Anda di halaman 1dari 24

KOROSI

Mata Kuliah : Kimia Terapan

Disusun oleh :

Yudha Anggara Adi Januar S (0715040023)

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

SURABAYA

2015
KOROSI

Korosi adalah kerusakan


atau degradasi logam
akibat reaksi redoks
antara suatu logam
dengan berbagai zat di
lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam
bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)


mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)

atau

O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian
mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya
zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain
yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari
bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam
bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan
dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan
korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).

Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi.

Deret Volta: Li-K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-H-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au


Logam di sebelah kiri mudah melepas elektron sehingga mudah berkarat, sementara logam di
sebelah kanan cenderung sulit untuk berkarat.

Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya
lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap
elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KOROSI
1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam
sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi
akan naik.
2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi
TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan
penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS.
Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh
karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3.  pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya
pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi
pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena
adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode 
yaitu:           2H+(aq) + 2e- → H2
4. Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi
dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa →
logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi,
akan mudah terkorosi.
6. Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah
dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang
berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik
yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan
menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan
yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida
(H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara
berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2,
hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi
anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat
ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi
maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk
berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung besi.
JENIS –JENIS KOROSI DAN CARA PENGENDALIANNYA

Uniform Attack ( Korosi Seragam )

Adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia
karena pH air yang rendah dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam
makin menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen.

Korosi jenis ini bisa dicegah dengan cara :


 Diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti gemuk.
 Untuk jangka pemakain yang lebih lama disarankan diberi logam
berpaduan tembaga 0,4%
 Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih
anodic
 Melakukan inhibitas dan proteksi katodik (cathodik protection)

(Gambar korosi
merata pada
kaleng minuman)
Pitting Corrosion ( Korosi Sumur )
.     

Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi pada
satu titik atau area kecil, dan
membentukn
bentuk rongga.
Korosi sumuran
adalah salah satu
bentuk yang
paling merusak
dari korosi, karena
sulit terlihat
kerusakaanya jika
tanpa alat bantu.
(Gambar korosi sumuran pada westafle) Mekanisme Korosi Sumur : Untuk
material bebas cacat, korosi sumuran disebabkan oleh lingkungan kimia yang
mungkin berisi spesies unsur kimia agresif seperti klorida. Klorida sangat
merusak lapisan pasif (oksida) sehingga pitting dapat terjadi pada dudukan oksida.
Lingkungan juga dapat mengatur perbedaan sel aerasi (tetesan air pada permukaan
baja, misalnya) dan pitting dapat dimulai di lokasi anodik (pusat tetesan air).
Cara pengendalian korosi sumuran adalah sebagai berikut:
 Hindari permukaan logam dari goresan.
 Perhalus permukaan logam
 Menghindari komposisi material dari berbagai jenis logam.
 Pilih bahan yang homogen
 Diberikan inhibitor
 Diberikan coating dari zat agresif
 Meletakkan material tegak berdiri sehingga tidak akan terjadi
genangan air pada permukaan logam
 Merubah lingkungan dengan mengurangi faktor utama penyebab
dampak korosi
 Pemasangan seng anode yang sesuai dengan kondisi dimana korosi
tersebut terjadi

Errosion Corrosion ( Korosi Erosi )


Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian – bagian
yang tajam dan kasar, bagian – bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga
diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung
pada logam. Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini
dapat dicegah dengan cara :
 Pilih bahan yang homogen
 Diberi coating dari zat agresif
 Hindari aliran fluida yang terlalu
deras
 Menghindari partikel abrasive
pada fluida.
 Mengurangi kecepatan aliran
fluida untuk mengurangi
turbulensi dan tumbukan yang
berlebihan.
(Gambar mekanisme korosi erosi)
 Menggunakan kompenen yang
halus dan rapi pengerjaannya, sehingga tempat pembentukan gelembung
menjadi sesedikit mungkin
 Penambahan inhibitor atau passivator
 Menggunakan paduan logam yang lebih tahan korosi dan tahan erosi
 Proteksi katodik
(Gambar sebuah blade akibat korosi erosi)

Galvanis Corrosion (Korosi Galvanis )


Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika
dua macam logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam media korosif.
 

