Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh:

Kelompok 15

1. Firnawati Maspeke (711490121015)


2. Rahmadiyanti Bahulu (711490121041)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

PROGRAM STUDI PROFESI NERS LANJUTAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


I. SDKI
Berikut identifikasi semua diagnosis keperawatan jiwa dalam buku SDKI, meliputi:
kategori psikologi, kategori perilaku, kategori rasional, kategori lingkungan. (SDKI, 2017).
A. Diagnosa Keperawatan Jiwa Kategori Psikologis

NO Sub Kategori Kode Diagnosa Ket


Diagnosa
I 1. Nyeri dan Kenyamanan
D.0074 Gangguan Rasa Nyaman
. D.0075 Ketidaknyamanan Pasca
Partum
D.0076 Nausea
D.0077 Nyeri Akut
D.0078 Nyeri Kronis
D.0079 Nyeri Melahirkan
2. Integritas Ego
D.0080 Ansietas
D.0081 Berduka
D.0082 Distres Spiritual
D.0083 Gangguan Citra Tubuh
D.0084 Gangguan Identitas Diri
D.0085 Gangguan Persepsi Sensori
D.0086 Harga Diri Rendah Kronis
D.0087 Harga Diri Rendah
Situasional
D.0088 Keputusasaan
D.0089 Kesiapan Peningkatan
Konsep Diri
D.0090 Kesiapan Peningkatan
Koping Keluarga
D.0091 Kesiapan Peningkatan
Koping Komunitas
D.0092 Ketidakberdayaan
D.0093 Ketidakmampuan Koping
Keluarga
D.0094 Koping Defensif
D.0095 Koping Komunitas Tidak
Efektif
D.0096 Koping Tidak Efektif
D.0097 Penurunan Koping Keluarga
D.0098 Penyangkalan Tidak Efektif
D.0099 Perilaku Kesehatan
Cenderung Beresiko
D.0100 Risiko Distres Spiritual
D.0101 Risiko Harga Diri Rendah
Kronis
D.0102 Risiko Harga Diri Rendah
Situasional
D.0103 Risiko Ketidakberdayaan
D.0104 Sindrom Pasca Trauma
D.0105 Waham
3. Pertumbuhan dan
perkembangan
D.0106 Gangguan Tumbuh
Kembang
D.0107 Risiko Gangguan
Perkembangan
D.0108 Risiko Gangguan
Pertumbuhan

B. Diagnosa Keperawatan Jiwa Kategori Perilaku

NO Sub Kategori Kode Diagnosa Ket


Diagnosa
II 1. Kebersihan Diri
D.0109 Defisit Perawatan Diri
2. Penyuluhan dan
Pembelajaran
D.0110 Defisit Kesehatan
Komunitas
D.0111 Defisit Pengetahuan
D.0112 Kesiapan Peningkatan
Manajemen Kesehatan
D.0113 Kesiapan Peningkatan
Pengetahuan
D.0114 Ketidakpatuhan
D.0115 Manajemen Kesehatan
Keluarga Tidak Efektif
D.0116 Manajemen Kesehatan
Tidak Efektif
D.0117 Pemeliharaan Kesehatan
Tidak Efektif
C. Diagnosa Keperawatan Jiwa Kategori Relasional

NO Sub Kategori Kode Diagnosa Ket


Diagnosa
III 1. Interaksi Sosial
D.0118 Gangguan Interaksi Sosial
D.0119 Gangguan Komunikasi
Verbal
D.0120 Gangguan Proses Keluarga
D.0121 Isolasi Sosial
D.0122 Kesiapan Peningkatan
Menjadi Orang Tua
D.0123 Kesiapan Peningkatan
Proses Keluarga
D.0124 Ketegangan Peran Pemberi
Asuhan
D.0125 Penampilan Peran Tidak
Efektif
D.0126 Pencapaian Peran Menjadi
Orang Tua
D.0127 Risiko Gangguan Perlekatan
D.0128 Risiko Proses Pengasuhan
Tidak Efektif

