Anda di halaman 1dari 9

TUGAS UKBM

SEJARAH INDONESIA 3.1.2

NAMA : LUCKY SANTOSO

KELAS : XI MIPA 1

NO. ABSEN : 16
KEGIATAN BELAJAR 1
Setelah Anda memahami uraian singkat materi di atas, coba kerjakan soal
berikut ini:
1. Mengapa masa kekuasaan VOC disebut akar kolonialisme Belanda di Indonesia?
2. VOC adalah negara dalam negara. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
3. Bagaimana korupsi yang terjadi pada masa VOC dan korupsi pada masa sekarang?
Jawaban
1. Masa kekuasaan VOC disebut akar kolonialisme belanda di Indonesia,
Pada mulanya sebelum VOC di bentuk belum terdapat kebijakan-kebijakan
untuk masyarakat indonesia kepada belanda, saat belanda menguras kekayaan
indonesia. namun setelah di bentuknya VOC merupakan awal akar
kolonialisme di indonesia karena VOC di beri hak Oktroi sehingga keluarlah
beberapa kebijakan-kebijakan untuk menunjang perekonomian belanda
dengan menguras habis sumber daya alam di indonesia, bukan hanya
memanfaatkan SDA namun masyrakat indonesia juga mengalami
kesengsaraan karena penghasilan mereka di ambil oleh belanda sementara
mereka di pekerjakan secara paksa dengan penghasilan minim, sehingga
banyak masyarakat indonesia yang meninggal pada masa penjajahan ini. Hal
inilah yang melatar belakangi akar kolonialisme di Indonesia, khususnya
penerapan hak-hak khusus (oktroi) VOC yang diterapkan di Indonesia.

2. Dalam perkembangannya, VOC bertindak sebagai sebuah Negara. VOC


menjadi wakil pemerintah Belanda di Indonesia. Dalam menjalankan
perannya, VOC mendapat wewenang dari pemerintah Belanda berupa hak
Oktroi. Hak Oktrioi yang dimiliki VOC sebagai berikut.
a. Hak mencetak uang
b. Hak memelihara angkatan perang
c. Hak memerintah daerah yang diduduki
d. Hak melakukan perjanjian dengan raja-raja
e. Hak melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Dengan Hak Oktroi yang dimiliki VOC tidak hanya berperan sebagai
perusahaan dagang, tetapi berperan dalam bidang militer dan politik. Bahkan,
VOC berhasil mengembangkan angkatan lautnya. Keberhasilan tersebut
terbukti ketika VOC mampu menggeser kekuasaan Portugis di Banten dan
Ambon pada 1605. Selain itu, VOC berhasil menjadi benteng Victoria.
3. Korupsi yang terjadi pada masa VOC mirip korupsi pada masa sekarang,
dimana para pegawai VOC yang gajinya rendah menyalahgunakan
kekuasaanya untuk memperkaya diri sendiri. Penyebab utama mengapa VOC
sangat rawan korupsi adalah karena lokasi penempatan karyawan VOC yang
jauh dari Belanda dan karena karyawan VOC dibayar sangat sedikit.
Akibatnya, pengawasan pegawai yang melakukan korupsi tidak ada dan
terjadi penyalahgunaan fasilitas VOC yang merajalela, seperti kapal dan
gudang, oleh pejabat tinggi untuk kepentingan bisnis pribadi. Selain itu,
penyuapan juga melibatkan pejabat Hindia Belanda setempat, seperti bupati,
pemungut cukai dan pedagang, yang memegang hak perdagangan dari VOC.
Pejabat VOC dari jajaran bawah juga menyuap atasan mereka untuk
mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan. Theodore M Smith dalam
Korupsi, Tradisi, dan Perubahan (1971) mengatakan bahwa sampai 1800, di
Indonesia, korupsi adalah praktik umum. Hal itu terjadi karena rendahnya
upah karyawan VOC yang dikombinasikan dengan lemahnya organisasi,
pengawasan, serta kurangnya kontrol. Karyawan VOC menjadi kaya dengan
mencuri dari perusahaan. Sebagai hasil dari korupsi mereka, VOC ambruk
pada tahun 1799. Penyuapan telah dilakukan oleh orang-orang Eropa,
terutama pejabat VOC, sejak pertama mereka tiba untuk mencari rempah-
rempah kepulauan Maluku. Untuk dapat memaksakan monopoli rempah-
rempah pada abad ke-17, VOC menggunakan penyuapan kepada penguasa
setempat, selain juga menggunakan tindakan militer seperti pemusnahan
rempah-rempah dalam pelayaran Hongi.

