expert) dengan Sistem
Pakar (ES) Faktor Human Expert Expert SystemTime Availability Hari Kerja
Setiap saat Geografis Lokal/tertentu Dimana saja Keamanan Tidak tergantikan
Dapat diganti Perishable/Dapat habis Ya Tidak Performansi Variabel Konsisten
Kecepatan variabel Konsisten & lebih cepat Biaya Tinggi Terjangkau Perbandingan
Sistem Konvensional dan Sistem Pakar Sistem Konvensional Sistem Pakar

80
Informasi dan pemprosesan umumnya digabung dalam satu program sequential
Knowledge base terpisah dari mekanisme pemprosesan (inference)
Program tidak pernah salah (kecuali programer-nya yang salah) Program bisa saja
melakukan kesalahan Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau
bagaimana hasil diperoleh Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari ES
Membutuhkan semua input data Tidak harus mambutuhkan semua input data atau
fakta Perubahan pada program merepotkan Perubahan pada rules dapat
dilakukandengan mudah Sistem bekerja jika sudah lengkap Sistem dapat bekerja
hanya dengan rules yang sedikit eksekusi secara algoritmik (step-by-step) Eksekusi
dilakukan secara heuristic dan logic Sistem Konvensional Sistem Pakar
Manipulasi efektif pada database yang besar Manipulasi efektif pada knowledge-
base yang besar efisiensi adalah tujuan utama Efektifitas adalah tujuan utama
Data kuantitatif Data kualitatif representasi data dalam numerik Reperesentasi
pengetahuan dalam symbol menangkap, menambah dan mendistribusi data numerik
atau informasi Menangkap, menambah dan mendistribusi pertimbangan (judgment)
dan pengetahuan.

2.42 PENGETAHUAN DI DALAM SISTEM PAKAR


Pengetahuan yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah harus dipaparkan
sehingga dapat digunakan untuk menuliskan kode ke dalam komputer dan
kemudian dapat dilakukan pengambilan keputusan oleh Sistem Pakar. Ada berbagai
metode formal untuk mewakili pengetahuan dan pada umumnya karakteristik dari
suatu masalah tertentu akan menentukan teknik penyajian yang sesuai
mempekerjakan.
Dasar pengetahuan salah satunya didapatkan dari aturan produksi perusahaan.
Aturan ini terdiri dari suatu pendapat atau kondisi yang diikuti oleh suatu
kesimpulan atau tindakan (contoh : IF kondisi THEN tindakan). Aturan produksi
mengijinkan hubungan dasar pengetahuan untuk dipecahkan ke dalam unit yang
dapat dikendalikan. Suatu dasar pengetahuan yang terdiri dari ratusan atau beribu-
ribu aturan dapat menyebabkan suatu masalah dengan organisasi dan manajemen
aturan itu. Pengaturan visualisasi dan aturan saling behubungan, mereka dapat
dipenuhi sampai jaringan ketergantungan.

Sepanjang konsultasi aturan dasar, dikemukakan kondisi-kondisi yang dapat

81
memuaskan pemakai. Operasi ini dilakukan oleh mesin pengambil kesimpulan.
Suatu ketika semua kondisi-kondisi ( yaitu. IF bagian-bagian dari aturan) dari suatu
aturan sesuai, aturan dieksekusi dan kesimpulan yang sesuai ditarik. Berdasarkan
Atas kesimpulan dan fakta yang diperoleh selama konsultasi, mekanisme
kesimpulan menentukan pertanyaan yang (mana) akan ditanyakan dan di pesan apa
yang ditampilkan. Ada berbagai metoda inferencing tersedia untuk melaksanakan
tugas pencarian, menyesuaikan, dan eksekusi. Suatu karakteristik Sistem Pakar
yang berbeda dari perangkat lunak konvensional adalah kemampuan mereka untuk
memperbaiki kekurangan atau kesalahan data.

Dalam sepuluh tahun terakhir, perangkat lunak komputer berbasis kecerdasan


buatan yang disebut Sistem Pakar sudah menerima banyak perhatian. Karena
perangkat lunak ini sudah banyak di gunakan untuk memecahkan permasalahan
yang berhubungan didalam suatu bidang. Contohnya meliputi sistem komputer
disain, perbaikan lokomotif, dan cloning Gen. Pada jaman sekarang ini perangkat
lunak komputer yang paling sering digunakan adalah suatu Sistem Pakar yang
memiliki friendly user interface. Interface ini tidak membuat kerja sistem itu
menjadi lambat, tetapi dapat memungkinkan user yang tidak memiliki pengalaman
untuk mengetahui permasalahan, pemecahan dan dapat menarik kesimpulan dari
sistem itu.

2.43 Membuat Sistem Pakar Lebih Mudah Digunakan


Ya atau tidaknya sebuah Sistem Pakar mencapai sukses mungkin ditentukan oleh
sifat alami alat penghubung pemakainya. Ini adalah bagian dari Sistem Pakar yang
saling berhubungan dengan pemakai. Bahkan Sistem Pakar yang paling kuat tidak
akan diterapkan jika sistem itu memerlukan terlalu banyak usaha pada pihak
pemakai. Oleh sebab itu, penting untuk membuat komputer semudah mungkin
untuk dipakai oleh pemakai ketika beroperasi. Hampir semua perangkat lunak
pengembangan modern menawarkan kapasitas yang saling berhubungan antara
sistem grafik dan teks. Sistem Pakar sebagai kecerdasan buatan, menggabungkan
pengetahuan dan fakta-fakta serta teknik penelusuran untuk memecahkan
permasalahan yang secara normal memerlukan keahlian dari seorang pakar. Tujuan

82
utama pengembangan sistem pakar adalah mensubtitusikan pengetahuan dan
pengalaman pakar di berbagai bidang seperti bidang pertanian, kelautan, bisnis,
pendidikan, ilmu pengetahuan, telekomunikasi, geologi dan meteorologi, kesehatan
dan pengobatan, komunikasi dan transportasi. Sistem pakar akan menjadi layaknya
seorang pakar di dalam bidang tertentu sesuai kebutuhan manusia. Sistem pakar
juga merupakan perkembangan dunia teknologi mutakhir, yang membuat
manusia/pengguna mendapatkan informasi dan panduan pada saat yang diperlukan,
selain juga dapat menghemat biaya.

2.44 Kategori Problema Sistem Pakar


Kategori Problema Sistem Pakar secara umum :
a. Interpretasi : membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah.
Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk pengenalan ucapan, analisis
citra, interpretasi sinyal, dll
b. Prediksi : memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi
tertentu. Contoh : prediksi demografi, prediksi ekonomi, dll.
c. Diagnosis : menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didsarkan
pada gejala-gejala yang teramati diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll.
d. Perancangan (Desain): menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem
yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala –
kendala tertentu. Contoh : perancangan layout sirkuit , bangunan.
e. Perencanaan : merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai
sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh : perencanaan keuangan,
militer, dll
f. Monitoring : membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan.
Contoh : computer aided monitoring system
g. Debugging : menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk mengatasi
malfungsi. Contoh : memberikan resep obat terhadap kegagalan
h. Instruksi : mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain
subyek. Contoh : melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan
kinerja

83
i. Kontrol : mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks. Contoh :
melakukan kontrol terhadap interpreasi, prediksi, perbaikan dan monitoring
kelakukan sistem.

