Anda di halaman 1dari 10

Nama = Tan, Vanessa Juventia Aurelia Dinata Jurusan = IBM

NIM = 2440031572 Kelas = LG24 – Human Resource Management

Assignment 01 – Safety, Health and Risk Management


Questions:
1. What are the rights and responsibility of employees according to Occupational Safety
and Health-Act?
2. What causes occupational accident?
3. What is workplace health hazard? And give 3 examples and how to prevent it?

Jawaban
1. Di pasal 12 UU nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang mengatur
mengenai kewajiban pimpinan/majikan ditempat kerja dan pekerja dalam
menjalankan keselamatan kerja. Undang-undang ini meletakan dasar pelaksanaan
keselamatan kerja seperti langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah
kecelakaan dan ledakan; kemungkinan mengurangi kebakaran dan cara
penanggulangannya; aturan tentang pintu darurat; pertolongan pertama pada
kecelakaan; perlindungan dari penyakit akibat pekerjaan dan polusi gas, suara, dll;
dan aturan perlengkapan keselamatan bagi pekerja/buruh. Undang-undang ini
mencakup seluruh bidang pekerjaan dari industri penerbangan, pembangunan,
perdagangan, pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, hingga tempat kerja
dalam ruangan yang memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja. Hukum ini
mengharuskan pemeriksaan kesehatan pekerja/buruh sebelum bekerja maupun secara
rutin yang dilakukan oleh direktur dengan bantuan panitia pengawas dan ahli
keselamatan kerja. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu kesehatan tubuh, kondisi mental
dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun dipindahkan
sesuai sifat-sifat pekerjaanya. Selain itu pengurus wajib menjelaskan pada tenaga
kerja baru tentang kondisi yang berpotensi, alat-alat perlindungan, dan sikap yang
aman
hak dan kewajiban karyawan yaitu =
- Memberi keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
- Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
- Memenuhi dan mentaati semua semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
yang diwajibkan.
- Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
- Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.
- Mewajibkan pemeriksaan kesehatan pekerja/buruh termasuk kesehatan tubuh,
kondisi mental, dan kemampuan fisik sebelum bekerja maupun secara rutin yang
dilakukan oleh direktur dengan bantuan panitia pengawas dan ahli keselamatan
kerja
- Mendapatkan penjelasan dari pengurus mengenai kondisi yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan, alat-alat perlindungan, dan sikap yang aman

Di Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, undang-


undang ini juga menekankan pada tujuan atau pentingnya kesehatan agar setiap
pekerja dapat bekerja dengan sehat dan tidak mengganggu kesehatan lainnya
sehingga dapat menjaga dan meningkatkan tingkat produktivitas kerja. Berisi
prosedur kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan sakit, dan
syarat kesehatan kerja. Juga berisi kewajiban tempat kerja menyelenggarakan
kesehatan kerja. Dalam undang-undang ini juga menekankan pada disetiap
tempat kerja wajib untuk menyelenggarakan keselamatan kerja.,
hak dan kewajiban karyawan yaitu =
- Karyawan mendapatkan pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja, dan syarat kesehatan kerja
- Karyawan harus mematuhi penyelenggaraan kesehatan kerja.

Di undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan undang-


undang ini mengatur segala hal mengenai ketenagakerjaan mulai dari upah
kerja, jam kerja, hak maternal, cuti, sampai keselamatan dan kesehatan kerja.
Undang-undang ini berisi perusahaan wajib memberikan perlindungan
mengenai kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan fisik dan mental
pekerjanya; perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja perusahaan; pekerja mendapat perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan nilai agama serta harkat dan martabat manusia;
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dapat meningkatkan
produktivitas kerja; Untuk menjabarkan dan memberi kelengkapan pada
undang-undang ini, pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah dan
keputusan presiden mengenai K3 yaitu

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang


Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
4. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Akibat Hubungan Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja. Undang-undang ini berisi
tentang usaha dan syarat pemenuhan kebutuhan kesehatan buruh, upaya
pencegahan terjadinya kecelakaan, dan hal yang berkaitan dengan kondisi dan
kebersihan tempat kerja yang mempengaruhi kesehatan kerja.