Korupsi pada jaman sekarang tidak berbeda jauh dengan korupsi pada jaman
VOC, Korupsi pada jaman sekarang lebih banyak kepada penyalahgunaan
kekuasaan untuk memperkaya dirinya sendiri dan didukung oleh faktor gaji
yang rendah yang diterima, sehingga Koruptor jaman sekarang nekat
melakukan korupsi untuk memperkaya diri.

KEGIATAN BELAJAR 2
AYO BERLATIH
Setelah memahami sekilas materi di atas, maka diskusikanlah dengan teman
sebangku Anda pertanyaan-pertanyaan berikut di buku kerja Anda!
1. Bandingkanlah sistem pemerintahan dan kabijakan Daendels (Perancis)
dengan Raffles (Inggris) dalam bidang politik dan sosial-budaya!
2. Identifikasilah dampak positif dan negatif dari kedua sistem tersebut
(Daendels dan Raffles) terhadap rakyat jajahan, khususnya yang berada di
Pulau Jawa!
3. Jelaskan latar belakang dan misi utama H.W. Daendels diangkat menjadi
gubernur jenderal di Hindia-Belanda (Indonesia)!
4. Tuliskan sebab-sebab yang melatarbelakangi berakhirnya kekuasaan baik
H.W. Daendels maupun T.S. Raffles di Hindia-Belanda!!
Jawaban
1. Sistem pemerintahan dan kabijakan Daendels (Perancis)
 Bidang Politik
a. Membentuk skretariat Negara untuk membereskan masalah
administrasi
b. Pemindahan pusat pemerintahan dari Batavia ke Weltevrenden
(Menteng)
c. Membantuk kantor pengadialan di Batvia dan Surabaya
d. Mengganti Raja-raja yang dianggap menghalangi kepentingan
Belanda dan mengangkat raja-raja sesuai keinginan Belanda
e. Merombak sistem feudal dan menggantinya dengan sistem
pemerintahan eropa modern. Tindakan Gubernur Jenderal
Daendels dalam merombak sistem feudal antara lain
membatasi kekuasaan raja-raja lokal; mengangkat bupati
sebagai pegawai pemerintahan; serta menghapus Kerajaan
Banten dan Cirebon.
f. Mengangkat penguasa daerah sebagai penggawai
pemertintahan kolonial.
g. Membagi Pulau Jawa menjadi 23 Kersidenan (resindentie).
Setiap kersidenan menjadi beberapa kabupaten (regentschap)
h. Merombak Provisi Jawa, Pantai timur menjadi lima prefektur
(wilayah yang memiliki otoritas)

 Bidang Sosial Budaya


a. Memaksakan perjanjian dengan penguasa Surakarta dan
Yogyakarta yang isinya menyinggung tentang penggabungan
banyak daerah ke dalam satu wilayah pemerintahan kolonial
seperti daerah Cirebon.
b. Perbudakan dan kerja paksa
c. Melakukan penjualan tanah pada pihak swasta.
d. Membuat peraturan pemberantasan korupsi
e. Menghapus penghormatan kepada sultan kerajaan-kerajaan
Islam
f. Membuat apapun yang membuat pribumi menjadi lebih patuh
g. Menerapkan sistem kasta
Sistem pemerintahan dan kabijakan Raffles (Inggris)