D. Diagnosa Keperawatan Jiwa Kategori Lingkungan

NO Sub Kategori Kode Diagnosa Ket


Diagnosa
IV 1. Keamanan dan Proteksi
D.0129 Gangguan Integritas
Kulit/Jaringan
D.0130 Hipertermia
D.0131 Hipotermia
D.0132 Perilaku Kekerasan
D.0133 Perlambatan Pemulihan
Pasca Bedah
D.0134 Risiko Alergi
D.0135 Risiko Bunuh Diri
D.0136 Risiko Cedera
D.0137 Risiko Cedera Pada Ibu
D.0138 Risiko Cedera Pada Janin
D.0139 Risiko Gangguan Integritas
Kulit/Jaringan
D.0140 Risiko Hipotermia
D.0141 Risiko Hipotermia
Perioperatif
D.0142 Risiko Infeksi
D.0143 Risiko Jatuh
D.0144 Risiko Luka Tekan
D.0145 Risiko Mutilasi Diri
D.0146 Risiko Perilaku Kekerasan
D.0147 Risiko Perlambatan
Pemulihan Pasca Bedah
D.0148 Risiko Termoregulasi Tidak
Efektif
D.0149 Termoregulasi Tidak Efektif

II. SIKI
Berikut Intervensi terkait intervensi keperawatan Terapi Pemberhentian Merokok (SIKI, 2018):

No Kode Intervensi/Definisi Tindakan SP untuk intervensi (minimal 3)


I.01027 Obervasi: 1. Terapeutik: Fasilitasi
Menggunakan substitusi a. Identifikasi status mengembangkan metode
nikotin dan intervensi merokok saat ini dan praktis untuk menolak
psikososial untuk riwayat merokok keinginan merokok (mis.
pemberhentian merokok. b. Identifikasi alasan berteman dengan teman
berhenti merokok yang tidak merokok, tidak
c. Identifikasi kesiapan sering tempat merokok,
untuk berhenti merokok latihan relaksasi)
d. Identifikasi perubahan
aspek psikososial (mis. 2. Edukasi: Informasikan
Perasaan positif dan pengganti nikotin (mis. koyo
negatif terkait merokok) nikotin, permen karet, spray
yang mempengaruhi hidung, inhaler)
perilaku merokok
e. Monitor selama 2 tahun 3. Kolaborasi: Rujuk pada
setelah berhenti jika program kelompok atau
memungkinkan terapis individu, jika sesuai
Terapeutik:
a. Yakinkan bahwa gejala
fisik putus nikotin
bersifat sementara
b. Motivasi menentukan
tanggal berhenti
merokok
c. Fasilitasi memilih
metode terbaik untuk
menghentikan rokok
d. Kelola terapi
menghentikan nikotin
e. Buatkan catatan tentang
penyebab dan akibat dari
merokok
f. Fasilitasi dalam
mengembangkan
rencana penghentian
merokok terkait aspek
psikososial yang
mempengaruhi perilaku
merokok
g. Fasilitasi
mengembangkan metode
praktis untuk menolak
keinginan merokok (mis.
berteman dengan teman
yang tidak merokok,
tidak sering tempat
merokok, latihan
relaksasi)
h. Gunakan model peran
yang tidak merokok
i. Berikan penguatan
positif untuk
mempertahankan gaya
hidup bebas asap rokok
(mis. merayakan hari
berhenti merokok, beri
penghargaan untuk diri
sendiri setelah bebas
dari rokok pada 1
minggu, 1 bulan, 6
bulan; menabung uang
yang biasanya untuk
membeli rokok dan
memberi hadiah special
untuk dirinya)
j. Promosikan kebijakan
lingkungan bebas asap
rokok
k. Libatkan dalam
kelompok pendukung
berhenti merokok

Edukasi:
a. Jelaskan manfaat
berhenti merokok secara
konsisten
b. Jelaskan gejala fisik
putus nikotin (mis. sakit
kepala, pusing, mual,
mudah tersinggung, dan
insomnia)
c. Jelaskan metode self-
help (swabantu) untuk
berhenti merokok
d. Jelaskan rencana strategi
penanganan spesifik dan
mengatasi masalah
akibat berhenti merokok
e. Ajarkan mengenali
isyarat kekambuhan
keinginan merokok (mis.
berada di sekitar orang
lain yang merokok,
sering mengunjungi
tempat merokok)
f. Ajarkan cara mengatasi
kegagalan (mis.
meyakinkan bahwa
bukan “kegagalan”,
tetapi pembelajaran, dan
identifikasi alasan
kambuh)
g. Informasikan pengganti
nikotin (mis. koyo
nikotin, permen karet,
spray hidung, inhaler)
h. Informasikan bahwa
mulut kering, batuk,
tenggorokan gatal, dan
perasaan sesak
merupakan gejala yang
mungkin terjadi setelah
berhenti merokok
i. Gunakan koyo nikotin
atau permen karet
j. Anjurkan kembali
berusaha berhenti
merokok, jika kambuh
Kolaborasi:
1. Rujuk pada program
kelompok atau terapis
individu, jika sesuai
2. Rujuk pada sumber daya
organisasi nasional dan
lokal untuk dukungan
pemberhentian merokok

A. Strategi Pelaksanaan Terapi Pemberhentian Merokok :


1. Memfasilitasi mengembangkan metode praktis untuk menolak keinginan merokok (mis.
berteman dengan teman yang tidak merokok, tidak sering ke tempat merokok, latihan
relaksasi):
Selamat pagi pak, untuk membantu terapi pemberhentian merokok kita dapat
menggunakan metode praktis sehingga bapak bisa mengurangi bahkan dapat menolak
keinginan merokok dengan cara mengubah lingkungan sosial bapak, seperti berteman
dengan teman yang tidak merokok atau menghindari teman jika mereka sedang
merokok, menghindari tempat-tempat merokok dan dapat juga melakukan teknik
relaksasi dengan cara: “bapak bisa rileks kan tubuh, boleh duduk dengan nyaman,
kemudian tarik nafas dalam melalui hidung, hitung selama 3-5 detik, kemudian
hembuskan melalui mulut (sambil mencontohkan), hal ini dapat membantu juga
meredakan stress dari keinginan merokok.

2. Menginnformasikan pengganti nikotin (misalnya: permen karet)


Selamat pagi pak, baiklah saat ini saya akan mnginformasikan saat bapak sedang
berusaha berhenti merokok, sebisa mungkin hindari faktor atau kebiasaan yang dapat
membuat bapak kembali merokok, seperti minum kopi dan atau berkumpul dengan
sesama perokok. Apakah kebiasaan waktu bapak sebelumnya? Oh iya baik, jika
terbiasa merokok setelah makan, bapak bisa mencari cara lain sebagai pengganti,
misalnya dengan mengunyah permen karet atau menggosok gigi.

3. Melakukan kolaborasi dengan cara merujuk pada program kelompok atau individu:
Salah satu program yang dicanangkan pemerintah yakni dengan adanya klinik berhenti
merokok, contohnya di RSUP Persahabatan Jakarta Timur. klinik tersebut mulai aktif
sejak November 2008. Dr. Feni Fitriani Taufik, Sp.P (K) selaku clinical leader Klinik
Berhenti Merokok Rumah Sakit Umum Persahabatan mengatakan bahwa klinik ini
dibentuk dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama
dalam mengurangi jumlah perokok. “Diharapkan bahaya akibat rokok pada masyarakat
bisa diminimalisir,” kata dr. Feni. Edukasi yang diberikan, menurut dr.Feni, adalah
edukasi berhenti merokok kepada pasien di rawat jalan maupun pasien di ruang rawat
inap rumah sakit.
Layanan unggulan klinik berhenti merokok menjalankan program berhenti merokok
yang dilakukan oleh tim dokter dari berbagai multidisiplin mulai dari dokter umum
terlatih, dokter spesialis paru, psikiater, dokter rehab medik, dan dokter lainnya.
Program berhenti merokok dilaksanakan selama 3 bulan. Program ini terdiri dari
konseling terapi, farmakologi, hipnoterapi, dan metode lainnya untuk mengatasi adiksi
maupun withdrawal akibat nikotin.
MPOWER Solusi Pengendalian Dampak Rokok
Pengendalian konsumsi rokok menjadi perhatian serius Kementerian Kesehatan.
Pemerintah telah memiliki strategi untuk mengendalikan konsumsi tembakau, yaitu
dengan menerapkan strategi MPOWER yaitu:
a. Monitor konsumsi produk tembakau dan pencegahannya,
b. Perlindungan dari paparan asap orang lain
c. Optimalkan dukungan layanan berhenti merokok
d. Waspadakan masyarakat akan bahaya konsumsi tembakau,
e. Eliminasi iklan, promosi dan sponsor produk tembakau,
f. Raih kenaikan harga rokok melalui peningkatan cukai dan pajak rokok
Berikut Jurnal Terkait Terapi Pemberhentian Merokok yaitu Terapi SEFT:

ANALISIS ARTIKEL DENGAN METODE PICO

TERAPI SEFT MENURUNKAN INTENSITAS KEBIASAAN MEROKOK DI KELURAHAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

P I C O
Populasi/problem Intervetion Comparsion Outcame
Peningkatan jumlah perokok ini - Kegiatan Survei Keluarga Penelitian dari Eny Survei Keluarga
juga berdampak pada Survei dilakukan pada tanggal 17- Purwandari, Elvandari Survei atau pengumpulan data keluarga
bertambahnya jumlah kasus 20 Desember 2018 pada 10 RT di Pubianti, Mita Sofiana, yang dilaksanakan pada tanggal 17 s.d. 20
wilayah kelurahan Sambutan kota Desember 2018 menggunakan kuesioner
atau beban penyakit akibat Muhammad Didik Nugroho,
Samarinda. Survei yang dilakukan PIS PK Kemenkes RI yang telah
bahaya rokok dan Freddy Freddy, Universitas dimodifikasi. Survei dilakukan pada 845
bertujuan untuk mengumpulkan
meningkatnya angka kematian data kesehatan masyarakat Muhammadiyah Surakarta kepala keluarga pada 10 RT di wilayah
akibat rokok. Diperkirakan khususnya data terkait kebiasaan yang di lakukan pada siswa kelurahan Sambutan. Berdasarkan hasil
pada tahun 2030, angka merokok keluarga. Kuesioner SMA Al-Kautsa dengan tabulasi data didapatkan 420 keluarga
kematian akibat rokok dunia survei menggunakan format tehnik SELF (48,4%) yang memiliki minimal satu
akan mencapai 10 juta jiwa. 70 Program Indonsesia Sehat- DEVELOPMENT anggota keluarga yang merokok dengan
Pendekatan Keluarga (PIS PK) frekuensi merokok mayoritas 1 bungkus
% angka tersebut tersebar di TRAINING FOR
Kemenkes RI yang telah rokok perhari (49,05%), bahkan terdapat
negara berkembang termasuk TEENAGERS (SEFT). 20,5 % yang mengahbiskan lebih dari 1
dimodifikasi
Indonesia. Saat ini kematian - Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Terapi SEFT dilakukan pada bungkus perhari dan lainnya
akibat rokok di negara Bahaya Rokok 3 perokok aktif (sebagai mengkonsumsi rokok kurang dari 1
berkembang berkisar 50 % dan bungkus perhari
Penyuluhan kesehatan dilakukan volunteer). Hasil dari terapi
jika kecenderungan ini terus dibeberapa tempat di wilayah RT SEFT pada kegiatan
berlanjut maka akan didapatkan kelurahan Sambutan. Kegiatan ini pengabdian masyarakat ini
Penyuluhan Kesehatan
650 juta penduduk yang bertujuan untuk meningkatkan menunjukkan adanya
Penyuluhan kesehatan dan pemutaran film
meninggal akibat rokok pengetahuan masyarakat tentang penurunan skala kenikmatan pendek dilaksanakan pada tanggal 27
(Kemenkes RI, 2015). Oleh bahaya rokok dan meningkatkan yang dirasakan anak yang Desember 2018 di beberapa RT kelurahan
kesedaran masyarakat untuk
karenanya perlu dilakukan ditunjukkan dengan adanya Sambutan. Penyuluhan kesehatan
berhenti merokok.
pencegahan ataupun tindakan mual, pusing, pahit, batuk dimaksudkan untuk meningkatkan
agar kebiasaan merokok ini - Kegiatan Terapi SEFT bahkan sampai muntah – pengetahuan masyarakat tentang rokok
dapat diturunkan angkanya. Terapi SEFT dilakukan pada muntah. Pemberian terapi dan bahaya merokok baik sebagai perokok
Populasi: Pengumpulan data tanggal 28 Desember 2018. Terapi SEFT ini dapat mengubah aktif maupun perokok pasif. Masyarakat
dilakukan dari rumah ke rumah SEFT dilakukan oleh praktisi yang yang hadir sangat antusias yang
mindset siswa untuk
melibatkan mahasiswa prodi ditunjukkan dengan aktif bertanya atas
telah mendapatkan pelatihan menurunkan aktivitasnya
D3 Keperawatan, sehingga materi yang disampaikan. Berdasarkan
terdiri dari tiga tahap yaitu the set dalam merokok. Jadi, SEFT hasil evaluasi, 4 dari 5 (80%) masyarakat
dapat terkumpul sebanyak 845
up, tune in dan tapping. Tahap dapat menjadi alternatif terapi dapat menjawab dengan tepat dan
responden.
pertama the set up merupakan yang dapat digunakan untuk menjelaskan kembali definisi, penyebab,
tahapan dimana peserta diminta kecanduan merokok yang bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok
untuk berdo’a dengan ikhlas hanya bisa diterapkan setting serta dapat menyebutkan cara – cara yang
kepada Allah SWT yang bertujuan dapat dilakukan untuk berhenti merokok.
sekolah.
agar aliran energi tubuh terarahkan
Terapi SEFT
dengan tepat. Kemudian yang Pelaksanaan terapi SEFT sebagai terapi
kedua tune ini, tahap ini dapat juga berhenti merokok dilakukan pada tanggal
disebut self hipnoterapy untuk 28 Desember 2018 pada pukul 08.00-
menghapus informasi yang berada 12.30 wita yang dipusatkan di RT 13
di alam bawah sadar yang menjadi kelurahan Sambutan kota Samarinda.
energi negatif penyebab perilaku Kegiatan ini berhasil melakukan terapi
pada 10 orang yang merupakan perokok
merokok. Tahap kegita adalah
berat yang sudah merokok lebih dari 10
tapping dengan cara mengetuk tahun dan mengkonsumsi lebih dari 1
ringan 18 titik dengan kedua jari. bungkus perhari.
Ketukan ketukan ringan ini 2 dari 10 (20 %) responden merupakan
bertujuan untuk menetralisir perokok berat dengan riwayat merokok
gangguan emosi atau rasa nyeri lebih dari 10 tahun. Saat dilakukan terapi
yang dirasakan karena aliran SEFT responden mengatakan merasa
badan terasa nyaman. Selain itu pikiran
energi tubuh kembali berjalan terasa lebih tenang. Setelah dilakukan
normal dan seimbang (Budianto, terapi SEFT, responden diminta untuk
2015; Zainudin, 2012). merokok, 1 responden mengatakan bahwa
rokok yang dihisapnya terasa pahit
sedangkan responden lainnya merasa
mual.
Daftar Pustaka

PPNI, 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1, Cetakan III, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Cetakan II, Jakarta: DPP PPNI

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20191005/1431969/klinik-berhenti-
merokok-unggulan-rs-persahabatan/ di akses tanggal 31 juli 2021, pukul 17.30

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JPPM/article/view/3899 di akses tanggal 31 juli 2021,


pukul 17.45

Anda mungkin juga menyukai