Domain expert
a. Orang yang memiliki ketrampilan ( skill) dan pengetahuan (knowledge) untuk
menyelesaikan masalah khusus dengan cara-cara yang superior dibanding orang
kebanyakan.
b. Memiliki pengetahuan kepakaran
c. Memiliki ketrampilan problem-solving yang efisien
d. Dapat mengkomunikasikan pengetahuan
e. Dapat menyediakan waktu
f. Dapat bekerja sama Knowledge Engineer
g. Orang yang melakukan proses disain, mengembangkan dan menguji suatu sistem
pakar
h. Memiliki ketrampilan rekayasa pengetahuan (knowledge engineering)
i. Memiliki ketrampilan komunikasi yang baik
j. Dapat menyesuaikan masalah kepada software
k. Memiliki ketrampilan pemrograman sistem pakar End-User
l. Dapat membantu mendefinisikan spesifikasi interface
m. Dapat membantu proses akuisisi pengetahuan
n. Dapat membantu proses pengembangan sistem

2.45 Contoh Aplikasi Sistem Pakar


Aplikasi Sederhana: Sistem Pakar bengkel mobil Ini adalah contoh Sistem Pakar
sederhana, yang bertujuan untuk mencari apa yang salah sehingga mesin mobil
pelanggan yang tidak mau hidup, dengan memberikan gejala-gejala yang teramati.
Anggap Sistem Pakar kita memiliki aturan-aturan berikut:
a. JIKA mesin_mendapatkan_bensin DAN starter_dapat_dihidupkan MAKA
ada_masalah_dengan_pengapian.
b. JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR
lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_aki

84
c. JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN lampu_menyala MAKA
ada_masalah_dengan_starter
d. JIKA ada_bensin_dalam_tangki_bahan_bakar MAKA
mesin_mendapatkan_bensin.

Terdapat 3 masalah yang mungkin, yaitu: ada_ masalah_ dengan _pengapian, ada_
masalah_ dengan_ aki dan ada_ masalah_ dengan_ starter. Dengan sistem terarah-
tujuan (goal-driven), kita hendak membuktikan keberadaan setiap masalah tadi.
Pertama, Sistem Pakar berusaha untuk membuktikan kebenaran
ada_masalah_dengan_pengapian. Di sini, aturan 1 dapat digunakan, sehingga
Sistem Pakar akan menset goal baru untuk membuktikan apakah
mesin_mendapatkan_bensin serta starter_dapat_dihidupkan. Untuk
membuktikannya, aturan 4 dapat digunakan, dengan goal baru untuk membuktikan
mesin_mendapatkan_bensin. Karena tidak ada aturan lain yang dapat digunakan
menyimpulkannya, sedangkan sistem belum memperoleh solusinya, maka Sistem
Pakar kemudian bertanya kepada pelanggan: “Apakah ada bensin dalam tangki
bahan bakar?”. Sekarang, katakanlah jawaban klien adalah “Ya”, jawaban ini
kemudian dicatat, sehingga klien tidak akan ditanyai lagi dengan pertanyaan yang
sama.

Nah, karena sistem sekarang sudah dapat membuktikan bahwa mesin mendapatkan
bensin, maka sistem sekarang berusaha mengetahui apakah
starter_dapat_dihidupkan. Karena sistem belum tahu mengenai hal ini, sementara
tidak ada aturan lagi yang dapat menyimpulkannya, maka Sistem Pakar bertanya
lagi ke klien: “Apakah starter dapat dihidupkan?”. Misalkan jawabannya adalah
“Tidak”, maka tidak ada lagi aturan yang dapat membuktikan
ada_masalah_dengan_pengapian, sehingga Sistem Pakar berkesimpulan bahwa hal
ini bukanlah solusi dari problem yang ada, dan kemudian melihat hipotesis
berikutnya: ada_masalah_dengan_aki. Sudah diketahui (dibuktikan) bahwa mesin
tidak dapat distarter, sehingga yang harus dibuktikan adalah bahwa lampu tidak
menyala. Sistem Pakar kemudian bertanya: “Apakah lampu menyala?”. Misalkan

85
jawabannya adalah “Tidak”, maka sudah terbukti bahwa ada masalah dengan aki.
Sistem ini mungkin berhenti sampai di sini, tetapi biasanya ada kemungkinan
terdapat lebih dari satu solusi (misalnya terdapat lebih dari satu kerusakan), atau
ada kemungkinan terdapat solusi lain yng lebih tepat, sehingga biasanya semua
hipotesis diperiksa kebenarannya. Sistem Pakar ini kemudian mencoba
membuktikan bahwa ada_masalah_dengan_starter, namun dari fakta yang sudah
diperoleh, yaitu lampu tidak menyala, maka pembuktiannya menjadi gagal. Dengan
demikian solusi yang diberikan oleh Sistem Pakar adalah ada masalah dengan aki.
Secara lengkap, interaksi antara Sistem Pakar dengan klien mungkin seperti ini:
System Pakar: Apakah ada bensin dalam tangki bahan bakar?
Klien:Ya

System Pakar: Apakah starter dapat dihidupkan?


Klien: Tidak System Pakar: Apakah lampu menyala? Klien: Tidak System Pakar:
Saya berkesimpulan bahwa ada masalah dengan aki
Fasilitas Penjelasan Kebanyakan Sistem Pakar mempunyai fasilitas penjelasan
yang mengijinkan klien untuk bertanya mengapa dia diberi suatu pertanyaan atau
bagaimana dapat mencapai suatu kesimpulan. Pertanyaan dari klien tersebut
dijawab dengan mengacu pada goal, aturan yang dipakai, dan data-data yang ada.
Contoh pemakaian fasilitas penjelas dalam Sistem Pakar di atas dapat dilihat pada
percakapan berikut:
System Pakar: Apakah ada bensin dalam tangki bahan bakar?
Klien: Ya
System Pakar: Apakah starter dapat dihidupkan?
Klien: Tidak
System Pakar: Apakah lampu menyala?
Klien: Mengapa?
System Pakar: Saya mencoba membuktikan bahwa ada masalah dengan aki. Sudah
ditunjukkan adalah tidak benar starter dapat dihidupkan. Sehingga jika tidak benar
bahwa lampu menyala, maka ada masalah dengan aki. Apakah lampu menyala?
Klien: Tidak System Pakar: Saya berkesimpulan bahwa ada masalah dengan aki
Klien: Bagaimana bisa? System Pakar: Hal ini sesuai dengan aturan no 2: JIKA

