Penulis,
2
BAB I
PENDAHULUAN
Profesionalisme guru sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa oleh sebab itu perlu di
amati bagaimana profesionalisme itu dapat dijalankan oleh seorang guru dan menciptakan
siswa siswa sebagai generasi penerus bangsa
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
3
Permasalahan umum Profesi pendidikan
Sering kali dijumpai di dunia pendidikan banyak guru yang kurang profesional, disaat
jam pelajaran guru sering kali :
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
METODE SURVEY
3.1 Tempat dan waktu
Tempat pelakasanaan di SDN 060935 Medan Johor, jl.pintu air dua. Pada hari selasa 19
Maret 2018, pukul 07.00-12.00
BAB IV
3.1 Hasil
Sering kali dijumpai di dunia pendidikan banyak guru yang kurang profesional, disaat jam
pelajaran guru sering kali :
Hal hal itu sering saya jumpai di SDN.060935 Medan Johor yang hendak saya bawa
didalam mini riset ini, seringkali murid terbengkalai, bahkan ada guru yang pergi selama 1
bulan ke Bandung dengan menelantarkan siswanya , sedangkan pada saat itu jadwal ujian
semester genap hampir tiba.
Bila seperti itu dimana profesionalitas guru, pada hari selasa, 19 Maret 2018 saya
melakukan observasi ke sekolah tersebut, saya menjumpai kelas dua tapa guru lalu ketika
saya tanya guru nya dimana siswa menjawab diluar, lalu selang setangan jam guru datang
dengan membawa gorengan, dan ternyata masih banyak guru lainnya yang makan dikantor
guru dengan memberikan siswa tugas agar siswa “tidak ribut “.
Apakah kondisi seperti itu dapat dikatakan guru memiliki profesionalitas?. Akibatknya
siswa sulit dididik, guru harus bersikap keras agar siswa mau mendengarkan, dan siswa pun
demikian, jajan di kantin ketika guru menerangkan.
Hal ini juga dibuktikan dengan hasil wawacara dengan wali kelas, dimana ia memang
tidak mempersiapkan materi pelajaran yang hendak disampaikan, karena menurutnya karena
ia hanya mengajar kelas 2 sehingga tidak sulit.
3.2 Pembahasan
Pendidikan adalah investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang. Oleh
Sebab itu, tidak heran apabila suatu Negara menempatkan Pendidikan sebagai variable utama
dalam konteks pembangunan bangsa dan negaranya, termasuk di Negara Indonesia.
Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di
masyarakat seta tidak menyusahkan orang lain. Masyarakat dari yang paling terbelakang
sampai yang paling maju mengakui bahwa pendidik / guru merupakan satu diantara sekian
banyak unsur pembentuk utama calon anggota masyarakat.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Guru yang professional adalah orang dengan ketrampilan khusus yang bertugas
mendidik, membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi sehingga bisa
menghasilkan suasana belajar yang produktif. Pemerintah telah berupaya untuk
meningkatkan profesionalitas guru diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai
perguruan tinggi. Selain diadakannya penyetaraan guru-guru, upaya lain yang dilakukan
pemerintah adalah program sertifikasi. Program sertifikasi telah dilakukan oleh Direktorat
Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam (Dit Binrua) melalui proyek Peningkatan Mutu
Pendidikan Dasar (ADB Loan 1442-INO). Selain sertifikasi upaya lain yang telah dilakukan
di Indonesia untuk meningkatkan profesionalitas guru, misalnya PKG (Pusat Kegiatan Guru,
dan KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman
dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan
mengajarnya.Sertifikasi merupakan proses mendapatkan sertifikat profesi. Sertifikasi guru
dilaksanakan melalui pendekatan prajabatan dan dalam jabatan. Sertifikasi prajabatan
merupakan kegiatan sertifikasi bagi calon guru, sedangkan sertifikasi guru dalam jabatan
dilaksanakan bagi guru-guru yang sudah berdinas. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1)
menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan,
dan (3) peningkatan profesionalisme guru. Manfaat sertifikasi guru dapat dirinci seperti
berikut ini. Pertama, melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang
dapat merusak citra profesi guru. Kedua, melindungi masyarakat dari praktik-praktik
pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional. Ketiga, menjaga lembaga
penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Pengaruh ketidakprofesionalan guru terhadap proses pembelajaran sangatlah
berkaitan erat sehingga perlu pelatihan keprofeisonal secara terus menerus terhadap guru,
agar guru semakin bertindak secara profesional.
4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada mini riset ini adalah sebaiknya sebagai seorang
guru ataupun calon guru mampu memakna arti keprofesionalan tersebut. Agar tercipta proses
pembelajaran yang efektif dan efisien dan tidak membawa dampak negatif kepada siswa.
7
DAFTAR PUSTAKA
Journal PAT. 2001. Teacher in England and Wales. Professionalisme in Practice: the PAT
Journal. April/Mei 2011
Komara, Endang. 2006. Peran Pembelajaran CTL Dalam Mengimplementasikan
Pembelajaran Interaktif. Bandung: suara daerah.
Martoyo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE. Yogyakarta: Muchdarsah
Peraturan Menteri No 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru
Rohmat. 2007. Kompensasi Pendidikan. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan
Rusyan, A. Tabrani. 1992. Kemampuan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya
Sagala, Syaiful. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Iplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
LAMPIRAN
1. DATA GURU
Nama Guru : Lastina Tumanggor,S.Pd
Jumlah Anak
: 3 laki laki 2 Perempuan
2. FOTO PROSES
BELAJAR MENGAJAR
8
3. FOTO SDN 060935
MEDAN JOHOR