Kti Fary Misdinoor Arianto
Kti Fary Misdinoor Arianto
Oleh :
Oleh :
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri
dan bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain
manapun baik sebagian maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya bersedia
Balikpapan……………..
Yang menyatakan
P07220117048
ii
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh
Pembimbing
Nurhayati,S.ST, M.Pd
NIDN. 4024016801
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
iii
2
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Cholelithiasis Di Rawat Di
Rumah Sakit.
Telah diuji
Pada tanggal 14 Mei 2020
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji:
Ns. Siti Nuryanti, S.kep.,M.Pd (………………………………)
NIDN. 4023126901
Penguji Anggota :
1. Nurhayati,S.ST, M.Pd (………………………………)
NIDN. 4024016801
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi D-III Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes. Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep.
NIP. 19650825198503200 NIP. 196803291994022001
iv
3
A. Data Diri
1. Nama : Fary Misdinoor Arianto
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Tempat, Tanggal Lahir : Tabalong, November 1998
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. Alamat : Karang jati
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN 021 Balikpapan Tengah
2. SMPN 9 Balikpapan
3. SMK KESEHATAN AIRLANGGA Balikpapan
4. Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim Tahun 2017
sampai sekarang.
v
4
KATA PENGANTAR
Djatiwibowo Balikpapan”
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat selesai. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
Kaltim.
3. Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M. Kes, selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan
4. Ns. Andi Lis Arming G, S. Kep, M. Kep selaku Ketua Program Studi D-III
5. Ns. Grace Carol Sipasulta, M. Kep.,Sp. Kep. Mat, selaku penanggung jawab
Kaltim.
vi
5
Tulis Ilmiah.
Kalimantan Timur yang telah membimbing dan mendidik penulis dalam masa
pendidikan.
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan, saran,
vii
6
ABSTRAK
viii
7
ABSTRACT
Methods: This study uses the literature review method with the Nursing Care
approach by carrying out care as a unit of analysis. The unit of analysis is a mature
client. The data collection instrument used the format of Nursing Care assessment in
accordance with the applicable provisions in East Kalimantan Poltekkes Nursing
Study Program.
ix
8
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak .............................................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN
x
9
xi
10
6. Evaluasi .................................................................................... 47
A. Hasil
a. Pengkajian ............................................................................... 60
b. Diagnosa keperawatan ............................................................. 79
c. Perencanaan keperawatan ........................................................ 81
d. Implementasi keperawatan ...................................................... 84
e. Evaluasi keperawatan .............................................................. 97
B. Pembahasan
xii
11
xiii
1
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
hanya bisa dilakukan ketika kondisi badan sehat. Menjalani pola makan sehat
merupakan cara termudah untuk menjaga kebugaran badan dan mencegah tubuh
memiliki tubuh yang sehat. Sayangnya, masih banyak orang yang tak tergerak
makanan yang memiliki kadar kalori dan lemak berlebih dari jumlah yang
jantung, stroke, penyakit kandung empedu atau Cholelithiasis (Putri Sella Agustin,
2016).
penyakit yang didalamnya terdapat batu empedu yang dapat ditemukan di dalam
1
2
terdapat 400 juta penduduk di dunia mengalami Cholelithiasis dan mencapai 700
juta penduduk pada tahun 2016. Cholelithiasis atau batu empedu terbentuk
menderita batu empedu. Prevalensi tertinggi terjadi di Amerika Utara yaitu suku asli
Indian, dengan presentase 64,1% pada wanita dan 29,5% pada pria. Sementara
prevalensi yang tinggi juga terdapat pada suku Non Indian di Amerika Selatan,
dengan presentase 49,9% pada wanita negara Chili suku Mapuche Indian asli dan
12,6% pada pria. Prevalensi ini menurun pada suku campuran Amerika yaitu 16,6%
pada wanita dan 8,6% pada pria. Prevalensi menegah terjadi pada masyarakat Asia
dan masyarakat Amerika kulit hitam yaitu 13,9% pada wanita dan 5,3% pada pria.
tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu 11,7%. Saat ini
hidup seperti orang-orang barat yang suka mengkonsumsi makanan cepat saji
Insiden batu empedu dapat dilihat dalam kelompok berisiko tinggi yang di
singkat dengan “6F” yaitu : fat, fifties, female, fertile, food, dan family.
dimiliki, dimana faktor risikonya terdiri dari usia, jenis kelamin, obesitas, dan
diabetes mellitus. Di dalam kantung empedu terdapat cairan yang disebut sebagai
empedu dan berperan dalam pencernaan lemak. Batu empedu akan terbentuk
ketika cairan empedu tersebut mengeras. Ukuran batu empedu bisa bermacam-
macam, mulai dari yang sekecil butiran pasir hingga sebesar bola pingpong.
Cairan empedu yang mengeras dan menjadi batu tersebut memiliki jumlah yang
bervariasi. Seseorang bisa memiliki banyak batu, bisa juga hanya memiliki satu
batu pada kantong empedu, jika orang tersebut mengidap batu empedu (Andalas,
2017).
Batu empedu bisa terjadi karena adanya kolesterol yang mengeras dan
tertimbun dalam cairan empedu. Ini terjadi karena ada ketidakseimbangan antara
senyawa kimia dan kolesterol dalam cairan tersebut. pada umumnya batu empedu
tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, apabila batu empedu menyumbat saluran
empedu, maka pengidap batu empedu akan mengalami rasa sakit pada bagian
kanan perut yang datang secara tiba-tiba atau disebut juga kolik bilier.
4
bedah adalah dengan cara melarutkan batu empedu menggunakan MTBE, ERCP,
dan ESWL. Sehingga masalah yang terjadi pada saat sebelum tindakan bedah
pasien mengalami gejala nyeri mendadak dan terus-menerus pada perut kanan atas
atau bakteri mudah masuk kedalam jaringan kulit, sehingga pasien beresiko untuk
maupun post agar tidak terjadinya peningkatan keparahan penyakit pada pasien.
Cholelithiasis pada pre operasi adalah dengan mengurangi keluhan nyeri pada
Selain itu perawat juga berperan penting dalam melakukan perawatan luka kepada
pasien selesai tindakan pembedahan atau post operasi untuk mencegah terjadinya
didapatkan data bahwa dalam dua tahun terakhir kasus pasien dengan diagnosa
B. Rumusan Masalah
ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Tn.x di RSUD dr.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan proposal karya tulis ilmiah ini dibedakan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan pre dan post operatif
Balikpapan.
di Balikpapan.
Balikpapan.
7
tindakan keperawatan pada pasien pre dan post Cholelithiasis di RSUD dr.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
dengan Cholelithiasis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
ditemukan adalah nyeri pada perut kanan atas, nyeri epigastrium, demam,
8
9
lemak, dan vitamin yang larut dalam lemak (Musbahi et al., 2019).
