Anda di halaman 1dari 10

ISSN Cetak 2303-1433

ISSN Online: 2579-7301

PENGARUH TERAPI PIJAT REFLEKSI KAKI DENGAN METODE MANUAL


TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
WILAYAH KARANGREJO TIMUR WONOKROMO SURABAYA

Faridah Umamah *Shinta Paraswati**


Program Studi SI Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Email: umamahfarida@unusa.ac

ABSTRAK.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak dapat dianggap penyakit yang ringan.
Tidak hanya menurunkan kualitas hidup, namun dapat mengancam jiwa penderita. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi pijat refleksi kaki dengan
metode manual terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Desain penelitian ini
menggunakan Quasi experimental design dengan pendekatan pretest-posttest control
group design. Populasi seluruh penderita hipertensi pada bulan Maret 2018 di Karangrejo
Timur Wonokromo Surabaya berjumlah 38 orang, sampel sebagian penderita berjumlah 35
diambil dengan metode simple random sampling. Variabel independen terapi pijat refleksi
kaki dengan metode manual, variabel dependen adalah tekanan darah penderita hipertensi.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Uji statistik menggunakan Uji
Wilcoxon dengan nilai kemaknaan α = 0,05.Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah
sebelum intervensi setengah (50%) responden mengalami Hipertensi derajat 1, setelah
intervensi sebagian besar (72,2%) tekanan darah normal, dan hasil uji wilcoxon didapatkan
nilai ρ = 0,001. Simpulan dari penelitian adalah terapi pijat refleksi kaki dengan metode
manual berpengaruh menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Diharapkan
perawat dapat memberikan penyuluhan tentang cara pencegahan dan pengobatan terhadap
hipertensi baik menggunakan terapi pijat refleksi dengan metode manual maupun dengan
metode yang lain.

Kata kunci : Terapi pijat refleksi kaki, Metode manual, Hipertensi

ABSTRACT.
Hypertension or high blood pressure cannot be considered a mild disease. Not only
decreasing the quality of life, but also it can threaten patient’s self. The objective of this
study was to find out the effect of the foot reflexology massage therapy with manual
method on the blood pressure in patients with hypertension.The design of the study used
the Quasy experimental design with the approach pretest-posttest control group design.
The population of all patients with hypertension at Karangrejo Timur Wonokromo
Surabaya is 38 people, and the sample was 35 people taken by simple random sampling
method. The independent variable’s is foot reflexology massage therapy with manual
method, whereas the dependent variable is the blood pressure of hypertension patients.
The instrument used was a observation sheet. Statistical test using Wilcoxon test with a
significance of α = 0,05. The result of Wilcoxon test showed that value of ρ = 0,001 and
the value of α = 0,05 meaning that ρ < α then H0 are rejected. It means that foot
reflexology massage therapy with manual method had an effect on the blood pressure of
patients with hypertension. The conclusions of the study is foot reflexology therapy with
manual method can lower blood pressure in hypertension patients. Expected nurses can

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 295


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

provide counseling about prevention and treatment of hypertension either using


reflexology massage therapy with manual method or with other methods.

Keyword : Foot reflexology massage therapy with manual method, blood pressure,
hypertension

