Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI SISTEM PENGENDLIAN MANAJEMEN PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT TIGA

PILAR SEJAHTERA FOOD TBK

MAKALAH

Dosen Pengampu:

Medina Almunawwaroh, S. Mn., M.Ak,

Oleh :

Adi Fahri Akbar (183403044)

Dava M Raihan (183403080)

M Rafi Zidane A (183403095)

Mahair M Ramadhan (183403134)

Putra Fajar R (183403120)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SILIWANGI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya kami telah mampu meyelesaikan
makalah berjudul “Menentukan kebutuhan Karyawan Di
Departemen Quality Control dengan pendekatan metode work
load analysis di PT. Mayora Indah Tbk. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Pengendalian
Manajemen.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk


junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah
agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta.

Penulis menyadari bahwa selama penulkisan makalah ini


masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun
sistematika dan tehnik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah dapat memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca. Amiin.

Tasikmalaya, 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………......................................i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………........................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1. Gambaran Umum Perusahaan................................................................................3

2.2. Fenomena Terkait dengan judul..............................................................................4

BAB III ANALISA DAN HASIL............................................................................................5

3.1. Analisa Sistem Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku pada PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk.............................................................................................................5

BAB IV PENUTUP............................................................................................................8

4.1. Kesimpulan..............................................................................................................8

4.2. Rekomendasi atau Saran.........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………….10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, semakin banyak


pula perusahaan berkembang dalam berbagai bentuk dan jenis. Pada umumnya tujuan
dari berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-
besarnya melalui kegiatan usaha yang dijalankan. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, pengelolaan perusahaan harus dilakukan dengan baik dan didukung dengan
niat serta keuletan yang tangguh, penetapan rencana harus tepat dan akurat.
Koordinasi antar bagian juga sangat diperlukan. Semua itu dilakukan untuk
mengimbangi terjadinya persaingan di dunia usaha saat ini, agar perusahaan dapat
bertahan dan mampu mencapai rencana dan tujuannya.

Perusahaan yang baik harus menerapkan sistem akuntansi yang dijalankan


dengan baik dan benar. Menurut Mulyadi (2001:3), sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan. Dalam pelaksanaan sistem akuntansi diperlukan sebuah sistem lain yang
berfungsi untuk mengendalikan keseluruhan sistem yang telah dibuat oleh manajemen,
yaitu sistem pengendalian intern.
Menurut Mulyadi (2001: 163), sistem pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

1
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya; (c) adanya
praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi; (d)
adanya karyawan yang cakap sesuai dengan tanggung jawabnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem akuntansi


berkaitan erat dengan sistem pengendalian intern. Dengan adanya sistem akuntansi
yang di dalamnya dipertimbangkan aktivitas pengendalian intern, maka kekayaan
perusahaan dapat terlindungi dan informasi yang dihasilkan akurat dan andal.
Disamping itu, kegiatan perusahaan dapat berjalan sesuai kebijakan yang telah
ditetapkan.

Salah satu sistem akuntansi yang ada dalam perusahaan adalah sistem
akuntansi pembelian. Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk
pengadaan barang yang diperlukan perusahaan. Pembelian dalam perusahaan
manufaktur merupakan awal mula perusahaan tersebut beroperasi. Dengan adanya
pembelian bahan baku oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut dapat
menjalankan kegiatan usahanya yaitu memproduksi suatu barang

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah yang penulis


ambil adalah:

1. Bagaimanakah sistem pembelian bahan baku pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk?

2. Apakah terdapat kekuatan ataupun kelemahan sistem pengendalian intern


pembelian bahan baku pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan suatu perusahaan manufaktur yang
bergerak dibidang pangan. Riwayat perusahaan ini dimulai pada tahun 1959 ketika Tan
Pia Soe merintis sebuah usaha wiraswasta dengan nama perusahaan Bihun Cap Cangak
Ular di Sukoharjo Jawa Tengah untuk memproduksi bihun jagung. Proses produksi
dilaksanakan dengan peralatan yang sederhana. Namun, pada tahun 1978 pabrik mulai
diserahkan pada generasi ke dua yaitu Priyo Hadi Susanto, dengan pengelolaan yang
lebih modern dan menggunakan mesin-mesin produksi dari Taiwan. Keberadaan
mesin-mesin produksi ini, sangat berperan dalam mengembangkan kapasitas dan
kualitas produk sehingga secara langsung mampu meningkatkan keuntungan
perusahaan. Sejak saaat itu, perusahaan Bihun Cap Cagak Ular menjadi pemimpin
pasar di Jawa Tengah dan Jogjakarta.