pada pasal 86 dan Peraturan Pemerintah nomor 88 tahun 2019 tentang kesehatan
kerja,
hak dan kewajiban karyawan yaitu =
- Setiap karyawan mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama
- Mendapatkan upaya penyelenggaraan kesehatan kerja sesuai dengan standar
kesehatan kerja meliputi pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
penanganan penyakit, dan pemulihan kesehatan
- Melaksanakan standar kesehatan kerja dalam upaya pencegahan penyakit seperti
identifikasi, penilaian, dan pengendalian potensi bahaya kesehatan; memenuhi
persyaratan kesehatan lingkungan kerja; mendapat pelindungan kesehatan
reproduksi; melakukan pemeriksaan kesehatan; melakukan penilaian kelaikan
bekerja; pemberian imunisasi dan/atau profilaksis bagi Pekerja berisiko tinggi; g.
pelaksanaan kewaspadaan standar; dan surveilans Kesehatan Kerja.
- Wajib meningkatkan pengetahuan kesehatan, melakukan pembudayaan perilaku
hidup bersih dan sehat, serta pembudayaan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja, penerapan gizi kerja, dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental
- Mendapatkan penanganan penyakit seperti pertolongan pertama, diagnosis dan
tata laksana penyakit, dan penanganan kasus kegawatdaruratan medik dan atau
rujukan (dilakukan penilaian kecacatan)
- Mendapatkan upaya pemulihan seperti pemulihan medis dan pemulihan kerja.
- Mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama maupun tingkat
lanjutan
- Mendapatkan peralatan kesehatan kerja seperti alat pelindung diri, peralatan untuk
pengukuran dan pemeriksaan sesuai dengan faktor risiko/bahaya keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Tempat Kerja.

TAMBAHAN PENDAPAT PRIBADI = terdapat beberapa undang-undang yang


mengatur tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja di Indonesia.
Diantaranya telah disebutkan diatas dan tujuan dari adanya undang-undang
tersebut untuk menciptakan dan menyejahterakan suasana aman serta mencegah
dan menangani seluruh bentuk kecelakaan yang ada di tempat kerja. Peraturan ini
wajib ditaati, dilakukan, dan diketahui oleh seluruh individu yang berada di
tempat kerja. Karena tercantum dalam undang-undang, apabila melanggar maka
tercatat sanksi yang diberikan yaitu ancaman pidana kurungan paling lama 1 tahun
atau pidana denda paling banyak Rp15.000.000 (lima belas juta rupiah). Dan
menurut saya karyawan sebaiknya memberlakukan peraturan tersebut memang
untuk menjaga suasana, kesehatan, dan keselamatan di tempat kerjanya bukan
untuk menghindari hukumannya.