PENDAHULUAN meningkat dari tahun 2014 dengan total


Hipertensi atau tekanan darah tinggi 530.070 pengunjung menjadi 536.199
tidak dapat dianggap penyakit yang pengunjung di tahun 2015. Berdasarkan
ringan. Gejala dan keluhan mungkin dapat profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya
diabaikan. Namun, perlu diketahui bahwa kejadian hipertensi di Surabaya dari tahun
hipertensi merupakan faktor risiko utama ke tahun selalu berada dalam 10 daftar
dari penyakit jantung dan stroke. Penyakit penyakit terbanyak. Pada tahun 2011
hipertensi juga disebut sebagai “the silent kejadian hipertensi sebanyak 3,30%. Pada
disease” karena tidak dapat dilihat dari tahun 2012 sedikit menurun menjadi
luar (Dalimartha, 2008). Perkembangan 3,06%. Pada tahun 2013 meningkat pesat
hipertensi berjalan secara perlahan, tetapi menjadi 13,6% dan menempati urutan ke
secara potensial sangat berbahaya. dua dari penyakit terbanyak di Surabaya.
Penderita biasanya tidak menunjukkan Pada tahun 2014 menurun menjadi 3%
gejala dan diagnosis hipertensi selalu dan menempati urutan ke tujuh. Hasil
dihubungkan dengan kecenderungan pengambilan data awal di Wilayah
penggunaan obat seumur hidup. Ketika Karangrejo Timur Wonokromo Surabaya
obat anti hipertensi digunakan sebagai pada tanggal 17 Januari 2018 di dapatkan
pengobatan farmakologis, pengobatan non bahwa dari jumlah 48 orang yang terkena
farmakologis juga sangat diperlukan hipertensi.
sebagai penunjang untuk mengatasi Tekanan darah yang selalu tinggi
serangan hipertensi (Dalimartha, 2008). adalah salah satu faktor risiko untuk
Fenomena yang terjadi saat ini, banyak stroke, serangan jantung, gagal jantung
penderita hipertensi yang masih mengeluh dan aneurisma arterial dan merupakan
tentang penyakit hipertensi meskipun penyebab utama gagal jantung kronis
penderita sudah mengkonsumsi obat- (Marya, 2013). Pada sebagian besar
obatan anti hipertensi. penderita hipertensi tidak menimbulkan
World Health Organization (WHO) gejala meskipun secara tidak sengaja
tahun 2014 menyatakan, penduduk beberapa gejala terjadi bersamaan dan
Indonesia mengalami hipertensi sebesar dipercaya berhubungan dengan tekanan
23,3%. Data WHO tahun 2012 darah tinggi (padahal sesungguhnya
menunjukkan, diseluruh dunia sekitar 972 tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit
juta orang atau 26,4% penghuni bumi kepala, pendarahan dari hidung, pusing,
mengidap hipertensi dengan perbandingan wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa
26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
kemungkinan akan meningkat menjadi maupun pada seseorang dengan tekanan
29,2% di tahun 2030. Berdasarkan data darah yang normal (Maryanto, 2010).
dari Riskesdes (2013), kejadian hipertensi Beberapa penanganan untuk
di Indonesia adalah sebesar 26,5%. Survei mengatasi hipertensi yaitu dengan
Indikator Kesehatan Nasional pengobatan farmakologis dan non
(SIRKENAS) tahun 2016 menunjukkan farmakologis. Pengobatan secara
prevalensi hipertensi meningkat menjadi farmakologis yaitu dengan mengkonsumsi
32,4%. Surveilan terpadu penyakit obat anti hipertensi, sedangkan non
puskesmas di Jawa Timur menunjukkan farmakologis yang dapat dilakukan adalah
jumlah kunjungan penderita hipertensi olahraga, tidak merokok, tidak minum

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 296


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

alkohol, menghindari stress, terapi air, mewakili dalam sampel penelitian yang
terapi batu giok, terapi bekam, terapi memenuhi syarat sebagai sampel
herbal, meditasi dan terapi pijat refleksi (Notoatmodjo,2011) yaitu:
(Dalimartha, 2008). a. Penderita hipertensi dengan usia 36-59
Refleksi kaki dapat memberikan tahun TD 130/85 mmHg
rangsangan relaksasi yang mampu b. Penderita hipertensi yang bersedia
memperlancar aliran darah dan cairan menjadi responden
tubuh pada bagian-bagian tubuh yang Besar sampel dihitung menggunakan
berhubungan dengan titik saraf kaki yang rumus Notoatmodjo (2010) dan didapat
dipijat. Sirkulasi darah yang lancar akan hasil 35 orang, diambil dengan tehnik
memberikan efek relaksasi sehingga tubuh sampling probability sampling dengan
mengalami kondisi seimbang (Gala, teknik simple random sampling yaitu
2009). Pada prinsipnya, pijat yang dengan cara di acak.
dilakukan pada penderita hipertensi adalah Dalam melaksanakan penelitian ini,
untuk memperlancar aliran energi didalam peneliti mendapatkan persetujuan dari
tubuh sehingga gangguan penyakit ketua RW di Wilayah Karangrejo Timur
hipertensi termasuk penyerta dan Wonokromo Surabaya sebagai tempat
komplikasinya dapat diminimalisir. Ketika penelitian, maka langkah berikut adalah:
semua jalur energi terbuka dan aliran tahap persiapan, tahap seleksi dan tahap
energi tidak lagi terhalang oleh pelaksanaan . Pada tahap pelaksanaan
ketegangan otot dan hambatan lain maka setelah responden menandatangani lembar
risiko hipertensi dapat ditekan (Gala, persetujuan menjadi responden langkah
2009). Penatalaksanaan yang telah berikutnya adalah:
dikemukakan diatas bertujuan untuk a. Melakukan pengukuran tekanan darah
menurunkan tekanan darah dengan sebelum dilakukan intervensi terapi
mengurangi kegiatan jantung memompa pijat refleksi kaki dengan
dan mengurangi mengerutnya dinding- menggunakan sphygmomanometer
dinding pembuluh nadi halus sehingga Air Raksa.
tekanan pada dinding-dinding pembuluh b. Responden diberikan pijat refleksi
darah berkurang dan aliran darah menjadi kaki dengan metode manual selama
lancar sehingga tekanan darah akan 30 menit setiap perlakuan yang
menurun (Rezky, 2015). dilakukan selama 3 kali dalam 1
minggu dengan selang 2 hari (senin,
METODE PENELITIAN rabu dan jumat)
Jenis penelitian yang digunakan c. Setelah dilakukan pijat refleksi kaki
adalah Quasi experimental design dengan selama 1 minggu 3 kali, responden
rancangan pretest-posttest control group dilakukan pengukuran tekanan darah
design. Pada rancangan ini kelompok kembali dengan selang waktu 10
intervensi diberikan terapi pijat refleksi menit
kaki dengan metode manual. Populasi Setelah data berhasil dikumpulkan,
dalam penelitian ini adalah seluruh selanjutnya yang perlu dilakukan ialah
penderita hipertensi pada bulan Maret mengolah data dan dianalisis
2018 di Wilayah Karangrejo Timur menggunakan uji statistik Wilcoxon sign
Wonokromo Surabaya yang berjumlah 38 Rank test dengan tingkat kemaknaan α =
orang. Sampel dalam populasi ini adalah 0,05.
sebagian penderita hipertensi di Wilayah
Karangrejo Timur Wonokromo Surabaya.
Sampel diambil dengan menentukan
kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah
kriteria dimana subyek penelitian dapat

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 297


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

HASIL PENELITIAN menunjukkan bahwa pada kelompok


1. Hasil penelitian perlakuan sebagian besar ( n: 12,
a. Karakteristik Responden Berdasarkan 66.7%) disebabkan adanya riwayat
Usia. keturunan sedangkan pada kelompok
Tabel 1 karakteristik responden kontrol sebagian besar ( n: 11,
berdasar usia. 64.1%) disebabkan adanya riwayat
Usia Jumlah % Jumlah % keturunan.
(Tahun) Responden Responden
Perlakuan Kontrol
d. Karakteristik Responden Berdasarkan
36-59 18 100.0 17 100.0 Konsumsi Obat Hipertensi
Total 18 100.0 17 100.0 Tabel 4 Karakteristik Responden
Sumber : Data primer, Maret 2018 Berdasarkan Konsumsi Obat
Hipertensi
Berdasar tabel 1 didapatkan bahwa Konsumsi Jumlah % Jumlah %
karakteristik responden menurut usia Obat Responden Responden
menunjukkan bahwa pada kelompok Hipertensi Perlakuan Kontrol
Ya 9 50.0 16 94.1
perlakuan dan kontrol seluruhnya Tidak 9 50.0 1 5.9
(100.0%) responden berumur 36 – 59 Total 18 100. 17 100.
tahun. 0 0
Sumber : Data primer, Maret 2018
b. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Berdasar table 4 didapatkan bahwa
Tabel 2 karakteristik Responden
karakteristik responden berdasarkan
Berdasarkan Jenis Kelamin
Usia Jumlah % Jumlah %
konsumsi obat hipertensi
(Tahun) Responden Responden menunjukkan bahwa pada kelompok
Perlakuan Kontrol perlakuan setengahnya (n: 9, 50.0%)
Laki-laki 6 33.3 4 23.5
Perempu 12 66.7 13 76.5
mengkonsumsi obat dan setengahnya
an (n: 9, 50.0%) tidak mengkonsumsi
Total 18 100.0 17 100.0 obat sedangkan pada kelompok
Sumber : Data primer, Maret 2018 kontrol hampir seluruhnya (n : 16,
94.1%) mengkonsumsi obat
Berdasar tabel 2 didapatkan bahwa hipertensi.
karakteristik responden menurut jenis e. Karakterisktik Responden
kelamin menunjukkan bahwa Jenis Berdasarkan Makanan Asin/Tinggi
kelamin pada kelompok perlakuan Garam.
sebagian besar ( n: 12, 66.7%) dan Tabel 5 Karakterisktik Responden
kelompok kontrol hampir seluruhnya Berdasarkan Makanan Asin/Tinggi
(n: 13, 76.5%) responden berjenis Garam
kelamin perempuan. Makana Jumlah % Jumlah %
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Responden Respond
Riwayat Keturunan Hipertensi Garam Perlakuan en
Kontrol
Table 3 Karakteristik Responden Ya 18 100.0 17 100.0
Berdasarkan Riwayat Keturunan Tidak 0 0.0 0 0.0
Hipertensi Total 18 100.0 17 100.0
Riwayat Jumlah % Jumlah % Sumber : Data primer, Maret 2018
Keturunan Responden Responden
Perlakuan Kontrol Berdasar table 5 didapatkan bahwa
Ya 12 66.7 11 94.1
Tidak 6 33.3 6 5.9
karakteristik responden berdasrkan
Total 18 100.0 17 100.0 makanan asin / tinggi menunjukkan
Sumber : Data primer, Maret 2018 bahwa pada kelompok perlakuan dan
Berdasar tabel 3 didapatkan bahwa kelompok kontrol seluruhnya
karakteristik responden berdasarkan (100.0%) mengkonsumsi.
riwayat keturunan hipertensi

