Anda di halaman 1dari 49

Formulasi dan teknologi sediaan berbasis

ekstrak
Kuliah FTS Obat Alam

30 Desember 2019
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sumber:

Pedoman teknologi formulasi sediaan berbasis ekstrak

1/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

1. Penyiapan simplisia
2. Cara ekstraksi

2/48
Penyiapan Simplisia

Simplisia Segar Simplisia Kering

1. Sortasi basah 1. Proses pengeringan


2. Pencucian simplisia dari bahan segar
3. Penirisan 2. Sortasi kering
4. Perajangan 3. Pencucian simplisia kering
4. Penyerbukan

3/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Sortasi Basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran atau
bahan asing lainnya. Misalnya simplisia yang dibuat dari
akar suatu tumbuhan obat harus bebas dari bahan asing
seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah
rusak maupun organ tumbuhan lain.

4/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Pencucian

• Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan


pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia.
• Pencucian dilakukan dengan air bersih, seperti air dari
mata air, sumur atau air ledeng.
• Pencucian bahan simplisia yang mengandung zat aktif
yang mudah larut dalam air, hendaknya dilakukan dalam
waktu yang sesingkat mungkin.

5/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Pencucian

• Pencucian tidak dapat membersihakan simplisia dari


semua mikroba karena air pencucian yang digunakan
biasanya juga mengandung sejumlah mikroba.
• Cara sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis
dan jumlah mikroba awal simplisia.
• Misalnya, jika air yang digunakan untuk pencucian kotor,
maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia
dapat bertambah dan air di permukaan bahan tersebut
bisa mempercepat pertumbuhan mikroba.
6/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Pencucian

• Bakteri yang umum terdapat dalam air adalah dari


kelompok Pseudomonas, Micrococcus, Bacillus,
Streptococcus, Oriterus, Enterobacter dan Escherichia.

7/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Pencucian

• Pada simplisia akar, batang atau buah dpt pula dilakukan


pengupasan kulit luarnya untuk mengurangi jumlah
mikroba awal karena sebagian besar mikroba biasanya
terdapat pada permukaan bahan simplisia.
• Bahan yang telah dikupas tersebut mungkin tidak
memerlukan pencucian jika cara pengupasannya
dilakukan dengan tepat dan bersih.

8/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Penirisan
Penirisan dilakukan untuk mengurangi jumlah air bilasan
yang masih menem pel pada simplisia dan agar pengotor yag
masih terdapat dalam isi bilasan cucian ikut terbuang.

9/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Perajangan

• Perajangan diperlukan untuk memperluas permukaan


bahan sehingga mempermudah proses ekstraksi.
• Beberapa jenis simplisia memerlukan perajangan untuk
mempermudah proses pengeringan, pengepakan, dan
penggilingan

10/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Perajangan

• Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan


menggunakan mesin perajang dengan ketebalan yang
sesuai (hingga ketebalan 3 mm atau lebih).
• Apabila terlalu tebal maka proses pengeringan akan
terlalu lama dan kemungkinan simplisia dapat membusuk
atau berjamur.

11/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Perajangan

• Apabila terlalu tipis akan berakibat rusaknya kandungan


kimia karena oksidasi atau reduksi atau berkurangnya
atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap,
sehingga mempengaruhi komposisi, bau dan rasa yang
diinginkan (mis. hilangnya minyak atsiri pd temulawak,
temu giring, jahe, kencur dan bahan sejenis lainnya.)

12/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Perajangan

• Alat perajang atau pisau yang digunakan sebaiknya


terbuat dari stainless steel

13/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia segar

Perajangan – Pemarutan

• Jika simplisia segar disari tanpa pengeringan lebih


dahulu, dapat dilakukan pemarutan untuk memudahkan
dan memaksimalkan proses penyarian.

14/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia kering


Penyiapan simplisia kering dapat dilakukan dari bahan segar
yang telah melalui proses sortasi hingga perajangan atau dari
bahan kering yang diperoleh dari pemasok.

15/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia kering


Proses pengeringan simplisia dari bahan segar

• Oven dengan suhu tidak lebih dari 60 ◦C.


• Pengeringan di bawah sinar matahari tidak langsung,
misalnya dg menggunakan tenda surya dengan aliran
udara yg diatur dan pada area yg terbebas dari
kontaminasi

16/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia kering


Sortasi kering
Sortasi kering dilakukan untuk memisahkan:

• kotoran
• bahan organik asing
• simplisia yang rusak akibat proses sebelumnya

Sortasi kerin ini juga dilakukan untuk memilih simplisia


kering yang bermutu baik.

17/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia kering


Pencucian simplisia kering
Jika simplisia diperoleh dari pemasok dalam keadaan kering
dan dianggap masih kotor maka dilakukan pencucian dan
pengeringan kembali.

18/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia kering


Penyerbukan
Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahap pembuatan
serbuk simplisia (penyerbukan). Simplisia dibuat serbuk
simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajjat
kehalusan tertentu.

19/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Penyiapan Simplisia - Simplisia kering


Penyerbukan
Proses penyerbukan dpt mempengaruhi mutu ekstrak karena
hal berikut:

(1) Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin


efektif dan efisien. Namun, makin halus serbuk, maka
makin rumit secara teknologi peralatan untuk tahap filtrasi.
(2) Selama penggunaan peralatan penyerbukan, adanya
gerakan dan interaksi dg benda keras (logam dll), maka
akan timbul panas yg dpt berpengaruh pada senyawa
kandungan.

20/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi
Ekstraksi simplisia bisa dilakukan dengan metode:

• maserasi
• perkolasi
• digesti
• refluks
• ekstraksi fluida superkritik

21/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Maserasi

• Maserasi digunakan untuk simplisia segar, kering atau


serbuk yang zat aktifnya tidak tahan terhadap proses
pemanasan
• Pelarut yang digunakan adalah air atau pelarut organik

22/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Maserasi

• Keuntungan: pengerjaan dan peralatan mudah dan


sederhana
• Kekurangan:
• waktu ekstraksi lama,
• penyarian kurang sempurna,
• pelarut yg digunakan banyak

23/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Maserasi
Metode: Kecuali dinyatakan lain, langkahnya adl sebagai
berikut:

• masukkan 1 bagian simplisia ke dalam maserator


• tambahkan 10 bagian penyari ke dalam maserator
• rendam simplisia selama 6 jam sambil sekali-kali diaduk
• diamkan rendaman hingga 24 jam
• pisahkan maserat dg separator
• ... (lanjut)

24/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Maserasi
Metode: Kecuali dinyatakan lain, langkahnya adl sebagai
berikut ... (lanjut):

• ulangi proses 2 kali denga jumlah dan jenis pelaut yang


sama
• kumpulkan semua maserat
• jika digunakan pelarut air, perlu ditambahkan etanol
minimal 10%, selain sbg pengawet juga utk memudahkan
penguapan solven dari maserat

25/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Perkolasi

• Perkolasi umumnya digunakan untuk mengekstraksi


serbuk kering simplisia terutama untuk bahan yang keras,
seperti
• kulit batang,
• kulit buah
• biji
• kayu
• akar

26/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Perkolasi

• Pelarut yang digunakan umumnya adalah etanaol atau


campuran etanol-air.
• Tidak diperlukan tahap penyaringan perkolat
• Waktu yang diperlukan lebih lama daripada maserasi
• Pelarut yang digunakan lebih banyak daripada maserasi

27/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Perkolasi
Metode: Kecuali dinyatakan lain, langkahnya adl sebagai
berikut:

• Rendam serbuk simplisia dengan penyari, lakukan di


perkolator
• Biarkan cairan menetes dengan kecepatan tertentu
• Tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya
sehingga bahan selalu terendam

28/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Perkolasi
Metode: Kecuali dinyatakan lain, langkahnya adl sebagai
berikut:

• Penetesan dihentikan pada saat jumlah pelarut yang


digunakan sudah mencapai 10 kali jumlah serbuk
simplisis.
• Peras massa, campurka nperasan ke dalam perkolat
• Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari
di tempat sejuk, terlindung dari cahaya
• Enaptuangkan (dekantir) atau saring
29/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Digesti

• Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan


pemanasan pada suhu 40 − 50 ◦C
• Cara digesti hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang
zat aktinya tahan terhadap pemanasan.

30/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Digesti
Keuntungan dengan digunakannya pemanasan:

• Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan


berkurangnya lapisan-lapisan batas.
• Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga
pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama
dengan pengadukan
• Umumnya kelarutan zat aktif meningkat bila suhu
dinaikkan.

31/48
Pembuatan Ekstrak secara Umum

Cara Ekstraksi
Metode ekstraksi - Digesti
Keuntungan dengan digunakannya pemanasan:

• Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolut


dan berbanding terbalik dengan kekentalan, sehingga
kenaikan suhu akan berpengaruh pada kecepatan difusi
zat aktif keluar dari matriks simplisia ke larutan bulk

32/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

• Bahan obat tradisional tidak hanya disajikan dalam


bentuk tunggal, melainkan lebih sering disajikan dalam
bentuk yang diformulasikan dengan bahan-bahan lainnya.
• Penambahan bahan-bahan lain dilakukan dengan tujuan
yang beragam, antara lain:
• mengurangi rasa pahit atau bau yang kurang enak
• menstabilkan sediaan tradisional yang dihasilkan
• mengatur dosis pemakaian agar sesuai
• mempermudah penggunaan

33/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

• Agar obat tradisional lebih mudah diterima dan


digunakan oleh masyarakat maka dibuat bentuk sediaan
yang beragam untuk tujuan dan penggunaan yang
bermacam-macam, mulai yang sederhana hingga yang
membutuhkan teknologi yang tinggi.
• Bentuk sediaan obat tradisional dapat berupa bentuk
sediaan padat, cair maupun semipadat.
• Beberapa bentuk sediaan padat obat tradisional yang
beredar di masyarakat adalah: serbuk, pil kapsul dan
tablet

34/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Praformulasi

• Guna memperoleh sediaan yang diinginkan, diperlukan


analissi sifat fisikokimiawi bahan baku ekstrak, seperti:
• kekentalan
• kelarutan
• higroskopisitas
• stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban, pH, oksidasi) dll.
• Selain itu perlu dilakukan:
• rancangan formulasi
• kajian dosis yang digunakan, dan
• cara pemakaian sediaannya

35/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Praformulasi
Informasi penting dalam praformulasi didapat dengan
tahapan sebagai berikut:

1. Penilaian awal sifat fisikokimiawi ekstrak dan bahan


pembantu
• Kajian sifat kimiawi zat aktif maupun zat lain yang
terkandung dalam ekstrak dan berpengaruh pada
perlakukan formulasi serta keamanannya.
• Kajian sifat fisika ekstrak yang berpengaruh pada
perlakuan formulasinya
• Kajian bahan pembantu yang akan dipilih untuk formulasi
sediaan.

36/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Praformulasi
Informasi penting dalam praformulasi didapat dengan
tahapan sebagai berikut:

2. Indikasi terapetis
• Kajian dosis lazim pada manusia untuk indikasi tertentu
• Pemilihan bentuk sediaan yang diinginkan dan dapat
diformulasikan sesuai dengan siat ekstrak, indikasi yang
diinginkan serta teknologi yang digunakan.

37/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Bentuk Sediaan Padat

1. Serbuk instan

Komposisi serbuk instan umumnya terdiri dari ekstrak


sebagai bahan aktif dan bahan tambahan lain seperti
pengering, pemanis, penambah rasa dan aroma. Serbuk
instan harus larut sempurna dalam air panas.

38/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Bentuk Sediaan Padat

2. Pil

• Komposisi pil umumnya terdiri dari ekstrak sebagai bahan


aktif dan bahan tambahan seperti gom arab, tragakan,
succus liquiritae, dan gliserin.
• Peralatan yang diperlukan untuk membuat pil adalah tima

39/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Bentuk Sediaan Padat

3. Kapsul

• Komposisi kapsul pada umumnya terdiri dari ekstrak


sebagai bahan aktif, bahan pengering seperti amilum,
avicel, laktosa, aerosil dan bahan pelincir seperti
magnesium stearat atau talk.
• Penggunaan aerosil memiliki kelemahan yaitu
menyebabkan degradasi kandungan kimia yang memiliki
gugus hidroksi karbonil.

40/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Bentuk Sediaan Padat

3. Kapsul

• Granul yang akan dimasukkan ke dalam kapsul keras


harus memiliki sifat alir yang baik dan tidak higroskopis.
• Jika cangkang kapsul tidak dapat melindungi bahan
terhadap pengaruh kelembaban maka granul harus
disalut resin atau metil selulosa.

41/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Bentuk Sediaan Padat

3. Kapsul

• Massa isi kapsul dapat dibuat dengan cara pencampuran


langsung atau granulasi basah.
• Jumlah bahan pengisi yang ditambahkan tgergantung
pada bobot isi kapsul yang akan dibuat dan selanjutnya
ditentukan laju alir dari massa isi kapsul.

42/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Bentuk Sediaan Padat

4. Tablet

• Sediaan tablet dapat diproses dari ekstrak cair atau


ekstrak kering.
• Apabila digunakan ekstrak kering dan bersifat higroskopis
maka akan menimbulkan masalah pada proses
formlasinya. Salah satu cara untuk mengatasi masalah
tersebut adalah dengan aerosil dan selanjutnya dibuat
tablet salut.

43/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Bentuk Sediaan Padat

4. Tablet

• Jumlah bahan pengisi yang ditambahkan tergantung pada


bobot isi kapsul yang akan dibuat dan selanjutnya
ditentukan laju alir dari massa isi kapsul.
• Pengemasan produk sebaiknya dilakukan dengan cara
stripping (kemasan kedap udara seperti aluminium foil
atau blister).

44/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Bentuk Sediaan Padat

4. Tablet

• Bila ekstrak yang digunakan adalah ekstrak cair atau


ekstrak kental dalam jumlah besar, penggunaan
maltodestrin dapat diprogramkan untuk matasi masalah
higroskopisitas.
• Ekstrak yang mengandung banyak guala dan saponin
pada granulasi basah akan mengalami kesulitan dalam
proses pengeringan.

45/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Bentuk Sediaan Padat

4. Tablet

• Jika formulasi ramuannya terdiri dari campuran ekstrak


yang mengandung alkaloid dan tain atau asam-asam
organik memungkinkan akan terbentuknya garam alkaloid
yang stabil dan menyebabkan penurunan ketersediaan
hayati.
• Masalh ini dapat diatasi dengan membuat granul
masing-masing ekstrak secara terpisah.

46/48
Teknologi Formulasi Berbahan Baku Ekstrak

Bentuk Sediaan Padat

4. Tablet

• Pada proses pembuatan tablet perlu ditambahkan bahan


pengisi, pelincir, penghancur yang sesuai.
• Secara umum,bahan pengisi untuk tablet adalah avisel,
amilum, laktosa atau maltodekstrin.
• Sebagai pelincir dapat digunakan talk atau magnesium
stearat, sedangkan sebagai pengikat dapat digunakan
polyvinyl pyrolidone.

47/48
Selesai

48/48

Anda mungkin juga menyukai