PENDAHULUAN
1
1.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
1. Visi
Menjadi main dealer otomotif No.1 di Indonesia dengan praktek usaha dan
pelayanan pelanggan yang bertaraf Internasional.
2. Misi
a. Menciptakan solusi mobilitas kepada masyarakat dengan produk dan layanan
terbaik
b. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan
c. Menciptakan nilai tambah ekonomis yang positif bagi shareholder
d. Menjadi mitra usaha yang dapat dipercaya bagi seluruh stakeholder (pelanggan,
karyawan, supplier, pemegang saham, pemerintah dan masyarakat)
2
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Astra Honda Motor
Sumber: Astra Honda Motor (2012)
3
Gambar 1.2 Grafik Penjualan Motor 2012
Sumber : triatmono.info
Dari total penjualan sebesar 7.137.663 unit, Honda mendominasi pasar dengan
menjual 4.092.693 unit sepeda motor sepanjang tahun 2012. Sedang Yamaha berada di
posisi kedua dengan total penjualan sebanyak 2.433.924 unit sepeda motor.
4
posisi kedua dengan penjualan sebanyak 2.492.596 unit sepeda motor. Hal ini tak
terlepas dari pandangan produsen otomotif yang menganggap Indonesia sebagai pasar
yang sangat potensial. Selain itu Indonesia juga mengalami peningkatan yang cukup
pesat di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menjadi indikator
keberhasilan negara dalam menjalankan roda pembangunan, yang pada akhirnya akan
dipergunakan sepenuhnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Para produsen pembuat sepeda motor pun tidak pernah berhenti berlomba untuk
menciptakan sepeda motor yang memiliki banyak keunggulan baik itu secara kualitas,
ketahanan mesin dan juga desain yang menarik. Hingga bulan Agustus 2014, total
penjualan sepeda motor di Indonesia sudah mencapai 5,3 juta unit atau tepatnya
5.368.858 unit. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penjualan
sepeda motor di Indonesia menunjukan angka yang positif. Terjadi peningkatan sebesar
4,56 persen. Menurut data yang dirilis Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI),
angka ini diperoleh setelah terjadi peningkatan penjualan pada bulan Agustus 2014.
Pasar kembali bergairah setelah sebelumnya berada di posisi terendah sepanjang 2014
pada bulan Juli dengan penjualan hanya 539.171 unit sepeda motor. Di bulan Agustus,
penjualan mencapai 613.214 unit atau meningkat hingga 13,73 persen bila dibandingkan
dengan bulan sebelumnya (www.motor.otomotifnet.com, di akses 17 November 2014).
Tingginya angka penjualan tersebut menyebabkan persaingan antar perusahaan
semakin ketat, sehingga menuntut karyawan bagian penjualan untuk bekerja lebih ekstra
dalam menarik konsumen. Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja merupakan salah
satu aset yang sangat penting. Manusia yang merupakan tenaga kerja bagi perusahaan
kadang kala sering diabaikan sebagai aset yang berharga. Dengan beban kerja yang
semakin berat, semakin banyaknya kebutuhan yang ingin dipenuhi, tingkat pendapatan
yang tak sejalan dengan biaya hidup, persaingan yang semakin ketat dan seterusnya
dapat menjadi ancaman untuk dapat tetap bertahan hidup.
Banyaknya tuntutan dan kebutuhan serta berbagai permasalahan yang dihadapi
karyawan menyebabkan mereka berpeluang terkena stres. Mansoor et al (2011:168)
mengatakan bahwa stres pekerjaan dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan
karyawan karena tugas-tugas pekerjaannya tidak dapat mereka penuhi. Artinya, stres
5
muncul saat karyawan tidak mampu memenuhi apa yang menjadi tuntutan-tuntutan
pekerjaan. Ketidakjelasan apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan, kekurangan
waktu untuk menyelesaikan tugas, tidak ada dukungan fasilitas untuk menjalankan
pekerjaan, tugas-tugas yang saling bertentangan, merupakan contoh pemicu stres.
PT. Astra Honda Motor merupakan perusahaan tempat penjualan resmi (Authorized
Main Dealer) kendaraan merek Honda. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Akbar
bulan September 2014 selaku general manager, karyawan penjualan Astra Honda
Motor memperoleh beban kerja yang berat, diantaranya target penjualan yang tinggi dan
selalu naik setiap tahun. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1
Pencapaian Target Penjualan Motor per Unit
Tahun 2012 dan 2013
2012 2013
Bulan Target Aktual Persentase Target Aktual Persentase
Januari 680 530 77.94% 750 532 70.93%
Februari 680 490 72.06% 750 588 78.40%
Maret 680 409 60.15% 750 378 50.40%
April 680 389 57.21% 750 478 63.73%
Mei 680 298 43.82% 750 493 65.76%
Juni 680 537 78.97% 750 644 85.92%
Juli 680 632 92.94% 750 758 101.12%
Agustus 680 420 61.76% 750 691 92.16%
September 680 465 68.38% 750 456 60.80%
Oktober 680 512 75.29% 750 513 68.40%
November 680 634 93.24% 750 678 90.40%
Desember 680 710 104.41% 750 695 92.67%
6
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa rata-rata pejualan perbulan dari salah satu
cabang yang diteliti pada tahun 2012 adalah 502 atau 73,85% dan pada tahun 2013
sebanyak 575 atau 76,72%. Artinya pada tahun 2013 terjadi peningkatan realisasi target
yang dicapai oleh karyawan bagian penjualan AHM Cabang Soekarno Hatta. Dampak
dari target penjualan yang meningkat adalah beban kerja yang semakin berat dan
tekanan dari pimpinan yang juga memicu meningkatnya stres kerja. Dimana indikator
yang dapat menyebabkan stres kerja antara lain mudah lelah secara fisik, problem tidur
(kebanyakan atau kekurangan tidur), pusing kepala, meningkatnya tekanan darah, cepat
tersinggung, tidak komunikatif, lelah mental, dan banyak melamun. Hal ini sesuai
dengan teori Handoko (1997:200). Menurut Spielberger (2003:6) stres adalah tuntutan-
tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan
atau suatu stimulus yang secara objektif adalah berbahaya. Stres juga bisa diartikan
sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari
luar diri seseorang.
