LP Keluarga
LP Keluarga
KELUARGA
Disusun Oleh:
Nurul Widiyawati
SN201186
PROGRAM STUDI
SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019/2020
A. DEFINISI
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi
interaksi antara anak dan orang tuanya (Padila,2012). Sedangkan menurut
Friedman (2010) keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir.
Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari.
Sarafino mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh
transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan jarak
antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari berbagai situasi dengan sumber-
sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial seseorang (Smet. 1994:
112). Menurut Ardani dalam bukunya psikologi klinis bahwa stres adalah
keadaan dimana seseorang yang mengalami ketegangan karena adanya
kondisi-kondisi yang mempengaruhi dirinya (Ardani, 2007: 37). Maramis
menyatakan bahwa stres adalah segala masalah atau tuntutan
menyesuaikan diri, yang karena tuntutan itulah individu merasa terganggu
keseimbangan hidupnya (Maramis, 1994: 134). Koping melibatkan upaya
untuk mengelola situasi yang membebani, memperluas usaha untuk
memecahkan masalah-masalah hidup, dan berusaha untuk mengatasi dan
menguragi stres. Keberhasilan dalam kopingberkaitan dengan sejumlah
karakteristik, termasuk penghayatan mengenai kendali pribadi, emosi
positif, dan sumber daya personal (Folkman & Moskowitz, 2004).
Meskipun demikian keberhasilan dalamkopingjuga tergantung pada
strategi-strategi yang digunakan dan konteksnya (John W Santrock, 2007:
299). Relevan dengan perbedaan individual dalam merespons situasi
penuh stres merupakan konsep koping, yaitu bagaimana orang berupaya
mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang
ditimbulkannya. Bahkan diantara mereka yang menilai suatu situasi
sebagai penuh stres, efek stres dapat bervariasi tergantung pada bagaimana
individu menghadapi situasi tersebut (Gerald C.Davison, 2010: 275).
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994: 143)
mengatakanbahwa perilaku koping merupakan suatu proses dimana
individu mencoba mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik
itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari
lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam
menghadapi situasi yang penuh dengan stress.
G. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian
a. Pengkajian Umum
Pengkajian asuhan keperawatan pada keluarga meliputi data
umum (nama KK, umur, alamat, pekerjaan KK, pendidikan dan
anggota KK, serta terdapat pengkaian genogram keluarga, tipe
keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi. Dan
kegiatan aktivitas rekreasi).
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Meliputi pengkaian tahap perkembangan keluarga saat ini,
tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat
keluarga inti, riwayat keluarga sebelumnya (istri maupun
suami).
c. Lingkungan
Meliputi pengkajian karakteristik rumah, karakteristik tetangga
dan komunitas, mobilitas geografi keluarga, perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat, serta sistem
pendukung keluarga.
d. Struktur komunikasi keluarga
Meliputi pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga,
struktur peran, serta nilai dan norma budaya.
e. Fungsi Keluarga
Meliputi fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi perawatan
kesehatan (bagaimana keluarga dalam mengenal masalah,
mengambil keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit,
memelihara atau memodifikasi lingkungan, serta menggunakan
fasititas kesehatan yang ada).
f. Stress dan koping keluarga
Melipusi stressor jangka pendek dan jangka panjang yang
dialami keluarga, kemampuan keluarga berespon terhadap
stressor dan situasi, serta strategi koping yang di gunakan.
g. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
Meliputi pengkajian nutrisi, cairan, istirahat dan tidur,
aktivitas latihan, serta eliminasi.
h. Pengkajian Tumbuh Kembang Keluarga
Meliputi pemeriksaan tanda-tanda vitas keluarga (TD, nadi,
suhu, RR), pemeriksaan head to too dari ujung kepala hingga
ujung kaki (pemeriksaan kepala, leher, dada, rambut,
konjungtiva, sklera, hidung, telinga, ulut, dada, abdomen,
ekteremitas, kulit, turgor, dan keluhan).
Perhatian pelayanan kesehatan pada anak usia prasekolah :
- Penyakit menular pada anak-anak
- Pencegahan kecelakaan dan keamanan rumah (jatuh, luka
bakar, keracunan)
- Kebutuhan dalam pertumbuhan dan perkembangan
- Penganiayaan dan pengabaian anak
- Praktik kesehatan (misalnya, tidur, nutrisi, olahraga)
2. Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau
perubahan pola interaksi potensial/actual dari individu atau
kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi
definitive untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk
mencegah perubahan. Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2
hal, yaitu:
3. Analisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian
dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah
keperawatan.
a. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak
terpenuhinya kebutuhan dasarmanusia yang dialami oleh
keluarga atau anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan
objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau
tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan
penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan
keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan
keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Diagnosa sehat/Wellness/potensial yaitu keadaan sejahtera
dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan
yang memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa
potensial ini hanya terdiri dari komponen Problem (P) saja
dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).
2) Diagnosa ancaman/risiko yaitu masalah keperawatan yang
belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual
bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko
ini terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E),
sign/symptom (S).
3) Diagnosa nyata/actual/gangguan yaitu masalah
keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan
memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa
actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan
sign/symptom (S).
b. Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar.Sedangkan etiologi mengacu pada
5 tugas keluarga. Dalam SDKI (2016) diagnosa-diagnosa
keperawatan pilihan yang cocok untuk praktek keperawatan
keluarga anak dewasa adalah sebagai berikut:
1) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (D.0117)
2) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
4. Rencana Asuhan Keperawatan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat
untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi. Penyusunan rencana
perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2018).
Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai
skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor
terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai
berikut:
a. Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
c. Potensi masalah untuk dicegah
d. Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa
keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala
yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam
Effendy (1998).
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah 1 Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
Kemungkinan masalah 2 Mudah =2
untuk dipecahkan Sebagian =1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk 1 Tinggi =3
dicegah Cukup =2
Rendah =1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi =
1
Tidak dirasakan
adanya masalah = 0
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung
dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria
evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai.
Disusun mnggunakan SOAP dimana :
- S: ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
- O: keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
- A: merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif
dan obyektif.
- P: perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
a
DAFTAR PUSTRAKA
Friedman, M. 2011. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC