Anda di halaman 1dari 2

Ada Maaf Dalam Persahabatan

Kawan-kawan sekelas memanggil mereka JJ. Memang nama kedua anak kelas 5 SD itu
Joy dan Jenny. Kedua sahabat itu seakan-akan tak pernah terpisahkan. Mereka pergi dan pulang
sekolah bersama, walaupun rumah mereka berjauhan. Rumah Jenny tak jauh dari sekolah. Setiap
pagi Joy akan naik bis sampai rumah Jenny. Lalu bersama-sama jalan kaki ke sekolah. Mereka
ke mana-mana berdua, bahkan ke WC sekolah pun berdua. Joy dan Jenny mempunyai banyak
persamaan. Wajah mereka selalu ceria.
Keduanya termasuk anak yang pandai dan rajin di kelas, dan gemar menyanyi. Di pesta-
pesta ulang tahun kawan-kawan mereka kerap berduet. Keduanya pun gemar makan es krim.
Anehnya, keduanya juga malas membaca buku cerita dan membantu ibu memasak. Pada hari
Sabtu  mereka sering pergi berenang dan pulang dari kolam renang berjalan kaki di trotoar di
bawah pohon sambil bercerita macam-macam. Bahkan kadang-kadang mangkhayalkan masa
depan yang indah, saat mereka dewasa dan merencanakan untuk mengelilingi dunia berdua.
Suatu hari Jenny sakit. Sore hari Joy pergi menengok sahabatnya sambil membawakan buah
jeruk dan buku catatan. "Aku belum kuat mencatat. Tubuhku masih demam dan kepalaku
pening!" keluh Jenny. "Tak apa, lusa aku datang lagi. Kalau kamu sudah sehat aku akan
menjelaskan pelajaran yang sudah diterangkan Ibu Guru di sekolah!" hibur Joy. "Wah, kamu
sakit sehari, rasanya bagaikan setahun! Aku sangat kesepian di sekolah." Jenny menatap
sahabatnya dan tersenyum. "Aku pun ingin lekas sembuh. Doakan aku, ya!" katanya. Empat hari
lamanya Jenny tidak masuk sekolah. Pada hari ketiga Jenny sudah mulai sembuh dan mulai
mencatat pelajaran-pelajaran dari buku catatan Joy. Pada hari itu Joy datang lagi. "Aku sudah
menduga kamu masuk hari ini. Aku minta Ibu membuatkan makaroni panggang dan kubawakan
khusus untukmu!" kata Joy dengan wajah berseri-seri. "Oh, terima kasih. Aduh, senangnya
punya sahabat seperti kamu!" kata Jenny.
Tiba-tiba wajah Jenny murung. "Joy, ada sesuatu yang tidak enak. Aku betul-betul minta
maaf. Ini, kukembalikan buku catatan IPS-mu. Cuma, buku catatan IPA-mu dirobek adikku.
Kemarin aku mencatat di meja ruang tamu. Karena amat lelah, aku tidur dan membiarkan catatan
itu di meja. Ketika bangun, ternyata Don sudah merobek-robek buku catatan IPA-mu.
Bagaimana kalau nanti kubelikan buku tulis baru dan kucatatkan untukmu? Sungguh, aku sangat
menyesal. Maaf, ya," Jenny menjelaskan. "Oh, tenang saja, Jen. Kamu, kan, tidak sengaja. Anak
seumur Don memang belum mengerti. Dia  cuma senang merobek-robek kertas. Dia pasti tidak
bermaksud merobek buku catatanku. Sudahlah, kamu kan baru sembuh dari sakit. Nanti malam
kupinjam catatanmu dan kucatat lagi catatan IPA itu, paling cuma 10 halaman, kok," Joy
menenangkan sahabatnya. Jenny memeluk Joy. Oh, betapa indahnya persahabatan bila satu sama
lain saling mengerti dan memahami. Waktu istirahat ke satu mereka berdua menikmati makaroni
panggang. Rasanya tak puas-puasnya mereka bercerita.

Anda mungkin juga menyukai