NIM 205100101111005
Kelas D
Kelompok D3
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI UMUM
PRELAB
yang membuat koloni dari koliform berwarna gelap pada bagian tengah atau warna
hijau metalik pada media EMBA.
Tujuan dari uji penguat adalah memastikan keberadaan koliform pada sampel
air dengan menginokulasikan sampel pada media EMBA selama 24 jam. Dari tabung
positif, suspensi ditambahkan pada media EMBA menggunakan jarum inokulasi.
Koloni koliform akan tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilat metalik atau
koloni merah muda dengan lendir. Setelah uji ini dilakukan, dapat mengetahui ada
tidaknya bakteri koliform pada sampel.
Uji Penduga
Sampel cair
Diambil 1 ml dari
masing-masing
pengenceran
Dimasukkan ke dalam 5
tabung reaksi berisi 10
ml media SSLB dan
tabung durham
Hasil
Nama Rifda Balqis Salsabila
NIM 205100101111005
Kelas D
Kelompok D3
DIAGRAM ALIR
ANALISIS PROSEDUR
1. Uji Penduga
Sampel Cair 1.
6.
2. 4.
Diambil 5 ml Diambil 1 ml Diambil 1 ml
9.
Diinkubasi selama 48 jam suhu 37°C
11. Hasil
Nama Rifda Balqis Salsabila
NIM 205100101111005
Kelas D
Kelompok D3
Uji Penguat
Tabung positif uji penduga
Diinokulasikan dengan jarum ose pada media EMBA metode goresan kuadran
Hasil
DIAGRAM ALIR ANALISIS PROSEDUR
Hasil 5.
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1
1. Nilai MPN/100 ml sampel air sungai = 280 ×
100
= 2,8 x 102MPN count/100ml
1
2. Nilai MPN/100 ml sampel air sumur = 920 × 0
10
= 9,2 x 102MPN count/100ml
1
3. Nilai MPN/100 ml sampel air isi ulang kemasan = 540 × 0
10
= 5,4 x 102 MPN count/100ml
1
4. Nilai MPN/100 ml sampel air limbah tahu = 4 × 0
10
= 0,4 x 101MPN count/100ml
1
5. Nilai MPN/100 ml sampel air jamu gendong = 33 × 0
10
= 3,3 x 101MPN count/100ml
1
6. Nilai MPN/100 ml sampel air es cincau = 17 × 0
10
= 1,7 x 101 MPN count/100ml
1
7. Nilai MPN/100 ml sampel air cucian beras = 14 × 0
10
= 1,4 x 101MPN count/100ml
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, tingginya nilai MPN menunjukkan bahwa ada
banyak bakteri yang terkandung dalam suatu sampel. Dengan demikian, maka dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi bakteri pada sampel, semakin tinggi pula tingkat
pencemarannya. Banyaknya jumlah bakteri pada sampel dapat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang tidak higienis yang menyebabkan suatu sampel terkontaminasi.
Pertumbuhan bakteri koliform pada sampel dapat dinyatakan positif yang ditandai dengan
adanya gelembung udara atau gas yang jumlahnya lebih dari 10% dan terjadi kekeruhan
3. Tempelkan foto hasil pengamatan anda pada confirmed test (uji penguat) menggunakan
EMBA (lingkaran ditambah sendiri sesuai dengan jumlah foto)
Media : EMBA
Sampel : Air isi ulang kemasan
-1
(SSLB 10 )
Keterangan : Koloni tidak berwarna (tidak
teridentifikasi adanya bakteri koliform fekal
maupun non-fekal)
4. Bahas data yang Anda peroleh dari sampel yang diuji! (data primer)
Berdasarkan data hasil pengamatan, terdapat data primer pada uji penguat yaitu berupa
sampel air sungai dengan pengenceran yang berbeda-beda. Tujuan dilakukannya uji
penguat yaitu untuk memastikan hasil positif uji penduga yang disebabkan oleh adanya
bakteri koliform. Metode yang digunakan pada uji penguat adalah metode streak yang
dilakukan dengan cara menggoreskan streak secara zig-zag pada cawan petri yang sudah
berisi media EMBA. Kemudian melakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ℃.
Pada sampel air sungai (DSLB) dengan menggunakan media EMBA terlihat bahwa ada
koloni bakteri yang masih hidup. Bakteri yang masih hidup tersebut ditandai dengan
adanya warna hijau metalik pada sampel. Hal itu menandakan bahwa adanya bakteri
koliform fekal pada sampel air sungai (DSLB). Kemudian, pada sampel air sungai (SSLB
10°) dengan media EMBA juga bahwa ada koloni bakteri yang masih hidup. Bakteri yang
masih hidup tersebut ditandai dengan adanya warna hijau metalik pada sampel. Hal itu
menandakan bahwa adanya bakteri koliform fekal pada sampel air sungai (SSLB 10°). Dan
yang terakhir, pada sampel air sungai (SSLB 10−1) dengan menggunakan media EMBA
juga terlihat bahwa ada kultur bakteri yang masih hidup yang ditandai dengan
terbentuknya warna hijau metalik pada sampel. Hal tersebut sudah sesuai dengan literatur
yang menyatakan bahwa adanya bakteri koliform fekal ditandai dengan adanya warna
hijau metalik pada sampel yang diuji. Terbentuknya warna hijau metalik tersebut
dikarenakan adanya indikator diferensial pada media EMBA yaitu metilen blue dan Eosin-
Y. Metilen blue akan dimetabolisme oleh koliform fekal dan hasilnya akan bereaksi
dengan Eosin-Y sehingga menghasilkan warna hijau metalik yang nantinya akan diserap
oleh bakteri koliform fekal, sedangkan untuk bakteri koliform non-fekal tidak akan
berwarna (Sari dkk, 2019).
5. Bandingkan dan bahas data yang anda peroleh dengan data kelompok lainnya yang
menggunakan sampel berbeda! (data sekunder)
Berdasarkan data hasil pengamatan khususnya pada uji penguat, terdapat data sekunder
1 dan 2 yaitu berupa sampel air sumur dan sampel air isi ulang kemasan. Kedua sampel
tersebut dilakukan pada media EMBA DSLB, media EMBA SSLB dengan pengenceran
100, dan media EMBA SSLB dengan pengenceran 10-1. Pada sampel air sumur DSLB,
terlihat bahwa terdapat koloni bakteri yang masih hdup yang ditandai dengan adanya
warna hijau metalik. Terbentuknya warna hijau metalik menandakan bahwa terdapat
aktvitas bakteri koliform fekal dalam sampel uji tersebut. Berikutnya, pada sampel kedua
air sungai SSLB dengan pengenceran 100 terlihat bahwa kultur media juga memiliki
bakteri koliform yang terkandung di dalamnya. Yang terakhir, pada uji penguat media
EMBA dengan pengenceran 10-1 didapatkan hasil serupa, yaitu adanya bakteri koliform
fekal yang tumbuh diatas media EMBA dengan indikasi bakteri berwarna hijau metalik
sehingga reaksi yang dihasilkan adalah positif. Hasil positif pada uji air sumur disebabkan
oleh adanya kandungan laktosa yang terkandung pada media EMBA akibat proses
fermentasi yang dilakukan oleh bakteri koliform. Proses fermentasi tersebut menghasilkan
asam yang menyebabkan tabung menjadi keruh dam timbulnya gelembung yang
PERTANYAAN
1. Jelaskan ciri ciri pada media lactose broth yang mengindikasikan adanya bakteri
koliform fekal pada sampel!!
Ciri-ciri penggunaan media lactose broth yang mengindikasikan adanya bakteri
koliform fekal pada sampel adalah terbentuknya gelembung yang berasal dari gas dan
kekeruhan yang berasal dari fermentasi bakteri koliform ataupun bakteri asam laktat. Untuk
memastikan ada tidaknya fermentasi yang disebabkan oleh bakteri koliform maka perlu
dilakukkan uji penguat menggunakan media EMBA. Hasil positif pada uji penguat
ditunjukkan dengan indikator warna hijau metalik pada koloni yang berarti adanya aktivitas
kehidupan bakteri koliform pada sampel uji (Aulia, 2018).
2. Mengapa bakteri koliform digunakan sebagai indikator sanitasi air yang akan dikonsumsi
manusia?
Bakteri koliform adalah golongan bakteri intestinal yang hidup di dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri koliform adalah bakteri yang digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaan bakteri patogen lain seperti bakteri koliform fekal (indikator
pencemaran bakteri patogen). Bakteri koliform merupakan indikator penyebab penyakit
dan pada umumnya terdapat di pencernaan manusia. Oleh karena itulah bakteri koliform
dijadikan sebagai indikator pada sanitasi manusia karena dapat dijadikan tolak ukur
kebersihan suatu sanitasi air yang dikonsumsi oleh manusia (Widyaningsih dkk, 2016).
3. Jelaskan kemungkinan perubahan warna yang dapat terjadi pada media EMBA saat
ditumbuhi oleh beberapa jenis bakteri koliform. Jelaskan pula mekanisme perubahan
warnanya!
Pada media EMBA terdapat dua jenis koloni, yaitu koloni yang berwarna hijau
metalik dan koloni transparan yang tidak menghasilkan warna. Adanya indikasi warna
hijau metalik pada media EMBA ditandai karena adanya aktivitas dari bakteri koliform
fekal, sedangkan koloni transparan merupakan bakteri nonfekal yang tidak dapat menyerap
warna hijau metalik. Terbentuknya warna hijau metalik tersebut dikarenakan adanya
indikator diferensial pada media EMBA yaitu metilen blue dan Eosin-Y. Metilen blue akan
dimetabolisme oleh koliform fekal dan hasilnya akan bereaksi dengan Eosin-Y sehingga
menghasilkan warna hijau metalik yang nantinya akan diserap oleh bakteri koliform fekal,
sedangkan untuk bakteri koliform non-fekal tidak akan berwarna (Kusuma dan Made,
2017).
4. Apakah metode MPN bisa digunakan untuk mengetahui jumlah koliform pada sampel
padat? Jelaskan!
Iya, dapat digunakan untuk mengetahui jumlah koliform pada sampel padat. Akan
tetapi, prosedur yang dilakukan ada beberapa tahapan berbeda, yaitu sampel padat
KESIMPULAN
diencerkan terlebih dahulu menggunakan pepton atau aquades steril. Kemudian dapat
Prinsip
dilakukan uji dari praktikum
metode hitungan
MPN sesuai dengan
dengan metode
langkah danMPN adalahyang
ketentuan perhitungan
berlaku.total bakteri
Prosedur
koliform pada
perlakuan sampel
terdapat air yangdan
perbedaan terbagi
dapatmenjadi tigasesuai
dilakukan bagian yaitu, uji
prosesur SPJpenduga, ujiPratiwi,
(Sari dan penguat,
dan uji lengkap. Metode Most Probable Number akan mendeteksi bakteri koliform yang
2014).
bercirikan gram negatif, berbentuk basil, tidak membentuk spora, dapat memfermentasi
laktosa dengan menghasilkan asam dan gas setelah diinkubasi setelah 24 jam pada suhu
37°C. Ada beberapa tujuan dari praktikum hitungan Most Probable Number (MPN)
diantaranya yaitu, agar praktikan mampu menentukan ada atau tidaknya bakteri koliform
pada sampel, agar praktikan dapat menghitung jumlah bakteri koliform pada sampel air
dengan metode MPN, dan yang terakhir agar praktikan dapat mengkonfirmasi keberadaan
bakteri koliform pada sampel positif pada uji penduga. Perhitungan metode MPN dapat
DAFTAR PUSTAKA
Fifendy, Mades. 2017. Mikrobiologi. Depok: Kencana
Izzard, Jacques., and Maria C Rivers. 2015. Metagenomics for Microbiology. London:
Elsevier
Kumar, Surinder. 2016. Essentuials of Microbiology. New Delhi: The Health Sciences
Publisher
Mursalim, dkk. 2018. Analisis MPN (Most Probable Number) Coliform pada Es Puter yang
Beredar di Kabupaten Gowa dan Makassar. Jurnal Media Analisis Kesehatan. 9(2):
123-129.
Pommerville, Jeffrey C. 2014. Fundamentals of Microbiology. Burlington: Jones & Barlett
Learning
Sumampouw, Oksfriani Jufri. 2019. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish
Widyanti, W., dkk. 2016. Analisi Total Bakteri Coliform di Perairan Muara Kali Wiso Jepara.
Journal Management of Aquatic Resources. 5(3): 157-164.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Aulia, R. 2018. Analisis Keberadaan Bakteri Eschericia coli sebagai Parameter Kelayakan
Wisata Pantai Gemah Tulungagung. Skripsi. Surabaya: Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel
Corry, J. 2011. Handbook of Culture Media for Food and Water Microbiology. Cambridge:
The Royal Society of Chemistry
Divya, A. H., and Solomon, P. A. 2016. Effects of Some Water Quality Parameters Especially
Total Coliform and Fecal Coliform in Surface Water of Chalakudy River. Procedia
Technology. 24(1): 632-636
Kusuma, I M. W., dan Made, A. H. 2017. Identifikasi Bakteri Eschercia coli Serotipe O157
dengan Media Sorbitol Macconkey Agar (SMAC) Pada Daluman (Cylea berbata) dari
Pedagang Es Daluman di Kota Denpasar. E-Jurnal Medika. 6(1): 6-7
Sari, R. dan Pratiwi, A. 2014. Cemaran Bakteri Eschericia coli dalam Beberapa Makanan
Laut yang Beredar di Pasar Tradisional Kota Pontianak. Kartika Jurnal Ilmiah
Farmasi. 2(2): 15-16
Sari, I. P., Rahmawati, dan Rikhsan, K. 2019. Angka Paling Mungkin dan Deteksi Coliform
Pada Sampel Lalapan Daun Kemangi (Ocimum bacilicum) di Kota Pontianak.
Protobiont. 8(3): 37-38
Widyaningsih, W., Supriharyono, dan Niniek, W. 2016. Analisis Total Bakteri Coliform di
Perairan Muara Kali Wiso Jepara. Diponegoro Journal of Maquares Management of
Aquaticresources. 5(3): 158-159
LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA
DHP KELOMPOK :D3 ACC DHP 18/05/2021 JM 15.11 WIB
A. UJI PENDUGA
Sampel Pengenceran Jumlah Kombinasi Nilai MPN count/ml Keterangan
tabung MPN
positif
DSLB 10 5 Nilai MPN/100
SSLB 100 4
Air
SSLB 10-1 3 1
Sungai ml =280 x Data
5-4-3 280 100 Primer
= 2,8 x 102MPN
count/ml
DSLB 10 5 Nilai MPN/100
SSLB 100 5
Air
SSLB 10-1 3 1
Sumur ml =920x Data
5-5-3 920 100 Sekunder 1
= 9,2 x 102MPN
count/ml
DSLB 10 5 Nilai MPN/100
SSLB 100 5
Air Isi SSLB 10-1 2 1
ml =540 x Data
Ulang 5-5-2 540 100
Sekunder 2
Kemasan = 5,4 x 102MPN
count/ml
DSLB 10 0 Index MPN : 4
Air SSLB 100 2 1
Limbah SSLB 10-1 0 0-2-0 Nilai MPN/100 ml =4 x
100
Tahu
= 0,4 x 101MPN count/ml
DSLB 10 4 Index MPN : 33
0
Air Jamu SSLB 10-1 3 1
SSLB 10 1 4-3-1 Nilai MPN/100 ml =33 x
Gendong 100
= 3,3 x 101MPN count/ml
DSLB 10 3 Index MPN : 17
Air Es SSLB 100 3 1
SSLB 10-1 0 3-3-0 Nilai MPN/100 ml =17 x
Cincau 100
= 1,7 x 101MPN count/ml
DSLB 10 3 Index MPN : 14
Air SSLB 100 1 1
Cucian SSLB 10-1 1 3-1-1 Nilai MPN/100 ml =14 x
100
Beras
= 1,4 x 101MPN count/ml
DHP KELOMPOK :D3 ACC DHP 18/05/2021 JM 15.11 WIB
B. UJI PENGUAT
Media : EMBA
Sampel : Air sungai
-1
(SSLB 10 )
Keterangan : Koloni berwarna hijau
metalik (teridentifikasi adanya bakteri
koliform fekal)
DHP KELOMPOK :D3 ACC DHP 18/05/2021 JM 15.11 WIB
Media : EMBA
Sampel : Air sumur (SSLB
10-1)
Keterangan : Koloni berwarna hijau
metalik (teridentifikasi adanya bakteri
koliform fekal)
Media : EMBA Media : EMBA
Sampel : Air isi ulang kemasan Sampel : Air isi ulang kemasan
0
(DSLB) (SSLB 10 )
Keterangan : Koloni tidak berwarna (tidak Keterangan : Koloni tidak berwarna (tidak
teridentifikasi adanya bakteri koliform teridentifikasi adanya bakteri koliform
fekal maupun non-fekal) fekal maupun non-fekal)
Media : EMBA
Sampel : Air isi ulang kemasan
-1
(SSLB 10 )
Keterangan : Koloni tidak berwarna (tidak
teridentifikasi adanya bakteri koliform fekal
maupun non-fekal)