M e k a n i s m e k

(Gambar Korosi Galvanic pada Sambungan Baut)


macam metal yang
berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana
electron mengalir dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih
mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion – ion
positif karena kehilangan electron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion
negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa
tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur - sumur
karat (Surface Attack) atau serangan karat permukaan.

(Gambar Mekanisme
Korosi Galvanis)
Metode-metode yang dilakukan dalam pengendalian korosi ini adalah:
 Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya seperti reaksi anoda
dan katoda
  Mengisolasi logam yang cukup tebal dari lingkungannya sehingga tidak
terjadi aliran elektrolit
 Mengurangi ion hydrogen di dalam lingkungan yang di kenal dengan
mineralisasi
 Mengurangi oksigen yang larut dalam air
 Mencegah kontak dari dua material yang tidak sejenis
 Memilih logam-logam yang memiliki unsure-unsur dengan deret yg
berdekatan
 Mencegah celah atau menutup celah
 Mengadakan proteksi katodik,dengan menempelkan anoda umpan.
 Pasang proteksi katodik
 Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan
 Menghilangkan pengaruh rasio luas penampang yang tidak diinginkan,
 Penerapan coating dengan mengutamakan pada logam anode,
 Pencegahan sistem sambungan mur baut dengan bahan berbeda dengan
logam induknya

Stress Corrosion (Korosi Tegangan )

(Gambar korosi SCC pada sebuah logam)


Korosi retak tegangan (SCC) adalah proses retak yang memerlukan aksi
secara bersamaan dari bahan perusak (karat) dan berkelanjutan dengan tegangan
tarik. Ini tidak termasuk pengurangan bagian yang terkorosi akibat gagal oleh
patahan cepat. Hal ini juga termasuk intercrystalline atau transkristalin korosi,
yang dapat menghancurkan paduan tanpa tegangan yang diberkan atau tegangan
sisa. Retak korosi tegangan dapat terjadi dalam kombinasi dengan penggetasan
hidrogen.

Mekanisme SCC : terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor komponen,


yaitu (1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan elektrolit (lingkungan)
dan (3) adanya tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan paduan rentan terhadap
senyawa amonia, baja ringan rentan terhadap larutan alkali dan baja tahan karat
rentan terhadap klorida.

  Cara pengendalian korosi tegangan


adalah:
 Turunkan besarnya tegangan
 Turunkan tegangan sisa
(Gambar mekanisme korosi
termal
SCC)
 Kurangi beban luar atau perbesar area potongan
 Penggunaan inhibitor.

Crevice Corrosion ( Korosi Celah )


Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh
perbedaan konsentrasi zat asam . Korosi yang terjadi pada logam yang
berdempetan dengan logam lain diantaranya ada celah yang dapat menahan
kotoran dan air sehingga kosentrasi O2 pada mulut kayamekanisme
(Gambar dibanding pada
korosibagian
celah)
dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut jadi katodik
Mekanisme Crevice Corrosion : dimulai oleh perbedaan konsentrasi
beberapa kandungan kimia, biasanya oksigen, yang membentuk konsentrasi sel
elektrokimia (perbedaan sel aerasi dalam kasus oksigen). Di luar dari celah
(katoda), kandungan oksigen dan pH lebih tinggi - tetapi klorida lebih rendah.

(Gambar korosi celah pada sambungan pipa)


 Cara pengendalian korosi celah adalah sebagai berikut:
 Hindari pemakaian sambungan paku keeling atau baut, gunakan
sambungan las.
 Gunakan gasket non absorbing.
 Usahakan menghindari daerah dengan aliran udara.
 Dikeringkan bagian yang basah
 Dibersihkan kotoran yang ada
 Celah sambungan ditutup dengan pengelasan menerus atau dengan
soldering
 Peralatan – peralatan harus diperiksa dan dibersihkan secara teratur,
terutama pada sambungan – sambungan yang rawan
 Hindari pemakaian packing yang bersifat higroskopis
 Penggunaan gasket dan absorbent seperti teflon jika memungkinkan
 Pada desain saluran drainase,hindari adanya lengkungan – lengkungan
tajam serta daerah genangan fluida

Korosi Mikrobiologi
Korosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang mempengaruhi
korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab
terhadap degradasi material di lingkungan.

Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya


berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan
logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm.
Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan
ini terlihat hanya bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan.

Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :

 Memilih logam yang


tepat untuk suatu
lingkungan dengan
kondisi-kondisinya
 Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari
lingkungannya
 Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif
 Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus
tandingan.
 Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat korosif
lainnya.

Fatigue Corrosion ( korosi lelah )

Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus
berulang sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi
kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak
dan propeller kapal.

Korosi jenis ini dapat dicegah


dengan cara :
 Menggunakan inhibitor
 Memilih bahan yang tepat
atau memilih bahan yang
kuat korosi.
 Memilih bahan yang tepat
atau memilih bahan yang kuat korosi.

Bakteri Penyebab Korosi

Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri.
Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu :

1. Bakteri reduksi sulfat 

Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas


oksigen atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi
termasuk larutan klorin dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal
untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri
ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung
pada lingkungannya. 

Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya
kadar H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat
berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti pyruvnate
untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi
enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen. 

2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida 

Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi
sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi
asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di
deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang menjadi asam. 

3. Bakteri besi mangan oksida 

Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan
dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan
Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya
oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang. 

Selective Leaching Corrosion


Selective leaching
adalah korosi selektif dari
satu atau lebih komponen
dari paduan larutan padat.
Hal ini juga disebut
pemisahan, pelarutan
selektif atau serangan
selektif. Contoh dealloying

(Gambar selective leaching corrosion pada pipa)


umum adalah dekarburisasi, decobaltification, denickelification, dezincification,
dan korosi graphitic.
Mekanisme selective leaching : logam yang berbeda dan paduan memiliki
potensial yang berbeda (atau potensial korosi) pada elektrolit yang sama. Paduan
modern mengandung sejumlah unsur paduan berbeda yang menunjukkan
potensial korosi yang berbeda. Beda potensial antara elemen paduan menjadi
kekuatan pendorong untuk serangan preferensial yang lebih "aktif" pada elemen
dalam paduan tersebut.
Dalam kasus dezincification dari kuningan,
seng istimewa terlarut dari paduan tembaga-seng,
meninggalkan lapisan permukaan tembaga yang
keropos dan rapuh.
Cara pengendalian atau mencegah selective
leaching adalah :
 Menghindari komposisi yang berbeda dari
material penyusun
 Proses dezincification dapat dikurangi
dengan meminimalkan keganasan
lingkungan atau dengan katodic protection. (Gambar mekanisme
 Penambahan 1% tin pada 70 – 30 brass, atau selective leaching corrosion)
dengan penambahan arsenic, antimony, atau phosporus sebagai inhibitor
 Graphitization, dapat terjadi karena terdapat perbedaan graphit dan besi
pada struktur logam. Dengan demikian sebagian Fe meninggalkan vacant
pada struktur graphit logam.

Intergranular Corrosion
Intergranular corrosion kadang-kadang
juga disebut "intercrystalline korosi" atau
"korosi interdendritik". Dengan adanya
tegangan tarik, retak dapat terjadi sepanjang
batas butir dan jenis korosi ini sering disebut

(Gambar korosi batas butir pada pipa)


"intergranular retak korosi tegangan (IGSCC)" atau hanya "intergranular stress
corrosion cracking".

Mekanisme intergranular corrosion : jenis


serangan ini diawali dari beda potensial dalam
komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa
ditemui dalam paduan casting. Pengendapan
pada batas butir, terutama kromium karbida
dalam baja tahan karat, merupakan mekanisme
yang diakui dan diterima dalam korosi
intergranular.

(Gambar mekanisme korosi batas


butir)
·         Cara pengendalian korosi batas butir adalah:
 Turunkan kadar karbon dibawah 0,03%.
 Tambahkan paduan yang dapat mengikat karbon.
 .Pendinginan cepat dari temperatur tinggi.
 .Pelarutan karbida melalui pemanasan.
 Hindari pengelasan.

MENGONTROL KOROSI SECARA UMUM

Jika kita ingin mengontrol korosi dari logam, kita hanya perlu menghilangkan satu
elemen dari sebuah reaksi elektrokimia.

1. Menghilangkan elektroda.

Menghilangkan elektroda disini artinya kita menghindari terbentuknya anoda dan


katoda yang dapat menjadi sel galvanic. Ada beberapa cara untuk mencapai
kondisi diatas, diantaranya:

 Memilih 2 logam yang memiliki open circuit voltage diantaranya, yaitu


jika diantara 2 material tersebut beda potensialnya tidak lebih dari 0,25V.
 Membuat area permukaan anoda lebih luas daripada area katoda.
 Menjaga jarak material anoda dan katoda sejauh mungkin.

2. Menghilangkan atau menghindari kontak antara elektroda.

Jika 2 logam berbeda disambung, kita dapat menghindari kontak diantaranya


dengan menggunakan insulator washer, bushing maupun gasket.

3. Mengilangkan atau mengontrol elektrolit.

Ini merupakan teknik yang banyak diterapkan. Elektrolit bisa dihindari melalui
protective coating pada permukaan logam atau material. Coating (pelapisan) bisa
dengan :

1. organic coating, contohnya cat, karet, plastik.


2. inorganic coating, contoh: enamel, glass dan semen (ceranmic).
3. metallic coating, contoh: zinc coating, tin coating, stainless steel cladding.

Jika pemberian coating pada struktur/logam tidak memungkinkan dilakukan,


maka kita harus mengontrol larutan elektrolitnya. Yaitu dengan menambahkan
inhibitor pada elektrolit sehingga akan memperlambat reaksi yang terjadi pada
anoda maupun katoda. Salah satu contoh yang sering dijumpai yaitu pemberian
antifreeze coolant pada radiator mobil.

4. Proteksi Katoda

Biasa juga disebut sacrificial anode karena tujuannya mengorbankan logam untuk
melindungi katoda. Logam yang dikorbankan sifatnya harus lebih anodik dalam
galvanic series. Logam yang biasanya digunakan untuk tujuan ini yaitu
magnesium, aluminium dan zinc. Cara lain yang digunakan yaitu dengan
mengalirkan elektron ke logam yang akan dilindungi. Berikut skema dari proteksi
katoda.

5. Proteksi anoda

 Ini merupakan kebalikan dari proteksi katoda, arus listrik hasil reaksi korosi
bukan dilawan tetapi justru diperbesar, sehingga kekuatan arus itu mencapai
daerah pasif, sehingga reaksi korosi terhenti.

6. Disain dan Perakitan Komponen untuk Meminimalisir Korosi.


Berikut beberapa ilustrasi untuk mengurangi atau meminimalisir korosi. Disain ini
mencakup beberapa yang telah dibahas diatas yaitu: menghilangkan elektrolit,
mencegah korosi celah, mengurangi efek aliran fluida, mencegah kontak antara 2
logam yang berbeda, dan mencegah konsentrasi tegangan.

 
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
http://sucisulaturahmi28.blogspot.co.id/2013/10/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-korosi_24.html
http://anakbertanya.com/mengapa-besi-berkarat-namun-emas-tidak-berkarat-m/
http://pandapoo-panda.blogspot.co.id/2012/04/jenis-jenis-korosi-dan-cara.html
http://hima-tl.ppns.ac.id/?p=262
http://www.ilmukimia.org/2013/01/korosi.html
https://mcnugraha.wordpress.com/category/jenis-korosi/
http://avtr-eng-d-24.blogspot.co.id/2011/12/macam-korosi-dan-pencegahan-
korosi.html
https://www.academia.edu/9027468/JENIS-JENIS_KOROSI
http://chemeng2301.blogspot.co.id/p/pencegahan-korosi.html

Anda mungkin juga menyukai