Jawaban
1. Di pasal 12 UU nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang mengatur
mengenai kewajiban pimpinan/majikan ditempat kerja dan pekerja dalam
menjalankan keselamatan kerja. Undang-undang ini meletakan dasar pelaksanaan
keselamatan kerja seperti langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah
kecelakaan dan ledakan; kemungkinan mengurangi kebakaran dan cara
penanggulangannya; aturan tentang pintu darurat; pertolongan pertama pada
kecelakaan; perlindungan dari penyakit akibat pekerjaan dan polusi gas, suara, dll;
dan aturan perlengkapan keselamatan bagi pekerja/buruh. Undang-undang ini
mencakup seluruh bidang pekerjaan dari industri penerbangan, pembangunan,
perdagangan, pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, hingga tempat kerja
dalam ruangan yang memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja. Hukum ini
mengharuskan pemeriksaan kesehatan pekerja/buruh sebelum bekerja maupun secara
rutin yang dilakukan oleh direktur dengan bantuan panitia pengawas dan ahli
keselamatan kerja. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu kesehatan tubuh, kondisi mental
dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun dipindahkan
sesuai sifat-sifat pekerjaanya. Selain itu pengurus wajib menjelaskan pada tenaga
kerja baru tentang kondisi yang berpotensi, alat-alat perlindungan, dan sikap yang
aman
hak dan kewajiban karyawan yaitu =
- Memberi keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
- Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
- Memenuhi dan mentaati semua semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
yang diwajibkan.
- Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
- Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.
- Mewajibkan pemeriksaan kesehatan pekerja/buruh termasuk kesehatan tubuh,
kondisi mental, dan kemampuan fisik sebelum bekerja maupun secara rutin yang
dilakukan oleh direktur dengan bantuan panitia pengawas dan ahli keselamatan
kerja
- Mendapatkan penjelasan dari pengurus mengenai kondisi yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan, alat-alat perlindungan, dan sikap yang aman
pada pasal 86 dan Peraturan Pemerintah nomor 88 tahun 2019 tentang kesehatan
kerja,
hak dan kewajiban karyawan yaitu =
- Setiap karyawan mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama
- Mendapatkan upaya penyelenggaraan kesehatan kerja sesuai dengan standar
kesehatan kerja meliputi pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
penanganan penyakit, dan pemulihan kesehatan
- Melaksanakan standar kesehatan kerja dalam upaya pencegahan penyakit seperti
identifikasi, penilaian, dan pengendalian potensi bahaya kesehatan; memenuhi
persyaratan kesehatan lingkungan kerja; mendapat pelindungan kesehatan
reproduksi; melakukan pemeriksaan kesehatan; melakukan penilaian kelaikan
bekerja; pemberian imunisasi dan/atau profilaksis bagi Pekerja berisiko tinggi; g.
pelaksanaan kewaspadaan standar; dan surveilans Kesehatan Kerja.
- Wajib meningkatkan pengetahuan kesehatan, melakukan pembudayaan perilaku
hidup bersih dan sehat, serta pembudayaan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja, penerapan gizi kerja, dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental
- Mendapatkan penanganan penyakit seperti pertolongan pertama, diagnosis dan
tata laksana penyakit, dan penanganan kasus kegawatdaruratan medik dan atau
rujukan (dilakukan penilaian kecacatan)
- Mendapatkan upaya pemulihan seperti pemulihan medis dan pemulihan kerja.
- Mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama maupun tingkat
lanjutan
- Mendapatkan peralatan kesehatan kerja seperti alat pelindung diri, peralatan untuk
pengukuran dan pemeriksaan sesuai dengan faktor risiko/bahaya keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Tempat Kerja.
Cara penanggulangannya =
- Hal yang pertama dilakukan yaitu mengidentifikasi resiko ditempat kerja dengan
memeriksa secara menyeluruh dan cermat semua peralatan listrik, kabel, dan
mesin. Memeriksa apakah ada yang perlu diperbaiki atau tidak, dan jika peralatan
sudah terlalu tua dan berpotensi menimbulkan kecelakaan maka harus segera
menggantinya.
- Mengidentifikasi bahan kimia ditempat kerja, apakah dalam jumlah besar, apakah
diruangan terdapat ventilasi; mengidentifikasi aktivitas yang menyebabkan iritasi,
kebisingan yang berlebihan, dan aktivitas yang berat (angkat berat, kegiatan
berulang, dll)
- Meninjau catatan medis untuk mengidentifikasi kasus cidera, iritasi, alergi, dan
penyakit-penyakit lain yang timbul di lingkungan kerja.
- Memisahkan ruangan kantor dengan ruangan yang berpotensi menghasilkan zat-
zat beracun (misalnya ruangan pabrik dan kantor dipisahkan jauh), menetapkan
peraturan untuk selalu menggunakan alat pelindung diri sebelum masuk ke
tempat-tempat yang berpotensi dan melatih mereka untuk menggunakannya secara
efektif.
- Banyak perusahaan saat ini dimulai dari pengujian penyalahgunaan zat.
Melakukan program tempat kerja bebas narkoba yang mencakup 5 komponen
yaitu menetapkan kebijakan tempat kerja bebas narkoba, pelatihan kepada
pengawas atau supervisor, melakukan Pendidikan karyawan, pendampingan
karyawan, dan melakukan tes narkoba.
- Membagi pekerjaan ke beberapa anggota, memberikan deadline pengumpulan
yang sesuai, memberikan pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan skill nya.
Ketiga hal tersebut dapat mengurangi tingkat stress dan depresi.
- Menetapkan peraturan kepada setiap karyawan untuk mengatur jam penggunaan
komputer dan cara posisi duduk yang benar.
- Membuat ketentuan untuk memantau, mengendalikan, dan memastikan bahwa
karyawan yang kembali dari luar kota atau luar negeri secara tidak sengaja
menginfeksi rekannya. Untuk memastikan lebih lanjut bisa melakukan
pemeriksaan (lab) dan SWAB test.
- Melakukan pemeriksaan regular setiap 3 bulan sekali
- Mengurangi kecepatan kerja karyawan. Mengatur jadwal kerja karyawan jangan
terlalu sering melakukan kegiatan fisik yang berat namun target tetap tercapai.
- Sangat penting untuk menetapkan peraturan di lingkungan tempat kerja “Kawasan
bebas rokok”. Apabila memang diperusahaan tersebut mayoritas perokok aktif dan
terpaksa untuk menuruti permintaan maka penanggulangan yang lain supaya asap
rokok tidak mengganggu kegiatan yang lain yaitu menyediakan ruangan kusus
untuk merokok.
Link referensi
- https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/kewajiban-
dan-hak
- https://www.balitbangham.go.id/po-content/peraturan/uu.%20no%2023%20tahun
%201992%20tentang%20kesehatan.pdf
- https://kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf
- https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/PP_Nomor_88_Tahun_2019.pdf
- https://www.linkedin.com/pulse/what-difference-between-unsafe-act-vs-condition-
mckinney-mlaw-lsp-/
- https://www.youblawg.com/law/how-to-prevent-occupational-hazards