Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEMATIAN PERINATAL

Nama : By. Ny. Harti


Nomor rekam medis : 01534776
Umur : 1 hari
Diagnosis ibu : G3P20001 UK 34+5 mg letak lintang kepala di kanan punggung di atas, inpartu kala I fase laten KPD 9 hari, riw SC 7 th yll
Diagnosa awal : Gangguan nafas berat ec HMD dd pneumonia kongenital, asfiksia berat, hipotermia sedang, caput succadeneum, sepsis neonatorum
early onset, neonatus, laki-laki, BBLR, KB, SMK lahir SC ai letak lintang
Diagnosa akhir : Gagal kardiopulmonal, asfiksia berat, gangguan napas berat ec HMD dd pneumonia kongenital, caput succadeneum, hipotermia sedang,
neonatus, laki-laki, BBLR, KB, SMK lahir SC ai letak lintang
Penyebab kematian : Gagal kardiopulmonal, asfiksia berat, prematuritas, sepsis neonatorum
Tanggal masuk : 16 April 2021, Jam 12.30
Waktu kematian : 16 April 2021, Jam 15.30
Tim 1 : dr. Mari / dr. Tata / dr. Ami / dr. Agus / dr. Uca / dr. Ika
Tim 2 : dr. Wawan / dr. Rano/ dr. Ana / dr. Devi/ dr. Cony/ dr. Icha/ dr. Fatur / dr. Asti/ dr. Danil/ dr. Dana

Hari/
Follow Up Laboraturium Diagnosis Terapi
Tanggal
16/04/2021 Ny. Harti, G3P20001, 34 thn, UK 34+5 mg Laboratorium G3P20001 UK 34+5 mg letak ‐ Pro Re SC Em + ins IUD
Poli I. laki-laki, 13 thn, BBL 2500 gr, lahir spontan di Klinik Mulya Hb 14.5 Ht 40 Al 11.9 At 328 lintang kepala di kanan ‐ Konsul anestesi dan perina
09.30 Boyolali Ae 4.07 MCV 98.9 MCH 35.7 punggung di atas, inpartu kala ‐ Inj cefazolin 2 gr (profilaksis)
II. Perempuan, BBL 3400 gr, meninggal umur 6 jam, karena MCHC 36.1 RDW 12.4 MPV I fase laten KPD 9 hari, riw SC ‐ KIE dan IC
HMPT: 16/8/20 gangguan pernapasan ec sungsang di Klinik Usodo 8.2 PDW 16 eos 2.10 baso 7 th yll ‐ Lapor staff jaga (dr. Wisnu,
HPL: 23/5/21 Colomadu (th 2014) 0.10 netro 74.20 limfo 18.60 Sp.OG (K)
UK: 34+5 III. Hamil ini mono 5.00 PT 12.1 APTT ‐ Lapor dr. Eric , Sp.OG (K)
minggu 29.0 INR 0.930 GDS 78 Na Advice: Acc dx tx
Riw menikah 1x/14 thn 130 K 4.2 Cl 106
BBS: 56 kg
BBH: 67 kg Seorang G3P20001, UK 34+5 minggu kontrol post mondok tgl
TB: 156 cm 9/4/21 sd 13/4/21 dengan diagnosa G3P20001, UK 34+1 mg USG
IMT: 23,01 letak lintang (kepala di kanan, punggung di atas) + KPD 5 hari + Tampak janin tunggal, IU,
(normoweight) riw SC 7 th yll). Pasien merasa hamil 9 bulan. Gerakan janin DJJ (+)
aktif dirasakan, kenceng-kenceng mulai dirasakan sejak BPD : 7,68 cm ~ UK 30+6 mg
semalam tidak teratur, keluar rembes air ketuban (-), lendir HC 30,18 cm ~ UK 33+4 mg
darah (-). Demam (-), batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), AC 25,86 cm ~ UK 30 mg
riwayat kontak penderita covid disangkal, riwayat bepergian FL 6.46 cm ~ UK 33+2 mg
luar kota disangkal EFW 1777 gram
Tampak plasenta ins di
RPD: HT/DM/asma/alergi/jantung disangkal corpus anterior

1
Tampak air ketuban kesan
Riw. ANC: habis
Kontrol di bidan tiap bulan Tak tampak kelainan
dr. Rhony, Sp.OG, UK 30-31 mg EFW 1500 gr kongenital mayor
(8/4/21) Janin kesan dalam keadaan
Dx: Multigravida hamil preterm dengan oligohidroamnion susp baik
IUGR + Riw SC
Tx: Rujuk ke Poli Fetomaternal RSDM CTG
(4/3/21) Baseline : 150x
Dr. Hendrawan, Sp.OG, UK 27 mg EFW 1040 gr Variabilitas : 5-15
(9/4/21) Akselerasi : (+)
UK 33+5 mg EFW 1535 gr Deselerasi : (-)
(12/4/21) Fetal movement : (+)
UK 34+1 mg EFW 1800 gr, plasenta ins di corpus anterior, tidak Kontraksi : (+)
menutup OUE CST Kategori 1

Riw. Mondok
9/4/21 sd 13/4/21
Dx: G3P20001, UK 34+1 minggu, letak lintang (kepala di kanan
punggung di atas) + KPD 5 hari + riw SC 7 th yll
Tx: maternal hidrasi 2 seri, IC keluarga
Informed choice untuk terminasi, tapi pasien menolak karena
pertimbangan biaya dan BPJS belum ada.