86
TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR lampu_menyala
MAKA ada_masalah_dengan_aki bahwa tidak benar starter_dapat_dihidupkan
sudah dijawab, bahwa tidak benar lampu_menyala sudah dijawab, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada_masalah_dengan_aki.
Fasilitas penjelasan berhubungan dengan pencatatan aturan apa saja yang
digunakan untuk mengambil kesimpulan, dan menggunakan catatan tersebut untuk
menyusun penjelasan. Pembangkitan penjelasan sederhana seperti contoh di atas
bukanlah persoalan yang sulit, namun pemahaman klien terhadap penjelasan
tersebut tidaklah sama, sehingga seringkali klien tetap tidak mengerti maksudnya.
Hal ini karena biasanya penjelasan hanya meliputi pengetahuan yang dangkal atau
hanya permukaan saja sebagaimana tercantum dalam autran yang dipunyai,
bukannya pengetahuan yang mendalam yang mendasari aturan tersebut. Dalam
contoh di atas, Sistem Pakar hanya mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan aturan
no 2, tetapi tidak menjelaskan secara lebih detil mengenai aturan 2 tersebut.
Mungkin klien perlu diberi pengertian bahwa lampu dan starter dua-duanya
menggunakan aki untuk menyalakannya. Hal penting lain adalah ketika klien gagal
mengerti atau menerima penjelasan yang diberikan, biasanya Sistem Pakar tidak
dapat memberi penjelasan dengan cara lain (tidak begitu halnya dengan seorang
pakar yang mampu menggunakan kalimat yang lain untuk mencoba
menjelaskannya).

2.46 Pengertian Keamanan


Keamanan sistem adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengamankan

sebuah komputer dari gangguan dan segala ancaman yang membahayakan yang

pada hal ini keamanannya melingkupi keamanan data atau informasinya ataupun

pelaku sistem (user). Baik terhindar dari ancaman dari luar, virus. Spyware, tangan-

tangan jahil pengguna lainnya dll. Sistem komputer memiliki data-data dan

informasi yang berharga, melindungi data-data ini dari pihak-pihak yang tidak

berhak merupakan hal penting bagi sistem operasi. Inilah yang disebut keamanan

(security). Sebuah sistem operasi memiliki beberapa aspek tentang keamanan yang

87
berhubungan dengan hilangnya data-data. Sistem komputer dan data-data

didalamnya terancam dari aspek ancaman (threats), aspek penyusup (intruders), dan

aspek musibah.

2.47 Manfaat Keamanan Sisem Informasi

Pada perusahaan yang memiliki sumberdaya yang besar berupa bahan baku,

sumberdaya manusia, maupun barang jadi sudah saatnya menggunakan

sistem komputerisasi yang terintegrasi agar lebih effisien dan effektif dalam

memproses data yang dibutuhkan. Sistem Informasi dalam suatu perusahaan

bertujuan untuk mencapai tiga manfaat utama: kerahasiaan, ketersediaaan, dan

integrasi.

1. Kerahasiaan. Untuk melindungi data dan informasi dari penggunaan yang tidak

semestinya oleh orang-orang yang tidak memiliki otoritas. Sistem informasi

eksekutif, sumber daya manusia, dan sistem pengolahan transaksi, adalah

sistem-sistem yang terutama harus mendapat perhatian dalam keamanan

informasi.

2. Ketersediaan. Supaya data dan informasi perusahaan tersedia bagi pihak-pihak

yang memiliki otoritas untuk menggunakannya.

3. Integritas. Seluruh sistem informasi harus memberikan atau menyediakan

gambaran yang akurat mengenai sistem fisik yang mereka wakili.

2.48 Jenis Ukuran-Ukuran Keamanan Sistem Informasi

Untuk melindungi sumberdaya organisasi, suatu perusahaan harus menerapkan

beragam jenis ukuran keamanan. Ukuran keamanan yang memadai memungkinkan

perusahaan:

1. melindungi fasilitas komputernya dan fasilitas fisik lainnya.


2. Menjaga integritas dan kerahasiaan file data.

88
3. Menghindari kerusakan serius atau kerugian-kerugian karena bencana

Ukuran keamanan fokus pada:

1. keamanan fisik dan

2. keamanan data/informasi.

Kemanan fisik dikelompokkan atas:

1. Kemanan untuk sumberdaya fisik selain fasilitas komputer

2. Keamanan untuk fasilitas perangkat keras komputer.

Ukuran keamanan spesifik

Untuk setiap keamanan fisik dan keamanan data/informasi, maka ukuran-ukuran

keamanan harus ditetapkan untuk:

1. Melindungi dari akses yang tidak diotorisasi/diijinkan

2. Perlindungan terhadap bencana

3. Perlindungan terhadap kerusakan atau kemacetan

4. Perlindungan dari akses yang tidak terdeteksi

5. Perlindungan terhadap kehilangan atau perubahan-prubahan yang tidak

seharusnya

6. Pemulihan atau rekonstruksi data yang hilang.

2.49 Keamanan Untuk Sumber Daya Fisik Non Komputer

1. Sumberdaya fisik nonkomputer misalnya kas, sediaan, surat-surat berharga

sekuritas, aktiva tetap perusahaan, atau arsip-arsip dalam lemari arsip.

2. Perlindungan dari akses yang tidak diijinkan.

a) Akses ke aktiva fisik non komputer harus dibatasi atau dijaga dari pihak-pihak

yang tidak diijinkan/diotorisasi.

89
b) Kas harus disimpan dalam kotak terkunci (brankas) dan hanya boleh diakses

oleh orang-orang yang diijinkan.

c) Menetapkan penjaga untuk sediaan yang disimpan digudang atau aktiva yang

ada digedung administrasi atau pabrik.

d) Membuat pagar untuk wilayah-wilayah tempat penyimpanan aktiva.

e) Membuat alarm, monitor TV atau lemari arsip yang terkunci.

3. Perlindungan dari Bencana

Melengkapi gudang dengan peralatan-peralatan pencegah api dan menyimpan kas

pada tempat yang tahan api

4. Perlindungan dari kerusakan dan kemacetan

Melakukan pemeliharaan rutin atas aktiva-aktiva operasi, seperti mesin, mobli dan

lain-lain

2.50 kemanan untuk perangkat keras komputer

1. Perlindungan dari akses orang yang tidak diijinkan

a) Pusat fasilitas komputer harus diisolasi, lokasi tidak bisa dipublikasi dan tidak

tampak dari jalan umum.


b) Akses fisik ke fasilitas komputer dibatasi pada orang yang diotorisasi, misalnya

operator komputer, pustakawan, penyelia pemrosesan data atau manajemen sistem

informasi.

c) Penjaga keamanan dan resepsionis ditempatkan pada titik-titik strategis.

d) Memakai alat scanning elektronik

e) Pintu terkunci ke ruangan komputer dan titik pemasukan data yang hanya bisa

dibuka dengan kartu berkode magnetik.

f) Alarm, apabila ada pihak yang tidak diotorisasi masuk.

90
2. Perlindungan dari bencana

a) Fasilitas komputer diatur kelembaban dan suhu ruangannya.

b) Untuk menghindari kerusajkan karena air, maka lantai, dinding dan atap harus

tahan air.

c) Membuat detektor asap atau detektor api

d) Untuk mainframe, maka sebaiknya disediakan generator ataupun UPS

3. Perlindungan dari kerusakan dan kemacetan Membuat rencana backup file

2.51 Kemanan Untuk Data Dan Informasi

1. Perlindungan dari akses orang yang tidak diotorisasi terhadap data

a) Isolasi, data dan informasi yang rahasia dan penting bagi operasi perusahaan

diisolasi secara fisik untuk melindungi dari akses yang tidak diotorisasi.

b) Otentifikasi dan otorisasi pengguna. Misalnya dengan membuat daftar

pengendalian akses (ACL), membuat password, Automatic lockout, Callback

procedure, keyboard lock.

c) Peralatan komputer dan terminal dibatasi penggunaannya. MIsalnya: suatu

terminal dibatasi hanya bisa memasukkan transaksi tertentu sesuai dengan

fungsinya. Bagian gudang hanya bisa memasukkan dan memutakhirkan data

sediaan setelah memasukkan password atau username. Peralatan komputer dan

terminal juga akan terkunci otomatis bila jam kerja telah selesai.

d) Enskripsi. Untuk mencegah pengganggu (intruder) memasuki jaringan

komunikasi data dan menyadap data, maka data rahasia yang ditransmisikan

melalui jaringan dilindungi dengan enkripsi (data dikodekan dan apabila telah

sampai kode tersebut dibuka ditempat tujuan). Terdapat dua jenis enskripsi: private

key encryption & Public Key Encryption.

91
e) Destruksi. Untuk mencegah pihak yang tidak diijinkan mengakses data, data

rahasia harus segera dihancurkan ketika masa penggunaannya selesai. Untuk hasil

cetakan, segera dihancurkan melalui alat penghancur kertas.

2. Perlindungan dari akses data dan informasi yang tidak bisa dideteksi

a) Membuat access log (log akses), merupakan komponen keamanan sistem

pengoperasian, mencatat seluruh upaya untuk berinteraksi dengan basis

data/database. Log ini menampilkan waktu, tanggal dan kode orang yang

melakukan akses ke basis data. Log ini menghasilkan jejak audit yang harus

diperiksa oleh auditor internal atau administratur keamanan untuk menetapkan

ancaman-ancaman yang mungkin terhadap keamanan sistem informasi.

b) Console log Cocok bagi komputer mainframe yang menggunakan pemrosesan

tumpuk. Console log mencatat semua tindakan yang dilakukan sistem operasi dan

operator komputer.Console log mencatat seluruh tindakan yang dilakukan sistem

operasi dan operator komputer, seperti permintaan dan tanggapan yang dibuat

selama pelaksanaan pemrosesan dan aktivitas lainnya.

c) Perangkat lunak pengendalian akses, Beberapa perangkat lunak berinteraksi

dengan sistem operasi komputer untuk membatasi dan memantau akses terhadap

file dan data.

d) Log perubahan program dan sistem. Log perubahan program dan sistem dapat

memantau perubahan terhadap program, file dan pengendalian. Manajer

pengembangan sistem memasukkan kedalam log ini seluruh perubahan dan

tambahan yang diijinkan terhadap program. Perubahan dan tambahan yang

diijinkan terhadap program harus diperiksa internal auditor untuk memeriksa

kesesuaian dengan prosedur perubahan yang disarankan.

92
2.52 Perlindungan Dari Kerugian Atau Perubahan Yang Tidak Diharapkan
Terhadap Data Atau Program

1. Log (catatan) perpustakaan, memperlihatkan pergerakan dari file data,

program, dan dokumentasi yang digunakan dalam pemrosesan atau aktivitas

lainnya.

2. Log transaksi, mencatat transaksi individual ketika transaksi itu dimasukkan

ke dalam sistem on-line untuk pemrosesan. Log ini memberikan jejak audit dalam

sistem pemrosesan online. Termasuk dalam log ini adalah tempat pemasukan

transaksi, waktu dan data yang dimasukkan, nomor identifikasi orang yang

memasukkan data, kode transaksi, dan jumlah. Perangkat lunak sistem juga

meminta nomor transaksi. Secara teratur daftar log transaksi ini harus dicetak.

3. Tombol perlindunganàpada 3 ½ floppy disk

4. Label file

5. Memori hanya-baca (Read -Only Memory)

6. Penguncian (lockout), merupakan perlindungan khusus yang diperlukan untuk

melindungi basis data/database, karena beragam pengguna dan program biasanya

mengakses data secara bergantian dan terus menerus. Penguncian mencegah dua

program mengakses data secara bersamaan. Akibatnya, satu program harus ditunda

sampai program lain selesai mengakses. Jika kedua program diijinkan untuk

memutakhirkan record yang sama, maka satu data dapat dicatat berlebihan dan

hilang.

2.53 PEMULIHAN DAN REKONSTRUKSI DATA YANG HILANG


1. Program pencatatan vital, yaitu program yang dibuat untuk mengidentifikasi dan

melindungi catatan komputer dan nonkomputer yang penting untuk operasi

perusahaan, seperti catatan pemegang saham, catatan karyawan, catatan pelanggan,

catatan pajak dan bursa, atau catatan sediaan.

93
2. Prosedur backup dan rekonstruksi. Backup merupakan tindasan (copy) duplikasi

dari dokumen, file, kumpulan data, program dan dokumentasi lainnya yang sangat

penting bagi perusahaan. Prosedur rekonstruksi terdiri dari

penggunaan backup untuk mencipta ulang data atau program yang hilang.

2.54 Kelemahan dalam Keamanan Sitem Informasi


Adalah cacat atau kelemahan dari suatu sistem yang mungkin timbul pada saat
mendesain, menetapkan prosedur, mengimplementasikan maupun kelemahan atas
sistem kontrol yang ada sehingga memicu tindakan pelanggaran oleh pelaku yang
mencoba menyusup terhadap sistem tersebut. Cacat sistem bisa terjadi pada
prosedur, peralatan, maupun perangkat lunak yang dimiliki, contoh yang mungkin
terjadi seperti : Seting firewall yang membuka telnet sehingga dapat diakses dari
luar, atau Seting VPN yang tidak di ikuti oleh penerapan kerberos atau NAT.
Suatu pendekatan keamanan sistem informasi minimal menggunakan 3 pendekatan,
yaitu:
1. Pendekatan preventif yang bersifat mencegah dari kemungkinan terjadikan
ancaman dan kelemahan
2. Pendekatan detective yang bersifat mendeteksi dari adanya penyusupan dan
proses yang mengubah sistem dari keadaan normal menjadi keadaan abnormal

2.55 Sasaran Utama dalam Keamanan Sistem Informasi


Suatu perusahaan memiliki sederetan tujuan dengan diadakannya sistem informasi
yang berbasis komputer di dalam perusahaan. Keamanan informasi dimaksudkan
untuk mencapai tiga sasaran utama yaitu:
1. Kerahasiaan
Melindungi data dan informasi perusahaan dari penyingkapan orang-orang yang
tidak berhak. Inti utama dari aspek kerahasiaan adalah usaha untuk menjaga
informasi dari orang-orang yang tidak berhak mengakses.Privacy lebih kearah data-
data yang sifatnya privat.Serangan terhadap aspek privacy misalnya usaha untuk
melakukan penyadapan.Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
privacy adalah dengan menggunakan teknologi kriptografi.Kriptografi adalah ilmu

94
yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek
keamanan informasi seperti keabsahan, integritas data, serta autentikasi data.

