Anda di halaman 1dari 12

PROBLEM BASED LEARNING DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS


KARYA ILMIAH MAHASISWA
Kuntum An Nisa
Program Studi Pend. Teknologi Informasi STKIP Garut

Abstrak --- Masalah pokok dalam tulisan ini difokuskan pada Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa 2015, motivator dan trainer pendidikan, Namin AB Ibnu Solihin
dengan metode problem based learning. menyebutkan, setidaknya ada empat permasalahan pendidikan
Mengingat bahwa untuk menghasilkan sebuah karya yang masih dihadapi di Indonesia.
ilmiah seperti buku atau jurnal memerlukan sebuah proses
Masalah pertama adalah kurikulum. Sebenarnya
panjang seperti menggali ide, menemukan referensi, melakukan
penelitian atau menganalisa, maka hambatan dan permasalahan pergantian kurikulum itu perlu karena merupakan inovasi dari
sering tidak terhindarkan. kurikulum sebelumnya. Permasalahan berikutnya, yakni
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan mahasiswa. Mahasiswa merupakan ujung tombak pendidikan.
pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat Tetapi, saat ini mahasiswa minim mendapatkan pelatihan yang
tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk aplikatif dan berkualitas. Ketiga, budaya literasi di kalangan
memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan mahasiswa masih sangat lemah. Sedangkan permasalahan
menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan keempat buku teks pelajaran yang digunakan masih lower order
sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan thinking skill (LOTS).
pengetahuan dasar maupun kompleks.
Lingkungan akademis sebagai bagian dari masyarakat
Tujuan dari pembelajaran berbasis masalah
dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan seharusnya merupakan area yang paling banyak melahirkan
kemampuan berpikir, mengembangkan kemampuan memecahan karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah tersebut diharapkan dapat
masalah, keterampilan intelektual, dan menjadi peserta didik yang memberikan manfaat dan kontribusi yang sangat besar bagi
mandiri. Metode pembelajaran berbasis masalah terdiri atas 8 masyarakat karena akan menjadi sumber. pengembangan ilmu
tahap yaitu menemukan masalah, mendefinisikan masalah, pengetahuan di segala bidang. Karya ilmiah akan memeberikan
mengumpulkan fakta, menyusun hipotesis,melakukan manfaat langsung bagi penulisnya tidak hanya dari segi
penyelidikan, menyempurnakan permasalahan yang telah finansial namun lebih dari pada itu akan mengasah kecerdasan
didefinisikan, menyimpulkan alternatif pemecahan masalah berpikir dan sekaligus menambah wawasan ilmu pengetahuan
secara kolaboratif, dan melakukan pengujian hasil (solusi)
penulis. Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan1 mengatakan bahwa
pemecahan masalah.
Berbagai problematika yang menjadi kendala menulis akan membawa seseorang untuk mengenali diri,
mahasiswa dalam menulis karya ilmiah adalah (a) tidak berbakat, memperluas cakrawala, mendorong seseorang berpikir dan
(b) kurangnya motivasi dan tidak percaya diri, (c) tidak fokus / berbahasa secara tertib. Tidak hanya itu, menulis karya ilmiah
kesulitan untuk memulai, (d) wawasan yang sempit, (e) kendala seperti buku, jurnal artikel ilmiah sebagai suatu karya terpercaya
kebahasaan, (f) faktor eksternal dari mahasiswa. karena melalui prosedur ilmiah akan memberikan manfaat
Untuk memecahkan persoalannya seyogianya diarahkan langsung bagi pengembangan ilmu pengetahuan dimana karya
kepada upaya peningkatan kemampuan menulis dan kualitas tulis tersebut berisi informasi, ide kreatif dan ilmu pengetahuan
karya tulis ilmiah, yaitu : (a) perlu dibentuk tim pembimbing, (b) baru bagi masyarakat.
perlu dibentuk forum pengkajian karya tulis ilmiah mahasiswa di
Dalam hal ini mahasiswa sebagai bagian dari lingkungan
setiap perguruan tinggi, (c) perlu dilakukan presentasi terlebih
dahulu, (d) perlu diintensifkan lomba karya tulis ilmiah untuk akademis tersebut sudah diharapkan untuk melakukan kegiatan
mahasiswa, (e) perlu dilakukan workshop, (f) perlu dilakukan menulis secara rutin sehingga dapat melahirkan karya tulis baik
pembenahan dan penyempurnaan sarana sumber informasi untuk karya tulis ilmiah seperti buku, jurnal dan lain-lain maupun
mahasiswa. karya tulis ilmiah populer seperti artikel. Tulisan - tulisan yang
berisi informasi pengetahuan tersebut akan lebih cepat diterima
Kata Kunci : Metode Pembelajaran, Problem Based Learning, oleh masyarakat dibandingkan dengan hanya berbicara.
Karya Tulis Ilmiah Namun kenyataannya seperti halnya dengan membaca,
kegiatan menulis dikalangan mahasiswa Indonesia belum
I. PENDAHULUAN membudaya. Hal tersebut nampak pada kecenderungan mereka
Pendidikan menjadi salah satu faktor penentu kemajuan dimana mereka lebih senang berbicara daripada menulis.
bangsa. Sayangnya, pendidikan di Indonesia masih belum Sekarang ini ada banyak yang lahir orator handal, pembicara
merata dan membutuhkan peningkatan kualitas. pendidikan dan motivator ulung namun tidak mampu menghasilkan karya
mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk tulis sehebat apa yang dibicarakan. Ide-ide brilliant tersebut
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan hanya mampu diungkapkan secara lisan namun tidak dalam
seirama dengan tuntutan zaman. tulisan. Akibatnya, ketenarannya dalam berbicara tidak mampu