2. Penyebab kecelakaan kerja =


- Chance occurrences = kondisi yang terjadi diluar kendali manajemen. Biasanya
kesalahan yang bukan dilakukan oleh seseorang maupun berada dalam kendali
manajemen. Misalnya saat sedang berjalan melewati pohon lalu ada pohon yang
tumbang dan menjatuhi dirinya.
- Unsafe conditions = kondisi lapangan kerja yang tidak aman yang berpotensi
penyebab utama nya terjadinya kecelakaan dan kerusakan properti. Contohnya
peralatan yang tidak dirawat dan dijaga dengan benar, peralatan yang rusak,
permukaan jalan yang tidak rata, kebisingan yang berlebihan, prosedur yang
berbahaya diatas, didalam, atau diluar sekitar mesin atau peralatan, penyimpanan
yang tidak aman, kemacetan akibat beban berlebih, pencahayaan yang tidak tepat
(cahaya tidak cukup silau), ventilasi yang tidak tepat akibatnya pergantian udara
tidak memadai dan sumber udara tidak murni. Kondisi ini dapat diatasi dengan
mengidentifikasi, memperbaiki, dan menghilangkan kondisi yang tidak aman.
Membuat daftar periksa kondisi tidak aman untuk menganalisis bahaya pekerjaan.
Selain itu juga dilakukan tinjauan keamanan operasional dan penggunaan alat
pelindung diri. Tujuan utama dari standar OSHA adalah untuk mengatasi
penyebab kecelakaan ini. Yang bertanggung jawab mengidentifikasi kondisi ini
yaitu departemen keselamatan kerja, manajer HR, dan supervisor.
- Employee’s unsafe acts = kondisi dimana perbuatan karyawan itu sendiri yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kepada dirinya dan orang lain. Contoh dari
kondisi ini yaitu kecerobohan; tidak memakai alat pelindung diri; kurang cakap
dalam menggunakan peralatan; bekerja pada kecepatan yang tidak aman;
penggunaan alat selain untuk tujuan yang dimaksudkan; membuat perangkat
keamanan tidak berfungsi dengan melepaskannya; menggunakan peralatan yang
tidak aman; melakukan prosedur yang tidak aman dalam memuat, menempatkan,
mencampur, dan menggambungkan; mengangkat atau menangani barang dengan
tidak benar; mengganggu, menggoda, melecehkan, dan membujuk rekan kerja
yang memicu pertengkaran. Kelakuan buruk manusia akan memperpendek upaya
keamanan sebaik apapun. Memberi masukan kepada karyawan untuk selalu
memperhatikan tidak cukup, saya apabila menjadi manajer juga harus
mengidentifikasi dan menghilangkan potensi resiko, mengurangi gangguan,
menyaring dan melatih karyawan dengan cermat. Proses penyaringan ini atau
screening bertujuan untuk mengidentifikasi sifat yang dapat memprediksi
kecelakaan pada suatu pekerjaan yang bersangkutan dan kemudian menyaring
calon untuk sifat tersebut. Proses pelatihan untuk karyawan juga sangat penting
untuk menginstruksikan karyawan dalam prosedur yang aman. Memperingatkan
mereka mengenai potensi bahaya, serta mengembangkan sifat dasar keselamatan.
Selain itu juga dapat membuat budaya keselamatan dengan menunjukan kerja
sama tim, komunikasi dan kolaborasi, visi bersama, penugasan, dll. Menciptakan
safety policy dan awareness program.

TAMBAHAN PENDAPAT PRIBADI = dari ketiga kondisi diatas menurut saya


penyebab terbesar kecelakaan yang terjadi di tempat kerja adalah karena kelalaian
karyawan itu sendiri (employee’s unsafe facts). Mereka kadang malas untuk memakai
alat pelindung diri, kurang bisa menyesuaikan, dan kurang berhati-hati. Mereka
cenderung menggampangkan hal-hal yang simple yang ternyata bisa berdampak
besar. Pihak perusahaan telah memberikan informasi mengenai peraturan tersebut
bagaimanapun jika dari karyawan itu tidak memiliki kesadaran diri sendiri akan
sangat beresiko besar untuk mengalami kecelakaan. Hal yang mungkin bisa dilakukan
yaitu menjadikan peraturan tersebut sebagai budaya supaya menjadi kebiasaan dan
menginformasikan apa yang akan dialami dan ditanggung jika melanggar peraturan
tersebut.

