Anda di halaman 1dari 2

SETIAP manusia memang dilahirkan berbeda.

Perbedaan itu tampak nyata dan mudah


ditemukan dari banyak hal, mulai dari jenis kelamin, wajah, hingga hal-hal yang tersembunyi
sekalipun.

Berbicara mengenai perbedaan dari hal tersembunyi, organ reproduksi adalah salah satu di
antaranya. Pria dan wanita jelas berbeda baik dari bentuk dan fungsi organ reproduksinya. Pada
wanita, perbedaan itu pun masih dapat dilihat hingga ke salah satu bagian luar dari organ genital
yakni selaput dara.

Rasanya, masih sangat kental dalam budaya masyarakat kita bahwa selaput dara adalah salah
satu penanda keperawanan atau virginitas seorang wanita. Yang patut disayangkan, kesalahan
serta kurangnya informasi akurat mengenai bagian organ genital wanita ini masih sering terjadi
dan kerap kali merugikan posisi para Kaum Hawa.

Salah satu informasi yang sering keliru atau bahkan tak banyak orang tahu adalah bentuk selaput
dara wanita yang tidak seragam atau sama bentuknya. Dengan mengetahui fakta bahwa bentuk
selaput dara bervariasi diharapkan dapat mengubah persepsi serta meluruskan anggapan yang
salah tentang organ kewanitaan ini. Seperti dituturkan pakar Obstetrik Ginekologi dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Suryono Slamet Iman Santoso, SpOG, selaput dara
wanita memang berlainan dan memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Derajat
kelembutan dan fleksibilitas selaput yang juga disebut “hymen” ini pun berbeda-beda.

“Selaput dara ini mempunyai banyak bentuk, mulai dari bentuk annular, ada yang bersepta-septa
dan ada juga yang cibriformis atau berlubang-lubang. Karena bentuknya selaput, pendarahan
pada bagian ini biasanya sedikit. Nah, inilah yang biasa suka mengeluarkan darah saat
melakukan seks pertama. Tapi belum tentu semua wanita akan begitu,” ungkap dr Suryono
dalam talkshow “Seksualitas di Indonesia : Tabu atau Perlu?” di Jakarta, Kamis (10/7) lalu .
Dokter yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Obstetrik Ginekologi Indonesia (POGI) ini
menjelaskan, bila seorang wanita memiliki bentuk selaput annular yang wujudnya sangat tipis,
maka kemungkinan besar ia tidak akan mengalami pendarahan sama sekali pada saat hubungan
seks pertamakali. Dengan fakta ini pula, sebagian dari mitos tentang darah keperawanan
sebenarnya dapat diluruskan.

Selain jenis yang tipis dan berlubang, ada pula wanita yang bagian selaputnya tidak memiliki
lubang sama sekali atau juga disebut “impervorate hymen”. Jenis ini adalah suatu kelainan
genetika dan seorang wanita biasanya akan kesulitan saat memasuki masa menstruasi.
“Ini adalah kelainan kongenital atau bawaan sejak lahir. Akibatnya seorang wanita tidak
menstruasi dalam jangka waktu lama, padahal ia sebenarnya haid tapi darahnya tertahan di dalam
vagina dan bisa menimbulkan tumor. Angka kejadiannya di Indonesia cukup banyak ,” ungkap
dr Suryono.

Setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali, lubang pada selaput dara
dapat bertambah lebar. Namun yang pasti, setelah robek atau terkoyak selaput dara tidak dapat
dikembalikan menjadi utuh seperti semula.

Dr Suryono menekankan meskipun ada dokter ahli yang mengklaim dapat memulihan atau
memperbaiki selaput dara, hal itu sebenarnya dilakukan demi memulihkan truma mental dan
psikologis pasien saja.

“Karena sangat tipis dan tidak ada pembuluh darahnya, selaput dara tidak bisa direpair. Jadi tak
bisa dikembalikan lagi menjadi perawan,” ujarnya.

Kalaupun dilakukan tindakan operasi, kata Dr Suryono, tentu selaput daranya tidak diperbaiki.
Dokter biasanya hanya melakukan tindakan seperlunya hanya untuk meyakinkan dan
mengembalikan kepercayaan diri pasien.

“Sebetulnya bila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara, operasi memang
sama sekali tidak diperlukan,” tandasnya.

Tipe Hymen berdasarkan bentuk :Annular hymen; selaput melingkari lubang vagina.
Septate hymen; selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.
Cibriform hymen; selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil clan
jumlahnya lebih banyak.

Introitus : Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa saja
lubang selaputnya membesar. Namun masih menyisakan jaringan selaput dara. /Asep
Candra/Kompas

Anda mungkin juga menyukai