KU: Baik, CM
TD: 125/80
N: 80x/m
RR: 20x/m
S: 36,5
SpO2: 99%
Mata: CA -/-, SI -/-
Thorax:
Cor: S1-S2 reguler
Pulmo: SDV +/+, RK -/-, Whezing -/-
Abdomen: supel, BU (+), NT (-), teraba janin tunggal IU, kepala
dikanan, punggung di atas, DJJ (+) 140x/m, his 2x/10’/30”
Genital: VT: VU tenang, dinding vagina dalam batas normal,
portio lunak, pembukaan 3 cm, EFF 50% teraba bagian kecil
janin, KK (-), AK (-), STLD (+)
16/04/2021 S : Gerak janin (+), kenceng – kenceng (+), ledir darah (+), CTG G3P20001 UK 34+5 mg letak ‐ Pro SC Em + ins IUD
PONEK KU: Baik, CM Baseline : 140 x lintang kepala di kanan ‐ Konsul anestesi dan perina
10.30 TD: 120/80 Variabilitas : 5-15 punggung di atas, inpartu kala ‐ Inj cefazolin 2 gr (profilaksis)

2
N: 80x/m Akselerasi : (+) I fase laten KPD 9 hari, riw SC ‐ KIE dan IC
RR: 20x/m Deselerasi : (-) 7 th yll ‐ Lapor staff jaga (dr. Wisnu,
S: 36,5 Fetal movement : (+) Sp.OG (K)
Mata: CA -/-, SI -/- Kontraksi : (+) ‐ Lapor dr. Eric , Sp.OG (K)
Thorax: CST Kategori 1 Advice: Acc dx tx
Cor: S1-S2 reguler
Pulmo: SDV +/+, RK -/-, Whezing -/- Pasien menolak pemasangan IUD
Abdomen: supel, BU (+), NT (-), teraba janin tunggal IU, kepala
dikanan, punggung di atas, DJJ (+) 142x/m, his 2x/10’/30”
Genital: VT: VU tenang, dinding vagina dalam batas normal,
portio lunak, pembukaan 3 cm, EFF 50% teraba bagian kecil
janin, KK (-), AK (-), STLD (+)
12.30 – 13.30 1. Prosedur operasi rutin ‐
IBS OK 12 2. Pasien dibaringkan diatas meja operasi dalam keadaan
narkose
3. Toilet medan operasi dan sekitarnya pasang doek steril
4. Dilakukan insisi secara pfanensteil dibekas luka operasi
lama
5. Insisi diperdalam lapis demi lapis sd peritoneum parietale
6. Peritoneum parietale dibuka tampak uterus gravid
7. Dilakukan insisi SBR secara semilunar diperluas secara
tumpul KK (-) air ketuban kesan habis
8. Tangan operator menarik kaki terjauh, lengan bayi
dibebaskan, tangan asisten mendorong fundus
9. Lahir bayi laki-laki, BBL 2200 gr, AS 3-4-5
10. Lahir plasenta perabdominal bentuk cakram, uk 18x18x2
cm
11. Bloody angle di klem, dilakukan control perdarahan 
perdarahan (-)
12. Dilakukan penjahitan SBR jelujur terkunci
13. Dilakukan penjahitan dinding abdomen lapis demi lapis
hingga kutis
14. Operasi selesai
15. KU ibu S/S/S operasi baik
16/04/2021 S : Bayi lahir di OK IBS secara SC jam 12.30 saat dikeluarkan bayi 1. Gangguan nafas berat ec ‐ Resusitasi neonatus  intubasi
12.30 tidak menangis, gerak/tonus lemah, sianosis seluruh tubuh, HMD dd pneumonia endotrakeal, RJP
HCU NEO langkah awal resusitasi  bayi masih tidak menangis, gerak kongenital ‐ Thermoregulasi
Usia 1 tidak aktif, usaha napas (-), HR <100x/menit, SiO2 60%, CTP, 2. Asfiksia berat ‐ Perawatan tali pusat
DPH 0 intubasi, RJP 3. Hipotermia sedang ‐ Inj vit. K 1mg IM
O: 4. Caput succadeneum ‐ Salep mata obs
BBL : 2200 gr 5. Sepsis neonatorum early
PB : 39 cm onset Di ruang perawatan

3
LK : 34 cm 6. Neonatus, laki-laki, BBLR, - O2 ventilator ETT -> NICU penuh ->
LD : 29 cm KB, SMK lahir SC ai letak perawatan maksimal di HCU
LP : 26 cm lintang neonatus
LILA : 10 cm - Diet OGT dialirkan
Apgar score : 3-4-5-6-6 - Cairan D10% 10ml/menit
Ketuban tidak ada/habis - Obat: Inj ampicillin (50 mg/kg/12
0 5 10 15 20 jam) = 110mg/12jam, Inj
A gentamicin
P (4mg/kg/24jam)=10mg/24jam
G
A Plan
R - Sepsic work up
- Umbilical cath
- Babygram
St kehamilan - Echokardiografi
HPMT 16/8/20 - Edukasi keluarga tentang kondisi
HPL 23/5/21 pasien
UK 34 + 6 minggu
Usia 34 tahun, Ass. Preterm,,
St CNS
Membuka mata (-),Menangis kuat (-),Bergerak aktif (-)
Ass.
St GIT
Meconium (-), BAB (-), Ikterik (-)
Ass. bde
St infeksi
Demam (-),Suhu 35,6
Ass. Hipotermia sedang
St lab
Hb 14.5, Ht 40 ,aL 11.9, aT 328, aE 4.07, Golongan darah, HbsAg
non reaktive
Ass. Dbn
St CV
HR : 130x/mnt, Bising (-), ADP kuat, Akral hangat, CRP <3’’
Ass. Dbn
St GU
Bak (-),
Ass: bde
St Ibu
HT (-), DM (-), Asma (-), Jantung (-),HbsAg (-)
Ass. dbn
St Respirasi

4
RR 70x/mnt, SpO2 60%, Merintih (+), Retraksi (+), Sianosis (+),
NCH (+), Air entry menururn, O2 CPAP , Downes Score 9
Ass: gangguan nafas berat
Lain-lain
Cacat (-), Anus (+)
Palatoschisis (-)

16/04/2021 S: Pasien tampak gasping, saturasi tidak membaik dengan Gagal kardiopulmonal RJP + epinefrin, evaluasi
14.30 bagging, brakikardia
HCU NEO O:
Usia 1 HR : 86x/m
DPH 0 RR : 20x/m
SiO2: 60-70%
Pupil isokor 3mm/3mm

16/04/2021 S: Pasien henti napas dan jantung Gagal kardiopulmonal Pasien dinyatakan meninggal di depan
15.30 O: perawat dan keluarga pukul 15.30
HCU NEO HR –
Usia 1 RR –
DPH 0 Saturasi –
Mata midriasis maksimal, reflek kornea -/-

Analisa Kasus

Bayi kurang bulan sangat rentan terhadap gangguan terhadap sistem pernapasan yang dikenal dengan Hyaline Membrane Disease (HMD). HMD juga disebut
respiratory distress syndrome. Gejala dan tanda klinis berupa takipnea ( frekuensi napas > 60 kali/menit), retraksi dinding dada dan sianosis pada udara kamar. Kelainan ini
menetap atau bertambah parah selama 48 – 96 jam pertama kehidupan. Patofisiologi dari asfiksia akibat HMD adalah terjadinya hipoksia dimulai dengan frekuensi jantung
dan tekanan darah pada awalnya meningkat dan bayi melakukan upaya megap-megap. Bayi kemudian masuk periode apnea primer. Bayi yang menerima stimulasi adekuat
selama apnea primer akan mulai melakukan usaha nafas lagi. Bayi-bayi yang mengalami proses asfiksia lebih jauh berada dalam tahap apnea sekunder. Apnea sekunder cepat
menyebabkan kematian jika bayi tidak benar-benar didukung oleh pernafasan buatan dan bila diperlukan, kompresi jantung. Selama apnea sekunder, frekuensi jantung dan
tekanan darah, warna bayi berubah dari biru ke putih karena bayi baru lahir menutup sirkulasi perifer sebagai upaya memaksimalkan aliran darah ke organorgan, seperti
jantung, ginjal dan adrenal. Selama apnea, penurunan oksigen yang tersedia menyebabkan pembuluh darah di paru-paru mengalami kontriksi. Vasokontriksi ini menyebabkan
paru-paru resisten terhadap ekspansi sehingga mempersulit kerja resusitasi.
Kurangnya surfaktan karena persalinan prematur juga berakibat pada berkurangnya salah satu sistem pertahanan tubuh di paru-paru, menyebabkan bayi lebih mudah
terpapar dengan infeksi bakteri atau penyulit lainnya. Infeksi pada bayi yang tidak disadari atau tidak segera ditangani dengan adekuat, dapat menyebabkan bayi jatuh dalam

5
kondisi sepsis, dan meyebabkan peningkatan risiko terjadinya syok.

Anda mungkin juga menyukai