3. Bahaya kesehatan di tempat kerja = segala sesuatu yang membahayakan kesehatan


individu saat bekerja. Mengidentifikasi bahaya kesehatan biasanya lebih kompleks
daripada bahaya keselamatan. Misalnya gas atau uap yang seringkali tidak terlihat dan
tidak berbau kadang dapat membahayakan kesehatan. Istilah bahaya kesehatan ini
termasuk bahan kimia yang bersifat karsinogen, zat yang beracun, dll yang dapat
menyebabkan iritasi kulit, korosif, dan dapat merusak paru-paru, kulit, mata, dan
organ lainnya. Selain itu dapat menghambat pernafasan; kerusakan otot, tulang,
persendian; dan kerusakan pendengaran. Bahaya kesehatan ini akan sangat
mengganggu kinerja dan mengurangi kesejahteraan karyawan saat bekerja. bahaya
kesehatan ini termasuk =
- Chemical and industrial hygiene, physical hazard, biological hazard, ergonomic
risk factors = chemical hazards contohnya pelarut, perekat, cat, dan debu beracun.
Physical hazards contohnya kebisingan, radiasi, dan panas. Biological hazards
contohnya penyakit menular. Faktor resiko ergonomic contohnya mengangkat
terlalu berat, Gerakan berulang, dan getaran.
- Paparan ditempat kerja dan kualitas udara = terdapat 4 sumber penyakit
pernafasan seperti asbes, silika, timbal, dan karbondioksida
- Alkoholisme dan penyalahgunaan zat = biasanya dengan penggunaan narkoba,
mengkonsumsi alcohol yang berlebihan.
- Stress, kelelahan, dan akhirnya depresi = hal ini menyebabkan penurunan
produktivitas karyawan, peningkatan ketidakhadiran, turnover yang tinggi,
peningkatan keluhan, dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan.
- Masalah ergonomic terkait komputer terhadap masalah mata= menyebabkan mata
terasa lelah, gatal, rasa seperti terbakar, dan pegal. Selain itu menyebabkan sakit
punggung dan sakit leher.
- Gangguan gerakan yang berulang = gangguan ini termasuk carpal tunnel
syndrome dan tendonitis.
- Gangguan kebisingan yang biasa menyebabkan gangguan pendengaran
diakibatkan oleh mesin di pabrik
- Penyakit menular = seperti Ebola, SARS, H1N1, dan saat ini adanya penyakit
pernafasan menular baru yaitu Covid-19
- Merokok ditempat kerja = perokok beresiko tinggi untuk mengalami kecelakaan
ditempat kerja dan tingkat kehadirannya akan lebih tinggi dibanding non-perokok.
Perokok juga meningkatkan asuransi kesehatan dan kebakaran.

Cara penanggulangannya =
- Hal yang pertama dilakukan yaitu mengidentifikasi resiko ditempat kerja dengan
memeriksa secara menyeluruh dan cermat semua peralatan listrik, kabel, dan
mesin. Memeriksa apakah ada yang perlu diperbaiki atau tidak, dan jika peralatan
sudah terlalu tua dan berpotensi menimbulkan kecelakaan maka harus segera
menggantinya.
- Mengidentifikasi bahan kimia ditempat kerja, apakah dalam jumlah besar, apakah
diruangan terdapat ventilasi; mengidentifikasi aktivitas yang menyebabkan iritasi,
kebisingan yang berlebihan, dan aktivitas yang berat (angkat berat, kegiatan
berulang, dll)
- Meninjau catatan medis untuk mengidentifikasi kasus cidera, iritasi, alergi, dan
penyakit-penyakit lain yang timbul di lingkungan kerja.
- Memisahkan ruangan kantor dengan ruangan yang berpotensi menghasilkan zat-
zat beracun (misalnya ruangan pabrik dan kantor dipisahkan jauh), menetapkan
peraturan untuk selalu menggunakan alat pelindung diri sebelum masuk ke
tempat-tempat yang berpotensi dan melatih mereka untuk menggunakannya secara
efektif.
- Banyak perusahaan saat ini dimulai dari pengujian penyalahgunaan zat.
Melakukan program tempat kerja bebas narkoba yang mencakup 5 komponen
yaitu menetapkan kebijakan tempat kerja bebas narkoba, pelatihan kepada
pengawas atau supervisor, melakukan Pendidikan karyawan, pendampingan
karyawan, dan melakukan tes narkoba.
- Membagi pekerjaan ke beberapa anggota, memberikan deadline pengumpulan
yang sesuai, memberikan pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan skill nya.
Ketiga hal tersebut dapat mengurangi tingkat stress dan depresi.
- Menetapkan peraturan kepada setiap karyawan untuk mengatur jam penggunaan
komputer dan cara posisi duduk yang benar.
- Membuat ketentuan untuk memantau, mengendalikan, dan memastikan bahwa
karyawan yang kembali dari luar kota atau luar negeri secara tidak sengaja
menginfeksi rekannya. Untuk memastikan lebih lanjut bisa melakukan
pemeriksaan (lab) dan SWAB test.
- Melakukan pemeriksaan regular setiap 3 bulan sekali
- Mengurangi kecepatan kerja karyawan. Mengatur jadwal kerja karyawan jangan
terlalu sering melakukan kegiatan fisik yang berat namun target tetap tercapai.
- Sangat penting untuk menetapkan peraturan di lingkungan tempat kerja “Kawasan
bebas rokok”. Apabila memang diperusahaan tersebut mayoritas perokok aktif dan
terpaksa untuk menuruti permintaan maka penanggulangan yang lain supaya asap
rokok tidak mengganggu kegiatan yang lain yaitu menyediakan ruangan kusus
untuk merokok.