2. Ketersediaan
Aspek ini berhubungan dengan metode untuk menyatakan bahwa informasi benar-
benar asli, atau orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-
betul orang yang dimaksud. Masalah pertama untuk membuktikan keaslian
dokumen dapat dilakukan dengan teknologi watermarking dan digital
signature.Watermarking juga dapat digunakan untuk menjaga intelektual property,
yaitu dengan menandatangani dokumen atau hasil karya pembuat. Masalah kedua
biasanya berhubungan dengan akses control, yaitu berkaitan dengan pembatasan
orang-orang yang dapat mengakses informasi. Dalam hal ini pengguna harus
menunjukkan bahwa memang dia adalah pengguna yang sah atau yang berhak
menggunakannya.

3. Integritas
Aspek ini menekankan bahwa informasi tidak boleh diubah tanpa seijin pemilik
informasi. Adanya virus, trojan horse, atau pemakai lain yang mengubah informasi
tanpa izin. Sistem informasi perlu menyediakan representasi yang akurat dari sistem
fisik yang direpresentasikan.

2.56 Klasifikasi Metode Penyerangan dalam Keamanan Sistem Informasi


Pada dasarnya suatu sistem yang aman akan mencoba melindungi data didalamnya,
beberapa kemungkinan serangan yang dapat dilakukan antara lain :
1. Intrusion
Pada metode ini seorang penyerang dapat menggunakan sistem komputer yang
dimiliki orang lain. Sebagian penyerang jenis ini menginginkan akses sebagaimana
halnya pengguna yang memiliki hak untuk mengakses system

2. Denial of services
Penyerangan jenis ini mengakibatkan pengguna yang sah tak dapat mengakses
sistem karena terjadi kemacetan pada sistem. Contoh dari metode penyerangan ini

95
adalah Distributed Denial of Services (DDOS) yang mengakibatkan beberapa situs
Internet tak bisa diakses. Banyak orang yang melupakan jenis serangan ini dan
hanya berkonsentrasi pada intrusion saja.

2.57 Pengamanan Keamanan Sistem Informasi


Ada banyak cara mengamankan data atau informasi pada sebauh sistem. Pada
umumnya pengamanan data dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu :
penecegahan (presentif) dan pengobatan (recovery)
1. Pengendalian akses : Pengendalian akses dapat dicapai dengan tiga langkah, yaitu
a. Identifikasi pemakai (user identification): Mula-mula pemakai
mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan menyediakan sesuatu yang
diketahuinya, seperti kata sandi atau password. Identifikasi tersebut dapat
mencakup lokasi pemakai, seperti titik masuk jaringan dan hak akses telepon
b. Pembuktian keaslian pemakai (user authentication): Setelah melewati
identifikasi pertama, pemakai dapat membuktikan hak akses dengan menyediakan
sesuatu yang ia punya, seperti kartu id (smart card, token dan identification chip),
tanda tangan, suara atau pola ucapan
c. Otorisasi pemakai (user authorization): Setelah melewati pemeriksaan
identifikasi dan pembuktian keaslian, maka orang tersebut dapat diberi hak
wewenang untuk mengakses dan melakukan perubahan dari suatu file atau data.

2. Memantau adanya serangan pada sistem


Sistem pemantau (monitoring system) digunakan untuk mengetahui adanya
penyusup yang masuk kedalam sistem (intruder) atau adanya serangan (attack) dari
hacker. sistem ini biasa disebut “intruder detection system” (IDS). Sistem ini dapat
memberitahu admin melalui e-mail atau melalui mekanisme lain. Terdapat berbagai
cara untuk memantau adanya penyusup. Ada yang bersifat aktif dan pasif. IDS cara
yang pasif misalnya dengan melakukan pemantauan pada logfile.
Berbagai macam software IDS antara lain, yaitu:
a. Autobuse yaitu mendeteksi port scanning dengan melakukan pemantauan pada
logfile

96
b. Port blocker yaitu memblok port tertentu terhadap serangan. Biasanya untuk
melakukan port blok memerlukan software tertentu, seperti NinX atau sejenisnya
c. Courtney dan portsentry yaitu mendeteksi port scanning dengan melakukan
pemantauan paket data yang sedang lewat
d. Snort yaitu mendeteksi pola pada paket data yang lewat dan mengirimkan
instruksi siaga jika pola tersebut terdeteksi. Pola disimpan dalam berkas yang
disebut library yang dapat dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan

3. Penggunaan enkripsi
Salah satau mekanisme untuk meningkatkan keamanan sistem yaitu dengan
menggunakan teknologi enkripsi data. Data-data yang dikirimkan diubah
sedemikian rupa sehingga tidak mudah diketahui oleh orang lain yang tidak berhak.
Ada tiga kategori enkripsi yaitu:
a. Enkripsi rahasia
Terdapat sebuah kunci yang dapat digunakan untuk meng-enkripsi dan men-
dekripsi data-data
b. Enkripsi public
Terdapat dua kunci yang digunakan, satu kunci digunakan untuk melakukan
enkripsi dan kunci yang lain digunakan untuk melakukan proses dekripsi.
c. Fungsi one-way
Suatu fungsi dimana informasi di enkripsi untuk menciptakan “signature” dari data
asli yang dapat digunakan untuk keperluan autentifikasi. Enkripsi dibentuk
berdasarkan algoritma yang dapat mengacak data kedalam bentuk yang tidak bisa
dibaca atau rahasia, sedangkan dekripsi dibentuk berdasarkan algoritma yang sama
untuk mengembalikan data yang teracak menjadi bentuk asli atau dapat dibaca.

Metode Enkripsi. Ada beberapa metode enkripsi yaitu:


a. DES (Data Encryption Standard)
DES merupakan nama dari sebuah algoritma untuk mengenkripsi data yang
dikeluarkan oleh Federal Information Processing Stadard (FIPS) Amerika Serikat.
DES memiliki blok kunci 64-bit, tetapi yang digunakan dalam proses eksekusi

97
adalah 54 bit. Algoritma enkripsi ini termasuk algoritma yang tidak mudah untuk
diterobos
b. 3DES (Triple DES)
Triple DES dikembangkan untuk mengatasi kelemahan ukuran kunci yang
digunakan pada proses enkripsideskripsi DES sehingga teknik kriptografi ini lebih
tahan terhadap exhaustive key search yang dilakukan oleh kriptoanalis. Penggunaan
triple DES dengan suatu kunci tidak akan menghasilkan pemetaan yang sama
seperti yang dihasilkan oleh DES dengan kunci tertentu. Hal itu disebabkan oleh
sifat DES yang tidak tertutup (not closed). Sedangkan dari hasil implementasi
dengan menggunakan modus Electronic Code Book (ECB) menunjukkan bahwa
walaupun memiliki kompleksitas atau notasi O yang sama (O(n)), proses enkripsi-
deskripsi pada DES lebih cepat dibandingkan dengan triple DES
c. Kerberos
Kerberos adalah suatu sistem keamanan berdasarkan enkripsi yang menyediakan
pembuktuan keaslian (mutual authentication) bersama-sama antara komponen
client dan komponen server dalam lingkungan computing terdistribusi. Kerberos
juga menyediakan hak-hak layanan yang dapat digunakan untuk mengontrol client
mana yang berwenang mengakses suatu server
d. Melakukan backup secara rutin
Dengan adanya backup data yang dilakukan secara rutin merupakan sebuah hal
yang esensial, sehingga apabila ada penyusup yang mencuri, menghapus, bahkan
melakukan modifikasi seluruh isi berkas penting dapat diatasi dengan cepat.

