Kelompok B. Arab 1
Kelompok B. Arab 1
ARAB I
HAMZAN (PAI)
ALPIAN (MPI)
HIDAYATI (PAI)
AFIFATUL MUNAWAROH (PAI)
INAYAH WULANDARI (MPI)
Kalam ( )ال َكاَل ُمdalam istilah ilmu nahwu adalah sesuatu yang di dalamnya berkumpul
empat perkara. Yakni lafadz (ucapan), murokkab (tersusun), mufid (memberi faidah)
dan bil wadl'i (dengan bahasa arab).
Untuk memahami pengertian ini, kita perlu mempelajari lebih dalam apa yang
dimaksud dengan lafadz, murakkab, mufid dan bil wadl'i. Sehingga kita bisa
mengetahui secara utuh apa itu kalam.
1. Lafadz
Yang dimaksud dengan lafadz adalah suara/ucapan lisan yang mengandung huruf
hijaiyah. Misalnya lafadz "kitaabun" ()كتاب, "masjidun" ( )مسجدdan "Zaidun" ()زيد.
Beda dengan suara klakson, suara gemercik air, dan suara-suara yang tidak
mengandung huruf hijaiyah maka itu tidak termasuk lafadz. Dan jika bukan lafadz,
maka tidak bisa disebut kalam.
Lafadz muhmal, adalah lafadz yang tidak berguna, yakni ucapan lisan yang
mengandung huruf hijaiyah tapi tidak terpakai. Contoh kita secara ngasal berucap
"Jajaban juba" ( )ججبن جوباatau "daizun" ( )ديزyang entah apa artinya.
Ucapan tersebut termasuk lafadz karena merupakan suara lisan yang mengandung
huruf hijaiyah. Hanya saja, lafadz tersebut tergolong lafadz muhmal, karena tidak
dipakai dan tidak pula memiliki arti.
Lafadz musta'mal, adalah lafadz yang berguna, yakni ucapan lisan yang mengandung
huruf hijaiyah dan digunakan. Contohnya lafadz "kitaabun" ()كتاب, "masjidun" ()مسجد
dan "Zaidun" ()زيد.
Contoh murakkab:
َز ْي ٌد َقا ِئ ٌم
Artinya: "Zaid adalah yang berdiri"
Apabila hanya زيدsaja atau قائمsaja, maka itu bukan murakkab karena tidak
tersusun. Dan jika bukan murakkab, maka tidak bisa disebut kalam.
Adapun murakkab yang menjadi syarat kalam adalah murakkab isnadiy, bukan
murakkab tarkib majzi dan murakkab idlofiy. (Pembahasan tentang murokkab
insyallah akan dibahas di postingan khusus).
Contoh mufid,
Ucapan di atas tidak mufid karena tidak memberikan makna sempurna. Sebab
dalam ucapan tersebut terkandung kata "in" (ْ ) ِانyang artinya "jika". Dimana "in"
termasuk huruf syarat yang membutuhkan jawab. Biasanya jawabnya memiliki arti
"maka".
Oleh karena itu lafadz اِنْ َقا َم َز ْي ٌدtidak mufid, sehingga tidak bisa disebut kalam.
4. Bil Wadl'i
Adapun bil wadh’i ( )بالوضعsebagian ulama menafsirkannya dengan maksud ()بالقصد.
Maka perkataan orang yang tidur dan lengah/lalai tidak dinamakan kalam menurut
ulama nahwu. Sebagian lain menafsirkan dengan bahasa Arab ( )العربيmaka
perkataan orang ‘ajam/non Arab seperti Turki, Barbar tidak dinamakan kalam
menurut ulama nahwu.
Berikut ini contoh kalam yang sudah memenuhi empat syarat (Berupa lafadz,
murakkab, mufid dan bil wadl'i) adalah sebagai berikut:
Ucapan di atas merupakan kalam karena sudah memenuhi 4 syarat, yakni (1)
lafadz, berupa ucapan yang mengandung huruf hijaiyyah, (2) murakkab, karena
tersusun dari beberapa kata, (3) mufid, karena memberi faidah berupa makna
sempurna, dan (4) bil wadl'i, berupa bahasa arab.
CONTOH KALIMAH FI’IL FA’IL MAF’UL BIH
Bapak itu membaca koran َْال َج ِر ْي َدة قَ َرأَ ال َّسيِّ ُد
Laki-laki itu membaca pengumuman َاإْل ِ عْاَل ن يَ ْق َرأُ ال َّر ُج ُل
Perempuan itu membaca Al-Quran َْالقُرْ أن ُتَ ْق َرأُ ْال َمرْ أَة
isim tasniyyah
Kamu berdua mengambil dua buah buku ِكتَابَ ْي ِن أَخ َْذتُ َما
Kalian (perempuan) mengambil dua buah tas ِمحْ فَظَتَ ْي ِن أَخ َْذتُ َّن