24
bertahan dalam waktu lama. Pergeseran waktu akan Mengingat bahwa untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah
meneggelamkan kepopuleran mereka dan digantikan dengan seperti buku atau jurnal memerlukan sebuah proses panjang
pembicara lainnya. Sebaliknya, justru ada orang yang berasal seperti menggali ide, menemukan referensi, melakukan
dari kalangan biasa-biasa saja dan bahkan jarang tampil sebagai penelitian atau menganalisa, maka hambatan dan permasalahan
pembicara kemudian menjadi populer setelah masyarakat sering tidak terhindarkan. Permasalahan yang dimaksudkan
membaca tulisannya. Tulisan ilmiah yang dihasilkan oleh bukan kesalahan dalam hal penulisan, kesalahan dalam
seseorang menjadi pengikat ide, gagasan, dan kreatifitas yang menempatkan kalimat dan sebagainya tetapi permasalahan yang
dimiliki oleh penulis. Sayangnya, aktifitas menulis yang tentu dimaksudkan lebih pada permasalahan yang bersifat psikologis
saja harus dibarengi dengan kebiasaan membaca telah menjadi (kesiapan secara fisik dan mental), permasalahan bersifat
momok yang menakutkan bagi mahasiswa. Tugas-tugas yang ekstrinsik dan juga instrinsik mahasiswa untuk menghasilkan
berkaitan dengan kegiatan menulis ilmiah seolah menjadi beban sebuah karya ilmiah
yang sulit terselesaikan dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat Dengan adanya berbagai macam permasalahan yang
pada beberapa hal berikut: dihadapi oleh mahasiswa maka tidak mengherankan jika karya
1) Rendahnya antusias mahasiswa dalam mengikuti lomba tulis yang dihasilkan mahasiswa Indonesia jauh lebih sedikit
penulisan karya ilmiah atau workshop penulisan karya dibandingkan dengan karya tulis yang dihasilkan mahasiswa
ilmiah yang dilaksanakan oleh brokrasi baik pemerinta dari negara-negara lain. Sebagai contoh, jumlah karya tulis dari
maupun swasta. Permahasiswaan Tinggi Indonesia hanya sepertujuhnya dari
2) Kurangnya jumlah tulisan karya ilmiah seperti buku jurnal Malaysia1
atau artikel yang dipubilkasikan oleh mahasiswa. Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
3) Kurangnya pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber 1. Apa yang dimaksud dengan problem based learning
inspirasi. 2. Bagaimana problematika mahasiswa dalam menulis karya
4) Mahasiswa lebih senang mendapatkan tugas diskusi ilmiah
daripada tugas menulis laporan tertulis. 3. Bagaimana meningkatkan kemampuan menulis karya
5) Mahasiswa lebih senang menyampaikan aspirasi melalui ilmiah mahasiswa dengan problem based learning
orasi daripada mengungkapkan fenomena atau fakta
tersebut ke dalam tulisan ilmiah seperti artikel. III. PEMBAHASAN
6) Tulisan-tulisan mahasiswa cenderung tidak produktif dan A. Problem Based Learning
hanya berisi tempelan-tempelan teori yang kadang tidak Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak
relevan dengan topik yang sedang dibahas. Bahkan lebih zaman John Dewey. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91)
parahnya lagi, tulisan-tulisan tersebut terkadang hanya belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus
berisi ciplakan ide atau pemikiran ataupun bahkan tulisan dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
orang lain. lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada peserta
Meskipun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak
menulis ilmiah bukanlah suatu aktifitas yang dapat dilakukan berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga
secara spontanitas. Seorang penulis sekurang-kurangnya harus masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta
memahami dengan jelas apa yang disebut dengan tulisan ilmiah dicari pemecahannya dengan baik. Pembelajaran Berbasis
dan segala bentuk kaidah penulisannya. Selain itu, kegiatan Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem-based
menulis memerlukan banyak latihan, dilakukan berulang-ulang Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai
secara berkesinambungan sehingga menghasilkan suatu karya dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk
ilmiah yang layak dipublikasikan. menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan
Berbagai alasan dan hambatan yang berbeda-beda pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
dikemukakan oleh mahasiswa sehingga tidak melakukan Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based
aktivitas menulis. Tidak berbakat, kurang motivasi, tidak ada learning / PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu
waktu, kurangnya referensi adalah bagian dari alasan tersebut. mahasiswa menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai
Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang mendapat tugas dari dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut)
dosen untuk menulis makalah sederhana dengan satu topik bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik
tertentu lebih sering tidak dapat menyelesaikan tepat waktu memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata).
dengan alasan belum dapat referensi, tidak tahu mulai dari Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik
mana, tidak ada waktu dan sebagainya. Ironisnya terkadang dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat
mahasiswa masih bertanya apa sebenarnya yang dimaksud kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan
dengan karya ilmiah. pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang
diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan
II. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang
Masalah pokok dalam tulisan ini difokuskan pada upaya ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan
untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik
metode problem based learning. menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian

1
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Presentasi Sosialisasi dari www.dikti.go.id
Kebijakan Publikasi Ilmiah Pada Mahasiswa

25
menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator e.Mahasiswa bermaksud mengembangkan kemampuan
(mahasiswa). peserta didik dalam menganalisis situasi, menerapkan
Pembelajaran Berbasis Masalah menyarankan kepada peserta pengetahuan, mengenal antara fakta dan pendapat, serta
didik untuk mencari atau menentukan sumber-sumber mengembangkan kemampuan dalam membuat tugas
pengetahuan yang relevan. Pembelajaran berbasis masalah secara objektif.
memberikan tantangan kepada peserta didik untuk belajar 2. Ciri dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis
sendiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih diajak untuk Masalah
membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai
arahan mahasiswa sementara pada pembelajaran tradisional, rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada
peserta didik lebih diperlakukan sebagai penerima pengetahuan proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
yang diberikan secara terstruktur oleh seorang mahasiswa. Terdapat tiga ciri utama dari pembelajaran berbasis masalah:
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), Pertama, pembelajaran berbasis masalah merupakan aktivitas
selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran, artinya dalam implementasinya pembelajaran
pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar berbasis masalah adalah sejumlah kegiatan yang harus
aktif kepada peserta didik. PBL adalah suatu model dilakukan peserta didik. Pembelajaran berbasis masalah tidak
pembelajaran vang, melibatkanpeserta didik untuk mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan,
memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi
sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang melalui pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan
ketrampilan untuk memecahkan masalah. akirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, diarahkan untuk menyelesakan masalah. pembelajaran berbasis
pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses
Masalah perlu dirancang dengan baik mulai dari penyiapan pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilaukan dengan
masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang akan mengunaan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta mengunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan
didik, peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan
digunakan. Pengajar yang menerapkan pendekatan ini harus empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui
mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola di tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
kelasnya, melalui pendidikan pelatihan atau pendidikan formal penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang
yang berkelanjutan. jelas2.
Oleh karena itu, pembelajaran berdasarkan masalah Ada beberapa karakteristik pembelajaran berbasis
merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses masalah, Arends (1997) mengidentifikasikan 5 karakteristik
berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik sebagai berikut :
untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya a. Pengajuan Pertanyaan atau Masalah
dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial b. Keterkaitan dengan disiplin ilmu lain
dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan c. Menyelidiki masalah autentik
pengetahuan dasar maupun kompleks d. Memamerkan hasil kerja
1. Konsep Dasar e. Kolaborasi
Model pembelajaran berbasis masalah adalah 3. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk
masalah. Dalam implementasi model pembelajaran berbasis membantu mahasiswa memberikan informasi sebanyak-
masalah, mahasiswa perlu memilih bahan pelajaran yang banyaknya kepada peserta didik seperti pada pembelajaran
memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Model langsung dan ceramah, tetapi pembelajaran berbasis masalah
pembelajaran berbasis masalah ini dapat diterapkan dalam kelas dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan
jika : kemampuan berpikir, mengembangkan kemampuan
a. Mahasiswa bertujuan agar peserta didik tidak hanya memecahan masalah, keterampilan intelektual, dan menjadi
mengetahui dan hafal materi pelajaran saja, tetapi juga peserta didik yang mandiri3.
mengerti dan memahaminya. 4. Tahapan-Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah
b. Mahasiswa mengiginkan agar peserta didik memecahkan David Johnson & Johnson mengemukakan ada lima
masalah dan membuat kemampuan intelektual peserta langkah pembelajaran berbasis masalah melalui kegiatan
didik bertambah. kelompok yaitu:
c. Mahasiswa menginginkan agar peserta didik dapat a. Mendefinisikan masalah atau merumuskan masalah dari
bertanggung jawab dalam belajarnya. peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga
d. Mahasiswa menginginkan agar peserta didik dapat peserta didik menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji.
menghubungkan antara teori yang dipelajari di dalam Dalam kegiatan ini mahasiswa bisa meminta pendapat dan
kelas dan kenyataan yang dihadapinya di luar kelas.

2 3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Prenada H. Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif (Surabaya :
Media Group, 2006), h 212-213 UNESAUNIVERSITY, 2000), h 7.

26
penjelasan peserta didik tentang isu-isu hangat yang peserta didik diberi pertanyaan yang membuat
menarik untuk dipecahkan. mereka berfikir tentang suatu masalah dan jenis
b. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab informasi yang diperlukan untuk memecahkan
terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor masalah tersebut. Peserta didik diajarkan untuk
yang dapat mendukung dan dalam penyelesaian masalah. menjadi penyelidik yang aktif dan dapat
Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, menggunakan metode yang sesuai untuk masalah
hingga pada akirnya peserta didik dapat yang dihadapinya, peserta didik juga perlu diajarkan
menmahasiswatkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat apa dan bagaimana etika penyelidikan yang benar.
dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang 2. Mahasiswa mendorong pertukaran ide dan gagasan
diperkirakan. secara bebas. Penerimaan sepenuhnya gagasan–
c. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap gagasan tersebut merupakan hal yang sangat penting
tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. pada tahap penyelidikan dalam rangka pembelajaran
Pada taapan ini setiap peserta didik didorong untuk berbasis masalah. Pada tahap ini mahasiswa
berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi memberikan bantuan yang dibutuhkan peserta didik
tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat tanpa mengganggu aktifitas peserta didik.
dilakukan. 3. Puncak proyek–proyek pembelajaran berbasis
d. Menentukan dan menerapkan srategi pilihan, yaitu masalah adalah penciptaan dan peragaan hasil kerja6.
pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
dilakukan. Hasil-hasil yang telah diperoleh harus
e. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi dipresentasikan sesuai pemahaman peserta didik.
hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh Peserta didik secara mandiri atau kelompok
kegiatan pelaksanaan kegiatan, sedangkan evaluasi hasil memberikan tanggapan atas hasil kerja temannya.
adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi Dalam hal ini mahasiswa mengarahkan, memberi
yang diterapkan4 tanggapan atas pendapat-pendapat yang yang
5. Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Masalah diberikan oleh peserta didik7
Menurut Arends (1997 : 161), pengelolaan pembelajaran 5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan
berbasis terdapat 5 langkah utama. Berikut kelima langkah masalah
tersebut5. Tugas mahasiswa pada tahap akhir pembelajaran
a. Mengorientasikan peserta didik pada masalah berbasis pemecahan masalah adalah membantu
Peserta didik Peserta didik perlu memahami peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses
bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah bukan berpikir mereka sendiri, dan keterampilan
untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, penyelidikan yang mereka gunakan8.
tetapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah- 6. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis
masalah penting dan menjadi peserta didik yang mandiri. Masalah
Cara yang baik dalam menyajikan masalah untuk suatu Kelebihan pembelajaran berbasis masalah antara lain:
materi pelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah ini a. Peserta didik lebih memahami konsep yang diajarkan
adalah dengan menggunakan kejadian yang sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
mencengangkan dan menimbulkan misteri sihingga b. Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan
membangkitkan minat dan keinginan untuk menuntut ketrampilan berpikir peserta didik yang lebih
menyelesaikan masalah yang dihadapi. tinggi.
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar c. Pengetahuan tertanam berdasakan skema yang dimiliki
Pada model pembelajaran berbasis masalah peserta didik sehingga pembelajaran lebih bermakna.
dibutuhkan pengembangan keterampilan kerjasama di d. Peserta didik dapat merasakan manfaat pembelajaran
antara peserta didik dan saling membantu untuk sebab masalah-masalah yang diselesaiakn berkaitan
menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan dengan kehidupan nyata.
hal tersebut peserta didik memerlukan bantuan mahasiswa e. Proses pembelajaran melalui pembelajaran berbasis
untuk merencanakan penyelidikan dan tugas–tugas masalah dapat membiasakan para peserta didik untuk
pelaporan. Pengorganisian peserta didik kedalam menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
kelompok belajar pada pembelajaran berbasis masalah Apabila menghadapi permasalahan dalam kehidupan
bisa menggunakan metode kooperatif learning. sehari-hari peserta didik sudah mempunyai kemampuan
c. Mamandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok untuk menyelesaikannya.
1. Mahasiswa membantu peserta didik dalam
pengumpulan informasi dari berbagai sumber,

4 6
Wina Sanjaya,Op.cit, h. 215-218 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta : Bumi
5
Mustaji, Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Aksara, 2011), h 73-75
7
Masalah dengan Pola Kolaborasi dalam Mata Kuliah Masalah Mustaji, Op.cit, h. 77
8
Sosial. Disertasi. Malang: Program Pascasarjana UIniversitas Trianto, Op.cit, h.75
Negeri Malang, 2009, h 76.

27
f.
Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk kemauan dan motivasi dalam dirinya. Perlu disadari bahwa
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka aktivitas menulis merupakan aktivitas yang membutuhkan
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru9 proses. Proses tersebut meliputi proses persiapan,
Kelemahan pembelajaran berbasis masalah antara lain: penulisan, pengeditan dan penyajian. Proses persiapan
a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitanya sesuai tersebut termasuk mengembangkan talenta atau bakat yang
dengan tingkat berpikir peserta didik, serta pengetahuan ada dalam diri dengan cara berlatih.
dan pengalaman yang telah dimiliki oleh peserta didik Bakat bawaan sejak lahir memerlukan sebuah
sangat memerlukan ketrampilan dan kemampuan proses pengembangan agar dapat menghasilkan suatu
mahasiswa. karya. Kurang berbakat yang menjadi kendala dalam hal
b. Proses belajar dengan pembelajaran berbasis masalah ini bukan berarti mahasiswa tidak mampu menulis kata
membutuhkan waktu yang cukup lama atau kalimat. Namun, kemampuan tersebut tidak cukup
c. Mengubah kebiasaan peserta didik dari belajar dengan untuk menghasilkan karya ilmiah yang layak untuk
mendengarkan dan menerima informasi dari mahasiswa dipublikasikan. Akibatnya, aktivitas menulis akan menjadi
menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan sebuah beban bagi mahasiswa bahkan menjadi sebuah
masalah merupakan kesulitan tersendiri bagi peserta didik. momok yang menakutkan dan harus dihindari.
B. Problematika Mahasiswa dalam Menulis Karya Ilmiah b. Kurangnya motivasi, sifat malas, tidak percaya diri
Pembahasan berikut akan mengurai tentang berbagai Segala tindakan yang dilakukan oleh manusia
problematika yang menjadi kendala mahasiswa dalam menulis berawal dari niat. Dalam
karya ilmiah. hal ini, dapat dikatakan bahwa jika seseorang melakukan
1. Kendala dari dalam diri Mahasiswa (Internal Faktor) sesuatu pasti karena ada niat dan karena motivasi untuk
Bagian ini akan membahas kendala-kendala yang dihadapi melakukannya. Seorang pelajar harus bersungguh-
mahasiswa yang berkaitan erat dengan dirinya sendiri yang sungguh belajar, ikut les, belajar tidak kenal waktu karena
meliputi aspek-aspek utama antara lain: bakat dan motivasi termotivasi untuk mendapatkan nilai yang bagus dan
mahasiswa dalam menulis, wawasan mahasiswa yang akan memperoleh ilmu pengetahuan. Setiap kegiatan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan, dan kendala-kendala yang dilakukan oleh seseorang tidak lepas dari motivasi yang
menyangkut persoalan kemampuan bahasa tertulis mahasiswa. muncul baik dari dalam dirinya maupun dari orang lain.
a. Tidak berbakat Demikian halnya dengan kegiatan menulis. seorang
Menulis merupakan salah satu keterampilan dasar penulis harus meluangkan waktu untuk duduk membaca,
yang dimiliki seseorang, termasuk mahasiswa. Banyak menggali informasi untuk menemukan ide yang
orang yang berpendapat menulis merupakan hal yang selanjutnya akan diproses untuk menghasilkan tulisan.
mudah. Kalau bisa membaca maka pasti akan bisa Proses tersebut dijalani karena adanya motivasi. Motivasi
menulis. Namun, kenyataan yang tidak dapat dipungkiri tersebut sangat penting karena akan menjadi motor
bahwa tidak semua orang dapat menghasilkan suatu karya penggerak dalam kegiatan menulis seperti yang dikatakan
tulis yang layak untuk dipublikasikan. Banyak iantara oleh Kartanegara bahwa motivasi sangat penting dalam
mahasiswa yang bahkan tidak mampu menghasilkan setiap kegiatan termasuk kegiatan menulis. Motivasi akan
tulisan ilmiah paling sederhana sekalipun. Sebagai contoh; menjadi pendorong dalam melaksanaan kegiatan
seorang mahasiswa yang mendapatkan tugas penyusunan menulis10.
makalah atau laporan ilmiah sebagai bahan presentasi Ada berbagai alasan yang menjadi motivasi
harus meminta bantuan orang lain untuk seseorang untuk menulis; 1) ada orang yang menulis hanya
menyelesaikannya. Bahkan, banyak diantara mahasiswa karena sebuah keharusan seperti yang banyak dilakukan
tersebut hanya menciplak tulisan orang lain (plagiat). oleh mahasiswa sekarang ini. Mereka menulis hanya
Selain itu banyak mahasiswa yang harus terkatung-katung karena tugas dari dosen, karena ingin menyelesaikan studi,
tidak mampu menyelesaikan studinya karena terkendala bukan karena kesadaran sendiri untuk memperdalam dan
pada penulisan skripsi. mengembangkan ilmunya. 2) Ada yang menulis karena
Ketidakberdayaan seorang mahasiswa dalam termotivasi untuk membagi dan menyebarkan ilmu kepada
menciptakan sebuah tulisan ilmiah tidak lepas dari bakat, orang lain. Penulis dalam kategori ini selain akan
pemikiran dan kemampuan yang dimilikinya. Aktivitas mendapatkan manfaat financial dari hasil penjualan hasil
menulis menuntut adanya penggabungan antara bakat karyanya juga akan semakin luas ilmu pengetahuan yang
(telenta) seseorang dengan kemapuan serbahasa yang dimilikinya, karena semakin banyak dia menulis maka
dimilikinya. Merasa kurang berbakat akan menjadi salah akan semakin sering dia membaca. Mereka memegang
satu kendala bagi seseorang sehingga tidak menulis7. prinsip bahwa “menulislah maka dunia akan mengenalmu”
Meskipun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa 3) ada yang menulis karena menulis merupakan
menulis tidak ada hubungannya dengan bakat. Lepas dari kegemaran dan menjadi hiburan tersendiri bagi dirinya.
adanya hubungan atau tidak namun setidaknya seseorang Penulis dalam kategori ini akan memanfaatkan setiap
harus mempunyai bakat sekecil apapun untuk waktu luang yang dimilikinya untuk menciptakan karya
dikembangkan sebagai dasar untuk memunculkan tulis dalam bentuk apapun dan sesederhana apapun. 4) ada

9 10
Wina Sanjaya, Op.cit, h.218-219 Kartanegara, M., Seni Mengukir Kata: Kiat-Kiat Menulis
Efektif Kreatif. Bandung: Mizan Learning Centre, 2005), h.61.

28
yang menulis karena menulis karena termotivasi untuk saling melengkapi. Seorang penulis yang baik lahir dari
mendapatkan uang (menulis telah menjadi sumber membaca yang baik. Artinya dengan membaca
penghidupannya); artinya jika tidak menghasilkan karya memperluas dan mengembangkan wawasan berpikir maka
maka tidak dapat memenuhi kebutuhannya. dengan menulis merupakan pengikat dari ilmu
Rendahnya jumlah karya tulis yang dihasilkan oleh pengetahuan yang telah dimiliki.
mahasiswa disebabkan karena kurangnya motivasi yang Membaca merupakan jalan untuk menemukan ide
ada dalam diri mereka. Hal tersebut menjadi hambatan atau pemahaman terhadap sebuah permasalahan.
yang besar bagi mahasiswa dalam menghasilkan karya Keinginan untuk menulis akan muncul ketika
tulis terutama karya tulis ilmiah. Mereka tidak mempunyai mendapatkan ide atau gagasan. Selain itu, setiap karya
keinginan kuat untuk mengembangkan sendiri talenta ilmiah yang dihasilkan harus mengandung sebuah
yang dimilikinya. Mahasiswa menulis jika ada tugas dosen kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah tersebut didasarkan
atau untuk mendapatkan nilai. Itu merupakan motivasi pada bukti, data, teori yang kesemuanya didapatkan
yang tidak kuat, sehingga dalam prosesnya terkadang dengan membaca. Jadi, membaca merupakan dasar dari
mahasiswa hanya menempuh jalan pintas dengan kegiatan menulis. sayangnya, di lingkungan mahasiswa
menyalin hasil karya orang lain. tradisi membaca belum terlaksana dengan baik.
Oleh karena itu hal yang pertama yang harus Akibatnya, kegiatan menulis mengalami hambatan karena
dilakukan oleh mahasiswa untuk memulai kegiatannya wawasan mahasiswa menjadi sempit, kurang kreatif, tidak
termasuk menulis adalah membangun motivasi dalam diri ada pengalaman. Hal tersebut memunculkan perasaan
untuk melakukannya. Dengan adanya motivasi yang kuat malas dan tidak termotivasi untuk menulis.
dalam diri maka setiap tantangan yang dihadapi akan e. Kendala Kebahasaan
menjadi mudah. Besar kecilnya hasil karya yang Menulis merupakan suatu bentuk manifestasi
dihasilkan bergantung pada seberapa besar motivasi yang keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar
ada dalam diri penulis pada saat akan melakukannya. bahasa setelah kemampuan mendengarkan/menyimak,
c. Kesulitan untuk memulai dan tidak fokus berbicara dan membaca. Dibanding tiga kemapuan
Banyak mahasiswa yang memiliki keinginan untuk berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit
menulis. Keinginan tersebut muncul ketika melihat atau dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang
mengangumi hasil karya orang ain. Kekaguman terhadap bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan
hasil karya orang lain dapat menjadi pemicu munculnya menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur
motivasi dalam dirinya. Sayangnya, keinginan tersebut kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan
terkendala pada ketidaktahuan memulai dari mana. menjadi isi dari sebuah tulisan. Baik unsur kaidah bahasa
Kesulitan untuk memulai sebuah tulisan tidak hanya maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa
dialami oleh mahasiswa sebagai penulis pemula namun sehingga menghasilkan sebuah tulisan yang runtut dan
juga dapat terjadi pada penulis senior. Hambatan yang padu.
paling sering dialami oleh penulis pemula, meskipun Kendala kebahasaan yang sering dialami oleh
penulis senior juga mengalaminya adalah kesulitan untuk mahasiswa dalam melakukan kegiatan menulis adalah
memulai11. Banyaknya permasalahan yang terjadi kesulitan dalam merangkai kata menjadi kalimat yang
disekitar kita menjadi penyebab kesulitan untuk memulai efektif. Hal tersebut merupakan kendala besar dalam
tulisan tersebut. kegiatan menulis karena isi tulisan ilmiah harus memiliki
Kesulitan dalam memilih dan menentukan topik, kesatuan dan keterkaitan antara kalimat yang satu dengan
kesulitan dalam meramu ide dan gagasan mengakibatkan kalimat yang lainnya sehingga pesan yang disampaikan
seorang penulis merasa tidak tahu harus memulai dari dalam tulisan tersebut dapat diterima dengan baik oleh
mana. pembaca.
Tidak hanya kesulitan untuk memulai, banyaknya Kendala kebahasaan yang lainnya adalah
pengaruh dari luar seperti; banyaknya kegiatan yang terbatasnya perbendaharaan
bersifat “santai”, pengaruh lingkungan, pengaruh hiburan kata dan istilah yang dimiliki oleh mahasiswa mengenai
dan lain-lain menyebabkan mahasiswa akan menjadi tidak suatu topik permasalahan yang akan ditulis. Karena
fokus atau tidak berkonsentrasi. Akibatnya mahasiswa kendala tersebut, dalam prosesnya
tersebut tidak fokus terhadap apa yang akan dilakukannya mahasiswa seringkali harus berhenti menulis karena
seperti tidak fokus dalam menemukan ide, tidak fokus kehabisan kata/istilah
dalam mencari teori pendukung dan tidak fokus dalam yang akan dirangkai. Hal tersebut disebabkan karena
menuangkan ide tersebut dalam bentuk tulisan ilmiah. sempitnya wawasan
d. Wawasan yang sempit akibat malas membaca yang dimiliki oleh mahasiswa akibat kurang membaca.
Membaca dan menulis merupakan bagian dari Itulah alasannya mengapa membaca dan menulis
keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh setiap orang. dikatakan sebagai kegiatan yang saling mendukung satu
Ibarat dua sisi mata uang kegiatan membaca dan menulis sama lain.
merupakan kegiatan yang harus berjalan beriringan dan 2. Kendala dari luar diri Mahasiswa (Eksternal Faktor)

11
Mawardi, D, Cara Mudah Menulis dengan Metode 12 Pas
(Jakarta: Raih Asa Sukses, 2009), h.31.

29
Pada bagian ini penulis akan memaparkan hambatan atau Dalam pelaksanaan kegiatan menulis mahasiswa
kendala ynag dihadapi mahasiswa dalam menulis karya ilmiah tidak hanya menemui kendala dari dalam dirinya tapi
yang berkaitan erat dengan aspek-aspek dari luar diri juga dari lingkungannya. Salah satu hambatan tersebut
mahasiswa. Pada bagian ini penulis lebih memfokuskan adalah kurangnya motivasi dan penekanan dari dosen.
pembahasan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan Motivasi seorang dosen kepada mahasiswa sangat besar
lingkungan belajar mahasiswa. Kecenderungan sikap pengaruhnya terhadap keberhasilan mahasiswa. Jika
mahasiswa yang “spoon feed” menuntut permahasiswaan tinggi mahasiswa percaya bahwa pengajarnya mempunyai
untuk meningkatkan komitmennya pada seluruh aspek termasuk perhatian terhadapnya maka akan menjadi tambahan
pengembangan pengajaran karya tulis ilmiah. Perhatian alasan untuk belajar. Motivasi merupakan kunci
terhadap pengembangan pengajaran karya tulis ilmiah dianggap keberhasilan sebuah pengajaran13. Sebagai seorang
penting karena hal tersebut menjadi sebuah problematika fasilitator, seorang dosen seharusnya bertindak aktif
mahaiswa ketika institusi tidak menunjukkan komitmen yang untuk memotivasi mahasiswa dalam berbagai hal
tinggi dalam menyikapi hal tersebut. Padahal, komitmen termasuk dalam mengembangkan pengetahuan yang
institusi akan memberikan pengaruh terhadap pengembagan dimilkinya dengan cara menulis. Sikap pasif dan
wawasan mahasiswa sebagai upaya peningkatan jumlah rendahnya motivasi dari dosen akan menambah daftar
publikasi ilmiah di permahasiswaan tinggi. panjang hambatan yang dihadapi mahasiswa dalam
a. Tidak adanya pembiasaan sejak dini menulis.
Pendidikan seorang anak dimulai dari keluarga, c. Terbatasnya wadah pelatihan penulisan karya ilmiah
lingkungan belajar dan lingkungan masyarakat. Hambatan atau kendala lain yang dihadapi
Pembiasaan dalam keluarga umumnya akan terbawa mahasiswa dalam menghasilkan tulisan ilmiah adalah
pada lingkungan belajar dan juga lingkungan terbatasnya wadah bagi mahasiswa untuk berlatih. Hal
masyarakat. Hambatan lain yang dihadapi mahasiswa tersebut terlihat pada kurangnya kegiatan pelatihan,
dalam melakukan kegiatan menulis adalah kurangnya workshop, maupun lomba yang diadakan di lingkungan
pembiasaan sejak dini. Artinya seorang anak yang tidak permahasiswaan tinggi baik di tingkat jurusan maupun
terbiasa menulis sejak kecil merasa sangat sulit untuk tingkat universitas. Hal tersebut menyebabkan
menghasilkan sebuah tulisan meskipun telah duduk di mahasiswa menjadi tidak termotivasi untuk melakukan
permahasiswaan tinggi. kegiatan menulis ilmiah. Mahasiswa menganggap bahwa
Mahasiswa yang tidak mendapatkan pembiasaan kegiatan menulis ilmiah bukanlah suatu hal yang
sejak dini untuk melakukan kegiatan menulis (yang pada penting. Akibatnya, banyak mahasiswa yang kesulitan
umumnya dimulai dengan pembiasaan membaca) akan menyelesaikan kuliahnya karena terhambat pada
sulit mengenali kompetensi kebahasaan yang penulisan skripsi. Jalan yang harus ditempuh oleh
dimilikinya, sehingga cenderung kurang percaya diri mahasiswa tersebut adalah meminta bantuan orang lain.
dalam menulis. Tidak Ironisnya lagi, sering ditemukan mahasiswa hanya
hanya itu, secara fisik mahasiswa yang tidak terbiasa menyalin skripsi orang lain dengan memberikan sedikit
menulis akan merasa sulit menemukan ide, tidak mampu perubahan pada waktu dan tempat penelitian. Dalam hal
menyusun kalimat secara efektif sebagai akibat dari ini tentu saja institusi memberikan andil dalam
kurang berkembangnya intelektualitas yang dimilikinya. membangun “ketidakberdayaan” mahasiswa dalam
Membiasakan anak untuk menulis pada usia dini dapat menghasilkan karya ilmiah yang murni dan layak untuk
pula merangsang intelektualitasnya, khususnya dalam dipublikasikan.
mengembangkan imajinasi dan rasionya12. d. Kurikulum tidak mencakup penulisan karya ilmiah
b. Kurangnya motivasi dari lingkungan belajar secara menyeluruh
Mengapa kegiatan menulis di permahasiswaan Pengajaran penulisan karya ilmiah di
tinggi sangat penting. Jawaban yang paling sederhana permahasiswaan tinggi (kecuali jurusan tertentu) tidak
adalah karena di permahasiswaan tinggi menulis tersentuh secara keseluruhan oleh kurikulum. Artinya,
merupakan “jalan yang wajib dilewati mahasiswa setiap penulisan karya ilmiah tersebut memiliki porsi yang
hari”. Ini dapat dimaknai bahwa sebagian besar aktivitas sangat kecil dalam kurikulum tidak menjadi sebuah mata
mahasiswa, baik berupa tugas-tugas harian dari dosen, kuliah wajib dengan bobot tertentu dan harus dilulusi
ujian semester, maupun pengisian kelengkapan oleh mahasiswa. Bahkan, ada beberapa jurusan yang
administrasi, membutuhkan keterampilan menulis. tidak memasukkan penulisan karya ilmiah dalam
Tanpa kemampuan yang memadai dalam menulis, kurikulumnya. Akibatnya, mahasiswa harus belajar
mahasiswa akan kesulitan untuk mengikuti proses sendiri untuk menulis tanpa ada petunjuk, pendamping
pembelajaran dengan baik, bahkan mungkin tidak akan atau fasilitator. Hasilnya, kita bisa bertanya selain
dapat menyelesaikan studinya. sekripsi, karya ilmiah apa yang berhasil dipublikasikan