Penyebab paling utama adalah infeksi di usus. Infeksi ini menjalar tanpa
peradangan lokal yang tidak dirasakan pasien, tanpa gejala sakit ataupun
2. Etiologi
abdomen di atas ginjal kanan, kolon, lambung, pankreas, dan usus serta
tepat di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi lobus kiri dan kanan, yang
belakang vena kava. Kuadran kanan atas abdomen didominasi oleh hati
koledokus berasal dari batu kandung empedu, tetapi ada juga yang
bagian tubuh lainnya. Berdasarkan jenis batu yang terbentuk, faktor yang
2015).
3. Anatomi
menegaskan batas anatomi antara lobus hati kanan dan kiri. Kandung
12
buntu dari kandung empedu yang sedikit memanjang di atas tepi hati.
bagian yang sempit dari kandung empedu yang terletak antara korpus
oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil dalam hati. Saluran
empedu yang kecil bersatu membentuk dua saluran lebih besar yang
keluar dari permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan
4. Fisiologi
Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel
hati.
kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk
limbah dari sel darah merah yang dihancurkan, serta obat dan limbah
berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali
5. Patofisiologi
Ada dua tipe utama batu empedu yaitu batu yang terutama tersusun
dari pigmen dan tersusun dari kolesterol. Batu pigmen, akan terbentuk
ini semakin besar pada pasien serosis, hemolysis dan infeksi percabangan
bilier. Batu ini tidak dapat dilarutkan dan hanya dikeluarkan dengan jalan
empedu dan lesitin (fosfo lipid) dalam empedu. Pada pasien yang
supersaturasi getah empedu oleh kolesterol dan keluar dari getah empedu
(Nanda, 2020).
empedu 4 kali lebih banyak dari pada laki-laki. Biasanya terjadi pada
empedu juga meningkat akibat mal absorbs garam empedu pada pasien
6. Manifestasi Klinis
oleh penyakit kandung empedu itu sendiri dan gejala yang terjadi akibat
bisa bersifat akut atau kronis. Gangguan epigastrium, seperti rasa penuh,
distensi abdomen dan nyeri yang samar pada kuadran kanan atas
2020) .
nyeri dan kolik bilier, ikterus, perubahan warna urin dan feses dan
defisiensi vitamin. Pada pasien yang mengalami nyeri dan kolik bilier
Kolik bilier tersebut disertai nyeri hebat pada abdomen kuadran kanan
16
atas, pasien akan mengalami mual dan muntah dalam beberapa jam
7. Komplikasi
empedu.
sehat, menjaga pola makan, dan perilaku atau gaya hidup yang sehat.
dan buah, olahraga teratur dan perbanyak minum air putih. Pada pasien
dan instrumen khusus melalui layar monitor tanpa melihat dan menyentuh
melalui jalur berikut ini: melalui selang atau kateter yang dipasang
menuju lumen duodenum sehingga batu dapat keluar bersama tinja atau
komplikasi penyakit yang lain, mencegah atau mengurangi rasa nyeri dan
asupan makanan dengan intake rendah lemak dan kolesterol (Bini et al.,
2020).
9. Pemeriksaan Diagnostik
b. Ultrasonografi
oral karena dapat dilakukan secara cepat dan akurat, dan dapat
bilier.
disuntikkan itu relatif besar, maka semua komponen pada sistem bilier
Berikut adalah masalah yang timbul bagi pasien pre dan post Cholelithiasis,
2017) :
intestinal
cairan
operasi)
Berikut adalah urian masalah yang timbul bagi pasien pre dan post
a) Definisi
b) Penyebab
neoplasma)
25
c) Batasan karakteristik
Subjektif Objektif
1. Mengeluh Nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) 1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Infeksi
a) Definisi
26
b) Penyebab
Nyeri
c) Batasan karakteristik
Subjektif Objektif
1. Mengeluh sulit 1. Kekuatan otot menurun
menggerakan extremitas 2. Rentang gerak menurun
Subjektif Objektif
1. Nyeri saat bergerak 1. Sendi kaku
2. Enggan melakukan 2.Gerakan tidak terkoordinasi
pergerakan 3. Gerakan terbatas
3. Merasa cemas saat 4. Fisik Lemah
bergerak
3) Hipertermi D.0130
a) Definisi
b) Penyebab
c) Batasan karakteristik
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) 1. Suhu tubuh di atas normal
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) 1. Kulit merah
2. Takikardi
3. Kulit terasa hangat
Proses infeksi
a) Definisi
metabolisme
b) Penyebab
c) Batasan karakteristik
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) Berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal
Subjektif Objektif
1. Kram atau nyeri abdomen 1. Bising usus hiperaktif
2. Nafsu makan menurun 2. Otot menelan lemah
Infeksi
a) Definisi
intraselular
b) Faktor resiko
Obstruksi intestinal
29
Perdarahan
a) Definisi
mengancam jiwa
b) Faktor resiko
Perdarahan
a) Definisi
b) Penyebab
c) Batasan karakteristik
Subjektif Objektif
1. Mengeluh Nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) 1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Kondisi pembedahan
a) Definisi
b) Penyebab
Nyeri
c) Batasan karakteristik
Subjektif Objektif
1. Mengeluh sulit 1. Kekuatan otot menurun
menggerakan extremitas 2. Rentang gerak menurun
Subjektif Objektif
4. Nyeri saat bergerak 1. Sendi kaku
5. Enggan melakukan 2.Gerakan tidak terkoordinasi
pergerakan 3. Gerakan terbatas
6. Merasa cemas saat bergerak 4. Fisik Lemah
b) Definisi
patogenik
c) Faktor resiko
Tindakan invasive
1. Pengkajian
yaitu wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik (Bolat & Teke, 2020).
a. Identitas
1) Identitas klien
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum :
a) Penampilan Umum
34
b) Kesadaran
klien.
c) Tanda-tanda Vital
(TPRS)
2) Sistem endokrin
empedu.
d. Pola aktivitas
1) Nutrisi
2) Aktivitas
3) Aspek Psikologis
hati
4) Aspek penunjang
35
meningkat)
2. Diagnosa Keperawatan
(PPNI, 2017)
Ada lima tipe diagnosa, yaitu aktual, risiko, kemungkinan, sehat dan
Masalah dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan
pendukung belum ada tetapi sudah ada faktor yang dapat menimbulkan
diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa aktual dan risiko tinggi
yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu
makanan
intestinal
cairan
37
operasi)
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan Intervensi
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Observasi :
selama …. Diharapkan mobilitas fisik pasien a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
meningkat dengan kriteria hasil: lainnya
a. Pergerakan extremitas meningkat b. Identifikasi toleransi fisik melakukan
b. Kekuatan otot meningkat ambulasi
c. Rentang gerak meningkat c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
d. Nyeri menurun darah sebelum memulai ambulasi
e. Kecemasan menurun d. Monitor kondisi umum selama melakukan
f. Gerakan tidak terkoordinasi menurun ambulasi
g. Gerakan terbatas menurun
h. Kelemahan fisik menurun Terapeutik :
Edukasi :
Tujuan Intervensi
Tujuan Intervensi
intestinal D.0036
Tujuan Intervensi
cairan D.0039
Tujuan Intervensi
Tujuan Intervensi
Tujuan Intervensi
Tujuan Intervensi
4. Implementasi keperawatan
(Harahap, 2019)
5. Evaluasi
2019)
klien yang dianalisis atau dikaji dari data subjektif dan data
objektif.
ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien hanya
sekali.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Subyek Penelitian
secara rinci dan mendalam. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini
adalah:
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
penyakit dapat dilihat dari rekam medis yang tercatat diruangan dengan
sarana yang memadai bagi subyek dan peneliti. Waktu penelitian ini
Djatiwibowo.
E. Prosedur Penelitian
kasus.
data.
53
Djatiwibowo Balikpapan.
telah ditentukan.
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
lainnya.
c. Observasi
pemeriksaan diagnostik
terlampir).
G. Keabsahan Data
Keabsahan data pada penelitian ini di tentukan oleh integritas peneliti (karena
dari tiga sumber data utama yaitu klien dewasa dengan Cholelithiasis,
perawat dan orang tua/keluarga klien dewasa yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.
H. Analisis Data
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
digsunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang
responden.
ditemukan
57
BAB IV
Pada bab ini peneliti mereview hasil dan pembahasan kasus dari Rica nur
safitri dan Tugas seminar kelompok tahun 2018yang selanjutnya akan diuraikan
hasil dan pembahasan mengenai data umum tentang Asuhan keperawatan pada
A. Hasil
Fasilitas yang tersedia antara lain: intalasi rawat jalan, instalasi farmasi,
terdapat Ruang Pantry dan tangga lantai dua, sebelah utara berbatasan
dengan
Ruang Flamboyan A dan E serta sebelah barat berbatasan dengan
terdapat tangga menuju lantai 1, serta sebelah barat terdapat Ruang Pantry
dan Mushola.
a. Pengkajian
klien 1 dan klien 2 ditemukan ada persamaan seperti nyeri pada daerah
bagian perut sudah seminggu lebih dan berfikir bahwa itu penyakit
magh, pasien di bawa ke IRD pada pukul 14:00 wita dan dinyatakan
November 2018 dengan keluhan nyeri bagian perut kanan atas mulai 2
minggu yang lalu, nyeri datang timbul seperti tertusuk tusuk pada
mual tetapi tidak muntah gelisah dan susah tidur serta sulit bergerak.
Data dari pengkajian data psikososial pada klien 1 dan klien 2, ekspresi
Tabel 3.0 Hasil observasi dan pemeriksaan fisik pada Klien 1 di Flamboyan B RSUD
dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan klien 2 di Flamboyan E RS dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan
Auskultasi Auskultasi
Bising usus 7x/menit Bising usus 8x/menit
Palpasi Palpasi
Terdapat nyeri tekan, Terdapat nyeri tekan pada
terdapat benjolan , tidak area epigastrium, tidak
ada pembesaran hepar dan ada benjolan atau massa,
ginjal. tidak teraba pembesaran
hepar, tidak ada
pembesaran lien
Perkusi Perkusi
tidak ada asites Suara abdomen tympani,
tidak ada asites
67
mampu
menggerakkan
bahu dan melawan
tekanan
- N12 : Pasien
mampu
menjulurkan lidah
dan menggerakkan
lidah keberbagai
arah
hipoglikemia dan
hiperglikemia. Tidak
terdapat riwayat luka
sebelumnya dan riwayat
amputasi sebelumnya.
pada klien 2 didapatkan nyeri pada bagian perut kanan atas, nyeri
sedang).
abdomen datar, tidak ada bayangan vena, tidak ada lesi dan ada
benjolan atau massa, tidak ada luka bekas operasi. Lalu, melakukan
dan ginjal. Lalu melakukan Perkusi, tidak ada asites. Sedangkan pada
bayangan vena, tidak ada lesi dan tidak ada benjolan atau massa, lalu
Palpasi terdapat nyeri tekan pada area epigastrium, tidak ada benjolan
atau massa, tidak ada luka operasi. Lalu lakukan perkusi, shifting
klien 1, saat dirumah sakit klien mandi sehari 1 kali, keramas 1 kali
sehari, sikat gigi sekali sehari, ganti pakaian 1 kali sehari. sedangkan
data bahwa klien diseka 1 kali sehari, Sikat gigi 2x sehari, dan
Tabel 3.1 hasil pemeriksaan penunjang pada klien 1 di Flamboyan B RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan klien 2 di Flamboyan E dr.kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan
Pemeriksaan
Penunjang Klien 1 Klien 2
m. Monosit : 5.1
n. Masa pendarahan : 3
o. Masa pembekuan : 8
p. GDS ; 125 mg/dl
q. Kolesterol : 180
mg/dl
r. Urem darah : 22 mg/
dl
s. Kreatinin : 0,5
pada pasien 1 didapatkan nilai hemoglobin rendah yaitu 11. Dan hasil
intensitas, ginjal kanan dan kiri besar dan kontur normal, vesica
Tabel 3.2 hasil penatalaksanaan terapi pada pasien 1 di Flalmboyan B RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan pasien 2 di di Flalmboyan E RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Klien 1 Klien 2
Tabel 3.3 Analisa Data Pada Pasien 1 ( Tn.R ) dengan Cholelithiasis pre dan post operasi
TTV :
- TD : 140/90 mmhg
- N : 111 x/menit
- S : 37,0 ‘C
- RR : 24 x/menit
tergores
- Dengan skala nyeri 5
Do :
TTV :
- TD : 145/90 mmhg
- N : 101 x/menit
- S : 37,0 ‘C
- RR : 21 x/menit
2 Ds :
TTV :
- TD : 130/90 mmhg
- N : 100 x/menit
- S : 37,0 ‘C
- RR : 20 x/menit
3 Ds :
Resiko infeksi
- Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi Efek prosedur invasive
- Pasien mengatakan ingin lekas sembuh
Do :
TTV :
- TD : 130/90 mmhg - Suhu : 37,8’C
- N : 100 x/menit - Respirasi : 20 x/menit
76
Tabel 3.4 Analisa Data Pasien II (Nn.T ) dengan Cholelithiasis di Flamboyan E RSUD
Dr.Kanujoso Djatiwibowo Tahun 2018
TTV :
- TD : 110/60 mmhg
- N : 96 x/menit
- S : 37,9 ‘C
- RR : 19 x/menit
Ds :
Kekhawatiran
2 - Pasien mengatakan takut dilakukan operasi, Ansietas mengalami kegagalan
khawatir dengan akibat kondisi
Do :
TTV :
- TD : 110/60 mmhg
- N : 96 x/menit
- S : 37,9 ‘C
- RR : 19 x/menit
77
TTV :
- TD : 100/60 mmhg
- N : 110 x/menit
- S : 38,1 ‘C
- RR : 22 x/menit
2
Ds :
Hipertermi Respon trauma
- Pasien mengatakan menggigil dan
kedinginan
Do :
TTV :
- TD : 110/70 mmhg
- N : 110 x/menit
- S : 38,1 ‘C
- RR : 20 x/menit
Ds :
3 - Pasien mengatakan demam turun naik
Do :
- Terpasang infus NaCL 0,9% 18 tpm Resiko infeksi Efek prosedur invasif
- Tampak luka 3 titik
TTV :
- TD : 110/70 mmhg
- N : 96 x/menit
- S : 38,1 ‘C
- RR : 20 x/menit
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.5 Diagnosa Keperawatan pada klien 1 dengan Pre dan Post
Operatif Cholelithiasis di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
dan klien 2 dengan Pre dan Post Operatif Cholelithiasis di RSUD
dr. Kanujosos Djatiwibowo
Klien 1 Klien 2
Hari/
Hari/
No. tanggal
tanggal Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan
ditemuk
ditemukan
an
Pre Operatif
1 8 April 2019 Nyeri akut b.d agen pencedera 12 Nyeri akut b.d agen
fisiologis ( Inflamasi ) d.d nyeri Novemb pencedera fisiologis d.d
perut seperti tertusuk tusuk, er 2018 nyeri perut kanan atas
pasien tampak meringis dan seperti tertusuk tusuk, pasien
gelisah tampak meringis, gelisah
dan frekuensi nadi
meningkat
Klien 1 Klien 2
Hari/
Hari/
No. tanggal
tanggal Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan
ditemuk
ditemukan
an
Post Operatif
1 10 April Nyeri akut b.d agen pencedera 13 Nyeri akut b.d agen
2019 fisiologis (prosedur operasi) d.d Novemb pencedera fisik d.d pasien
pasien mengatakan nyeri pada er 2018 mengatakan nyeri bagian
bagian luka operasi, nyeri seperti luka operasi seperti nyut
tergores, nyeri terasa hilang nyutan dengan skala nyeri 6,
timbul dengan skala nyeri 5 pasien tampak meringis,
frekuensi nadi meningkat,
gelisah dan sulit tidur
2 10 April 13
2019 Gangguan mobilitas fisik b.d Novemb Hipertermi b.d respon
nyeri d.d pasien mengatakan er 2018 trauma d.d pasien tampak
kesulitas bergerak karna nyeri mengigil dan temperature
bekas luka operasi suhu badan 38,1’C
tanggal 9 April 2019 pada pasien 1 terdapat 3 diagnosa sedangkan pada tanggal 13
c. Perencanaan
Tabel 3.6 Perencanaan pada klien 1 dengan Pre dan post Operatif Cholelithiasis
Di Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
dan klien 2 dengan Pre dan Post Operatif Cholelithiasis Di Flamboyan E RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
meningkat dokter
a. Kelemahan fisik
menurun
Rabu , 9 Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan 3.1 monitor tanda dan
April berhubungan keperawatan selama 3 x 24 gejala infeksi sitemik
2019 dengan jam pasien terhindar dari dan local
prosedur infeksi dengan kriteria hasil 3.2 inspeksi kulit dan
invasive : mukosa terhadap
kemerahan
1. pasien bebas dari tanda 3.3 cuci tangan setiap
dan gejala infeksi sebelum dan sesudah
2. jumlah leukosit dalam tindakan keperawatan
batas normal 3.4 beritau pasien untuk
3. menunjukan prilaku batasi pengunjung
hidup sehat 3.5 pertahankan teknik
4. menunjukan asepsis pada pasien
kemampuan untuk beresiko
mencegah 3.6 lakukan perawatan luka
3.7 berikan terapi antibiotic
Rabu , 13 Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan 3.1 monitor tanda dan
Novemb berhubungan keperawatan selama 3 x 24 gejala infeksi sitemik
er 2018 dengan jam pasien terhindar dari dan local
prosedur infeksi dengan kriteria hasil 3.2 inspeksi kulit dan
invasif : mukosa terhadap
kemerahan
1. pasien bebas dari tanda 3.3 cuci tangan setiap
dan gejala infeksi sebelum dan sesudah
2. jumlah leukosit dalam tindakan keperawatan
batas normal 3.4 beritau pasien untuk
3. menunjukan prilaku batasi pengunjung
83
sesuai dengan masing-masing diagnosa yang ditemukan pada klien 1 dan klien 2,
2.
d. Pelaksanaan
Tabel 4.8 Implementasi Keperawatan Klien 1 dengan Pre dan Post Operatif
Cholelithiasis di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Waktu
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Evaluasi
DO:
a. Ekspresi wajah pasien
sesekali meringis
menahan nyeri
TTV:
TD: 140/79 mmHg
N: 101x/menit
S: 370C
84
RR: 21x/menit
TTV:
TD: 140/70 mmHg
N: 99x/menit
S: 370C
RR: 20x/menit
85
Waktu
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Evaluasi
TTV:
TD: 142/88 mmHg
N: 111x/menit
S: 370C
RR: 20x/menit
Do :
a. Pasien terlihat
kesulitan ingin bangun
dan bergerak
b. Terdapat luka operasi
pada bagian perut
Do :
86
TTV:
TD: 140/90 mmHg
N: 98x/menit
S: 370C
RR: 21x/menit
TTV:
TD: 144/80 mmHg
N: 98x/menit
S: 370C
RR: 21x/menit
88
TTV:
TD: 144/80 mmHg
N: 98x/menit
S: 370C
RR: 21x/menit
tindakan keperawatan pada pasien pre dan post operasi pada klien 1 dilakukan
selama 4 hari perawatan yaitu dari tanggal 8 April 2019 sampai tanggal 12 April
Tabel 3.9 Implementasi Keperawatan Klien 2 dengan Pre dan Post Operasi Cholelithiasis di
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
Waktu
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Evaluasi
TTV :
- TD : 110/60 mmhg
- N : 96x/menit
- S : 37,6’C
- RR : 19 x/menit
12 november Ds :
2018 1.2 mengajarkan klien untuk
teknik relaksasi nafas dalam - Pasien mengatakan
15.45 wita paham dan mengerti
tentang teknik dan
manfaat relaksasi
nafas dalam
Do : -
90
12 november Ds : -
2018
1.3 memonitor tanda tanda vital
16.00 wita
Do :
- Pasien tampak
meringis
12 november
Ds : -
2018 1.3 memonitor tanda tanda vital
20.00 wita
Do :
Ds :
12 november 1.5 berkolaborasi dalam
2018 pemberian analgetik - Pasien mengatakan
masih nyeri
06.00 wita - Skala nyeri 5
Do :
91
- Pasien tampak
meringis dan gelisah
08.00 wita
Do :
13 november Ds :
2018 1.6 berkolaborasi dalam
pemberian analgetik - Pasien mengatakan
12.00 wita masih nyeri
- Skala nyeri 4
Do :
- Pasien tampak
memegang megang
perut nya
13 november Ds :
2018
2.2 Menjelaskan semua prosedur - pasien mengatakan
09.35 wita apa yang akan dirasakan selama mengerti tentang
prosedur prosedur yang akan di
lalui nya dan apa yang
akan dirasakan slama
prosedur
Do :
13 november
Ds :
2018 2.3 Mendorong keluarga untuk
menemani pasien - pasien mengatakan
09.45 wita
pada saat cemas
muncul, dia melkukan
teknik relaksasi nafas
dalam dan pasien
merasa lebih nyaman
dan tenang
Do :
Waktu
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Evaluasi
TTV
- TD : 110/60 mmhg
- N: 100 x/menit
- S : 36,9 ‘C
- RR : 20 x/menit
- pasien mengatakan
paham dan mengerti
teknik dan mafaat
relaksasi nafas dalam
Do :
- Pasien tampak
mengigil
Do :
Ds :
14 november
2018 3.2 mengintruksikan tentang - Pasien mengatakan
tekhnik relaksasi nafas dalam masih nyeri terasa
07.00 Do :
3.3 memonitor TTV
94
Ds :
1.2 mengintruksikan tentang
14 november tekhnik relaksasi nafas dalam - Pasien mengatakan
2018 1.3 memonitor TTV masih nyeri tapi sudah
5.5 Mempertahankan teknik berkurang sedikit
14.00 asepsis pada pasien beresiko Do :
5.6 Melakukan perawatan luka
- Tampak luka tiga titik
tidak merembes
Ds :
14 november
2.2 kolaborasi dalam pemberian
2018 - Pasien mengatakan
analgetik
masih nyeri
18.00 - Skala nyeri 4
Do :
- Pasien tampak
meringis tetapi sudah
lebih tenang dari
sebelumnya
14 november Ds : -
2018
1.3 memonitor tanda tanda vital
22.00
Do :
- TD : 110/60 mmhg
- N: 100 x/menit
- S : 36,9 ‘C
- RR : 20 x/menit
95
Do :
15 november
3.2 Mengintruksikan tentang Ds : -
2018
tekhnik relaksasi nafas dalam
07:00 Do : Tanda tanda vital
3.3 Memonitor TTV
- TD : 110/60 mmhg
- N: 100 x/menit
- S : 36,9 ‘C
- RR : 20 x/menit
15 November
2018 3.4 Berkolaborasi dalam Ds :
pemberian analgetik - Pasien mengatakan
10.00 nyeri sudah tidak ada
lagi
Do :
- Pasien tampak tenang
e. Evaluasi
Tabel 4.0 Evaluasi asuhan keperawatan Klien 1 dengan Pre dan Post Operasi
Cholelithiasis di Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
O:
1) Sesekali pasien tampak meringis dan gelisah akibat
nyeri
2) TTV:
TD : 140/90 mmHg
N : 100 x/menit
R : 21 x/menit
S : 37.0 c
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1.5 lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi , karakteristik , durasi, frekuensi,
kualitas dan factor prepitasi
1.6 ajarkan tentang teknik non farmakologis
1.7 monitor TTV
1.8 kolaborasi dalam pemberian antibiotic
97
O:
1) Pasien tambak membaik dan tidak lemas
TTV:
TD : 140/90 mmHg
N : 100 x/menit
R : 21 x/menit
S : 37.0 c
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
2.1 lakukan pengukuran nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi nyeri ,
karakteristik, durasi , frekuensi .
1.5 monitor TTV
1.6 kolaborasi pemberian antibiotic
Jum’at 12 Gangguan S:
April 2019 mobilitas fisik 1) Pasien mengatakan nyeri masih terasa
berhubungan 2) Pasien mengatakan kelemahan fisik
dengan nyeri menurun
3) Pasien mengatakan dapat bergerak dan
berpindah tempat tetapi secara berhati
hati
O:
1) Keadaan pasien terlihat membaik
2) Pasien terlihat tidak lemas lagi
TTV:
98
TD : 140/90 mmHg
N : 100 x/menit
R : 21 x/menit
S : 37.0 c
E
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
2.1 Kaji kemampuan mobilisasi klien
2.2 Edukasi kepada klien untuk tetap mobilisasi
semampunya semisal miring kiri kanan
2.3 Kolaborasi obat dengan dokter
evaluasi tindakan setiap diagnosa keperawatan Pre operasi, diagnosa nyeri akut
99
sebagian teratasi pada tanggal 7 April 2019. Dan untuk diagnose keperawatan post
operasi nyeri akut sebagian teratasi pada tanggal 12 April 2019, Gangguan
mobilitas fisik pada tanggal 12 April 2019, Resiko infeksi teratasi sebagian pada
Tabel 4.1 Evaluasi asuhan keperawatan Pasien 2 pre dan post Cholelithiasis di Ruang Flamboyan
E RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Tahun 2018
TTV:
TD : 110/60 mmHg
N : 96 x/menit
R : 21 x/menit
S : 36.6 c
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
2.3 monitor tanda tanda vital
2.4 Berkolaborasi dalam pemberian
Analgetik
100
Ansietas b.d S:
kekhawatiran a. Pasien mengatakan merasa takut dan
12 November mengalami cemas dengan status kesehatannya, serta
2018 kegagalan khawatir mengalami kegagalan saat
operasi
b. Pasien mengatakan mengerti tentang
prosedur yang akan dilalui nya dan
apayang akan dirasakan selama prosedur
c. Pasien mengatakan pada saat cemas
muncul, dai melakukan teknik relaksasi
nafas dalam dan pasien merasakan lebih
nyaman dan tenang
O:
a. Pasien tampak gelisah
b. [asien tampak sedikit lebih tenang
setelah diberikan penjelasan
c. Pasien tampak lebih nyaman dan tenang
ketika di damping oleh keluarganya
d. Pasien tampak lebih rileks
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 90 x/menit
R : 21 x/menit
S : 38.1 c
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
3.4 memonitor TTV
3.5 Berkolaborasi dalam pemberian analgetik
101
TTV:
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/menit
R : 21 x/menit
S : 37.6 c
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
4.1 Observasi TTV
TTV:
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/menit
R : 21 x/menit
S : 37.6 c
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
keperawatan, pada diagnose pre operasi diagnosa nyeri akut masalah belum
teratasi pada tanggal 12 november 2018, masalah ansietas dapat teratasi pada
tanggal 12 november 2018. Pada diagnose post operasi nyeri akut masalah teratasi
102
pada tanggal 15 november 2018, resiko infeksi masalah teratasi pada tanggal 15
november 2018
B. Pembahasan
hari mulai dari tanggal 12 november 2018 sampai 15 November 2018 diruang
diuraikan pelaksanaan Asuhan keperawatan pada klien dengan pre dan post
1. Pengkajian
asuhan keperawatan pada klien dengan pre dan post Cholelithiasis. Pengkajian
pada pasien 1 umur 40 tahun dilakukan pada tanggal 8 April 2019 dan pada
pasien 2 umur 18 tahun dilakukan pada tanggal 12 November 2018. Hasil dari
pasien memiliki keluhan yang sama dengan teori seperti nyeri pada daerah
Berdasarkan teori yang ada menurut (Nanda, 2020). nyeri dan kolik bilier,
ikterus, perubahan warna urin dan feses dan defisiensi vitamin. Pada pasien
yang mengalami nyeri dan kolik bilier disebabkan karena adanya obstruksi
pada duktus sistikus yang tersumbat oleh batu empedu sehingga terjadi
distensi dan menimbulkan infeksi merupakan gejala yang akan timbul pada
pasien Cholelithiasis.
merupakan tanda dan gejala dari Cholelithiasis yang terjadi karena adanya
Obstruksi pada duktus sistikus yang tersumbat oleh batu empedu dan
April 2019 Pasien mengatakan merasa nyeri pada bagian perut sudah
seminggu lebih dan berfikir bahwa itu penyakit magh, pasien di bawa ke IRD
pada pukul 14:00 wita dan dinyatakan mempunyai penyakit batu empedu,
perawatan lanjutan, pasien merasakan nyeri yang hilang timbul dengan skala 4
dengan keluhan nyeri bagian perut kanan atas mulai 2 minggu yang lalu, nyeri
datang timbul seperti tertusuk tusuk pada bagian abdomen kanan atas dengan
skala 5 ditambahi dengan adanya mual tetapi tidak muntah gelisah dan susah
tidur serta sulit bergerak. Data dari pengkajian data psikososial pada klien 1
dan klien 2, ekspresi ke dua klien pada penyakitnya yaitu tampak tegang dan
gelisah.
Berdasarkan teori menurut (Nanda, 2020). Ada dua tipe utama batu
empedu yaitu batu yang terutama tersusun dari pigmen dan tersusun dari
kolesterol. Batu pigmen, akan terbentuk bila pigmen yang terkonjugasi dalam
Risiko terbentuknya batu semacam ini semakin besar pada pasien serosis,
hemolysis dan infeksi percabangan bilier. Batu ini tidak dapat dilarutkan dan
bergantung pada asam empedu dan lesitin (fosfo lipid) dalam empedu. Pada
pasien yang cenderung menderita batu empedu akan terjadi penurunan sintesis
supersaturasi getah empedu oleh kolesterol dan keluar dari getah empedu
orang lain.
yaitu kesadaran umum sedang, terpasang infus ditangan kanan dan sakit
Menurut (Noor, 2017) keadaan umum yaitu baik atau buruknya yang
sedang, berat).
oleh peneliti dengan teori yang ada, dimana pemeriksan fisik bagian keadaan
umum pada kedua pasien hanya menjelaskan kesakitan yang dialami klien.
Sedangkan pada teori baik atau buruknya yang dicatat dalam keadaan umum
106
tekanan darah 140/88 mmhg, Nadi 111 x/menit, Suhu 370C, Respirasi 24
x/menit dan MAP 222,67 mmhg . dan pada pasien 2 didapatkan tanda tanda
pada pasien dimana tidak dilakukan nya pemeriksaan MAP pada pasien 2
sedangkan pada pasien 1 dilakukan pemeriksaan MAP pada tanda tanda vital.
Menurut teori (Potter & Perry, 2005). Mean Arterial Pressure adalah
tekanan arteri rata rata selama satu siklus denyutan jantung yang didapatkan
dari pengukuran tekanan darah systole dan tekanan darah diastole. Pada
yaitu tekanan sistolik adalah tekanan maksimal ketika darah dipompakan dari
ventrikel kiri, batas normal dari tekanan sistolik adalah 100-140 mmhg,
tekanan diastolic adalah tekanan darah pada saat relaksasi, batas normal dari
mengatakan nyeri pada bagian perut seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri
107
4 dan nyeri yang dirasakan hilang timbul. Sedangkan pada pasien 2 dilakukan
2 mengatakan nyeri pada bagian perut kanan atas rasa seperti tertusuk tusuk
Dimana pada pasien 1 bisa miring kanan dan miring kiri secara berlahan dan
bisa duduk dengan bantuan dan total score barthel indeks 16 (ketergantungan
pada pasien 2 didapatkan data sclera ikterik dan tidak terjadi pada pasien 1.
Berdasarkan teori yang ada menurut (Nanda, 2020). nyeri dan kolik bilier,
ikterus, perubahan warna urin dan feses dan defisiensi vitamin merupakan
terhadap kedua pasien kurang lengkap, dimana peneliti pada pasien 1 dan 2
pasien 1 dan pasien 2 sama-sama tidak dilakukan pemeriksaan tes weber, tes
penulis tidak mencantumkan pada kedua pasien keluhan sesak ataupun nyeri
saat bernafas
Dimana peneliti pada pasien 1 dan 2 tidak menghitung IMT ( Indeks Masa
Tubuh) pada pasien. Dan pada pasien 1 tidak menjelaskan pola BAB dan
bentuk abdomen datar, tidak ada bayangan vena, tidak ada lesi dan ada
benjolan atau massa, tidak ada luka bekas operasi. Lalu, melakukan Auskultasi
terdapat benjolan, tidak ada pembesaran hepar dan ginjal. Lalu melakukan
Perkusi, tidak ada asites. Sedangkan pada pasien 2 dilakukan inspeksi dan
bentuk abdomen datar, tidak terdapat bayangan vena, tidak ada lesi dan tidak
ada benjolan atau massa, lalu melakukan Auskultasi didengarkan bising usus
tidak ada benjolan atau massa, tidak ada luka operasi. Lalu lakukan perkusi,
pada saat didapatkan data nyeri tekan pada palpasi kedua pasien yang kurang
mengatakn seka 1x sehari, untuk pemeliharaan gigi dan mulut dirumah pasien
sikat gigi 2x sehari dan pemeliharan kuku pasien mengatakan memotong kuku
bila panjang. Sedangkan data pada pasien 1 kurang lengkap karna tidak
dijelaskan pola personal hyginene pasien dirumah sakit atau pun dirumah
pasien.
disediakan nilai normal untuk hasil laboratorium karna dengan itu akan
penunjang.
Hasil pemeriksaan USG pasien 1 pada 7 april 2019 terdapat batu empedu,
kantung empedu dapat terlihat dan teraba oleh tangan karena terjadi
perbedaan dimana pasien 1 saat dilakukan palpasi terdapat nyeri tekan serta
terdapat nyeri tekan pada area epigastrium, tidak ada terdapat benjolan atau
massa.
Menurut peneliti untuk kelebihan pada pengambilan data sesuai pada pola
dasar datang nya penyakit yang difokuskan dalam penambilan data pada hasil
bagian abdomen yang mengalami kelainan atau tidak, serta untuk kekurangan
nya sendiri ada beberapa data hasil pengkajian yang belum terlalu lengkap
2. Diagnosa keperawatan
(PPNI, 2017).
post operasi. pada pasien Cholelithiasis yang sering ditegakkan pada pre
invasive.
antara lain:
1) Nyeri akut
nyeri pada area perut kanan atas, data objektif didapatkan kedua
(b)Data Objektifnya :
(b)Data Objektifnya :
1) Ansietas
1.
yaitu :
dihadapi
ketergantungan sedang
informasi
hipertensi
2017)
sedang).
(PPNI, 2017)
140/88 mmhg
ketergantungan ringan.
muntah.
sedang)
(PPNI, 2017)
b. Post operatif
1) Nyeri akut
data pada kedua pasien yaitu skala nyeri, ekspresi wajah tampak
yaitu :
Dan analisa data objektif tidak dimasukan nya data tampak luka
yaitu :
Dan analisa data objektif tidak dimasukan nya data tampak luka
2) Resiko infeksi
jaringan).
meningkat hipertermi.
antara lain:
terganggu.
2) Hipertermi
Tidak tersedia
(g)Data Objektifnya :
(PPNI, 2017)
(PPNI, 2017).
(PPNI, 2017)
(PPNI, 2017).
132
pasien saat pre operasi terdapat 1 diagnosa yang sama dan 1 diagnosa yang
berbeda antara pasien 1 dan 2. Dan diagnose pasien saat post operasi terdapat
2 diagnosa yang sama antara pasien 1 dan 2 dan 1 diagnosa yang berbeda
antara pasien 1 dan 2. Didapatkan hasil diagnose pada pasien 1 terdapat ada 4
diagnosa yang yang sama dengan teori pre dan post sedangkan pada pasien 2
terdapat 3 diagnosa yang sama dengan teori pre dan post cholelithiasis.
Diagnosa yang ditegakkan pada kedua pasien hanya empat dan 3 diagnosa
yang sama dengan teori sedangkan pada teori terdapat sepuluh diagnosa,
berarti terdapat kesenjangan antara teori dan actual, itu terjadi karena tidak
selalu masalah yang ditegakkan sesuai dengan teori, dan masalah yang
ditegakkan kembali lagi dari kondisi pasien atau adanya komplikasi penyerta
terdapat data mayor minor . serta untuk kekurangan nya sendiri dalam
penentuan diagnosa ada beberapa diagnose lagi yang bisa diangkat diantara
nya pada pasien 1 ada 8 diagnosa pre dan post sedangkan pada pasien 2 ada 8
diagnosa yang lagi yang bisa diangkat pada pre dan post Cholelithiasis dan
kurang nya pengkajian yang lebih dalam dan lengkap untuk menentukan lebih
3. Perencanaan
keperawatan pasien dapat diatasi (Nurarif, Amin Huda & Kusuma, 2016).
tindakan keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2 disusun setelah semua data
a. Pre Operatif
1) Nyeri akut
ditentukan rasa nyeri pada pasien menurun dengan kriteria hasil pasien
Kusuma, 2016)
nyeri ).
Intervensi tindakan nyeri akut yang telah disusun oleh pada pasien
1 dan pasien 2 :
tindakan nyeri akut yang telah disusun pada pasien 1 dan 2 belum
2) Ansietas
relaksasi
(SLKI).
137
perlu
b. Post operatif
1) Nyeri akut
138
nyeri pada pasien menurun dengan kriteria hasil pasien tidak mengeluh
nyeri ).
Intervensi tindakan nyeri akut yang telah disusun pada pasien 1 dan
pasien 2 :
nyeri akut yang telah disusun pada pasien 1 dan pasien 2 belum sesuai
2) Resiko infeksi
bebas dari tanda dan gejala infeksi, jumlah leukosit dalam batas
untuk mencegah
bebas dari tanda dan gejala infeksi, jumlah leukosit dalam batas
untuk mencegah
dan 2 :
tindakan resiko infeksi yang telah disusun pada pasien 1 dan pasien 2
Keperawatan Indonesia).
tanda dan gejala infeksi local dan sistemik 2.batasi jumlah pengunjung
3.berikan perawatan kulit pada area edema 4.cuci tangan sebelum dan
4) Hipertermia
pasien dapat kembali normal dengan kriteria hasil : suhu tubuh dalam
rentang normal, nadi dan respirasi normal, tidak ada perubahan warna
kontinyu
tindakan Hipertermi yang telah disusun pada dan klien 2 belum sesuai
Indonesia (SLKI).
8.Berikan cairan oral 9.Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
4. Pelaksanaan
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. OIeh karena
146
harapkan. Oleh sebab itu, rencana tindakan yang spesifik di laksanakan untuk
2019 sampai 12 April 2019. Pada hari pertama pasien masih berada di ruang
pengkajian ke pasien saat pukul 15.00 wita. Pada hari pertama sebelum pasien
tehnik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri. Pasien tampak sedikit lebih
Teknik relaksasi nafas dalam adalah teknik yang dilakukan untuk menekan
cerebri sebagai pusat nyeri, yang bertujuan agar pasien dapat mengurangi
nyeri selama nyeri timbul. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan saat
relaksasi adalah pasien harus dalam keadaan nyaman, pikiran pasien harus
147
tenang dan lingkungan yang tenang. Suasana yang rileks dapat meningkatkan
Pada hari kedua 10 april 2019 pada pukul 07.30 melakukan pengukuran
nyeri post operasi pasien mengatakan nyeri pada luka operasi dalam skala 5.
penyebaran kuman
hasil operasi. Hal ini karena hasil operasi tidak hanya ditentukan oleh
keberhasilan tindakan operasi saja, namun juga oleh perawatan luka setelah
operasi
Pada hari ke tiga pada tanggal 11 April 2019 pada pukul 07.30 melakukan
tanda vital. Pada pukul 10.00 melakukan perawatan luka untuk mempercepat
Pada hari ke 4 pada tanggal 12 april 2019 pada pukul 08.45 mengkaji
gejala infeksi. Pada pukul 10.00 wita melakukan perawatan luka dan
luka operasi
pasien dan megajarkan terapi non farmakologi yaitu tehnik nafas dalam.