 Bidang Politik
a. Menjalin hubungan baik dengan penguasa lokal yang anti
terhadap Belanda
b. Membagi pulau Jawa menjadi 18 keresidenan
c. Mengangkat para Bupati sebagai pegawai pemerintah sehingga
mereka mendapat gaji dalam bentuk uang.
 Bidang Sosial Budaya
a. Menerapkan sistem sewa tanah
b. Melarang adanya perbudakan
c. Membuat lembaga ilmu pengetahuan bernama Bataviaasch
Genootschaap
d. Merintis kebun raya bogor
e. Memberikan sarana pendidikan
f. Menumbuhkembangkan budaya daerah pribumi tanpa
mengeluarkan biaya

2. Dampak Sistem pemerintahan dan kabijakan Daendels (Perancis)

 Dampak Positif
a. Dibangunnya Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan sepanjang
pesisir utara pulau Jawa.
b. Dibangunnya infrastruktur militer; sekolah dan rumah sakit
militer, barak, dan benteng untuk mempertahankan pulau Jawa.
c. Dibangunnya pabrik mesiu, senjata, dan alat-alat perang di
Surabaya dan Semarang.
d. Berkurangnya korupsi pejabat kolonial karena kebijakan
pemberantasan korupsi Daendels, walau begitu Daendels
sendiri terlibat dalam korupsi dan penyelewengan dana.

 Dampak Negatif
a. Rakyat dijadikan pekerja paksa (kerja rodi) yang dibayar
dengan sedikit upah atau bahkan tidak dibayar, banyak pekerja
rodi yang meninggal karena malaria dan keadaan yang melarat.
b. Pemerintah kolonial Hindia Belanda ikut campur dalam urusan
dan adat keraton dan kerajaan-kerajaan Indonesia.
c. Rakyat dipaksa menyerahkan atau menjual hasil bumi ke
pemerintah kolonial, kadang dengan harga yang sangat rendah.
d. Pemerintah kolonial memonopoli bahan pangan di Indonesia
seperti beras.
e. Diadakannya sistem pajak hasil bumi (contingenten) dan
sistem penyerahan wajib (veplichte leverantie) yang
memberatkan petani dan pemilik tanah.

Dampak Sistem pemerintahan dan kabijakan Raffles (Inggris)

 Dampak Positif
a. Menulis buku sejarah Pulau Jawa berjudul The History of Java
b. Mengangkat kembali Sultan Sepuh sebagai sultan Yogyakarta
c. Istri Raffles yang bernama Olivia Marinne merintis Kebun Raya
Bogor
d. Berperan dalam pembentukan perkumpulan kebudayaan dalam
ilmu pengetahuan, misalnya Bataviaasch Geniootschap di
Harmoni, Jakarta.
e. Dihapusnya sistem kerja paksa atau kerja rodi yang diterapkan
oleh Daendels, dan dilarangnya praktik perbudakan.
f. Dihapusnya sistem pajak hasil bumi dan penyerahan wajib.
g. Dibentuknya sistem peradilan dan penegakan hukum yang lebih
adil terhadap rakyat pribumi.
h. Raffles mendukung komunitas ilmiah di Indonesia dan banyak
mengungkap sejarah Indonesia dalam buku History of Java yang
ditulis Raffles.
i. Raffles menemukan jenis bunga baru; Rafflesia Arnoldi, Raffles
juga merintis pembentukan Kebun Raya Bogor.

 Dampak Negatif
a. Diterapkannya sistem land rent atau sistem sewa tanah, pajak land
rent dibayarkan oleh individu dan tidak bersifat kolektif, sehingga
dianggap terlalu memberatkan.
b. Pemerintah kolonial memonopoli garam, lada, dan minuman
beralkohol

3. Karena saat itu Belanda dikuasai oleh Perancis di bawah pimpinan Louis
Napoleon. Dan Louis Napoleon merasa khawatir dengan kondisi pulau Jawa
yang merupakan jajahan Belanda dan akan direbut oleh Inggris. Akhirnya
Louis Napoleon mengutus H W Deandles untuk menjadi Gubernur Jendral
yang bertugas mempertahankan pulau Jawa dari Inggris.

