Pengruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Dengan Metode Manual Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Karangejo Wonokromo Surabaya
Pengruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Dengan Metode Manual Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Karangejo Wonokromo Surabaya
ABSTRAK.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak dapat dianggap penyakit yang ringan.
Tidak hanya menurunkan kualitas hidup, namun dapat mengancam jiwa penderita. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi pijat refleksi kaki dengan
metode manual terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Desain penelitian ini
menggunakan Quasi experimental design dengan pendekatan pretest-posttest control
group design. Populasi seluruh penderita hipertensi pada bulan Maret 2018 di Karangrejo
Timur Wonokromo Surabaya berjumlah 38 orang, sampel sebagian penderita berjumlah 35
diambil dengan metode simple random sampling. Variabel independen terapi pijat refleksi
kaki dengan metode manual, variabel dependen adalah tekanan darah penderita hipertensi.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Uji statistik menggunakan Uji
Wilcoxon dengan nilai kemaknaan α = 0,05.Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah
sebelum intervensi setengah (50%) responden mengalami Hipertensi derajat 1, setelah
intervensi sebagian besar (72,2%) tekanan darah normal, dan hasil uji wilcoxon didapatkan
nilai ρ = 0,001. Simpulan dari penelitian adalah terapi pijat refleksi kaki dengan metode
manual berpengaruh menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Diharapkan
perawat dapat memberikan penyuluhan tentang cara pencegahan dan pengobatan terhadap
hipertensi baik menggunakan terapi pijat refleksi dengan metode manual maupun dengan
metode yang lain.
ABSTRACT.
Hypertension or high blood pressure cannot be considered a mild disease. Not only
decreasing the quality of life, but also it can threaten patient’s self. The objective of this
study was to find out the effect of the foot reflexology massage therapy with manual
method on the blood pressure in patients with hypertension.The design of the study used
the Quasy experimental design with the approach pretest-posttest control group design.
The population of all patients with hypertension at Karangrejo Timur Wonokromo
Surabaya is 38 people, and the sample was 35 people taken by simple random sampling
method. The independent variable’s is foot reflexology massage therapy with manual
method, whereas the dependent variable is the blood pressure of hypertension patients.
The instrument used was a observation sheet. Statistical test using Wilcoxon test with a
significance of α = 0,05. The result of Wilcoxon test showed that value of ρ = 0,001 and
the value of α = 0,05 meaning that ρ < α then H0 are rejected. It means that foot
reflexology massage therapy with manual method had an effect on the blood pressure of
patients with hypertension. The conclusions of the study is foot reflexology therapy with
manual method can lower blood pressure in hypertension patients. Expected nurses can
Keyword : Foot reflexology massage therapy with manual method, blood pressure,
hypertension
alkohol, menghindari stress, terapi air, mewakili dalam sampel penelitian yang
terapi batu giok, terapi bekam, terapi memenuhi syarat sebagai sampel
herbal, meditasi dan terapi pijat refleksi (Notoatmodjo,2011) yaitu:
(Dalimartha, 2008). a. Penderita hipertensi dengan usia 36-59
Refleksi kaki dapat memberikan tahun TD 130/85 mmHg
rangsangan relaksasi yang mampu b. Penderita hipertensi yang bersedia
memperlancar aliran darah dan cairan menjadi responden
tubuh pada bagian-bagian tubuh yang Besar sampel dihitung menggunakan
berhubungan dengan titik saraf kaki yang rumus Notoatmodjo (2010) dan didapat
dipijat. Sirkulasi darah yang lancar akan hasil 35 orang, diambil dengan tehnik
memberikan efek relaksasi sehingga tubuh sampling probability sampling dengan
mengalami kondisi seimbang (Gala, teknik simple random sampling yaitu
2009). Pada prinsipnya, pijat yang dengan cara di acak.
dilakukan pada penderita hipertensi adalah Dalam melaksanakan penelitian ini,
untuk memperlancar aliran energi didalam peneliti mendapatkan persetujuan dari
tubuh sehingga gangguan penyakit ketua RW di Wilayah Karangrejo Timur
hipertensi termasuk penyerta dan Wonokromo Surabaya sebagai tempat
komplikasinya dapat diminimalisir. Ketika penelitian, maka langkah berikut adalah:
semua jalur energi terbuka dan aliran tahap persiapan, tahap seleksi dan tahap
energi tidak lagi terhalang oleh pelaksanaan . Pada tahap pelaksanaan
ketegangan otot dan hambatan lain maka setelah responden menandatangani lembar
risiko hipertensi dapat ditekan (Gala, persetujuan menjadi responden langkah
2009). Penatalaksanaan yang telah berikutnya adalah:
dikemukakan diatas bertujuan untuk a. Melakukan pengukuran tekanan darah
menurunkan tekanan darah dengan sebelum dilakukan intervensi terapi
mengurangi kegiatan jantung memompa pijat refleksi kaki dengan
dan mengurangi mengerutnya dinding- menggunakan sphygmomanometer
dinding pembuluh nadi halus sehingga Air Raksa.