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 298


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

f. Karakteristik Responden Berdasarkan kategori normal yaitu <130


Kurang Olahraga mmHg/<85 mmHg dan hampir
Table 6 Karakteristik setengahnya (n: 6, 35.3%) memiliki
Kurang Jumlah % Jumlah % tekanan darah dengan kategori
Olahraga Responden Responden
Perlakuan Kontrol
hipertensi derajat 1 yaitu 140/90-
Ya 18 100.0 16 94.1 159/99 mmHg.
Tidak 0 0.0 1 2.9 i. Tekanan darah sesudah dilakukan
Total 18 100.0 17 100.0
terapi pijat refleksi kaki metode
Sumber : Data primer, Maret 2018
manual menunjukkan bahwa sesudah
Berdasarkan tabel 6 didapatkan dilakukan terapi pijat refleksi kaki
bahwa karakteristik responden metode manual pada kelompok
berdasarkan kurang olahraga perlakuan sebagian besar (n:13,
menunjukkan bahwa pada kelompok 72.2%) memiliki tekanan darah
perlakuan seluruhnya (n: 18, 100.0%) dengan kategori normal yaitu Normal
dan kelompok kontrol hampir <130 mmHg/<85 mmHg. Dan pada
seluruhnya (n: 16, 94.1%) kurang kelompok control yang diberi edukasi
melakukan olahraga. tentang hipertensi didapatkan hasil
hampir setengahnya (n:7, 41.2%)
g. Karakteristik Responden Berdasarkan memiliki tekanan darah dengan
Kebiasaan Merokok kategori normal yaitu <130
Tabel 7 Karakteristik Responden mmHg/<85 mmHg.
Berdasarkan Kebiasaan Merokok j. Pengaruh Terapi Pijat Refleki Kaki
Kebiasaan Jumlah %) Jumlah % Metode Manual Terhadap Tekanan
Merokok Responden Responden Darah Pada Penderita Hipertensi di
Perlakuan Kontrol Karangrejo Timur Wonokromo
Ya 6 33.3 5 29.4 Surabaya.
Tidak 12 66.7 12 70.6
Berdasarkan uji wilcoxon sign rank
Total 18 100.0 17 100.0
Sumber : Data primer, Maret 2018 test didapatkan nilai ρ adalah 0,001
yang artinya ada pengaruh terapi pijat
Berdarkan tabel 7 didapatkan bahwa refleksi kaki terhadap tekanan darah
karakteristik responden berdasarkan pada penderita hipertensi di
kebiasaan merokok menunjukkan Karangrejo Timur Wonokromo
bahwa pada kelompok perlakuan Surabaya.
hampir setengahnya (n: 6, 33.3%)
merokok sedangkan pada kelompok PEMBAHASAN
kontrol hampir setengahnya (n: 5, 1. Tekanan darah sebelum diberikan
29.4%) merokok terapi pijat refleksi kaki
h. Tekanan darah sebelum dilakukan Berdasarkan hasil penelitian
terapi pijat refleksi kaki metode menunjukkan bahwa sebelum dilakukan
manual pada menunjukkan bahwa terapi pijat refleksi kaki metode manual
sebelum dilakukan terapi pijat refleksi pada kelompok perlakuan setengahnya
kaki metode manual pada kelompok (50.0%) memiliki tekanan darah dengan
perlakuan setengahnya (n: 9, 50.0%) kategori hipertensi derajat 1 yaitu 140/90-
memiliki tekanan darah dengan 159/99 mmHg. Berdasarkan tabel 5.9
kategori hipertensi derajat 1 yaitu menunjukkan bahwa sebelum edukasi
140/90-159/99 mmHg. Dan pada tentang hipertensi pada kelompok kontrol
kelompok kontrol yang diberikan setengahnya (35.3%) memiliki tekanan
edukasi tentang hipertensi dipadat darah dengan kategori normal yaitu <130
hasil setengahnya (n:6, 35.3%) mmHg/<85 mmHg dan hampir
memiliki tekanan darah dengan setengahnya (35.3%) memiliki tekanan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 299