4. Sebab-sebab berakhirnya kekuasaan Gubernur Daendels


Masa Pemerintahan Gubernur Daendels hanya berlangsung sekira tiga tahun.
a. Daendels sering memaksakan kehendaknya kepada penduduk lokal
maupun rekan-rekan sebangsanya
b. Daendels tidak segan memberikan hukuman berat jepada pegawai dan
pejabat Belanda yang Korupsi
c. Kesalahan Terbesar Daendels adalah menjual tanah kepada pihak
swasta dan hasil penjualan tanah tersebut digunakan Daendels untuk
memperkaya diri sendiri.
Sebab-sebab berakhirnya kekuasaan Raffles
Pemerintahan Raffles di Indonesia tidak berlangsung lama.
a. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pleh dewan direksi EIC di London,
pemerintahan Raffles kurang memuaskan.
b. Raffles dianggap memberikan keuntungan sedikit kepada pemerintah Inggris
c. Adanya konvensi london yang menyebabkan Inggris menyerahkan kembali
Indonesia ke tangan Belanda

KEGIATAN BELAJAR 3
Pertanyaan:
1. Mengapa kemudian banyak anggota masyarakat yang mendirikan sekolah-
sekolah swasta pada masa itu?
2. Mengapa Gubernur Jenderal De Jonge sampai merasa perlu untuk
mengeluarkan Ordonantie Wilde Schoolen?
3. Hak untuk memperoleh pendidikan merupakan bagian dari hak asasi manusia.
Oleh karena itu, ordonansi tersebut dinilai tidak tepat. Bagaimana
pendapatmu?
4. Dalam upaya menyejahterakan masyarakat, manakah hal paling penting
menurut pendapat Anda: mendahulukan pendidikan ataukah pembangunan
ekonomi?
Jawaban
1. Karena pada umumnya pendidikan swasta yang berdiri pada masa itu
bertujuan untuk mengembangkan rasa kebangsaan dan bertanggung jawab
atas kebahagiaan dirinya dan orang lain. Mereka diharapkan tumbuh menjadi
orang yang bebas, sehat fisik, sehat mental, cerdas tetapi terikat erat dengan
budayanya sendiri.

2. Karena Berkembangnya sekolah-sekolah swasta membuat pemerintah


kolonial merasa khawatir. Mereka mencemaskan bahwa para lulusannya kelak
akan tumbuh menjadi orang-orang yang menentang pemerintah. Maka,
Gubernur Jenderal De Jonge menentang keras pendirian sekolah-sekolah
swasta dengan mengeluarkan Ordonantie Wilde Scholen atau peraturan bagi
sekolah liar pada tahun 1932. Dalam undang-undang itu, pemerintah kolonial
membuat tindakan preventif, dengan menetapkan bahwa permintaan izin
pendirian sekolah swasta dapat ditolak atas dasar kecurigaan bahwa
pembelajaran yang diberikan akan menimbulkan bahaya.

3. Menurut saya, Ordonansi (peraturan) itu tidak tepat karena menentang Hak
Asasi Manusia dalam memperoleh pendidikan yang semestinya. Maka dari itu
Pada masa itu banyak anggota masyarakat ingin mendirikan sekolah-sekolah
swasta yang bertujuan mengembangkan rasa kebangsaan dan kelak akan
bertanggung jawab atas kebahagian dirinya dan orang lain. Lulusan dari
sekolah itu diharapkan akan tumbuh menjadi orang yang bebas merdeka,
sehat fisik, sehat mental, cerdas tetapi terikat erat dengan budayanya sendiri
sehingga budaya akan tetap lestari dan tidak tegeser dengan budaya barat.

