Anda di halaman 1dari 47

POWER PLANT

Joko Winarno, ST., M.Eng.


Introduction
 Commisioning adalah proses verifikasi untui memastikan bahwa
plant atau fasilitas telah dirancang, dibeli, diinstal, diuji dan
disiapkan untuk operasi sesuai dengan gambar desain dan
spesifikasi.
 Commisioning dilaksanakan sebelum plant atau fasilitas diserahkan
untuk operasi normal dan mencakup aktifitas inspeksi,
pemeriksaaan pembersihan, pembilasan, verifikasi, uji kebcooran,
evaluasi kinerja dan.uji fungsional yang penting untuk membawa
plant atau fasilitas yang baru dipasang ke dalam operasi rutin.
 Commissioning merupakan suatu proses yang formal untuk
memverifikasi dan mendokumentasikan bahwa semua terinstal
telah memenuhi dan bekerja sesuai dengan maksud dari desain.
Introduction
 Commisioning harus diidentifikasi sebagai aktivitas spesifik yang
memerlukan perencanaan, penjadwalan, manajemen, dan
monitoring selama proses desain dan konstruksi. Sebuah tim
comisioning harus dibentuk termasuk perwakilan dari semua pihak
yang terlibat, diantaranya :
1. Project management 8. Installation subcontractor
2. Facility operations 9. Major equipment vendors
3. Design engineer 10. Reliability engineer
4. General contractor 11. Maintainance Engineers
5. Mechanical subcontractor 12. Field and Control room operators
6. Electrical subcontractor 13. Technicians
7. System integrator 14. Supervisors and so on.
Introduction
Berdasarkan fisolofi proyek apapun, aktifitas commicioning dibagi dalam
12 tahapan sebagai berikut :
 Review and updating of Project HSE plan
 Review of project Risk register
 Planning of commissioning process
 Mechanical completion
 Examination of P&ID
 Pre-Commissioning of system,
component or equipment
 Commissioning
 Pre-Startup Safety Review (PSSR)
 Plant Startup
 Initial operation
 Performance test for validating plant intend
 Post commissioning
HSE Management Plan Review
 Rencana manajemen HSE (Health, Safe and Environmental) harus
dikembangkan untuk suatu proyek plant atau fasilitas. Selain itu,
rencana dan prosedur lain untuk menutupi risiko bawaan yang
terkait dengan pra-komisi, komisioning, dan aktivitas lainnya seperti
risiko yang terkait dengan kinerja aktivitas tersebut saat yang lain
bekerja di area fasilitas yang berdekatan.
 Rencana / prosedur HSE dapat terdiri tapi tidak terbatas pada :
 Identifikasi sistem di bawah kendali commissioning
 Pre Start-up Safety Reviews (PSSRs)
 Sistem ijin kerja
 Identifikasi bahaya dan manajemen resiko
 Operasi serentak
Risk Register Review
 Daftar risiko merupakan dokumen yang berisi daftar semua potensi
bahaya dan resiko yang terkait dengan seluruh tahaoan proyek
(termasuk commissioning)
 Tujuan pembuatan daftar risiko dalam manajemen proyek adalah
untuk mencatat rincian semua risiko yang telah diidentifikasi beserta
analisisnya dan rencana bagaimana risiko tersebut akan ditangani.
 Dokumen ini terus ditinjau dan direvisi pada setiap fase proyek.
Sebelum merencanakan fase komisioning, Daftar risiko harus direvisi
dengan mengidentifikasi bahaya baru, menganalisis kontrol yang
ada, dan menilai risiko. Ini juga memberikan informasi tentang
persyaratan lebih lanjut dari praktik kerja yang aman dan prosedur
kerja.
Commisioning Process Planning
 Perencanaan adalah elemen pertama untuk menjalankan fasilitas
apa pun dengan aman dan tepat waktu. Dalam perencenaan semua
checklist (struktur, perpipaan, mekanik, listrik, instrumentasi, dll)
diidentifikasi dan dibuat termasuk pengembangan manual
pengoperasian. Prosedur lainnya yang perlu dikembangkan adalah :
 Pre-commissioning procedures viz. air blowing, water flushing,
steam blowing,
 Commissioning procedures for the systems and units.
