Introduction Commisioning adalah proses verifikasi untui memastikan bahwa plant atau fasilitas telah dirancang, dibeli, diinstal, diuji dan disiapkan untuk operasi sesuai dengan gambar desain dan spesifikasi. Commisioning dilaksanakan sebelum plant atau fasilitas diserahkan untuk operasi normal dan mencakup aktifitas inspeksi, pemeriksaaan pembersihan, pembilasan, verifikasi, uji kebcooran, evaluasi kinerja dan.uji fungsional yang penting untuk membawa plant atau fasilitas yang baru dipasang ke dalam operasi rutin. Commissioning merupakan suatu proses yang formal untuk memverifikasi dan mendokumentasikan bahwa semua terinstal telah memenuhi dan bekerja sesuai dengan maksud dari desain. Introduction Commisioning harus diidentifikasi sebagai aktivitas spesifik yang memerlukan perencanaan, penjadwalan, manajemen, dan monitoring selama proses desain dan konstruksi. Sebuah tim comisioning harus dibentuk termasuk perwakilan dari semua pihak yang terlibat, diantaranya : 1. Project management 8. Installation subcontractor 2. Facility operations 9. Major equipment vendors 3. Design engineer 10. Reliability engineer 4. General contractor 11. Maintainance Engineers 5. Mechanical subcontractor 12. Field and Control room operators 6. Electrical subcontractor 13. Technicians 7. System integrator 14. Supervisors and so on. Introduction Berdasarkan fisolofi proyek apapun, aktifitas commicioning dibagi dalam 12 tahapan sebagai berikut : Review and updating of Project HSE plan Review of project Risk register Planning of commissioning process Mechanical completion Examination of P&ID Pre-Commissioning of system, component or equipment Commissioning Pre-Startup Safety Review (PSSR) Plant Startup Initial operation Performance test for validating plant intend Post commissioning HSE Management Plan Review Rencana manajemen HSE (Health, Safe and Environmental) harus dikembangkan untuk suatu proyek plant atau fasilitas. Selain itu, rencana dan prosedur lain untuk menutupi risiko bawaan yang terkait dengan pra-komisi, komisioning, dan aktivitas lainnya seperti risiko yang terkait dengan kinerja aktivitas tersebut saat yang lain bekerja di area fasilitas yang berdekatan. Rencana / prosedur HSE dapat terdiri tapi tidak terbatas pada : Identifikasi sistem di bawah kendali commissioning Pre Start-up Safety Reviews (PSSRs) Sistem ijin kerja Identifikasi bahaya dan manajemen resiko Operasi serentak Risk Register Review Daftar risiko merupakan dokumen yang berisi daftar semua potensi bahaya dan resiko yang terkait dengan seluruh tahaoan proyek (termasuk commissioning) Tujuan pembuatan daftar risiko dalam manajemen proyek adalah untuk mencatat rincian semua risiko yang telah diidentifikasi beserta analisisnya dan rencana bagaimana risiko tersebut akan ditangani. Dokumen ini terus ditinjau dan direvisi pada setiap fase proyek. Sebelum merencanakan fase komisioning, Daftar risiko harus direvisi dengan mengidentifikasi bahaya baru, menganalisis kontrol yang ada, dan menilai risiko. Ini juga memberikan informasi tentang persyaratan lebih lanjut dari praktik kerja yang aman dan prosedur kerja. Commisioning Process Planning Perencanaan adalah elemen pertama untuk menjalankan fasilitas apa pun dengan aman dan tepat waktu. Dalam perencenaan semua checklist (struktur, perpipaan, mekanik, listrik, instrumentasi, dll) diidentifikasi dan dibuat termasuk pengembangan manual pengoperasian. Prosedur lainnya yang perlu dikembangkan adalah : Pre-commissioning procedures viz. air blowing, water flushing, steam blowing, Commissioning procedures for the systems and units. Safety procedures Quality control procedures Security procedures Emergency management plan and Response procedures Commisioning Process Planning
Planning of commissioning process :
Framework Tim Commisioning Pengembangan Checklist Pengembangan Prosedur Pengembangan Urutan Commisioning Perencanaan Material Cadangan Persyaratan Commissioning Manpower. Commisioning Process Planning Selain prosedur dan chekclist, laporan kemajuan status comisioning juga perlu dikembangkan untuk mengukur kemajuan comisioning. Catatan pengujian perlu dipelihara untuk melacak semua kegiatan pra-comisioning dan comisioning. Kembangkan format project punch list bersama dengan departemen konstruksi. Project punch list atau Snag adalah daftar kekurangan dan daftar pekerjan yang tersisa yang harus diselesaikan dengan mengacu pada kontrak kerja sebelum pemeriksaan akhir proyek dilaksanakan. Daftar ini sahrus disepakati antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek. Commisioning Process Planning Perencanaan kebutuhan tenaga kerja termasuk tim pre- commissioning, tim commissioning, tim operasi dan tim pemeliharaan. Perencanaan harus dilakukan bersama dengan klien, sehingga tim mereka harus bergabung dengan kegiatan commissioning di lokasi (Keterlibatan insinyur/operator klien sangat penting karena ini adalah kesempatan terbaik untuk melatih mereka.). Dalam perencanaan commissioning juga perlu untuk direncanakan keterlibatan instansi lain seperti vendor kontraktor dan insinyur proses (external expert) selama kegiatan pre-commissioning dan commissioning. Mechanical Completion (MC) Sebuah plant, unit, atau fasilitas, atau bagiannya, dianggap Mechanical Completion (MC) bila seluruh struktur dan peralatannya telah dipasang sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang telah dtetapkan dalam desain. Definisi MC dapat bervariasi dari proyek ke proyek tergantung pada persyaratan kontrak. Kegiatan Penyelesaian MC terdiri dari semua kegiatan non-operasional. Bagian yang tidak terpisahkan dari MC adalah “Punch list “ yang formatnya sudah disiapkan dalam commissioning process planning. Berikut ini contoh daftar aktiftas MC. Mechanical Completion (MC) Mechanical Completion (MC) Punch Listing merupakan langkah penting untuk memverifikasi status penyelesaian sistem. Kategori item punch list dalam menentukan apakah sistem siap untuk pindah ke fase commissioning berikutnya. Item dalam punch list diprioritaskan ke dalam tiga kategori; Kategori A : kekurangan atau pekerjaan tertunda yang harus diperbaiki atau diselesaikan sebelum penerbitan MC. Kategori B : kekurangan atau pekerjaan tertunda yang dapat diselesaikan setelah deklarasi MC tetapi harus ditutup dalam pra- commisioning. Kategori C : kekurangan yang harus diselesaikan sebelum commissioning. Ini adalah item yang harus diperbaiki sebelum melanjutkan dengan start-up yang aman dan melanjutkan operasi. Mechanical Completion (MC) Pada tahap penyelesaian mekanis (MC) semua mesin, semua peralatan dan konstruksi di lokasi diperiksa dan diuji untuk memvalidasi bahwa pemasangan sesuai dengan gambar, spesifikasi yang disetujui dan siap untuk pra-komisi atau komisioning dengan cara yang aman. Ini juga menegaskan kepatuhan persyaratan proyek. Seperti dalam proyek pada umumnya yang melibatkan disiplin ilmu yang berbeda dan oleh karena itu penyelesaian mekanis (MC) dapat dipisahkan oleh disiplin ilmu yang berbeda yaitu. Mekanik, Perpipaan, Elektrikal, Instrumentasi, Otomasi, Integritas struktural, dll Mechanical Completion (MC) Mechanical Discipline: validasi untuk penyelesaian dan perbaikan : Nameplate, display details at tanks, vessels, rotating equipment and other machines. Internal inspection of tanks and vessels Hydro-static tests of vessels and tanks Dimension control Bolt tension Preservation Etc. Mechanical Completion (MC) Piping Discipline: validasi untuk penyelesaian dan perbaikan : NDT Pipe supports Confirm that damages during flushing, cleaning and pressure testing are rectified Blowing/ flushing finished Chemical cleaning & drying Preservation (perlindungan fisik) Reinstatement (pemulihan) Bolt tension Insulation on piping except on flanges and flow coding. Mechanical Completion (MC) Elctrical Discipline: validasi untuk penyelesaian dan perbaikan : NDT Pipe supports Confirm that damages during flushing, cleaning and pressure testing are rectified Blowing/ flushing finished Chemical cleaning & drying Preservation (perlindungan fisik) Reinstatement (pemulihan) Bolt tension Insulation on piping except on flanges and flow coding. Mechanical Completion (MC) Instrumentation Discipline: validasi untuk penyelesaian dan perbaikan : Instrument panel installation Cable trays and its supports Cabling in tray and cable dressing (perapian susunan kabel) Bend radius of the cables Connection/ Termination Grounding Instruments MOVs (Motor Operated Valves) loop checks Tightness test & flushing of tubing Mechanical Completion (MC) Instrumentation Discipline: validasi untuk penyelesaian dan perbaikan : DCS console and its user-friendly installation Central process unit Cabling & tagging Termination Grounding Loop checking Examination of P&IDs Pemeriksaan P&ID dimaksudkan untuk memvalidasi sistem terhadap adanya kesalahan rekayasa dan konstruksi setelah penyerahan sistem dari konstruksi ke tim komisioning, di sini dilakukan identifikasi pekerjaan yang kurang atau tunda. Untuk melakukan tahap ini, pastikan revisi terbaru dari P&ID yang ditandai dengan batasan sistem, gambar peralatan/lembar data, berbagai jenis daftar periksa, standar nasional dan internasional, gambar sambungan dan dokumen vendor untuk peralatan yang rumit. Pemeriksaan P&Ids mencakup item-item : Semua perpipaan, fitting, dan katup Examination of P&IDs Semua peralatan dan mesin yaitu. Motor, pompa, pemanas, turbin, kompresor, dll bersama dengan perwakilan vendor. Semua instrumentasi termasuk pelat nama, arah aliran, posisi pemasangan, rentang suhu, rentang tekanan, aliran, dan rentang pengukuran lainnya. Pertimbangan keamanan yaitu apakah itu instalasi yang aman dan mendukung operasi yang aman juga. Kenyamanan operasional Kenyamanan perawatan Examination of P&IDs Selama pemeriksaan P&ID, beberapa kegiatan tambahan dapat dilakukan seperti penyediaan tanda pengenal sementara & tanda untuk perpipaan, katup, mesin dan peralatan. Setiap penyimpangan dalam proses ini harus ditandai dalam daftar punch point, ditandatangani dan diserahkan kepada tim konstruksi dan insinyur QA/QC. Setelah koreksi item punch dan konfirmasi dari departemen konstruksi dan QA/QC, kunjungan bersama harus dilakukan untuk memvalidasi kepatuhan dan segera ditutup dengan penandatanganan. Pre-Commisioning Setelah penyelesaian mekanis yaitu penyelesaian konstruksi, kegiatan Pra-komisi dimulai untuk memvalidasi peralatan atau komponen yang dibuat dan dipasangsesuai dengan desain yang dimaksudkan dan siap untuk commissioning. Kegiatan pra-commisioning juga disebut static commissioning meliputi pemberian energi peralatan/mesin, pembilasan dan pembersihan, pengeringan, pengujian kebocoran, pengoperasian peralatan (run test), pengoperasian motor listrik, pengujian loop control dll. terkadang kegiatan pra-commisioning termasuk ke dalam penyelesaian mekanis (MC). Kegiatan pre-commissioning harus mengikuti prosedur yang telah disepakati dan Semua temuan harus dicatat di dalam punch list. Pre-Commisioning Urutan pra-commissioning yang direkomendasikan : Power (electrical) and control system DCS and PLC systems and instrumentation Boiler water system Plant safety equipment and fire and gas detection Fuel system Slop systems Boiler systems with steam and condensate networks Turbine-Generator system All the process systems, etc Pre-Commisioning Daftar periksa pra-commissioning harus dikembangkan untuk berbagai jenis mesin, peralatan dan sistem untuk mencatat hasil inspeksi dan untuk mengkonfirmasi kesiapan untuk komisioning. Semua daftar periksa ini harus disaksikan oleh klien, Kontrol Manajemen Proyek (PMC), pemberi lisensi, dll. Catatan pengujian harus disimpan untuk semua pemeriksaan sistem, kegiatan persiapan, dan sejumlah tugas lainnya seperti pembersihan bahan kimia, pengeringan, uji kebocoran, dan indikator kinerja. Pre-Commisioning Catatan untuk dokumentasi QA/QC, punch list sistem yang terkait dengan berbagai kegiatan pra-pengoperasian yaitu perpipaan, peralatan stasioner, peralatan berputar, kegiatan pra- pengoperasian instrumentasi dan uji kekencangan harus dipelihara. Ini akan membantu melacak rencana vs penyelesaian dan sisa tugas yang harus diselesaikan. Status laporan punch list untuk pekerjaan yang luar biasa harus dipantau. Spesialis vendor harus berada di lokasi untuk item utama mesin berputar, sistem utilitas utama, peralatan kontrol listrik & instrumen khusus, unit paket yang telah dirakit dan dikirim oleh vendor, pemberi lisensi harus melakukan pemeriksaan akhir instalasi peralatan kritis. Commisioning Dalam sebuah proyek, setelah pra-commisioning, fase selanjutnya adalah commissioning terhadap plant atau fasilitas. Commissioning adalah tahap dimana proyek selesai tahap konstruksi dan direncanakan untuk keseluruhan dalam tahap operasi komersial. Pada tahap ini, divalidasi bahwa setiap sistem atau subsistem dibuat, dipasang, dibersihkan, dan diuji sesuai dengan tujuan desain dan sistem siap untuk dijalankan. Beberapa waktu ini disebut sebagai commissioning dingin dan panas. Komisioning dingin terdiri dari dua jenis yaitu komisioning kering dan komisioning basah. Commisioning
Dry Commisioning (static
commissioning) adalah prosedur pengujian yang dilakukan tanpa cairan proses., mencakup : Complete static inspection of the installed systems, including all oil, gas and cooling systems Complete testing of all PLC Programming and Binary and Analog I/O Static testing of the alternator / generator unit Commisioning Dry Commisioning (static commissioning) : Static Testing of GCB (Generator Circuit Breaker) Or HV Switchgear, Interfacing and controls Testing of all valves & controls including operation and strategy Testing of all installed safety systems Wet Commisioning : prosedur pengujian dengan memasukkan cairan proses ke dalam sistem atau subsistem untuk tujuan pengujian guna mensimulasikan skenario operasi guna memahami perilaku sistem. Misalnya. menjalankan pompa dalam loop tertutup atau interlock dan tes shutdown darurat. Commisioning Wet Commisioning mencakup : Initial Start / Stop Tests Verification of all protection elements and settings Initial synchronisation checks, to ensure the generator aligns with the electrical grid G99 / G10 (Mains Protection Tests) to Distribution Network Official satisfaction, etc. Hot commissioning: berarti fluida proses desain diperkenalkan ke sistem dan subsistem dan aktivitasnya mirip dengan aktivitas commissioning basah seperti menjalankan pompa dengan loop tertutup. Commisioning Untuk commissioning fasilitas yang aman, pastikan langkah- langkah keamanan seperti sistem izin untuk bekerja. Jika fasilitas baru berdekatan dengan yang sudah ada dan karyawan/operator akan sama, maka PTW (permit to work) yang ada harus digunakan jika tidak maka harus dimodifikasi secara memadai. Area konstruksi mungkin perlu dipagari untuk memisahkannya dari fasilitas operasional yang ada serta keamanan dan kontrol akses harus dipastikan. Prosedur tanggap darurat harus diberitahukan kepada semua tim komisioning dan tenaga kerja terkait lainnya. Commisioning Pengujian kebocoran akhir, pengeringan akhir, pembersihan akhir dan pemberian energi harus diselesaikan dengan cara yang aman. Banyak dokumentasi diperlukan dalam tahap commissioning di antaraya pemgisian media proses ke sistem dan subsistem, pengoperasian sistem dan subsistem, penyelesaian sistem, dll Oleh karena itu, urutan komisioning yang ditetapkan harus diikuti untuk komisioning fasilitas sistem demi sistem dan unit demi unit dan harus dengan pendekatan mundur (backwards approach). Commisioning Untuk komisioning yang aman, maka semua prosedur ini harus diikuti, yakni : Prosedur commisioning untuk utilitas dan layanan Prosedur commisioning untuk penggunaan cairan proses di setiap sistem Prosedur