2.58 Keamanan Sistem


Keamanan sistem adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengamankan
sebuah komputer dari gangguan dan segala ancaman yang membahayakan yang
pada hal ini keamanannya melingkupi keamanan data atau informasinya ataupun
pelaku sistem (user). Baik terhindar dari ancaman dari luar, virus. Spyware, tangan-
tangan jahil pengguna lainnya dll.

Sistem komputer memiliki data-data dan informasi yang berharga, melindungi data-
data ini dari pihak-pihak yang tidak berhak merupakan hal penting bagi sistem

98
operasi. Inilah yang disebut keamanan (security). Sebuah sistem operasi memiliki
beberapa aspek tentang keamanan yang berhubungan dengan hilangnya data-data.
Sistem komputer dan data-data didalamnya terancam dari aspek ancaman (threats),
aspek penyusup (intruders), dan aspek musibah.

Gambar 2.16 keamanan sistem

Sumber Pembelajaran Informasi TI

2.59 Aspek-aspek keamanan komputer


Inti dari keamanan komputer adalah melindungi komputer dan jaringannya dengan
tujuan mengamankan informasi yang berada di dalamnya. Keamanan komputer
sendiri meliputi beberapa aspek , antara lain :
1. Privacy : adalah sesuatu yang bersifat rahasia (private). Intinya adalah
pencegahan agar informasi tersebut tidak diakses oleh orang yang tidak berhak.
Contohnya adalah email atau file-file lain yang tidak boleh dibaca orang lain
meskipun oleh administrator.
2. Confidentiality : merupakan data yang diberikan ke pihak lain untuk tujuan
khusus tetapi tetap dijaga penyebarannya. Contohnya data yang bersifat pribadi
seperti : nama, alamat, no ktp, telpon dan sebagainya.

3. Integrity : penekanannya adalah sebuah informasi tidak boleh diubah kecuali


oleh pemilik informasi. Terkadang data yang telah terenskripsipun tidak terjaga
integritasnya karena ada kemungkinan chapertext dari enkripsi tersebut berubah.

99
Contoh : Penyerangan Integritas ketika sebuah email dikirimkan ditengah jalan
disadap dan diganti isinya, sehingga email yang sampai ketujuan sudah berubah.

4. Autentication : ini akan dilakukan sewaktu user login dengan menggunakan


nama user dan passwordnya. Ini biasanya berhubungan dengan hak akses
seseorang, apakah dia pengakses yang sah atau tidak.

5. Availability : aspek ini berkaitan dengan apakah sebuah data tersedia saat
dibutuhkan/diperlukan. Apabila sebuah data atau informasi terlalu ketat
pengamanannya akan menyulitkan dalam akses data tersebut. Disamping itu akses
yang lambat juga menghambat terpenuhnya aspek availability. Serangan yang
sering dilakukan pada aspek ini adalah denial of service (DoS), yaitu penggagalan
service sewaktu adanya permintaan data sehingga komputer tidak bisa
melayaninya. Contoh lain dari denial of service ini adalah mengirimkan request
yang berlebihan sehingga menyebabkan komputer tidak bisa lagi menampung
beban tersebut dan akhirnya komputer down.

2.60 Tipe ancaman


Tipe ancaman terhadap keamanan sistem komputer dapat dimodelkan dengan
memandang fungsi system komputeer sebagai penyedia informasi. Berdasarkan
fungsi ini, ancaman terhadap sistem komputeer dikategorikan menjadi 4 ancaman,
yaitu :

a. Interupsi / interuption
Sumber daya sistem komputer dihancurkan / menjadi tak tersedia / tak berguna.
Merupakan ancaman terhadap ketersediaan. Contohnya penghancuran harddisk,
pemotongan kabel komunikasi.

b. Intersepsi / interception

100
Pihak tak diotorisasi dapat mengakses sumber daya. Merupakan ancaman terhadap
kerahasiaan. Pihak tak diotorissasi dapat berupa orang / program komputeer.
Contohnya penyadapan, mengcopy file tanpa diotorisasi.

c. Modifikasi / modification

Pihak tak diotorisasi tidak hanya mengakses tapi juga merusak sumber daya.
Merupakan ancaman terhadap integritas. Contohnya mengubah nilai file,
mengubah program, memodifikasi pesan.

d. Fabrikasi / fabrication

Pihak tak diotorisasi menyisipkan / memasukkan objek-objek palsu ke sistem.


Merupakan ancaman terhadap integritas. Contohnya memasukkan pesan palsu ke
jaringan, menambah record file.

2.61 Petunjuk prinsip-prinsip pengamanan sistem komputer


a. Rancangan sistem

seharusnya public Tidak tergantung pada kerahasiaan rancangan mekanisme


pengamanan. Membuat proteksi yang bagus dengan mengasumsikan penyusup
mengetahui cara kerja sistem pengamanan.

b. Dapat diterima

Mekanisme harus mudah diterima, sehingga dapat digunakan secara benar dan
mekanisme proteksi tidak mengganggu kerja pemakai dan pemenuhan kebutuhan
otorisasi pengaksesan.

c. Pemeriksaan otoritas

Saat itu Banyak sisten memeriksa ijin ketika file dibuka dan setelah itu (opersi
lainnya) tidak diperiksa.

d. Kewenangan

101
serendah mungkin program program / pemakai sistem harusnya beroperasi dengan
kumpulan wewenang serendah mungkin yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugasnya.

e. Mekanisme yang ekonomis

Mekanisme proteksi seharusnya sekecil dan sesederhana mungkin dan seragam


sehingga mudah untukverifikasi.

