Pengertian
Konsep diri adalah bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri yang kadang-kadang akan
berbeda dari pandangan orang lain. Konsep diri konsumen terbagi ke dalam 4 dimensi, yaitu
bagaimana mereka sesungguhnya melihat dirinya sendiri, bagaimana mereka ingin melihat diri
mereka sendiri, bagaimana sesungguhnya orang lain melihat diri mereka, dan bagaimana mereka
ingin orang lain melihat diri mereka.
Bagaimana konsumen memandang diri mereka dapat menjadi dorongan yang kuat pada perilaku
mereka di pasar sehingga pemasar dapat menggunakan konsep diri ini dalam merancang strategi
pemasaran, misalnya dalam menciptakan merek atau produk baru.
Extended self merujuk pada kecenderungan seseorang untuk mendefinisikan dirinya sendiri
berdasarkan kepemilikannya (possession). Kepemilikan yang dimaksud di sini tidak harus
sesuatu yang besar, seperti rumah atau mobil, tetapi dapat berupa benda-benda kecil, seperti
pigura. Penelitian memperlihatkan, konsumen cenderung untuk memilih produk atau merek yang
sesuai dengan dirinya atau dengan apa yang ingin dicapainya sebagai manusia. Lebih banyak
wanita daripada pria yang menganggap bahwa produk yang mereka gunakan mencerminkan
kepribadiannya sendiri.
Pemasar sebaiknya mengembangkan citra produk sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
konsep diri yang dianut oleh konsumen. Meskipun konsep diri yang dimiliki seseorang bersifat
sangat unik, ada kemungkinan konsep diri antar individu memiliki beberapa kemiripan.
o hal yang paling penting dan mendasar adalah rasa keterikatan dengan orang lain
o Penting bagi mereka untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain
o individu ini memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kuat
o Sebegitu pentingnya arti orang lain bagi mereka sehingga bisa mempengaruhi mereka
dalam mengambil keputusan-keputusan penting.
Independent Self-Concepts
o Menjadi individu yang mandiri, bebas dari orang lain dan bebas mengekspresikan diri
mereka
o penting menjadi individu yang independen dari pengaruh orang lain
o apapun yang mereka lakukan memang berdasarkan kemauan mereka sendiri, pemikiran
mereka sendiri, dan apa yang mereka rasakan sendiri, bukan dari keinginan orang lain.
o Setiap individu nantinya dapat memaksimalkan potensi diri dan dapat melakukan apa
saja untuk mengejar aktualisasi diri sesuai dengan atribusi internal yang dimilikinya.
Kepemilikan terhadap suatu produk bisa saja mempengaruhi sikap seseorang terhadap produk
tersebut tanpa adanya efek extended self. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya mere ownership
effect atau juga sering disebut dengan endowment effect, artinya kecenderungan pemilik untuk
memberikan penilaian terhadap produk yang lebih baik daripada mereka yang bukan pemilik.
Ada kecenderungan seseorang akan lebih menyukai produk tersebut setelah memilikinya selama
sekian waktu.
Konsep extended self dan mere ownership effect memiliki banyak implikasi bagi strategi
pemasaran. Salah satunya adalah komunikasi yang menyebabkan konsumen memvisualisasikan
kepemilikan atas suatu produk yang menyebabkan penilaian terhadap produk yang lebih baik.
Selain itu, uji coba terhadap produk dan pemberian sampel produk pada konsumenj juga dapat
memberikan efek serupa.
Measuring Self-Concept
Manusia sering kali berusaha untuk mempertahankan actual self-concept dan ingin mencapai
ideal self-concept salah satunya melalui pembelian dan penggunaan barang, jasa dan media.
Produk dan merek memiliki nilai simbolik tersendiri di mata konsumen. Konsumen
mengevaluasinya berdasarkan konsistensi dengan pandangan terhadap dirinya sendiri.
Berdasarkan penelitian, konsumen cenderung untuk memilih produk atau merek yang sesuai
dengan dirinya atau dengan apa yang ingin dicapainya sebagai manusia. Hal ini terutama berlaku
bagi kaum wanita. Lebih banyak wanita daripada pria yang menganggap bahwa produk yang
mereka gunakan mencerminkan kepribadiannya sendiri.
Menggunakan konsep diri dalam marketing membutuhkan sesuatu yang dapat diukur. Hal yang
sering digunakan sebagai tolak ukur adalah menggunakan Semantic Differential. Skala
Perbedaan Semantik (Semantic Differential) dikembangkan oleh C.E Osgood, Suci dan
Tannenbaum dengan maksud untuk mengukur pengertian suatu obyek atau konsep oleh
seseorang. Responden diminta untuk menilai suatu obyek atau konsep, (misalnya: sekolah, guru,
pelajaran dan sebagainya).
Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam
dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu
tersebut.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian,
kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998) menyampaikan beberapa perubahan
demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia
akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah
anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja,
penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat.
Hubungan antara gaya hidup dan konsep diri ditunjukkan dalam sebuah studi baru-baru ini yang
membandingkan berbagai gaya hidup yang berhubungan dengan kegiatan, minat dan perilaku
mereka yang saling independen versus interindependen konsep diri. Independen lebih cenderung
untuk mencari petualangan dan kegembiraan melalui perjalanan, olahraga dan hiburan, untuk
menjadi pemimpin opini, dan lebih suka majalah di TV. Interindependen lebih mungkin untuk
terlibat dalam rumah dan kegiatan domestik-terkait dan hiburan, termasuk memasak di rumah.
Interindependen juga lebih mungkin untuk terlibat dalam kegiatan sosial yang bergulir di sekitar
keluarga dan masyarakat.
Individu dan rumah tangga keduanya memiliki gaya hidup. Meskipun gaya hidup rumah tangga
sebagian ditentukan oleh gaya hidup individu anggota rumah tangga, sebaliknya juga benar.
Individu yang menginginkan gaya hidup mempengaruhi kebutuhan dan keinginan mereka dan
pembelian mereka sera perilaku penggunaan. Gaya hidup yang diinginkan banyak menentukan
konsumsi orang terhadap suatu keputusan, yang pada gilirannya memperkuat atau mengubah
gaya hidup orang itu.
Pemasar dapat menggunakan gaya hidup untuk segmen dan target pasar tertentu. Sebagai
Gambaran perusahaan seperti embun gunung dan gitar fender menargetkan promosi mereka dan
merek terhadap gaya hidup penggemar olahraga ekstrim. Bir merek seperti Heineken dan Amstel
juga akan melihat kelompok ini sebagai segment yang sangat menarik karena mereka 100 persen
lebih mungkin dibandingkan rata-rata konsumen untuk minum bir impor.
ISTEM VALS
VALS (Value, Attitude, and Lifestyle/ Nilai, Sikap dan Gaya Hidup”) merupakan sebuah metode
segmentasi pasar yang bersifat psychographic. Diciptakan pada tahun 1970 untuk menerangkan
dan memprediksi nilai dan gaya hidup serta konsumsi masyarakat Amerika Serikat. Untuk
selanjutnya, VALS juga dapat dengan mudah diterapkan untuk memprediksi kelakuan serta gaya
membeli dari pelaku bisnis dan konsumen. Menurut VALS Framework, kelompok-kelompok
konsumen dibagi di segi empat dan mempunyai dua dimensi.
Segmentasi pengukuran berdasarkan gaya hidup dan nilai biasa digunakan oleh system VALS
yang merupakan akronim dari “values and lifestyle”. Sistem VALS ini adalah pendekatan yang
umum digunakan untuk penelitian tentang gaya hidup dalm menentukan segmentasi pasar. VALS
dikembangkan oleh Arnold Mitchell dari SRI (Stanford Research Institute) Consulting Business
Intelligence (sekarang SBI (Strategic Business Insights)). Mereka telah mengembangkan dua
bentuk program VALS, yaitu VALS 1 (atau VALS) dan VALS 2.
VALS 1 dikembangkan berdasarkan teori motivasi dan teori perkembangan psikologis, terutama
berdasarkan teori hierarchy-of-needs Maslow. VALS memandang konsumen sebagai sesuatu
yang bergerak melalui tahapan – tahapan yang disebut double hierarchy. Double hierarchy ini
membagi empat kategori besar, yaitu:
1. kelompok need-driven
2. kelompok outer-directed
3. kelompok inner-directed
4. kelompok integrated
VALS 2 terbagi menjadi dua dimensi. Dimensi pertama, konsumen dibagi berdasarkan tiga
motivasi utama (primary motivation), yaitu:
1. Motivasi ideal (ideals motivation). Konsumen memilih berdasarkan pengetahuan, keyakinan dan
prinsip yang anutnya, bukan atas perasaan atau keinginan untuk diakui secara sosial. Konsumen
yang termasuk ke dalam motivasi ini merupakan konsumen yang membeli secara fungsi dan
keandalan. Kelompok yang masuk ke dalam motivasi ideal ini adalah kelompok Thinkers dan
kelompok Believers.
