Anda di halaman 1dari 2

Tinjauan Umum Adverse Drug Reaction

ADR adalah setiap respon terhadap suatu obat yang bersifat

merugikan atau berbahaya dan tidak diinginkan dan terjadi pada dosis

yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan, diagnosis, atau

terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologik. (BPOM RI, 2012)

Berdasarkan aksi farmakologinya, ADRs dibagi atas dua klasifikasi yaitu:

1. ADR tipe A (dapat diperkirakan) dengan ciri-ciri

a. Dapat diramalkan,

b. Tergantung dosis,

c. Morbiditas tinggi,

d. Mortalitas rendah,

e. Tingkat keparahan bervariasi tapi umumnya ringan,

f. Umumnya berhubungan dengan dosis,

g. Angka kejadian tinggi (80% dari total seluruh kejadian).

2. ADR tipe B (tidak dapat diperkirakan) dengan ciri-ciri

a. Tidak dapat diramalkan,

b. Morbiditas dan Mortalitas tinggi,

c. Tingkat keparahan bervariasi tapi kebanyakan parah,

d. Tidak hanya berhubungan dengan dosis,

e. Angka kejadian rendah (20% dari total seluruh kejadian),

f. Tidak/Jarang tergantung dosis, penanganannya dengan penghentian

penggunaan obat.

(Srinivasan et al, 2011)

Algoritma Naranjo

Berisi 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban antara lain ya, tidak,

tidak tahu. Berfungsi untuk menentukan apakah efek yang merugikan

disebabkan oleh obat atau faktor lain. Jawaban pada tiap-tiap pertanyaan

memiliki nilai yang berbeda. Jika skor total yang didapat 9 atau lebih besar
maka disimpulkan kejadian ADR tinggi (definite). Skor total 5-8 maka

kemungkinan terjadi ADR (probable). skor total 1-4 maka kemungkinan

merupakan ADR (possible). Skor total 0 atau lebih kecil maka ADR

diragukan (doubtful). (Doherty, 2009). Algoritma naranjo merupakan salah

satu cara untuk menilai causalitas ADR yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai