HAM
A. INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL (IMT) Æ
NUREMBERG
B. INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL FOR THE FAR EAST
(IMTFE Æ TOKYO
C. INTERNATIONAL TRIBUNAL FOR THE PROSECUTION OF
PERSONS RESPONSIBLE FOR SERIOUS VIOLATIONS OF
INTERNATIONAL HUMANITARIAN LAW COMMITTED IN
THE TERRITORY OF THE FORMER YUGOSLAVIA SINCE
1991 Æ ICTY
D. INTERNATIONAL CRIMINAL TRIBUNAL FOR RWANDA Æ
ICTR
INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL
NUREMBERG
• Dibentuk pasca PD II oleh persetujuan AS,
Perancis, UK, Uni Soviet (8 Agustus 1945).
• Kewenangan mengadili dan menghukum:
– Kejahatan terhadap perdamaian (crimes against
peace).
– Kejahatan perang (war crimes).
– Kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes against
humanity)
• Tribunal berwenang memeriksa terdakwa secara
in absentia.
• Bertempat di Berlin, namun pengadilan pertama
dilaksanakan di Nuremberg.
• Tidak ada upaya hukum banding atau review.
• Putusan dilaksanakan oleh Control Council for
German, yang dapat mengurangi hukuman.
• Hukum acara dibuat sendiri oleh IMT.
• Hak terdakwa: mendapat peradilan yang adil dan
cepat, didampingi penasihat hukum, diberitahu
dakwaan secara jelas, menanyai sanksi,
mendapat penerjemah.
PUTUSAN NUREMBERG
14 Nop. 45 – 1 Okt. 46
• 12 Orang Dijatuhi hukuman mati.
• 3 orang dihukum seumur hidup.
• 4 orang dihukum penjara 10 – 20 tahun.
• 3 diputus bebas.
• Semua organisasi di bawah Partai Sosialis
Nasional (NAZI) dinyatakan sebagai penjahat: SS,
SA, Korps Pimpinan.
• Sejumlah besar pelaku lain diadili di kota lain di
eropa.
PRINSIP NUREMBERG – ILC PBB
• Setiap orang yang melakukan suatu perbuatan yang
merupakan suatu kejahatan internasional
bertanggungjawab atas perbuatannya dan harus
dihukum.
• Fakta bahwa hukum nasional tidak mengancam dengan
pidana atas perbuatan yang merupakan suatu
kejahatan menurut hukum internasional tidaklah
membebaskan orang yang melakukan perbuatan itu
dari tanggungjawab menurut hukum internasional.
• Fakta bahwa orang tersebut melakukan perbuatan
bertindak sebagai kepala negara atau pejabat
pemerintah yang bertanggungjawab, tidak
membebaskan dia dari tanggungjawab menurut hukum
internasional.
PRINSIP NUREMBERG – ILC PBB
• Fakta bahwa orang tersebut melakukan
perbuatan untuk melaksanakan perintah dari
pemerintahnya atau atasannya tidaklah
membebaskan dia dari tanggungjawab menurut
hukum internasional, asal ada pilihan moral
(moral choice) yang bebas dimungkinkan
olehnya.
• Setiap orang yang didakwa melakukan kejahatan
menurut hukum internasional mempunyai hak
untuk mendapatkan peradilan yang adil
berdasarkan fakta dan hukum
PRINSIP NUREMBERG – ILC PBB
• Kejahatan‐kejahatan yang dapat dihukum
menurut hukum internasional:
– Kejahatan terhadap perdamaian (jus ad bellum)
• Merencanakan, menyiapkan, memulai atau
menggerakkan perang yang bersifat agresi yang
melanggar treaty, agreements, atau jaminan
internasional.
• Turut serta dalam menyusun rencana umum atau
berkonspirasi untuk melaksanakan perbuatan di atas.
– Kejahatan perang.
– Kejahatan terhadap kemanusiaan.
PRINSIP NUREMBERG – ILC PBB
• Keterlibatan (complicity) dalam pelaksanaan
suatu kejahatan terhadap perdamaian,
kejahatan perang, atau kejahatan terhadap
kemanusiaan, adalah suatu kejahatan
menurut hukum internasional.
INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL
FOR THE FAR EAST (IMTFE) ‐ TOKYO
• Dibentuk oleh Supreme Commander of Allied
Forces Æ Jenderal Douglas MacArthur dengan
persetujuan negara sekutu.
• Dasar: Charter of the International Military
Tribunal for the Far East, 19 January 1946.
• Yurisdiksi: Kejahatan terhadap Perdamaian,
Kejahatan Perang Konvensional, Kejahatan
terhadap Kemanusiaan.
• Dibentuk pula Military Commission yang
mengadili 5000 militer Jepang dengan dakwaan
melakukan “Conventional war crimes”.
INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL
FOR THE FAR EAST (IMTFE) ‐ TOKYO
• Terdakwa tidak mempunyai hak banding.
• Hak peninjauan kembali hanya untuk masalah
hukuman, ditujukan kepada Supreme
Commander of the Allied Forces.
• Putusan IMTFE – Tokyo:
– 7 pidana mati;
– 16 pidana seumur hidup.
– 2 pidana penjara ringan.
• 900 orang dipidana mati oleh Military
Commision.
INTERNATIONAL CRIMINAL TRIBUNAL
FOR THE FORMER YUGOSLAVIA (ICTY)
• Dibentuk berdasarkan Resolusi DK PBB 827 Tahun 1993
berdasarkan Chapter VII Piagam PBB. Æ Statute of the
International Tribunal for the Prosecution of Persons
Responsible for Serious Violations of International
Humanitarian Law Committed in the Territory of the
Former Yugoslavia Since 1991.
• Yurisdiksi, mengadili dan menghukum Kejahatan
Perang (geneva convention 1949), Kejahatan Genosida,
dan Kejahatan Kemanusiaan. Tempat Sidang di Hague,
Belanda.
• Korban di Yugoslavia sekitar 800.000 orang tewas.
ASAS‐ASAS ICTY
• Yurisdiksi Individu;
• Tanggungjawab Pribadi;
• Yurisdiksi waktu dan Tempat (Sejak 1 Januari
1991 di wilayah hukum bekas Yugoslavia).
• Superioritas ICTY terhadap Pengadilan Nasional;
• Non‐bis‐in‐idem;
• Upaya hukum banding, peninjauan kembali, grasi.
• Tidak mengenal hukuman mati.
Permasalahan
• Sistem hukum yang digunakan dan latar
belakang hakim;
• Banyaknya terdakwa dan saksi yang harus
dihadirkan.
• Banyaknya terdakwa yang belum tertangkap.
• Bahasa yang dipergunakan.
Superioritas ICTY
• ICTY dapat mengambil alih perkara yang
diperiksa pengadilan nasional jika:
– ICTY berpendapat bahwa kejahatan yang diadili
masuk yurisdiksi ICTY;
– Proses pengadilan nasional tidak bebas;
– Pengadilan nasional digunakan untuk melindungi
terdakwa dari tanggungjawab melakukan
kejahatan internasional;
– Terdakwa tidak dituntut secara sungguh‐sungguh.
INTERNATIONAL CRIMINAL TRIBUNAL
FOR RWANDA (ICTR)
• Korban kekerasan diperkirakan mencapai 800 ribu,
terutama dari suku Tutsi.
• ICTR dibentuk oleh DK PBB melalui Resolusi No. 955
Tahun 1994.
• Tempat Permanen di Aruza Tanzania.
• Yurisdiksi: Genosida, Kejahatan terhadap Kemanusiaan,
Kejahatan Perang.
• Banding ke Chamber di ICTY.
• Hanya mengadili pelaku utama. Pelaku biasa diadili di
pengadilan nasional. Æ 110.000 orang terdakwa.