Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEMATIAN PERINATAL

Nama : By. Ny. Khoirul


Nomer Rekam Medis : 01448529
Umur : 8 hari
Diagnosis Maternal :PEB, HELLP Syndrome pada primigravida Hamil 26 minggu, dengan riwayat Ekampsia hamil 26

Diagnosis Bayi : Apnea of prematurity


Gangguan nafas berat e.c TSK HMD dd pneumonia congenital due to prematurity
Feeding intolerance dd hipoksia
Rriwayat hiponatremia berat
Riw. Asfiksia berat
Riw. Hipoglikemi
Neonatus, perempuan, BBLASR, KB, SMK, lahir spontan partus imaturus, eklampsia, PEB HELP Syndrome
Tanggal Masuk RS : 2 Febuari 2019 / 2.00
Penyebab Kematian : Gagal kardiorespirasi
Tanggal Meninggal : 8 Februari 2019/ 22.40
Tim I :dr. Anti/dr. Angga/dr. Sakti/dr. Ida/dr. Ine/dr. Riri/dr. Giat/dr. Wawan/dr. Ibas/dr. Prima
Tim II : dr. Johan/dr. Deka/dr. Sakti/dr. Ida/dr. Ine/dr. Riri/dr. Riza/dr. Cici/dr. Agus/dr. Prima

Day/Date Follow Up Laboratory Diagnosis Terapi


31/01/19 G1P0A0, 25 tahun, 26 minggu 14-6-2018 Eklampsia bebas kejang PEB - Usul terminasi kehamilan dengan
16.30 HPMT: 1 Agustus 2018 Ewitz (++) partial HELLP Syndrome pada balon kateter, dilanjutkan dengan drip
PONEK I HPL : 8 Mei 2019 HB 8.5, Ht 27, AL 14.8, primigravida hamil 26 minggu oksitosin 5 IU
UK: 26 minggu AT 56, Ae 3.25, PT 11.4, dengan hipoalbumin (2.9) - Protab PEB :
APTT 26.5, GDS 65, - O2 3 lpm
Seorang G1P0A0 25 tahun UK 26 minggu datang rujukan dari RSU Sarila Husada SGOT 42, SGPT 57, Nat - Inj. MgSO4 (tunda)
dengan keterangan G1P0A0 PEB HELLP Syndrome dengan riwayat eklampsia 132, Kal 4.4, Chlor 98, - Nifedipine 3 x 10 mg
hamil 26 minggu. Albumin 2,8 - Metyldopa 3 x 250 mg
Pasien merasa hamil 6 bulan lebiih, gerak janin masih dirasakan, kenceng teratur Ur 75, Cr 4.4 - Injeksi deksametason 5 mg/ 12 jam (2
belum dirasakan. Air ketuban belum dirasakan keluar. Lendir darah (-). Keluhan HbsAg reaktif hari)
nyeri kepala depan (-), mual muntah (-), pandangan kabur (-), sesak nafas (-), - VIP albumin 3x2 caps
nyeri ulu hati (-). - KIE pasien dan keluarga
Pasien riwayat kejang di rumah 1x. Kemudian dibawa ke RSU Sarila Husada - Konsul interna
tanggal 29 Januari 2019 pukul 01.50 dan kejang 1x, kemudian diberikan Mg SO4 - Konsul staf fetomaternal
4 gram. - Informed consent
Saat perawatan pasien mendapatkan terapi:
- Mg SO4 6 gram dalam 500cc RL maintenance dose selesai tanggal 30
Januari 2019 pukul 07.00. Awasi KU/VS/ DJJ/ BC/ tanda-tanda
- Dopamet 3x1 impending
- Ranitidin 50mg/12 jam
- Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam
- Inj Dexamethasone 5 mg/ 12 jam

RPD:

1
Riwayat HT sejak 1 minggu yang lalu dengan TD 160/100 mmHg, tidak minum
obat antihipertensi
Riwayat HT dalam keluarga disangkal

Riwayat ANC rutin di PKU 1x/ bulan dan di Sp.OG 1x

KU: kesadaran sedang/ compos mentis


VS: TD 170/100mmHg, HR88x, Rr 20x, T 36.8, SpO2 = 100%
Mata: CA -/-, SI -/-
Thorax: S1-S2 reguler, mur-mur (-), SDV n/n
Abdomen: supel, nyeri tekan (-), TFU pertengahan pusat- proc. Xyphoideus,
ballottement (+),
HIS (-), DJJ (+) 140x/menit
Genital: darah (-), discharge (-)
USG: tampak janin tunggal, intrauterine, preskep, DJJ (+)
BPD 6.40 cm ~ 25+6 minggu
HC 22.42 cm ~ 24+3 minggu
AC 18.99 cm ~ 23+5 minggu
FL 4.50 cm ~ 25+1 minggu
EFW 702gr
FHR 141 bpl
AFI = 5,35
Q1= 1.29
Q2= 1.20
Q3= 1.62
Q4= 1.24
Tampak insersi plasenta di corpus grade I
Tampak air ketuban kesan cukup
Kesan janin dalam keadaan baik