2.62 Otentifikasi pemakai / user authentification


Otentifikasi pemakai / user authentification adalah identifikasi pemakai ketika
login.
a. cara otentifikasi :
Sesuatu yang diketahui pemakai, misalnya password, kombinasi kunci, nama kecil
ibu mertua, dll. Untuk password, pemakai memilih suatu kata kode, mengingatnya
dan menggetikkannya saat akan mengakses sistem komputer, saat diketikkan tidak
akan terlihat dilaya kecuali misalnya tanda *. Tetapi banyak kelemahan dan mudah
ditembus karena pemakai cenderung memilih password yang mudah diingat,
misalnya nama kecil, nama panggilan, tanggal lahir, dll.
b. Upaya pengamanan proteksi password :
1. Salting, menambahkan string pendek ke string password yang diberikan
pemakai sehingga mencapai panjang password tertentu
2. one time password, pemakai harus mengganti password secara teratur,
misalnya pemakai mendapat 1 buku daftar password. Setiap kali login pemakai
menggunakan password berikutnya yang terdapat pada daftar password.
3. satu daftar panjang pertanyan dan jawaban, sehingga pada saat login, komputer
memilih salah satu dari pertanyaan secara acak, menanyakan ke pemakai dan
memeriksa jawaban yang diberikan.
4. tantangan tanggapan / chalenge respone, pemakai diberikan kebebasan memilih
suatu algoritma misalnya x3, ketika login komputer menuliskan di layar angka 3,
maka pemakai harus mengetik angka 27.
5. Sesuatu yang dimiliki pemakai, misalnya bagde, kartu identitas, kunci, barcode
KTM, ATM. Kartu pengenal dengan selarik pita magnetik. Kartu ini disisipkan de

102
suatu perangkat pembaca kartu magnetik jika akan mengakses komputer, biasanya
dikombinasikan dengan password.
6. Sesuatu mengenai / merupakan ciri pemakai yang di sebut biometrik, misalnya
sidik jari, sidik suara, foto, tanda tangan, dll. Pada tanda tangan, bukan
membandingkan bentuk tanda tangannya (karena mudah ditiru) tapi gerakan / arah
dan tekanan pena saat menulis (sulit ditiru).
c. Untuk memperkecil peluang penembusan keamanan sistem komputer harus
diberikan pembatasan, misalnya :
1. Pembatasan login, misalnya pada terminal tertentu, pada waktu dan hari tertentu.
2. Pembatasan dengan call back, yaitu login dapat dilakukan oleh siapapun, bila
telah sukses, sistemmemutuskan koneksi dan memanggil nomor telepon yang
disepakati. Penyusup tidak dapat menghubungi lewat sembarang saluran telepon,
tapi hanya pada saluran tetepon tertentu.
3. Pembatasan jumlah usaha login, misalnya dibatasi sampai 3 kali, dan segera
dikunci dan diberitahukan keadministrator.

2.63 Objek yang perlu diproteksi


a. Objek perangkat keras, misalnya pemroses, segment memori, terminal, diskdrive,
printer, dll

b. Objek perangkat lunak, misalnya proses, file, basis data, semaphore, dll Masalah
proteksi adalah mengenai cara mencegah proses mengakses objek yang tidak
diotorisasi. Sehingga dikembangkan konsep domain. Domain adalah
himpunan pasangan (objek,hak). Tiap pasangan menspesifikasikan objek dan suatu
subset operasi yang dapat dilakukan terhadapnya. Hak dalam konteks ini berarti ijin
melakukan suatu operasi.

1) Cara penyimpanan informasi anggota domain beerupa satu matrik besar

2) baris menunjukkan domain

3) kolom menunjukkan objek

2.64 Ancaman Sistem komputer


1. Virus

103
a. Prinsip Virus
Adalah Suatu program yang dapat berkembang dengan menggandakan dirinya.
Melalui mekanisme penggandaan diri ini, mekanisme virus digunakan untuk
berbagai jenis ancaman keamanan sistem komputer, seperti: menampilkan suatu
pesan tertentu, merusak file system, mencuri data, hingga mengendalikan komputer
pengguna.
Virus dapat menggandakan dirinya melalui email, file-file dokumen dan file
program aplikasi.

2. Email Virus
a. Penjabaran
1) Tipe virus yang disisipkan di attachment email.
2) Jika attachment dibuka maka akan menginfeksi komputer.
3) Program virus tersebut akan mendata daftar alamat akun email pengguna.
4) Secara otomatis virus akan mencopy dirinya dan mengirim email kedaftar akun
email.
5) Umumnya akan mengirim mass email, memenuhi trafik jaringan, membuat
komputer menjadi lambat dan membuat down server email.

3. Internet Worms
a. Penjabaran
1) Worm adalah sejenis program yang bisa mengcopy dan mengirim dirinya via

jalur komunikasi jaringan Internet.


2) Umumnya menyerang melalu celah/lubang keamanan OS komputer.

3) Worm mampu mengirim paket data secara terus menerus ke situs tertentu via

jalur koneksi LAN/Internet.


4) Efeknya membuat trafik jaringan penuh, memperlambat koneksi dan membuat

lambat/hang komputer pengguna.


5) Worm bisa menyebar melalui email atau file dokumen tertentu.

4. Spam
a. Penjabaran

104
1) Spam adalah sejenis komersial email yang menjadi sampah mail (junkmail).

2) Para spammer dapat mengirim jutaan email via internet untuk kepentingan

promosi produk/info tertentu.


3) Efeknya sangat mengganggu kenyamanan email pengguna dan berpotensi juga

membawa virus/worm/trojan.

5. Trojan Horse
a. Penjabaran
1) Trojan adalah suatu program tersembunyi dalam suatu aplikasi tertentu.

2) Umumnya disembuyikan pada aplikasi tertentu seperti: games software, update

program, dsb.
3) Jika aktif maka program tersebut umumnya akan mengirim paket data via jalur

internet ke server/situs tertentu, atau mencuri data komputer Anda dan


mengirimkannya ke situs tertentu.
4) Efeknya akan memenuhi jalur komunikasi, memperlambat koneksi, membuat

komputer hang, dan berpotensi menjadikan komputer Anda sebagai sumber


Denidal Of Services Attack.

6. Spyware
a. Penjabaran
1) Spyware adalah suatu program dengan tujuan menyusupi iklan tertentu (adware)

atau mengambil informasi penting di komputer pengguna.


2) Spyware berpotensi menggangu kenyamanan pengguna dan mencuri data-data

tertentu di komputer pengguna untuk dikirim ke hacker.


3) Efek spyware akan menkonsumsi memory computer sehingga komputer menjadi

lambat atau hang.

2.64 Software Keamanan Sistem


1. Anti Virus Software
2. Anti Spam Software
3. Firewall
4. Resources Shielding

105
a. Tips Keamanan Sistem ( terhadap virus, trojan, worm,spyware )
1. Gunakan Software Anti Virus
2. Blok file yang sering mengandung virus
3. Blok file yang menggunakan lebih dari 1 file extension
4. Pastikan semua program terverifikasi oleh tim IT di unit kerja masingmasin
5. Mendaftar ke layanan alert email
6. Gunakan firewall untuk koneksi ke Internet
7. Uptodate dengan software patch
8. Backup data secara reguler
9. Hindari booting dari floopy disk
10. Terapkan kebijakan Sistem Keamanan Komputer Pengguna

b. Kebijakan Sistem Keamanan Komputer Pengguna


1. Jangan download executables file atau dokumen secara langsung dari Internet.
2. Jangan membuka semua jenis file yang mencurigakan dari Internet.
3. Jangan install game atau screen saver yang bukan asli dari OS.
4. Kirim file mencurigakan via email ke admin setempat untuk dicek.
5. Simpan file dokumen dalam format RTF (Rich Text Format) bukan *doc.
6. Selektif dalam mendownload attachment file dalam email.
7. Teruskan informasi virus atau hoax file ke admin setempat.
8. Kontak kepada admin jika “merasa” komputer Anda kena gangguan virus.

