Gas Transmission Pipeline
Gas Transmission Pipeline
4
PIPA TRANSMISI GAS
Pipa Transmisi Gas adalah Pipa yang menyalurkan gas bumi dari Sumber Pasokan Gas
seperti Gas Processing Plant / Shipper / dari Receiving Station ke Konsumen Besar seperti
Kawasan Industri, Power Plant, Pabrik Pupuk dll, dan atau ke Jaringan Distribusi.
5
JARINGAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI
Berdasarkan Kepmen ESDM No. 2700/K11/MEM/2012, Jaringan Transmisi Gas Bumi
dibedakan menjadi 4 kategori, diantaranya adalah sbb:
6
PIPA OPEN ACCESS
Pipa Open Access : Jaringan Pipa Transmisi Gas yang dimiliki oleh BU Pemegang Izin
Usaha Pengangkutan Gas dan dapat dimanfaatkan oleh Pihak Lain (Penjual/Pembeli
Gas) dengan membayar Jasa Pengangkutan (Toll Fee) yang ditetapkan BPH Migas.
7
Sumber : Pengelolaan Gas Bumi - Diskusi Publik PWYP 2019
PIPA DEDICATED HULU
Pipa Dedicated Hulu : Jaringan Pipa Gas yang dibangun oleh KKKS untuk mengangkut &
menyalurkan gas sampai kepada konsumen atau pembelinya.
8
Sumber : Pengelolaan Gas Bumi - Diskusi Publik PWYP 2019
PIPA DEDICATED HILIR
Pipa Dedicated Hilir : Jaringan Pipa (umumnya Pipa Distribusi) Gas yang dibangun dan
dimiliki oleh BU Pemegang Izin Usaha Niaga Gas untuk mengangkut gas miliknya
sampai kepada konsumennya.
9
Sumber : Pengelolaan Gas Bumi - Diskusi Publik PWYP 2019
PIPA KEPENTINGAN SENDIRI
Pipa Kepentingan Sendiri : Jaringan pipa gas yang dibangun oleh Konsumen untuk
mengangkut gas yang mereka beli dari Produsen dan/atau BU Pemegang Izin Usaha
Niaga Gas.
10
Sumber : Pengelolaan Gas Bumi - Diskusi Publik PWYP 2019
CONTOH PETA LOKASI JARINGAN
TRANSMISI DAN DISTRIBUSI GAS BUMI
12
PETA JALUR PIPA TRANSMISI GAS
DARI GRESIK-SEMARANG
LEGEND
- PIPELINE
- STATION
- LBCV
- FC / RF
FC di Babat
RF di Bojonegoro
13
FLOW DIAGRAM PADA PROYEK PIPA TRANSMISI GAS
DARI GRESIK-SEMARANG
14
FASILITAS PADA PROYEK PIPA TRANSMISI GAS
DARI GRESIK-SEMARANG
GRE Station
Gresik
LBCV Area
(LBCV 1 s.d 17)
ORF Station
Semarang
15
PROJECT PIPELINE STAGES
EPC COMMS
Engineering, Commissioning &
Procurement and Gas-In
Construction
16
TAHAPAN KONSTRUKSI PIPA TRANSMISI GAS
Pelaksaan konstruksi pipeline memiliki beberapa tahapan, yaitu :
1. Pelaksanaan Survei untuk mendapatkan data pendukung yang akan berfungsi dalam
proses desain.
2. Pembersihan Jalur Pipa (ROW Clearing) yang terdiri dari dua kegiatan yaitu
kegiatan cut and filled dan kegiatan clearing and grading. Pada tahapan ini, jalur pipa
dibersihkan dan dilakukan pemotongan pohon sepanjang jalur, untuk selanjutnya
dilakukan perataan.
3. Loading dan Unloading Material Pipa dari Stockyard ke Lokasi Site.
18
TAHAPAN KONSTRUKSI PIPA TRANSMISI GAS
Pelaksaan konstruksi pipeline memiliki beberapa tahapan, yaitu :
7. Pengujian dengan metode Non Destructive Test (NDT) untuk menguji hasil las-lasan. Jenis dari NDT ini
bermacam-macam, beberapa diantaranya ialah Inspeksi Visual, Radiography Test, X Ray Test, dan lain lain.
8. Field Joint Coating (FJC) atau Pekerjaan Pembalutan Hasil Pengelasan di Setiap Sambungan Pipa setelah
hasil NDT mendapatkan persetujuan atau memenuhi syarat. Tujuan dari Field Joint Coating ini ialah untuk
melindungi permukaan pipa dari korosi.
9. Pengujian dengan metode Holiday Test untuk menguji hasil FJC dengan menggunakan tegangan 12 KV
dimana jika terjadi kebocoran, alat ini akan mengeluarkan suara.
10. Pemasangan Anoda untuk mencegah pipa dari korosi
11. Lowering atau penurunan pipa setalah semua pipa telah selesai di las.
12. Backfilling atau penimbunan lubang galian setelah pipa selesai diturunkan ke dasar galian.
1. SECTIONAL VALVE
2. RTU-SCADA
20
PFD
LBCV
21
P&ID
LBCV
22
PROSES ALIR GAS DI PIPA TRANSMISI
PROCESS GAS
23
PROSES ALIR GAS DI PIPA TRANSMISI
PROCESS GAS
24
LAYOUT
LBCV
25
FASILITAS PENDUKUNG DI AREA LBCV
26
PENGGUNAAN SHUTDOWN VALVE DENGAN DOUBLE ACTING ACTUATOR
SEBAGAI PENGGANTI VALVE DENGAN GAS OVER OIL ACTUATOR
Fully Welded Ball Valve Pada Proyek ini, digunakan SDV dengan
Double Acting Actuator untuk menggantikan
Sectional Valve yang biasanya
menggunakan Gas Over Oil Actuator.
