Anda di halaman 1dari 2

A.

KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pandangan Buddhis bahwa keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai kebenaran
mutlak atau Dhamma yang menguasai dan mengatur alam semesta, melindungi bagi pelaksana
kebenaran.

Pengertian Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Buddha tidak dianggap dan dipandang
sebagai pribadi (personifikasi), tidak juga bersifat antropomorfisme (pengenaan pengertian
yang berasal dari perasaan manusia). Antropomorfisme dan antropopatisme telah menjadikan
dan menimbulkan upacara-upacara persembahan, mulai dari persembahan sajian yang sangat
sederhana hingga kurban binatang.

Dalam konsep Mahayana Pandangan Ketuhanan Yang maha Esa, dikembangkan oleh
Nagarjuna dengan filsafat Sunyata, yang menekankan pada dialektika yang tidak terikat dengan
melihat dengan apa adanya di alam fenomena ini.

1. Trikaya

Dharmakaya adalah hakikat ke-Buddha-an yang absolut, yang mutlak, yang kekal abadi,
maliputi segalanya, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, esa bebas dari pasangan yang
berlawanan, ada dengan sendirinya, bebas dari pertalian sebab dan akibat.

Tubuh rahmat atau tubuh cahaya adalah Samboghakaya dan Tubuh fisik yang tampak
tersebut adalah Nirmanakaya. Konsep Trikaya adalah pandangan kaum Mahayana mengenai
Tiga tubuh Buddha.

Ketiga tubuh Buddha tersebut adalah:

a. Dharmakaya.
b. Sambhogakaya.
c. Nirmanakaya.

2. Adi Buddha
Dharmakaya yang merupakan sumber perwujudan Panca- Dhyani-Buddha dinamakan Adi
Buddha. “ Buddha tanpa awal dan akhir adalah Adi Buddha” (Namasangiti). Sebutan Adi
Buddha berasal dari tradisi Aisvarika (Isvara, Tuhan, Maha Buddha) aliran Mahayana di Nepal
yang kemudian waktu berkembang hingga ke pulau Jawa. Adi Buddha sering diidentifikasikan
sebagai Buddha mistis, berbeda-beda tiap sekte. Dengan demikian dengan memahami arti dari
tiap sebutan yang dimaksud adalah sama. Konsep Adi Buddha di Indonesia dikenal dalam Kitab
Namasangiti versi Chandrakirti dari Kerajaan Sriwijaya dan Sanghyang Kamahayanikan dari
jaman pemerintahan Empu Sindok.

Anda mungkin juga menyukai