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

darah dengan kategori hipertensi derajat 1 Menurut Dalimartha dkk (2008)


yaitu 140/90-159/99 mmHg. penanganan nonfarmakologis terhadap
Hipertensi merupakan The Silent hipertensi atau tekanan darah tinggi salah
Killer atau pembunuh secara diam-diam, satunya menggunakan terapi pijat refleksi
ini dikarenakan tidak adanya gejala kaki, Dalam hal ini, terapi pijat refleksi
namun berbahaya bagi penderita jika tidak kaki dapat menghasilkan relaksasi oleh
segera ditangani. Sebenarnya dari stimulasi taktil jaringan tubuh
beberapa literature menyebutkan bahwa menyebabkan respon neuro humoral yang
penyebab hipertensi belum diketahui komplek dalam The Hypothalamic-
secara pasti namun ada beberapa faktor Pituitary Axis (HPA) ke sirkuit melalui
resiko yang memicu terjadinya hipertensi. jalur sistem saraf. Adaptasi stres diatur
Menurut Dalimartha (2009) faktor resiko oleh kapasitas HPA untuk mensekresikan
yang dapat memicu terjadinya hipertensi hormon seperti kortisol dan endorphin
terbagi menjadi faktor yang tidak dapat yang mengurangi aktivitas sistem saraf
dikontrol dan dapat dikontrol, adapun simpatik dan meningkatkan respon saraf
faktor yang tidak dapat dikontrol meliputi, parasimpatis. Dengan demikian, kerja
usia, jenis kelamin, keturunan, sedangkan jantung tidak membutuhkan tekanan kuat
faktor yang dapat dikontrol meliputi untuk memompa dan peredaran darah ke
konsumsi garam yang berlebih, kurang seluruh tubuh akan maksimal. Ketika
olahraga, kebiasaan merokok, stress, dan semua jalur energi terbuka dan aliran
kegemukan (obesitas). Hipertensi energi tidak lagi terhalang oleh
sebetulnya mudah dicegah, antara lain ketegangan otot dan hambatan lain maka
melalui pengecekan tekanan darah secara resiko hipertensi dapat ditekan,
rutin serta olahraga tetapi kebanyakan menurunkan tekanan darah dengan
orang datang ke dokter ketika mereka mengurangi kegiatan jantung memompa,
sudah ada komplikasi di jantung atau dan mengurangi mengerutnya dinding-
penyumbatan di pembuluh darah yang dinding pembuluh nadi halus sehingga
dapat memicu stroke. tekanan pada dinding-dinding pembuluh
darah berkurang dan aliran darah menjadi
2. Tekanan darah sesudah terapi pijat lancar sehingga tekanan darah akan
refleksi kaki menurun.
Hasil penelitian terhadap tekanan
darah pada penderita hipertensi di 3. Pengaruh terapi pijat refleksi kaki
Karangrejo Timur RW 03 Wonokromo terhadap tekanan darah
Surabaya menunjukkan bahwa terjadi Berdasarkan hasil penelitian
penurunan tekanan darah setelah diberikan menunjukkan bahwa terjadi penurunan
terapi pijat refleksi kaki selama 3 kali pada kategori tekanan darah. Responden
dalam satu minggu. Berdasarkan hasil memiliki tekanan darah sebelum di
penelitian menunjukkan bahwa sesudah berikan pijat refleksi kaki yakni hipertensi
dilakukan terapi pijat refleksi kaki metode derajat 1 140-159 mmHg/90-99 mmHg
manual pada kelompok perlakuan sedangkan sesudah di berikan pijat
sebagian besar (72.2%) memiliki tekanan refleksi kaki yakni normal <130
darah dengan kategori normal yaitu mmHg/<85 mmHg.
Normal <130 mmHg/<85 mmHg. Dari penyajian tabel diatas diketahui
Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh setelah diberikan
bahwa sesudah edukasi tentang hipertensi terapi pijat refleksi kaki terhadap tekanan
pada kelompok kontrol hampir darah pada penderita hipertensi di
setengahnya (41.2%) memiliki tekanan Karangrejo Timur Wonokromo Surabaya.
darah dengan kategori normal yaitu <130 Berdasarkan uji wilcoxon sign rank test
mmHg/<85 mmHg. didapatkan nilai ρ adalah 0,001 dan nilai α

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 300


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

= 0,05, berarti ρ < α maka H0 ditolak yang tepat, atau penekanan terlalu kuat dan
artinya ada pengaruh terapi pijat refleksi lama (Dalimartha, 2008).
kaki terhadap tekanan darah pada Menurut Tarigan (2009) salah satu
penderita hipertensi di Karangrejo Timur cara terbaik untuk menurunkan tekanan
Wonokromo Surabaya. darah adalah dengan terapi pijat refleksi.
Pada penelitian yang dilakukan Terapi pijat refleksi yang dilakukan secara
Agus Arianto (2018) menyimpulkan teratur bisa menurunkan tekanan darah
bahwa pijat refleksi kaki bisa menurunkan sistolik dan diastolik, menurunkan kadar
tekanan darah pada tekanan sistolik dan hormon stress cortisol, menurunkan
diastolik pada hasil perhitungan sumber depresi dan kecemasan, sehingga
menggunakan perhitungan wilcoxon yang tekanan darah akan terus turun dan fungsi
mengatakan bahwa hasil penelitiannya tubuh semakin membaik. Dengan pijat
adalah ada hubungan pijat refleksi akan mempengaruhi kontraksi dinding
terhadap penurunan tekanan darah pada kapiler sehingga terjadi keadaan
pasien hipertensi. vasodilatasi atau melebarnya pembuluh
Menurut Wahyuni (2014) Pijat darah kapiler dan pembuluh getah bening.
refleksi kaki merupakan salah satu terapi Aliran oksigen dalam darah meningkat,
alternatif pengobatan nonfarmakologis pembuangan sisa-sisa metabolik semakin
yang efektif untuk membantu lancar sehingga memacu hormon
meringankan dan menyembuhkan endorphin yang berfungsi memberikan
daripada penyakit tekanan darah tinggi rasa nyaman.
atau hipertensi, teknik dasar yang sering Manfaat pijat refleksi untuk
dipakai dalam pijat refleksi diantaranya: kesehatan sudah tidak perlu diragukan
mengusap (massase), teknik merambatkan lagi. Salah satu khasiatnya yang paling
ibu jari, memutar tangan pada satu titik, populer adalah untuk mengurangi rasa
serta teknik menekan dan menahan. sakit pada tubuh. Manfaat lainnya adalah
Rangsangan-rangsangan berupa pijatan mencegah berbagai penyakit,
dan tekanan pada kaki dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
memancarkan gelombang-gelombang membantu mengatasi stress, tekanan darah
relaksasi ke seluruh tubuh. Setelah tinggi, membantu penyembuhan penyakit
dilakukan terapi pijat refleksi kaki kronis, dan mengurangi ketergantungan
responden mengatakan sering buang air terhadap obat- obatan. Dengan proses-
kecil dan nyenyak ketika tidur dimalam proses diatas menunjukkan bahwa melalui
hari serta ketika bangun badan terasa pemberian terapi pijat refleksi kaki,
enteng dan kaki terasa ringan ketika tekanan darah pada penderita hipertensi di
dibuat untuk berjalan, hal ini sesuai RW 03 Karangrejo Timur Wonokromo
dengan teori Gala (2009) yang Surabaya mengalami penurunan.
menyatakan reaksi-reaksi sesudah sesi
pengobatan refleksiologi, pasien akan SIMPULAN DAN SARAN
mengalami perasaaan sehat, kehangatan 1. Simpulan
yang menyenangkan dan relaksasi Berdasarkan hasil penelitian dan
mendalam, peningkatan pada banyaknya pembahasan mengenai pengaruh terapi
buang air, dan kadang-kadang lebih pijat refleksi kaki dengan metode manual
sering, tidur nyenyak dan bangun jauh terhadap tekanan darah pada penderita
lebih segar. Jika pada malam hari tidur hipertensi di Karangrejo Timur
terasa nyenyak, berarti refleksi yang Wonokromo Surabaya maka dapat ditarik
dilakukan sudah tepat. Namun sebaliknya, kesimpulan sebagai berikut:
jika tubuh masih terasa sakit atau pegal- a. Tekanan darah pada penderita
pegal, berarti daerah yang direfleksi tidak hipertensi sebelum terapi pijat refleksi
kaki pada kelompok perlakuan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 301


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

setengahnya memiliki tekanan darah pentingnya cara pencegahan dan


dengan kategori hipertensi derajat 1, pengobatan terhadap hipertensi baik
sedangkan pada kelompok kontrol dengan cara mengubah kebiasaan hidup
hampir setengahnya memiliki tekanan yang kurang sehat maupun dengan metode
darah dengan kategori normal dan terapi pijat refleksi kaki. Untuk saran
hampir setengahnya memiliki tekanan pelayanan keperawatan sendiri implikasi
darah dengan kategori hipertensi keperawatan yang diberikan yaitu terapi
derajat 1 di Karangrejo Timur pijat refleksi kaki dapat digunakan untuk
Wonokromo Surabaya terapi hipertensi sesuai dengan standar
b. Tekanan darah pada penderita operasional prosedur yang tertera.
hipertensi sesudah dilakukan terapi d. Bagi masyarakat
pijat refleksi kaki metode manual Mengingat hipertensi atau tekanan
pada kelompok perlakuan sebagian darah tinggi tidak dapat dianggap penyakit
besar memiliki tekanan darah dengan yang ringan, dan merupakan faktor risiko
kategori normal, sedangkan pada utama dari penyakit jantung dan stroke.
kelompok kontrol hampir Diharapkan masyarakat dapat mengubah
setengahnya memiliki tekanan darah pola makan yang tidak sehat, kebiasaan
dengan kategori normal tinggi di hidup yang tidak sehat seperti merokok,
Karangrejo Timur Wonokromo kurang olahraga, stress, konsumsi
Surabaya. makanan asin berlebih dan berlemak
c. Terdapat pengaruh terapi pijat refleksi tinggi yang dapat mengakibatkan obesitas
kaki meode manual terhadap serta menggunakan pengobatan
penurunan tekanan darah pada farmakologis yang tepat, dan ditunjang
penderita hipertensi di Karangrejo dengan pengobatan non farmakologis
Timur Wonokromo Surabaya. salah satunya adalah terapi pijat refleksi
kaki agar lebih efektif dalam mengatasi
2. Saran hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian ini yang
diperoleh, maka dapat diberikan saran DAFTAR PUSTAKA
sebagai berikut: Agus Arianto. (2018). Pengaruh Terapi
a. Bagi Pendidikan Pijat Refleksi Kaki Terhadap
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai Perubahan Tekanan Darah Pada
bahan kajian atau referensi mengenai cara Penderita Hipertensi. Vol 3. No 2.
penurunan tekanan darah pada penderita Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
hipertensi dengan terapi pijat refleksi kaki. Penelitian Suatu Pendekatan
b. Bagi Penelitian Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Penelitian ini menjadikan acuan
proses belajar dalam menerapkan ilmu Arumi, Sekar. (2001). Menstabilkan
yang telah diperoleh di perkuliahan. Darah Tinggi dan darah Rendah.
Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika Yogyakarta: Araska.
memperhatikan faktor yang dapat AS, Muhammadun. (2010). Hidup
mempengaruhi tekanan darah, seperti bersama Hipertensi Seringai Darah
kebiasaan merokok, pola makan yang Tinggi Sang Pembunuh Sekejap.
tidak sehat, stress dan konsumsi alkohol, Yogyakarta : Divapress.
dan obesitas.
c. Bagi institusi kesehatan dan sarana Aspiani, Reny. (2014). Buku Ajar Asuhan
pelayanan keperawatan Keperawatan Klien Gangguan
Tenaga kesehatan khususnya konselor Kardiovaskuler Aplikasi NIC &
lebih aktif dalam memberikan pendidikan NOC. Jakarta : EGC.
kesehatan dan penyuluhan tentang