106
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan

Sistem pendukung keputusan adalah salah satu sistem informasi berbasis komputer
yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengambil sebuah keputusan
yang baik dan tepat. Komponen utama dari SPK ini terdiri atas database, model
base, serta user interface untuk memudahkan proses interaksi antara manusia
dengan komputer. Secara sederhana, SPK adalah pengaplikasian berbagai teori
pengambilan keputusan yang sudah lebih dulu kita tahu, seperti riset operasi dan
manajemen sains. Perbedaannya, apabila dulu perumusan masalah dan pencarian
solusi dilakukan dengan penghitungan literasi secara manual melalui penentuan
nilai minimum, maksimum, dan optimus, maka saat ini sistem komputer sudah
dengan pandai menawarkan solusi atas penyelesaian masalah yang diajukan hanya
dalam hitungan singkat.

Sistem pakar merupakan suatu program komputer yang


mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu
bidang spesifik. Konsep dasar sistem pakar mencakup beberapa persoalan
mendasar, antara lain siapa yang disebut pakar, apa yang dimaksud dengan
keahlian, bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja.
Metode sistem pakar mempunyai model dari pengetahuan manusia (knowledge
base), mempunyai ruang lingkup pemrograman (AI Shell), serta mempunyai
strategi untuk mencari data ke dalam rule base (Inference engine).Sistem pakar
dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, antara lain di bidang
industri/manufaktur, pendidikan/ilmu pengetahuan, bisnis, psikologi, manajerial,
eksplorasi alam, serta kedokteran. Guna manfaat sistem keamanan komputer yaitu
menjaga suatu sistem komputer dari pengaksesan seseorang yang tidak memiliki
hak untuk mengakses sistem komputer tersebut. Sistem keamanan komputer
semakin dibutuhkan saat ini seiring dengan meningkatnya penggunaan komputer di
seluruh penjuru dunia.Selain itu makin meningkatnya para pengguna yang

107
menghubungkan jaringan LANnya ke internet, namun tidak di imbangi dengan
SDM yang dapat menjaga keamanan data dan infomasi yang dimiliki. Sehingga
keamanan data yang ada menjadi terancam untuk diakses dari orang-orang yang
tidak berhak. Keamanan komputer menjadi penting karena ini terkait dengan
Privacy, Integrity, Autentication, Confidentiality dan Availability. Beberapa
ancaman keamanan komputer adalah virus, worm, trojan,spam dan lain-lain.
Masing-masingnya memiliki cara untuk mencuri data bahkan merusak sistem
komputer. Ancaman bagi keamanan sistem komputer ini tidak dapat dihilangkan
begitu saja, namun kita dapat meminimalkan hal ini dengan menggunakan software
keamanan sistem diantaranya antivirus, antispam dan sebagainya.

3.2 Saran
1. Diharapkan kepada masyarakat pada umumnya dan remaja khususnya untuk
menggunakan nalar dan pikirannya dalam memanfaatkan teknologi informasi,
menggunakan teknologi informasi seperlunya dan penggunaannya sesuai dengan
kondisi agar beragam dampak buruk dari teknologi informasi tidak terjadi.
2. Dengan penugasan membuat karya tulis seperti ini, akan memacu kreativitas
berpikir,memperluas cakrawala berpikir,dan meningkatkan minat membaca para
siswa.
3. Kepada seluruh pembaca kiranya memberikan kritikan yang bersifat
membangun sehingga apa yang kita harapkan dari isi tulisan ini dapat berguna
bagi masyarakat.

108
DAFTAR PUSTAKA

http://anggajufran.blogspot.com/2017/09/makalah-sistem-pendukung-
keputusan.html

https://www.anaktoraja.com/2020/02/makalah-sistem-pendukung-keputusan.html

https://www.researchgate.net/publication/337936159_Sistem_Pendukung_Penga
mbilan_Keputusan/link/5df5acd4a6fdcc2837225f7b/download

https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-pendukung-keputusan/

http://bahri088.blogspot.com/2017/09/makalah-sistem-pendukung-keputusan.html

https://dconsultingbusinessconsultant.com/tahapan-dalam-pengambilan-
keputusan/

https://media.neliti.com/media/publications/90157-ID-sistem-pendukung-
keputusan-decisin-suppo.pdf

http://riyaayuning.blogspot.com/2017/11/makalah-sistem-pakar.html

http://shintaalarasati.blogspot.com/2017/11/sistem-pakarexpert-system.html

http://eprints.umpo.ac.id/694/3/BAB%20I.pdf

https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/1677/3/BAB_I.pdf

http://eprints.akakom.ac.id/6088/2/2_145410242_BAB_I.pdf

https://www.scribd.com/doc/46752107/MAKALAH-Sistem-Pakar

https://www.scribd.com/doc/46752107/MAKALAH-Sistem-Pakar

https://irmamed.wordpress.com/spk/sistem-pakar-3/

https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-tujuan-dan-struktur-sistem-
pakar.html

http://rizalcahayaakbarcom.blogspot.com/2019/02/makalah-keamanan-sistem-
informasi.html

https://www.academia.edu/25314410/KEAMANAN_SISTEM_INFORMASI

https://aganislah94.blogspot.com/2016/01/makalah-keamanan-sistem.html

109
https://webdev-id.com/news/sistem-keamanan-
jaringan/#:~:text=Sistem%20keamanan%20jaringan%20adalah%20istilah,ganggu
an%20jaringan%20yang%20tidak%20sah.

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319971/pendidikan/sistem+keamanan.pdf

https://www.g4s.com/id-id/what-we-do/services/security-systems-and-technology

https://gudangssl.id/blog/sistem-keamanan-jaringan-komputer/

https://informatika.ft.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/BUKU-AJAR-
Sistem-Keamanan.pdf

https://www.qtera.co.id/sistem-keamanan-komputer/

https://ahmadharisandi7.wordpress.com/2018/05/31/sistem-keamanan-komputer/

http://portal.stikom-db.ac.id/files/a3m-nix/1.pdf

http://lisetyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/50121/1.+PENDAHULUAN
+KEAMANAN+KOMPUTER.pdf

https://prpm.trigunadharma.ac.id/public/fileJurnal/hp633-Jurnal-DAR-
Sistem%20Pakar.pdf

https://binus.ac.id/bandung/2019/11/sistem-pakar-pada-era-industri-4-0/

https://media.neliti.com/media/publications/245662-merancang-dan-membuat-
sistem-pakar-19a7173d.pdf

https://www.academia.edu/29773639/Makalah_Sistem_Pakar_Pengantar_Teknolo
gi_Informasi_PTI_

110

Anda mungkin juga menyukai