12 An Application of the Input-Environment Outcomes


Iswidharmanjaya, D., Bila Anak Usia Dini Bersekolah,
(Jakarta: Elex Media, 2006). Assessment Model (International Journal of Instructional
13
House, J. D. The Independent Effects of Student Media, 29(2), 225-239, 2002)
Characteristics and Instructional Activities on Achievement:

30
mahasiswa di setiap jurusan atau fakultas setiap prapembimbingan dan pascapembimbingan (setelah karya tulis
tahunnya. ilmiah selesai dikerjakan).
e. Tidak tersedianya waktu khusus untuk pelatihan/ Ketiga, perlu dilakukan presentasi karya tulis ilmiah
pengembangan karya ilmiah sebelum dikirimkan kepada Tim penilai karya tulis Mahasiswa.
Kendala lain adalah tidak tersedianya waktu Presentasi dilakukan di hadapan Tim Pembimbing, Forum
khusus untuk pelatihan/pengembangan kemampuan Pengkajian Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa, dan dihadiri oleh
mahasiswa dalam menulis karya ilmiah. mahasiswa-mahasiswa sejawat.
Hal tersebut sebenarnya tidak terlepas dari kurikulum Untuk tertibnya proses pelaksanaan akan disusun alur
sebuah universitas. kegiatan yang berorientasi kepada peningkatan kualitas. Alur
Tidak tersedianya kegiatan ekstrakurikuler yang secara kerja yang diusulkan adalah sebagai berikut :
spesifik memberikan
pelatihan karya ilmiah menciptakan ruang yang makin Usulan Alur Kegiatan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa
sempit bagi mahasiswa untuk berlatih sehingga (Penelitian, Penulisan Buku, dan Makalah)
mahasiswa kurang mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan bakat menulis yang dimilikinya. Penulis Pengajua
pembahas Penyem n
f. Kurangnya dukungan financial menyiap
an oleh purnaan
kan Desain/P
Untuk memulai sebuah tulisan karya ilmiah , forum Desain/ roposal
desain
seorang penulis juga harus mempunyai beberapa penulisa pengkajia Proposal kepada
persiapan. Persiapan tersebut diantaranya keinginan atau Oleh Tim
n/
Penulis Pembimb
motivasi untuk menulis, kemampuan untuk menulis, proposal
ing
pemahaman terhadap topik yang akan ditulis, referensi
yang cukup, ketersediaan waktu untuk menulis dan
sebagainya. Jika hal tersebut telah dipenuhi maka
Penyemp Pembaha Proses
seorang penulis telah siap untuk memulai sebuah tulisan urnaan san Penelitia
Presentasi
ilmiah. Kembali Bersama n,
Bagi seorang mahasiswa, keberhasilan kegiatan Oleh Oleh Pelapora
yang dilakukannya masih bergantung pada seberapa Penulis Forum n/
Pengkajia Penulisa
besar dukungan lingkungan terhadap dirinya. Dalam n Karya n Buku
kegiatan menulis ilmiah, penyediaan sarana seperti ruang dan
pelatihan, mentoring, kelengkapan referensi, pemberian Makalah
award merupakan salah satu bentuk dukungan tersebut. Penyemp Pengajua
Untuk mewujudkan dukungan tersebut diperlukan urnaan n
ketersediaan dana yang cukup. Tidak tersedianya alokasi Kembali Kepada
Oleh Tim
dana untuk kegiatan tersebut mengakibatkan fasilitas Penilai
Penulis
pendukung tidak dapat terpenuhi. Dengan demikian,
mahasiswa merasa terkendala karena tidak mampu
melakukannya secara mandiri tanpa dukungan dari
lingkungan sekitarnya. Gambar 1 Usulan Alur Kegiatan Penulisan Karya Ilmiah
C. Upaya Meningkatkan kemampuan menulis karya Mahasiswa
ilmiah
Untuk mengatasi berbagai persoalan menulis yang Keempat, perlu diintensifkan lomba penulisan karya
dihadapi mahasiswa, nampaknya pihak lembaga pendidikan tulis ilmiah di lingkungan internal permahasiswaan tinggi
tidak bisa berpangku tangan. Setiap stakeholder mungkin saja dengan pemberian penghargaan yang menarik bagi juara.
selama ini telah berhasil secara kuantitatif memotivasi Penghargaan yang dimaksudkan tidak hanya berupa pemberian
mahasiswa menulis yang digunakan untuk mengumpulkan piagam atau hadiah barang, tetapi juga penghargaan dalam
angka kredit. Oleh karena itu untuk memecahkan persoalannya. bentuk lain seperti kesempatan mengikuti lomba pada tingkat
seyogianya diarahkan kepada upaya peningkatan kemampuan yang lebih tinggi, penghargaan terhadap karier, mengikuti
menulis dan kualitas karya tulis ilmiah. pelatihan, atau diberikannya kesempatan sebagai anggota Tim
Pertama, perlu dibentuk tim pembimbing penulisan Pembimbing Penulisan Karya Ilmiah mahasiswa (kalau ada).
karya ilmiah yang bertugas untuk memeriksa, meluruskan, dan Kelima, perlu dilakukan workshop penulisan karya
mematangkan materi yang ditulis oleh mahpeserta didik. ilmiah atau ceramah secara priodik di setiap perguruan tinggi
Mahasiswa akan dibimbing secara teknis, isi, dan penggunaan dengan mengundang penulis-penulis yang handal atau para
bahasa. Tim pembimbing terdiri dari pihak manajemen kolumnis di media massa. Terutama untuk penulisan di media
permahasiswaan tinggi dan mahasiswa-mahasiswa senior yang massa, tentunya menimba pengalaman dari para kolumnis
mengerti tentang penulisan karya ilmiah, serta pihak-pihak lain sangat perlu.
di permahasiswaan tinggi yang dianggap mampu mengemban Keenam, perlu dilakukan pembenahan dan
tugas tersebut. penyempurnaan sarana sumber informasi di permahasiswaan
Kedua, perlu dibentuk Forum Pengkajian Karya Tulis tinggi. Bagaimanapun tanpa ditunjang oleh informasi
Ilmiah Mahasiswa di setiap permahasiswaan tinggi. Forum ini mahasiswa akan kesulitan dalam menulis. Sarana informasi
bertugas untuk mengkaji dan mendiskusikan kelayakan materi