TAMBAHAN PENDAPAT PRIBADI = bahaya kesehatan di tempat kerja yaitu


kondisi di tempat kerja yang mengganggu kesehatan tubuh. Bisa dalam bentuk
padat, cairan, maupun uap atau gas yang beracun. Hal tersebut dapat
menyebabkan iritasi kulit, korosif, dan dapat merusak paru-paru, kulit, mata, dan
organ lainnya sehingga mengganggu kinerja. Contoh zat padat yang
membahayakan yaitu cat, debu beracun, narkoba. Biasanya debu beracun dapat
menganggu pernafasan, cat bisa mengganggu kesehatan kulit, dan narkobba akan
mempengaruhi kesehatan organ dalam. Beberapa hal ini dapat ditanggulangi
dengan mungkin menggunakan sarung tangan, masker, menjauhkan diri berlama-
lama di tempat berdebu, dan saat proses perekrutan maupun beberapa tahun sekali
dilakukan tes pengecekan narkoba. Contoh zat cair yang membahayakan
kesehatan misalnya alkohol, zat-zat kimia seperti asam sulfat (korosif), aseton, dll.
Alkohol yang dikonsumsi ditempat kerja dapat ditanggulangi dengan melakukan
pemeriksaan lingkungan kerjanya dan mungkin jika pertama kali pemakaian bisa
diancam untuk jika mengulang akan di PHK, karena menurut saya alkohol sangat
buruk untuk dikonsumsi saat bekerja. Untuk cairan kimia yang berbahaya
sebelumnya kita mengidentifikasi terlebih dahulu lingkungan kerjanya dan
mengharuskan karyawan untuk memakai perlindungan diri seaman mungkin.
Contoh uap yang beracun seperti asap rokok, radiasi, karbondiosida, dll. Menurut
saya, yang paling sering terjadi dan mengganggu dibeberapa tempat kerja yaitu
mengenai asap rokok ini. Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, asap rokok ini
dapat ditanggulangi dengan melarang merokok saat berada di lingkungan tempat
kerja jika keadaan memaksa kita bisa memisahkan dan menyediakan ruangan
kusus tempat merokok. Selain itu juga kegiatan yang mempengaruhi kesehatan
ditempat kerja yaitu apabila terlalu kelelahan yang mengakibatkan depresi dan
stress serta kesalahan duduk dan terlalu lama melihat computer. Hal tersebut dapat
ditanggulangi dengan memberikan peluang kepada karyawan untuk beristirahat
dan membagi tugasnya. Dari semua bentuk bahaya kesehatan yang menurut saya
paling berbahaya yaitu asap rokok dan kesalahan dalam bekerja (saat duduk,
terlalu lama melihat computer, dll) karena menurut saya hal tersebut sering terjadi
dan memiliki efek dengan jangka waktu yang lama sehingga akan mempengaruhi
produktivitas perusahaan bisa menurun.

Link referensi
- https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/kewajiban-
dan-hak
- https://www.balitbangham.go.id/po-content/peraturan/uu.%20no%2023%20tahun
%201992%20tentang%20kesehatan.pdf
- https://kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf
- https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/PP_Nomor_88_Tahun_2019.pdf
- https://www.linkedin.com/pulse/what-difference-between-unsafe-act-vs-condition-
mckinney-mlaw-lsp-/
- https://www.youblawg.com/law/how-to-prevent-occupational-hazards

Anda mungkin juga menyukai