Makalah Hidroponik
Makalah Hidroponik
OLEH KELOMPOK 1 :
KRISTOPER ROBBI TEND BELLO – C1011171003
HAZIMI – C1011171006
YOSUA YOBEL MATABEI – C1011161101
DAYANG ZULFAHMI APRINANDA C1011161127
FRANSISKA C1011161098
ALFONSUS DERI PENIRESA C1011161042
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan ini. Laporan ini dibuat sebagai salah
satu tugas terstruktur dalam presentasi Hidroponik.
i
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar isi........................................................................................................................ii
Bab I. Pendahuluan........................................................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Rumusan Masalah 2
ii
Daftar Pustaka..............................................................................................................12
Dokumentasi................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah teknik budidaya stroberi secara hidroponik yang baik?
2. Bagaimanakah manajemen pertanian hidroponik dengan system NFT?
1
3. Bagaimanakah prospek pertanian hidroponik kedepannya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman stroberi secara
hidroponik.
2. Untuk mengetahui teknik manajemen pertanian secara hidroponik.
3. Untuk mengetahui prospek pertanian hidroponik kedepannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HIDROPONIK
3
b. Gravel Culture Gravel adalah budidaya tanaman secara hidroponik
menggunakan gravel sebagai media pendukung sistem perakaran tanaman.
Metode ini sangat populer sebelum perang dunia ke 2. Kolam memanjang
sebagai bedengan diisi dengan batu gravel, secara periodik diisi dengan
larutan hara yang dapat digunakan kembali, atau menggunakan irigasi
tetes. Tanaman ditanam di atas gravel mendapatkan hara dari larutan yang
diberikan. Walaupun saat ini sistem ini masih digunakan, akan tetapi
sudah mulai diganti dengan sistem yang lebih murah dan lebih efisien.
c. Rockwool Adalah nama komersial media tanaman utama yang telah
dikembangkan dalam sistem budidaya tanaman tanpa tanah. Bahan ini
besarsal dari bahan batu Basalt yang bersifat Inert yang dipanaskan sampai
mencair, kemudian cairan tersebut di spin (diputar) seperti membuat
aromanis sehingga menjadi benang-benang yang kemudian dipadatkan
seperti kain „wool‟ yang terbuat dari „rock‟. Rockwool biasanya
dibungkus dengan plastik. Rockwool ini juga populer dalam sistem Bag
culture sebagai media tanam. Rockwool juga banyak dimanfaatkan untuk
produksi bibit tanaman sayuran dan dan tanaman hias.
d. Bag Culture Bag culture adalah budidaya tanaman tanpa tanah
menggunakan kantong plastik (polybag) yang diisi dengan media tanam.
Berbagai media tanam dapat dipakai seperti : serbuk gergaji, kulit kayu,
vermikulit, perlit, dan arang sekam. Irigasi tetes biasanya diganakan dalam
sistem ini. Sistem bag culture ini disarankan digunakan bagi pemula dalam
mempelajari teknologi hidroponik, sebab sistem ini tidak beresiko tinggi
dalam budidaya tanaman.
2. Bare Root System atau sistem akar telanjang adalah sistem hidroponik yang
tidak menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman,
meskipun block rockwool biasanya dipakai diawal pertanaman. Sitem ini
meliputi:
a. Gravel Culture Gravel adalah sistem hidroponik tanpa media, berupa
kolam atau kontainer yang panjang dan dangkal diisi dengan larutan hara
dan diberi aerasi. Pada sistem ini tanaman ditanam diatas panel tray (flat
4
tray) yang terbuat dari bahan sterofoam mengapung di atas kolam dan
perakaran berkembang di dalam larutan hara.
b. Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST) Teknologi Hidroponik
Sistem Terapung adalah hasil modifikasi dari Deep Flowing System yang
dikembangkan di Bagian Produksi Tanaman, Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Perbedaan utama adalah dalam
THST tidak digunakan aerator, sehinga teknologi ini reltif lebih effisien
dalam penggunaan energi listrik. Pembahasan ditail dari THST disajikan
dalam sub bab Kultur Air.
c. Aeroponics adalah sistem hidroponik tanpa media tanam, namun
menggunakan kabut larutan hara yang kaya oksigen dan disemprotkan
pada zona perakaran tanaman. Perakaran tanaman diletakkan
menggantung di udara dalam kondisi gelap, dan secara periodik
disemprotkan larutan hara. Teknologi ini memerlukan ketergantungan
terhadap ketersediaan energi listrik yang lebih besar.
d. Nutrient Film Tecnics (NFT) Nutrient Film technics adalah sistem
hidroponik tanpa media tanam. Tanaman ditanam dalam sikrulasi hara
tipis pada talang-talang yang memanjang. Persemaian biasanya dilakukan
di atas blok rockwool yang dibungkus plastik. Sistem NFT pertama kali
diperkenalkan oleh peneliti bernama Dr. Allen Cooper. Sirkulasi larutan
hara diperlukan dalam teknologi ini dalam periode waktu tertentu. Hal ini
dapat memisahkan komponen lingkungan perakaran yang ‘aqueous’ dan
‘gaseous’ yang dapat meningkatkan serapan hara tanaman.
e. Ein-Gedi System disebut juga Mixed system adalan teknologi hidroponik
yang mennggabungkan aeroponics dandeep flow technics.Bagian atas
perakaran tanaman terbenam pada kabut hara yang disemprotkan,
sedangkan bagian bawah perakaran terendam dalam larutan hara. Sistem
ini lebih aman dari pad aeroponics sebab bila terjadi listrik padam tanaman
masih bisa mendapatkan hara dari larutan hara di bawah area kabut.
