OLEH
KELOMPOK 3 :
KELAS : B
FAKULTAS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karunia –
Nyalah kami dari kelompok 3 telah selesai dalam pembuatan tugas kelompok
kami ini tanpa kekurangan suatu apapun, dengan tujuan penambahan nilai mata
kuliah Keperawatan Bencana ini.
Kami meminta maaf yang sangat dalam, apabila dalam penulisan tugas
kami ini terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan ekspetasi pembaca
sekalian, kami hanya sekumpulan manusia yang tidak pernah lulus daripada salah
dan dosa. Sudilah pembaca sekalian mau memaafkan kami.
Sekain.
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahaluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bencana merupakan hasil dari proses alam dan sosial. Kondisi alam suatu
wilayah memiliki potensi bahaya, dapat muncul sebagai bencana alam (geo-
hazard). Berbeda dengan dimensi sosial, risiko bencana disebabkan oleh tindakan
manusia yang berinteraksi dengan alam. Perilaku manusia merupakan faktor
penting dalam peningkatan kerentanan, dan sebagai pemicu terjadinya bencana.
Terlalu banyak mengeksploitasi sumberdaya alam dapat merusak lingkungan dan
terjadi bencana. Upaya memperkecil risiko bencana dapat dilakukan dengan
merubah perilaku manusia, meningkatkan kesadaran dan kepedulian untuk
melestarikan lingkungan. Merubah perilaku manusia dapat dilakukan dengan
merubah pola pikir dan membiasakan diri sejak dini untuk selalu peduli pada
lingkungan dan sadar bencana. Melalui pendidikan kebencanaan diharapkan akan
dapat meningkatkan pengetahuan kebencanaan, merubah sikap dan perilaku untuk
selalu sadar bencana.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja rancangan model pendidikan kesehatan bagi korban longsor di
wilayah kepulayan Maluku?
2. Bagaimana evidence based practice tentang kompetensi perawat pada fase
prabencana pada pendidikan kesehatan untuk korban bencana longsor?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui rancangan model pendidikan kesehatan bagi korban
longsor di wilayah kepulayan Maluku.
2. Untuk mengetahui evidence based practice tentang kompetensi perawat
pada fase prabencana pada pendidikan kesehatan untuk korban bencana
longsor.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI LONGSOR
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang
terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Bencana longsor atau tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang
umumnya berskala kecil dan kejadiannya tidak sedramatis kejadian gempa bumi
maupun gunung meletus, sehingga perhatian pada masalah ini umumnya tidak
besar, begitu juga dengan bahayanya kurang diperhatikan dalam perencanaan
pembangunan. Tanah longsor dapat menghancurkan bangunan-bangunan, jalan-
jalan, pipa-pipa dan kabel-kabel baik oleh gerakan tanah yang berasal dari bawah
atau dengan cara menguburnya. Longsornya lereng yang terjadi secara tiba-tiba
dapat menjebolkan tanah yang berada di bawah tempat-tempat hunian dan
menghempaskan bangunan-bangunan tersebut ke lereng bukit. Runtuhan batu
mengakibatkan kerusakan dari pecahan batu yang terbuka menghadap batu-batu
besar yang berguling dan menabrak tempat-tempat hunian dan bangunan-
bangunan. Aliran puingpuing di tanah yang lembek, bergerak mengisi lembah-
lembah mengubur tempat-tempat hunian, menutup sungai-sungai maupun jalan.
B. PENYEBAB LONGSOR
1) Erosi
Pengikisan yang disebabkan oleh aliran air permukaan atau air hujan yang
menggerus kaki lereng – lereng bertambah curam
2) Hujan Lebat dengan durasi lama
Lereng dari babatuan dan tanah diperlemah akibat curah hujan deras yang
lama hingga berjam – jam
3) Gempa Bumi
Getaran atau tekanan pada partikel partikel tanah dan bidang lemah dapat
menyebabkan longsornya lereng tersebut
4) Kurangnya resapan di lereng tanah
Penebangan liar menjadi salah satu faktor terjadinya longsor, karena
kurangnya resapan di lereng tanah dan lemahnya struktur tanah.
Untuk antisipasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan berikut adalah
tanda – tanda sebelum terjadi longsor, antara lain sebagai berikut:
Adapun beberapa tindakan yang dilakukan sebelum, saat dan sesudah Tanah
Longsor, Berikut tindakannya:
1) Pra Bencana :
a) Waspada terhadap curah hujan yang tinggi
b) Persiapan dini dukungan Logistik
c) Simak informasi dari radio atau televisi atau media lainnya mengenai
informasi curah hujan dan kemungkinan tanah longsor
d) Apabila pihak berwenang menginstruksikan untuk evakuasi, segera
lakukan hal tersebut
2) Saat Bencana :
a) Apabila anda berada didalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera
keluar cari tempat aman lapang tanpa penghalang
b) Apabila berada di luar, cari tempat yang aman lapang dan perhatikan sisi
tebing atau tanah yang mengalami longsor
3) Pasca Bencana
a) Jangan segera kembali ke rumah anda, perhatikan apakah longsoran
susulan masih akan terjadi
b) Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi anda
c) Apabila anda diminta untuk membantu proses evakuasi atau kerja bakti,
gunakan sepatu khusus dan peralatan yang menjamin keselamatan anda
Pembahasan
Berdasarkan fakta dan teori tersebut, peneliti berpendapat bahwa sikap tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor emosional terhadap objek. Tetapi juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang.
Diantaranya adalah jenis kelamin, usia, pendidikan dan sumber informasi yang
diperoleh sebelumnya.
Dalam penelitian ini masih ada sebagian dari responden yang memiliki sikap
negatif, walaupun sebagian besar dari responden memiliki sikap positif dari
sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini dikarenakan responden memiliki
latar belakang yang berbeda. Baik dari segi jenis kelamin, usia, pendidikan dan
sumber informasi yang diperoleh sebelumnya.Sehingga hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil akhir dari pemberian perlakuan terhadap subjek penelitian.
Berdasarkan fakta dan teori diatas peneliti berpendapat bahwa setelah dilakukan
pendidikan kesehatan/ penyuluhan, sebagian besar responden (30 responden)
bersikap positif dalam menghadapi masalah kesehatan akibat bencana tanah
longsor. Hal tersebut dikarenakan responden telah mendapatkan tambahan
informasi yang nantinya akan membentuk sebuah pemahaman dalam
pembentukan sikap. Dimana informasi yang diberikan oleh peneliti adalah dengan
menggunakan metode kelompok (ceramah) dengan media slide (presentasi) dan
leaflet. Melalui hasil penelitian ini peneliti membuktikan bahwa terdapat
peningkatan sebanyak 3 responden dalam jumlah sikap positif yang dimiliki oleh
responden.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA