Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MINI RISET

MATA KULIAH PENDIDIKAN


IPA KELAS RENDAH

Laporan Mini Riset di SDN. 090635 Medan Johor


Profesionalisme Guru Kelas 2

NAMA : MAYA ALEMINA KETAREN


LULU GINTING
NISA KHAIRANI NASUTION
YOLANDA BR GINTING
KELAS : E REGULER 2017
MATA KULIAH : PENDIDIKAN IPA KELAS RENDAH
DOSEN PENGAMPU : SEPTIAN PRAWIJAYA,S.Pd.,M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penullis ucapkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


atas berkat Nya penulis masih dapat menyelesaikan Laporan mini
riset ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas yang di berikan
bapak Septian Prawijaya,S.Pd.,M.Pd. Dengan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
profesi pendidikan bapak Septian Prawijaya,S.Pd.,M.Pd. yang telah
membimbing penulis untuk menyelesaikan Laporan mini riset ini.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan laporan mini riset ini
masih banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun isi dari
pokok pembahasan. Penulis berharap saran maupun kritikan dari
bapak dosen pengampu yang sifatnya membangun, sehingga laporan
mini riset ini dapat mencapai kesempurnaan. Dan semoga
pembahasan dalam laporan mini riset ini dapat berguna bagi penulis
sendiri dan pembaca.
Dengan ini penulis mohon maaf jika ada kekhilafan penulis
baik dalam penulisan kata maupun hal yang lainnya serta penulis
mengucapkan terimakasih jika ada saran yang membangun dari
pembaca mengenai laporan mini riset ini.

Medan,16 Mei 2018

Penulis,

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adapun yang melatar belakangi penulis melakukan mini riset ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan ipa kelas rendah, selain dari itu masih ada
hal yang lebih penting dalma melatar belakangi kami melakukan mini riset ini yakni untuk
mengetahui dan menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang profesionalisme
guru di sekolah dasar, bagaimana cari belajar mengajarnya dan bagaimana guru tersebut
mampu menciptakan siswa yang aktif, kreatif dan inovatif.

Profesionalisme guru sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa oleh sebab itu perlu di
amati bagaimana profesionalisme itu dapat dijalankan oleh seorang guru dan menciptakan
siswa siswa sebagai generasi penerus bangsa

1.2 Tujuan Mini riset


Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui mini riset ini adalah ;

1. Mengetahui pengaruh profesionalitas guru dalam proses belajar mengajar

1.3 Manfaat Mini riset


Adapun manfaat yang hendak dicapai melalui rekayasa ini yaitu menambah wawasan
mahasiswa tentang profesional, profesionalisme, faktor faktor profesionalitas dan pengaruh
profesionalitas itu sendiri terhadap pembelajaran, sehingga mahasiswa akan memahami
seberapa pentingnya profesionalitas tersebut. Serta manfaat mini riset ini bagi pembaca yaitu
pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang profesionalitas dan
pengaruhnya.

BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

3
Permasalahan umum Profesi pendidikan
Sering kali dijumpai di dunia pendidikan banyak guru yang kurang profesional, disaat
jam pelajaran guru sering kali :

- Korupsi jam masuk pelajaran


- Makan dikantin dan menyuruh siswa mengerjakan tugas
- Mengajar tanpa mempersiapkan materi bahan ajar
- Bersikap layaknya tidak seperti guru
- Berpakaian kurang sopan

BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Endang Komara, (2006:1) guru adalah pendidik profesional dengan


tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Adapun pengertian profesi Mc Cully (dalam A.Tabrani Rusyan 1992:4)
mengatakan “Profesi adalah a vocation an wich profesional knowledge of some departement
a learning science is used in its application to the of other or in the practice of an art found
it”. Sedangkan pengertian profesionalime, Freidson (dalam Syaiful Sagala, 2000:199)
berpendapat bahwa, “profesionalisme adalah sebagai komitmen untuk ide-ide profesional dan
karir”.
Dengan begitu dapat kita mengerti sebuah profesi pekerjaan untuk menjadi
professional dituntut untuk mampu memiliki kualitas intelektual dan kemahiran yang sesuai
dengan standar mutu yang disyahkan oleh lembaga yang bersangkutan, serta lebih jauh siap
mempertanggungjawabkan pekerjaan tersebut dengan cara-cara yang professional pula. Sikap
professional saat ini dikenal dengan istilah management professional, maka dengan begitu
guru professional adalah seorang guru yang menerapkan konsep management professional
dalam menjalankan aktivitas kehidupannya, begitu pula sebaliknya jika seorang guru tidak
menerapkan konsep management professional maka artinya guru yang bersangkutan tidak
professional. Hubungan antara professional dan profesi dalam konteks pekerjaan Wina
Sanjaya (2005:142-143): mengatakan :
1.       Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya
mungkin didapatkan dari lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga kinerjanya
didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya yang dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah;
2.       Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik
sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu dengan yang lainnya
dapat dipisahkan secara tegas;
3.       Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang
pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat, sehingga semakin tinggi
latar belakang pendidikan akademik sesuai dengan profesinya, semakin tinggi pula
4
tingkat keahliannya dengan demikian semakin tinggi pula tingkat penghargaan yang
diterimanya;
4.       Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial
kemasyarakatan, sehingga masyarakat memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap
efek yang ditimbulkan dari pekerjaan profesinya. Sebagai suatu profesi, kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial kemasyarakatan.
Pekerjaan seorang guru adalah sebuah pekerjaan yang berprofesi khusus (special
profesion) yaitu mendidik dan mengayomi seorang anak didik dari kondisi tidak mengerti
atau kurang mengerti kearah yang lebih baik. Penegasa pekerjaan guru adalah sebuah
pekerjaan yang khusus juga ditegaskan dalam UU Guru pasal 5 ayat (1) dikatakan bahwa
profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaaan khusus yang memerlukan prinsip-
prinsip professional. Karena kita melihat pekerjaan seorang guru adalah sangat spesifik atau
khusus maka untuk mendorong kearah spesialisasi yang lebih dalam adalah dengan
mensertifikasikan para guru secara profesional.

BAB III

METODE SURVEY
3.1 Tempat dan waktu
Tempat pelakasanaan di SDN 060935 Medan Johor, jl.pintu air dua. Pada hari selasa 19
Maret 2018, pukul 07.00-12.00

3.2 Subjek Survey


Yang menjadi subjek survey adalah guru KELAS 2 sdn.090635 Medan Johor dan Siswa
Kelas 2 SDN 090635 Medan Johor.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data melalui metode survey lapangan, dan wawancara.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Sering kali dijumpai di dunia pendidikan banyak guru yang kurang profesional, disaat jam
pelajaran guru sering kali :

- Korupsi jam masuk pelajaran


- Makan dikantin dan menyuruh siswa mengerjakan tugas
- Mengajar tanpa mempersiapkan materi bahan ajar
- Bersikap layaknya tidak seperti guru
5
- Berpakaian kurang sopan

Hal hal itu sering saya jumpai di SDN.060935 Medan Johor yang hendak saya bawa
didalam mini riset ini, seringkali murid terbengkalai, bahkan ada guru yang pergi selama 1
bulan ke Bandung dengan menelantarkan siswanya , sedangkan pada saat itu jadwal ujian
semester genap hampir tiba.

Bila seperti itu dimana profesionalitas guru, pada hari selasa, 19 Maret 2018 saya
melakukan observasi ke sekolah tersebut, saya menjumpai kelas dua tapa guru lalu ketika
saya tanya guru nya dimana siswa menjawab diluar, lalu selang setangan jam guru datang
dengan membawa gorengan, dan ternyata masih banyak guru lainnya yang makan dikantor
guru dengan memberikan siswa tugas agar siswa “tidak ribut “.

Apakah kondisi seperti itu dapat dikatakan guru memiliki profesionalitas?. Akibatknya
siswa sulit dididik, guru harus bersikap keras agar siswa mau mendengarkan, dan siswa pun
demikian, jajan di kantin ketika guru menerangkan.

Hal ini juga dibuktikan dengan hasil wawacara dengan wali kelas, dimana ia memang
tidak mempersiapkan materi pelajaran yang hendak disampaikan, karena menurutnya karena
ia hanya mengajar kelas 2 sehingga tidak sulit.

3.2 Pembahasan
Pendidikan adalah investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang. Oleh
Sebab itu, tidak heran apabila suatu Negara menempatkan Pendidikan sebagai variable utama
dalam konteks pembangunan bangsa dan negaranya, termasuk di Negara Indonesia.
Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di
masyarakat seta tidak menyusahkan orang lain. Masyarakat dari yang paling terbelakang
sampai yang paling maju mengakui bahwa pendidik / guru merupakan satu diantara sekian
banyak unsur  pembentuk utama calon anggota masyarakat. 