tekanan pada dinding-dinding pembuluh b. Responden diberikan pijat refleksi
darah berkurang dan aliran darah menjadi kaki dengan metode manual selama
lancar sehingga tekanan darah akan 30 menit setiap perlakuan yang
menurun (Rezky, 2015). dilakukan selama 3 kali dalam 1
minggu dengan selang 2 hari (senin,
METODE PENELITIAN rabu dan jumat)
Jenis penelitian yang digunakan c. Setelah dilakukan pijat refleksi kaki
adalah Quasi experimental design dengan selama 1 minggu 3 kali, responden
rancangan pretest-posttest control group dilakukan pengukuran tekanan darah
design. Pada rancangan ini kelompok kembali dengan selang waktu 10
intervensi diberikan terapi pijat refleksi menit
kaki dengan metode manual. Populasi Setelah data berhasil dikumpulkan,
dalam penelitian ini adalah seluruh selanjutnya yang perlu dilakukan ialah
penderita hipertensi pada bulan Maret mengolah data dan dianalisis
2018 di Wilayah Karangrejo Timur menggunakan uji statistik Wilcoxon sign
Wonokromo Surabaya yang berjumlah 38 Rank test dengan tingkat kemaknaan α =
orang. Sampel dalam populasi ini adalah 0,05.
sebagian penderita hipertensi di Wilayah
Karangrejo Timur Wonokromo Surabaya.
Sampel diambil dengan menentukan
kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah
kriteria dimana subyek penelitian dapat
= 0,05, berarti ρ < α maka H0 ditolak yang tepat, atau penekanan terlalu kuat dan
artinya ada pengaruh terapi pijat refleksi lama (Dalimartha, 2008).
kaki terhadap tekanan darah pada Menurut Tarigan (2009) salah satu
penderita hipertensi di Karangrejo Timur cara terbaik untuk menurunkan tekanan
Wonokromo Surabaya. darah adalah dengan terapi pijat refleksi.
Pada penelitian yang dilakukan Terapi pijat refleksi yang dilakukan secara
Agus Arianto (2018) menyimpulkan teratur bisa menurunkan tekanan darah
bahwa pijat refleksi kaki bisa menurunkan sistolik dan diastolik, menurunkan kadar
tekanan darah pada tekanan sistolik dan hormon stress cortisol, menurunkan
diastolik pada hasil perhitungan sumber depresi dan kecemasan, sehingga
menggunakan perhitungan wilcoxon yang tekanan darah akan terus turun dan fungsi
mengatakan bahwa hasil penelitiannya tubuh semakin membaik. Dengan pijat
adalah ada hubungan pijat refleksi akan mempengaruhi kontraksi dinding
terhadap penurunan tekanan darah pada kapiler sehingga terjadi keadaan
pasien hipertensi. vasodilatasi atau melebarnya pembuluh
Menurut Wahyuni (2014) Pijat darah kapiler dan pembuluh getah bening.
refleksi kaki merupakan salah satu terapi Aliran oksigen dalam darah meningkat,
alternatif pengobatan nonfarmakologis pembuangan sisa-sisa metabolik semakin
yang efektif untuk membantu lancar sehingga memacu hormon
meringankan dan menyembuhkan endorphin yang berfungsi memberikan
daripada penyakit tekanan darah tinggi rasa nyaman.
atau hipertensi, teknik dasar yang sering Manfaat pijat refleksi untuk
dipakai dalam pijat refleksi diantaranya: kesehatan sudah tidak perlu diragukan
mengusap (massase), teknik merambatkan lagi. Salah satu khasiatnya yang paling
ibu jari, memutar tangan pada satu titik, populer adalah untuk mengurangi rasa
serta teknik menekan dan menahan. sakit pada tubuh. Manfaat lainnya adalah
Rangsangan-rangsangan berupa pijatan mencegah berbagai penyakit,
dan tekanan pada kaki dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
memancarkan gelombang-gelombang membantu mengatasi stress, tekanan darah
relaksasi ke seluruh tubuh. Setelah tinggi, membantu penyembuhan penyakit
dilakukan terapi pijat refleksi kaki kronis, dan mengurangi ketergantungan
responden mengatakan sering buang air terhadap obat- obatan. Dengan proses-
kecil dan nyenyak ketika tidur dimalam proses diatas menunjukkan bahwa melalui
hari serta ketika bangun badan terasa pemberian terapi pijat refleksi kaki,
enteng dan kaki terasa ringan ketika tekanan darah pada penderita hipertensi di
dibuat untuk berjalan, hal ini sesuai RW 03 Karangrejo Timur Wonokromo
dengan teori Gala (2009) yang Surabaya mengalami penurunan.
menyatakan reaksi-reaksi sesudah sesi
pengobatan refleksiologi, pasien akan SIMPULAN DAN SARAN
mengalami perasaaan sehat, kehangatan 1. Simpulan
yang menyenangkan dan relaksasi Berdasarkan hasil penelitian dan
mendalam, peningkatan pada banyaknya pembahasan mengenai pengaruh terapi
buang air, dan kadang-kadang lebih pijat refleksi kaki dengan metode manual
sering, tidur nyenyak dan bangun jauh terhadap tekanan darah pada penderita
lebih segar. Jika pada malam hari tidur hipertensi di Karangrejo Timur
terasa nyenyak, berarti refleksi yang Wonokromo Surabaya maka dapat ditarik
dilakukan sudah tepat. Namun sebaliknya, kesimpulan sebagai berikut:
jika tubuh masih terasa sakit atau pegal- a. Tekanan darah pada penderita
pegal, berarti daerah yang direfleksi tidak hipertensi sebelum terapi pijat refleksi
kaki pada kelompok perlakuan
Dalimartha, Setiawan., dkk. (2008). Care Marya. (2013). Buku Ajar Patofisiologi:
Your Self Hipertensi. Jakarta: Plus. Mekanisme terjadinya Penyakit.
Jakarta: Binapura Aksara.
Dewi, Sofia & Familia, Digi. (2010).
Hidup Bahagia Dengan Maryanto, (2010). 99% Rahasia manfaat
Hipertensi. Jakarta: A Plus Book. Jus Buah & Sayuran Berkhasiat.
Jakarta: Gudang Ilmu
Dharma, Kusuma Kelana. (2011).
Metodologi Penelitian Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar
Keperawatan : Panduan Keperawatan Klien dengan
Melaksanakan dan Menerapkan Gangguan Sistem Kardiovaskuler
Hasil Penelitian. Jakarta: Trans dan Hematologi. Jakarta: Salemba
Info Media. Medika.
Dinkes Jatim. (2015). Survailens Terpadu Notoatmodjo, S. (2011). Metodologi
Penyakit Puskesmas Tahun 2014 Penelitian Kesehatan. Jakarta:
dan 2015. Dinas Kesehatan Jawa Rineka Cipta
Timur. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian
Gala, Dhiren, Dkk. (2009). Refleksiologi Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Kaki : Jurus Sehat dengan Pijat Salemba Medika.
Refleksi Secara Mandiri. Nurul Wahdah dr. (2011). Menaklukan
Yogyakarta : Image Press. Hipertensi dan Diabetes.
Hayuaji, Gangsar R. (2011). Belajar Yogyakarta : Multi Press.
Mudah Pijat Refleksi. Yogyakarta : Rezky, Rindang Azhari. (2015). Pengaruh
Buku Biru Terapi Pijat Refleksi Kaki
Hidayat, A. A. A. (2009). Metode terhadap Tekanan Darah. Jom
Penelitian Keperawatan dan Vol. 2 No. 2.
tekhnik analisa data. Jakarta: Ridwan, M. 2009. Mengenal, Mencegah,
Salemba Medika. Mengatasi Silent Killer Hipertensi.
James PA, dkk. (2014). Evidence Based Semarang : Pustaka Widyamara.
Guideline for the Management of Riskesdas. (2013). Badan penelitian dan
High Blood Presure From the pengembangan kesehatan
Panel Members Appointed to the kementrian kesehatan RI tahun
Eighth Joint National Committee 2013. Diperoleh tanggal 3
(JNC 8). September 2017 dari
Kowalak, Jenifer P. (2011). Buku Ajar http://www.riskesdas.litbang.depkes
Patofisilogi. Jakarta: EGC. .go.id/download/Laporan_riskesdas
_2011.pdf.
Kowalkski. (2010). Terapi Hipertensi:
Program 8 minggu menurunkan Soeryoko, hery. (2010). 20 Tanaman Obat
tekanan darah tinggi dan Terpopuler Penurun Hipertensi.
mengurangi risiko serangan Yogyakarta: Andi.
jantung dan stroke secara alami. Setyoadi, Kushariyadi. (2011). Terapi
Bandung: Penerbit Qanita. Modalitas Keperawatan pada
Mahmud, Dodi. (2014). Buku Pintar Sehat Klien Psikogeriatrik. Jakarta:
Seumur Hidup. Bekasi: Yayasan Salemba Medika.
Media Kesehatan Alternatif. Smeltzer, S.C dan Bare B.G. (2008). Buku
Ajar Keperwatan Medikal Bedah,
Volume 2, Ed. 8. Jakarta : EGC.