Makalah Trycophyton Rubrum
Makalah Trycophyton Rubrum
MAKALAH KELOMPOK
TRICHOPHYTON RUBRUM
Anggota kelompok:
B. TAKSONOMI
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Onygenales
Familia : Arthrodermataceae
Genus : Trichophyton
Spesies : Trichophyton rubrum
C. MORFOLOGI
D. HABIBAT
Trichophyton rubrum merupakan jamur dermatofita. Dermatofita dibedakan
menjadi tiga menurut habitat primer, yaitu antropofilik, zoofilik, dan geofilik.
Trichophyton rubrum termasuk dalam kategori jamur antropofilik dan yang
tersering menyebabkan penyakit kronis (Chandra et.al 2006).
G. DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis pada umumnya dilakukan secara klinis, dapat diperkuat
dengan pemeriksaan mikroskopis, kultur, dan pemeriksaan dengan lampu wood
pada spesies tertentu. Pada pemeriksaan dengan pemeriksaan KOH 10–20%,
tampak dermatofit yang memiliki septa dan percabangan hifa. Pemeriksaan kultur
dilakukan untuk menentukan spesies jamur penyebab dermatofitosis (Verma et.al
2008).
Koloni: putih bertumpuk di tengah dan maroon pada tepinya berwarna merah
cheri pada PDA. Gambaran mikroskopik: beberapa mikrokonida berbentuk
airmata, sedikit makrokonidia berbentuk pensil (Kurniati dan Rosita 2008).
H. DIAGNOSA BANDING
Pengobatan
Langkah-langkah terapeutik harus mencakup kombinasi pengobatan
sistemik dan topikal. Durasi pengobatan yang tepat harus dihormati. Perawatan
topikal dengan enilconazole, polyene dan miconazole memiliki aktivitas antijamur
yang konsisten. Enilconazole tidak boleh dibilas dari mantel rambut dan waktu
kontak 10 menit untuk shampo, miconazole direkomendasikan untuk kemanjuran
(Miller et.al 2013). Perawatan sistemik konvensional bergantung pada obat
antijamur oral seperti, griseofulvin; itraconazole dan terbinafine adalah agen
antijamur sistematis yang efektif. Kombinasi pengobatan sistemik dan topikal
harus dipertahankan selama setidaknya 10 minggu (Chermette et.al 2008).
DAFTAR PUSTAKA