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 302


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

Dalimartha, Setiawan., dkk. (2008). Care Marya. (2013). Buku Ajar Patofisiologi:
Your Self Hipertensi. Jakarta: Plus. Mekanisme terjadinya Penyakit.
Jakarta: Binapura Aksara.
Dewi, Sofia & Familia, Digi. (2010).
Hidup Bahagia Dengan Maryanto, (2010). 99% Rahasia manfaat
Hipertensi. Jakarta: A Plus Book. Jus Buah & Sayuran Berkhasiat.
Jakarta: Gudang Ilmu
Dharma, Kusuma Kelana. (2011).
Metodologi Penelitian Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar
Keperawatan : Panduan Keperawatan Klien dengan
Melaksanakan dan Menerapkan Gangguan Sistem Kardiovaskuler
Hasil Penelitian. Jakarta: Trans dan Hematologi. Jakarta: Salemba
Info Media. Medika.
Dinkes Jatim. (2015). Survailens Terpadu Notoatmodjo, S. (2011). Metodologi
Penyakit Puskesmas Tahun 2014 Penelitian Kesehatan. Jakarta:
dan 2015. Dinas Kesehatan Jawa Rineka Cipta
Timur. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian
Gala, Dhiren, Dkk. (2009). Refleksiologi Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Kaki : Jurus Sehat dengan Pijat Salemba Medika.
Refleksi Secara Mandiri. Nurul Wahdah dr. (2011). Menaklukan
Yogyakarta : Image Press. Hipertensi dan Diabetes.
Hayuaji, Gangsar R. (2011). Belajar Yogyakarta : Multi Press.
Mudah Pijat Refleksi. Yogyakarta : Rezky, Rindang Azhari. (2015). Pengaruh
Buku Biru Terapi Pijat Refleksi Kaki
Hidayat, A. A. A. (2009). Metode terhadap Tekanan Darah. Jom
Penelitian Keperawatan dan Vol. 2 No. 2.
tekhnik analisa data. Jakarta: Ridwan, M. 2009. Mengenal, Mencegah,
Salemba Medika. Mengatasi Silent Killer Hipertensi.
James PA, dkk. (2014). Evidence Based Semarang : Pustaka Widyamara.
Guideline for the Management of Riskesdas. (2013). Badan penelitian dan
High Blood Presure From the pengembangan kesehatan
Panel Members Appointed to the kementrian kesehatan RI tahun
Eighth Joint National Committee 2013. Diperoleh tanggal 3
(JNC 8). September 2017 dari
Kowalak, Jenifer P. (2011). Buku Ajar http://www.riskesdas.litbang.depkes
Patofisilogi. Jakarta: EGC. .go.id/download/Laporan_riskesdas
_2011.pdf.
Kowalkski. (2010). Terapi Hipertensi:
Program 8 minggu menurunkan Soeryoko, hery. (2010). 20 Tanaman Obat
tekanan darah tinggi dan Terpopuler Penurun Hipertensi.
mengurangi risiko serangan Yogyakarta: Andi.
jantung dan stroke secara alami. Setyoadi, Kushariyadi. (2011). Terapi
Bandung: Penerbit Qanita. Modalitas Keperawatan pada
Mahmud, Dodi. (2014). Buku Pintar Sehat Klien Psikogeriatrik. Jakarta:
Seumur Hidup. Bekasi: Yayasan Salemba Medika.
Media Kesehatan Alternatif. Smeltzer, S.C dan Bare B.G. (2008). Buku
Ajar Keperwatan Medikal Bedah,
Volume 2, Ed. 8. Jakarta : EGC.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 303


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

Sugiono. (2012). Metode Penelitian


Kombinasi (Mixed methods).
Bandung: alfabeta
Sunaryo, dkk. (2016). Asuhan
Keperawatan Gerontik. Jogjakarta:
Andi Offset.
Tarigan. (2009). Sehat dengan terapi
pijat. Diperoleh pada tanggal 2
april 2018 dari
http://www.mediaindonesia.com.
Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan
Keperawatan bagi Penderita
Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Udjianti, Juni. (2010). Keperawatan
Kardiovaskular. Jakarta: Salemba
Medika.
Vitahealth. (2010). Hipertensi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Wahyuni, S. (2014). Pijat refleksi untuk
kesehatan. Jakarta Timur: Dunia
Sehat.
Woro Endah (2012). Penggunaan obat
pada hipertensi. Jogjakarta: Multi
Press.
Wulandari, Ari & Susilo, Yekti. (2011).
Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.
Jogjakarta: Andi.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 304

Anda mungkin juga menyukai