Lapor dr. Hafi, Sp.OG


Advice:
- ACC diagnosa, tidak acc terminasi
- Konservatif kehamilan
- Pemeriksaan staf fetomaternal besok pagi

 Asfiksia berat 1. O2 nasal 1 lpm


1-2-2019 Telah lahir bayi perempuan di PONEK dengan lahir spontan a.i partus immaturus  Gangguan nafas berat e.c TSK 2. Diet ASI/ ASB 8 x 5-10 ml  sementra
02.00 pada tanggal 2-1-2019 jam 02.00, HMD dd pneumonia congenital 3. Iinf D21% = Dx ¼ NS 4.5 ml + D40% 5.5
APGAR 2-5-5 due to prematurity ml + KCl 1 ml + Ca glukonas 1 ml = 12 ml/
PONEK BBL 600gr  Hipotermia berat hari = 0.5 ml/ jam
TB 33 cm  Neonatus, perempuan, 4. Inj ampicilin sulbactam (30mg/ kg/12
LK 22 cm BBLASR, KB, SMK, lahir spontan jam = 30mg/ 12 jam
LD 15 cm partus imaturus, eklampsia, 5. Inj aminofilin (3 mg/kg/12 jam)
Lila 5 cm PEB HELP Syndrome
Edukasi rang tua

2
P1A0, 25 tahun
HPMT: 1 Agustus 2018
HPL : 8 Mei 2019
UK: 26 minggu

St. CNS
Membuka mata (-)
Menangis kuat (-)
Bergerak aktif (+)
Ass: S3

St. CV
HR: 110x/menit
SpO2: 99%
Bising (-)
ADP kuat
CRT < 3”
Ass dbn

St. Respirasi
RR: 42x/menit
Air entry (+)
NCH (+)
Retraksi (+) minimal
Sianosis (-)
Merintih (-)
Ass: Ds 6 gangguan napas berat

St. GIT
BAB (-)
Ikterik (-)
Mutah (-)
Residu (-)
Ass: bde

St. GU
BAK (+)
Ass bde

St. Infeksi
Suhu: 35,4
Ass: hipotermia berat

Lain- lain
Cacat bawaan (-)
Anus (+)
Palatoschizis (-)

3
8-2-2019 UK 26 mg Gangguan nafas berat e.c TSK 1. O2 CPAP PEEP 7cm H20 FiO2 40%
05.00 BBL 600gr HMD dd pneumonia congenital 2. Evaluasi OGT Puasa
Neonatal BBS 580 gr due to prematurity 3. IVFD D 10% = D1/4 NS 60 ml + D 40% 10
HCU Feeding intolerance dd hipoksia ml +KCl 1 ml +Ca glukonase 1ml = 72 ml/
HR 134x/ menit Riw. hiponatremia berat hari = 3 ml/ jam
DPH 8 Rr 50x/ menit Riw. Asfiksia berat 4. Inf. Aminosteril 10% (2 gr/kg/hari) 
Usia 8 Spo2 98% Riw. Hipoglikemi stop
Suhu 36,9 Neonatus, perempuan, BBLASR, 5. Inf smoflipid 20% (igr/kg/hari)  stop
KB, SMK, lahir spontan partus 6. Inj dobutamin (5mcg/kg/menit)= 5 mg
St. CNS imaturus, eklampsia, PEB HELP NS sdd 12 c  0.5 cc/ jam
Membuka mata + Syndrome 7. Inj. Cefoperazone sulbactam
Menangis kuat - (50mg/kg/12 jam)= 30 mg/ 12 jam (ii/iii)
Gerak aktif + (↓) 8. NaCl 12 cc dalam 1 jam
Ass S4
Plan
St. CV -Echocardiografi + babygram bila KU baik
HR 134x/ menit
Bising (-)
ADP kuat
CRT <3 detik
Akral hangat
Intotropik (-)
Ass dbn

St. Respirasi
RR: 50x/menit
Sp O2= 98%
Air entry (+)
NCH (+)
Retraksi (+)l
Sianosis (-)
Merintih (+)
Ass: Ds 3 gangguan napas sedang ec TSK HMD on CPAP