4. Menurut saya, Hal penting yang perlu didahulukan dalam upaya


mensejahterakan masyarakat adalah Pendidikan. sebab dengan mendahulukan
perbaikan pendidikan yang lebih baik maka pemikiran masyarakat Indonesia
akan lebih cerdas, kreatif, inovatif, dan terdidik sehingga tidak bisa dibodohi
lagi oleh bangsa lain. Dengan adanya pendidikan yang baik maka bangsa
Indonesia dapat membangun perekonomian dengan baik dan teratur sehingga
akan tercipta kesejahteraan bangsa Indonesia.

CEK PENGUASAAN
1. Jelaskan bagaimana praktik korupsi menjadi salah satu alasan utama
bangkrut dan bubarnya VOC pada tahun 1799. Selanjutnya, dalam hal apa
praktik korupsi itu berhubungan dengan praktik korupsi yang terjadi di
Indonesia pada masa sekarang ini!
2. Apa maksud dari sebutan “Gubernur Jenderal Belanda-Perancis” bagi
H.W. Daendels? Jelaskan!
3. Pada masa liberal kehidupan rakyat masih jauh dari kemakmuran.
Jelaskan penderitaan rakyat pada masa liberal!
4. Uraikan maksud dari eksploitasi manusia dan eksploitasi agrarian pada
masa penerapan kebijakan Pintu Terbuka!
5. Politik Etis diakui juga memiliki dampak positif sekalipun tidak menjadi
tujuan Belanda menerapkan kebijakan tersebut. Manakah dampak positif
dari Politik Etis bagi rakyat Indonesia?

Jawaban
1. Korupsi yang terjadi pada masa VOC mirip korupsi pada masa sekarang,
dimana para pegawai VOC yang gajinya rendah menyalahgunakan
kekuasaanya untuk memperkaya diri sendiri. Penyebab utama mengapa
VOC sangat rawan korupsi adalah karena lokasi penempatan karyawan
VOC yang jauh dari Belanda dan karena karyawan VOC dibayar sangat
sedikit. Akibatnya, pengawasan pegawai yang melakukan korupsi tidak
ada dan terjadi penyalahgunaan fasilitas VOC yang merajalela, seperti
kapal dan gudang, oleh pejabat tinggi untuk kepentingan bisnis pribadi.
Selain itu, penyuapan juga melibatkan pejabat Hindia Belanda setempat,
seperti bupati, pemungut cukai dan pedagang, yang memegang hak
perdagangan dari VOC. Pejabat VOC dari jajaran bawah juga menyuap
atasan mereka untuk mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan.
Theodore M Smith dalam Korupsi, Tradisi, dan Perubahan (1971)
mengatakan bahwa sampai 1800, di Indonesia, korupsi adalah praktik
umum. Hal itu terjadi karena rendahnya upah karyawan VOC yang
dikombinasikan dengan lemahnya organisasi, pengawasan, serta
kurangnya kontrol. Karyawan VOC menjadi kaya dengan mencuri dari
perusahaan. Sebagai hasil dari korupsi mereka, VOC ambruk pada tahun
1799. Penyuapan telah dilakukan oleh orang-orang Eropa, terutama
pejabat VOC, sejak pertama mereka tiba untuk mencari rempah-rempah
kepulauan Maluku. Untuk dapat memaksakan monopoli rempah-rempah
pada abad ke-17, VOC menggunakan penyuapan kepada penguasa
setempat, selain juga menggunakan tindakan militer seperti pemusnahan
rempah-rempah dalam pelayaran Hongi. Sehingga VOC mengalami
kebangkrutan akibat banyaknya korupsi dan penyuapan yang dilakukan
oleh pegawainya.

Praktik korupsi pada jaman VOC dan jaman sekarang berhubungan dalam
cara melakukakan dan sebab melakukan korupsi, Karena tidak jauh
berbeda dengan jaman VOC, pada jaman sekarang para pejabat
melakukan korupsi dengan menyalahgunakan kekuasaannya untuk
memperkaya diri dan melakukan penyuapan kepada pejabat pejabat tinggi.

