Makalh Fikih-Diyat
Makalh Fikih-Diyat
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah fikih dengan judul “ Diyat” tepat
pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasa, pengetikan, dan lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada saya selaku penyusun makalah membuka selebar-lebarnya kesempatan bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Penulis,
Cibinong 2020
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Pembunuhan dapat terjadi di mana-mana dengan motif yang beraneka ragam. Berapa
banyak jiwa yang telah melayang pada setiap tahunnya. Pembunuhan sering terjadi di negeri ini,
baik itu dengan sengaja atau tidak, dengan alat yang mematikan atau tidak.
Walaupun demikian, penerapan hukum yang telah ditegakkan tidak mampu memberikan
efek jera. Kita bisa mencermati betapa banyak kasus pembunuhan yang terjadi tanpa adanya
penyelesaian hukum secara proporsional (seimbang). Maka dari itu, nilai-nilai yang terkandung
dalam hukum Islam harus dapat menjadi pedoman, bahwa pembunuhan dan berbagai tindak
pidana merupakan tindakan yang dilarang dan tidak dapat dibenarkan dalam ajaran Islam.
Dalam ilmu fikih pembahasan mengenai tindak pidana kejahatan beserta sangsi
hukumannya disebut dengan istilah jarimah atau ‘uqubah. Jarimah dibagi menjadi dua, yaitu
jinayat dan hudud. Jinayat membahas tentang pelaku tindak kejahatan beserta sanksi hukuman
yang berkaitan dengan pembunuhan yang meliputi qishash, diyat, dan kaffarah. Sedangkan
Hudud membahas tentang pelaku tindak kejahatan selain pembunuhan yaitu masalah
penganiayaan beserta sanksi hukumannya yang meliputi zina, qadzaf, mencuri, minum khamr,
menyamun, merampok, merompak dan bughat (memberontak).
3
1.3 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Pembahasan
Berisi tentang materi yang akan dibahas pada makalah diperoleh dari buku yang
sesuai dengan isi materi ataupun referensi dari internet dan media lainnya.
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
Berisi tentang rangkuman atau poin terpenting dari hasil pembahasan pada suatu
makalah tersebut.
3.2 Saran
Berisi tentang permintaan penulis kepada pembaca antara lain untuk melengkapi
hasil makalahnya.
3.3 Daftar Pusaka
4
Berisi tentang semua sumber-sumber dari data yang terdapat pada makalah baik itu
fakta atau opini.
5
1.4 Manfaat Penulisan
Ada banyak manfaat yang baik dari pembuatan tugas makalah. Beberapa manfaat
antara lain melatih kreatifitas siswa dalam menuangkan gagasan pemikirannya (ide-ide
nya) tentang suatu kajian atau topik dari ilmu yang sudah didalami. Disini secara tidak
langsung penulis juga di latih untuk menerapkan kemampuan berpikir secara logis dan
dapat melatih penulis untuk terbiasa membuat makalah. Pembuatan makalah ini, bukan
hanya berguna bagi penulis tetapi juga sebagai sumbangan pengetahuan bagi sekolah dan
bagi para warga sekolah lainnya agar dapat mengetahui materi yang terdapat di mata
pelajaran fikih dan juga dapat mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari-hari serta
dapat berguna bagi masyarakat sekitar apabila materi dalam makalah ini dapat
diperdalam.
6
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diyat
Diyat secara bahasa diyat yaitu denda atau ganti rugi pembunuhan. Secara istilah
diyat merupakan sejumlah harta yang wajib diberikan karena tindakan pidana (jinayat)
kepada korban kejahatan atau walinya atau kepada pihak terbunuh atau teraniaya.
Maksud disyariatkannya diyat adalah mencegah praktik pembunuhan atau penganiayaan
terhadap seseorang yang sudah semestinya mendapatkan jaminan perlindungan jiwa.
7
a. Pelaku tindak pidana pembunuhan sengaja yang dimaafkan oleh keluarga korban.
Dalam hal ini diyat harus diambilkan dari hartanya dan dibayarkan secara kontan
sebagai pengganti qishash. Rasulullah Saw. bersabda:
8
labun (unta betina umur lebih dari 2 tahun), dan 20 unta ibnu labun (unta jantan
berumur lebih dari 2 tahun) (HR. ad-Daruquthni)
b. Pelaku tindak pidana yang berupa menciderai anggota tubuh atau menghilangkan
fungsinya yang dimaaϐkan oleh korban atau keluarganya. Jika diyat tidak bisa
dibayarkan dengan unta, maka diyat wajib dibayarkan dengan sesuatu yang seharga
dengan unta.
9
5. Wajib membayar 10 ekor unta bagi seseorang yang melukai orang lain hingga
mengakibatkan jari-jari tangannya atau kakinya putus (setiap jari 10 ekor unta).
6. Wajib membayar 5 ekor unta bagi seseorang yang melukai orang lain hingga
menyebabkan giginya patah atau lepas (setiap gigi 5 ekor unta).
Adapun teknis pembayaran diyat, jika diyat tidak bisa dibayarkan dengan unta,
maka ia bisa digantikan dengan uang seharga unta tersebut. Ketentuanketentuan yang
belum ada aturan hukumnya diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaan hakim.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diyat adalah sejumlah harta yang wajib diberikan kepada pihak terbunuh atau teraniaya.
Diyat terbagi menjadi dua macam. Diyat mughaladzah (berat) dan diyat mukhaffafah
(ringan).
3.2 Saran
Islam sudah sangat detail dan sangat memperhatikan segala hukum dan sangsi terhadap
perbuatan dan tindakan seseorang yang tidak sesuai dengan kaidah dan aturan Allah SWT.
Sebagai umat islam seharus nya kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi karena apapun
yang kita lakukan Allah SWT akan membalasnya baik di dunia atau di akhirat.
11