Kultur Air Diantara budidaya tanaman tanpa tanah, kultur air adalah
budidya tanaman yang menurut definisi merupakan sistem hidroponik yang
sebenarnya. Kultur air juga sering disebut true hydroponics, nutri culture, atau
5
bare root system. Di dalam kultur air, akar tanaman terendam dalam media cair
yang merupakan larutan hara tanaman, sementara bagian atas tanaman ditunjang
adanya lapisan mediu m inert tipis yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh
tegak (Resh, 1998).
B. Profil Petani
Nama : Herni
Umur : 46 tahun
Asal : Pontianak
Lokasi usaha : Jalan Budi Utomo, Siatan, Pontianak
6
C. Teknik Budidaya Hidroponik
1. Talang persemaian
- Panjang : 8 meter
- lebar : 1 meter
- ukuran pipa : 2 inch
- ukuran tendon : P = 1,5 meter, L = 1 meter dan T = 0,5 meter
- pompa : 18 watt
- selisih kemiringan : 1-5 cm.
- jarak antar pipa : 5 cm
2. Talang bertingkat
- Panjang : 8 meter
- Tinggi : 2 meter
- Ukuran pipa : 2 inch
- ukuran tendon : P = 1,5 meter, L = 1 meter dan T = 0,5 meter
- pompa : 60 watt
- selisih kemiringan : 15-20 cm
D. Proses budidaya
1. Persemaian
Persemaian dilakukan dengan menggunakan media seperti rockwool atau
pun cocopit. Persemaian dilakukan pada tempat yang gelap selama 2-5
hari hingga benih memiliki daun, setelah daun muncul bibit dipindahkan
7
ketalang persemaian, yaitu tempat yang memiliki intensitas cahaya yang
cukup. Pemindahan harus dilakukan sesegera mungkin setelah munculnya
daun. Bibit di biarkan pada instalasi persemaian selama 10 hari kemudian
di pindahkan ke instalasi yang lebih besar.
2. Perawatan
Pada teknik hidroponik, perawatannya memang harus lebih intens
dibandingkan dengan teknik yang lainnya. Anda harus memperhatikan pH
media tanam juga. PH yang baik sekitar 6,3. Jika terlalu tinggi Anda harus
menurunkannya dan jika terlalu rendah harus menaikannya. Selain itu juga
harus tetap dilakukan pemberian pupuk cair secara rutin. Anda bisa
menggunakan pupuk kcl, pupuk tsp, pupuk urea dan lain sebagainya
asalkan dalam bentuk cair. Selain itu Anda harus membasmi hama
penyakit yang menyerang. Bisa dengan menyemprotkan fungsisida,
herbissida dan lain sebagainya. Penyemprotan hama dilakukan jika
terdapat hama penyakit saja. jika tidak ada tak perlu dilakukan
penyemprotan.
3. Pemanenan
Pemanenan tanaman strawberry biasanya dapat dilakukan setelah berumur
4 sampai 6 bulan. ini juga tergantung dengan pertumbuhan dari tanaman
tersebut. Untuk cara memanennya sangat mudah. Anda tinggal memotong
buah strawberry yang sudah merah. Bisa dengan menggunakan gunting
atau pisau. Tetapi harus hati-hati jangan sampai merusak bagian tanaman
yang belum tumbuh. Biasanya buah strawberry tidak berbuah secara
bersamaan. Pemanenan dilakukan pada pagi atau siang hari dan dilakukan
dua minggu sekali.
4. Pemasaran
Pemasaran hasil produksi disalurkan dengan menjalin kerjasama denngan
beberapa supermarket seperti transmart dan carrefour. Harga jual produk
yaitu : Harga 1 kg stroberi bervariasi kisaran Rp. 70.000-80.000, 1 pack
( 200 gram ) 25.000
8
E. ANALISIS USAHA
1. MODAL TETAP
= Rp. 2.870.550
3. Pendapatan
9
Jumlah lubang tanam = 120
= 84 kg
= Rp. 3.360.000
4. KEUNTUNGAN
= Rp. 2.955.850
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
10
menjanjikan dan memiliki prospek yang baik kedepannya secara finansial.
Dengan tingginya pembangunan, kita dituntut untuk melakukan inovasi dalam
bidang pertanian. Hidroponik merupakan jawaban atas tantangan tersebut.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
11
Siswadi. 2008. Berbagai Formulasi Kebutuhan Nutrisi Pada Sistem
Hidroponik. INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 7, No. 1, 2008
(103-110).
DOKUMENTASI
12
13
14
15