2. Motivasi penghargaan (achievement motivation). Konsumen dalam motivasi ini selalu berjuang
untuk posisi sosial yang jelas dan sangat dipengaruhi oleh tindakan, persetujuan dan opini dari
yang lain. Konsumen pada kelompok ini membeli simbol status sosial. Mereka mencari produk
dan jasa yang menunjukkan keberhasilan kepada kelompoknya. Kelompok Achievers dan
kelompok Strivers adalah termasuk dalam motivasi penghargaan.
3. Motivasi ekspresi diri (self-expression motivation). Kelompok ini merupakan kelompok
konsumen yang berorientasi pada tindakan (action-oriented). Konsumen ini berjuang untuk
mengekspresikan individualitas mereka melalui pilihan – pilihan mereka. Konsumen - konsumen
ini membeli pengalaman. Mereka juga meinginkan aktivitas sosial atau fisik, menyukai
keberagaman dan pengambil resiko. Kategori motivasi ekspresi diri terdiri dari kelompok
Experiencers dan kelompok Makers.
Ketiga motivasi diri ini masing – masing merepresentasikan sikap, gaya hidup dan gaya
pengambilan keputusan yang berbeda – beda.
Dimensi kedua berdasarkan sumber daya (resources) dan inovasi (innovation), yang
menunjukkan kemampuan konsumen untuk meraih orientasi diri mereka yang dominan. Sumber
daya dan inovasi (dari tertinggi hingga terendah) mengacu pada lingkup psikologis, fisik,
demografik serta kapasitas dan kekayaan materi yang dapat dimanfaatkan, termasuk pendidikan,
pendapatan, kepercayaan diri, kesehatan, semangat membeli, tingkat energi, serta kecenderungan
atau hasrat konsumen mencoba produk baru.
Diagram VALS
ada diagram menunjukkan rangkaian pembagian sumber daya dan inovasi; sumber daya tinggi –
inovasi tinggi (high resources - high innovation) di posisi paling atas, dan sumber daya rendah –
inovasi rendah (low resources – low innovation) di posisi paling bawah diagram. Kelompok
Innovators memiliki paling banyak sumber daya dan inovasi, sedangkan kelompok Survivors
memiliki sumber daya dan inovasi yang paling rendah.
INTERNATIONAL LIFESTYLES
Jika ada segmen gaya hidup yang berbeda antara kebudayaan, maka para pemasar dapat
mengembangkan strategi antar budaya. Tujuan mereka adalah skema segmentasi global yang
berdasarkan pada nilai-nilai inti.
1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi
pasar sasaran
2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga membantu dalam memposisikan produk di
pasar dengan menggunakan iklan
3. Jika gaya hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan produknya
pada media-media yang cocok
4. Dengan mengetahui gaya hidup konsumen berarti pemasar bisa mengembangkan
produk sesuai dengan gaya hidup mereka
Menganalisis Pasar Bisnis
Pembelian Organisasi
Pembelian organisasi (organizational buying) adalah proses pengambilan
keputusan untuk menetapkan apakah mereka perlu membeli produk,
mengidentifikasi, mengevaluasi, serta memilih merek dan pemasok.
pasar bisnis dan perilaku pembelian bisnis
BAB I
PENDAHULUAN
Pasar bisnis adalah pasar yang besar. Pasar bisnis melibatkan jumlah uang dan
barang yang jauh lebih banyak daripada konsumen. Dalam beberapa hal, pasar bisnis
sama dengan pasar konsumen. Keduanya melibatkan orang-orang yang melakukan
pembelian untuk memuaskan kebutuhan. Namun, pasar bisnis berbeda dalam hal
dengan pasar konsumen. Perbedaan utama terletak pada struktur permintaan pasar,
sifat unit pembelian, serta jenis keputusan dan proses keputusan yang dilibatkan.
Pasar bisnis terdiri dari semua organisasi yang memperoleh barang dan jasa yang
digunakan dalam memperoduksi barang dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau
dipasok kepada pihak lain. Industri utama yang membentuk pasar bisnis adalah
pertanian, kehutanan, dan perikanan; pertambangan, perusahaan manufaktur,
konstruksi, transportasi, komunikasi, sarana umum, perbankan, keuangan, dan
asuransi, distribusi serta jasa lain.
Semakin banyak uang dan jenis produk yang terlibat dalam penjualan ke para
pembeli bisnis dibandingkan penjualan ke para pembeli konsumen. Dalam pasar bisnis
akan timbul persaingan dengan banyaknya produsen-produsen yang menawarkan
produk barang dan jasa yang mereka hasilkan kepada para konsumen. Persaingan
dalam dunia bisnis semakin semarak dalam dewasa ini, pemasaran global membuat
perusahaan-perusahaan harus berusaha bagaimana mampu bersaing dengan
perusahaan lain yang menjadi pesaingnya.