Menurut Robbins (2008:368) stres lebih sering dikaitkan dengan tuntutan (demand)
dan sumber daya (resources). Stres merupakan sebuah peluang ketika hal ini
menawarkan pontesi hasil. Stres sendiri tidak selalu buruk, meskipun biasanya di bahas
dalam konteks negative, namun stres juga memiliki nilai positif. Ada transformasi yang
kita tempuh. Transformasi yang dimaksud disini adalah kemampuan mengubah energi
potensial yang semula negatif menjadi menjadi energi aktual yang positif. Max More
(2000:205) mengatakan, transformasi adalah sebuah proses yang dapat meningkatkan
kapasitas untuk berkembang. Sebagai contoh katakanlah kita gagal sampai
menimbulkan stres. Jika kegagalan itu kita terima sebagai kegagalan dan kita biarkan
kegagalan itu berlalu begitu saja, biasanya ini malah mendera kita dengan berbagai
tekanan dan derita. Tapi bila peristiwa buruk itu kita jadikan sebagai materi untuk
memperbaiki diri, maka hasilnya menjadi positif meskipun itu tidak langsung terasa dan
terjadi. Sudah banyak orang yang sanggup melakukan transformasi atas penderitaan
berat yang dialaminya menjadi out-put yang menggembirakan. (sumber:
bppk.depkeu.go.id, diakses 21 Desember 2014).
7
Hasil penelitian Rahmawati (2009) tentang Analisis Stres Kerja Karyawan pada PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor mengemukakan bahwa faktor-
faktor penyebab stres kerja (stressor) karyawan terdiri dari tuntutan tugas, tuntutan
peran, tuntutan hubungan antarpribadi, struktur oganisasi, kepemimpinan organisasi,
dan tahap hidup organisasi. Upaya penanggulangan stres kerja karyawan menurut
persepsi karyawan mencakup kesejahteraan karyawan, komunikasi, dan penilaian
kinerja, sedangkan menurut persepsi manajemen mencakup kesejahteraan karyawan,
pengembangan karyawan, komunikasi, dan penilaian kinerja.
Khan, Wali, dan Ahmad (2011) melakukan penelitian tentang “Measuring Stres
among Employees of Wah Noble Pakistan Private Limited and Pakistan Tobacco
Company Public Limited”. Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat stres kerja para
karyawan perusahaan rokok Pakistan adalah rendah. Hasil dari beberapa referensi
menunjukkan bahwa kondisi kerja dan gaji merupakan faktor penting dalam
mempengaruhi stres kerja karyawan. Namun, jam kerja dan upah jasa merupakan faktor
yang tidak berpengaruh pada stres kerja karyawan. Bagi pihak manajemen perusahaan
yang paling penting harus meningkatkan struktur gaji pegawai. Dan juga tetap
memperhatikan peningkatan dan pengembangan kondisi kerja, lingkungan intrinsik dan
ekstrinsik kerja.
Melihat dari hasil penelitian terdahulu dan latar belakang tersebut, penulis juga
bermaksud untuk melakukan suatu penelitian tentang stres kerja pada karyawan bagian
penjualan PT. Astra Honda Motor. Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor Pemicu
Stress Kerja Karyawan Bagian Penjualan PT. Astra Honda Motor Jawa Barat”.
8
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memicu stres kerja pada karyawan bagian
penjualan dan ingin mengetahui faktor pemicu stres kerja manakah yang paling
dominan dimiliki karyawan bagian penjualan PT. Astra Honda Motor Jawa Barat.
2. Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
manajemen sumber daya manusia, khususnya yang terkait dengan faktor-faktor
pemicu stres kerja organisasi. Serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan atau berhubungan
dengan masalah dalam penelitian ini.
9
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjelaskan masalah
penelitian, yang meliputi : Jenis penelitian, variabel operasioanl, populasi dan
sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan secara kronologis dan sistematis
sesuai dengan perumusan maslah serta tujuan penelitian. Setiap aspek
pembahasan hendaknya dimulai dari hasil analisis data, kemudian
diintrepretasikan dan selanjutnya diikuti oleh penarikan kesimpulan. Dalam
penarikan kesimpulan akan dibandingkan dengan landasan teoritis yang relavan.
BAB V PENUTUP
Bab ini membahas tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.
10