 Safety procedures
 Quality control procedures
 Security procedures
 Emergency management plan and Response procedures  
Commisioning Process Planning

Planning of commissioning process :


 Framework Tim Commisioning
 Pengembangan Checklist
 Pengembangan Prosedur
 Pengembangan Urutan
Commisioning
 Perencanaan Material Cadangan
 Persyaratan Commissioning
Manpower.
Commisioning Process Planning
 Selain prosedur dan chekclist, laporan kemajuan status
comisioning juga perlu dikembangkan untuk mengukur
kemajuan comisioning.
 Catatan pengujian perlu dipelihara untuk melacak semua
kegiatan pra-comisioning dan comisioning. Kembangkan format
project punch list bersama dengan departemen konstruksi.
 Project punch list atau Snag adalah daftar kekurangan dan
daftar pekerjan yang tersisa yang harus diselesaikan dengan
mengacu pada kontrak kerja sebelum pemeriksaan akhir proyek
dilaksanakan. Daftar ini sahrus disepakati antara pihak-pihak
yang terlibat dalam proyek.
Commisioning Process Planning
 Perencanaan kebutuhan tenaga kerja termasuk tim pre-
commissioning, tim commissioning, tim operasi dan tim
pemeliharaan. Perencanaan harus dilakukan bersama dengan
klien, sehingga tim mereka harus bergabung dengan kegiatan
commissioning di lokasi (Keterlibatan insinyur/operator klien
sangat penting karena ini adalah kesempatan terbaik untuk
melatih mereka.).
 Dalam perencanaan commissioning juga perlu untuk
direncanakan keterlibatan instansi lain seperti vendor
kontraktor dan insinyur proses (external expert) selama
kegiatan pre-commissioning dan commissioning.
Mechanical Completion (MC)
 Sebuah plant, unit, atau fasilitas, atau bagiannya, dianggap
Mechanical Completion (MC) bila seluruh struktur dan
peralatannya telah dipasang sesuai dengan gambar dan
spesifikasi yang telah dtetapkan dalam desain.
 Definisi MC dapat bervariasi dari proyek ke proyek tergantung
pada persyaratan kontrak. Kegiatan Penyelesaian MC terdiri dari
semua kegiatan non-operasional.
 Bagian yang tidak terpisahkan dari MC adalah “Punch list “ yang
formatnya sudah disiapkan dalam commissioning process
planning.
 Berikut ini contoh daftar aktiftas MC.
Mechanical Completion (MC)
Mechanical Completion (MC)
 Punch Listing merupakan langkah penting untuk memverifikasi status
penyelesaian sistem. Kategori item punch list dalam menentukan apakah
sistem siap untuk pindah ke fase commissioning berikutnya. Item dalam
punch list diprioritaskan ke dalam tiga kategori;
 Kategori A : kekurangan atau pekerjaan tertunda yang harus
diperbaiki atau diselesaikan sebelum penerbitan MC.
 Kategori B : kekurangan atau pekerjaan tertunda yang dapat
diselesaikan setelah deklarasi MC tetapi harus ditutup dalam pra-
commisioning.
 Kategori C : kekurangan yang harus diselesaikan sebelum
commissioning. Ini adalah item yang harus diperbaiki sebelum
melanjutkan dengan start-up yang aman dan melanjutkan operasi.
Mechanical Completion (MC)
 Pada tahap penyelesaian mekanis (MC) semua mesin, semua
peralatan dan konstruksi di lokasi diperiksa dan diuji untuk
memvalidasi bahwa pemasangan sesuai dengan gambar,
spesifikasi yang disetujui dan siap untuk pra-komisi atau
komisioning dengan cara yang aman. Ini juga menegaskan
kepatuhan persyaratan proyek.