Dengan adanya persaingan dalam pasar bisnis maka setiap perusahaan akan
melakukan langkah-langkah dalam melakukan proses produksi dalam menghasilkan
suatu barang dan jasa yang berkualitas dan bermutu sehingga dapat menarik minat dan
keinginan para konsumen untuk memilikinya..
BAB II
LANDASAN TEORI
Pasar bisnis memiliki beberapa ciri yang sangat berbeda dengan pasar
konsumen :
- Pembeli lebih sedikit : Pemasar bisnis biasanya menangani jau lebih sedikit pembeli
daripada yang dilakukan pemasar konsumen. Seperti nasib yang dialami oleh
Goodyear Tire Company sangat bergantung pada perolehan kontrak dari beberapa
pabrik pembuat mobil utama.
- Pembelinya lebih besar : Beberapa perusahaan besar melakukan hampir seluruh
pembelian dalam industri-industri seperti mesin pesawat terbang dan alat pertahanan.
- Hubungan pemasok-pembeli bisnis erat : Karena jumlah pembeli bisnisnya lebih
sedikit dan tingkat kepentingan serta kekuatan pembeli bisnisnya lebih besar, para
pemasok sering diharapkan dapat menyesuaikan tawaran mereka dengan kebutuhan
masing-masing pembeli bisnis bisnis. Kadang-kadangg para pembeli menuntut penjual
supaya mengubah praktik dan kinerja mereka. Dalam tahun-tahun terakhir, hubungan
antara pelangggan dan pemasok telah berubah dari benar-benar bermusuhan menjadi
erat dan akrab.
- Para pembeli terkonsentrasi geografisnya : Lebih dari setengah pembeli bisnis
terkonsentrasi di tujuh Negara bagian : New York, California, Pennsylvania, Illinois,
Ohio, New Jersey dan Michigan. Konsentrasi geografis produsen itu membantu
menurunkan biaya penjualan. Pada saat yang sama, para pemasar bisnis perlu
memantau perpindahan tri-industri tertentu ke wilayah lain.
- Permintaan turunan : Permintaan atas barang bisnis benar-benar berasal dari
permintaan atas barang konsumsi. Karena alasan itu, para pemasar bisnis harus
secara dekat memantau pola pembelian konsumen akhir.
- Permintaannya tidak elastis : Permintaan total atas berbagai barang dan jasa bisnis
bersifat tidak elastis – yaitu, tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan harga.
- Permintaannya berfluktuasi : Permintaan atas barang dan jasa bisnis cenderung
lebih mudah diubah-ubah dibandingkan permintaan atas barang dan jasa konsumsi.
- Pembelian profesional : Barang bisnis dibeli oleh agen (petugas) pembelian yang
terlatih, yang harus mengikuti kebijakan, batasan, dan persyaratan pembelian
organisasi.
Para pembeli bisnis membuat lebih sedikit keputusan dalam situasi pembelian
ulang langsung dan membuat paling banyak keputusan dalam situasi tugas baru.
Dalam situasi tugas baru, pembeli harus menentukan spesifikasi produk, batas harga,
syarat dan waktu pengiriman, syarat servis, syarat pembayaran, jumlah pesanan,
pemasok yang memenuhi syarat, serta pemasok yang dipilih. Peserta pengambil
keputusan yang berbeda-beda mempengaruhi setiap keputusan, dan pesanan akan
menjadi berbeda-beda bergantung pada siapa yang mengambil keputusan. Situasi
tugas baru merupakan peluang dan tantangan terbesar pemasar. Pemasar tersebut
berusaha meraih sebanyak mungkin orang yang berpengaruh besar dalam pembelian
dan memberikan informasi serta bantuan yang bermanfaat.
2. Pengaruh Utama
Para pembeli bisnis menanggapi banyak pengaruh saat mereka mengambil
keputusan pembelian. Jika tawaran pemasok sama, para pembeli bisnis dapat
memenuhi tuntutan pembeliannya dari pemasok mana pun, dan mereka lebih
mengutamakan pemasok yang memberikan perlakuan pribadi kepada mereka. Jika
tawaran pemasok berbeda secara substansial, para pembeli bisnis bertanggung jawab
atas pilihan mereka dan memberi perhatian yang lebih besar pada faktor-faktor
ekonomi.