Pada tahun 1992, generasi ke tiga di bawah pimpinan Joko Mogoginto membawa
pabrik sederhana ini menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tiga Pilar Sejahtera
yang berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah yang tidak hanya memproduksi bihun kering
tetapi juga mie kering. Dalam waktu singkat, PT TigaPilar Sejahtera mampu meraih
posisi sebagai pemimpin pasar di Indonesia untuk mie kering dan bihun kering. PT Tiga
Pilar Sejahtera membangun pabrik mie kering di Karanganyar, Jawa Tengah pada tahun
1996. PT Tiga Pilar Sejahtera mulai resmi berdiri tanggal 31 Mie 1999. Tahun 2000, PT
Tiga Pilar Sejahtera mulai membangun industri makanan terpadu seluas 25 hektar di
Desa Sepat, Masaran, Sragen, Jawa Tengah.

Pada tahun 2001, PT Tiga Pilar Sejahtera memindahkan unit produksi mie kering
ke kawasan industri makanan terpadu di Sragen dan mulai memasuki bisnis consumer
food product dengan membangun unit mie instant yang produk dan pemasarannya
mulai tahun 2002.

Tahun 2003, perusahaan mengubah nama dan anggaran dasarnya menjadi PT


3
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan kantor pusat di Alun Graha Suite Tebet Jakarta
Selatan. Pada tahun 2004, perusahaan menambah jenis produk baru yaitu biskuit,
dan menjalin kerjasama dengan badan International Relief and Development dan
World Food Programme untuk memproduksi biskuit yang bertujuan memperbaiki gizi
balita dan anak sekolah dasar. PT Tiga Pilar Sejahtera unit produksi biskuit yang
berlokasi di Jalan Raya Solo-Sragen Km 7,7 Dagen, Karanganyar, Jawa Tengah pada
akhir tahun 2006 dipidahkan ke kawasan industri terpadu di Kabupaten Sragen.

2.2. Fenomena Terkait dengan judul

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk adalah salah satu dari perusahaan manufaktur
yang bergerak dalam bidang industri makanan khususnya mie dan bihun. Bahan baku
utama yang diperlukan dalam proses produksi di PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
adalah tepung dengan berbagai jenis tepung, yaitu: terigu, beras, tapioka, mocaf,
gaplek dan sebagainya. Bahan baku berupa tepung tersebut tidak diproduksi
sendiri melainkan diperoleh dari pembelian pada perusahaan lain. Dari aktivitas
pembelian bahan baku tersebut, diperlukan suatu sistem pengendalian intern yang
baik. Sistem pembelian pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dalam hal penerimaan
dan penyimpanan barang dirangkap oleh Bagian Gudang. Hal ini sangat
memungkinkan terjadinya manipulasi atau tindak kecurangan yang dapat merugikan
perusahaan

4
BAB III
ANALISA DAN HASIL

3.1. Analisa Sistem Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku pada PT


Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional

1) Fungsi pembelian terpisah dengan fungsi penerimaan.


Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan
pengecekan intern dalam pelaksanaan transaksi pembelian.
2) Fungsi pembelian terpisah dengan fungsi akuntansi
Pemisahan kedua fungsi tersebut dimaksudkan untuk menjaga
kekayaan perusahaan, menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi
serta untuk mengurangi risiko kecurangan.
3) Fungsi penerimaan belum terpisah dari fungsi gudang.
Pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk kedua fungsi tersebut masih
dirangkap oleh Bagian Gudang. Perangkapan fungsi tersebut memungkinkan
terjadinya manipulasi bahan baku yang diterima.
4) Transaksi pembelian bahan baku dilakukan oleh lebih dari satu fungsi.

Pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk transaksi pembelian bahan


baku sudah dijalankan oleh lebih dari satu fungsi. Dengan dilakukannya
suatu transaksi oleh lebih dari satu fungsi, maka akan mempermudah
terciptanya internal check.

5
b.Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Pada sistem pembelian PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, sistem pengendalian
intern mengenai sistem otorisasi dan prosedur pencatatan telah dilakukan dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari:
1) Surat Permintaan Pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang dan Kepala
Departemen Logistik.
2) Surat Order Pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian dan Presiden Direktur.
3) Surat Terima Barang diotorisasi oleh fungsi gudang.
4) Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada faktur dari pemasok yang didukung
dengan Surat Order Pembelian dan Surat Terima Barang.
c. Praktik yang Sehat

Perusahaan telah melakukan praktik yang sehat, yaitu:


1) Penggunaan dokumen sudah bernomor urut tercetak.
2) Pemasok telah dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari
berbagai pemasok yang telah dikirim oleh fungsi pembelian sebelumnya.
3) Barang hanya diperiksa dan diterima oleh Bagian Gudang jika bagian ini telah
menerima Surat Order Pembelian dari Bagian Purchasing Bahan Baku.
4) Bagian Gudang memeriksa barang yang diterima dengan cara
menghitung dan meneliti barang tersebut, membandingkannya

6
dengan Surat Order Pembelian dan Surat Jalan agar perusahaan dapat
memperoleh barang sesuai dengan yang dipesan.
5) Merekonsiliasi catatan utang secara periodik. Kartu utang dicocokkan dengan
rekening utang dalam buku besar.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya

Pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, karyawan yang kompeten diperoleh
dengan cara menyeleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut
oleh pekerjaannya.
Tabel berikut adalah gambaran mengenai hubungan sistem akuntansi dan
sistem pengendalian intern pembelian bahan baku yang terdapat pada PT Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk.

7
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi dan temuan yang telah penulis kemukakan pada bab-bab
sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sistem pembelian bahan baku
pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sudah cukup baik dan didukung dengan adanya
sistem pengendalian intern yang kuat. Hal tersebut terbukti dengan adanya unsur-
unsur pengendalian intern, yaitu:
1. Sudah adanya struktur organisasi yang memisahkan tugas dan tanggungjawab
fungsional, sehingga satu fungsi dijalankan oleh satu bagian saja, meskipun masih
terdapat perangkapan fungsi yaitu pada fungsi penerimaan an fungsi gudang yang
dirangkap oleh Bagian Gudang.
2. Sudah terlaksananya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang dapat
memberikan keamanan terhadap kekayaan perusahaan.
3. Praktek yang sehat pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk juga sudah terlaksana
dengan baik.
4. Karyawan yang terlibat dalam transaksi pembelian sudah memiliki kemampuan dan
mutu yang sesuai dengan tanggungjawab pekerjaannya.

8
4.2. Rekomendasi atau Saran

Berdasarkan kelemahan dalam pembahasan sebelumnya, penulis


memberikan rekomendasi yang berhubungan dengan sistem pengendalian intern
terhadap pembelian bahan baku pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Rekomendasi yang dapat penulis berikan adalah:

1. Sebaiknya dilakukan pemisahan fungsi antara fungsi penerimaan dan fungsi


gudang yang dirangkap oleh Bagian Gudang pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk. Pemisahan fungsi penerimaan dan fungsi gudang tersebut untuk
mengurangi risiko terjadinya manipulasi atau tindak kecurangan oleh Bagian
Gudang terhadap kuantitas atau kualitas bahan baku yang diterima.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ke Tiga. Jakarta: Salemba Empat.

Romney, Marshall B dan Steinbart, Paul John. 2003. Sistem Informasi Akuntansi.
Edisi Ke Sembilan. Jakarta: Salemba Empat.

Hanggana, Sri. 2008. Modul Akuntansi Biaya. Surakarta: Universitas Sebelas


Maret Surakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai