NIM : 190102042
PRODI :D3 KEPERAWATAN
Pneumonia adalah kondisi di mana seseorang mengalami infeksi yang terjadi pada
kantung-kantung udara dalam paru-paru orang tersebut. Infeksi yang ditimbulkan
pneumonia bisa terjadi pada salah satu sisi paru-paru maupun keduanya. Kantung udara
yang terinfeksi tersebut akan terisi oleh cairan maupun pus (dahak purulen). Infeksi virus,
bakteri, ataupun jamur adalah penyebab utama pneumonia. Pneumonia lebih dikenal
sebagai paru-paru basah di Indonesia.
Pneumonia adalah peradangan pada satu atau kedua paru. Penyakit ini menyebabkan
penumpukan cairan atau nanah dalam kantong udara kecil di paru-paru
(alveolus).Adanya cairan atau nanah tersebut kemudian memicu gejala pneumonia berupa
batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.
Pengertian
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana energi dapat dihemat
sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal (Smeltzer,
2001).
A. Penyebab Pneumonia
Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, ataupun jamur. Umumnya,
pneumonia terjadi saat kuman yang masuk ke dalam saluran pernapasan mengalahkan
sistem kekebalan tubuh dan akhirnya menyebabkan infeksi.
Pneumonia juga bisa dipicu oleh masuknya bahan atau zat tertentu ke dalam paru-paru
(aspirasi paru) yang selanjutnya mencetuskan peradangan dan infeksi. Kondisi ini disebut
juga dengan pneumonia aspirasi.
Selain itu, pneumonia juga bisa dipicu oleh sumbatan saluran napas akibat tumor atau
penyakit paru obstruksi kronis (PPOK). Kondisi ini bisa menyebabkan berkembangnya
bakteri di paru-paru.
B. Gejala Pneumonia
Variasi gejala pneumonia bisa mulai dari gejala yang ringan, seperti flu, hingga gejala
yang sedang atau berat, seperti:
Demam
Batuk kering, batuk berdahak kental berwarna kuning dan hijau, atau batuk berdarah
Sesak napas
Berkeringat
Menggigil
Nyeri dada ketika menarik napas atau batuk
Mualatau muntah
Diare
Selera makan menurun
Lemas
Detak jantung meningkat
C. Indikasi
Batuk efektif diindikasikan untuk mengeluarkan sputum (sekret) saluran pernafasan,
meningkatkan ekspansi paru dan memobilisasi sekresi serta mencegah efek samping dari
retensi sekresi sehingga pasien akan merasa lebih nyaman saat bernafas baik inspirasi
maupun ekspirasi (Hudak & Gallo, 2010).