(2) Pemakai jalan wajib mematuhi semua rambu-rambu jalan di perpotongan sebidang.
(3) Dalam hal terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
yang menyebabkan kecelakaan, maka hal ini bukan merupakan kecelakaan
perkeretaapian.
Pembanding MO SA AO
Alarm
(LS)
• SIRINE : merupakan isyarat berupa nada
Silang Andreas
yang bisa menjangkau >50 meter sebagai
Lampu silang
datar (XC) tanda adanya kereta api akan lewat, untuk
Lampu merah
menyala tenang
persiapan berhenti bagi semua pemakai
Lampu merah
menyala bergantian (BL)
(TOP)
jalan raya termasuk orang “tuna netra”
SINTELIS
•SISTEM CATU DAYA : Merupakan sumber energi untuk menggerakan palang pintu
perlintasan.
Sumber catu daya antara lain PLN, Batere, Solar Cell
•PANEL PELAYANAN : merupakan panel yang digunakan oleh PJL untuk menaikkan dan
menurunkan palang pintu perlintasan yang berupa saklar dan tombol
•GENTA PENJAGA : merupakan indikator kedatangan kereta api dari arah hilir atau udik
Signalling, Telecommunication and Electricity
Rambu dan Garis Kejut sesuai Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor KM 61/1993 dan Nomor 3 Tahun 1994
= Garis Kejut dengan jarak dari as Rel : 300 M , 200 M, 100 M dan 50 M
= Silang Andreas Tanda persilangan antara jalur kereta api ganda dengan jalan
raya; Jarak 150 M dari as Rel
= Silang Andreas Tanda persilangan antara jalur kereta api tunggal dengan jalan
raya; Jarak 150 M dari as Rel
= Tanda STOP, wajib berhenti sesaat dan meneruskan perjalanan setelah mendapat
kepastian aman dari lalu lintas arah lainnya ; Jarak 100 M dari as Rel
1. Posisi : “ N0RMAL “
Instalasi pintu perlintasan dalam kedudukan ini biasa ( normal ) lengan ber
kedudukan tegak, speaker dan lampu silang datar padam, lampu kedip
merah dan lampu TOP pada lengan pintu juga padam, rem elektromagnetik
bekerja.
SINTELIS
S1
Alarm
(LS)
Lampu silang
datar (XC)
Lampu merah
menyala tenang
Lampu merah (TOP)
menyala bergantian (BL)
7,5 - 9,5 m
S2
SINTELIS