commissioning untuk memasukkan cairan proses di setiap sistem Prosedur Interfacing (pekerjaan operasi dan pemeliharaan dengan pekerjaan commissioning) Prosedur perencanaan produksi. pada pengoperasian fasilitas, dll. Commisioning Dukungan pemeliharaan harus dipastikan oleh perusahaan untuk memantau suhu dan getaran turbin-generator, pompa dll selama commissioning. Semua kegiatan commisioning oleh kontraktor, spesialis vendor, dll harus dilakukan di bawah pengawasan tim commisioning dan pemberi lisensi. Pemberi lisensi dapat mengawasi proses kegiatan commisioning untuk sistem yang penting dan kritis dan harus memberikan bantuan teknis selama semua tahap commisioning. Parameter dan kondisi operasi proses akan diberitahukan oleh pemberi lisensi proses. PSSR Tujuan dari Pre-Startup Safety Review (PSSR) adalah untuk memastikan bahwa fasilitas baru/modifikasi siap untuk operasi yang aman dan berkelanjutan. PSSR harus mengkonfirmasi hal berikut, sebelum pemasukan cairan proses ke proses/sistem/subsistem. Konstruksi dan peralatan memenuhi spesifikasi desain. Prosedur keselamatan, operasi, pemeliharaan dan keadaan darurat tersedia dan memadai. Untuk fasilitas baru/modifikasi, prosedur MOC (Management of Change) telah diikuti, dan semua rekomendasi HAZOP (Hazard and Operability) telah diterapkan sebelum startup. PSSR Pelatihan setiap karyawan yang terlibat dalam pengoperasian suatu proses telah selesai. PSSR adalah langkah terakhir dalam proses commisioning dan dikelola oleh manajer commisioning dan tim commissioning, klien secara bersama-sama. Vendor dan pemberi lisensi dapat bergabung dengan PSSR. Penyelesaian PSSR dan kepatuhan terhadap semua punch point-nya (daftar item yang harus menjadi perhatian) akan memvalidasi kesiapan fasilitas/sistem dan untuk memulai startup yang aman. Plant Startup Plant Startup adalah adalah fase di mana seluruh plant, semua sistem dan subsistem dioperasikan, cairan proses diaplikasikan, dan kondisi proses ditetapkan dengan maksud untuk membuat produk (listrik). Untuk kegiatan startup berkelanjutan, karyawan harus ditugaskan dalam tugas shift kerja sehingga klien, kontraktor dan beberapa vendor dan pemberi lisensi harus tersedia 24 jam seminggu. Shift logbook dengan instruksi yang jelas untuk pengisiannya harus ditentukan sebelum plant startup. Plant Startup Pastikan kepatuhan poin-poin PSSR dan pastikan daftar periksa pra-startup dengan tanda centang di atasnya langkah demi langkah. Daftar cek mencakup : Apakah semua utilitas tersedia untuk startup yang aman Apakah air umpan cukup tersedia Apakah tersedia cukup bahan bakar Apakah semua anggota tim startup yang terlibat sangat paham tentang prosedur startup yang berbeda o Prosedur pembersihan pipa dan peralatan o Prosedur evakuasi pipa dan peralatan Plant Startup o Prosedur untuk pemanasan atau pendinginan awal o Urutan startup dengan data operasi normal o Prosedur pengoperasian plant dalam kondisi normal o Prosedur untuk mematikan o Prosedur untuk shutdown darurat o Prosedur untuk operasi simultan Pastikan penerapan antarmuka yang tepat, yaitu operasi dan pemeliharaan, perencanaan produksi oleh perusahaan dan tanggap darurat untuk kontraktor, keamanan dan keselamatan bersama oleh perusahaan dan kontraktor. Demikian pula dukungan pemeliharaan oleh perusahaan dan dukungan teknis Plant Startup Demikian pula dukungan pemeliharaan oleh perusahaan dan dukungan teknis yang dikelola oleh kontraktor dan pemegang lisensi. Jika diperlukan, pemberi lisensi proses mengawasi permulaan sistem yang relevan dan memberikan bantuan teknis. Parameter dan kondisi operasi proses akan diberitahukan oleh pemberi lisensi proses dan insinyur proses. Semua parameter proses dan data harus dipertahankan yang akan sangat berguna untuk fase berikutnya yaitu fase operasi awal. Setelah selesai startup yang sukses, pabrik siap untuk operasi awal Initial Operation Operasi awal berarti seluruh plant berjalan dalam