Para pembeli bisnis menanggapi empat pengaruh utama : faktor lingkungan, faktor
organisasi, faktor antarpribadi, dan faktor pribadi. Berikut ini akan diuraikan tentang
empat pengaruh utama yang mempengaruhi keputusan pembelian organisasi :
C. Proses Pembelian/Perolehan
1. Orientasi Pembelian Perusahaan
Kita dapat membedakan tiga orientasi pembelian perusahaan antara lain:
a. Orientasi pembelian. Fokus pembelian bersifat jangka pendek dan sangat taktis. Para
pembeli diberi imbalan karena kemampuannya mendapatkan harga paling rendah dari
pemasok atas level mutu dan ketersediaan tertentu.
b. Orientasi pengadaan. Di sini para pembeli secara serempak mengusahakan perbaikan
mutu dan penurunan harga beli. Para pembeli mengembangkan hubungan kolaboratif
dengan para pemasok utama dan mencari penghematan melalui perbaikan manajemen
pengadaan, pengolahan bahan, dan biaya pembuangan.
c. Orientasi manajemen rantai pasokan. Di sini peran pembelian diperluas menjadi
operasi peningkatan nilai yang bersifat lebih strategis. Perusahaan tersebut
memusatkan perhatian pada cara memperbaiki keseluruhan rantai nilai dari bahan
mentah hingga ke pengguna akhir.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan materi mengenai “Pasar Bisnis Dan Perilaku Pembelian
Bisnis” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pasar bisnis memiliki beberapa ciri yang sangat berbeda dengan pasar konsumen :
- Pembeli lebih sedikit
- Pembelinya lebih besar
- Hubungan pemasok-pembeli bisnis erat
- Para pembeli terkonsentrasi geografisnya
- Permintaan turunan
- Permintaannya tidak elastis
- Permintaannya berfluktuasi
- Pembelian professional.
2. Para peserta dalam proses keputusan pembelian antara lain :
- Pencetus (initiators)
- Pemakai (users)
- Pemberi pengaruh (influencers)
- Pengambil keputusan (deciders)
- Pemberi persetujuan (approvers)
- Pembeli (buyers)
- Penjaga gerbang (gatekeepers)
3. Dalam pasar bisnis kita dapat membedakan tiga orientasi pembelian perusahaan
antara lain :
- Orientasi pembelian
Fokus pembelian bersifat jangka pendek dan sangat taktis. Para pembeli diberi imbalan
karena kemampuannya mendapatkan harga paling rendah dari pemasok atas level
mutu dan ketersediaan tertentu.
- Orientasi pengadaan
Di sini para pembeli secara serempak mengusahakan perbaikan mutu dan penurunan
harga beli. Para pembeli mengembangkan hubungan kolaboratif dengan para pemasok
utama dan mencari penghematan melalui perbaikan manajemen pengadaan,
pengolahan bahan, dan biaya pembuangan.
- Orientasi manajemen rantai pasokan
Di sini peran pembelian diperluas menjadi operasi peningkatan nilai yang bersifat lebih
strategis. Perusahaan tersebut memusatkan perhatian pada cara memperbaiki
keseluruhan rantai nilai dari bahan mentah hingga ke pengguna akhir.
4. Adapun tahap-tahap dari proses pembelian sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah
2. Perumusan kebutuhan dan spesifikasi produk umum
3. Pencarian pemasok
4. Permintaan pengajuan proposal
5. Pemilihan Pemasok
6. Spesifikasi rutinitas pesanan
7. Kaji ulang kinerja pembelian atau pengadaan.
Sistem informasi adalah dasar atau pondasi utama untuk melakukan proses
bisnis saat ini. Dalam banyak industri, kelangsungan hidup dan kemampuan
untuk mencapai tujuan utama bisnis strategis yang sulit tanpa ekstensif
menggunakan teknologi informasi yang modern. Bisnis saat ini menggunakan
sistem informasi untuk mencapai enam tujuan utama.yang kuat (IS) tim
pengembangan.
Organisasi memiliki struktur yang terdiri dari tingkat yang berbeda dan
mempunyai ciri yang berbeda. Struktur mereka mengungkapkan pembagian
yang jelas tenaga kerja. Wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan
bisnis diatur sebagai hirarki. Tingkat atas hirarki terdiri dari manajer,
profesional, dan teknis karyawan, sedangkan tingkat yang lebih rendah terdiri
dari personil operasional.
Pekerjaan manajemen adalah untuk memahami masalah dari banyaknya
situasi atau keadaan yang dihadapi oleh organisasi untuk membuat keputusan,
dan merumuskan rencana aksi untuk memecahkan masalah organisasi tersebut.
https://student.blog.dinus.ac.id/ariefditya/2018/04/04/pentingnya-sistem-informasi-dalam-bisnis/
http://fitrimustikaa.blogspot.com/2016/05/makalah-sistem-informasi-bisnis.html