31
yang perlu diperhatikan adalah perpustakaan dan fasilitas Membimbing Melakukan pencarian
internet. peserta didik informasi dengan
Mudah-mudahan dengan memperhatikan dan melakukan berbagai cara serta
melaksanakan hal-hal yang telah dikemukakan di atas pencarian dengan menggunakan
kemampuan mahasiswa dalam menulis dan kualitas karya tulis informasi keceedasan majemuk
ilmiah mahasiswa dapat meningkat. Untuk itu sangat dengan berbagai yang dimiliki
diharapkan adanya perhatian serius dari berbagai pihak terutama cara/metode
dari kepala perguruan tinggi dalam perannya sebagai motivator Membimbing Melakukan
dan fasilitator. Demikian juga halnya mahasiswa sebagai faktor peserta didik pengelolaan/pengatur
kunci kiranya perlu mengubah pandangan dan sikap dengan melakukan an informasi
menempatkan kegiatan menulis sebagai salah satu kegiatan pengelolaan (information
penting dalam profesinya. Bagaimanapun fakta kegagalan informasi management) yang
dalam menulis karya ilmiah mestinya cukup memberikan telah diperoleh,
pelajaran yang berharga bagi mahasiswa bahwa kegiatan dengan berpatokan
menulis tidak bisa dianggap sepele. Dalam hal ini kita harapkan pada :
supaya mahasiswa mampu bersikap dan bertindak profesional Know, yaitu
sehingga tidak tersandung pada batu yang sama untuk kedua informasi apa yang
kali. diketahui
3. Langkah – Langkah Pembelajaran Metode b. Need to know,
Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu informasi
apayang dibutuhkan
Tabel 1 Need to do, yaitu
Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta informasi apa yang
Pembelajaran Pengajar didik akan dilakukan
Menemukan Memberikan Berusaha menemukan dengan informasi
masalah permasalahan permasalahan dengan yang ada
yang diangkat cara melakukan Menyusun Membimbing Membuat hubungan
dari latar kajian dan analisis hipotesis peserta didik antar berbagai fakta
kehidupan secara cermat (dugaan untuk meyusun yang ada
sehari-hari terhadap sementara jawaban/hipotes
permasalahan yang is terhadap
diberikan permasahan
Memberikan Melakukan analisis yang dihadapi
sedikit fakta di terhadap fakta Membimbing Menggunakan
seputar konteks sebagai dasar dalam peserta didik berbagai kecerdasan
permasalahan menemukan masalah untuk majemuk untuk
Mendefinisikan Mendorong dan Dengan menggunakan meyusun hipotesis
masalah membimbing menggunakan kecerdasan
peserta didik kecerdasan majemuk dalam
untuk intrapersonal dan menyusun
menggunakan kemampuan awal hipotesis
kecerdasan (prior Membimbing Menggunakan
intrapersonal knowledge)berusaha peserta didik berbagai kecerdasan
dan kemampuan memahami masalah untuk interpersonal untuk
awal (prior menggunakan mengungkapkan
knowledge) kecerdasan pemikirannya
Membimbing Berusaha interpersonal
peserta didik mendefinisikan dalam
secara bertahap permasalahan dengan mengungkapka
untuk menggunakan n pemikirannya
mendefinisikan parameter yang jelas Membimbing Berusaha menyusun
masalah peserta didik beberapa jawaban
Mengumpulkan Membimbing Melakukan untuk meyusun sementara
Fakta peserta didik pengumpulan data alternative
untuk dengan menggunakan jawaban
melakukan pengalaman- sementara
pengumpulan pengalaman yang Melakukan Membimbing Melakukan
data sudah diperolehnya penyelidikan peserta didik penyelidikan terhadap
untuk

32
melakukan data dan informasi mengumpulkan fakta, menyusun hipotesis,melakukan
penyelidikan yang telah diperoleh penyelidikan, menyempurnakan permasalahan yang telah
terhadap didefinisikan, menyimpulkan alternatif pemecahan masalah
informasi dan secara kolaboratif, dan melakukan pengujian hasil (solusi)
data yang telah pemecahan masalah. Untuk mempermudah penerapan model
diperolehnya tersebut di kelas maka penerapan model tersebut dalam
Dalam Dalam melakukan pembelajaran akan disederhanakan menjadi 6 tahap yaitu (1)
membimbing penyelidikan peserta menemukan masalah, (2) mendefinisikan masalah, (3)
peserta didik didik menggunakan mengumpulkan fakta, (4) menyusun hipotesis, (5) melakukan
melakukan kecerdasan majemuk penyelidikan, mengolah dan menganalis data, dan (6) menguji
penyelidikan, yang dimilikinya hasil (solusi) pemecahan masalah.
mahasiswa untuk memahami dan Penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dalam
membuat memberi makna data pembelajaran menulis karya tulis ilmiah di kelas dibagi dalam
struktur belajar dan informasi yang tiga tahap yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap penulisan
yang ada makalah, dan (3) tahap perbaikan.
memungkinkan a. Persiapan
peserta didik Pada langkah awal pembelajaran siswa diberi
dapat motivasi pentingnya menulis karya tulis ilmiah dalam hal
menggunakan ini adalah menulis makalah hasil pengamatan.
berbagai cara pengajar/dosen harus meyakinkaan siswa bahwa menulis
untuk karya ilmiah tidak sesulit yang dibayangkan. Langkah
mengetahui an kedua, guru memberikan contoh masalah-masalah yang
memahami menarik untuk diteliti. Masalah yang dicontohkan adalah
dunianya masalah sederhana yang banyak dijumpai di masyarakat.
Menyempurnak Membimbing Melakukan Setelah itu, guru meminta siswa untuk membentuk
an permasalahan peserta didik penyempurnaan beberapa kelompok. Masing-masing kelompok berdiskusi
yang telah melakukan masalah yang telah untuk menemukan permasalahan dengan cara melakukan
didefinisikan penyempurnaan dirumuskan analisis secara cermat terhadap permasalahan yang
terhadap diberikan (penerapan tahap 1).
masalah yang Langkah ketiga siswa berdiskusi untuk memahami
telah topik dan memfokuskan masalah yang hendak diteliti
didefinisikan dengan parameter yang jelas (penerapan tahap 2) Langkah
Menyimpulkan Membimbing Membuat kesimpulan yang keempat guru membimbing siswa melakukan
alternatif peserta didik alternatif pemecahan pengumpulan fakta dengan menggunakan pengalaman-
pemecahan untuk masalah secara pengalaman yang sudah diperolehnya, melakukan
masalah secara menyimpulkan kolaboratif pencarian informasi dengan berbagai cara/metode,
kolaboratif alternatif melakukan pengelolaan/pengaturan informasi yang telah
pemecahan diperoleh dengan berpatokan pada tiga aspek yaitu
secara informasi apa yang diketahui, informasi apa yang
kolaboratif dibutuhkan, dan apa yang dilakukan dengan informasi
Melakukan Membimbing Melakukan pengujian yang ada (penerapan tahap 3).
pengujian hasil peserta didik hasil (solusi) Langkah kelima siswa menghubungkan antara
(solusi) melakukan pemecahan masalah. pengetahuan sebelumnya dengan fakta yang diperoleh
pemecahan pengujian hasil untuk membuat hipotesis/ dugaan sementara (penerapan
masalah (solusi) tahap 4).
pemecahan Langkah keenam siswa melakukan penyelidikan
masalah terhadap data dan fakta yang telah diperoleh di luar kelas.
4. Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Dalam melakukan penyelidikan siswa menggunakan
Meningkatkan Kemampuan Menulis Karya Ilmiah kecerdasan majemuk yang dimilikinya untuk memahami
Pembelajaran di kelas merupakan tindakan konkret yang dan memberi makna data dan informasi yang. Proses ini
dilakukan setelah melewati tahap perencanan dan persiapan siswa berlatih untuk bekerja sama dalam sebuah tim.
yang matang. Metode pembelajaran yang hanya berupa pola dan Kemudian memberikan masukan hal-hal yang harus
langkah-langkah harus dilaksanakan secara komunikatif dan dilakukan (penerapan tahap 5).
menyenangkan agar peserta didik termotivasi dan semangat b. Langkah Penulisan
dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, Pengajar/dosen Dari data y ang telah dikumpulkan dan dianalisis,
harus menyusun langkah-langkah teknis dan mendetail sebelum mahasiswa menuliskan hasil penyelidikan ke dalam
memasuki kegiatan pembelajaran. bentuk makalah secara kelompok (penerapan tahap 5)
Metode pembelajaran berbasis masalah terdiri atas 8 tahap sistematika dan teknik penulisannya berpedoaman pada
yaitu menemukan masalah, mendefinisikan masalah, karya tulis ilmiah yang telah disusun pengajar/dosen dan
dijelaskan ketika proses pembelajaran.

33
c. Tahap Perbaikan 1. Rendahnya jumlah karya ilmiah yang dihasilkan
Pengajar/dosen mengoreksi hasil tulisan siswa, disebabkan karena adanya berbagai problematika yang
memberi masukan dan diserahkan kembali ke siswa untuk dihadapi mahasiswa dalam menulis karya ilmiah.
diperbaiki (penerapan tahap 6). 2. Problematika yang dihadapi berasal dari diri mahasiswa
yaitu kurang berbakat, tidak adanya motivasi, kesulitan
dalam memulai, wawasan yang sempit, dan kendala
5. Kerangka Berpikir kebahasaan.
Menulis merupakan keterampilan yang paling sulit 3. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk
jika dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
Menulis membutuhkan pengetahuan menggabungkan berpikir, mengembangkan kemampuan memecahan
pengetahuan intelektual dan berpikir logis yang kemudian masalah, keterampilan intelektual, dan menjadi peserta
dilanjutkan dengan pemilihan bahasa yang efektif dan didik yang mandiri.
komunikatif untuk diungkapkan dalam bentuk tulisan. 4. Metode pembelajaran berbasis masalah terdiri atas 8 tahap
Menulis karya ilmiah merupakan. salah satu kompetensi yaitu menemukan masalah, mendefinisikan masalah,
dasar yang harus dikuasi oleh mahasiswa. Pada jenjang mengumpulkan fakta, menyusun hipotesis,melakukan
tersebut mahasiswa sudah mampu menulis karya tulis penyelidikan, menyempurnakan permasalahan yang telah
ilmiah dari hasil pengamatan atau penelitian. Namun, didefinisikan, menyimpulkan alternatif pemecahan
faktanya harapan tersebut belum tercapai secara maksimal. masalah secara kolaboratif, dan melakukan pengujian hasil
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan cara (solusi) pemecahan masalah.
yang tepat untuk memperbaiki kondisi tersebut. Dalam hal 5. Untuk mengatasi berbagai persoalan menulis yang
ini, peneliti memberikan solusi alternatif yaitu dengan dihadapi mahasiswa, nampaknya pihak lembaga
menggunakan Metode pembelajaran berbasis masalah. pendidikan tidak bisa berpangku tangan. Setiap
Dengan demikian diharapkan dalam setiap siklus terjadi stakeholder mungkin saja selama ini telah berhasil secara
peningkatan keterampilan menulis karaya ilmiah. kuantitatif memotivasi mahasiswa menulis yang
digunakan untuk mengumpulkan angka kredit. Oleh
karena itu untuk memecahkan persoalannya. seyogianya
diarahkan kepada upaya peningkatan kemampuan menulis
Bagan Kerangka Berpikir dan kualitas karya tulis ilmiah.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan di atas saran yang
direkomendasikan adalah :
1. Bagi mahasiswa dapat menggunakan metode
pembelajaran berbasis masalah dengan cara memadukan
metode pembelajaran berbasis masalah dengan media
yang lain atau sebaliknya memadukan media pembelajaran
dengan metode yang lain sesuai dengan kebutuhan. Syarat
bagi mahasiswa untuk menggunakan metode
pembelajaran berbasis masalah adalah (1) mahasiswa
harus diberikan masalah-masalah yang benar-benar
menantang dan sedang aktual karena kalau tidak
mahasiswa tidak akan termotivasi untuk membuat karya
tulis ilmiah, (2) pengajar harus benar-benar membimbing
mahasiswa secara intensif dalam menentukan topik dan
rumusan masalah sehingga makalah yang disusun
sistematis sesuai dengan topik dan rumusan masalah, (3)
bahan ajar mahasiswa harus disusun secara sistematis
dengan materi yang mendukung, menarik, dan up to date
sehingga mahasiswa tertarik untuk membaca, dan (4)
sebaiknya tugas untuk mahasiswa ditulis tangan untuk
meminimalisir mahasiswa tidak mengerjakan sendiri.
2. Bagi mahasiswa, sebaiknya aktif mengikuti kegiatan
Gambar 2. Kerangka Berfikir pembelajaran dan selalu berlatih menulis terutama menulis
karya tulis ilmiah.
IV. PENUTUP 3. Bagi peneliti sebaiknya ada penelitian lanjutan dari
A. Kesimpulan penelitian ini untuk mengembangkan metode
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil simpulan sebagai pembelajaran berbasis masalah sehingga menghasilkan
berikut : metode yang lebih sempurna.

34
V. REFERENSI

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Presentasi Sosialisasi


Kebijakan Publikasi Ilmiah Pada Mahasiswa dari
www.dikti.go.id
Brotowidjoyo, M. D. (1985). Penulisan Karangan Ilmiah.
Jakarta: Akademika Pressindo.
Arends, I. Ricard. (2008). Learning To Teach “Belajar Untuk
Mengajar”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nur, Mohamad. (2008). Model Pembelajaran Berdasakan
Masalah. Surabaya : Pusat Sains dan Matematika
Perguruan tinggi Departemen Pendidikan Universitas
Negeri Surabaya.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2005). Media Pengajaran.
Jakarta : Algesindo.
Hasibuan, J.J. dan Mujiono. (2004). Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Surakhmad, Winarno. (2002). Pengantar Interaksi Belajar
Mengajar. Bandung: Tarsito.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media Group.
Ibrahim, H. Muslimin. (2000). Pembelajaran Kooperatif.
Surabaya : UNESA UNIVERSITY
Mustaji. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan Pola Kolaborasi dalam Mata Kuliah
Masalah Sosial. Disertasi. Malang: Program
Pascasarjana UIniversitas Negeri Malang.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi
Aksara.
M, Kartanegara. (2005). Seni Mengukir Kata: Kiat-Kiat
Menulis Efektif Kreatif. Bandung: Mizan Learning
Centre.
D, Mawardi. (2009). Cara Mudah Menulis dengan Metode 12
Pas. Jakarta: Raih Asa Sukses.
D, Iswidharmanjaya. (2006). Bila Anak Usia Dini Bersekolah.
Jakarta: Elex Media.
D, J. House. (2002). The Independent Effects of Student
Characteristics and Instructional Activities on
Achievement: An Application of the Input-Environment
Outcomes Assessment Model International Journal of
Instructional Media.

35

Anda mungkin juga menyukai