operasi berkelanjutan, diset dengan baik dan disiapkan untuk uji kinerja. Hal yang paling penting adalah fine tuning dari loop kontrol, proses lengkap dan pengujian batas operasional. Periksa batas shutdown darurat dimulai dan amati bahwa shutdown darurat bekerja dengan baik. Menjaga semua data penting terkait peralatan, data olahan yang relevan dan juga data kinerja. Ini akan membantu untuk tahap selanjutnya yaitu tes kinerja. Keterlibatan pemberi lisensi mungkin ada sesuai persyaratan untuk sistem yang relevan untuk memberikan bantuan teknis dan mungkin menyarankan parameter dan kondisi operasi proses. Performance Test Pengujian kinerja bertujuan untuk memvalidasi plant yang beroperasi sesuai dengan tujuan desain. Pengujian kinerja meliputi pengoperasian fasilitas dan pelaksanaan sejumlah aktivitas tertentu, demonstrasi dan pengujian untuk mengukur pabrik dan peralatan baru terhadap desain proyek yang disetujui dan parameter tertentu. Durasi waktu untuk uji kinerja bervariasi dari plant ke plant dan juga jenis industri ke industri. Untuk pengujian kinerja steam power plant pada ASME Code 4.1. Jika pada periode tertentu, uji kinerja gagal, maka diperlukan intervensi pemberi lisensi. Performance Test Merupakan praktik yang baik untuk memiliki / memelihara buku catatan terpisah oleh klien dan kontraktor dan untuk menghitung satu sama lain untuk mendeteksi kesalahan apa pun. Prosedur pengujian kinerja harus dipastikan oleh kedua belah pihak dan mengikuti urutan yang disepakati bersama. Selama tes kinerja di bawah ini, aktivitas harus dipastikan oleh klien dan kontraktor; Kontrol kualitas Rencana produksi Respon darurat Performance Test Respon darurat Keamanan dan keselamatan bersama Pemeliharaan dan dukungan teknis Pengawasan dan pemantauan parameter proses. Merekam semua bacaan Pasang perangkat pengukuran tambahan jika yang ada tidak memadai. Perbandingan data proses dengan spesifikasi Memelihara buku shift Memantau sistem DCS Performance Test Pengambilan sampel dan analisis lab Analisis dan penilaian parameter uji kinerja Jika semua parameter kinerja cocok dengan parameter yang dimaksudkan proyek, maka dapat dilakukan penerimaan akhir. Umumnya, data uji kinerja memerlukan sekitar dua hingga tiga minggu untuk evaluasi oleh kontraktor klien dan pemberi lisensi. Jika memuaskan maka operasional dipindahkan dari kontraktor ke klien dan ini disebut sebagai serah terima proyek. Hasil pengujian kinerja yang memuaskan dapat mengakibatkan serah terima pabrik secara resmi dan membuktikan bahwa tim komisioning telah memenuhi kewajiban. Tapi mungkin ada punch list kecil yang harus dilampirkan dengan sertifikat penerimaan akhir. Post Commisioning Post commissioning adalah fase setelah serah terima plant kepada klien. Menyerahkan kepada klien berarti sertifikat penerimaan akhir sekarang ditandatangani oleh klien dan bantuan operasi tidak diperlukan lagi. Dalam fase post commissioning, Punch point yang luar biasa telah diselesaikan, dan beberapa penyesuaian, modifikasi, dan koreksi kesalahan sedang diselesaikan. Juga, beberapa pemeriksaan pemeliharaan rutin dan temuan kinerja dievaluasi dan dipantau untuk peralatan proses dan item yang tercakup dalam garansi. Post Commisioning Dalam fase ini pula, masalah dan data operasi sedang dikumpulkan dan dievaluasi untuk memastikan operasi plant yang konsisten. Di sini tim komisioning kontraktor yang terlibat dalam proses commisioning akan tinggal dan bertanggung jawab untuk memecahkan poin-poin yang belum terselesaikan dan menyelesaikan pemecahan masalah apa pun. Setelah beberapa minggu atau bulan sesuai kesepakatan proyek, satu atau dua orang dapat tinggal bersama dengan klien dan mereka akan bertanggung jawab dan berkoordinasi untuk perencanaan produksi, operasi, pemeliharaan, kontrol kualitas produk, tanggap darurat, dll. Pemberi Lisensi juga dapat tinggal di sana sesuai perjanjian proyek untuk panduan teknis tentang parameter proses.