St. GIT
BAB (-)
BU (+)
Ikterik (-)
Mutah (-)
Residu (+) coklat 6cm
Ass: feeding intlerance

St. GU
BAK (+) 135 cc
BC -43.98 (50%)
D 9.69

4
Ass poliuria

St. Infeksi
Suhu: 35,6- 36.7 C
St. CNS (+)
St. CV (-)
St. Respirasi (+)
St. GIT (+)
St. Hematologi (-)
St. Hemodinamik (-)
Ass: gangguan napas sedang, feeding intolerance, poliuria

S : henti napas Apnea of prematurity VTP 40x/ menit ( evaluasi 5 menit)


22.05 O: Hr 140x/menit
Laju napas –
GDS 86

22.10 S : Napas spontan (+) mulai adekuat Apnea of prematurity Sambung CPAP
O: Hr: 145x/ menit Inj Aminofilin 3mg/gr/8 jam  2 mg/ 8
Rr: 48x/menit jam IV
Sp O2: 95%
ADP kuat
CRT kuat

22.30 S: Laju napas melambat, laju nai melambat Gagal kardiorespirasi VTP+ RJP
O: HR 20x/ menit Edukasi keluarga perburukan kondisi
Rr 5x/ menit pasien  Keluarga menghendaki DNR

22.40 S: nadi tidak teraba, napas spontan tidak ada EKG asistol Gagal kardiorespirasi Menghentikan RJP
O: laju nadi (-) Pasien dinyatakan meninggal pada pukul
Laju napas (-) 22.40
Saturasi tidak terbaca
Pupil midriasis maksimal

Analisis Kasus

5
Dilaporkan kematian perinatal di HCU neonatus 8-2-2019 (22.40) setelah perawatan 8 hari dengan penyebab kematian adalah gagal kardiorespirasi. Telah lahir bayi perempuan dri ibu P1A0, 25 tahun, UK 26
minggu, BBL 600gr di PONEK secara spontan pada 1-2-2019 (02.00) dengan AS 2-5-5.

Gagal napas akut adalah masalah umum yang timbul pada bayi preterm dan aterm yang dirawat di ruang intensi f. Pada bayi preterm, penyebab utama utama gagal napas adalah distress napas yang disebabkan
oleh defisiensi surfaktan. Kegagalan pernafasan akut pada bayi adalah hasil dari aspirasi mekonium, sepsis, hipoplasia paru, dan hipertensi pulmonal primer pada bayi baru lahir. Respon terhadap berbagai
metode pengobatan bervariasi dari tingkat keparahan kegagalan pernapasan dan penyebab kegagalan pernafasan akut.

Hyaline membrane disease (HMD) adalah penyakit pernafasan akut yang diakibatkan oleh defisiensi surfaktan pada neonatus preterm, yaitu neonatus yang lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Defisiensi surfaktan pada pulmo akan menyebabkan tingginya tegangan permukaan alveolar sehingga pada saat akhir ekspirasi akan terjadi kolaps alveolar. Kolaps alveolar akan mengakibatkan buruknya
oksigenasi, hiperkarbia dan asidosis (Hardy & Boynes, 2003; Bhat, 1996).

Prematur adalah bayi lahir hidup yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu (20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram (Saifuddin, 2009). Bayi yang lahir prematur, akan mengalami
lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya, sebab semakin pendek masa kehamilannya.
Berkaitan dengan kurang sempurnanya organ tubuhnya baik anatomik maupun fisiologi maka mudah timbul kelainansebagai berikut.
 Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kurangnya jaringan lemak dibawah kulit.
 Gangguan pernapasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini disebabkan oleh kekurangan surfaktan, pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot
pernapasan yang masih lemah
 Gangguan alat percernaan dan problem nutrisi
 Gangguan ginjal dikarenakan ginjal yang immatur secara anatomi maupun fungsi
 Perdarahan dikarenakan pembuluh darah yang masih rapuh, kekurangan faktor pembekuan protrombin, faktor VII dan faktor christmas

Dalam kasus ini, dari segi fetal dikarenakan usia kehamilan preterm mengakibatkan ketidak cukupan surfaktan dan ketidak matangan paru-paru bayi, menyebabkan upaya pernapasan tidak efektif dan adanya
faktor maternal yaitu sempat terjadinya eklampsia pada ibu sehingga membuat ibu jatuh dalam keadaan kejang dimana itu berpengaruh pada perfusi ke janin juga terganggu dengan tidak didukungnya dengan
prasarana yang memadai untuk bayi.

Anda mungkin juga menyukai