2. Gubernur Jenderal Belanda-Perancis adalah Sebutan yang diberikan H.W


Daendels sebagai Gubernur jenderal Perancis yang mempunyai kekuasaan
wilayah Belanda dan Perancis Di Indonesia. HW. Daendels merupakan
gubeneur jenderal Belanda di Hindia Belanda (Indonesia).

3. Penderitaan Rakyat pada Jaman Liberal

 Rakyat terbebankan dengan kedatangan investor asing yang menyewa


tanah miliknya
 Kepala desa dimanfaatkan para investor untuk mendapat tanah sewaan
 Rakyat dijadikan buruh perkebunan dengan upah minimum
 Terjadi tekanan fisik dan wabah sehingga banyak rakyat Indonesia
yang mati.
4. Kebijakan Pintu Terbuka adalah kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintahan Hindia Belanda yang membuka pintu seluas-luasnya bagi
pihak swasta untuk melakukan kegiatan ekonomi. Latar belakangnya
adalah perubahan politik di Belanda dengan kemenangan partai liberal di
Belanda pada tahun 1850, yang membuat Belanda menerapkan sistem
ekonomi liberal di mana pemerintah hanya bertugas untuk mengawasi dan
usaha-usaha ekonomi sepenuhnya dilakukan oleh swasta.
Pelaksanaan politik pintu terbuka di Indonesia menimbulkan ekploitasi
yaitu:

 Eksploitasi manusia berupa pengerahan tenaga manusia yang


penuh tipu daya, kesewenang-wenangan, dan ketidakadilan yang
dialami para pekerja di perkebunan-perkebunan.
 Eksploitasi agraria, tampak dalam masifnya penggunaan lahan
baik lahan produktif yang telah dikerjakan rakyat maupun lahan
kosong untuk dijadikan perkebunan dan pertambangan.
 Ekploitasi dalam kebijakan Pintu Terbuka membuat kaum humanis
di Belanda mendesak pemerintah untuk memajukan rakyat
Indonesia sebagai balas budi Belanda yang telah menerima banyak
keuntungan selama penjajahannya di Indonesia, sehingga
melahirkan politik etis.

5. Dampak positif Politik Etis bagi Indonesia


 Edukasi: menghasilkan kalangan terpelajar yang memimpin
perujangan nasional Indonesia.
Edukasi dalam Politik Etis ini melahirkan kalangan berpendidikan
yang kemudian menjadi pendorong Kebangkitan Nasional
Indonesia. Mereka inilah yang kemudian menjadi penggerak
kebangkitan nasional yang kemudian menghasilkan kemerdekaan
Indonesia. Para tokoh ini misalnya adalah Dr Soetomo, Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), dan Dr Cipto Mangunkusumo
yang merupakan lulusan STOVIA (Sekolah Kedokteran di
Batavia) dan Ir Sukarno yang merupakan lulusan Technische
Hoogeschool te Bandoeng (Sekolah Teknik Bandung, sekarang
ITB).

 Irigasi: membangun saluran pengairan yang meningkatkan hasil


pertanian dan perkebunan
Politik Etis juga membangun irigasi, yang memungkinkan
pengairan pertanian dan perkebunan, sehingga bisa ditanami oleh
pada musim kering. Irigasi ini menyebabkan peningkatan produksi
pertanian dan perkebunan.

 Transmigrasi: membuka lapangan pekerjaan baru dan perpindahan


penduduk dalam proses transmigrasi
Program ketiga, transmigrasi, memindahkan penduduk dari
wilayah yang padat di Jawa ke Sumatera. namun pemindahan
penduduk ini dilakukan hanya untuk memberikan tenaga kerja bagi
perkebunan Belanda. Namun transigrasi juga berdapmpakpositif
dengan adanya lapangan kerja baru di daerah yang awalnya jarang
penduduknya.

Anda mungkin juga menyukai