27
PENENTUAN JUMLAH SECTIONAL VALVE
PADA JALUR PIPA TRANSMISI
Line Break Control Valve (LBCV) disebut juga Sectional Valve / Block Valve
Lokasi Proyek Pipa Transmisi Gas dari Gresik-Semarang berada di Klasifikasi Kategori Lokasi Class 3,
yang berarti Lokasi Pemasangan Pipa Gas tersebut melewati atau berada dekat dengan pemukiman
warga atau fasilitas umum lainnya.
Oleh karena itu pada proyek ini, LBCV dipasang setiap ±16 km atau 10 mil
Proyek Pipa Transmisi Gas dari Gresik-Semarang memiliki panjang jalur pipa sepanjang 267 km, dengan
jumlah LBCV sebanyak 17 unit.
28
Sumber : ASME B31.8
SCHEMATIC
SDV - LBCV
29
MODE PENGOPERASIAN SDV-LBCV
30
PENGOPERASIAN SDV-LBCV
Membuka LBCV, setelah terkena Logic Shutdown :
1. Pastikan Valve Inlet N2 (12A) dan (12B) dalam kondisi terbuka
2. Tekan tombol “Latch” pada Solenoid SVR-B (25)
3. Pastikan Tuas Selector Local / Remote (26B) dalam kondisi
Local Mode
4. Informasikan ke Tim di Control Room, untuk menormalkan
status Solenoid SVR-A (27B) dan Solenoid SVR–B (25)
5. Tarik Manual Button Open/Close Valve (18) untuk merubah ke
posisi Open
6. Ketika Solenoid sudah dinormalkan / dalam kondisi “Energize”,
maka Valve LBCV akan terbuka
7. Setelah LBCV terbuka, ubah Tuas Selector Local / Remote
(26B) ke Remote Mode
31
SMG GRS
32
LBCV
FASILITAS PENDUKUNG RTU LBCV
PDB PANEL REMOTE TERMINAL UNIT UPS & PERANGKAT BACK-UP BATERAI
TELEKOMUNIKASI
33
SISTEM KOMUNIKASI RTU LBCV
Sepanjang Jalur Pipa Transmisi Gas antara Stasiun Gresik sampai ORF Semarang
telah terpasang 17 RTU yang dilengkapi dengan Communication Panel untuk sarana
komunikasi dengan SCADA Server di Station.
Sistem Komunikasi yang digunakan adalah Fiber Optic dan VSAT.
Pemilihan menyesuaikan dengan jangkauan provider masing-masing di lokasi LBCV
tersebut.
34
LOGIC PADA SAFETY SYSTEM AREA LBCV
Kondisi LBCV ketika Normal Operasi Kondisi Ketika Listrik PLN trip / Listrik PLN mati
Kondisi normal, ketika pressure pipeline berada di normal working Ketika Listrik PLN trip / mati, RTU akan mengirimkan Alarm Power
pressure nya, PSLL normal, N2 Bootle masih dalam kondisi penuh, Source Failure Status (XI) ke HMI, dan UPS akan mem-backup power
Listrik PLN dalam kondisi menyala dan Sistem Komunikasi normal. selama 2 jam.
35
LOGIC PADA SAFETY SYSTEM AREA LBCV
Kondisi Ketika Manual Push Button di LBCV ditekan Kondisi Ketika terjadi Low-Low Pressure pada Pipeline
Ketika Manual Push Button di LBCV ditekan, maka Ketika terjadi Low-Low Pressure pada Pipeline (400 Psig) yang dideteksi
oleh PSLL-A, maka akan men-trigger ESD untuk de-energize solenoid
LBCV akan otomatis Close
SVR-A dan SVR-B sehingga LBCV akan tertutup / Close dan akan men-
trigger alarm Pressure Pipeline Low-Low (PALL-A) active
36
LOGIC PADA SAFETY SYSTEM AREA LBCV
Kondisi Ketika terjadi Low-Low Pressure pada N2 Bootle A Kondisi Ketika terjadi Low-Low Pressure pada N2 Bootle B
Ketika terjadi Low-Low Pressure pada N2 Bootle A (85 Psig) yang Ketika terjadi Low-Low Pressure pada N2 Bootle B (85 Psig) yang
dideteksi oleh PSLL-C, maka akan men-trigger alarm Pressure N2 dideteksi oleh PSLL-B, maka akan men-trigger alarm Pressure N2
Bootle-A Low-Low (PALL-C) dan membuka / meng-energize solenoid Bootle-B Low-Low (PALL-B)
SVR-C, sehingga jalur N2 dari Bootle B dapat mengalir ke LBCV
37
LOGIC PADA SAFETY SYSTEM AREA LBCV
Kondisi Ketika Kondisi 1 LBCV Close maka akan Kondisi Emergency Shutdown Signal from Station
men-trigger Semua LBCV untuk Close
Ketika LBCV Close, maka Limit Switch akan aktif dan mengirimkan sinyal ke Ketika Manual Push Button (HMI) di GRE atau ORF Station ditekan untuk
HMI bahwa Valve LBCV dalam kondisi Close (ZIC), sehingga men-trigger Total Shutdown, maka akan men-trigger ESD untuk de-energize solenoid
ESD untuk de-energize solenoid SVR-A dan SVR-B semua Valve LBCV SVR-A dan SVR-B semua LBCV, sehingga Semua LBCV akan tertutup /
lainnya. Ketika solenoid SVR-A dan SVR-B de-energize, maka LBCV akan Close
tertutup / Close
38
Tarimo Kasiah
Terima kasih salamat ありがとう
gracias Danke merci
bedankt
谢谢 Matur Nuwun لك شكرا
teşekkür ederim Благодарю вас