 Seperti dalam proyek pada umumnya yang melibatkan disiplin
ilmu yang berbeda dan oleh karena itu penyelesaian mekanis
(MC) dapat dipisahkan oleh disiplin ilmu yang berbeda yaitu.
Mekanik, Perpipaan, Elektrikal, Instrumentasi, Otomasi,
Integritas struktural, dll
Mechanical Completion (MC)
Mechanical Discipline: validasi untuk penyelesaian dan perbaikan :
 Nameplate, display details at tanks,
vessels, rotating equipment and
other machines.
 Internal inspection of tanks and vessels
 Hydro-static tests of vessels and tanks
 Dimension control
 Bolt tension
 Preservation
 Etc.
Mechanical Completion (MC)
Piping Discipline:  validasi untuk penyelesaian dan perbaikan :
 NDT
 Pipe supports
 Confirm that damages during flushing, cleaning and pressure
testing are rectified
 Blowing/ flushing finished
 Chemical cleaning & drying
 Preservation (perlindungan fisik)
 Reinstatement (pemulihan)
 Bolt tension
 Insulation on piping except on flanges and flow coding.
Mechanical Completion (MC)
Elctrical Discipline:  validasi untuk penyelesaian dan perbaikan :
 NDT
 Pipe supports
 Confirm that damages during flushing, cleaning and pressure
testing are rectified
 Blowing/ flushing finished
 Chemical cleaning & drying
 Preservation (perlindungan fisik)
 Reinstatement (pemulihan)
 Bolt tension
 Insulation on piping except on flanges and flow coding.
Mechanical Completion (MC)
Instrumentation Discipline:  validasi untuk penyelesaian dan perbaikan :
 Instrument panel installation
 Cable trays and its supports
 Cabling in tray and cable dressing (perapian susunan kabel)
 Bend radius of the cables
 Connection/ Termination
 Grounding
 Instruments
 MOVs (Motor Operated Valves)
 loop checks
 Tightness test & flushing of tubing
Mechanical Completion (MC)
Instrumentation Discipline:  validasi untuk penyelesaian dan perbaikan :
 DCS console and its user-friendly installation
 Central process unit
 Cabling & tagging
 Termination
 Grounding
 Loop checking
Examination of P&IDs
 Pemeriksaan P&ID dimaksudkan untuk memvalidasi sistem
terhadap adanya kesalahan rekayasa dan konstruksi setelah
penyerahan sistem dari konstruksi ke tim komisioning, di sini
dilakukan identifikasi pekerjaan yang kurang atau tunda.
 Untuk melakukan tahap ini, pastikan revisi terbaru dari P&ID
yang ditandai dengan batasan sistem, gambar peralatan/lembar
data, berbagai jenis daftar periksa, standar nasional dan
internasional, gambar sambungan dan dokumen vendor untuk
peralatan yang rumit. Pemeriksaan P&Ids mencakup item-item :
 Semua perpipaan, fitting, dan katup
Examination of P&IDs
 Semua peralatan dan mesin yaitu. Motor, pompa,
pemanas, turbin, kompresor, dll bersama dengan
perwakilan vendor.
 Semua instrumentasi termasuk pelat nama, arah aliran,
posisi pemasangan, rentang suhu, rentang tekanan,
aliran, dan rentang pengukuran lainnya.
 Pertimbangan keamanan yaitu apakah itu instalasi yang
aman dan mendukung operasi yang aman juga.
 Kenyamanan operasional
 Kenyamanan perawatan
Examination of P&IDs
 Selama pemeriksaan P&ID, beberapa kegiatan tambahan
dapat dilakukan seperti penyediaan tanda pengenal
sementara & tanda untuk perpipaan, katup, mesin dan
peralatan.
 Setiap penyimpangan dalam proses ini harus ditandai dalam
daftar punch point, ditandatangani dan diserahkan kepada tim
konstruksi dan insinyur QA/QC.
 Setelah koreksi item punch dan konfirmasi dari departemen
konstruksi dan QA/QC, kunjungan bersama harus dilakukan
untuk memvalidasi kepatuhan dan segera ditutup dengan
penandatanganan.
Pre-Commisioning
 Setelah penyelesaian mekanis yaitu penyelesaian konstruksi,
kegiatan Pra-komisi dimulai untuk memvalidasi peralatan atau
komponen yang dibuat dan dipasangsesuai dengan desain yang
dimaksudkan dan siap untuk commissioning.
 Kegiatan pra-commisioning juga disebut static commissioning
meliputi pemberian energi peralatan/mesin, pembilasan dan
pembersihan, pengeringan, pengujian kebocoran, pengoperasian
peralatan (run test), pengoperasian motor listrik, pengujian loop
control dll. terkadang kegiatan pra-commisioning termasuk ke
dalam penyelesaian mekanis (MC).
 Kegiatan pre-commissioning harus mengikuti prosedur yang telah
disepakati dan Semua temuan harus dicatat di dalam punch list.
Pre-Commisioning
 Urutan pra-commissioning yang direkomendasikan :
 Power (electrical) and control system DCS and PLC systems
and instrumentation
 Boiler water system
 Plant safety equipment and fire and gas detection
 Fuel system
 Slop systems
 Boiler systems with steam and condensate networks
 Turbine-Generator system
 All the process systems, etc
Pre-Commisioning
 Daftar periksa pra-commissioning harus dikembangkan untuk
berbagai jenis mesin, peralatan dan sistem untuk mencatat
hasil inspeksi dan untuk mengkonfirmasi kesiapan untuk
komisioning.
 Semua daftar periksa ini harus disaksikan oleh klien, Kontrol
Manajemen Proyek (PMC), pemberi lisensi, dll. Catatan
pengujian harus disimpan untuk semua pemeriksaan sistem,
kegiatan persiapan, dan sejumlah tugas lainnya seperti
pembersihan bahan kimia, pengeringan, uji kebocoran, dan
indikator kinerja.
Pre-Commisioning
 Catatan untuk dokumentasi QA/QC, punch list sistem yang
terkait dengan berbagai kegiatan pra-pengoperasian yaitu
perpipaan, peralatan stasioner, peralatan berputar, kegiatan pra-
pengoperasian instrumentasi dan uji kekencangan harus
dipelihara. Ini akan membantu melacak rencana vs penyelesaian
dan sisa tugas yang harus diselesaikan.
 Status laporan punch list untuk pekerjaan yang luar biasa harus
dipantau. Spesialis vendor harus berada di lokasi untuk item
utama mesin berputar, sistem utilitas utama, peralatan kontrol
listrik & instrumen khusus, unit paket yang telah dirakit dan
dikirim oleh vendor, pemberi lisensi harus melakukan
pemeriksaan akhir instalasi peralatan kritis.
Commisioning
 Dalam sebuah proyek, setelah pra-commisioning, fase
selanjutnya adalah commissioning terhadap plant atau fasilitas.
 Commissioning adalah tahap dimana proyek selesai tahap
konstruksi dan direncanakan untuk keseluruhan dalam tahap
operasi komersial.
 Pada tahap ini, divalidasi bahwa setiap sistem atau subsistem
dibuat, dipasang, dibersihkan, dan diuji sesuai dengan tujuan
desain dan sistem siap untuk dijalankan. Beberapa waktu ini
disebut sebagai commissioning dingin dan panas. Komisioning
dingin terdiri dari dua jenis yaitu komisioning kering dan
komisioning basah.
Commisioning

Dry Commisioning (static


commissioning) adalah prosedur
pengujian yang dilakukan tanpa
cairan proses., mencakup :
 Complete static inspection of the
installed systems, including all oil,
gas and cooling systems
 Complete testing of all PLC
Programming and Binary and
Analog I/O
 Static testing of the alternator /
generator unit
Commisioning
Dry Commisioning (static commissioning) :
 Static Testing of GCB (Generator Circuit Breaker) Or HV
Switchgear, Interfacing and controls
 Testing of all valves & controls including operation and strategy
 Testing of all installed safety systems
 Wet Commisioning : prosedur pengujian dengan memasukkan
cairan proses ke dalam sistem atau subsistem untuk tujuan
pengujian guna mensimulasikan skenario operasi guna
memahami perilaku sistem. Misalnya. menjalankan pompa
dalam loop tertutup atau interlock dan tes shutdown darurat.
Commisioning
 Wet Commisioning mencakup :
 Initial Start / Stop Tests
 Verification of all protection elements and settings
 Initial synchronisation checks, to ensure the generator aligns
with the electrical grid
 G99 / G10 (Mains Protection Tests) to Distribution Network
Official satisfaction, etc.
 Hot commissioning: berarti fluida proses desain diperkenalkan
ke sistem dan subsistem dan aktivitasnya mirip dengan aktivitas
commissioning basah seperti menjalankan pompa dengan loop
tertutup.
Commisioning
 Untuk commissioning fasilitas yang aman, pastikan langkah-
langkah keamanan seperti sistem izin untuk bekerja. Jika fasilitas
baru berdekatan dengan yang sudah ada dan
karyawan/operator akan sama, maka PTW (permit to work)
yang ada harus digunakan jika tidak maka harus dimodifikasi
secara memadai.
 Area konstruksi mungkin perlu dipagari untuk memisahkannya
dari fasilitas operasional yang ada serta keamanan dan kontrol
akses harus dipastikan. Prosedur tanggap darurat harus
diberitahukan kepada semua tim komisioning dan tenaga kerja
terkait lainnya.
Commisioning
 Pengujian kebocoran akhir, pengeringan akhir, pembersihan
akhir dan pemberian energi harus diselesaikan dengan cara
yang aman. Banyak dokumentasi diperlukan dalam tahap
commissioning di antaraya pemgisian media proses ke
sistem dan subsistem, pengoperasian sistem dan subsistem,
penyelesaian sistem, dll
 Oleh karena itu, urutan komisioning yang ditetapkan harus
diikuti untuk komisioning fasilitas sistem demi sistem dan
unit demi unit dan harus dengan pendekatan mundur
(backwards approach).
Commisioning
 Untuk komisioning yang aman, maka semua prosedur ini harus
diikuti, yakni :
 Prosedur commisioning untuk utilitas dan layanan
 Prosedur commisioning untuk penggunaan cairan proses di
setiap sistem
 Prosedur commissioning untuk memasukkan cairan proses di
setiap sistem
 Prosedur Interfacing (pekerjaan operasi dan pemeliharaan
dengan pekerjaan commissioning)
 Prosedur perencanaan produksi. pada pengoperasian
fasilitas, dll.
Commisioning
 Dukungan pemeliharaan harus dipastikan oleh perusahaan
untuk memantau suhu dan getaran turbin-generator, pompa dll
selama commissioning.
 Semua kegiatan commisioning oleh kontraktor, spesialis vendor,
dll harus dilakukan di bawah pengawasan tim commisioning dan
pemberi lisensi. Pemberi lisensi dapat mengawasi proses
kegiatan commisioning untuk sistem yang penting dan kritis dan
harus memberikan bantuan teknis selama semua tahap
commisioning. Parameter dan kondisi operasi proses akan
diberitahukan oleh pemberi lisensi proses.
PSSR
 Tujuan dari Pre-Startup Safety Review (PSSR) adalah untuk
memastikan bahwa fasilitas baru/modifikasi siap untuk operasi
yang aman dan berkelanjutan. PSSR harus mengkonfirmasi hal
berikut, sebelum pemasukan cairan proses ke
proses/sistem/subsistem.
 Konstruksi dan peralatan memenuhi spesifikasi desain.
 Prosedur keselamatan, operasi, pemeliharaan dan keadaan
darurat tersedia dan memadai.
 Untuk fasilitas baru/modifikasi, prosedur MOC (Management
of Change) telah diikuti, dan semua rekomendasi HAZOP
(Hazard and Operability) telah diterapkan sebelum startup.
PSSR
 Pelatihan setiap karyawan yang terlibat dalam pengoperasian
suatu proses telah selesai.
 PSSR adalah langkah terakhir dalam proses commisioning dan
dikelola oleh manajer commisioning dan tim commissioning,
klien secara bersama-sama.
 Vendor dan pemberi lisensi dapat bergabung dengan PSSR.
Penyelesaian PSSR dan kepatuhan terhadap semua punch
point-nya (daftar item yang harus menjadi perhatian) akan
memvalidasi kesiapan fasilitas/sistem dan untuk memulai
startup yang aman.
Plant Startup
 Plant Startup adalah adalah fase di mana seluruh plant, semua
sistem dan subsistem dioperasikan, cairan proses diaplikasikan,
dan kondisi proses ditetapkan dengan maksud untuk membuat
produk (listrik).
 Untuk kegiatan startup berkelanjutan, karyawan harus
ditugaskan dalam tugas shift kerja sehingga klien, kontraktor
dan beberapa vendor dan pemberi lisensi harus tersedia 24 jam
seminggu.
 Shift logbook dengan instruksi yang jelas untuk pengisiannya
harus ditentukan sebelum plant startup.
Plant Startup
 Pastikan kepatuhan poin-poin PSSR dan pastikan daftar periksa
pra-startup dengan tanda centang di atasnya langkah demi
langkah. Daftar cek mencakup :
 Apakah semua utilitas tersedia untuk startup yang aman
 Apakah air umpan cukup tersedia
 Apakah tersedia cukup bahan bakar
 Apakah semua anggota tim startup yang terlibat sangat
paham tentang prosedur startup yang berbeda
o Prosedur pembersihan pipa dan peralatan
o Prosedur evakuasi pipa dan peralatan
Plant Startup
o Prosedur untuk pemanasan atau pendinginan awal
o Urutan startup dengan data operasi normal
o Prosedur pengoperasian plant dalam kondisi normal
o Prosedur untuk mematikan
o Prosedur untuk shutdown darurat
o Prosedur untuk operasi simultan
 Pastikan penerapan antarmuka yang tepat, yaitu operasi dan
pemeliharaan, perencanaan produksi oleh perusahaan dan
tanggap darurat untuk kontraktor, keamanan dan keselamatan
bersama oleh perusahaan dan kontraktor. Demikian pula
dukungan pemeliharaan oleh perusahaan dan dukungan teknis
Plant Startup
 Demikian pula dukungan pemeliharaan oleh perusahaan dan
dukungan teknis yang dikelola oleh kontraktor dan pemegang
lisensi. Jika diperlukan, pemberi lisensi proses mengawasi
permulaan sistem yang relevan dan memberikan bantuan
teknis.
 Parameter dan kondisi operasi proses akan diberitahukan oleh
pemberi lisensi proses dan insinyur proses. Semua parameter
proses dan data harus dipertahankan yang akan sangat berguna
untuk fase berikutnya yaitu fase operasi awal. Setelah selesai
startup yang sukses, pabrik siap untuk operasi awal
Initial Operation
 Operasi awal berarti seluruh plant berjalan dalam operasi
berkelanjutan, diset dengan baik dan disiapkan untuk uji kinerja. Hal
yang paling penting adalah fine tuning dari loop kontrol, proses
lengkap dan pengujian batas operasional.
 Periksa batas shutdown darurat dimulai dan amati bahwa shutdown
darurat bekerja dengan baik. Menjaga semua data penting terkait
peralatan, data olahan yang relevan dan juga data kinerja. Ini akan
membantu untuk tahap selanjutnya yaitu tes kinerja.
 Keterlibatan pemberi lisensi mungkin ada sesuai persyaratan untuk
sistem yang relevan untuk memberikan bantuan teknis dan mungkin
menyarankan parameter dan kondisi operasi proses.
Performance Test
 Pengujian kinerja bertujuan untuk memvalidasi plant yang
beroperasi sesuai dengan tujuan desain. Pengujian kinerja
meliputi pengoperasian fasilitas dan pelaksanaan sejumlah
aktivitas tertentu, demonstrasi dan pengujian untuk mengukur
pabrik dan peralatan baru terhadap desain proyek yang
disetujui dan parameter tertentu.
 Durasi waktu untuk uji kinerja bervariasi dari plant ke plant dan
juga jenis industri ke industri. Untuk pengujian kinerja steam
power plant pada ASME Code 4.1.
 Jika pada periode tertentu, uji kinerja gagal, maka diperlukan
intervensi pemberi lisensi.
Performance Test
 Merupakan praktik yang baik untuk memiliki / memelihara buku
catatan terpisah oleh klien dan kontraktor dan untuk
menghitung satu sama lain untuk mendeteksi kesalahan apa
pun.
 Prosedur pengujian kinerja harus dipastikan oleh kedua belah
pihak dan mengikuti urutan yang disepakati bersama. Selama
tes kinerja di bawah ini, aktivitas harus dipastikan oleh klien dan
kontraktor;
 Kontrol kualitas
 Rencana produksi
 Respon darurat
Performance Test
 Respon darurat
 Keamanan dan keselamatan bersama
 Pemeliharaan dan dukungan teknis
 Pengawasan dan pemantauan parameter proses.
 Merekam semua bacaan
 Pasang perangkat pengukuran tambahan jika yang ada tidak
memadai.
 Perbandingan data proses dengan spesifikasi
 Memelihara buku shift
 Memantau sistem DCS
Performance Test
 Pengambilan sampel dan analisis lab
 Analisis dan penilaian parameter uji kinerja Jika semua parameter
kinerja cocok dengan parameter yang dimaksudkan proyek, maka
dapat dilakukan penerimaan akhir.
 Umumnya, data uji kinerja memerlukan sekitar dua hingga tiga minggu
untuk evaluasi oleh kontraktor klien dan pemberi lisensi. Jika memuaskan
maka operasional dipindahkan dari kontraktor ke klien dan ini disebut
sebagai serah terima proyek. Hasil pengujian kinerja yang memuaskan
dapat mengakibatkan serah terima pabrik secara resmi dan membuktikan
bahwa tim komisioning telah memenuhi kewajiban. Tapi mungkin ada
punch list kecil yang harus dilampirkan dengan sertifikat penerimaan
akhir.
Post Commisioning
 Post commissioning adalah fase setelah serah terima plant
kepada klien. Menyerahkan kepada klien berarti sertifikat
penerimaan akhir sekarang ditandatangani oleh klien dan
bantuan operasi tidak diperlukan lagi.
 Dalam fase post commissioning, Punch point yang luar biasa
telah diselesaikan, dan beberapa penyesuaian, modifikasi, dan
koreksi kesalahan sedang diselesaikan. Juga, beberapa
pemeriksaan pemeliharaan rutin dan temuan kinerja dievaluasi
dan dipantau untuk peralatan proses dan item yang tercakup
dalam garansi.
Post Commisioning
 Dalam fase ini pula, masalah dan data operasi sedang dikumpulkan
dan dievaluasi untuk memastikan operasi plant yang konsisten. Di
sini tim komisioning kontraktor yang terlibat dalam proses
commisioning akan tinggal dan bertanggung jawab untuk
memecahkan poin-poin yang belum terselesaikan dan
menyelesaikan pemecahan masalah apa pun.
 Setelah beberapa minggu atau bulan sesuai kesepakatan proyek,
satu atau dua orang dapat tinggal bersama dengan klien dan mereka
akan bertanggung jawab dan berkoordinasi untuk perencanaan
produksi, operasi, pemeliharaan, kontrol kualitas produk, tanggap
darurat, dll. Pemberi Lisensi juga dapat tinggal di sana sesuai
perjanjian proyek untuk panduan teknis tentang parameter proses.

Anda mungkin juga menyukai