Pasien tampak sedikit lebih tenang setelah melakukan tehnik nafas dalam dan
nyeri
cemas ketika tidak ada penyebab perasaan tersebut. Ini dapat disebut
149
hal yang sepertinya tidak penting dan menganggap sebuah situasi lebih buruk
daripada keadaan sebenarnya. Ansietas tampak pada gejala mental dan fisik
relaksasi nafas dalam adalah teknik yang dilakukan untuk menekan nyeri pada
pusat nyeri, yang bertujuan agar pasien dapat mengurangi nyeri selama nyeri
timbul. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan saat relaksasi adalah pasien
harus dalam keadaan nyaman, pikiran pasien harus tenang dan lingkungan
yang tenang. Suasana yang rileks dapat meningkatkan hormon endorphin yang
saja dikarenakan perencanaan yamg kurang lengkap pada setiap diagnose yang
menyebabkan tindkan kepada pasien kurang maksimal dan data yang kurang
lengkap dimana tidak dicantumkan tanggal ataupun hari pasien masuk dan
keluar dari tindakan operasi. dan juga belum sesuai standart SIKI (Standart
dilakukan diantara nya pada pasien 1 pada tindakan post operasi diagnose
pasif, posisikan kaki pasien lebih tinggi dari jantung, edukasi kepada pasien
untuk tetap mobilisasi semampunya semisal miring kiri kanan, kolaborasi obat
dengan dokter. Dan pada pasien 2 pada tindakan post operatif pada diagnose
tanda dan gejala infeksi sitemik dan local, inspeksi kulit dan mukosa terhadap
5. Evaluasi keperawatan
a. Pre operatif
Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti pada pasien 1 pre operatif terdapat 1
diagnosa nyeri akut dengan hasil masalah belum teratasi dengan evaluasi
pasien masih mengatakan nyeri pada bagian perut hilang timbul seperti
evaluasi pasien masih mengatakan nyeri pada perut kanan atas, nyeri datang
tiba tiba seperti tertusuk tusuk dalam skala nyeri 5, pasien terlihat tampak
Diagnosa kedua ansietas dengan evaluasi pasien mengatakan pada saat cemas
datang pasien melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam dam pasien merasa
lebih nyaman dan tenang, pasien tampak lebih nyaman dan rileks,diagnose
b. Post operatif
Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti pada pasien 1 post operatif terdapat
kondisi pasien terlihat mulai membaik, diagnose dinyatakan pada nyeri akut
masalah teratasi sebagian. Pada diagnose kedua gangguan mobilitas fisik hasil
tampak tidak lemas lagi, pada diagnose gangguan mobilitas fisik dinyatakan
resiko infeksi hasil evaluasi dengan luka operasi pasien tampak bersih dan
tidak ada tanda tanda infeksi pada luka operasi, diagnosa resiko infeksi
Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti pada pasien 2 post operatif terdapat
pasien mengatakan nyeri pada luka operasi berkurang dengan turun menjadi
skala 3, pasien tampak rileks, pada diagnose nyeri akut dinyatakan masalah
dengan hasil evaluasi pasien mengatakan akan mengompres lagi karna dari
data objektif kulit pasien masih teraba hangat, pada diagnose hipertermia
Dilanjutkan pada diagnose ketiga yaitu resiko infeksi dengan hasil evaluasi
pasien mnegatakan nyeri berkurang dan tidak ada terdapat tanda tanda infeksi.
hentikan intervensi.
153
BAB V
A. Kesimpulan
pasien 1 dan pasien 2 pada pasien pre dan post Cholleithiasis di Ruangan
1. Pengkajian
pada asuhan keperawatan pada klien dengan pre dan post Cholelithiasis.
teori seperti nyeri pada daerah kanan perut secara tiba-tiba atau disebut
juga kolik bilier. Terdapat perbedaan pada pre operatif dimana pasien 2
Pada hasil pengkajian analisa data pada pasien post operatif terdapat juga
maslaah keperawatan.
154
2. Diagnosa keperawatan
sama dengan teori dan 3 diagnosa post operatif yang sama dengan teori
diagnosa pre operatif yang sama dengan teori dan 2 diagnosa post operatif
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan tindakan
5. Evaluasi Keperawatan
155
pasien 1 selama 4 hari dan pada pasien 2 selama 5 hari perawatan oleh
peneliti dan dibuat dalam bentuk SOAP. Respon pasien dalam pelaksanaan
pada pasien 1 dan 2 menunjukan bahwa masalah yang dialami pada kedua
B. Saran
1. Bagi peneliti
dengan masalah yang ditemukan pada pasien serta tidak ada masalah yang
agar masalah keperawatan yang muncul pada pasien dapat teratasi dan
memuaskan bagi pasien dan juga peneliti itu sendiri. Pada bagian
dengan yang direncanakan agar diagnose pada pasien dapat teratasi. Dan
lebih lengkap pada pasien sesuai dengan data yang didapatkan pada
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Bini, J., Chan, J. C., Rivera, C., & Tuda, C. (2020). IDCases Sporadic
leptospirosis case in Florida presenting as Weil ` s disease. IDCases, 19,
e00686. http://doi.org/10.1016/j.idcr.2019.e00686
Bolat, H., & Teke, Z. (2020). Spilled gallstones found incidentally in a direct
inguinal hernia sac: Report of a case. International Journal of Surgery Case
Reports, 66, 218–220. http://doi.org/10.1016/j.ijscr.2019.12.018
Ferreira Junior, E. G., Apolinario Costa, P., Freire Golveia Silveira, L. M., Valois
Vieira, R., Lima Martins Soares, H. A., Menon Loureiro, B., … Coelho
Ferreira Rocha, J. R. (2019). Localized pancreatic Castleman disease
presenting with extrahepatic dilatation of bile ducts: A case report and
review of published cases. International Journal of Surgery Case Reports,
54, 28–33. http://doi.org/10.1016/j.ijscr.2018.11.006
158
Lestari, P. H., Setiawan, A., Pusat, J., Ilmu, F., Universitas, K., & Barat, J. (2019).
Pelaksanaan intervensi cakupan informasiku melalui pendekatan asuhan
keperawatan keluarga sebagai upaya pencegahan perilaku seksual berisiko
pada remaja, 11(1).
Musbahi, A., Abdulhannan, P., Bhatti, J., Dhar, R., Rao, M., & Gopinath, B.
(2019). Outcomes and risk factors of cholecystectomy in high risk patients: A
CASE SERIES. Annals of Medicine and Surgery.
http://doi.org/10.1016/j.amsu.2019.12.003
Nathaniel, A., Seja, G. P., Perdana, K. K., Daniel, R., Lumbantobing, P., &
Heryandini, S. (2018). Perilaku Profesional Terhadap Pola Makan Sehat,
1(2), 186–200.
Paasch, C., Salak, M., Mairinger, T., & Theissig, F. (2020). Leiomyosarcoma of
the gallbladder—A case report and a review of literature. International
Journal of Surgery Case Reports, 66, 182–186.
http://doi.org/10.1016/j.ijscr.2019.11.062
Putri Sella Agustin, P. S. P. (2016). Pengaruh Pola Makan Tidak Seimbang dan
Kurangnya Aktivitas Fisik Menyebabkan Terjadinya Obesitas. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Rahmawati, A., Sudarmanto, Y., & Hasan, M. (2019). The Risk of Work Posture
Did Not Affect on Worker’s Disability Index with Low Back Pain Complaints
in PT Muroco Jember. Journal of Agromedicine and Medical Sciences, 5(1),
7. http://doi.org/10.19184/ams.v5i1.6793
Winata, H., Furqonita, D., Murdana, I. N., Ndraha, S., Tendean, M., Fabiani, D.,
… Rscm, M. (2018). Artikel Penelitian Pengaruh Tekanan Telapak Kaki
Bagian Depan terhadap Pemakaian Hak Tinggi dan Indeks Massa Tubuh
Mahasiswi FKUI 2011 Profil Kolelitiasis pada Hasil Ultrasonografi di
Rumah Sakit Umum Daerah Koja, 20(53), 7–11.
Yeni, B., & Ukur, S. (2019). Latar Belakang Tujuan Metode Hasil Pembahasan.
DOKUMENTASI