Namun, wujud pengakuan itu berbeda-beda antara satu masyarakat dan masyarakat


yang lain. Sebagian mengakui pentingnya peranan guru itu dengan cara yang lebih konkrit,
sementara yang lain masih menyangsikan besarnya tanggung jawab seorang guru, termasuk
masyarakat yang sering menggaji guru lebih rendah daripada yang sepantasnya. Kesadaran
umum akan besarnya tanggung jawab seorang guru serta berbagai pandangan masyarakat
terhadap peranannya telah mendorong para tokoh dan ahli pendidikan untuk merumuskan
ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan kualifikasi yang seharusnya dipenuhi oleh guru,
sebagai pengajar guru mempunya tugas menyelenggarakan proses belajar-mengajar tugas
yang mengisi porsi terbesar dari profesi keguruan ini pada garis besarnya meliputi minimal
empat pokok, yaitu :

1.      menguasai bahan pengajaran


2.      merencanakan program belajar-mengajar
3.      melaksanakan, memimpin dan mengelola proses belajar-mengajar serta,
4.      menilai dan mengevaluasi kegiatan belajar-mengajar
6
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Guru yang professional adalah orang dengan ketrampilan khusus yang bertugas
mendidik, membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi sehingga bisa
menghasilkan suasana belajar yang produktif. Pemerintah telah berupaya untuk
meningkatkan profesionalitas guru diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai
perguruan tinggi. Selain diadakannya penyetaraan guru-guru, upaya lain yang dilakukan
pemerintah adalah program sertifikasi. Program sertifikasi telah dilakukan oleh Direktorat
Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam (Dit Binrua) melalui proyek Peningkatan Mutu
Pendidikan Dasar (ADB Loan 1442-INO). Selain sertifikasi upaya lain yang telah dilakukan 
di Indonesia untuk meningkatkan profesionalitas guru, misalnya PKG (Pusat Kegiatan Guru,
dan KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman
dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan
mengajarnya.Sertifikasi merupakan proses mendapatkan sertifikat profesi. Sertifikasi guru
dilaksanakan melalui pendekatan prajabatan dan dalam jabatan. Sertifikasi prajabatan
merupakan kegiatan sertifikasi bagi calon guru, sedangkan sertifikasi guru dalam jabatan
dilaksanakan bagi guru-guru yang sudah berdinas. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1)
menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan,
dan (3) peningkatan profesionalisme guru. Manfaat sertifikasi guru dapat dirinci seperti
berikut ini. Pertama, melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang
dapat merusak citra profesi guru. Kedua, melindungi masyarakat dari praktik-praktik
pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional. Ketiga, menjaga lembaga
penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Pengaruh ketidakprofesionalan guru terhadap proses pembelajaran sangatlah
berkaitan erat sehingga perlu pelatihan keprofeisonal secara terus menerus terhadap guru,
agar guru semakin bertindak secara profesional.

4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada mini riset ini adalah sebaiknya sebagai seorang
guru ataupun calon guru mampu memakna arti keprofesionalan tersebut. Agar tercipta proses
pembelajaran yang efektif dan efisien dan tidak membawa dampak negatif kepada siswa.

7
DAFTAR PUSTAKA
Journal PAT. 2001. Teacher in England and Wales. Professionalisme in Practice: the PAT
Journal. April/Mei 2011
Komara, Endang. 2006. Peran Pembelajaran CTL Dalam Mengimplementasikan
Pembelajaran Interaktif. Bandung: suara daerah.
Martoyo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE. Yogyakarta: Muchdarsah
Peraturan Menteri No 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru
Rohmat. 2007. Kompensasi Pendidikan. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan
Rusyan, A. Tabrani. 1992. Kemampuan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya
Sagala, Syaiful. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Iplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

LAMPIRAN
1. DATA GURU
Nama Guru : Lastina Tumanggor,S.Pd

Tempat Tanggal Lahir : Samosir, 16 Desember 1959

Jabatan : Guru Kelas 2

Wilayah Kerja : SDN.060935 Medan Johor

Tahun Awal Bekerja : 1980

Pengalaman Mengajar : kurang lebih 38 tahun

Nama Suami : Sardin Sitepu

Jumlah Anak
: 3 laki laki 2 Perempuan

2. FOTO PROSES
BELAJAR MENGAJAR

8
3. FOTO SDN 060935
MEDAN JOHOR

Anda mungkin juga menyukai