Disusun oleh :
SURABAYA
2015
KOROSI
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
atau
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian
mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya
zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain
yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari
bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam
bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan
dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan
korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi.
Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya
lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap
elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KOROSI
1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam
sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi
akan naik.
2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi
TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan
penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS.
Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh
karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3. pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya
pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi
pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena
adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode
yaitu: 2H+(aq) + 2e- → H2
4. Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi
dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa →
logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi,
akan mudah terkorosi.
6. Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah
dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang
berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik
yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan
menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan
yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida
(H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara
berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2,
hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi
anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat
ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi
maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk
berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung besi.
JENIS –JENIS KOROSI DAN CARA PENGENDALIANNYA
Adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia
karena pH air yang rendah dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam
makin menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen.
(Gambar korosi
merata pada
kaleng minuman)
Pitting Corrosion ( Korosi Sumur )
.
Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi pada
satu titik atau area kecil, dan
membentukn
bentuk rongga.
Korosi sumuran
adalah salah satu
bentuk yang
paling merusak
dari korosi, karena
sulit terlihat
kerusakaanya jika
tanpa alat bantu.
(Gambar korosi sumuran pada westafle) Mekanisme Korosi Sumur : Untuk
material bebas cacat, korosi sumuran disebabkan oleh lingkungan kimia yang
mungkin berisi spesies unsur kimia agresif seperti klorida. Klorida sangat
merusak lapisan pasif (oksida) sehingga pitting dapat terjadi pada dudukan oksida.
Lingkungan juga dapat mengatur perbedaan sel aerasi (tetesan air pada permukaan
baja, misalnya) dan pitting dapat dimulai di lokasi anodik (pusat tetesan air).
Cara pengendalian korosi sumuran adalah sebagai berikut:
Hindari permukaan logam dari goresan.
Perhalus permukaan logam
Menghindari komposisi material dari berbagai jenis logam.
Pilih bahan yang homogen
Diberikan inhibitor
Diberikan coating dari zat agresif
Meletakkan material tegak berdiri sehingga tidak akan terjadi
genangan air pada permukaan logam
Merubah lingkungan dengan mengurangi faktor utama penyebab
dampak korosi
Pemasangan seng anode yang sesuai dengan kondisi dimana korosi
tersebut terjadi
M e k a n i s m e k
(Gambar Mekanisme
Korosi Galvanis)
Metode-metode yang dilakukan dalam pengendalian korosi ini adalah:
Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya seperti reaksi anoda
dan katoda
Mengisolasi logam yang cukup tebal dari lingkungannya sehingga tidak
terjadi aliran elektrolit
Mengurangi ion hydrogen di dalam lingkungan yang di kenal dengan
mineralisasi
Mengurangi oksigen yang larut dalam air
Mencegah kontak dari dua material yang tidak sejenis
Memilih logam-logam yang memiliki unsure-unsur dengan deret yg
berdekatan
Mencegah celah atau menutup celah
Mengadakan proteksi katodik,dengan menempelkan anoda umpan.
Pasang proteksi katodik
Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan
Menghilangkan pengaruh rasio luas penampang yang tidak diinginkan,
Penerapan coating dengan mengutamakan pada logam anode,
Pencegahan sistem sambungan mur baut dengan bahan berbeda dengan
logam induknya
Korosi Mikrobiologi
Korosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang mempengaruhi
korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab
terhadap degradasi material di lingkungan.
Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus
berulang sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi
kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak
dan propeller kapal.
Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri.
Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu :
Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya
kadar H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat
berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti pyruvnate
untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi
enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.
Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi
sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi
asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di
deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang menjadi asam.
Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan
dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan
Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya
oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang.
Intergranular Corrosion
Intergranular corrosion kadang-kadang
juga disebut "intercrystalline korosi" atau
"korosi interdendritik". Dengan adanya
tegangan tarik, retak dapat terjadi sepanjang
batas butir dan jenis korosi ini sering disebut
Jika kita ingin mengontrol korosi dari logam, kita hanya perlu menghilangkan satu
elemen dari sebuah reaksi elektrokimia.
1. Menghilangkan elektroda.
Ini merupakan teknik yang banyak diterapkan. Elektrolit bisa dihindari melalui
protective coating pada permukaan logam atau material. Coating (pelapisan) bisa
dengan :
4. Proteksi Katoda
Biasa juga disebut sacrificial anode karena tujuannya mengorbankan logam untuk
melindungi katoda. Logam yang dikorbankan sifatnya harus lebih anodik dalam
galvanic series. Logam yang biasanya digunakan untuk tujuan ini yaitu
magnesium, aluminium dan zinc. Cara lain yang digunakan yaitu dengan
mengalirkan elektron ke logam yang akan dilindungi. Berikut skema dari proteksi
katoda.
5. Proteksi anoda
Ini merupakan kebalikan dari proteksi katoda, arus listrik hasil reaksi korosi
bukan dilawan tetapi justru diperbesar, sehingga kekuatan arus itu mencapai
daerah pasif, sehingga reaksi korosi terhenti.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
http://sucisulaturahmi28.blogspot.co.id/2013/10/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-korosi_24.html
http://anakbertanya.com/mengapa-besi-berkarat-namun-emas-tidak-berkarat-m/
http://pandapoo-panda.blogspot.co.id/2012/04/jenis-jenis-korosi-dan-cara.html
http://hima-tl.ppns.ac.id/?p=262
http://www.ilmukimia.org/2013/01/korosi.html
https://mcnugraha.wordpress.com/category/jenis-korosi/
http://avtr-eng-d-24.blogspot.co.id/2011/12/macam-korosi-dan-pencegahan-
korosi.html
https://www.academia.edu/9027468/JENIS-JENIS_KOROSI
http://chemeng2301.blogspot.co.id/p/pencegahan-korosi.html